Pernyataan Masalah
Jakarta adalah ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia di mana pusat dari
berputar di Jakarta.1 Kota DKI Jakarta merupakan kota terbesar di Indonesia dilihat
dari luas wilayah 664.01 km2 dan dengan populasi lebih dari 31 juta. Selain itu
jakarta juga mendapat predikat kota terbesar kedua setelah Tokyo,Jepang.2 Kota
ini juga pusat bagi kegiatan bisnis dan ekonomi, sehingga jakarta memiliki predikat
sebagai kota metropolitan. Bagai magnet, kota ini menjadi pemikat bagi masyarakat
Kota lebih banyak diperhatikan sebagai bagian dari proses dan tujuan
merusak sistem perkotaan secara keseluruhan.3 Daya tarik Jakarta merupakan salah
satu faktor terus meningkatnya tren urbanisasi yang tak bisa dibendung. Alain
1
Nirwono Joga, Greenesia; Indonesia Menghijau, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2014),
182
2
Wandel Cox, Largest Cities in the World artikel diakses pada 4 Januari 2016 dari
http://www.newgeography.com/content/005219-largest-cities-world-2016
3
Iwan Nugroho dan Rokhman Dahuri, Pembangunan Wilayah Perspektif Ekonomi, Sosial dan
Lingkungan, (Jakarta: LP3ES, 2012), 232
1
un mouvement migratoire de la population des petites localites rurals vers de
Dengan adanya perpindahan penduduk dari desa ke kota (dalam hal ini Jakarta)
maka jumlah penduduk Jakarta terus meningkat, data statistik per 2010 pemprov
DKI Jakarta sebagai berikut5; Jakarta Pusat dengan luas wilayah 47,90 km2 dengan
jumlah penduduk 889.448 jiwa dan kepadatan 18,569 per km2, Jakarta Barat dengan
luas wilayah 126,15 km2 dengan jumlah penduduk 2.093.013 dan kepadatan 16.591
per km2, Jakarta Selatan dengan luas wilayah 145,73 km2 dengan jumlah penduduk
2.001.353 dan kepadatan 13.733 per km2, Jakarta Timur dengan luas wilayah
187,73 km2 dengan jumlah penduduk 2.391.166 dan kepadatan 12.737 per km2,
Jakarta Utara dengan luas wilayah 142,30 km2 dengan jumlah penduduk 1.445.623
Jakarta kian bertambah gemerlap dan berkembang tak terkendali, terus tumbuh
seakan tak pernah mati, di sisi lain kota lain semakin redup dan tidak menarik untuk
ditinggali. Daya tarik yang tinggi membuat Jakarta bertambah menarik untuk
4
Sugiono Soetomo, Urbanisasi Dan Morfologi:Proses Perkembangan Peradaban Dan Wadah
Ruangnya Menuju Ruang Manusiawi, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2013) cet.2, 24
5
Wikipedia, Daftar kota di Indonesia menurut kepadatan penduduk Situs diakses pada tanggal 4
Januari 2017
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kota_di_Indonesia_menurut_kepadatan_penduduk#cite_note-
ri-2
2
Bertambahnya populasi yang diakibatkan oleh urbanisasi mengakibatkan
kebutuhan ruang akan hunian atau tempat tinggal meningkat. Maka secara alamiah
manusia membuat tempat tinggal untuk berteduh sekaligus untuk tetap hidup di
kota yang mereka datangi. Hal tersebut membuat bertumbuh pesatnya pemukiman
Selain pemukiman padat penduduk yang biasanya didiami oleh kelas menengah
ke bawah kebutuhan akan kenyamanan bagi mereka yang berhasil dalam tanda
kutip sukses di Jakarta maupun pendatang. Bagi yang tergolong menengah atas
atau bisa disebut orang kaya membutuhkan hunian yang layak huni bagi mereka
yang memiliki kantong lebih sampai para ekspatriat dari luar negeri yang bekerja
kota.
banyaknya perusahaan baru yang membutuhkan ruang bekerja di kota. Selain itu
juga banyak perusahaan asing yang membuka dan menginvasi Indonesia tiada
3
Belum lagi jakarta memiliki predikat dengan kota dengan jumlah unit mal
terbanyak di dunia dengan sejumlah 173 unit.6 Sudah rahasia umum kebanyakan
bukan hanya untuk berbelanja, namun untuk rekreasi menghilangkan penat karena
mal dilengkapi dengan pendingin Air Conditioner untuk melindungi dari panasnya
kota Jakarta, selain itu mal juga dilengkapi dengan bioskop, timezone, dan hiburan
lainnya, sehingga mal dijadikan tempat untuk menghilangkan penat melepas penat
membutuhkan lahan tak sedikit membuat makin sempitnya ruang di Jakarta, makin
sedikit ruang terbuka yang tersisa. Demi alasan ekonomi pembangunan makin
hanya fokus pada sektor ekonomi akan menciderai niat sustainabile devolepment
(pembangunan berkelanjutan)
6
Arianto Silotonga Jakarta Dengan Mall Terbanyak Di Dunia!! Capai 173 Unit Ada Di Ibu Kota
Jakarta situs diakses pada tanggal 11 Januari https://www.vebma.com/unik/Jakarta-Dengan-
Mall-Terbanyak-Di-Dunia/1841
7
Masriah DR dan Mujahid DR, Pembangunan Ekonomi Berwawasan Lingkungan,(Malang:
Penerbit Universitas Malang, 2011), 147
4
Pembangunan berkelanjutan artinya memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan
dalam proses tersebut terdapat eksploitasi sumber daya alam, tujuan investasi,
depan.9 Oleh karena itu pentingnya nilai lingkungan dalam konsep sustainabile
RTH merupakan bagian erat dari dua sisi koin kota, ruang terbangun kota
sebesar 70 persen dan ruang tebuka hijau minimal sebesar 70 persen. 10 Dalam UU
persen RTH publik dan 10 persen RTH privat. 11 Jakarta baru memenuhi 9,8persen
RTH publik di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta, dari angka tersebut
Jakarta masih butuh sebesar 10,2persen RTH publik.12 Sampai saat ini masih belum
8
Takashi Inoguchi, ed., Kota dan Lingkungan: Pendekatan Baru Masyarakat Berwawasan
Lingkungan (Jakarta: LP3ES, 2003), 281
9
C.P.F Luhulima, Politik Pembangunan Manusia dan Lingkungan dalam Dimensi Manusia
dalam Pembangunan Berkelanjutan (Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetehauan Indonesia, 1998), 11
10
Joga, Greenesia, 129
11
Eko Budiharjo, Reformasi Perkotaan; Menjegah Wilayah Urban Menjadi Human Zoo, (Jakarta:
PT. Kompas Media Nusantara,2014), 26
12
Joga, Greenesia, 131
5
ada data pasti mengenai data RTH privat karena belum dilakukan lebih lanjut untuk
pendataan dan penyiapan perangkat hukum yang mendukung RTH Privat, karena
saat ini masih hanya sebatas kepemilikan lahan pibadi dan tidak dapat semerta-
merta dapat ditetapkan RTH Privat tanpa ada kepastian hukum dan kompensasi
Terdapat tiga hal yang membuat RTH menjadi sangat penting bagi
keberlangsungan kota dan untuk masyarakat yaitu dilihat dari nilai ekologis,
ekonomi dan sosial14 Dari segi ekologis15 RTH sebagai daerah resapan air berupa
taman, hutan, kebun raya, dan lapangan olahraga, daerah tangkapan air berupa
danau, situ, waduk dan kolam, dan penjaga aliran air seperti jalur hijau bantaran
sungai dan pantai. Maka RTH berfungsi untuk mengendalikan banjir, limpasan air
laut (rob), konservasi air tanah dan penurunan muka tanah. RTH sebagai paru paru
kota bertugas menyerap gas polutan dan karbon dioksida, dan memproduksi
oksigen yang sangat dibutuhkan bagi setiap makhluk hidu. Itulah sebabnya
mengapa RTH harus berada di pusat kota dan di tengah pemukiman penduduk.
Dari segi ekonomi16 jika kuantitas RTH meningkat maka maka mengkat pula
kesehatan bagi pemerintah dan masyarakat menjadi lebih produkti untuk bekerja
13
Joga, Greenesia,132
14
Joga, Greenesia,129
15
Joga, Greenesia,130
16
Joga, Greenesia,130
6
Dari segi sosial17 RTH menjadi tempat berinteraksi sosial terbuka dan
murah meriah, tidak mengenal strata sosial, dan juga menyehatkan. Tempat untuk
melepas penat dan rasa lelah ditengah kesibukan pekerjaan, juga tempat rekreasi
bersama keluarga dan teman, bermain, berolahraga dan membuat kegiatan outdoor.
Terbuka Hijau, bukan hanya bagi masyarakat secara umum, namun substansial bagi
seluruh dunia sampai sampai ke tingkat lokal, karena pentingnya case ini maka
17
Joga, Greenesia,131
18
Rachmad K Dwi Susilo, Sosiologi Lingkungan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008), 140
7
LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang bergerak dalam bidang-bidang
seperti hak-hak asasi manusia, lingkungan hidup dan konservasi, pembangunan dan
perdamaian, dan sebagainya.19 Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Dr.
organisasi atau LSM lingkungan hidup di Indonesia yang paling sering melakukan
protes kolektif.20 Buku ini menjadi salah satu sumber rujukan yang menginspirasi
penulis tertarik untuk melakukan penelitan lingkungan (dalam hal ini Ruang
B. Pertanyaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
mengawasi pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di DKI Jakarta yang mana
2. Manfaat Peneltitian
19
Lisa Jordan dan Peter Van Tuijl, ed., Akuntabilitas LSM: Politik, Prinsip dan Inovasi (Jakarta:
LP3ES, 2009), 13
20
Abdul Wahub Situmorang, Dinamika Protes Kolektif Lingkungan Hidup di Indonesia (1968-
2011) (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2013), 70
8
a. Manfaat Teoritis
terutama pada ranah Ilmu Sosial dan Ilmu Politik sehingga dapat menjadi
penelitian pada tema ini masih sangat jarang dilakukan di UIN Syarif
b. Manfaat Praktis
D. Tinjauan Pustaka
yang sangat erat dengan tema Green Politic (Politik Lingkungan) yang masih
Pertama, penelitian dalam bentuk tesis yang dilakukan oleh Ratna Diah
9
Kebijakan Publik) program Pascasarjana Universitas Indonesia pada tahun 2007
dengan judul Evaluasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus: Pelaksanaan
Ruang Terbuka Hijau Pada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta). Pada
Terbuka Hijau di DKI Jakarta, sehingga hal tersebut yang melatarbelakangi peneliti
kebijakan Ruang Terbuka Hijau oleh Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta
belum maksimal hanya mencapai 9% dari total wilayah, masih jauh dari rencana
pencapaian kebutuhan RTH yang ditargetkan. Selain itu fokus terhadap Dinas
pelaksanaan kebijakan yakni masih kurangnya sumber daya manusia dari segi
kualitas maupun kuantitas, didominasi oleh pegawai yang sudah mendekati usia
operasional sudah standar. Selain itu, masih terkendala pada anggaran yang masih
21
Ratna Diah Kurniati, Evaluasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus: Pelaksanaan
Ruang Terbuka Hijau Pada Dinas Pertamanan Provinsi DKI Jakarta), (Tesis Pascasarjana
Fakultas Ilmu Sosial dan Imu Politik Universitas Indonesia, 2007), iv
22
Kurniati, 109
10
-perbedaan dan persamaan
Kedua, penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Dede Fikri Aulia
mahasiswa jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Jenderal Soedirman pada tahun 2015 dengan judul Pengelolaan Ruang Terbuka
Hijau Taman Kota Dalam Perspektif Politik Lingkungan di Kota Bogor. Penelitian
dari Kepala Daerah yang menjadikan RTH juga salah satu prioritas pembangunan
bekerja bersama dengan aktor lain secara sinergi, juga terdapat bantuan dari
penghambatnya anatara lain seperti aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab yang
merusak fasilitas taman dalam bentuk vandalisme, dan tidak adanya peraturan
daerah khusus tentang ruang terbuka hijau maupun taman kota, selama ini masih
mengacu pada Peraturan Daerah Tentang Penataan Ruang dan itu masih dirasa
23
Dede Fikri Aulia, Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Taman Kota Dalam Perspektif Politik
Lingkungan di Kota Bogor, (Skripsi S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Purwokerto
Universitas Jendral Soedirman, 2015), iv
24
Aulia, Pengelolaan RTH di Kota Bogor,154
11
Secara konseptual dan teoritisi penelitian tersebut memiliki persamaan yang
Konsep yang lain penelitian ini menggunakan konsep Kebijakan, Otonomi Daerah
dan Pengelolaan RTH sebagai pisau analisis yang digunakan untuk menganalisa
apa yang ia teliti. Sedangkan penulis menggunakan teori dan konsep Gerakan Sosial
Ketiga, penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Feby Puspitasari
mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung pada tahun 2015 dengan judul Peran Lembaga Swadaya
Kota Bandar Lampung (Studi Pada LSM WALHI, WATALA, dan Mitra Bentala).
pemberdayaan dan juga sebagai perantara.25 LSM WALHI yang banyak melakukan
seperti advokasi, pernyataan politik, petisi, dan aksi demonstrai yang tentu sejalan
dengan visi, misi, dan tujuan LSM WALHI itu sendiri yaitu lebih ke arah advokasi
isu-isu lingkungan hidup. LSM WATALA memiliki ruang lingkup kerja di daerah
Provinsi Lampung ini sendiri lebih banyak melakukan kegiatan dalam bentuk
25
Feby Puspitasari, Peran Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Dalam Pelestarian
Ruang Terbuka Hijau (RTH) Di Kota Bandar Lampung (Studi Pada LSM WALHI, WATALA, dan
Mitra Bentala), (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, 2015),
128
12
program diluar wilayah Kota Bandar Lampung terutama yang berkaitan dengan
RTH sehingga, untuk wilayah Kota Bandar Lampung biasanya hanya dilakukakan
sesekali berkaitan dengan peringatan Hari Bumi, Hari Lingkungan Hidup, dan
sebagainya. LSM Mitra Bentala banyak melakukan kegiatan dalam bentuk program
dibanding dua LSM diatas, hal tersebut dikarenakan Mitra Bentala yang lebih
fleksibel dan banyak bekerjasama baik dengan pihak pemerintah maupun pihak
swasta. Kegiatan yang sudah dilakukan diantaranya Kampung Hijau atau Kampung
Keempat, penelitian dalam bentuk skripsi yang dilakukan oleh Harry Akbar
mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Walhi Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Peran Walhi
13
peranan fungsi pemberdayan masyarakat, fungsi penghubung dan juga fungsi
subsider.26
strategi Aras Makro yang mana merupakan pendekatan yang disebut juga sebagai
diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas, adapun kegiatannya pertama,
Pendidikan Kader Rakyat, dan yang ketiga menciptakan masyarakat yang memiliki
kesadaran tinggi akan potensi diri dan lingkungan disekitarnya dengan mendirikan
birokrasi dan pemerintah belum dapat menjangkau lapisan bawah atau sebaliknya
masyarakat tingkat bawah tidak dapat menjangkau atau memperoleh fasilitas yang
kebijakan Ruang terbuka hijau di kota yogyakarta, seperti workshop, seminar dan
aksi menggunakan massa untuk memberi pressure kepada para pelaku kebijakan.
26
Harry Akbar, Peran Walhi Dalam Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Peran Walhi
Yogyakarta Dalam Meningkatkan Proporsi Ruang Terbuka Hijau di Kota Yogyakarta (2013-
2016)), (Skripsi S1 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016), 9
27
Akbar, Peran Walhi RTH, 99
28
Akbar, Peran Walhi RTH, 100
29
Akbar, Peran Walhi RTH, 101
14
-perbedaan dan persamaan
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yakni metode kualitatif.
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara
holitik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan atau organisasi ke
dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.30
a. Wawancara
data yang disajikan secara deskriptif. Wawancara merupakan salah satu hal yang
deskriptif.
perekam.31 Wawancara yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan kepada kaum
30
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 4
31
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan
Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandunng: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 68
15
disabilitas yang menjadi peserta pemilih maupun yang tidak memilih. Wawancara
memperoleh informasi data tambahan terkain tema yang difokuskan pada penelitian
ini. Teknik wawancara dapat digunakan responden yang buta huruf atau tidak
membaca.
b. Dokumentasi
Data yang diperoleh dari teknik ini dapat berupa cuplikan, kutipan atau
deskriptif analisis. Metode ini menekankan pada pengambaran objek secara tepat
sehingga mampu menjawab dari permasalahan dalam penelitian. Proses ini terdiri
atas tiga bagian yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.34
32
Soehartono, Metode Penelitian Sosial, 68
33
Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan,
(Jakarta: Prenadamedia, 2005), 55
34
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 148.
16
G. Sistematika Penulisan
yang akan ditulis kenapa penulis tertarik mengenai hal tersebut, kemudian manfaat
dan tujuan penelitian, tinjauan pustaka sebagai rujukan penulis terhadap penelitian
sejenis yang dilakaukan sebelumnya yang sangat berkaitan erat dengan penelitian
BAB II, bagian ini berisi mengenai apa saja teori maupun konsepsi yang
BAB III, pada bagian ini akan dijelaskan mengenai profil WALHI, sejarah
BAB IV, bagian yang paling penting, akan dijelaskan mengenai hasil penelitian
terkait ada tidaknya peran WALHI dalam Ruang Terbuka Hijau di Jakarta, dan jika
ada apa sajakah perannya. Disajikan dalam bentuk analisa menggunakan konsepsi
keseluruhan.
17