PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
PROPOSAL PENELITIAN
OLEH:
Menyetujui
Komisi Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
ALAMI’.
Penulis juga menyadari penyusunan proposal ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi isi maupun penulisan. Untuk itu oenulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang positif dan membangun demi perbaikan
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................vi
I. PENDAHULUAN ..................................................................................1
I.1. Latar Balakang ..............................................................................1
I.2. Tujuan Penelitian...........................................................................5
I.3. Hipotesis Penelitian ......................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................6
II.1. Tanaman Tin..................................................................................6
II.1.1. Syarat Tumbuh...................................................................7
II.1.2............................................................................................... Mor
fologi Tanaman Tin..............................................................8
II.1.3. Manfaat Tanaman Tin .......................................................9
II.2. Perbanyakan Secara Vegetatif dengan Stek...................................11
II.3. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman ...................................................13
3.1.1. ZPT Air kelapa...................................................................14
3.1.2. ZPT Bonggol pisang..........................................................16
3.1.3. ZPT Rebung bambu ..........................................................16
3.1.4. Frekuensi Pemberian..........................................................17
III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................................19
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................19
3.2. Alat dan Bahan ..............................................................................19
3.3. Rancangan Penelitian.....................................................................19
3.4. Model RAL...................................................................................20
3.5. Alisis Data......................................................................................21
3.6. Pelaksanaan Penelitian...................................................................22
3.6.1. Persiapan lahan..................................................................22
3.6.2. Pembuatan naungan...........................................................22
3.6.3. Persiapan media tanam.......................................................22
3.6.4. Persiapan bahan stek..........................................................22
3.6.5. Pembuatan larutan ZPT......................................................24
3.6.6. Perendaman bahan stek......................................................25
3.6.7. Penanaman Stek.................................................................25
3.6.8. Pemberian sungkup............................................................25
3.6.9. Pemeliharaan Tanamaan ...................................................26
3.7. Parameter yang diamati ...............................................................26
3.7.1. Panjang tunas per Stek (cm)...............................................26
iv
3.7.2. Jumlah Tunas per Batang...................................................27
3.7.3. Jumlah daun (Helai)...........................................................27
3.7.4. Panjang Akar (cm)............................................................27
3.7.5. Luas Daun (cm²)................................................................27
LAMPIRAN.....................................................................................................32
v
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jenis Nutrisi yang terdapat dalam buah tin dinyatakan dalam persen (%).......10
vi
I PENDAHULUAN
Tin (Ficus carica L) sudah bisa ditanamn dan beradaptasi dengan kondisi iklim
tropis dan Indonesia memiliki tanah yang lebih subur (Iskandar, 2007). Tin atau
Ara ( ficus carica L.) sejenis tumbuhan penghasil buah-buahan yang dapat
Indonesia.
hanya sebagain obat. Tetapi juga bisa menjadi tanaman hias pot dan taman
tanaman ini juga yang membuat nilai ekonomi tinggi pada tanaman tin ini.
Menurut Michailides (2003), nutrisi pada buah dan organ tanaman tin lebih lebih
berbagai penyakit. Buah tin dapat digunakan dalam beberapa tanaman herbal
proliferasi sel kanker. Daun tanaman tin dapat dibuat teh untuk mengobati
1
2
penyakit batu ginjal dan lalapan yang berfungsi untuk mencegah asam
urat,sedangkan akarnya dapat dikeringkan dan digunakan sebagai teh yang sering
cenderung mengalami peningkatan. Terlihat dari tren impor dari tahun 2009-
2018,dari 1,7 ton menjadi 21 ton sehingga menyerap devisa sebesar 109 ribu US$
atau setara 297 juta rupiah. Sebaran pengusaha tin di Indonesia yaitu Jawa Timur
enam orang, Jawa Tengah empat orang, Jawa Barat tiga orang, DKI Jakarta dan
2016). Produsen tin di dunia yang tertinggi adalah negara Mediterania dengan
peringkat pertama Turki (298.914 ton)), diikuti Mesir (153.089 ton) dan Aljazair
(117.100 ton). Sampai saat ini belum didapatkan mengenai data produksi Tin di
menjajikan, tanaman tin di indonesia belum banyak di ketahui. Oleh karena itu
dari keterangan diatas bisa ditingkatkan lagi budidaya tanaman tin di Indonesia.
Pohon tin merupakan tanaman yang adaptif, di Indonesia tanaman tin merupakan
jenis Tin common yang dapat berbuah tanpa polinasi partenokarpi). Oleh karena
itu Tin di Indonesia tidak dapat diperbanyak dengan cara generatif ( Desi dan Eny,
2016).
Kota Bengkulu mempunyai kebun buah tin bernaman Ikhlasin Garden yang
tersebut adalah Bapak Basuki. Kebun ini memiliki luas 900m² yang dikelola
secara profesional. Jenis tin yang dikembangkan merupakan varian tin Merah,
Hitam dan Hijau antara lain Dslmstie Rusia, Red Palestine, Taiwan Gold Figs
3
Jumbo, Bojihong, Blue Giant, Brown Turkey, Sulthane, LSU Gold, Excel,Purple
Yordania, Red Libanon, dan varian lainnya. Bibit stek tin di kebun ini sudah
ribuan. Jenis buah tin yang paling bagus untuk stek yaitu Blue Giant dan Tgf
Tanaman tin dapat dikembangbiakan secara vegetatif dan generatif. Salah satu
teknik perbanyakan bibit yang mudah dan banyak dilakukan yaitu teknik setek.
tanaman baru yang mempunyai sifat sama seperti induknya, waktu perbanyakan
lebih singkat dan dengan bahan tanaman yang sedikit mampu menghasilkan
perlu dipacu dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) pemberian ZPT
dalam waktu yang relatif cepat (Widianto, 1998). Dalam hal ini, ZPT yang
adalah ZPT dari golongan auksin. Auksin adalah zat zat pengatur tumbuh yang
(Hartmann, et al. 1997). Pembentukan akar pada stek sangat dipengaruhi oleh
sitokinin.
hormon yang merangsang pertumbuhan tunas baru pada setek. Menurut Harjadi
4
(2009) hormon sitokinin yang terkandung dalam air kelapa memiliki fungsi yang
tunas.
pertumbuhan sel dan penundaan penuaan sel (Krisnadi, 2015). Penggunaan ZPT
yang sering digunakan adalah sitokinin sintetis yang yang sulit diperoleh dan
alami. Sitokinin alami diperoleh pada jaringan yang tumbuh aktif terutama
embrio, buah dan akar. Menurut Lindung (2014) sitokinin alami terdapat pada
bonggol pisang.
cukup tinggi (Kencana dkk, 2012). Rebung bambu juga lebih terjangkau di daerah
Pertumbuhan akar dan tunas pada tanaman tin ini dapat di rangsang dengan
pemberian ZPT dengan metode Fekuensi Penyiraman karena dengan metode ini
akan memudahkan bagian akar tanaman untuk menyerap zat pengatur tumbuh.
Penggunaan air kelapa, bonggol pisang, dan rebung bambu untuk memacu
tepat sehingga dikhawatirkan akan kelebihan atau kekurangan nutrisi yang dapat
Berdasarkan penjelasan dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
carica L)
II TINJAUAN PUSTAKA
dari kawasan Moditeran yang kaya akan manfaat dan serat nutrisi, oleh karena itu
Allah SWT berfirman pada surat At-Tin ayat 1. Prospek dan peluang bisnis buah
tanaman tin berpotensi sebagai bahan baku Industriuntuk produk olahan baik
berkembang luas baik di iklim tropis seperti India dan Timur tengah serta iklim
subtropis seperti chili, brazil, floridina, italia dan lainnya. Turki merupakan negara
yang menjadikan tin sebagai produk utama mereka dan sekaligus eksporter
dengan total produksi 270,830t tin atau 36% total panen mereka di ekspor (26%
dari produksi dunia) (Polat dan Caliskan, 2012). Buah tin memiliki sumber serat
yang baik dan dapat membantu proses metabolisme fases dalam tubuh. Tanaman
ini dibudidayakan di negara timur tengah untuk dibuat manisan sebagai oleh-oleh
haji, semakin kering buah tin maka seratanya semakin banyak. Hal ini
dikarenakan buah tin segar hanya mengandung 1,2% serat, sedangkan yang kering
oleh umat islam karena disebut dalam Al-qur’an sebagaiman bauh kurma,
gandum, jagung, zaitun dan lainnya. Hingga saat ini tanaman tin di Indonesia
yang mudah yang mudah berbuah ada varietas Green Yordan (GY), Purple
7
Yordan (PY) dan Brown Turkey (BT), (Romaddhlon Ais Mukhammad, Wiwik,
Herry 2020).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus carica L.
Tanaman tin dapat tumbuh pada suhu 21˚-27˚C dengan kondisi curah
hujan sedang dengan kelembapan tinggi ( Sobir dan Mega,2013). Tanaman tin
adalah tanaman subtropis yang termasuk dalam genus Ficus dan keluarga dari
Astraulia(Meders Adnan, 2008). Ketika tumbuh di area dingin, pohon tin sering
terluka oleh embun yang merontokan cabang muda dan dapatmerusak puncuk
tumbuhan. Tanman tin mampu beradaptasi pada lingkungan yang minim unsur
hara serta toleran terhadap tanah basa, tanah salin dan tanah kering tetapi idealnya
tumbuh pada tanah yang memiliki drainase baik sedikitnya dengan ketinggian satu
meter dengan pH antara 5-8 (Adnan, 2008). Varietas tin yang adaptif tumbuh di
Indonesia yaitu brown turkey, green yordan, purple yordan, panache, conadra,
a. Akar
Perakaran dari tanaman tin ini sendiri merupakan perakaran dangkal yang
relatif sensitif akan kekeringan (Swadaya, 2016). Tanaman tin toleran terhadap
tanah yang kurang nutrisi dan tanah salin akar agar peka terhadap nematoda
2013).
b. Batang
kurang kokoh dan cabang yang tersebar dengan diameter batang sekitar 17,5 cm,
tanaman tin perlu disangga pada setiap percabangannya agar tidak mudah roboh.
Tanaman tin tumbuh dengan banyak percabangan yang lebat. Batang dan cabang
sangat sensitive terhadap panas dan sinar matahari. Kerusakan yang terjadi dapat
berwarna putih. Batang muda bewarna putih. Batang muda dan bertukar menjadi
c. Daun
Daunnya berwarna hijau dan terdiri atas 3-7 cuping yang bagian
berbulu halus. Umumnya daun pada tanamn tin ini tumbuh berselang-seling, agak
tebal, memiliki panjang yang mencapai 30cm dan bergerigi bagian pinggirnya.
d. Bunga
Bunga tin tidak tampak karena terlindung oleh dasar bunga yang menutup
sehingga dekira buah. Penyerbukan dilakukan oleh sejenis tawon khusus, sama
seperti serangga yang menyerbuki jenis-jenis Ficus lainnya, yang disebut buah
sebetulnya adalah dasar bunga yang membentuk bulatan. Tipe ini khas untuk
e. Buah
Buah tin adalah buah semu, bukan buah sejati, malainkan bunga yang
terdiri dari ratusan tangkai sari dan putik. Ada dua jenis buah tin yaitu jenis
common dan Smyrna. Buah dan sistem reproduksi dari setiap setiap jenis dari
genus Ficus sangat unik (Maredes, 2008). Bagian buah adalah bagian yang
memiliki cukup banyak khasiat. Bauh pada tanaman tin ini memiliki warna hijau
ketika masih muda dan warna ungu kehitaman bila sudah matang. Buah tin sendiri
buah yang mengandung sedikit air dan memiliki air dan berbiji yang banyak.
Pertumbuhan buah biasanya pada pertengahan musim panas hingga musim gugur.
Organ dari tanaman tin yang berguna sebagai obat untuk mengatasi
berbagai macam penyakit adalah daun, buah dan akarnya. Akar dari tanaman
berbagai penyakit. Secara empiris daun pada tanaman tin digunakan dalam
pengobatan batu ginjal. Kandungan senyawa diuretik pada daun tin yang
10
membantu dalam menggerus batu yang mengendap di saluran kemih dan ginjal
dan kandungan anti radangnyalah yang mengurangi rasa nyeri (Swadaya, 2016).
Rebusan dari daun tanaman tin juga berguna untuk mengobati penyakit diabetes
karena diyakini dapat mengurangi jumlah asupan insulin. Ekstraksi daun tin yang
dihasilkan juga dapat mengobati penyakit jantung dan dapat berguna sebagai anti
malaria.
pada buah tin / ara membantu untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan
menjaga seseorang dari serangan jantung koroner. Buah tin/ara baik untuk wanita
pasca-menopause dan perlindungan dari kanker (Swadaya, 2016). Buah tin yang
manis ini memiliki anti piretik dan telah terbukti dalam radang dan kelumpuhan
(Joseph, 2011). Buah tin mengandung zat sejenis alkalin yang mampu
menurut El-Shoki et al (2010) kandungan nutrisi didalam buah tin adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Jenis Nutrisi yang terdapat dalam buah tin dinyatakan dalam persen (%)
tanaman hasil stek tidak memiliki akar tunggang oleh sebab itu pengakarannya
kurang kuat. Bahan stek berupa batang dengan warna kulit bagian dalam yang
karbohidrat yang tinggi sehingga akan cepat menimbulkan akar oleh karena itu,
tumbuh akar. Batang yang tua akan mempersulit proses tumbuh akar dan
memerlukan perlakuan khusus seperti pemberian zat pengatur tumbuh yang dapat
Stek berasal dari kata stuk (bahasa Belanda) dan cottage (bahasa Inggris)
dengan cara menanam potongan tanaman induk kedalam media agar tumbuh
menjadi individu baru. Stek dibedakan menjadi stek cabang atau batang, stek
daun, stek akar, stek mata tunas, stek pucuk dan stek umbi Adinugraha (2007).
Pembentukan akar pada stek merupakan akibat dari kegiatan rizokalin. Rizokalin
termasuk dalam kelompok auksin golongan endogen yaitu IAA (Asam Indol
Untuk perbanyakan tanaman buah lebih sering digunakan stek cabang atau
batang. Kelebihan perbanyakan tanaman dengan cara stek batang adalah sifat
sama seperti induknya, dengan bahan tanam yang sedikit dapat menghasilkan
tanaman baru yang lebih banyak, umur tanaman seragam, ketinggian relatif
seragam, waktu yang dibutuhkan lebih singkat, sedangkan kekurangan teknik stek
12
Menurut pakar tanaman tin dan seler bibit tanaman tin Jogja Edi Wibowo,
kriteria stek tanaman tin yang siap tanam untuk dipindahkan ke media pot atau
dalam jumlah yang banyak yang ditandai dengan kokohnya cengkraman pada
Bahan stek di ambil dari induk yang tidak terserang penyakit. Cabang
tanaman Tin yang digunakan adalah cabang yang berumur ± satu tahun,
mempunyai cabang dan ranting yang banyak. Cabang yang terlalu tua akan sulit
untuk berakar sedangkan cabang yang terlalu muda akan cepat mengalami
transpirasi. Cabang yang digunakan harus mempunyai mata tunas yang akan
menjadi tempat tumbuhnya daun atau tunas baru (Wijaya dan Budiana, 2014).
Waktu pemotongan cabang dilakukan pada sore hari karena pada waktu
yang lebih luas sehingga ruang tumbuh akar yang akan tumbuh lebih banyak.
Pemotongan dilakukan dengan pisau yang tajam agar permukaan potongan halus
dan kulit tidak sobek. Potongan yang kasar akan mempersulit terbentuknya kalus,
maupun tunas. Kemudian setelah bahan tanam siap mempersiapkan media dan
13
membuat lubang tanam dengan kedalaman 7 cm dan stek siap ditanam kedalam
produksi atau hasil suatu tanaman lebih baik. Misalnya saja pada
perkembangbiakan yang dilakukan secara vegetatif baik itu secara stek pucuk
maupun stek batang (Supriyanto dan Prakarsa, 2011). Tujuan dari pemberian ZPT
menjadi seragam dengan kualitas yang relatif sama. Dalam pemberian zat
pengatur tumbuh dapat disesuaikan dengan jenis dari tanaman itu sendiri. Ada
tanaman yang mudah tumbuh walau hanya diberi ZPT sedikit saja. Namun, jika
jenis tanaman yang sukar atau sulit dalam pertumbuhannya maka dosis yang
pengatur tumbuh yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat (ABA), dan etilen
pertumbuhan kalus, suspensi sel dan pertumbuhan akar. Penggunaan auksin dan
Sinar (cahaya) dapat merusak auksin dan dapat pula menyebabkan auksin tumbuh
pada kultur suspensi sel. Konsentrasi auksin yang rendah akan meningkatkan
pembelahan sel, proliferasi pucuk dan morfogenesis pucuk. Peranan auksin dan
Volume dan komposisi kimia air kelapa muda dan tua berbeda. Perbedaan
ini dikarenakan volume air kelapa berubah selama pemasakan buah. Volume air
kelapa berkurang dan berganti menjadi daging buah. Menurut Banson (1982)
dalam (Ranoraya, 2009) volume air kelapa tergantung pada kelapa yang masak
maksimal dalam arti daging buah memenuhi seluruh rongga buahnya yaitu pada
atau sitokinin, zeatin, zeatin glukosida, zeatin ribosida, kadar K dan Cl tinggi,
Ca dan P Young et all (2009) dalam (Eliza dkk, 2016) Zeatin , zeatin glukosida,
zeatin ribosida merupakan ZPT yang dapat meningkatkan pembelahan sel dan
metabolisme sel dan berperan sebagai energi, enzim dan co-faktor. Kinetin
Komposisi Konsentrasi
Folate acid 0,003 mg/I
Nico Tinate acid 0,64 mg/I
Panthotenate acid 0,52 mg/l
Bio Tin 0,02 mg/I
Phridoxine Verry little
Hyboflavine 0,01 mg/I
Tyamin Verry little
Giberelat acid Verry little
Auxins 0,07 mg/l
1.3-difeniluera/Sitokinin feniluera 5,8000 mg/I
M-inisiol 0,01 mg/I
Silo-inisitol 0,05 mg/I
Sorbitol 15 mg/I
C1 183mg/100 gram
CU 0,40 mg/100 gram
Fe 0,1 mg/100 gram
K 312 mg/100 gram
Mg 30 mg/100gram
Na 105 mg/100 gram
P 37 mg/100 gram
S 15mg/100 gram
Sumber : Tulecke dalam Ranoraya, 2009
Dalam air kelapa muda mengandung zeatin yang diketahui termasuk
tunas pucuk dan pertumbuhan akar. Namun demikian peranan sitokinin dalam
pembelahan sel tergantung pada adanya fitohormon lain terutama auksin. Air
kelapa muda merupakan endosperm cair yang terbentuk setelah terjadi pembuahan
atau peleburan inti sperma dengan inti sel telur. Oleh karena itu, di dalam air
kelapa muda tergantung zat yang mempunyai aktivitas pembelahan sel seperti
16
sitokinin, yang dapat dijadikan regulator bagi pertumbuhan. Air kelapa muda
selain memiliki komposisi gizi yang baik, juga memiliki hormon pertumbuhan
pembelahan sel adalah hormon sitokinin. Sitokinin adalah hormon yang mampu
pertumbuhan sel dan penundaan penuaan sel (Krisnadi, 2015). Penggunaan ZPT
yang sering digunakan adalah sitokinin sintetis yang yang sulit diperoleh dan
alami. Sitokinin alami diperoleh pada jaringan yang tumbuh aktif terutama
embrio, buah dan akar. Menurut Lindung (2014) sitokinin alami terdapat pada
bongol pisang.
Rebung bambu adalah tunas muda dari pohon bambu yang tumbuh dari
akar pohon bambu. Rebung tumbuh dibagian pangkal rumpun bambu dan
17
biasanya dipenuhi rambut bambu yang galat. Morfologi rebung bambu berbentuk
perkembangan daun.
yaitu 61,50 cm, lebih tinggi dibandingkan frekuensi 2 kali (59,67 cm), frekuensi 6
kali (60,33 cm) dan frekuensi 8 kali (59,17 cm). Frekuensi pemberian ZPT
dibandingkan perlakuan lain. Auksin paling banyak terdapat dibagian ujung dari
18
tanaman, semakin kebawah atau semakin jauh dari ujung tanaman maka
kandungan auksin berkurang (Remadan Vani Rizki, niken, dan sumeru , 2016).
Salah satu upaya peningkatan auksin agar tidak berkurang pada stek dilakukan
dengan adanya frekuensi pemberian ZPT alami rebung bambu, bonggol pisang,
Provinsi Bengkulu. Dengan ketinggian tempat ±50 mdpl. Penelitian ini akan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain cangkul, Ph meter,
gelas ukur, kalkulator, alat tulis, kamera hp, cutter, meteran, penggaris,
penyaring, plastik transfaran, selang, botol aqua, paku, bambu, serta kertas HVS.
Sedangkan bahan yang digunakan adalah stek tanaman tin varietas Blue
Giant, polybag ukuran 15 x 20 cm kapasitas 1 kg, lalu media tanam berupa tanah
top soil, pupuk kandang sapi dan sekam bakar, selanjutnya yaitu air kelapa,
Faktor pertama adalah adalh jenis-jenis ZPT (Z) dengan 4 taraf, yaitu:
Z0 = Air (kontrol)
Z1 = Air Kelapa
Faktor kedua adalah Frekuensi Pemberian ZPT (F) dengan 3 Taraf, yaitu:
Menurut (Syahny dan Nelly, 2017) model linier aditif untuk rancangan
sebagai berikut:
keterangan :
perlakuan taraf ke-i dari faktor jenis-jenis ZPT, taraf ke-j dari frekuensi
(zf)ij = pengaruh interaksi dan taraf ke-i dari faktor jenis-jenis ZPT dan
perlakuan taraf ke-i dari faktor jenis-jenis ZPT, taraf ke-j dari faktor
Rancangan Scak Lengkap Faktorial yang disajikan dalam Tabel 5. Di bawah ini:
SK DB JK KT F-Hitung F-Tabel
Z z-1 JKZ KTZ KTZ/KTG F(α, db-Z, db-G)
F F-1 JKF KTF KTF/KTG F(α, db-F, db-G)
ZF (z-1)(f-1) JKZF KTZF KTZF/KTG F(α, db-ZF, db-G)
Galat Zf-1(r-1) JKG KTG
TOTAL abr- 1 JKT
Sumber : (Syahni dan Nelly, 2017)
Keterangan:
SK : Sumber Keragaman
DB : Derajat Bebas
JK : Jumlah Kuadrat
JKG : Jumlah Kuadrat Galat
JKT : Jumlah Kuadrat Total
KT : Kuadrat Tengah
z : Faktor ZPT (Z)
f : Faktor Frekuensi Pemberian (F)
r : Ulangan
analisis ragam apabila berpengaruh nyata atau sangat nyata, dilanjutkan dengan
uju Duncan’s New Multipe Range Test (DNMRT) pada taraf 5%.
22
tanaman yang dapat menjadi inang hama dan penyakit dengan disemprot
tidak mirang.
Ada 2 naungan yang digunakan yaitu dipasangkan naungan dari kayu dan
bambu dengan ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah, ukuran panjang naungan
bervolume 50%.
Media tanam yang gunakan adalah tanah top soil : pupuk kandang sapi :
sekam bakar = 8:4:1. Sebelumnya media tanam tersebut dibersihkan dari yang lain
seperti dedaunan dan akar-akar yang masih ada pada media tanam tersebut.
1
tanah lalu disterilisasikan dengan cara berikan furada sendok makan lalu
2
diletakan di sekeliling polybag yang telah terisi tanah. Seminggu sebelum tanam
Batang tanaman tin dari varietas Blue giant dengan ciri khas buah
berukuran kecil, bobot per buahnya bisa mencapai 70 hingga 80 gram. Memiliki
23
warna merah dengan garis kebiruan. Rasa buahnya manis, pohonnya produktif,
stek dari induk tanaman tin yang unggul. Tanaman induk yang dijadikan bahan
stek batang tanaman tin dalam penelitian ini berasal dari kolektor tanaman tin
yang berlokasi.
Bahan stek diambil dari induk yang tidak terserang penyakit cabang
tanaman tin yang digunakan adalah cabang yang berumur ± 1 tahun, mempunyai
cabang dan ranting yang banyak. Cabang yang terlalau tua akan sulit untuk
berakar sedangkan cabang yang terlalu mudah akan cepat mengalami transpirasi.
Cabang yang digunakan harus mempunyai mata tunas yang akan menjadi tempat
Waktu pemotongan cabang dilakukan pada sore hari karena pada waktu
permukaan yang lebih luas sehingga ruang tumbuh akar yang akan tumbuh lebih
potongan halus dan kulit tidak sobek dengan diameter ± 1,5 cm. Potongan yang
kasar akan mempersulit terbentuknya kalus, sedangkan kulit cabang yang sobek
tanam siap mempersiapkan media dan membuat lubang tanam dengan kedalaman
7 cm dan stek siap ditanam kedalam media (Wijaya dan Budiana, 2014).
24
ZPT air kelapa, bonggol pisang, rebung bambu dan air (kontrol) di ukur
timbangan digital.
a.Air Kelapa
Sebelum membuat larutan ZPT air kelapa terlebih dahulu memilih kelapa tua
yang berwarna coklat, yang baik (tidak busuk) kemudian dibukak. Menyiapkan air
kelapa sebanyak 1 liter, botol air mineral ukuran besar, timba dan pengaduk. Air
kelapa kemudian masukkan larutan ke dalam botol dan tutup rapat. Dalam dua
hari sekali dibuka dan tutup kembali agar botol tidak menggembung karena
adanya tekanan gas. Pada frekuensi pemberian, larutan air kelapa dibuat sebelum
b. Bonggol pisang
dari akar-akar kecilnya. Haluskan bonggol pisang, dengan cara ditumbuk setelah
c. Rebung bambu
muda, daging rebung bambu berwarna putih dan lunak (rebung bambu betung).
tersebut disaring terlebih dahulu dari ampas-ampas rebung bambu agar terpisah
dari larutannya. yang tidak halus menggunakan kain penyaring, setelah itu
25
kosentrasi yang digunakan pada perlakuan ZPT Rebung bambu yaitu sampai
daunnya lembab.
berisi larutan air kelapa, bonggol pisang, dan rebung bambu, dan air (kontrol) .
Tiap batang stek direndam selama 12-24 jam (Nurus Sofwan, dkk.(2018),
Bahan stek yang sudah di rendam, secepatnya ditanam pada media tanam
yang telah disiapkan. Terlebih dahulu buat lubang tanam, setelah itu benamkan
pangkal stek. Pangkal stek yang dibenamkan sepanjang 7 cm. Stek yang sudah
ditanam lalu disiram sampai kondisi media tanam tersebut menjadi lembab.
transpirasi, bahan stek disungkup plastik bening berbentuk setengah lingkaran dari
permukaan tanah dengan kerangka dari bambu yang telah dibentuk. Sungkup
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 kali sehari, pada sore hari atau sesuai dengan
b. Penyiangan
dengan mencabut dan menggunakan cangkul untuk gulma yang berapa pada plot
karat daun dan penyakit kanker bakteri. Penyakit karat daun ini disebabkan oleh
gr/liter air pada tanaman tin. Penyakit kanker bakteri disebabkan oleh bakteri
cara memotong dan membuang bagian yang terserang. Hama yang menyerang
tanaman tin yaitu kumbang penggerek batang, sifut dan ulat daun. Cara
Pengukuran panjang tunas (cm) dimulai dari panggal ttunas sampai titik
dilakukan pada tunas yang terpanjang dan diamati dari 3 minggu sekali dari umur
yang tumbuh dari stek. Jumlah tunas diperhitungkan 3 minggu sekali mulai dari 3
Akar stek diukur panjangnya pada umur tanaman 12 MST. Jumlah yang
diukur panjangnya akar tiap perlakuan tersiri dari 3 sampel. Panjang akar di ukur
Adapun ciri stek yang hidup adalah daun tetap segar dan batang stek tetap segar.
Pengukuran luas daun dilakukan pada umur 12 MST. Luas daun (LD)
diukur dengan menggunakan aplikasi ImageJ. Bahannya foto daun tanaman yang
disusun diatas kertas HVS tapi jangan sampai bersentuhan karena itu akan tidak
mendapatkan hasil yang akurat dan pada saat di zoom gambar tidak blur atau
pecah.
28
DAFTAR PUSTAKA
Polat, A. A., dan O. Caliskan. 2008. Fruit Characteristics of Table Fig (Ficus
carica) Cuyltivars in Subtropical Climate Conditions of the Mediterranean
Region. New Zealand Journal of Crop and Horticultural scine, 36:107-115
hal.
Putri, A.I. 2008. Pengaruh media organik terhadap indeks mutu bibit cendana.
Jurnal Pemuliaan Tanaman Hutan, 21(1) :1-8.
29
Rahimah DS dan Pujiastuti E, 2016. Prospek Bisnis Buah Tin, Trubus, Jakarta,
[online]. (Diunduh tanggal 15 Oktober 2017), Tersedia dari:
Https://books.google.co.id/books?
id=mhtHDgAAQBAJ&pg=PA10&dg=ekstrak+buah+yin&hl=en&sa=X&re
dir_esc=y#v=onepage&q=ekstrak%20buah%20tin&f=false.
Rismunandar, Paiman, F.B., 2001, Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan Edisi
Revisi, Penerbitpenebar swadaya, Jakarta.
Santoso, A. 2011. Serat Pangan (Distary Fiber) dan Manfaatnya bagi kesehatan.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Uniwidha
Klaten.
Sobir dan Mega Amalya, 2013. 20 Tanaman Buah Koleksi Eksklusif. Jakarta;
Penebar Swadaya.
Sulastri Y. S. 2004. Pengaruh Konsentrasi Indole Butyric Acid (IBA) dan Lama
Perendaman Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Jambu Air (syzygium
samarangense Burm. F. Alst). Jurnal Penelitian Bidang Ilmu Pertanian,
Volume 2 No 3, Hal 25-34. Medan.
No Kriteria Keterangan
1. Tinggi tanaman 6-10 meter
2. Tekstur batang Lunak
3. Warna batang Abu-abu kecoklatan
4. Warna buah muda Berwarna hijau
5. Warna buah tua Berwarna kuning, ungu, coklat
6. Rasa Manis, sedikit berair
7. Struktur biji Bijinya kecil-kecil dan berserabut
8. Bentuk daun Tunggal seperti jari sebanyak 3 atau
lima ruas
9. Warna daun Berwarna hijau terang
10. Panjang daun 12-25cm
11. Lebar daun 10-18 cm
12. Permukaan daun Berbulu halus
13. Masa berbuah Berbuah sepanjang tahun
14. Sumber Dinas Pertanian dan Pangan Kota
Magelang
32
7 14 21
x x
x
x
x
x x
x x
x
x
x
x x
Keterangan:
= Pemberian ZPT