Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM XI

Topik : Bunga
Tujuan : Untuk mengamati jaringan-jaringan penyusun bunga
Hari/Tanggal : Kamis/ 15 Juni 2023
Tempat : Laboratorium Biologi Umum PMIPA FKIP ULM
Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Alat dokumentasi (Hp)
2. Alat tulis
3. Baki
4. Bracket holder
5. Gelas kimia
6. Jarum Pentul
7. Kaca benda
8. Kaca penutup
9. Mikroskop
10. Pinset
11. Pipet tetes
12. Silet/cutter
B. Bahan
1. Aquades
2. Bunga tasbih (Canna indica)
3. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Menyayat secara melintang dan setipis mungkin masing-masing bahan
berupa kelopak dan mahkota bunga Hibiscus rosa-sinensis. Sementara

170
pada Canna indica berupa kelopak, mahkota, benang sari dan bakal
biji/ovulum.
3. Meletakkan masing-masing sayatan di atas kaca benda, beri setetes
aquades dan tutup dengan kaca penutup.
4. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop cahaya,
khusus bakal biji Canna indica di bawah mikroskop binokuler.
5. Mengambil serbuk sari dan putik Hibiscus rosa-sinensis dan
meletakkan di atas kaca benda, beri setetes air dan tutup dengan kaca
penutup.
6. Mengamati masing-masing preparat di bawah mikroskop cahaya.
7. Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagiannya.

III. TEORI DASAR


Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae, dibentuk oleh
meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif
setelah di rangsang oleh faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu.
Bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, stamen dan putik disebut
bunga lengkap, namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak
lengkap misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya.
Bila hanya mempunyai alat kelamin jantan saja di sebut bunga jantan dan
sebaliknya bila hanya mempunyai alat kelamin betina saja disebut bunga
betina (Amintarti, 2023; Sumardi dan Agus, 1992).
Bagian bunga yang menghasilkan megaspore (sel telur) disebut
ginaecium yang tersusun oleh karpela (megasporofil=daun buah). Karpela
ini secara tersendiri atau bersama-sama membentuk ovarium (bakal buah),
stilus (tangkai putik) dan diujungnya stigma (kepala putik). Di dalam bakal
buah terdapat satu atau lebih bakal biji (ovulum) yang terikat oleh plasenta
pada bakal buah. Bagian bunga yang menghasilkan mikrospora (tepung
sari) disebut androecium yang tersusun oleh satuan-satuan yang di sebut
stamen (benang sari) dan terdiri dari tangkai benang sari (filamen) dan
kepala sari (antera) (Amintarti, 2023).

171
Bakal buah banyak tersusun oleh satu sampai banyak karpela
(daun buah) tergantung dari jenis tumbuhannya. Bila bakal buah
berkembang menjadi buah, karpela akan berubah menjadi perikarp yang
umumnya bersatu dengan bagianbagian buah yang lain membentuk kulit
buah. Perikarp dapat terbagi lagi menjadi 3 lapisan yang dapat terlihat
secara jelas yaitu eksokarp (kulit luar), mesokarp (kulit tengah) dan
endokarp (kulit dalam), tetapi sering susah dipisahkan. Biji pada
Angospermae tersusun atas embrio, endosperm (kadang-kadang tidak ada)
dan jaringan pelindung kulit biji atau testa yang berasal dari integument
(Amintarti, 2023; Woelaningsih, 1984).

172
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Hasil Pengamatan
1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

No Nama bahan Deskripsi

1. Kelopak bunga Terdapat epidermis, jaringan parenkim


dan trikoma
2. Mahkota bunga Terdapat epidermis, parenkimdan
kromoplas
3. Bakal buah Terdapat epidermis, parenkim dan
plasenta
4. Benang sari Tardapat epidermis atas, jaringan
parenkim dan epidermis bawah
5. Putik Epidermis atas, jaringan parenkim dan
jaringan epidermis bawah

2. Bunga tasbih (Canna indica)

No Nama bahan Deskripsi

1. Morfologi bakal buah Terdapat epidermis atas, epidermis


bawah dan jaringan palisade atau tiang
2. Anatomi bakal buah Terdapat epidermis, karpel dan
endodermis
3. Mahkota bunga Terdapat epidermis atas, parenkim dasar
dan epidermis bawah
4. Benang sari Terdapat epidermis atas, serbuk sari dan
epidermis bawah

173
B. Gambar Hasil Pengamatan
1. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
a. Kelopak bunga
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Epidermis
2. Trikoma
3. Jaringan parenkim

2). Gambar Pengamatan

Keterangan :
1
3 1. Epidermis
2. Trikoma
3. Jaringan parenkim
2

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur


Keterangan :
1
1. Epidermis
2. Trikoma
3. Jaringan parenkim

3
2

(Sumber : Cahyani, 2018)

174
b. Mahkota bunga
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Epidermis
2. Jaringan parenkim
3. Kromoplas

2). Gambar Pengamatan

Keterangan :
1
1. Epidermis
3 2. Jaringan parenkim
3. Kromoplas

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur

1
Keterangan :
1. Epidermis
2. Jaringan parenkim
2 3
3. Kromoplas

(Sumber : Kelompok II A, 2023)

175
c. Bakal buah
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Eoidermis
2. Bakal biji
3. Rongga lendir

2). Gambar Pengamatan

1 Keterangan :
1. Epidermis
2 2. Bakal biji
3. Rongga lendir

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur


Keterangan :
1. Epidermis
2. Megaspora
3. Sekat

(Sumber :Rusdiana, 2018 )

176
d. Benang sari
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Sentrifugal

2). Gambar Pengamatan

Keterangan :
1
1. Dinding sel
2
2. Sentrifugal

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur


Keterangan :
1 2
1. Dinding sel
2. Sentrifugal

(Sumber : Kelompok II A, 2023)

177
e. Putik
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Jaringan parenkim

2). Gambar Pengamatan

Keterangan :
1
2 1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
3. Jaringan parenkim
3

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur


Keterangan :
3
1. Epidermis atas
2. Epidermis bawah
1
3. Jaringan parenkim

(Sumber : Rahmiati, 2016)

178
2. Bunga tasbih (Canna indica)
a. Morfologi bakal buah
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Bakal buah
2. Kelopak

2). Gambar Pengamatan

Keterangan :
2
1. Bakal buah
2. Kelopak
1

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur


Keterangan :
2
1 1. Bakal buah
2. Kelopak

(Sumber : Kelompok V B, 2023)

179
b. Anatomi bakal buah
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Bakal biji
2. Tali pusar
3. Plasenta

2). Gambar Pengamatan

1 Keterangan :
2
1. Bakal biji
2. Tali pusar
3. Plasenta
3

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur

2 1 Keterangan :
1. Bakal biji
2. Tali pusar
3. Plasenta

(Sumber : Kelompok V B, 2023)

180
c. Benang sari
1). Gambar Pengamatan
Keterangan :
1. Pollen
2. Trikoma
3. Penebalan sentrifuhal

2). Gambar Pengamatan

Keterangan :
1 1. Pollen
2. Trikoma
3. Penebalan sentrifugal

3 2

Perbesaran : 40×10
(Sumber : Dok. Kelompok VI A, 2023)

3). Foto Literatur


Keterangan :
1
1. Pollen
2
2. Trikoma

3
3. Penebalan sentrifugal

(Sumber : Kelompok V B, 2023)

181
V. ANALISIS DATA
A. Bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
1. Kelopak bunga
Pada pengamatan pada kelopak bunga sepatu terlihat adanya
epidermis atas, epidermis bawah, terdapat banyak sel parenkimatis,
dimana parenkim ini disebut mesofil dan derivat epidermis yaitu
trikoma. Jaringan mesofil terletak di antara bagian epidermis bawah
dan atas. Daun kelopak biasanya memiliki struktur sederhana. Sel-
sel daun kelopak ini juga mengandung zat hijau daun (klorofil).
Kelopak bunga sepatu ini termasuk tipe daun sentries, dimana spon
parenkim tersusun radial simetris dan mengelilingi berkas
pengangkut.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), daun mahkota
dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama, terdiri atas sel-sel
parenkimatis. Parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan
epidermis bawah. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar.
Daun kelopak sel-selnya mengandung kloroplas. Umumnya
mempunyai struktur yang sederhana, terdiri dari sel-sel yang
bentuknya isodiametris. Epidermis daun kelopak dilapisi kutin pada
bagian luarnya, terdapat stomata dan trikomata.
2. Mahkota bunga
Pada pengamatan makhota bunga sepatu epidermis atas,
epidermis bawah, jaringan mesofil berupa jaringan pelisade dan
jaringan spons. Mahkota bunga sepatu termasuk ke dalam tipe daun
dorsiventral, dimana jaringan palisade terdapat pada daerah adaksial
(atas) dan jaringan bunga karang terletak pada daerah abaksial
(bawah). Sel-sel mahkota bunga sepatu mempunyai banyak berkas
jaringan pengangkut yang ukurannya kecil, sehingga pada
pengamatan tidak terlihat jelas.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), daun mahkota
dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama, terdiri atas sel-sel

182
parenkimatis. Parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan
epidermis bawah. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar.
Daun mahkota mempunyai 1 atau banyak pembuluh yang kecil-
kecil. Epidermis bentuknya khusus, merupakan tonjolan yang
disebut papilla, dilapisi oleh kutikula. Adanya warna yang
bermacam-macam disebabkan oleh adanya kromoplas atau pigmen
tambahan yang terdapat pada cairan sel. Zat tepung sering dibentuk
pada daun mahkota muda. Minyak volatile yang karakteristik pada
bunga umumnya terdapat pada sel-sel epidermis.
3. Bakal buah
Pada pengamatan bakal buah bunga sepatu didapati adanya
epidermis, parenkim, sekat dan bakal biji. Pada kulitnya di bagian
terluar tersusun oleh sel-sel epidermis yang mengalkami penebalan
sentrifugal dengan bentuknya yang sangat besar dan tersusun rapat.
Menurut literature, bakal biji berkembang dari plasenta, terjadi
pembentukkan megaspore dan perkembangan kandung lembaga.
Suatu bakal biji terdiferensiasi menjadi nuselus dan funikulus.
Nuselus yaitu jaringan yang menyelubungi badan sentral dengan
integument yang jumlahnya 1 atau 2 yang menyelubungi nuselus.
Funikulus yaitu tangkai yang mendukung bakal biji, sedankan bakal
biji melekat pada plasenta (Amintarti, 2019).
4. Benang sari
Pada pengamatan benang sari bunga sepatu didapat adanya
epidermis, serbuk sari, dan derivat epidermis berupa trikoma.
Trikoma berfungsi untuk perlindungan dan pengeluaran zat sisa yang
berlebihan di dalam tubuh. Kepala sari mempunyai struktur yang
kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis, dan di bagian paling
dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir serbuk
sari.
Menurut literature, benang sari bunga sepatu didapat adanya
epidermis, serbuk sari, dan derivat epidermis berupa trikoma.

183
Trikoma berfungsi untuk perlindungan dan pengeluaran zat sisa yang
berlebihan di dalam tubuh. Kepala sari mempunyai struktur yang
kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis, dan di bagian paling
dalam terdapat ruang sari (lokulus) yang berisi butir-butir serbuk
sari.
Secara anatomi daun mahkota memiliki struktur yang sama yaitu
terdiri dari sel-sel parenkimatis. Parenkim dasar terletak di antara
bagian epidermis atas dan bagian epidermis bawah. Jaringan ini
biasa disebut dengan mesofil. Sistem pembuluh terdapat pada
jaringan dasar (Sumardi & Agus, 1992).
Daun mahkota ini memiliki satu atau banyak pemuluh yang kecil.
Epidermis mempunyai bentuk yang khusus yang dilapisi oleh
kutikula. Terdapat warna yang bermacam-macam yang disebabkan
karena adanya kromoplas atau pigmen tumbuhan yang terdapat pada
cairan sel. Zat tepung biasanya dibentuk pada daun mahkota yang
muda. Minyak volatile yang karakteristik pada bunga umumnya
terdapat pada sel-sel epidermis (Sumardi & Agus, 1992).
5. Putik
Pada pengamatan putik bunga sepatu terlihat adanya kepala
putik, tangkai putik, butir sari dan epidermis. Butir-butir serbuk sari
terlihat menempel pada kepala putik.
Menurut literature, putik terdiri dari kepala putik, tangkai kepala
putik, dan bakal buah. Struktur anatomi bakal buah terdiri dari
dinding bakal buah yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel dan
disebelah dalam terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatis
mengelilingi ruang ovarium yang didalamnya terdapat ovulum.
Stigma dan stilus mempunyai struktur yang khusus, yang
memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma
dan buluh polen mampu menembus ovulum (Amintarti, 2019).

184
B. Bunga tasbih (Canna indica)
1. Morfologi bakal buah
Pada pengamatan, bakal buah bunga tasbih terdapat epidermis,
karpel, dan endodermis.
Berdasarkan literature, putik terdiri dari kepala putik, tangkai
kepala putik, dan bakal buah. Struktur anatomi bakal buah terdiri
dari dinding bakal buah yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel dan
disebelah dalam terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatis
mengelilingi ruang ovarium yang didalamnya terdapat ovulum.
Stigma dan stilus mempunyai struktur yang khusus, yang
memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma
dan buluh polen mampu menembus ovulum (Amintarti, 2019).
2. Anatomi bakal buah
Pada pengamatan, bakal buah bunga tasbih terdapat epidermis,
karpel, dan endodermis.
Berdasarkan literature, putik terdiri dari kepala putik, tangkai
kepala putik, dan bakal buah. Struktur anatomi bakal buah terdiri
dari dinding bakal buah yang umumnya terdiri dari 1 lapis sel dan
disebelah dalam terdiri dari beberapa lapis sel parenkimatis
mengelilingi ruang ovarium yang didalamnya terdapat ovulum.
Stigma dan stilus mempunyai struktur yang khusus, yang
memungkinkan butir-butir polen mampu berkecambah pada stigma
dan buluh polen mampu menembus ovulum (Amintarti, 2019).
3. Mahkota bunga
Pada pengamatan, mahkota bunga tasbih dengan nama ilmiah
Canna indica terdapat epidermis atas, parenkim dasar, dan epidermis
bawah.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), daun mahkota
dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama, terdiri atas sel-sel
parenkimatis. Parenkim dasar terletak diantara epidermis atas dan
epidermis bawah. Sistem pembuluh terdapat pada jaringan dasar.

185
Daun mahkota mempunyai 1 atau banyak pembuluh yang kecil-
kecil. Epidermis bentuknya khusus, merupakan tonjolan yang
disebut papilla, dilapisi oleh kutikula Adanya warna yang
bermacam-macam disebabkan oleh adanya kromoplas atau pigmen
tambahan yang terdapat pada cairan sel. Zat tepung sering dibentuk
pada daun mahkota muda. Minyak volatile yang karakteristik pada
bunga umumnya terdapat pada sel- sel epidermis.
4. Benang sari
Pada pengamatan, benang sari bunga tasbih dengan nama ilmiah
Canna indica terdapat epidermis alas, serbuk sari, dan epidermis
bawah.
Menurut Nugroho, Purnomo, & Sumardi (2012), benang sari pada
umumnya terdiri dari 4 ruang yang berisi polen disebut
mikrosporangium (lokulus) dan 1 tangkai yang mendukung antera
disebut tangkaisari (filamen). Ruang polen disebut mikrosporangium
karena di tempat tersebut dihasilkan mikrospora Selanjutnya
mikrospora akan tumbuh membentuk buluh dan menghasilkan gamet
jantan.

186
VI. KESIMPULAN
1. Kelopak bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
terdapat epidermis, jaringan parenkim, dan trikoma.
2. Mahkota bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
terdapat epidermis, parenkim, dan kromoplas.
3. Serbuk sari bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
memiliki dinding sel dan terjadi penebalan dinding sel ke arah luar atau
sentrifugal yang berupa tonjolan-tonjolan.
4. Putik bunga sepatu dengan nama Ilmiah Hibiscus rosa-sinensis terdapat
epidermis atas, jaringan parenkim, dan epidermis bawah
5. Bakal biji bunga sepatu dengan nama ilmiah Hibiscus rosa-sinensis
terdapat jaringan epidermis, bakal biji (nuselus dan funikulus),
parenkim dan plasenta.
6. Kelopak bunga tasbih dengan nama ilmiah Canna indica terdapat
epidermis bawah, dan jaringan palisade atau tiang.
7. Mahkota bunga tasbih dengan nama ilmiah canna indica terdapat
epidermis atas, parenkim dasar, dan epidermis bawah.
8. Benang sari bunga tasbih dengan nama ilmiah Canna indica terdapat
epidermis atas, serbuk sari, dan epidermis bawah.
9. Kelopak bunga tasbih dengan nama ilmiah Canna indica terdapat
epidermis, karpel, dan endodermis.

187
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti. S. (2023). Penuntun Praktikum Anatomi Tumbuhan. CV Batang
: Banjarmasin.

Amintarti, S. Kapsul. & Rezeki, A. (2022). Penuntun Praktikum Anatomi


Tumbuhan. Banjarmasin: Batang.

Nugroho, H., Purnomo, & Sumardi, I. (2012). Struktur dan Perkembangan


Tumbuhan. Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Rohmana, Q. A. (2015). Sitologi (Penebalan Dinding Sel & Plasmolisis.

188

Anda mungkin juga menyukai