Anda di halaman 1dari 3

BAKPO TELO

Dengan pemandangan yang begitu indah dan suasana yang menyenangkan


di sekitar toko yang terletak di kiri jalan raya perbatasan kabupaten pasuruan
dan kabupaten malang ini sangat menunjukkan keunikannya, dimulai dengan
warna yang dominan ungu menunjukkan ciri khas toko tersebut yakni bakpo
telo yang langsung menunjukkan isi dari toko tersebut. Di sudut kanan pintu
masuk terdapat pos satpam yang siap menyambut para pelanggan dengan
ramahnya dan kendaraan yang rapi terparkir di parkiran depan pos satpam
membuat posisi pembeli semakin strategis untuk cepat menghampiri ruang
utama toko tersebut, kira-kira sekitar tiga perempat hektar luas toko itu
menunjukkan kesejukkannya. Jika Anda menginjakkan kaki kedalam toko,
Anda akan melihat slogan atau logo yang menjadi ciri khas dari toko ini.
Awal mula berdirinya toko bakpo telo ini adalah impian dari seorang
alumni mahasiswa UB yang mempunyai kesukaan dalam mengelola pertanian
dan berbagai tanaman beliau adalah Pak Unggul, yang mempunyai inspirasi
dan dipercayai oleh beberapa perangkat daerah lawang sekitar agar dapat
mendirikan toko yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar, maka semakin
terwujudlah keinginan Pak Unggul tersebut dalam meraih impiannya sehingga
Beliau mencetuskan ide dengan membuat aneka makanan dengan bahan utama
telo atau ubi jalar. Toko bakpo telo berdiri pada tahun 2000 dengan niat dan
tekad yaitu hanya untuk mencoba resep bakpo yang bahan bakunya diganti
dengan ubi jalar, Beliau mengganti dengan ubi jalar karena masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat Lawang hanya memandang sebelah mata
makanan ubi jalar ini, mereka hanya menganggap ubi jalar sebagai makanan
sampingan dan untuk ngemil. Padahal menurut penelitian ubi jalar
mengandung banyak beta karoten dan sebagai sumber energi seperti halnya
beras.
Modal yang Pak Unggul keluarkan adalah 900.000 dengan sudah ada
bangunanya untuk membuka toko bakpo telo ini. Beliau sangat ulet dan rajin
untuk membina karyawan desa khusunya Lawang dalam hal membuat Bakpo
dan produk lainnya yang berbahan baku ubi jalar. Produk lainnya ialah mie

telo, brownis telo, onde telo, bakpia telo, kripik telo, jus telo dan es krim
telo. Pernah terjadi kendala dalam membuat produk berbahan baku ubi jalar,
yakni lamanya proses pemanenan ubi jalar, tetapi Pak Unggul tak patah
semangat Beliau berpikiran bahwa tanah negaranya yaitu Indonesia sangatlah
subur, masalah itu pun sudah diatasi oleh nya. Pak Unggul juga melakukan
kerja sama dengan SPAT (Sentra Pengembangan Agribisnis Terpadu) yaitu
perkebunan Ketela di purwodadi yang bekerja sama dengan Kabupaten
Pasuruan. Harapannya beliau ingin mengubah pola pikir masyarakat untuk
tidak mengesampingkan ketela atau ubi jalar.
Pada awal mula di bukanya toko ini, Pak Unggul mempunyai karyawan
sebanyak 10 orang, tetapi semakin berkembangnya toko bakpo telo, karyawan
pun juga ditambah hingga jumlahnya saat ini mencapai 45 orang dengan sudah
ada bagiannya masing-masing. Ada yang sebagai produksi dan ada pula yang
sebagai pelayan. Waktu kerja yang diberikan juga berbeda pula, jika karyawan
bagian produksi jam kerja mulai pukul 07.00 hingga 15.00 dan untuk pelayan
jam kerja dimulai pukul 09.00 hingga 21.00. Karyawan bagian produksi harus
mempunyai sofkill dalam hal membuat produk yang berbahan baku ubi jalar,
dan jika pelayan harus bersikap ramah tamah dan murah senyum agar para
pembeli dapat senang dan kembali kemari untuk membeli. Upah yang
diberikan sama halnya dengan standar gaji para karyawan umumnya.
Pak Unggul menggunakan bahan baku yang berkualitas baik agar
memperoleh produk yang baik pula, Beliau membuat bakpo telo dengan bahan
ubi jalar 60%, tepung terigu 20% dan bahan tambahan lainnya hingga 20%
yang kemudian dicampur jadi satu dimasukkan mesin agar pembuatannya
steril, setelahnya di oven dan dikemas agar menarik para konsumen. Begitu
pula pada pembuatan produk lainnya yang berbahan baku ubi jalar, kecuali mie
telo dibungkus dengan kertas alumunium foil agar tidak terkontaminasi dengan
mikroba. Setelah proses tersebut, bakpo telo dan produk lainnya dimasukkan
oven penghangat agar kondisi bakpo telo tetap hangat dan pembeli merasa puas
dan terasa enak pada waktu di mulut.

Produksi bakpo telo tiap harinya mencapai 100, kecuali hari libur atau
minggu produksi ditingkatkan mencapai 300 bakpo. Begitu pula dengan
produksi mie telo mencapai 750 hingga 800 per bulan. Penjualan tiap hari nya
juga mencapai 100 bakpo kecuali hari Minggu dan libur mencapai 300 bakpo.
Produk dipasarkan di toko sendiri dan menurut pesanan yang ada, pemasaran
juga dilakukan ke Surabaya dan luar Pulau Jawa khusunya Semarang.
Pemasaran yaitu dengan membuat slogan atau logo yang bertujuan untuk
melestarikan tanaman ketela sebagai sumber energi. Untuk memikat konsumen
para pelayan diharuskan ramah senyum dan melayani pembeli agar pembeli
dapat senang dan dapat kembali lagi untuk membeli.
Harapannya Bapak Unggul adalah melestarikan tanaman ketela atau ubi
jalar sebagai sumber energi selain beras karena ubi jalar : menempati ranking 1
dari 58 jenis sayuran, memiliki kandungan vitamin A sebanyak 4 kali wortel,
sangat baik untuk mencegah penyakit kebutaan, memiliki beta karoten yang
bermanfaat untuk pertumbuhan gigi, rambut dan kulit, memiliki kandungan
gula yang rendah dan alami, sehingga cocok untuk penderita diabetes,
kandungan telo mendekati fat free, non kolesterol dan rendah sodium, sangat
cocok untuk program diet, mengandung zat antioksudan yang dapat membantu
pencegahan penyakit jantung, kanker, pembentukan sistem imunitas dalam
tubuh serta memperlambat proses penuaan.
Dari manfaat yang diketahui, tidak akan tidak timbul ide. Mengapa tidak
memulai mengganti sumber energi beras menjadi ubi jalar. Melihat persediaan
beras di negara Indonesia yang semakin menipis. Coba Anda pikirkan sediaan
beras sudah terbatas yang mengakibatkan naiknya harga beras, mengapa tidak
mencoba dengan ubi jalar? Beras menjadi nasi yang dapat dimakan dengan
kuah atau sayuran, mengapa tidak mencoba ubi jalar yang dapat dimakan
bersama kuah dan sayuran? Anda tertarik? Ingin mencoba? Mengapa tidak.

Anda mungkin juga menyukai