Anda di halaman 1dari 10

HISTOLOGI II

Oleh :

Nama : Harditya Firdhaus


NIM : B1A017115
Rombongan : C1
Kelompok :5
Asisten : Alvi Sari Agita

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

Menurut Campbell (2000), Histologi merupakan ilmu yang mempelajari


tentang struktur dan jaringan tumbuhan. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi
dalam bentuk organ.jaringan adalah kesatuan sel yang saling berhubungan satu sama
lain dengan tujuan untuk mendukung pertumbuhan pada tumbuhan serta mempunyai
struktur dan fungsi yang sama. Waluyo (2006) mengatakan bahwa jaringan tumbuhan
terjadi karena adanya suatu pembelahan dari sel-sel yang saling berhubungan dengan
erat satu sama lainnya. Jaringan menurut fungsinya dapat diklasifikan menjadi dua
jaringan yaitu jaringan muda (meristem) dan jaringan dewasa (permanen). Jaringan
umumnya dapat dibagi menjadi lima antara lain jaringan pelindung (epidermis),
jaringan dasar (parenkim), jaringan penguat (kolenkim dan sklerenkim), jaringam
sekretori, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
Mulyani (2006), berkata bahwa berdasarkan jumlah tipe sel penyusunnya,
jaringan dibagi menjadi dua yaitu jaringan sederhana dan jaringan rumit. Jaringan
sederhana bersifat homogeni atau hanya terdiri atas satu tipe sel. Sedangkan jaringan
rumit bersifat heterogen, terdiri atas dua atau lebih sel. Parenkim, kolenkim,
sklerenkim adalah jaringan sederhana, sedangkan xilem, floem, dan epidermis adalah
jaringan rumit.
Jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi memberi kekuatan dan
perimbangan bagi tumbuhan, kekuatan untuk menahan gerakan angin dan kekuatan
agar tumbuhan dapat berdiri tegak. Sedangkan jaringan pengangkut pada tumbuhan
terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas
vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun,
sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan (Indriyanto, 2006).

II. TUJUAN

Tujuan praktikum acara Histologi II, antara lain :


1. Mengamati macam-macam dan tipe jaringan penguat pada tumbuhan (kolenkim
dan sklerenkim).
2. Mengamati macam-macam susunan berkas pengangkut pada tumbuhan.
III. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Histologi II diantaranya


mikroskop cahaya, object glass, cover glass, laporan sementara, silet, pensil,
penghapus, dan pipet.
Bahan-bahan yang digunakan pada acara Histologi II diantaranya irisan
melintang batang Apium graveolens (seledri), irisan melintang batang Hibiscus
rosa-sinensis (kembang sepatu), irisan melintang batang Zea mays (jagung), dan
irisan melintang Cordyline sp. (hanjuang).

B. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum acara Histologi I antara lain:


1. Preparat irisan melintang batang Zea mays (jagung) dan irisan melintang
Cordyline sp. (hanjuang) yang sudah disediakan oleh tim asisten diamati
menggunakan mikroskop.
2. Preparat irisan melintang batang Apium graveolens (seledri), irisan melintang
batang Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu) dibuat menggunakan silet.
3. Irisan yang telah dibuat, diletakkan di atas object glass kemudian ditetesi air dan
ditutup dengan cover glass selanjutnya diamati menggunakan mikroskop.
4. Preparat yang telah diamati kemudian digambar pada lembar laporan sementara.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1 Keterangan :
1. Sel Epidermis
2
2. Kolenkim
3 3. Klorenkim
4 4. Parenkim korteks
5. Berkas pengangkut
5
6. Empulur
6
Tipe kolenkim: Lakuner

Gambar 1. Ø L. Batang Apium graveolens (Seledri) Perbesaran 100X


Perbesaran 100 x

1 Keterangan :
1. Epidermis
2
2. Klorenkim
3 3. Kolenkim
4. Korteks
4
5. Sklerenkim
5
6. Berkas pengangkut
6 7. Empulur

7
Tipe kolenkim : Anguler

Gambar 2. Ø L. Hibiscusrosa-sinensis (Batang Kembang Sepatu) Perbesaran


100X
1 Keterangan :
1. Korteks
2
2. Sarung sklerenkim
3 3. Floem
4 4. Xilem
5. Buluh cincin
5
6. Ruang reksigen
6
Tipe berkas pengangkut :
Kolateral tertutup

Gambar 3. Ø L. Batang Zea mays (Jagung) Perbesaran 400X

1 Keterangan :
1. Korteks
2
2. Floem
3 3. Xilem

Tipe berkas pengangkut :


Konsentris amfivasal

Gambar 4. Ø L. Batang Cordyline sp. (Hanjuang) Perbesaran 100X


B. Pembahasan

Jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi memberi kekuatan dan


perimbangan bagi tumbuhan, kekuatan untuk menahan gerakan angin dan kekuatan
agar tumbuhan dapat berdiri tegak. Jaringan penguat dibagi menjadi dua macam
jaringan yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Menurut Putra et al. (2016),
jaringan kolenkim memiliki ciri-ciri diantaranya tersusun oleh sel-sel hidup, kaya
plasma dinding sel dari selulosa, hemiselulosa dan pektin, air dalam seluruh dinding
sel kurang lebih 67%, dan bentuk sel memanjang menurut poros panjang organ
tumbuhan namun kadang-kadang berisi kloroplas. Menurut Pudjoarinto (1994),
skelerenkim memiliki ciri-ciri diantaranya tersusun oleh sel-sel yang berdinding tebal
dan keras karena mengalami lignifikasi, dan sel dewasa tidak mengandung kloroplas.
Perbedaan kolenkim dan sklerenkim yang paling mendasar yaitu pada sifatnya,
kolenkim bersifat plastis sedangkan sklerenkim bersifat elastis.
Menurut Wilson (1966), macam-macam jaringan kolenkim berdasarkan
penebalannya antara lain anguler, annuler, lakuner dan lameler. Kolenkim tipe
anguler (sudut) yaitu penebalan dinding yang terdapat pada bagian sudut sel dengan
susunan sel tidak teratur. Kolenkim tipe lameler (lempeng) yaitu penebalan dinding sel
yang terdapat pada dinding tangensial, dinding radial relatif tidak menebal. Kolenkim
tipe lakuner yaitu penebalan dinding sel terdapat pada daerah-daerah yg berbatasan
dengan ruang antar sel. Bentuk sel tidak teratur, banyak ruang antar sel berbentuk pita..
Kolenkim tipe annuler yaitu penebalan dinding sel merata sehingga ruang sel menjadi
berbentuk lingkaran.
Jaringan sklerenkim dibagi menjadi dua yaitu sklereida dan serabut
sklerenkim. Sklereida atau bisa juga disebut dengan sel batu memiliki ciri-ciri
diantaranya memiliki dinding keras, bentuk isodiametris seperti bintang atau
trikosklereida, dapat berupa sel tunggal bisa atau kelompok kadang ditemukan
menempel pada xilem dan floem dan letak sklereida didalam jaringan dapat tersebar
didalam organ atau pada tempat tertentu. Sedangkan serabut sklerenkim memiliki ciri-
ciri diantaranya bentuknya sangat panjang dengan bagian ujung meruncing, ruang sel
(lumen) sempit karena mengalami penebalan dinding sekunder, terdapat pada akar,
batang, daun dan buah atau melekat pada bagian jaringan lain serta mungkin terdapat
diantara xilem dan floem sebagai berkas atau sebagai sarung yang menyelubungi
berkas pengangkut (Savitri, 2008).
Jaringan pengangkut pada tumbuhan tinggi terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem terdiri atas unsur trakeal
atau unsur vasal (trakea dan trakeida), tersusun membujur dan biasanya terdapat
perforasi, serabut xilem dan parenkim xilem. Trakea merupakan pembuluh kapiler dari
akar sampai daun, sel lebih pendek, dinding sel berkayu. Bagian dinding ujung sel
trakea terdapat lubang yang disebut bidang perforasi. Trakeida merupakan sel panjang
dengan ujung runcing, dinding tidak tebal tapi keras, berkayu, lumen besar dan kosong.
Serabut xilem sebagai jaringan pengangkut dan selnya mati. Parenkim xilem terdapat
sebagai sel-sel yg memanjang vertikal, dan yang tersusun ke arah radial merupakan
parenkim jari-jari xilem (Salisbury & Ross, 1995).
Floem terdiri atas unsur-unsur tapis, sel pengiring, sel albumen, serabut
floem, parenkim floem dan sklereida. Unsur-unsur tapis terdiri atas sel tapis dan buluh
tapis. Sel tapis adalah sel tunggal dengan bentuk memanjang. bidang tapis terletak di
samping atau ujung sel. Buluh tapis yaitu berkas sel memanjang masing-masing
merupakan bagian dari buluh tapis yg dihubungkan satu atau lebih bidang tapis. Sel
pengiring merupakan sel-sel kecil yang terletak disamping buluh tapis. Sel albumen
merupakan sel jari-jari empulur dan sel-sel parenkim buluh tapis yang kaya akan zat
putih telur. Parenkim floem terdapat pada floem primer maupun sekunder. Sel-selnya
parenkim floem hidup dan mempunyai dinding primer dengan noktah sederhana yang
berisi tepung, damar atau kristal. Sel-sel berisi kristal membentuk serabut atau ikatan
serabut. Serabut floem terdapat pada floem primer maupun sekunder, dinding sel tebal,
berlignin, noktah sederhana, sel-selnya panjang dengan ujung saling berimpit.
Terakhir sklereida yaitu unsur sering melekat pada floem (Kartasaputra, 1998).
Menurut Prawiro (1997), berdasarkan letak xilem terhadap floem dan ada atau
tidaknya kambium dapat dibagi menjadi empat yaitu tipe radial, kolateral, bikolateral,
dan konsentris. Tipe pertama yaitu radial. Tipe radial terdapat pada akar dengan letak
letak berkas xilem dan floem bergantian menurut jari-jari lingkaran. Contohnya pada
akar dikotil, gymnospermae, akar monokotil dan pteridophyta. Tipe kedua yaitu tipe
kolateral. Tipe kolateral yaitu letak xilem dan floem berdampingan, umumnya floem
di sebelah luar xilem dan diantaranya tidak terdapat kambium atau bisa disebut
kolateral tertutup contohnya pada batang Monocotyledoneae dan Equisetum.
Sedangkan apabila antara xilem dan floem berdampingan langsung tanpa adanya
kambium disebut koleteral terbuka contohnya Glycine max, Hibiscus sp. dan
Gymnospermae. Tipe ketiga yaitu tipe bikolateral. Tipe bikolateral yaitu xilem diapit
dua bagian xilem, diantara floem luar dan xilem ada kambium sedangkan xilem dan
floem dalam terdapat parenkim. Tipe keempat yaitu tipe kosentris. Bila floem
mengelilingi xilem disebut kosentris amfikibral, misalnya pada batang
tumbuhan Pterodophyta. Sedangkan bila xilem mengelilingi floem disebut kosentris
amfivasal contohnya Aloe, Yucca, Dracaena, Agave, Cordyline dan Testudinaris.
Preparat yang digunakan dalam praktikum Histologi II antara lain irisan
melintang batang Apium graveolens (seledri), irisan melintang batang Hibiscus rosa-
sinensis (kembang sepatu), irisan melintang batang Zea mays (jagung), dan irisan
melintang Cordyline sp. (hanjuang). Preparat pertama yaitu irisan melintang batang
Apium graveolens (seledri). Preparat ini termasuk dalam familia Apiaceae yang
diamati dengan perbesaran 100X. Bagian-bagian yang diamati antara lain epidermis,
klorenkim, kolenkim, dan korteks, berkas pengangkut dan empulur. Tipe kolenkim
preparat ini adalah lakuner. Hal ini tidak sesuai dengan perkataan Zucovic et al. (2016)
bahwa seharusnya Apium graveolens (seledri) memiliki tipe kolenkim anguler yaitu
penebalan dinding pada bagian sudut sel. Preparat kedua yaitu irisan melintang batang
Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu). Preparat ini termasuk dalam familia
Malvaceae yang diamati dengan perbesaran 100X. Bagian-bagian yang teramati antara
lain epidermis, klorenkim, kolenkim, korteks, sklerenkim, berkas pengangkut, dan
empulur. Tipe kolenkim pada preparat ini adalah anguler. Hal ini sesuai dengan
pendapat Dwidjoseputro (1984) bahwa penebalan pada Hibiscus rosa-sinensis terjadi
di sekitar sudut sel. Preparat ketiga yaitu irisan melintang batang Zea mays (jagung).
Preparat ini termasuk dalam familia Poaceae yang diamati dengan perbesaran 400X.
Bagian-bagian yang teramati antara lain korteks, sarung sklerenkim, floem, xilem,
buluh cincin dan ruang reksigen. Tipe berkas pengangkut preparat ini yaitu kolateral
tertutup. Hal ini sesuai dengan tulisan Prawiro (1997) bahwa sel Zea mays memiliki
letak xilem dan floem berdampingan dan floem di sebelah luar xilem dan diantaranya
tidak terdapat kambium. Preparat keempat adalah irisan melintang Cordyline sp.
(hanjuang). Preparat ini termasuk dalam familia Asparagaceae yang diamati dengan
perbesaran 400X. Bagian-bagian yang teramati antara lain korteks, xilem dan floem.
Tipe berkas pengangkut pada preparat ini adalah konsentris amfivasal. Hal tersebut
sesuai dengan referensi yang dikemukakan oleh Prawiro (1997) bahwa kosentris
amfivasal adalah tipe berkas pengangkut ketika bagian floem dikelilingi xilem.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum acara Histologi II dapat disimpulkan bahwa:
1. Jaringan penguat merupakan jaringan yang berfungsi memberi kekuatan dan
perimbangan bagi tumbuhan, kekuatan untuk menahan gerakan angin dan
kekuatan agar tumbuhan dapat berdiri tegak. Jaringan penguat dibagi menjadi
dua yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim. macam-macam jaringan kolenkim
berdasarkan penebalannya antara lain anguler, annuler, lakuner dan lameler
sedangkan jaringan sklerenkim dibagi menjadi dua yaitu sklereida dan serabut
sklerenkim.
2. Jaringan pengangkut pada tumbuhan tinggi terdiri atas sel-sel xilem dan floem,
yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Berdasarkan letak xilem
terhadap floem serta ada atau tidaknya cambium dibagi menjadi empat tipe yaitu
tipe konsentris, tipe kolateral, tipe bilateral, dan tipe radial.

B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah praktikan harus cepat dalam
menggambar skematis suatu preparat agar waktu praktikum lebih efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Jane, B., Reece, Lawrence, G., & Mitchell. 2000. Biologi Edisi 5 Jilid
3. Jakarta: Erlangga.
Dwidjoseputro, D. 1984. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.
Prawiro. 1997. Biologi Sains. Bumi Aksara. Jakarta.
Pudjoarinto, A. 1994. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Fakultas
Biologi UGM.
Putra R D, Utama B, & Dalimunte A. 2016. Morfologi Perakaran Tumbuhan
Monokotil Dan Tumbuhan Dikotil. Peronema Foresty Journal, 5(3), pp. 1-10.
Salisbury, F. B. & Ross, C.W. 1995. Fisiologi tumbuhan Jilid 1. Bandung: ITB.
Savitri, E. 2005. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang:
UIN Press.
Kartasaputra, A. G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, Tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta: Bina Aksara.
Waluyo, J. 2006. Biologi Dasar. Jember: Universitu Press.
Wilson. 1966. Biology. USA: Botang Rhinchar and Wington.
Zucovic Z, Chen D, & Melton L D. 2016. Comparison of Celery (Apium graveolens
L.) Collenchyma and Parenchyma Cell Wall Polysaccharides Enabled by Solid-
state. Carbohydrate Research, 420(5), pp. 51-57.

Anda mungkin juga menyukai