Anda di halaman 1dari 6

ORGANOLOGI I

Oleh :
Nama : A. Dimas Cahyaning Furqon
NIM : B1A015143
Rombongan : C2
Kelompok :2
Asisten : Dina Rosdiana

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
Akar merupakan pintu masuk bagi hara dan air dari tanah,
yang sangat penting untuk proses fisiologi pohon. Dengan demikian
apabila fungsi akar terganggu maka pertumbuhan bagian pucuk
akan terganggu pula.Untuk dapat diserap oleh tanaman, molekul-
molekul air harus berada pada permukaan akar. Sementara itu,
Batang adalah bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun
dan organ reproduktif. Dalam perkembangan sekundernya, batang
dan akar mempunyai struktur yang relatif sama (Nugraoho et al.,
2006).
Daun merupakan salah satu organ yang mendapatkan
dampak langsung dari pengaruh lingkungan, terutama dari radiasi
cahaya matahari. Cahaya matahari langsung digunakan oleh daun
untuk proses fotosintesis. Keadaan lingkungan, seperti salinitas dan
radiasi sinar matahari direspon oleh tumbuhan dan terwujud dalam
bentuk adaptasi morfologis maupun anatomis. Menurut Hidayat
(1995), daun merupakan organ yang amat beragam, baik dari segi
morfologi maupun anatominya (Putra et al., 2013).
II. TUJUAN
Tujuan praktikum acara organologi I, antara lain :
1. Mengamati struktur akar, batang, dan daun.
III. MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara sitologi diantaranya
mikroskop cahaya, objectglass, coverglass, laporan sementara, kamera, dan alat tulis.
Bahan-bahan yang digunakan diantaranyapreparat awetan irisan melintang
akar jagung (Zea mays), batang sirih (Piper betle), daun jeruk (Citrus sp), dan daun
jagung (Zea mays).
IV. METODE
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara organologi I antara lain:
1. Amati preparatirisan melintang akar jagung (Zea mays), batang sirih (Piper betle),
daun jeruk (Citrus sp), dan daun jagung (Zea mays) yang telah disediakan dengan
mikroskop cahaya.
2. Preparat difoto dan digambar di laporan sementara
V. HASIL

1 Keterangan :
1. Epidermis
2 2. Kolenkim
3. Parenkim korteks
3 4. Parenkim empulur
5. Saluran lendir
4 6. Berkas pengangkut
5 perifer
7. Sklerenkim
6 8. Berkas pengangkut
moduler
7
Tipe berkas pengangkut :
8 Radial

Gambar 1. .L Akar Jagung (Zea mays) Perbesaran 100X

1 Keterangan :
2 1. Epidermis
2. Eksodermis
3. Parenkim korteks
3 4. Endodermis
5. Perisikel
6. Xilem
4 7. Floem
8. Parenkim empulur
5 Tipe berkas pengangkut:
6 Kolateral tertutup

Gambar 2..L Batang Sirih (Piper betle) Perbesaran 100X


Keterangan :
1
1. Epidermis atas
2 2. Jaringan palisade
3. Jaringan spons
4. Berkas
pengangkut
4 5. Epidermis bawah

Gambar 3..L Daun Jeruk (Citrus sp)Perbesaran 400X

1 Keterangan :
1. Epidermis atas
2
2. Trikoma
3. Sel motor
4. Berkas
3
pengangkut
5. Jaringan mesofil
6. Epidermis bawah

6
Gambar 4. .L Daun Jagung (Zea mays) Perbesaran 400X
VI. PEMBAHASAN
Korteks akar umumnya terdiri atas sel-sel parenkim, sering mengandung
tepung terkadang kristal kalsium oksalat. Pada sejumlah besar monokotil sering
membentuk serabut sklerenkim dan berbagai sel yang berdinding tebal sebagai
penguat. Lapisan terluar dari korteks, berbatasan langsung dengan epidermis, disebut
eksodermis. Eksodermis dapat terdiri dari selapis atau lebih, dapat mengadakan
diferensiasi menjadi hipodermis yang berdinding selnya mengandung suberin atau
lignin. Sedangkan lapisan terdalam dari korteks akar berkembang dan berdiferensiasi
membentuk endodermis. Sel endodermis berada dengan sel sebelah luar dan sebelah
dalamnya. Pada endodermis dapat dijumpai sel-sel yang dindingnya tidak mengalami
penebalan, sel ini disebut dengan sel peresap(Lakitan, 1991).
Perisikel adalah suatu sel-sel hidup yang mengelilingi xilem dan floem.
Jaringan vaskular dan perisikel membentuk suatu tabung yang disebut stele. Ujung
akar akan terus tumbuh di dalam tanah. Hal ini tentunya juga akan memperluas
permukaan kontakantara akar dan tanah. Juga memperluas wilayah penjelajahan akar
di dalam tanah. Pada bagian ujung akar terdapat tudung akar yang berfungsi
melindungi sel-sel meristematik pada bagian ujung akar tersebut (Lakitan, 1991).
Karakter anatomi yang penting dari akar tumbuhan dikotil adalah: berkas
xilem dari diarch sampai hexarch, perisikel mengadakan aktivitas membentuk
cabang akar dan meristem sekunder (kambium dan felogen), kambium akan muncul
sebagai meristem sekunder, tidak dijumpai adanya parenkim sentral. Sementara itu,
karakter anatomi yang penting dari akar monokotil adalah: berkas xilem biasanya
polyarch, perisikel mengadakan aktivitas membentuk akar cabang saja, tidak
dijumpai adanya kambium, dan parenkim pusat berkembang dengan baik atau
kadang berkembang menjadi sklerenkim (Nugroho et al., 2006). Berdasarkan
pengamatan pada akar jagung yang termasuk tumbuhan monokotil, tidak
ditemukannya kambium, sementara jaringan sklerenkim bisa teramati.
Struktur anatomi batang dikotil terdiri dari epidermis, korteks, endodermis
dan silinder pusat. Epidermis pada tumbuhan dikotil dilaisi kutikula. Sementarta itu,
struktur anatomi batang pada tumbuhan monokotil terdiri dari epidermis, korteks,
dan silinder pusat. Korteks tersusun oleh jaringan kolenkim dan makin ke dalam
tersusun oleh jaringna parenkim (Mulyani, 2006). Berdasarkan pada pengamatan
irisan melintang batang sirih, teramati bahwa tipe berkas pengangkutnya adalah
kolateral tertutup, terdapat epidermis, eksodermis, endodermis, parenkim korteks
serta parenkim empulur pada bagian sebelah dalamnya.
Struktur anatomi daun terdiri dari sistem jaringan dermal, yaitu epidermis dan
derivatnya, jaringan pembuluh dan jaringan dasar yang disebut mesofil (Hidayat,
1995). berdasarkan pengamatan irisan melintang daun jeruk, jaringan mesofil terlihat
berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons, terdapat epidermis atas
dan bawah serta berkas pengangkut. Sementara itu, pada penampang melintang daun
padi, terlihat jaringan mesofil yang homogen, tidak terdiferensiasi, sel motor, dan
trikoma.

VII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum acara sitologi II dapat disimpulkan bahwa :
1. Anatomi irisan dari melintang akar jagung (Zea mays) memiliki epidermis,
kolenkim parenkim korteks, parenkim empulur, saluran lendir, sklerenkim,
dan berkas pengangkut tipe radial.
2. Anatomi irisan dari melintang batang sirih (Piper betle) memiliki epidermis,
eksodermis, prenkim korteks, endodermis, parenkim empulur berkas
pengangkut tipe koleteral tertutup.
3. Anatomi dari irisan melintang daun jeruk (Citrus sp) memiliki epidermis
atas, epidermis bawah, jaringan palisade, jaringan spons, dan berkas
pengangkut.
4. Anatomi dari irisan melintang daun jagung (Zea mays) teramati epidermis
atas, epidermis bawah, trikoma, sel motor, jaringan mesofil, dan berkas
pengangkut.
VIII. SARAN
Soal kuis sebaiknya terdiri dari soal singkat yang dapat langsung dijawab.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Lakitan, Benyamin.
1991.FisiologiPertumbuhandanPerkembangan.Yogyakarta:UGM.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Nugroho L. H., Purmono, Sumardi I. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Putra H., Dorly, Rahayu S., 2013. KarakteristikAnatomiDaunDari SepuluhSpesies
Hoya SukulenSertaAnalisisHubunganKekerabatannya.Buletin Kebun Raya
16(1): 58-73

Anda mungkin juga menyukai