DEFINISI
Teknologi fitofarmasetik: Cabang ilmu kefarmasian yang
mempelajari proses produksi ekstrak sebagai bahan baku
sediaan obat bahan alam
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan
melakukan penyarian kandungan kimia bahan nabati, hewani
atau mineral dengan pelarut dan metode yang sesuai,
dilanjutkan dengan penguapan sebagian atau seluruh pelarut
sehingga diperoleh konsistensi yang diinginkan (Ekstrak cair,
ekstrak kental, ekstrak kering)
Sari adalah cairan hasil penyarian bahan obat alami
yangbelum mengalami penguapan ataupun perlakuan lain.
Sari atau menstrum dapat berupa maserat, perkolat, digestat
ataupun perasan
DEFINISI (lanjutan)
Ekstrak terpurifikasi (purified/enriched extract)
adalah ekstrak bahan alami yang diperoleh
dengan menghilangkan kandungan kimia banal
seperti lemak, karbohidrat, protein, klorofil atau
resin (zat ballast) sehingga diperoleh kadar
kandungan kimia aktif yang lebih tinggi dibanding
ekstrak kasarnya.
Isolat adalah kandungan kimia murni dari suatu
bahan obat alam
PROSES PRODUKSI
PENGERINGAN BAHAN
TUJUAN: - mengurangi kadar air hingga < 10%
guna mencegah tumbuhnya mikroba dan
terjadinya reaksi enzimatis tetapi juga efek
sinar UV thd bahan
Persyaratan batas cemaran mikroba
Persyaratan kadar kandungan kimia, profil
kromatografi dan makroskopis bahan
PENGERING-ANGINAN
Pengeringan lambatReaksi enzimatis
Hidrolisis Ester :
C
H3C
Metil salisilat
O
Daun gondopura
OCH3
Gaultheria fragrantissima Wall
OH
Komponen balsam
O
C
O
Bensil asetat
Bunga melati
Jasminum officinale L.
Parfum dan Aromaterapi
O
HC
C
H
Kaempferia galanga L.
Ekspektoran and Analgesik
Hidrolisis : Etanol dan
Asam p -Metoksi sinamat
OC2H5
Linalil asetat
O
C
O
CH3
Ocimum basilicum L.
Aromaterapi
Hidrolisis : Linalil alcohol and
Asam asetat
HIDROLISIS GLIKOSIDA
SELEDRI (Apium graveolens L.)
Apigenin-7-O-apiosil-glukosida
Apiin
Apigenin
Polar
Semipolar
larut dalam air
larut dalam alkohol
OH
Apiosil-glukosil-O
OH
OH
O
HO
OH
HIDROLISIS POLISAKHARIDA
Biji Sangkobak (Plantago major L.)
Daun Jati blanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)
POLISAKHARIDA
MONO/DISAKHARIDA
- Water soluble fiber
- Glukosa, galaktosa
- Musilago
- Sakharosa, laktosa
- Molekul besar
- Molekul kecil
- Sulit diabsorpsi
- Mudah diabsorpsi
- Memperlancar defekasi
- Sumber kalori
- Menekan nafsu makan
- Menambah berat
- Pelangsing
badan
2. SENYAWA BALLAST YANG TIDAK LARUT AKAN KELUAR DARI SEL DAN
MENGOTORI SARI
ZAT BALLAST YANG TIDAK LARUT DALAM AIR : LIPIDA, KLOROFIL, RESIN
ZAT BALLAST YANG TIDAK LARUT DALAM ETANOL : KARBOHIDRAT, PROTEINS
TAHAPAN EKSTRAKSI
PENETRASI CAIRAN PENYARI KEDALAM SEL BAHAN
UKURAN PARTIKEL SERBUK TEBAL LAPISAN BATAS
KERAS LUNAKNYA SEL Daun, bunga, rimpang Lunak
- Kayu, kulit buah keras
JENIS PELARUT Semakin besar persentase gugus OH
semakin kuat kemampuan penetrasi nya
Air > Gliserol > Metanol > Etanol > Eter
2. MENGEMBANGNYA INTRA DAN INTER SELULER
3. KONTAK ANTARA CAIRAN PENYARI DAN KANDUNGAN KIMIA
DIDALAM SEL
METODE EKSTRAKSI
Peras/press: dari bahan segar
Infundasi: penyarian dengan air pada 90C
Digesti: penyarian reflux dg air pada suhu relatif
rendah
Maserasi: perendaman serbuk bahan dg cairan
penyari, bisa dg pengadukan dan pemanasan
Perkolasi: pengaliran cairan penyari kepada
serbuk yang telah dibasahi
Distilasi: pengambilan minyak atsiri dg uap air
Gas superkritis: penyarian dg gas CO2 cair
PRESS
HIDROLIK
SPINNER
(SENTRIFUGASI)
PRESS DG
PENGURANGAN
TEKANAN
INFUNDASI
Terdapat dua panci :
A. Panci sebelah dalam
berisi bahan dan air
B. Panci sebelah luar berisi
air sebagai penangas
A
B
DIGESTI
MASERASI
Campur 1 bagian serbuk dengan
7,5 bagian cairan penyari
Rendam selama 18 jam sambil
setiap jam diaduk hingga 6 jam
pertama.
Pisahkan sari, maserasi kembali
sisa serbuk dengan 4 bagian
cairan penyari.
Pisahkan sari dan campurkan
dengan sari pertama
Uapkan kumpulan sari dengan
pengurangan tekanan hingga
konsistensi yang dikehendaki
(ekstrak cair, kental atau kering)
PERKOLASI
Campur 1 bagian serbuk bahan
dengan 5 bagian cairan penyari
Masukkan kedalam perkolator
Tambahkan 5 bagian cairan
penyari dan biarkan terendam
selama 1 malam
Buka kran perkolator dengan
kecepatan 40-50 tetes per menit
atau sesuai dengan optimasi yang
pernah dilakukan untuk masingmasing bahan
Tambahkan cairan penyari
secukupnya hingga tetesan
perkolat tidak pekat lagi
PELARUT
HEKSAN , PE
Benzen, Toluen
KLOROFORM
Diklorometan
DIETIL ETER
ETIL ASETAT
Aseton
ETANOL
Dan Alkohol lain
AIR PANAS
Semua yang disebut diatas, mulai dari yang larut dalam dietil eter,
Garam Alkaloid , Flavonoid poligliksida,
Mono- and Disakharida, Asam amino,Protein dan Mineral.
Polisakarida menggumpal
SERBUK BAHAN
PETROLEUM
ETER
ETANOL
RESIDUE
SENYAWA
RESIDU
NON POLAR
Chloroform
/Eter
RESIDUE
Etanol
EKSTRAK
ETANOL
EKSTRAK CHCl3
/ETER
EKSTRACT
ETANOL
Evaporasi;
+ Air panas
SUSPENSI
Eter:
Etil asetat:
Butanol
BERBAGAI FRAKSI
SAPONIFIKASI
EKSTRAK NON POLAR (MENGANDUNG LEMAK)
Larutan KOH
SABUN
FRAKSI AIR
Eter
FRAKSI AIR
FRAKSI ETER
(TRITERPEN
STEROID
KAROTENOID)
ELIMINASI RESIN
EKSTRAK ETANOLIK
Petroleum eter
/Heksan
EKSTRAK ETANOLIK
KOH etanolik
FRAKSI
PE/Heksan
(RESIN)
ENDAPAN
FRAKSI
TAK LARUT
KURKUMINOID
PADA CURCUMA
LARUTAN
PIPERIN
PADA PIPER SPP
DISTILASI
EKSTRAK DENGAN LEMAK TINGGI
DISTILLASI AIR
MINYAK ATSIRI
SUSPENSI LEMAK
FACTORIAL DESIGN
Optimasi ekstraksi dengan menggunakan
parameter komposisi pelarut, kecepatan
pengadukan, suhu pemanasan, lama penyarian
dengan harga rendah dan tinggi
Misalnya pelarut: etanol 95% dan 50%, kecepatan
pengadukan 100 dan 500 rpm, suhu penyarian 40
dan 60 C, lama perendaman12 dan 24 jam
Dibuat counter plot untuk mengetahui daerah
optimum berdasarkan kadar zat aktif dan melihat
faktor yang dominan berpengaruh
PROSES PRODUKSI
PELARUT/CAIRAN PENYARI
AMAN TERHADAP PEKERJA
MUDAH DIUAPKAN
SISA YANG TERTINGGAL DALAM EKSTRAK TIDAK
BERBAHAYA
TIDAK KOROSIF TERHADAP PERALATAN
DAPAT DIGUNAKAN KEMBALI UNTUK EKSTRAKSI
SELEKTIF
MURAH
PROSES PRODUKSI
AIR
- Aman, dapat diuapkan secara terbuka
- Sisa yang tertinggal pada ekstrak juga aman
- Perlu suhu relatif tinggi untuk menguapkan
zat termolabil rusak
Persyaratan kadar kandungan aktif
- Resiko terkena cemaran mikroba selama proses
Persyaratan kadar air dan batas cemaran
mikroba
PROSES PRODUKSI
ETANOL/CAMPURAN ETANOL-AIR
Hampir semua golongan kandungan kimia
tanaman dapat larut
Titik didih lebih rendah dibanding air
Dapat digunakan kembali setelah penguapan
Tidak boleh diuapkan terbuka dapat
terbakar dan berbahaya jika terhirup
Sisa dalam ekstrak dapat bersifat toksik jika
dikonsumsi Persyaratan sisa pelarut
PROSES PRODUKSI
ETIL ASETAT
Lebih selektif dibanding etanol
Titik didih lebih rendah dibanding etanol
Dapat digunakan kembali setelah penguapan
jika tidak terhidrolisis menjadi etanol dan
asam asetat
Tidak boleh diuapkan terbuka dapat
terbakar dan berbahaya jika terhirup
Sisa dalam ekstrak dapat bersifat toksik jika
dikonsumsi Persyaratan sisa pelarut
PROSES PRODUKSI
PROSES PRODUKSI
PELARUT LAIN
METANOL: dilarang karena dapat merusak
syaraf mata
DIETIL ETER: sangat mudah terbakar
KLOROFORM: sangat iritatif terhadap kulit dan
mata
ASETON: sisa dalam ekstrak bersifat sangat
toksik
BENZENA: karsinogenik
PROSES PRODUKSI