Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PERENCANAAN JARINGAN IRIGASI AIR KETENONG I,


JARINGAN IRIGASI AIR BAES BAWAH DAN AIR UDIK DESA
KETENONG

A. Latar Belakang
Kabupaten Lebong lahir pada tahun 2003 yang dituangkan dalam
Undang-undang Nomor : 39 tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Lebong dan Kabupaten Kepahiang di Provinsi Bengkulu. Kabupaten
Lebong diresmikan pada tanggal 7 Januari 2004 oleh Menteri Dalam
Negeri

di

Jakarta.

Kabupaten Lebong

merupakan wilayah

Provinsi

Bengkulu, yang berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan.


Kabupaten Lebong secara geografis terletak pada 1010 sampai dengan
102 Bujur Timur dan 0265' sampai dengan 036' Lintang Selatan
dengan Ibukotanya terletak di Tubei.
Batas administratif Kabupaten Lebong dengan daerah disekitarnya
adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara bebatasan dengan Kabupaten Surolangun Provinsi
Jambi;
Sebelah

Selatan

berbatasan

dengan

Kecamatan

Bermani

Ulu

Kabupaten Rejang Lebong dam Lubuk Durian Kabupaten Bengkulu


Utara;
Sebelah

Barat

berbatasan

dengan

Kecamatan

Padang

Jaya,

Kecamatan Giri Mulya, Kecamatan Ketahun Kecamatan Napal Putih


dan Kecamatan Puteri ijau Kabupaten Bengkulu Utara;
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Provinsi
Sumatera Selatan
Secara umum masyarakat kabupaten lebong bermatapencaharian
pada

sektor

pertanian

dan

perkebunan.

Dalam

melaksanakan

pembangunan pertanian secara menyeluruh dan terpadu, diperlukan


adanya

perencanaan

berhubungan

dengan

pembangunan
sumber

daya

yang

berbasisi

lahan.

data

Berbagai

yang

informasi

penggunaan lahan, komoditas yang saat ini sedang diusahakan, lahan


yang potensial untuk dikembangkan serta kondisi biofisik lahan menjadi
sangat penting.
Sebagai kawasan pertanian prasarana dan prasarana penunjang
disektor ini sangat diperlukan, akan tetapi yang menjadi kendala adalah
kondisi prasarana dan sarana pertanian seperti jaringan irigasi di daerah
ini masih belum termanfaatkan dengan baik. Mengingat hal tersebut
maka dirasakan perlu adanya penanganan khusus terhadap Daerah
Irigasi.
Salah satu daerah irigasi yang cukup potensial di kabupaten
Lebong adalah daerah irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik.
Akan tetapi beberapa dekade ini daerah irigasi ini kurang mendapatkan
sentuhan dari pemerintah setempat, oleh karenanya dalam rangka
menunjang sektor pertanian perlu dilakukan Perencanaan Jaringan Irigasi
Air Ketenong I, Jaringan Irigasi Air Baes Bawah dan Air Udik Desa
Ketenong.
Selain itu kendala yang dihadapi atau pokok permasalahan yang
saat ini dijumpai dalam pengelolaan Daerah Irigasi Air Ketenong I, Air
Baes Bawah dan Air Udik di Kabupaten Lebong ini antara lain:
1)

Seiring dengan berjalannya waktu, Kondisi Jaringan Irigasi di Daerah


Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik saat ini sudah
mengalami perubahan;

2)

Sebagai

upaya

untuk

menyusun

program

peningkatan

dan

pengembangan daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air
Udik tersebut maka diperlukan langkah-langkah pemutakhiran datadata mengenai kondisi Daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah
dan Air Udik tersebut;
3)

Kegiatan perencanaan ini diharapkan selain meng-update data-data,


juga diharapkan dapat meningkatkan sistem Software data base
terdahulu sehingga pengoperasian serta kemampuan sistemnya
dapat menjadi lebih baik.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud

dan

Tujuan

dilaksanakannya

perkejaan

Perencanaan

Jaringan Irigasi Air Ketenong I, Jaringan Irigasi Air Baes Bawah dan Air
Udik Desa Ketenong Kabupaten Lebong ini adalah : membuat rencana
detail Daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik
Kabupaten Lebong. Dengan demikian dari pekerjaan ini akan didapat
bahan pertimbangan untuk rencana pengembangan dan perbaikan
kondisi daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik
tersebut.
C. Sasaran Pekerjaan
Sasaran pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan inforasi mengenai
kondisi teknis dari bangunan-bangunan irigasi serta bangunan-bangunan
air lainnya yang terdapat di Daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah
dan Air Udik serta mengevaluasi potensi daerah Irigasi Air Ketenong I, Air
Baes Bawah dan Air Udik tersebut baik dari sisi teknis seperti kondisi
tanah, kondisi hidrologi, topografi dan lain-lain maupun dari sisi sosial
ekonominya, seperti ketersediaan sumber daya manusia, benefit secara
ekonomi

hasil pengembangan daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes

Bawah dan Air Udik tersebut.


D. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa
Satuan Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Lebong.
E. Sumber Pendanaan
Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan dana
114.900.000,-

Rp.

(Seratus empat belas juta sembilan ratus ribu rupiah)

termasuk PPN, dibiayai APBD-P Kabupaten Lebong Tahun Anggaran 2012.


F. Lokasi Pekerjaan
Daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik
kabupaten Lebong.

G. Lingkup Pekerjaan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran studi tersebut di atas, maka
lingkup pekerjaan yang perlu dilaksanakan minimal mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1) Pengumpulan, mengidentifikasi serta menyusun data masing-masing
daerah Irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik Kabupaten
Lebong yang meliputi :
a) Luas rencana
b) Luas potensial
c) Luas areal yang sudah ada jaringan utama
-

sudah ada jaringan utama (berfungsi dan belum berfungsi).

Sudah ada sawah

belum ada sawah

d) Luas areal yang belum ada jaringan utama


-

Sudah ada sawah

belum ada sawah

2) Mengidentifikasi secara rinci data teknis, geografis, administratif dan


riwayat pembangunan serta kondisi fasilitas jaringan irigasi dan
bangunan air untuk daerah irigasi teknis tersebut di atas.
3) Menyajikan informasi data yang efektif dan efisien dalam rangka
penyusunan program peningkatan dan pengembangan daerah rawa
dengan membuat program aplikasi serta pengadaan sarana yang
lengkap untuk pengoperasiannya.
Tahapan Lingkup kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Kagiatan A: Pengumpulan Data Orientasi dan Identifikasi Seluruh
Daerah Irigasi

Pengumpulan Data
a) Semua data yang relevan harus dikumpulkan bila tersedia, seperti
peta-peta, foto udara, gambar-gambar bangunan yang ada dan
data aliran.
b) Pengumpulan
Statistik,

dari

Pertanian

instansi

terkait

kantor

Kabupaten/Kecamatan

kecamatan,

BPN,

setempat

yang

mungkin tersedia seperti peta-peta desa, areal petak tersier, pola


tanam, catatan debit saluran dan lain-lain.
c) Pengumpulan data dari hasil survey (bila ada), termasuk titik
referensi, sistem proyeksi, peralatan yang bisa dipakai, titik
kontrol, peta lokasi dan batas pengukuran, data detail serta
informasi tambahan lainnya yang diperlukan.

Orientasi dan Identifikasi Daerah Irigasi


a) Orientasi
Orientasi lapangan pendahuluan harus dilakukan bersama staf
Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Permukiman selaku
superyor guna memperoleh informasi sebagai berikut :
Lokasi jaringan utama dan semua kondisi bangunan yang
terdapat pada jaringan irrigis yang bersangkutan
Nama, panjang saluran induk, saluran sekunder dan saluran
pembuang yang perlu diukur.
Batas areal jaringan irigasi bersangkutan untuk pemetaan,
termasuk setiap penanambahan/pengurangan areal. Hal-hal yang
diperlukan untuk pekerjaan penyelidikan di lapangan
b) Identifikasi Daerah Irigasi
Identifikasi daerah irigasi secara keseluruhan dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi masing-masing daerah untuk
mengoptimalkan fungsi pengembangan serta peningkatan
jaringan irigasi tersebut.

2) Kegiatan B : Inventarisasi Jaringan irigasi dan Pengukuran saluran dan


bangunan air.

Inventarisasi Jaringan Irigasi


a) Umum
Pada kegiatan inventarisasi jaringan irigasi terdapat kegiatan
yang harus dilakukan, yakni ; uraian terinci dari keseluruhan
jaringan yang dikerjakan dengan menyelusuri jaringan irigasi
bersama-sama juru pengairan dan P3A (Petani Pemakai Air)
sambil menampung usulan perubahan/pengembangan dan
peningkatan jaringan irigasi tersebut dari petani (P3A).
b) Skema Jaringan dan Bangunan Pendahuluan

Konsultan harus menyajikan skema jaringan dan bangunan yang


terdapat pada daerah irigasi, dengan ketentuan sebagai berikut.
Pada skema ini harus memperlihatkan :
-

Saluran induk dan saluran sekunder Nama saluran induk dan


saluran sekunder Dimensi saluran dengan ketentuan sebagai
berikut .

Debit saluran (Q), panjang (L), lebar (b), tinggi (h), tinggi
jagaan (w), kemiringan dasar saluran (m) dan lain-lain yang
dianggap perlu (sesuai dengan kriteria perencanaan Irigasi).

Petak-petak tersier, dengan ketentuan sebagai berikut : A


(luas), nama petak dan lain-lain yang dianggap perlu (sesuai
dengan kriteria perencanaan irigasi).

c) Pada prinsipnya untuk setiap daerah rawa harus dilengkapi peta


dasar dan peta Daerah Irigasi yang telah digambar kembali, guna
mengetahui petak sawah yang diairi dan batas areal pada daerah
irigasi yang bersangkutan.

Pengukuran saluran dan bangunan air


a) Pengukuran Kerangka Pemetaan
-

Penentuan arah/azimuth
Arah/azimuth

ditentukan

dengan pengamatan astronomi

atau menentukan azimuth metode gyro dengan memakai alat


theodolite, T2 dan Gyro Attachman atau sederajat. Pengamatan
astronomi dilakukan pagi hari dan sore hari pada satu stasiun
pengamatan ketelitian relatif sama sesuai dengan persyaratan
ketelitian yaitu 15".
-

Pengukuran sudut polygon


Setiap sudut polygon diukur dua kali (double series) memakai
alat ukur Theodolit T2 atau sederajat dengan ketelitian 8"
setiap sudut dan maksimum adalah 15" dan ketelitan salah
penutup sudut antar dua kontrol azimuth.

Pengukuran jarak polygon diukur


Pengukuran jarak polygon utama dilakukan menggunakan
Theodolit dengan ketelitian 8 setiap sudut dan maksimum

adalah 15" dan ketelitan salah penutup sudut antar dua kontrol
azimuth.
-

Salah penutup koordinat


Ketelitian salah penutup koordinat (kesalahan linier) adalah 1:
5000

Pengukuran
waterpas

sifat

datar

Ni2 atau

dilakukan

sederajat.

memakai

Jarak

alat

pengukuran

ukur
dibagi

dengan seksi-seksi, setiap seksi 1-2 km. jarak setiap patok


sifat datar max 100 m. ketelitian sifat datar 10 D = jarak
dalam km.
-

Pengukuran trase sungai saluran tanggul/jalan existing


dan trase saluran tanggul/jalan baru terdiri dari :
Uizet trase yang dikontrol dengan pengukuran polygon
terikat

titik kontrol (x, y) kerangka pemetaan dengan

ketelitian sudut dalam satuan menit dimana ketelitian antara


dua kontrol kerangka pemetaan 10 N" dimana N = jumlah
titik

polygon.

Polygon

trase

diukur

dengan

alat

ukur

Theodolite T0, dengan interval jarak atau sisi polygon max


100 m pada trase lurus 50 sampai dengan 25 m pada
tikungan,

dimana

jarak

diukur

kali

(kemuka

dan

kebelalang) dengan ketelitian ukuran jarak 1: 2.500 yang


diukur dengan pita ukur (kapasitas 100 m)
Pengukuran
penampang

sifat

datar

mnemanjang

yang
trase

berfungsi
terikat

sebagai
(z)

dasar

kerangka

pemetaan dengan ketelitian 15 D 150 mm dimana D = jarak


dalam km. Semua titik polygoin duiukur ketinggiannya.
Pengukuran penampang memanjang saluran diukur dengan
metode Tachimetri/Trigonometri memakai alat ukur
Theodolite To dengan ketelitian 10 cm dengan interval jarak
50 m untuk trase lurus dan 25 m untuk trase tikungan tepat
pada titik trase. Detaildetail yang diambil as trase. Titik
dasar saluran, perbedaan bentuk disaluran, pinggir atas

saluran, kali tanggu jalan pinggir atas tanggu jalan sampai


tanah asli.
Pengukuran situasi/detail memanjang saluran dengan lebar
strip pengukuran 10 m ke kiri dan 10 m kekanan as trase
atau secukupnya untuk dapat didesain. Diukur dengan
metode

Trigonometri/Tachimetri

memakai

peralatan

Theodolite T0 dengan ketelitian 10 cm. Detail yang diambil


sama dengan detail-detail yang tercantum dalam detail
pengukuran situasi detail yang ada disepanjang trase.
Pengukuran lokasi situasi bangunan/tapak rencana bangunan
(situasi khusus) Pengukuran situasi tapak diukur dengan
metode Trigonometri/ Tachimetri dengan dasar pengikatan
kerangka pemetaan, dimana detailnya diambil dengan teliti
kalau

perlu

ketinggian

pengukuran
yang

penting

jarak

memakai

memakai

metband

waterpass

dan

dengan

ketelitian 1 cm. Detail-detail yang diambil adalah setiap


perubahan permukaan tanah dengan kerapatan 2 sampai
dengan 10 meter. Luas lokasi disesuaikan dengan bangunan
dan renacana tapak bangunan sekitar 25 m x 25 m sampai
dengan 100 x 100 m sesuai dengan kebutuhan desain.
b) Pengukuran Bangunan Utama/Bendung
Konsultan

harus

bangunan

utama

melakukan
yang

ada

pengukuran
penampang

lengkap

dengan

melintang

dan

memanjang saluran dengan menggunakan Theodolite.


Pengukuran pada kerusakan yang terjadi pada bangunan utama
yang mempunyai masalah berupa overtopping, bocran, gerusan,
piping/gerusan, dan masalah lainnya. Pedoman dan kriteria Disain
Perbaikan Jaringan Irigasi Kecil yang diterbitkan oleh Ditgasi I.
c) Pengukuran Rinci Saluran
Team pengukuran konsultan harus menambah patok BM baru, jika
jarak BM yang ada lebih dari 2,5 km. untuk bengunan penting
cukup dipasang neut baut dekzerk bangunan tersebut atau dicor
beton.

Mengadakan pengukuran kembali ketinggian semua patok BM dan


CP yang ada pada saluran dan bangunan, serta mengukur
kordinat (x, Y, Z) BM baru.
Potongan melintang dan memanjang dari saluran pembawa dan
saluran pembuang harus diukur pada lokasi yang memerlukan
perbaikan

sesuai

dengan

pedoman

kriteria

desain

yang

diterbitkan oleh Pekerjaan Umum.


d) Pengukuran Rinci Bangunan Pelengkap
-

Pengukuran ketinggian (elevasi) pada bangunan adalah sebagai


berikut:
Dasar saluran di hulu dan di hilar bangunan
Lantai hulu dan hilir bangunan
Elevasi ambang
Puncak Tanggul
Dasar mulut gorong-gorong
Dasar pintu
Posisi meja romijn terendah dan tertinggi (jika ada)

Pengukuran dilakukan pada bangunan-bangunan yang perlu


diperbaiki, dengan detail secukupnya untuk memperlihatkan
pekerjaan perbaikan tersebut;

Penampang

melintang

saluran

pembuang

harus

diukur

secukupnya guna untuk memperkirakan debit yang lewat


bangunan pembuang silang;
-

Ketentuan-ketentuan untuk pengukuran sebagai berikut : Cross


section harus tegak lurus as/trase saluran

Pengukuran jarak saluran pada belokan yang tajam harus


dilakukan melalui as saluran, bukan jarak optis/bidik.

Tiap lokasi bangunan harus dipasang Cp.

3) Kegiatan C : Survey Investigasi Mekanika Tanah Survey investigasi


yang dilakukan pada kegiatan ini meliputi Dutch Cone Test dan Hand
Auger Borring.

Duth Cone Test

= 5 titik

Hand Auger Borring = 5 titik

4) Kegiatan D :

Gambar Desain Saluran


Gambar desain saluran induk, saluran muka dan drainase meliputi
antara lain :
a) Gambar potongan profil memanjang saluran 1 : 2000
b) Gambar potongan profil melintang saluran 1 : 100
c) Gambar

bangunan-bangunan

bagi,

sadap

dan

bangunan

pelengkap lainnya skala 1 : 100


d) Semua gambar desain harus menggunakan program Auto Cad
dan mengikuti kriteria perencanaan (KP) yang diterbitkan oleh
Direktorat Jenderal Pengembangan Sumber Daya Air Departemen
Pekerjan Umum

Pembuatan Skema Jaringan


a) Konsultan harus menyediakan dua jenis skema Jaringan Rawa dan
Skema Bangunan yang memperlihatkan setiap bangunan pada
jaringan tersebut secara rinci.
b) Gambar skema jaringan tersebut dibuat tanpa skala, tetapi harus
dibuat

sedemikian

rupa

agar

proporsional

dengan

situasi

sesungguhnya di lapangan.
c) Skema jarinagan rawa dan skema bangunan utama dan bangunan
pelengkap akan digunakan untuk kebutuhan operasi/eksploitasi,
sehingga pembuatan skema-skema tersebut harus menguikuti
standar perencanaan jaringan irigasi (KP-O1)
Informasi yang diperhatikan.
-

Nama saluran induk dan saluran sekunder, dimensi saluran


dengan ketentuan sebagai berikut :

Debit saluran (Q), panjang (L), lebar (b), tinggi (h), tinggi
jagaan (w), kemiringan dasar saluran (m) dan lain-lain yang
dianggap perlu (sesuai dengan kriteria perencanaan Irigasi).

Nama seluruh bangunan pada saluran dan momenklaturnya,


gambar sesuai dengan simbol standar untuk bangunan areal
yang diairi dan debitnya untuk masing-masing bangunan dan
saluran rincian petak-petak tersier, yang memperlihatkan :
Nama petak tersier dan luas petak tersier.

Analisis

Perbaikan,

Pengembangan

dan

Peningkatan

Jaringan Irigasi
a) Konsultan harus membuat analisis sebagai acuan perbaikan
pengembangan dan peningkatan jaringan rawa masing-masing
daerah rawa tersebut.
b) Analisis tersebut harus dikonfirmasikan serta disetujui oleh direksi
pekerjaan supervisor dari Balai Wilayah Sungai Sumatera VII
Dinas Kimpraswil Propinsi Bengkulu.
c) Analisis tersebut harus memperhatikan kriteria Perencanaan
Irigasi.
H. Metodologi
Metode pelaksanaan pekerjaan (DED Daerah Irigasi Air Ketenong I,
Air Baes Bawah dan Air Udik) dilaksanakan dengan urutan kegiatan
antara lain :
a. Kegiatan persiapan;
b. Kegiatan pengumpulan data sekunder;
c. Kegiatan pengumpulan data primer;
d. Analisa data primer dan sekunder;
e. Penyusunan laporan;
f.

Penggambaran

I. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan 1 (satu)
bulan/30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak terbitnya Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
J. Tenaga Ahli
Personil yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan DED
daerah irigasi Air Ketenong I, Air Baes Bawah dan Air Udik ini adalah
1. Tenaga Ahli
-

Team Leader/Ahli Irigasi, 1 Orang (S1 Teknik Sipil/Irigasi dengan


pengalaman 5 tahun);

Ahli Hidrologi/Drainase, 1 Orang (S1 Teknik Sipil/Irigasi dengan


pengalaman 4 tahun);

Ahli Geodesi, 1 Orang (S1 Teknik Sipil/Geodesi dengan pengalaman


4 tahun);

Ahli Geoteknik/Mekanika Tanah, 1 Orang (S1 Teknik Sipil dengan


pengalaman 4 tahun);

Ahli Kuantitas dan Biaya, 1 Orang (S1 Teknik Sipil dengan


pengalaman 4 tahun)

2. Tenaga Pendukung
-

Asisten Ahli Hidrologi

: 1 Orang;

Asisten Ahli Geodesi

Asisten Ahli Geoteknik

Asisten Ahli Kualitas dan Biaya : 1 Orang;

Surveyor

: 4 Orang;

Draftman/Juru Gambar

: 2 Orang;

Sekretaris/Administrasi

: 1 Orang;

Operator Komputer

: 1 Orang;

: 1 Orang;
: 1 Orang;

K. Laporan
Jenis Laporan yang harus diserahkan kepada pengguna jasa adalah :
Gambar Rencana (DED) (10 Eksemplar), Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
(10 Eksemplar), Rencana Anggaran Biaya (RAB) (10 Eksemplar) dan CD
Laporan (5 keping).

L. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat sebagai bahan untuk
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan. Apabila dipandang perlu maka akan
dilakukan

perbaikan

terhadap

KAK ini

untuk

memudahkan

dalam

pelaksanaan pekerjaan.

Tubei,

Oktober 2012

Diketahui/Disetujui:

Disiapkan Oleh,

Pengguna Anggaran

Panitia Pengadaan Jasa Konsultansi

Dinas Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Lebong

Kabupaten Lebong

Ir. Syafrudin, ABD

Budi Kurniadi, SP

Pembina TK.I Nip. 19540818 199003 1

Ketua

001

Anda mungkin juga menyukai