Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI PERTANIAN

OLEH :

NAMA: NURLINA ISMAIL


NPM : 04371811014

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE 2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “ EKONOMI PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF DAERAH
KEPULAWAN”Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................

Daftar Isi....................................................................................................................

BAB I PENDAHULAN...........................................................................................

Latar Belakang...............................................................................................

Rumusan Masalah..........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................

Kebijakan Pembagunan Pertanian…………………………………………

Pembagunan sektor pertanian dalam kebijakan pembagunn daerah …….

BAB III PENUTUP..................................................................................................

Kesimpulan.....................................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam rangka menjalankan amanat rakyat sebagai pemegang kedaulatan negara, pemerintah
selaku representasi dari negara berkewajiban untuk mewujudkan tujuan bangsa Indonesia sebagaimana
termuat dalam pembukaan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI
Tahun 1945) yang salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum. Pada penjelasan umum UUD
NRI Tahun 1945 disebutkan pula bahwa salah satu pokok pikiran dalam Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 adalah negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Secara harfiah,
terwujudnya kesejahteraan merujuk pada terciptanya kondisi aman, sentosa, dan makmur.

1 Untuk dapat melaksanakan amanat rakyat serta mewujudkan tujuan berbangsa, pemerintah telah
memiliki arah untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial, yang
mengutamakan kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran perorangan. Oleh karena itu,
perekonomian diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,
efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Salah satu prasyarat yang harus dipenuhi adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan
tersebut harus didukung dengan kemampuan fiskal yang memadai agar dapat melaksanakan
pembangunan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat serta partisipasi aktif Indonesia dalam
kancah perekonomian dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat, tidak dapat diraih apabila tidak didukung dengan kemampuan atau daya
saing dari sebuah negara.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Kebijakan Pembagunan Pertanian?
2. Bagaimana cara Pembagunan sektor pertanian dalam kebijakan pembagunn daerah?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan pembagunan pertanian

Sektor pertanian masih di harapkan berperan dalam perokonomian nasional,


karena pengaruh dalam pembentukan PDB, penyediaan lapangan kerja dan sumber
pendapatan masyrakat, terutama di perdesaan, pengentasan kemiskinan, di perolehan
devisa melalui ekspor produk-produk unggulan dan penciptaan ketahan panggan
nasional. Penanggung jawab sekaligus simpul koor dinasi dalam pembagunan sektor
pertanian adalah kementrian pertanian. Dalam penetapan desentralisasi, pembagunan
pertanian dilaksanakan sesuai dengan kewenangan yang di atur dalam undang-undang
No. 22.
Semakin longgamnya hubungan hierarkhis antara pusat , provinsi, dan
kabupaten/kota. Secara garis besar kewenangan pemerintah pusat di bidang pertanian
terbatas kepada aspek pengaturan, penetapan standar, pedoman dan norma.
Kewenangan di bidang pertanian merupakan kewenangan yang di limpahkan ke
kabupaten/kota artinya kewenangan tersebut tidak dapat di limpahkan ke provinsi.
Mekanisme perencanaan program pembagunan pertanian berjalan di sesuaikan
dengan damika yang mengarah pada disentralisasi, demokratisasi, partisipasi,
transpasi dan akuntabitas. Perencanaan program di laksanakan secara bottom up,
mengacu pada sasaran yang jelas tentang benaran yang terukur, lokasi, waktu,
kelompok sasaran dan manfaat bagi kelompok sasaran.
Program pembagunan pertanian di jabarkan dalam bentuk kegiatan dengan
memperhatikan resource endowment ( sumber daya alam, manusia, capital, teknologi,
kondisi internal dan eksternal peraturan, perkembangan keterbatasan peran dan
kewenangan). Pemerintah pusat merancang perencanaan pembagunan pertanian
dalam tataruang pengembangan ekonomi dan pembagunan dalam membagun sumber
daya nasional pencapaiaan daya saing nasional, pemberdayaan wilaya pengentasan
kemiskinan dan pemeratan, ketahanan pangan, kebijakan perdagangan internasional
dan kebijakan makro lainnya. Pemerintah kabupaten/kota menyusun perencanaan
pembagunan agribisnis di tingkat kabupaten/kota dengan memperhitungkan dan
mengacu pada rencana pembagunan nasional dan resource endowment wilaya.
Pembagunan pertanian di anggap oleh sebagi birokrasi dan legislator lokal sebagai
bidang yang cost-center yang membutuhkan investasi besar namun retumnya cukup
lama. Hal ini yang menyebabkan mengapa isu pentingnya pembagunan pertanian
kurang menarik perhatian begi sebagian besar pembuatan kebajikan daerah.
B. Pembagunan sektor pertanian dalam kebijakan pembagunn daerah

Sektor pertanian yang dalam paradikma pembagunan daerah merupakan prime


over untuk meningkatkan pendapatan petani dan masyrakat belum mendapat
perhatian dalam kebijakan pemerintah lokal. Pembagian urusan pemerintah daerah di
sebutkan bahwa otonomi daerah adalah otonomi untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerinta dan kepentingan masyrakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Diantara sektor yang kewenangannyan di alihkan
dari pemerintah pusat ke daerah adalah ungsur atau sektor pertanian. Seperti telah di
kemukakan di atas, walaupun pertanian mempunyai perang penting dalam
pencapaiaan tujuan pembagunan daerah namun dalam persekutif perencana
pembagunan daerah tidak termaksuk urusan wajib.
Posisi sektor pertanian belum menjadi focus pembagunan daerah, hal ini sangat
berpengaruh dalam perencanaan pengembagan daerah baik dalam bentuk angaran
maupun struktur organisasi pemerintahan seperti keberadaan kelembagaan pertanian
(dinas pertanian dan lembaga penyuluhan). Di beberapa daerah. Dinas pertanian di
gabungkan dengan sektor lain seperti kehutanan dan perikanan, demikian dengan
lembaga penyuluhan. Struktur kelembagaan penyuluhan pertaniaan di tingkat
kabupaten yang bernama balai informasi penyuluhan pertanian.
Perda yang berhubungan dengan kehutanan adalah tentang pengunanaan hutang
secara umum, pengolahan konservasi hutang dan pergadagaan hasil hutan. Keadaan
ini memperhatikan bahwa pemerinta daerah memberikan perinta terhadap
keberlanjutan pengunaan hutan dan penebangan liar ( illegal logging) yang
merupakan salah satu masalah sosial yang serius di Indonesia. Perda berhubungan
perikanan, umumnya adalah tentang perdagaangan hasil perikanan dan peraturan
tentang pengunanan alat penangkapan ikan dan cara penangkapan.
BAB III
KESIMPULAN

Masih sangat banya petani kita yang hidup secara subsistem, dengan
mengkomsumsi pertanian hasil produksi mereka sendiri. Mereka dalah petani- petani
yang luas tanah dan sawahnya sangat kecil, atau buruh tani yang mendapat upah
berupa pangan, seperti padi, jagung atau kedelai mencari keuntungan adalah wajar
dalam berbisnis tetapi hal itu tidak dapat di jadikan orentasi dalam setiap kegiatan
petani.
daftar pustaka

https://media.neliti.com

kerapuhan kelembagaan perekonomian

Anda mungkin juga menyukai