1. MANAJEMEN USAHATANI
Modernisasi dan restrukturisasi produksi tanaman pangan
yang berwawasan agribisnis dan berorientasi pasar memerlukan
11
KONDISI PETANI
Usahatani di Jawa terutama, telah dicirikan dengan lahan
sempit, sehingga pendapatan yang diperoleh dari usahatani
sangat kecil, petani dikawasan agropolitan di Jatim (Kecamatan
Senduro, Pasrujambe, Lumajang, Batu dan Pacet-Mojokerto),
umumnya juga dicirikan pemilikan lahan sawah, tegal atau
pekarangan yang sempit.
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Untuk menambah penghasilan keluarga, umumnya petani merangkap bekerja
di sektor jasa dan industri. Sebagai konsekuensinya, setelah musim tanam
selesai atau waktu tertentu, petani harus meninggalkan usahataninya untuk
bekerja di luar usahatani.
Page 2 of 9
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
punya beberapa kelebihan, yaitu:
1. Pengambilan keputusan usaha harian dapat dilakukan secara cepat,
sehingga usahatani tanggap terhadap perubahan pasar dan harga.
2. Pengelolaan lahan, irigasi, dan teknik budidaya lainnya, dikelola oleh tim
manajer dibantu tenaga teknis, teknis lapangan terampil, sehingga
pengelolaan efisien.
3. Mobilisasi sumber daya pertanian (lahan, tenaga kerja dan modal) mudah,
karena sumber daya dikelola oleh tim manajer
4. Pembagian keuntungan yang dihasilkan dari jenis lahan, tenaga dan modal
sebagai saham anggota, berdasarkan perjanjian.
c. Metode penyuluhan
Metode penyuluhan juga harus diubah disesuaikan pola manajemen
modal yang diterapkan kelompok. Terdapat tiga metode penyuluhan, yaitu
pendektan personal, pendekatan kelompok dan pendekatan masal. Pada waktu
lalu strategi dititik beratkan [pada pendekatan missal dan kelompok karena
pendektan personal terlalu mahal. Dengan penerapn manajemen koperasi
maka metode pendekatan penyuluhan difokuskan pada pendekatan personal.
Tim mnajer yang hanya terdiri dri beberapa orang merupkan target
penyuluhan.kebutuhan materi pelatihan bgi anggot kelompok diganti dengan
kebutuhan materi pelatihan bagi tim mnajer. Materi pelatihn bagi tim
difokuskan pada masalah manajemen, seperti pemasaran, analisiskeuangan,
pengambilan keputusan, kewirausahaan, dan lain-lain (Nugroho Pangarso,
2006).
Page 3 of 9
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
Salah satu kesulitan sosialisasi inovasi teknologi antara lain adanya
keterbatasan sumber daya petani. Dengan kelompok koperasi, maka teknologi
dapat lebih mudah diadopsi. Teknologi yang disosialisasikan bisa mulai dari
yang mudah diapliklasikan sampai canggih, karena yang menerapkan teknologi
adalah tim manajer, bukan anggota kelompok tani.
Page 4 of 9
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
mencakup mulai dari teknologi pra produksi, proses produksi, hingga pasca
panen dan pengolahan hasil dengan fokus antara lain: penggunaan varietas
unggul bermutu, pemupukan berimbang, efisiensi pemanfatan air, PHT, serta
teknologi pengolahan hasil.
PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Upaya pemberdayaan petani diperlukan pengembangan kelembagaan baik
kelembagaan petani maupun pemerintah sebagai berikut:
Pengembangan kelompok tani melalui peningkatan kemampuannya tidak hanya
dari aspek budidayanya saja namun juga aspek agribisnis secara keseluruhan
dan kemampuan bekerja sama sehingga dapat berkembang menjadi kelompok
usaha baik dalam bentuk koperasi maupun unit usaha kecil mandiri dan tumbuh
Page 5 of 9
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
dari bawah.
Page 7 of 9
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
amanat, yang berarti pula mengatasi hambatan-hambatan geografis (lewat radio,
televisi) serta hambatan waktu (lewat buku, telepon, radio). Suatu jaringan
komunikasi baik tradisional maupun modern sangatlah penting di tingkat petani
berkaitan dengan aktifitas berusahataninya secara pribadi, kelompok maupun
komunikasi sosial budaya.
Sebelum proses sosialisasi terjadi di masyarakat pertanian, interaksi sosial
akan terlebih dahulu terjadi di keluarga tani tersebut. Dengan berbagai topik,
keluarga, ekonomi, kegiatan usahatani, tetangga, dan lain-lain. Selain keluarga
dan masyarakat tani, petani berinteraksi juga dengan kelembagaan baik itu
formal maupun non formal, dengan tujuan yang berkaitan dengan peningkatan
sosial ekonomi keluarga petani.
Komunikasi di antara petani, keluarga, lembaga tidak selalu berjalan
lancar, Banyak kendala dan hambatan yang akan menghadang, seperti dalam
penelitian yang dilakukan ILEIA sebuah wadah pusat informasi pertanian dengan
LEISA (Low External Input and Suistanable Agriculture), hambatan-hambatan
komunikasi antar kelompok tani antara lain ; jarak yang jauh, kendala fisik
(sungai yang lebar, barisan gunung, jalan yang rusak) dan perbatasan nasional
antar masyarakat tani karena tidak ada transportasi umum, masalah bahasa,
masalah politik antar negara, daerah bahkan antar suku.
Aktifitas interaksi sosial dan tindakan komunikasi itu dilakukan baik secara
verbal, non verbal maupun simbolis. Kebutuhan adanya sebuah sinergi fungsional
dan akselerasi positif dalam melakukan pemenuhan kebutuhan manusia satu
dengan yang lainnya ini melahirkan kebutuhan tentang adanya norma-norma dan
nilai-nilai sosial yang mampu mengatur tindakan manusia dalam memenuhi
berbagai kebutuhannya, sehingga tercipta keseimbangan sosial antara hak dan
kewajiban dalam pemenuhan kebutuhan manusia terutama juga kondisi
keseimbangan itu akan menciptakan tatanan sosial dalam proses kehidupan
masyarakat saat ini dan waktu yang akan datang.
Page 8 of 9
Manajemen Usahatani University of Brawijaya 2019
REFERENSI
PROPAGASI
Page 9 of 9