Anda di halaman 1dari 14

PURING

Puring Codiaeum variegatum merupakan tanaman asli Indonesia, tepatnya


dari Kepulauan Maluku. Tanaman ini diminati sebagai tanaman hias karena
keindahan daunnya. Daun Puring terkenal dengan bentuk yang bermacam-macam
dan warna yang bermacam-macam pula. Kadangkala dalam satu pohon, warna
yang timbul di daunnya bisa mencapai 4 warna bahkan lebih (Rizal, 2011).
Dari Indonesia, puring menyebar ke berbagai negara diantaranya Thailand
yang banyak menghasilkan Puring varian baru atau puring hibridan yang
mempunyai bentuk yang indah, Selain itu di Florida banyak sekali dibiakkan
puring varian baru yang dengan nama-nama berbau Amerika. Di Indonesia,
demam puring terjadi pada antara tahun 2009-2010 dimana sampai ada satu varian
puring yang harganya sampai 100 Jutaan. Saat ini harga puring di pasaran mulai
normal kecuali puring langka atau puring-puring mutasi (Rizal, 2011).
Puring biasanya akan menghasilkan warna-warna yang cerah apabila
mendapat paparan sinar matahari yang penuh. Sedangkan apabila ditanam di
daerah yang teduh biasanya warnanya cenderung akan gelap. Puring termasuk
tanaman cukup yang cukup liar karena tahan terhadap kekeringan. Bahkan
apabila terlalu banyak mendapat air, kadang puring merontokkan daunnya (Rizal,
2011).
Kelebihan dari Puring Codiaeum variegatum adalah kemampuannya
untuk menyerap zatzat polutan. Bersama dengan lidah mertua Sanseivera, puring
ditanam orang di pinggir jalan untuk mengurangi polusi. Beberapa jenis puring
juga digunakan sebagai lalapan, tapi bisa juga digunakan sebagai obat pencahar.
Perbanyakan puring sangat gampang, tinggal dipotong kemudian ditancapkan
dalam tanah. Apabila ingin kepastian berhasilnya tinggi, maka puring bisa
dicangkok. Bunga puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat
jarang bunga jantan dan betina muncul bersamaan (Marmadilon, 2012).
Habitat puring Codiaeum variegatum ada didaerah tropis yang cocok
dengan lingkungan dengan cahaya matahari penuh sepanjang hari. Namun pada
dasarnya puring Codiaeum variegatum mampu beradaptasi dengan mudah di

semua lingkungan sehingga banyak ditemukan hampir disemua daerah di


Indonesia (Big, 2009).
Big, 2009. Kelebihan Bunga Puring. http:// puringcantik.blogspot.com. diakses pada hari
Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 14.00 WITA, Makassar.
Marmadilon, 2012. Puring (Croton). http://puring-croton.blogspot.com. diakses pada
hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.30 WITA, Makassar.
Rizal, 2011. Tanaman Puring dan Manfaatnya. http://puring-croton.blogspot.co.id.
diakses pada hari Minggu, tanggal 11 November 2012, pukul 15.15 WITA,
Makassar.
Puring merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini pertama kali diberi nama oleh
penemunya yang berasal dari Belanda pada tahun 1690 oleh G.E Rumphius.
Rhumpius memberi nama Codiaeum pada tanaman ini. Pada tahun 1762 Carl Von
Linne memberi nama populer pada tanaman ini dengan nama Croton (Rahma,
2009).
Codiaeum variegatum adalah nama ilmiah yang di berikan oleh penemunya G.E
Rumphius pada tahun 1628 1702 yang merupakan seorang berkewarganegaraan
Belanda dan lahir di jerman. Tanaman ini bercirikan warna daun yang tidak hijau
rata tetapi cenderung variegeta yang kemudian di deskripsikan variegatum. G.E
Rumphius menemukan sekitar sembilan jenis puring dan menamakannya
Codiaeum (Budiarto,2007)
Puring merupakan salah satu famili Euphorbiaceae. Tanaman asli Maluku ini di temukan
400 tahun yang lalu, dan di kenal dengan tanaman penghias makam di pulau Jawa,
sedangkan di Indonesia Timur tanaman ini di kenal dengan tanaman penghias
halaman rumah. Puring merupakan tanaman yang mempunyai variasi jenis yang
unik. Banyaknya jenis selain spesies asli di karenakan terjadinya penyilanganpenyilangan yang di lakukan oleh manusia maupun oleh serangga. Keragaman
juga dapat di akibatkan karena adanya mutasi pada tanaman (Budiarto,
2007)Menurut Steenis (2003), Puring merupakan tanaman perdu atau pohon kecil,
tinggi 1,5 3 meter. Daun sangat variabel, bentuk dan warnanya : memanjang ,
bentuk lanset, bentuk pita, tepi rata, berlekuk, berbagi tiga, berlipat, helaian daun
terputus oleh bagian tulang daun tengah yang hijau, kuning, merah warna-warni.

Daun penumpu tidak ada. Tanaman berumah satu ; bunga dalam tandan panjang,
berkelamin satu, diketiak. Bunga jantan terkumpul dalam kelompok ; tangkai
bunga sehalus rambut, panjang ; daun kelopak lima, segi tiga, melengkung
membalik, melekat pada pangkalnya ; daun mahkota sangat kecil ; benang sari 1535, lepas, tertancap di dalam tonjolan dasar bunga yang pipih dan melekuk. Bunga
betina berdiri sendirisepanjang sumbu tandan, bertagkai pendek dan tebal;
kelopak berlekuk lima, bakal buah bentuk kerucut; tangkai putik melekat di
bawah, ketiga cabang keujung semakin tipis. Buah bentuk bola, membentuk
kedalam dua kendaga seperti katup.
Budiarto, Slamet. 2007. Croton, Fenomena Baru Trend Tanaman Hias di Indonesia.
Artikel

(Online).

(http://www.vincanursery.com/2007022612/Artikel/croton-

Fenomena-baru-trend-tanaman-hias-di-indonesia.html), diakses 17 April 2009.


Rahma. 2009. Karakter Puring. Artikel Tanaman Hias (Online). (http://shopaholic.
Blogspot.com/puring-cantik/karakter-puring), diakses 17 April 2009.
Puring merupakan tanaman menahun berupa perdu, tinggi antara 1-3 m, batang
bercabang banyak, bulat, berkayu, berkulit tipis, kehijauan pada waktu muda
kemudian coklat setelah tua; daun tunggal berseling; tangkai daun membulat,
panjang 1-4 cm; bentuk daun beragam: membundar, membulat telur, mengipas,
menjari, keriting, permukaan mengkilap, licin, ukuran 2-10 x 5-36 cm; warna
daun beragam: putih, kuning merah, hijau, atau kecoklatan. Perbungaan
berkelamin tunggal, menandan, keluar dari ketiak daun; bunga jantan panjang 2530 cm, terdiri dari 14-16 ruas, tiap ruas tersusun 3 bunga, 2 mereduksi; panjang
tangkai bunga 5-6 mm; kelopak 5, membulat, panjang 2 mm; mahkota mengecil
5; benang sari 20-40
Muzayyinah, 2002. Jurnal BIODIVERSITAS. Keragaman Puring ( Codiaeum
variegatum ( Linn.) Blume) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Vol 4(1) Program
Studi Biologi, Jurusan PMIPA, FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Bentuk daun puring sangat bervariasi. Ada yang berbentuk bulat telur (ovatus),
lonjong (oblongus), jorong (ellipticus), dan ada juga yang berbentuk pita (linear).
Masing-masing daun mempunyai corak dan warna berbeda-beda. Tepi daun ada
yang rata, bergelombang dan bahkan berpilin. Ujung daun juga bervariasi

bentuknya, ada yang runcing (acutus), tumpul (obtusus), dan meruncing


(acuminatus).
Arie W P dan Aziz P, 2007. Puring. Kanisius. Yogyakarta
Untuk mendapatkan bentuk seperti yang kita inginkan, bisa dilakukan dengan cara
mengerat batang secara melingkar. Ini berlaku untuk batang yang tidak memiliki
dahan. Batang yang dikerat diharapkan dapat memicu lahirnya tunas-tunas baru
yang membuat sosok puring terlihat lebih indah. Jumlah keratan disesuaikan
dengan kebutuhan yang diinginkan.
Agus C dan Thobroni, 2008. Puring Mahkota Indonesia Flora Alternatif
Pendulang Uang. Kanisius. Yogyakarta.
Tanaman mempunyai berbagai fungsi, misalnya untuk keselamatan pengemudi
(mencegah silau lampu kendaraan, penunjuk arah belokan), kenyamanan, estetika,
konservasi lingkungan maupun penyangga lingkungan. Sehubungan dengan multi
fungsi yang dipunyai oleh tanaman, maka perlu kiranya diteliti dan dikaji jenis
jenis tanaman permukiman apa saja yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan
peruntukannya. tanaman Puring cukup baik dalam mereduksi polutan NOx. Selain
itu, dari segi estetikapun jenis tanaman Puring ini cukup menarik dalam warna
daunnya.
Riyanto, 2004. Jurnal jalan-jembatan. Manfaat puring (Codiaeum variegatum)
sebagai tanaman pereduksi polusi udara di daerah permukiman. Vol 21(1) hal 1017. Kementerian Pekerjaan Umum Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Jalan dan Jembatan

HELICONIA
Heliconia colinsiana (Pisang Hias) termasuk kedalam famili Heliconiaceae, dan
ordonya Zingiberales. Ordo Zingiberales, kebanyakan berupa terna yang besar,
perennial, mempunyai rimpang atau batang dalam tanah. Daun lebar, jelas dapat
dibedakan dalam 3 bagian, yaitu helaian, tangkai, dan upih. Bunga besar dengan
warna yang menarik, banci, aktinomorf , zigonomorf, atau asimetris (Gembong
Tjitrosoepomo 2000)
Tjitro soepomo,Gembong. 2000. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah
mada University Press

Heliconia merupakan salah satu tanaman hias yang banyak diminati para hobiis
atau pecinta tanaman. Heliconia banyak digunakan sebagai bunga potong maupun
mass- Planting dalam taman. Penampilannya yang menarik, ditopang bentuk tajuk
dan daun selaras, warna dan bunga terang merupakan poin tersendiri bagi
heliconia (Rimando, 2001)
Rimando, T. J. 2001. Ornamental Horticulture: A Little Giant in the Tropics.
SEARCA. Filipines
Heliconia dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun dataran tinggisampai
ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut dengan suhu 1330C. Sebagai
tumbuhan khas tropis, Heliconia mudah tumbuh jika langsung terkena sinar
matahari. Pengaturan cahaya sangat diperlukan, terutama bibit yang baru ditanam.
Tanaman muda hanya memerlukan cahaya sekitar 2535 persen. Pada fase ini
tanaman membutuhkan naungan sehingga kondisinya terlihat segar (Andayani,
2011)
Andayani, 2011. Bunga Potong Heliconia.
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1011205002-3-BAB%20II.pdf
Heliconia metalica (Pisang Hias) adalah salah satu contoh spesies dari subclassis
Zingiberidae family Heliconiaceae. Spesies ini memiliki habitus herba dengan
pola percabangan monopodial serta segi penampang batangnya bulat pipih, batang
semu, terdiri dari pelepah daun, berwarna hijau. (Tjitrosoepomo, 2009: 76)
Berdaun tunggal dengan duduk daunnya roset batang (equitant), bentuk daunnya
lanset memanjang (lanceolate) dengan pertulangan menyirip (pinnatus), ujungnya
meruncing (accuminatus), dengan pangkal daunnya tumpul atau rompang
(obtuse), bagian tepi daun rata (entire), daging daun adalah seperti kertas karena
tipis tetapi cukup tegar, permukaan daunnya adalah licin berselaput lilin, berakar
serabut dan berwarna putih. (Dasuki, 1992: 20) Bunga majemuk, bentuk tandan,
diketiak daun, tangkai panjang 25-40 cm, bunga duduk dalam tenda bunga, ujung
tenda lancip, benang sari dan putik memanjang keluar tabung mahkota, dasar
mahkota membantuk tabung kuning, tenda bunga merah, distribusi seksnya
monoceus. Heliconia metalica berkhasiat sebagai obat sakit mencret.
(Tjitrosoepomo. 2009: 122)
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.

KAILAN
Kalian merupakan salah satu jenis sayuran popular, terutama bagi warga tionghoa.
Selain enak dan renyah, kalian juga merupakan sumber makanan yang banyak
mengandung vitamin dan mineral. Sayuran yang termasuk kedalam family
Crucifae ini bermanfaat bagi kesehatan manusia karena dapat membantu
melancarkan pencernaan, menetralkan zat asam dan mencegah penyakit sariawan
(Elzazuhry, 2010). Tanaman kalian dari beberapa uji coba ternyata lebih toleran

terhadap paparan Cd pada dosis tinggi dibandingkan tanaman sawi hijau dan sawi
putih dengan tidak menunjukkan gejala toksisitas. Gejala toksisitas pada sawi
hijau dan sawi putih ditunjukkan oleh tanaman yang tumbuh kerdil dan khlorosis
pada daun (Susana dan Suswati, 2011).
Susana dan Suswati. 2011. Ketersediaan Cd, Gejala Toksisitas dan Pertumbuhan 3
Spesies Brassicaceae Pada Media Gambut yang Dikontaminasi Kadmium (Cd).
Tek. Perkebunan dan PSDL 1(1): 9-16.
Kailan (Brassica alboglabra) merupakan salah satu anggota dari keluarga kubiskubisan (Cruciferae). Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi
yaitu batang dan daunnya. Dalam 100 gram bagian kailan yang dikonsumsi
mengandung 7540 IU vitamin A, 115 mg vitamin C, dan 62 mg Ca, 2,2 mg Fe.
Berdasarkan data survei konsumsi buah-buahan dan sayuran yang dilaporkan
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, rata-rata konsumsi per kapita per tahun buahbuahan dan sayuran adalah 66 kg per kapita per tahun. Khususnya dalam upaya
peningkatan konsumsi sayuran, perlu ketersediaan sayuran yang cukup. Oleh
sebab itu perlu dilakukan peningkatan produksi sayuran antara lain adalah
peningkatan produsi kailan (Irianto, 2008). Kandungan nutrisi antara sayuran
yang satu dan sayuran yang lain pun berbeda-beda, meski umumnya sayuran
mengandung sedikit protein atau lemak, dengan jumlah vitamin, provitamin,
mineral, fiber dan karbohidrat yang bermacam-macam. Beberapa jenis sayuran
bahkan telah diklaim mengandung zat antioksidan, antibakteri, antijamur, maupun
zat anti racun. Sayuran merupakan sebutan umum bagi bahan pangan asal
tumbuhan yang biasanya mengandung kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam
keadaan segar atau setelah diolah secara minimal (Supriyati dan ersi, 2010).
Supriyati, yati dan ersi herlina. 2010. Bertanam 15 Sayuran Organic Dalam Pot.
Jakarta:penebar swadaya.
Kailan merupakan salah satu sayuran dari famili Cruciferae yang bermanfaat bagi
kesehatan manusia karena dapat membantu pencernaan, menetralkan zat asam dan
mencegah penyakit sariawan. Kailan mengandung Vitamin A 7540 IU, Vitamin C
115 mg, Ca 62 mg dan Fe 2,2 mg per 100 gram bobot segar yang dikonsumsi.

Produksi kailan sangat tergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida.


Penggunaan pupuk dan pestisida yang tidak bijaksana menimbulkan dampak yang
memprihatinkan, diantaranya pemicu penurunan produktivitas lahan, baik secara
fisik, kimia, biologi maupun ekonomi. Proses budidaya secara konvensional
dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan pencemaran tanah, air dan
udara (Annisava, 2013).
Annisava, Aulia Rani. 2013. Optimalisasi Pertumbuhan Dan Kandungan Vitamin C
Kailan (Brassica Alboglabra L.) Menggunakan Bokashi Serta Ekstrak Tanaman
Terfermentasi. Jurnal Agroteknologi, 3(2):1-10
Kalian adalah kelompok sayuran yang berdaun tebal, datar, mengkilap, berwarna
hijau, dengan batang tebal dan sejumlah kecil kepala bunga berukuran kecil
hampir vestigial mirip dengan bunga pada brokoli. Kandungan atau zat
pigmennya menjadikan sayuran berdaun hijau ini sebagai makanan yang paling
ampuh untuk melawan kanker, selain sumber zat besi yang baik (Amilah, 2012).
Kandungan gizi yang sangat banyak menyebabkan peminat masyarakat semakin
lama semakin tinggi, sedangkan pertanian di Indonesia belum menyebar akan
sadarnya budidaya kalian yang akan menghasilkan keuntungan yang besar, an hal
ini didukung dengan cuaca yang tidak dapat diprediksi dengan baik, sehingga
menyebabkan para petani tidak maksimal dalam penanaman sampai pada waktu
masa panennya (Oktarini, 2010).
Amilah, Susie. 2012. Penggunaan berbagai media tanam terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman brokoli (Bassica oleracea varitalica) an baby kalian
(Bassica oleracea var. Alboglabra baley). Wahana 59(2):10-16
Oktarini. 2010. Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica oleracea
var. alblabra) Dengan Pemberian Pupuk Organik dan Angorganik. 18(10): 1-7.
Pemeliharaan Penyiraman dilakukan pagi dan sore, tetapi bila hujan tidak pelu
lagi disiram. Alat penyiraman sebaiknya mempunyai lubang yang halus agar air
siraman tidak merusak tanaman terutama bibit yang baru ditanam. Penyulaman
dilakukan apabila ada tanaman yang mati. Peyulaman sebaiknya dilakukan
seminggu setelah tanam agar diperoleh pertumbuhan yang serempak. Pemupukan

Selain pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar, tanaman kailan juga diberi
pupuk buatan sebagai pupuk susulan. Pada umur kira-kira 20 hari kailan diberi
pupuk urea agar pertumbuhan daunnya baik. Pemberian pupuk dapat dilakukan
dengan cara dibenamkan dalam tanah atau dicampur dengan air siraman. Jika
dibenamkan di dalam tanah, pupuk diberikan sebanyak 20 g/m2. Sedangkan jika
dicampur dengan air siraman, pupuk yang digunakan sebanyak 1 sendok makan
dilarutkan dalam 20 liter air.
Fauziah,

2012.

Budidaya

Tanaman

Kailan.

http://hildafauziah22.blogspot.co.id/2012/11/budidaya-tanaman-kailan.html
Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran daun, dimana rasanya enak serta
mempunyai kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh manusia, seperti protein,
mineral dan vitamin. Kandungan gizi serta rasanya yang enak, membuat kailan
menjadi salah satu produk pertanian yang diminati masyarakat, sehingga
mempunyai potensi serta nilai komersial tinggi (Sunarjono, 2008).
Sunarjono, H. H. 2008. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Persiapan Media Tanam dan Pembibitan


Tanaman
Persiapan media tanaman hias dapat dilakuan dengan cara berikut. Diawali
dengan meletakan beberapa pecahan batu merah (sebagai pengikat air) di
dasar pot, isi pot dengan campuran tanah yang ideal untuk tiap-tiap jenis
campuran umum; pasir 1/3 bagian, tanah 1/3 bagian, 1/3 bagian pupuk
kandang, campuran untuk jenis suka kering; pasir bagian, 1/2 bagian pupuk
kandang, campuran untuk jenis suka lembab: tanah bagian, 1/2 bagian
pupuk kandang. Setelah kegiatan diatas dilakukan maka media siap untuk
ditanami.
Rini, 2016. Persiapan Media Tanaman Hias Pot.
http://pesonatanamanhias.blogspot.co.id/2014/08/cara-menanam-tanaman-hias-didalam-pot.html
Banyak jenis media yang dapat digunakan untuk pengakaran, diantaranya coco
peat, coco chip, arang sekam, pupuk kandang, kompos, sphagnum moss, pasir
malang, dan tanah. Media terbaik untuk pengakaran tanaman hias merupakan
kombinasi dari dua material yaitu antara sekam dan coco peat, sebagai penahan air

dan menyediakan pori-pori yang besar. Dengan kombinasi ini airase dan drainase
yang baik akan dihasilkan.
Hari H dan Nisa R, 2010. Memperbanyak Tanaman Hias Favorit. Penebar
Swadaya. Jakarta
Pembibitan tanaman hias yang baik dan bisa anda terapkan. Pertama rendam bibit
bunga dalam air selama 24 jam, siapkan pot untuk media menanam dengan lubang
drainase yang cukup, masukkan pecahan batu bata atau genting kedalam dasar pot
sebagai pengikat air, dan masukkan media tanam tanah yang subur lengkap
dengan pupuk kandang atau pupuk kompos, atau dengan campuran media pakis,
sekam, sabut kelapa, arang kayu, pasir, dan lainnya, tanamkan bibit bunga
kedalam tanah. Cara penanaman tiap bunga berbeda, ada yang ditanam sedalam
10 cm atau 5 cm, bahkan adapula yang hanya menancapkan sebagian badan bibit
ke dalam tanah, beri etiket tanaman atau tanda untuk membedakan tanaman satu
dengan lainnya jika memang anda menanam banyak jenis bunga dalam pot
berbeda, taruh pot tersebut di tempat teduh dan sejuk, siram bibit dengan air
cukup seminggu sekali, tunggu hingga akhirnya bibit bunga tumbuh setinggi kirakira 10 cm dengan 2-3 daun yang muncul. Terakhir bisa dipindahkan ke lahan
terbuka, atau bisa memindahkannya ke dalam pot baru.
Totok, 2013. Cara Pembibitan tanaman Hias. http://tanamanbunga.com/carapembibitan-tanaman-hias-dan-memeliharanya-hingga-berbunga.html
Media tumbuh merupakan tempat berdiri tegaknya tanaman, akar-akar
tanaman dapat melekat erat sehingga memperkokoh tanaman. Selain itu, media
tumbuh juga berperan untuk menyimpan air dan hara, serta menjaga
kelembabannya. Persyaratan media tumbuh yang baik adalah yang m ampu
mengikat dan menyimpan air dan hara dengan baik , memiliki aerasi dan drainase yang
baik, tidak menjadi sumber penyakit, tahan lama, mudah diperoleh (Purwanto 2006)

Purwanto, A. W. 2006. Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Berbunga.


Kanisius. Yogyakarta.
Media tanam tergantung pada jenis tanaman hias. Pada tanaman hias
yang cenderung meyukai media yang kering dan porous, biasaya menggunakan
media tanam pasir malang : sekam bakar : pupuk kandang dengan perbandingan

1:1:1. Sedangkan pada tanaman hias yang menyukai lembab menggunakan media
tanam sekam : pupuk organik : daun bambu dengan perbandingan 1:1:1.
(Nuruzaman 2007)
Nuruzaman. 2008. Pengaruh penggunaan media tanam terhadap pertumbuhan
tanaman manggis (Garcinia mangostana L.). Jurnal Budidaya Pertanian. 1(1):1420.
Kemampuan menyimpan air setiap jenis media berbeda-beda. Oleh
karena itu, frekuensi penyiraman setiap jenis media pun juga berbeda-beda. Coco
peat lebih banyak menyimpan air dibandingkan dengan media pasir. Demikian
juga, media dengan penambahan bahan organik berupa pupuk kandang dan
kompos dalam jumlah lebih banyak akan bisa menyimpan air lebih banyak
dibandingkan dengan arang sekam (Murti dan Rusdi 2006)
Murti, T. Rugayah dan Rusdi. 2006. Pengaruh jenis media pengakaran dan
pemberian zat perangsang akar pada pertumbuhan setek sirih merah (Piper
crocatum Ruiz and Pav). Jurnal Budidaya Pertanian. 1(1): 4-13.

Penanaman Tanaman Hias


Berbudidaya tanaman hias penentuan lokasi sangat berpengaruh untuk
pertumbuhan tanaman. Tanaman hias yang memerlukan lokasi dingin dan lembab
akan sulit dibudidayakan di daerah dataran rendah dan kering, demikian
sebaliknya. Sarana dan prasarana juga dibutuhkan dalam berbudidaya untuk
mendukung pertumbuhannya. Tanaman hias seperti euphorbia memerlukan lokasi
tumbuh pada kisaran temperatur 4-40 celcius. Dihabitat aslinya tanaman ini
tumbuh di lahan terbuka dan cukup toleran berada di lokasi ternaungi
(Hapsari 2007)
Hapsari, B. dan Budiana, N.S. 2007. Euphorbia Milii. Penebar Swadaya. Jakarta.
Menanam tanaman hias ada yang dilakukan di lahan ada juga yang dilakukan
didalam wadah. Penanaman di lahan perlu memperhatikan pembersihan lahan,
pengamatan kualitas lapisan tanah, pembuatan lubang atau tempat tanam. Sedang

penanaman dalam wadah perlu memperhatikan wadah yang digunakan, aerase dan
drainase, media tanam, kesiapan tanaman.
Lestari G dan Pupa K, 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Penebar Swadaya.
Jakarta

Pemeliharaan
Penyiraman adalah komponen terpenting untuk makhkluk hidup. Tanpa
air, semua makhluk hidup di bumi tidak akan bertahan hidup. Demikian pula
untuk tanaman. Air akan diserap bersama unsur pupuk, untuk keperluan hidupnya.
Tanaman euphorbia yang kekurangan air, daunnya akan layu, kemudian
menguning dan rontok. Selanjutnya batang akan mengering dan mati. Namun
demikian, air juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air dalam
jumlah banyak dan terlalu lama berada di daerah perakaran akan menyebabkan
akar tidak bisa bernafas, sehingga akar akan mati. Air yang berlebihan juga akan
menyebabkan kelembaban tinggi, sehingga mempermudah tumbuhnya penyakit
yang menyerang tanaman. Oleh karena itu, air harus disediakan dalam jumlah
yang seimbang. (Prayugo 2007).
Prayugo, S. 2007. Media Tanam untuk Tanaman Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pemeliharaan tanaman hias terdiri dari penyiraman dan pemupukan tanaman.


Siram tanaman secukupnya untuk menhindari pembusukan pada akar tanaman.
Gunakan pupuk kompos untuk pemupukan, bila sulit anda juga bisa menggunakan
pupuk buatan pabrik. Namun untuk merawat tanaman hias agar tetap sehat dan
cantik tidaklah mudah. Berikut beberapa cara perawatan tanaman hias yang biasa
ditanam di dalam pot secara benar dan tepat yaitu pemilihan pot, penempatan pot,
penyiraman atau pengairan, pemupukan, pembersihan daun.
Joko,
2015.
Bagaimana
merawat
tanaman
hias
dalam
http://jokowarino.id/berbagai-cara-perawatan-tanaman-hias-di-dalam-pot/

pot.

Tanaman hias membutuhkan unsur hara untuk tumbuh dan berbunga. Oleh
karena itu, dibutuhkan tambahan berupa pupuk. Pemberian pupuk harus rutin dan
tepat dosisnya. Pemberian pupuk yang berlebihan dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Sebaliknya, pemberian yang terlalu
sedikit membuat tanaman merana, bahkan mati. Dalam pemupukan harus
memperhatikan pemberian pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman. Oleh karena
itu, jenis kandungan pupuk akan menentukan pupuk yang diberikan efektif atau
tidak bagi tanaman. Kita bisa memberikan pupuk dengan kandungan nitrat tinggi
bila menginginkan partumbuhan daun lebih subur (Arlen dan Budimulya 2001).
Arlen & Budimulya, M. 2001. Kajian Keanekaragaman Makrofauna
Tanah Pada Areal Kebun Kelapa Sawit Yang Diberi Percobaan Pemupukan
Dengan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. (Laporan Penelitian No. Urut 49,
Tidak Dipublikasikan). hlm: 2-9, 22-23.
Tanaman hias juga mudah terserang penyakit. Penyakit pada tanaman hias
bisa diakibatkan oleh penyakit yang terbawa udara atau melalui penyiraman yang
berlebihan sehingga dapat menstimulir pertumbuhan cendawan, jamur, serta
bakteri. Daun dan batang tanaman hias yang terluka juga dapat membangkitkan
penyakit pada tanaman. Selain itu, beberapa penyakit ditimbulkan atau ditularkan
oleh adanya serangan beberapa jenis hama. Tanaman dengan kondisi yang kurang
baik pada umumnya akan mudah terserang penyakit (Sudewo, 2005).
Sudewo, B. 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 06.00-07.00 dan sore
hari sekitar pukul 16.00-17.00. Penyiraman sebaiknya tidak dilakukan pada siang
hari. Hal ini dikarenakan air akan menguap sebelum diserap tanaman. Penyiraman
dianggap cukup bila air sudah keluar dari lubang bawah pot. Pengguanaan gembor
lebih baik karena air yang keluar lebih halus dan tidak merusak tanaman. Sebaliknya,
seluruh tanaman ikut disiram agar debu atau kotoran yang menempel hilang terbawa
air. Pada awal pembungaan, penyiraman cukup dilakukan ke tajuk tanaman tanpa
perlu menunggu air keluar dari lubang media tanam. Hal itu disebabkan karena pada
masa itu euphorbia membutuhkan lingkungan kering.

Risma, 2010. Jurnal Hortikultura. Budidaya Tanaman Hias Euphorbia.Vol 1(2)


Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan. Universitas
Sebelas Maret Surakarta

Perbanyakan Tanaman Hias


Perbanyakan secara generatif tanaman hias adalah dengan penggunaan biji. Biji
merupakan bagian tanaman yang digunakan untuk melanjutkan kehidupan secara
alami pada tanaman. Hasil dari penyerbukan bunga tersebut berjumlah relatif
banyak. Teknik perbanyakan generatif memiliki banyak keunggulan. Namun,
teknik ini tidak banyak digunakan dalam perbanyakan tanaman hias. Hal ini
disebabkan waktu tumbuh yang dibutuhkan tanaman hasil perbanyakan vegetatif
sampai kondisi layak jual lebih lama dibandingkan tanaman hasil perbanyakan
vegetatif. Selain itu, tanaman baru yang dihasilkan memiliki keragaman yang
tinggi. Hal ini tidak akan ditemukan pada hasil perbanyakan vegetatif
konvensional, kecuali teknik kultur jaringan. Keragaman ini dapat menjadi suatu
kelebihan atau kelemahan. Keragaman sangat berarti untuk menciptakan kultivar
baru, seperti pada anthurium dan tanaman hias lainnya yang dapat menjadi daya
tarik tersendiri.
Riris,
2015.
Teknik
Memperbanyak
Tanaman
http://www.tanamanku.net/teknik-memperbanyak-tanaman-hias.html

Hias.

Perbanyakan secara generatif tanaman hias adalah dengan menggunakan biji.


Biji yang merupakan tanaman yang digunakan untuk melanjutkan kehidupan
secara alami pada tanaman. Hasil dari penyerbukan bunga tersebut berjumlah
relatif banyak. Teknik perbanyakan generatif memiliki banyak keunggulan.
Namun, teknik ini tidak banyak digunakan dalam perbanyakan tanaman hias.
Hal ini disebabkan waktu tumbuh yang dibutuhkan tanaman hasil
perbanyakan generatif sampai kondisi layak jual lebih lama dibandingkan
tanaman hasil perbanyakan vegatif. Selain itu, tanaman baru yang dihasilkan
memiliki keragaman yang tinggi. Hal ini tidak akan ditemukan pada hasil
perbanyakan vegetatif konvensional, kecuali teknik kultur jaringan.
Keragaman ini dapat menjadi suatu kelebihan atau kekurangan. Keragaman
sangat berarti untuk menciptakan kultivar baru, seperti pada anthurium dan
tanaman hias lainnya yang dapat menjadi daya tarik tersendiri.
Rahmat, 2006. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Kanisius. Yogyakarta

Perkembangbiakan generatif terjadi melalui biji. Secara alami, sifat


keturunan yang diperoleh biasanya berbeda dengan induknya. Perbedaan sifat ini
terjadi karena perpaduan sifat yang berbeda dari kedua induknya akibat
penyerbukan oleh serangga. Pembibitan dengan biji dilakukan untuk mendapatkan
variasi baru. Sedangkan untuk perkembangan secara vegetatif bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang sifatnya sama dengan induknya. Perbanyakan
vegetatif seperti ini dilakukan melalui stek atau cangkok. Tujuan kedua cara
tersebut untuk mempertahankan sifat dan karakteristik induk dalam anakan yang
dihasilkan. Untuk perbanyakan vegetatif pun juga dapat digunakan untuk
mendapatkan tanaman bersifat lebih unggul dari induknya, yaitu dengan teknik
sambung. Teknik sambung memerlukan ketrampilan khusus agar tingkat
keberhasilan yang diperoleh tinngi (Soedijono dan Hartono 2007).
Soedijono, B. dan Rudi H. 2007. Agar Euphorbia Tampil Menawan. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Cara budidaya tanaman hias meliputi beberapa tahap yaitu penyiapan


wadah/pot, pembibitan, pengolahan media tanam, penanaman.
1. Penyiapan wadah / pot
Wadah / pot yang biasanya digunakan memiliki beberapa jenis seperti,
pot tanah, pot plastik, pot keramik, Bentuk dan ukuran pot disesuaikan dengan
kondisi tanamannya
2. Penyiapan media tanam
3. Penanaman
Pada umumnya tanaman hias dibudidayakan secara vegetatif. Melalui biji
jarang digunakan karena sulit dalam melakukannya. Penanaman dapat dilakukan
dengan cara stek batang, stek tunas, stek kuncup.
(Nuruzaman 2007).

Anda mungkin juga menyukai