Topik : Bunga
Tujuan : Untuk mengamati jaringan-jaringan penyusun bunga
Hari/Tanggal : Kamis/ 15 Juni 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM
Banjarmasin
170
pada Canna indica berupa kelopak, mahkota, benang sari dan bakal
biji/ovulum.
3. Meletakkan masing-masing sayatan di atas kaca benda, beri setetes
aquades dan tutup dengan kaca penutup.
4. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop cahaya,
khusus bakal biji Canna indica di bawah mikroskop binokuler.
5. Mengambil serbuk sari dan putik Hibiscus rosa-sinensis dan
meletakkan di atas kaca benda, beri setetes air dan tutup dengan kaca
penutup.
6. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop cahaya.
7. Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagiannya.
171
Bakal buah banyak tersusun oleh satu sampai banyak karpela
(daun buah) tergantung dari jenis tumbuhannya. Bila bakal buah
berkembang menjadi buah, karpela akan berubah menjadi perikarp yang
umumnya bersatu dengan bagianbagian buah yang lain membentuk kulit
buah. Perikarp dapat terbagi lagi menjadi 3 lapisan yang dapat terlihat
secara jelas yaitu eksokarp (kulit luar), mesokarp (kulit tengah) dan
endokarp (kulit dalam), tetapi sering susah dipisahkan. Biji pada
Angospermae tersusun atas embrio, endosperm (kadang-kadang tidak ada)
dan jaringan pelindung kulit biji atau testa yang berasal dari integument
(Amintarti, 2023; Woelaningsih, 1984).
172
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
173
B. Gambar Hasil Pengamatan
1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
a. Kelopak bunga
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Epidermis
2. Trikoma
3. Jaringan parenkim
Keterangan :
1
3 1. Epidermis
2. Trikoma
3. Jaringan parenkim
2
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
3
2
174
b. Mahkota bunga
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Epidermis
2. Jaringan parenkim
3. Kromoplas
Keterangan :
1
1. Epidermis
3 2. Jaringan parenkim
3. Kromoplas
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
1
Keterangan :
1. Epidermis
2. Jaringan parenkim
2 3
3. Kromoplas
175
c. Bakal buah
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Eoidermis
2. Bakal biji
3. Rongga lendir
1 Keterangan :
1. Epidermis
2 2. Bakal biji
3. Rongga lendir
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
176
d. Benang sari
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Sentrifugal
Keterangan :
1
1. Dinding sel
2
2. Sentrifugal
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
177
e. Putik
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Jaringan parenkim
Keterangan :
1
2 1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Jaringan parenkim
3
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
178
2. Bunga tasbih (Canna indica)
a. Morfologi bakal buah
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Bakal buah
2. Kelopak
Keterangan :
2
1. Bakal buah
2. Kelopak
1
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
179
b. Anatomi bakal buah
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Bakal biji
2. Tali pusar
3. Plasenta
1 Keterangan :
2
1. Bakal biji
2. Tali pusar
3. Plasenta
3
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
2 1 Keterangan :
1. Bakal biji
2. Tali pusar
3. Plasenta
180
c. Benang sari
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Pollen
2. Trikoma
3. Penebalan sentrifuhal
Keterangan :
1 1. Pollen
2. Trikoma
3. Penebalan sentrifugal
3 2
Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)
3
3. Penebalan sentrifugal
181
V. ANALISIS DATA
A. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
1. Kelopak bunga
Pada pengamatan pada kelopak bunga sepatu terlihat adanya
epidermis atas, epidermis bawah, terdapat banyak sel parenkimatis,
dimana parenkim ini disebut mesofil dan derivat epidermis yaitu
trikoma. Jaringan mesofil terletak di antara bagian epidermis bawah
dan atas. Daun kelopak biasanya memiliki struktur sederhana. Sel-
sel daun kelopak ini juga mengandung zat hijau daun (klorofil).
Kelopak bunga sepatu ini termasuk tipe daun sentries, dimana spon
parenkim tersusun radial simetris dan mengelilingi berkas
pengangkut.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), daun mahkota
dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama, terdiri atas sel-sel
parenkimatis. Parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan
epidermis bawah. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar.
Daun kelopak sel-selnya mengandung kloroplas. Umumnya
mempunyai struktur yang sederhana, terdiri dari sel-sel yang
bentuknya isodiametris. Epidermis daun kelopak dilapisi kutin pada
bagian luarnya, terdapat stomata dan trikomata.
2. Mahkota bunga
Pada pengamatan makhota bunga sepatu epidermis atas,
epidermis bawah, jaringan mesofil berupa jaringan pelisade dan
jaringan spons. Mahkota bunga sepatu termasuk ke dalam tipe daun
dorsiventral, dimana jaringan palisade terdapat pada daerah adaksial
(atas) dan jaringan bunga karang terletak pada daerah abaksial
(bawah). Sel-sel mahkota bunga sepatu mempunyai banyak berkas
jaringan pengangkut yang ukurannya kecil, sehingga pada
pengamatan tidak terlihat jelas.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), daun mahkota
dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama, terdiri atas sel-sel
182
parenkimatis. Parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan
epidermis bawah. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar.
Daun mahkota mempunyai 1 atau banyak pembuluh yang kecil-
kecil. Epidermis bentuknya khusus, merupakan tonjolan yang
disebut papilla, dilapisi oleh kutikula. Adanya warna yang
bermacam-macam disebabkan oleh adanya kromoplas atau pigmen
tambahan yang terdapat pada cairan sel. Zat tepung sering dibentuk
pada daun mahkota muda. Minyak volatile yang karakteristik pada
bunga umumnya terdapat pada sel-sel epidermis.
3. Bakal buah
Pada pengamatan bakal buah bunga sepatu didapati adanya
epidermis, parenkim, sekat dan bakal biji. Pada kulitnya di bagian
terluar tersusun oleh sel-sel epidermis yang mengalkami penebalan
sentrifugal dengan bentuknya yang sangat besar dan tersusun rapat.
Menurut literature, bakal biji berkembang dari plasenta, terjadi
pembentukkan megaspore dan perkembangan kandung lembaga.
Suatu bakal biji terdiferensiasi menjadi nuselus dan funikulus.
Nuselus yaitu jaringan yang menyelubungi badan sentral dengan
integument yang jumlahnya 1 atau 2 yang menyelubungi nuselus.
Funikulus yaitu tangkai yang mendukung bakal biji, sedankan bakal
biji melekat pada plasenta (Amintarti, 2019).
4. Benang sari
Pada pengamatan benang sari bunga sepatu didapat adanya
epidermis, serbuk sari, dan derivat epidermis berupa trikoma.
Trikoma berfungsi untuk perlindungan dan pengeluaran zat sisa yang
berlebihan di dalam tubuh. Kepala sari mempunyai struktur yang
kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis, dan di bagian paling
dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir serbuk
sari.
Menurut literature, benang sari bunga sepatu didapat adanya
epidermis, serbuk sari, dan derivat epidermis berupa trikoma.
183
Trikoma berfungsi untuk perlindungan dan pengeluaran zat sisa yang
berlebihan di dalam tubuh. Kepala sari mempunyai struktur yang
kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis, dan di bagian paling
dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir serbuk
sari.
Secara anatomi daun mahkota memiliki struktur yang sama yaitu
terdiri dari sel-sel parenkimatis. Parenkim dasar terletak di antara
bagian epidermis atas dan bagian epidermis bawah. Jaringan ini
biasa disebut dengan mesofil. Sistem pembuluh terdapat pada
jaringan dasar (Sumardi & Agus, 1992).
Daun mahkota ini memiliki satu atau banyak pemuluh yang kecil.
Epidermis mempunyai bentuk yang khusus yang dilapisi oleh
kutikula. Terdapat warna yang bermacam-macam yang disebabkan
karena adanya kromoplas atau pigmen tumbuhan yang terdapat pada
cairan sel. Zat tepung biasanya dibentuk pada daun mahkota yang
muda. Minyak volatile yang karakteristik pada bunga umumnya
terdapat pada sel-sel epidermis (Sumardi & Agus, 1992).
5. Putik
Pada pengamatan putik bunga sepatu terlihat adanya kepala
putik, tangkai putik, butir sari dan epidermis. Butir-butir serbuk sari
terlihat menempel pada kepala putik.
Menurut literature, putik terdiri dari kepala putik, tangkai kepala
putik, dan bakal buah. Struktur anatomi bakal buah terdiri dari
dinding bakal buah yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel dan
disebelah dalam terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatis
mengelilingi ruang ovarium yang didalamnya terdapat ovulum.
Stigma dan stilus mempunyai struktur yang khusus, yang
memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma
dan buluh polen mampu menembus ovulum (Amintarti, 2019).
184
B. Bunga tasbih (Canna indica)
1. Morfologi bakal buah
Pada pengamatan, bakal buah bunga tasbih terdapat epidermis,
karpel, dan endodermis.
Berdasarkan literature, putik terdiri dari kepala putik, tangkai
kepala putik, dan bakal buah. Struktur anatomi bakal buah terdiri
dari dinding bakal buah yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel dan
disebelah dalam terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatis
mengelilingi ruang ovarium yang didalamnya terdapat ovulum.
Stigma dan stilus mempunyai struktur yang khusus, yang
memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma
dan buluh polen mampu menembus ovulum (Amintarti, 2019).
2. Anatomi bakal buah
Pada pengamatan, bakal buah bunga tasbih terdapat epidermis,
karpel, dan endodermis.
Berdasarkan literature, putik terdiri dari kepala putik, tangkai
kepala putik, dan bakal buah. Struktur anatomi bakal buah terdiri
dari dinding bakal buah yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel dan
disebelah dalam terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatis
mengelilingi ruang ovarium yang didalamnya terdapat ovulum.
Stigma dan stilus mempunyai struktur yang khusus, yang
memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma
dan buluh polen mampu menembus ovulum (Amintarti, 2019).
3. Mahkota bunga
Pada pengamatan, mahkota bunga tasbih dengan nama ilmiah
Canna indica terdapat epidermis atas, parenkim dasar, dan epidermis
bawah.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), daun mahkota
dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama, terdiri atas sel-sel
parenkimatis. Parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan
epidermis bawah. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar.
185
Daun mahkota mempunyai 1 atau banyak pembuluh yang kecil-
kecil. Epidermis bentuknya khusus, merupakan tonjolan yang
disebut papilla, dilapisi oleh kutikula Adanya warna yang
bermacam-macam disebabkan oleh adanya kromoplas atau pigmen
tambahan yang terdapat pada cairan sel. Zat tepung sering dibentuk
pada daun mahkota muda. Minyak volatile yang karakteristik pada
bunga umumnya terdapat pada sel- sel epidermis.
4. Benang sari
Pada pengamatan, benang sari bunga tasbih dengan nama ilmiah
Canna indica terdapat epidermis alas, serbuk sari, dan epidermis
bawah.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), benang sari pada
umumnya terdiri dari 4 ruang yang berisi polen disebut
mikrosporangium (lokulus) dan 1 tangkai yang mendukung antera
disebut tangkaisari (filamen). Ruang polen disebut mikrosporangium
karena di tempat tersebut dihasilkan mikrospora Selanjutnya
mikrospora akan tumbuh membentuk buluh dan menghasilkan gamet
jantan.
186
VI. KESIMPULAN
1. Kelopak bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
terdapat epidermis, jaringan parenkim, dan trikoma.
2. Mahkota bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
terdapat epidermis, parenkim, dan kromoplas.
3. Serbuk sari bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
memiliki dinding sel dan terjadi penebalan dinding sel ke arah luar atau
sentrifugal yang berupa tonjolan-tonjolan.
4. Putik bunga sepatu dengan nama Ilmiah Hibiscus rosa-sinensis terdapat
epidermis atas, jaringan parenkim, dan epidermis bawah
5. Bakal biji bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
terdapat jaringan epidermis, bakal biji (nuselus dan funikulus),
parenkim dan plasenta.
6. Kelopak bunga tasbih dengan nama ilmiah Canna indica terdapat
epidermis bawah, dan jaringan palisade atau tiang.
7. Mahkota bunga tasbih dengan nama ilmiah canna indica terdapat
epidermis atas, parenkim dasar, dan epidermis bawah.
8. Benang sari bunga tasbih dengan nama ilmiah Canna indica terdapat
epidermis atas, serbuk sari, dan epidermis bawah.
9. Kelopak bunga tasbih dengan nama ilmiah Canna indica terdapat
epidermis, karpel, dan endodermis.
187
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti. S. (2023). Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. CV Batang
: Banjarmasin.
188