Anda di halaman 1dari 2

Rizki Aprelia

17/1620/PN/01620
Tugas Budidaya Tanaman Tahunan

Sebuah organisasi non-profit Council for Education and Research on Toxic (CERT)
melakukan gugatan hukum kepada 90 perusahaan yang membuat dan/atau menjual kopi, termasuk
perusahaan seperti Starbucks, 7-Eleven, Dunkin’ Donuts, dan Peet's Operating. CERT menyebut
bahwa perusahaan tersebut tidak memperingatkan konsumen bahwa memanggang biji kopi dapat
menghasilkan akrilamida. Pada Senin 7 mei 2018, Hakim Pengadilan Tinggi, Elihu Berle
menyelesaikan putusan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut gagal membuktikan adanya
manfaat kesehatan dari minum kopi. Sebagian perusahaan tergugaat setuju dengan putusan hakim
tersebut dan mencatumkan label peringatan kanker pada produk kopi yang dijual. Sementara
sebagian perusahaan seperti Starbucks memilih untuk menunggu keputusan selanjutnya.
Menurut Prabowo (2010), biji kopi merupakan salah satu produk pangan yang
mengandung karbohidrat dan asam amino yang tinggi sebagai prekursor terbentuknya akrilamida.
Karbohidrat dan asam amino merupakan senyawa kimia utama pada kopi sebagai prekursor reaksi
Maillard yang berperan penting dalam menimbulkan aroma pada kopi (Seal et al., 2008). Reaksi
Maillard adalah reaksi antara senyawa amino (biasanya asam amino, peptide, atau protein) dengan
senyawa karbonil. Selama reaksi Maillard dihasilkan zat yang berbahaya seperti akrilamida atau
5- hidroksimetil-furfural. FDA menemukan residu akrilamid pada beberapa produk kopi di pasaran
(Nursten, 2005). Senyawa ini dihasilkan jika bahan pangan diproses pada temperature > 120 oC.
Akrilamida adalah zat kimia yang bersifat karsinogen sehingga dapat menyebabkan kanker
yang muncul dalam kadar tinggi pada kopi yang diseduh. Kajian awal menunjukkan bahwa
hubungan akrilamida dengan kesehatan berkaitan dengan karsinogenitas dan neurotoksisitas
(Claus et al 2008). Akrilamida memiliki suatu sistem jenuh elektrofil yang dapat bereaksi dengan
pusat nukleofil. Paparan akrilamida pada dosis tinggi terbukti dapat merusak DNA yang berperan
sebagai materi genetik, saraf pusat, menimbulkan tumor, menurunkan tingkat kesuburan, serta
mengakibatkan keguguran pada tikus percobaan, sedangkan dalam jangka waktu yang lama
dengan dosis yang lebih kecil dapat memicu gangguan pada sistem saraf tepi. Setelah paparan
terhadap akrilamida dihentikan, gangguan-gangguan tersebut dapat berkurang, tetapi dapat
bertahan hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun (JECFA 2009).
Pendapat Dr. Roshini Raj, Associate Profesor of Medicine di NYU Langone Health
mengatakan akrilamida dapat menyebabkan kanker dengan kadar 100 kali lebih banyak daripada
yang didapat dari segelas kopi. Oleh karena itu, jumlah kopi yang dikonsumsi manusia per hari,
bahkan jika ia meminum beberapa gelas, tidak akan menyebabkan seseorang terkena kanker.
Banyak penelitian menunjukkan kopi berguna mengurangi penyakit diabetes tipe II, parkinson,
dan kanker hati. Mandeep et al (2014) juga menerangkan sebagian besar penelitian menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan akrilamida dalam makanan dan kanker.
Beberapa penelitian melaporkan adanya peningkatan risiko penyakit pada ginjal, endometrium,
dan kanker ovarium tapi kajian yang dilakukan tidak memadai. Hal ini menyebabkan kemungkinan
kesalahan klasifikasi terjadi (Khalika, 2018).
WHO memutuskan kopi bukan penyebab kanker karena sebenarnya zat akrilamida tersebut
tidak hanya terdapat pada kopi. Dr. Otis Brawley, menyatakan bahwa yang menjadi bahan
permasalahan adalah dosis, dan jumah akrilamida yang terkandung dalam kopi, yang
sesungguhnya sangat sedikit, jika dibandingkan dengan jumlah akrilamida yang ditimbulkan
dengan merokok (Anonim, 2018). FDA memperkirakan jumlah asupan akrilamida yang masih
memberikan tingkat risiko yang rendah adalah 1 µg/hari. Kadar tersebut diperkirakan memberikan
efek karsinogenik 100.000 kali lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan per hari. Asupan
akrilamida dikatakan aman untuk dikonsumsi hingga 16 g dalam sehari (88- 112 µg) pada orang
dewasa (Anonim, 2010).

Referensi :

Anonim, 2010. Toxicology of Acrylamide (CAS No. 79-06-1) In Support of Summary Information
on the Integrated Risk Information System (IRIS). U.S. Environmental Protection Agency
Washington, DC
Anonim. 2018. http://www.pasienkanker.my.id/2018/05/kopi-mengandung-zat-karsinogen-
penyebabkanker.html
Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA). 2005. Summary and conclusions
ofthe sixty-fourth meeting of the JECFA. Rome.
M. Hatta Prabowo, Ari Wibowo, dan Fitri Yuliani . 2012. Identifikasi dan analisis akrilamida
dalam kopi serbuk (tubruk) dan kopi instan dengan metode kromatografi cair kinerja tinggi.
Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia
Nindias Nur Khalika, 2018. https://tirto.id/starbucks-california-wajib-pasang-label-
peringatankanker-cHGr.

Anda mungkin juga menyukai