PENGEMBANGAN PROPOSAL
DISUSUN OLEH:
ENA CAHYUNI S
FRISKA RAHAYU
WIKE TRIANITA
JURUSAN KEBIDANAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kualitatif
1. Pengertian Kualitatif
Kualitatif merupakan sebuah penelitian yang menekankan analisis proses dari
proses berfikir secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena
yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah. Penelitian kualitatif tidak berarti
tanpa menggunakan dukungan dari data kuantitatif, tetapi lebih ditekankan pada kedalaman
berfikir formal dari peneliti dalam menjawab permasalahan yang dihadapi.
Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah
yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran teori dari bawah
dan menerangkan pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena yang dihadapi.
Penelitian kualitatif merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan dalam
mengungkap permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah, swasta,
kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni dan budaya, sehingga dapat
dijadikan suatu kebijakan untuk dilaksanakan demi kesejahteraan bersama.
Menurut sugiyono (2005) masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara,
tentative, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di lapangan. Dalam
penelitian kualitatif akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang akan diteliti oleh
peneliti, yaitu: (1) masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sejak awal sampai akhir
penelitian sama, sehingga judul proposal dengan judul laporan peneliti sama; (2) masalah
yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang, yaitu diperluas/diperdalam
masalah yang telah disiapkan dan tidak terlalu banyak perubahan sehingga judul penelitian
cukup disempurnakan; dan (3) masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan
berubah total sehingga harus mengganti masalah, sebab judul proposal dengan judul
penelitian tidak sama dan sehingga judulnya diganti.
Menurut Flick (2002) adalah keterkaitan spesifik pada studi hubungan social yang
berhubungan dengan fakta dari pluralisasi dunia kehidupan. Metode ini diterapkan untuk
melihat dan memahami subjek dan objek penelitian yang meliputi orang, lembaga
berdasarkan fakta yang tampil secara apa adanya. Melalui pendekatan ini akan terungkap
gambaran mengenai aktualisasi, realitas social, dan persepsi sasaran penelitian. Penelitian
kualitatif dimaksudkan untuk memahami perilaku manusia, dari kerangka acuan pelaku
sendiri, yakni bagaimana pelaku memandang dan menafsirkan kegiatan dari segi
pendiriannya.
Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor (1990) adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata. Kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
berperilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistic
(utuh). Untuk itu, tidak diperbolehkan mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam
variable atau hipotesis, tetapi memandang sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.
Imam Gunawan menyimpulkan di dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif
Teori dan Praktik, bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan social,
bukan mendeksripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan
penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Penelitian menginterpretasikan bagaimana
subjek memperoleh makna dari lingkungan sekeliling, dan bagaimana makna tersebut
mempengaruhi perilaku mereka. Penelitian dilakukan dalam latar yang alami bukan hasil
perlakuan atau manipulasi variable yang dilibatkan.
2. Prosedur dan Proses Penelitian Kualitatif
Prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif.
Penelitian kualitatif didesain secara longgar, tidak ketat sehingga dalam pelaksanaan
penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal ini
dapat terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di lapangan.
Meskipun demikian, kerja penelitian mestilah merancang langkah-langkah kegiatan
penelitian.
Imam Gunawan mengatakan di dalam bukunya “Metode Penelitian Kualitatif Teori
dan Praktik”: menurut sugiono (2007) terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif
yaitu:
a. Tahap deskripsi atau tahap orientasi ditahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat,
didengar, dan dirasakan, kemudian peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang
diperolehnya.
b. Tahap reduksi ditahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada tahap
pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu; dan
c. Tahap seleksi pada tahap ini peneliti mengurai focus yang telah ditetapkan menjadi lebih
rinci kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang focus masalah. Hasilnya
adalah tema yang dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu
pengetahuan, hipotesis, bahkan teori terbaru.
Secara spesifik, ketiga tahap di atas dapat dijabarkan dalam tujuh langkah penelitian
kualitatif, yaitu: (1). Identifikasi masalah (2). Pembatasan Masalah (3). Penetapan fokus
masalah (4). Pelaksanaan penelitian (5). Pengolahan dan pemaknaan data (6). Pemunculan
teori (7). Pelaporan hasil penelitian (Sujana, 2001).
B. Kuantitatif
1. Pengertian Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada
tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau
tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Metode
kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode
discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah
cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode
ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis.
Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value
free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip
objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang
telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi
sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan
nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian
kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya.
Selain itu metode penelitian kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih
menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk
dapat melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur dengan
memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan kategori informasi
yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan simbol–simbol angka
tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik dapat di lakukan sehingga dapat
menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku umum di dalam suatu parameter. Tujuan
utama dati metodologi ini ialah menjelaskan suatu masalah tetapi menghasilkan
generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang terjadi dalam suatu realitas
tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku pada suatu populasi tertentu.
Generalisasi dapat dihasilkan melalui suatu metode perkiraan atau metode estimasi yang
umum berlaku didalam statistika induktif. Metode estimasi itu sendiri dilakukan
berdasarkan pengukuran terhadap keadaan nyata yang lebih terbatas lingkupnya yang juga
sering disebut “sample” dalam penelitian kuantitatif. Jadi, yang diukur dalam penelitian
sebenarnya ialah bagian kecil dari populasi atau sering disebut “data”. Data ialah contoh
nyata dari kenyataan yang dapat diprediksikan ke tingkat realitas dengan menggunakan
metodologi kuantitatif tertentu. Penelitian kuantitatif mengadakan eksplorasi lebih lanjut
serta menemukan fakta dan menguji teori-teori yang timbul.
2. Prosedur dan Proses Penelitian Kualitatif
Masing-masing peneliti mendefinisikan proses penelitian kuantitatif melalui aktifitas
yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Proses penelitian yang dimaksud adalah
kerangka kerja peneliti yang dimulai dari masalah sampai laporan penelitian. Walaupun
pada dasarnya ada perbedaan yang tidak prinsip, maka substansi proses penelitian
kuantitatif terdiri dari aktivitas yang berurutan sebagai berikut:
A. Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.
B. Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
C. Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
D. Melakukan pengumpulan data penelitian.
E. Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
F. Mendesain laporan hasil penelitian
Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan
menjadi pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisi serta memformulasikan
masalah penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah
penelitian diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian yaitu desain model
penelitian. Desain inilah yang nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara
keseluruhan mulai dari awal sampai akhir penelitian.
Agar peneliti dapat melakukan pengumpulan data penelitian yang sesuai dengan
tujuan penelitian, maka perlu didesain instrument pengumpulan penelitian yang
sesungguhnya merupakan seperangkat alat perekam data penelitian di lapangan. Alat ini
digunakan oleh peneliti untuk menghimpun data di lapangan sesuai dengan bentuk
instrument itu. Hasil-hasil penelitian yang telah dihimpun kemudian dianalisis
menggunakan alat analisis statistik untuk menemukan kesimpulan-kesimpulan, beberapa di
antaranya adalah kesimpulanmelalui pengujian hipotesis Ho. Pada akhirnya, untuk dapat
dimengerti, diketahui, dibaca orang lain, maka hasil penelitian tersebut didesain dalam
model sistematika tertentu yang disebut dengan laporan penelitian.
BAB III
KESIMPULAN
1. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam tentang masalah-masalah manusia dan social, bukan mendeksripsikan bagian
permukaan dari suatu realitalitas sebagaimana dilakukan penelitian kuantitatif dengan
positivismenya
Penelitian kuantitatif adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif
adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.
2. Langkah-langkah penelitian kualitatif dan kuantitatif yaitu:
A. Kualitatif
1) Tahap deskripsi.
2) Tahap reduksi.
3) Tahap seleksi.
B. Kuantitatif
1) Mengeksplorasi, perumusan, dan penentuan masalah yang akan diteliti.
2) Mendesain model penelitian dan parameter penelitian.
3) Mendesain instrument pengumpulan data penelitian.
4) Melakukan pengumpulan data penelitian.
5) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian.
6) Mendesain laporan hasil penelitian
3. Adapun perbedaan bisa dilihat di table di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Imam, Metode Penelitian Kualitatif teori dan praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013)
Bungin, M. Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2005)
contoh
PROPOSAL KEBIDANAN
KATA PENGANTAR
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN ……………………….......................
A. Latar Belakang Masalah……………………………….
B. Rumusan Masalah……………………………………..
C. Tujuan Penelitian………………………………………
D. Mamfaat Penalitian…………………………………….
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………
A. Tinjauan Konsep Pasangan Usia Subur…………….
B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan……………..
C. Tinjauan Konsep keluarga Berencana……………….
D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi………………
E. Tinjauan Umum Tentang Kontrasepsi Suntik……….
BAB IIl. METODE PENELITIAN……………………………….
A. Jenis Penelitian…………………………………………
B. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………….
C. Populasi dan Sampel…………………………………..
D. Metode Pengumpulan Data……………………………
E. Pengelolaan dan Penyajian Data…………………….
F. Analisis Data…………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah.
Masalah utamanya yaitu ledakan jumlah penduduk yang beberapa tahun terakhir ini sulit
terkontrol. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia telah
mencapai 237,6 juta jiwa. Jumlah ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menempati
peringkat ke empat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat (RS, 2011). Untuk mampu
merenda keluarga bahagia, perluh berbagi peran dengan adil suami istri, berusaha mengatasi
krisis keluarga dan mengkukuhkan integritas keluarga (Mustakim, 2012 : 48)
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju pertumbuhan dengan
Program Keluarga Berencana. (Handayani S, 2010 : 29) Sasaran program KB di bagi menjadi 2
yaitu sasaran langsung dan tidak langsung, tergantung dari usaha yang ingin di capai. Sasaran
langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak
lansungnya adalah pelaksana dan pengolah KB, dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran
melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, dan keluarga sejahtera.
Berbagai usaha di bidang gerakan KB sebagai salah satu kegiatan pokok pembangunan
keluarga sejahterah teleh dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta maupun masyarakat
sendiri. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan yang berumur antara 20- 35 tahun dimana
pasangan laki- laki dan perempuan sudah cukup matang dalam segala hal terloebih organ
reproduksinya sudah berfungsi dengan baik.
Dari data yang diperoleh pada Rumah Sakit Bhayangkara Makassar jumlah Pasangan Usia
Subur yaitu pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.584 PUS, kemudian pada tahun 2010 tercatat
sebanyak 2.834 PUS dan Sebanyak 3.062 PUS pada tahun 2011.
Berdasarkan uaraian latar belakang tersebut diatas dengan tingginya angka akseptor
pemekai suntik, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Pengetahuan
Pasangan Usia Subur Terhadap Alat Kontrasepsi KB Suntik di wilayah kerja Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka dirumuskan masalah sebagai
“BAGAIMANA : GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP
ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI MAKASSAR TIMUR TAHUN2011?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan pasangan usia subur terhadap alat kontrasepsi
KB Suntik .
2. Tujuan Khusus
1. Manfaat Program
Sebagai salah satu sumber informasi bagi petugas kesehatan terutama bagi penentu
kebijakan dan pelaksanaa program baik instansi Departemen Kesehatan maupun pihak di Rumah
Sakit Bhayangkara Mappaouddang Makassar.
2. Manfaat Ilmiah
Sebagai sumber informasi dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan sebagai bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya.
3. Manfaat Institusi
4. Manfaat Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian PUS
Pasangan usia subur (PUS) adalah berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-
laki dan perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan
memanfaatkan kesehatan reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga
berencana, sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan
kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang.
Dalam menjalani kehidupan berkeluarga, PUS sangat mudah dalam memperoleh keturunan
dikarenakan keadan kedua pasangan tersebut normal, hal inilah yang menjadi masalah bagi PUS
yaitu perlunya pengaturan fertilitas (kesuburan), perawatan kehamilan dan persalinan aman.
Dalam penyelesaian maslah tersebut diperlukan tindakan dari tenaga kesehatan dalam
penyampaian penggunaan alat kontrasepsi rasional untuk menekan angka kelahiran dan
mengatur kesuburan dari pasangan tersebut. Maka dari itu, petugas kesehatan harus memberikan
penyuluhan yang benar dan dimengerti masyarakat luas (Http://www.geogle.com/search?q)
B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaaan “what”
misalnya air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012 : 1)
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Berdasarkan penelitian, terdapat 3.6 juta
kehamilan tidak direncanakan setiap tahunnya di Amerika Serikat, separuh dari kehamilan yang
tidak direncanakan ini terjadi karena pasangan tersebut tidak menggunakan alat pencegah
kehamilan, dan
setengahnya lagi menggunakan alat kontrasepsi tetapi tidak benar cara penggunaannya
(Http://www.posyandu.),
Gerakan keluarga berencana menekankan pentingnya untuk merencanakan jumlah,
interval, dan jenis kelamin dalam lingkungan keluarga, yang dapat ditunjang oleh kemampuan
sosial, ekonomi, keamanan, dan ketahanan dalam keluarga (Manuaba I.B.G,2001 : 718).
D. Tinjauan Konsep Tentang Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
a. Kontrasepsi adalah bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi untuk pengaturan
kehamilan dan merupakan hak setiap individu sebagai makhluk seksual (Saifuddin, 2010 : U-46)
b. Kontrasepsi adalah suatu cara, obat, dan alat untuk mencegah atau menjarangkan
kehamilan (Priyanto A, 2009 : 114).
c. Kontasepsi adalah tambahan sebagai perlindungan harus dimulai dari permulaan sakit
dan berlanjut selama 7 hari kemudian ( Glasier dkk, 2005 : 60)
b). Kondom
c). Introvagina wanita antara lain : diagfragma, spons dan kap serviks.
d). Kimiawi dengan spermisid, antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly,
vagina suppositoria, vaginal tablet.
a). KB pil, antara lain : Pil Oral Kombinasi (POK), Mini Pil, Morning After
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga (Handayani S, 2010 : 29).
Kontrasepsi suntikan adalah suatu cara kontrasepsi yang berdaya kerja panjang
( lama), yang tidak membutuhkan pemekaian setiap hari atau setiap akan bersenggama, tetapi
tetap reversible (Hartanto H, 2004 : 163 ).
Kontrasepsi suntikksn progestin adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi
hanya progesterone di suntikkan kedalam tubuh wanita secara periodik (BPPUK, 2002).
a). Depo Medroxyprogesteron asetat (DMPA), yang mengandung 150 DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (di dalam bokong).
b). Depo Norittesteron enatat (depo Norisetat), yang mengandung 200 mg Noristendron
enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.
3). Efektivitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan
per 100 perempuan/ tahun, asal penyuntikkan di lakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4). Keuntungan
a). Sangat efektif
b).Pencegahan kehamilan jangka
panjang
c). Tidak berpengaruh pada hubungan suami- istri
d). Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
e). Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
perimenopause .
5). Keterbatasan
PASANGAN USIA
SUBUR
1. Pendidikan
2. Umur
MENGGUNAKAN KB
SUNTIK
C. KERANGKA KONSEP
Berdasarkan uraian teori yang telah dijelaskan di atas dapat maka peneliti dapat menyusun
hipotesis” Adanya : Gambaran Pengetahuan Pasangan Usia Subur Terhadap Alat
Kontrasepsi Kb Suntik Di Makassar Timur Tahun 2011”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
Populasi adalah sekelompok orang atau objek dengan satu karakteristik umum yang dapat
di observasi (Sulistyaningsih, 2011 : 64). Semua akseptor KB di Rumah Sakit Bhayangkara
Makassar.
2. Informan
Informan adalah istilah yang diturunkan dari antropologi, dan istilah ini digunakan karena peneliti
dianggap naif dan harus diberi penjelasan atau arahan tentang apa yang terjadi, tentang aturan budaya,
dan sebagainya. Budaya sebagai fenomena yang kompleks harus ditafsirkan dan informan adalah orang
yang terpilih sebagai penghubung antara antropolog dengan kelompok budaya yang dipelajari.(Jaja, Adi
Susilo:2017). Sehubungan dengan keterbatasan biaya dan waktu yang dimiliki, saya mengambil
sampel dalam penelitian ini adalah semua akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi suntik
sebanyak 382 orang pada Rumah Sakit Bhayangkara tahun 2011.
1. Pengumpulan data
Alat ukur yang di dalam peneltian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu teknik
pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden
untu di jawabnya ( Sulistyaningsih, 2011 : 122).
Jenis data yang di kumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer
meliputi pengetahuan, sikap, tentang penggunaan alat kontrasepsi Kb suntik , semua data tesebut
diatas diperoleh dari hasil pengisian kuesioner, sedangkan data sekunder yaitu data penunjang
dari data primer.
2. Data yang dikumpulkan adalah :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang di ambil secara langsung dari responden menggunakan
kuesioner dengan metode angket. Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan pasangan
usia subur terhadap KB Suntik.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan untuk melengkapi data primer yang di peroleh dari instansi
terkait berupa : pencacatan dan pelaporan cakupan pasangan usia subur di Rumah Sakit
Bhayangkara Makassar.
a. Editing
Proses editing dilakukan setelah data terkumpul dan dilakukan dengan memeriksa
kelengkapan data, memeriksa kesinambungan data, dan kseragaman data.
b. Koding
Dilakukan untuk memudahkan dalam pengolahan data, semua jawaban atau data perluh
disederhanakan yaitu dengan simbol- simbol tertentu, untuk setiap jawaban (pengkodean).
Pengkodean dilakukan dengan memberi nomor halaman, daftar pertanyaan, nomor variabel,
nama variabel, dan kode.
c. Tabulasi data
Setelah selesai pembuatan kode selanjutnya dengan pengolahan data kedalam satu tabel
menurut sifat- sifat yang di miliki yang mana sesuai dengan tujuan peneltian ini dalam hal I I
dipakai tabel untuk penganalisaan data.
2. Analisa Data
P = x 100%
Keterangan :
n : Jumlah sampel
F. Etika Penelitian
1. Infoment Consent
Infoment consent atau lembar persetujuan di berikan kepada subyek yang akan di teliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan dan dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika pengetahuan pasangan usia subur (PUS) tentang alat
kontrasepsi diteliti, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut. Jika
pasangan usia subur (PUS) menolak untuk di teliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap
menghormati hak- haknya.
Untuk menjaga kerahasian pasanag usia subur (PUS), peneliti tidak mencatumkan nama
koresponden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan memberi nomor pada masing-
masing lembar tersebut.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi pasangan usia subur (PUS) di jamin oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset.
KUESIONER PENELTIAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT
KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR
1. Identitas Responden
No. Responden :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Alamat :
I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda silang pada setiap jawaban.
d. Tidak tahu
b. Kontrasepsi estrogen
c. Kontrasepsi Pil KB
d. Tidak tahu
a. Mencegah haid
c. Meningkatkan kesuburan
d. Tidak tahu
b. Meningkatkan kesuburan
c. Mencegah kehamilan
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
d. Tidak tahu
b. Melahirkan
c. Tidaak tahu
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
4. Apakah ibu yang mengalami anemia dapat menggunakan alat kontrasepsi KB suntik ?
a. Dapat
b. Tidak dapat
c. Tidak tahu
DAFTAR PUSTAKA
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta : EGC
Hartanto H. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
Anggota Ikapi
Manuaba I. B. G, 2001. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC
Saifuddin, 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirhardjo
Saifuddin, 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Http ://www. geogle com/search?q=artikel pasangan usia subur & ie , di akses tanggal 30
Januari 2013.
http://ratrisuprapti4.blogspot.com/2013/06/contoh-proposal-kebidanan.html