Anda di halaman 1dari 22

USULAN TEKNIS

PENDEKATAN METODOLOGI

4.1. PENDEKATAN PENYUSUNAN DOKUMEN

Kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II


Kantor ----------------------, sesuai dalam penjelasan KAK, mengandung pengertian
pembangunan Kantor Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- tersebut
dengan cara peningkatan terhadap kondisi fisik bangunan, lingkungan, utilitas, sistem
kegiatan didalamnya.

Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor


---------------------- yang menjadi tugas calon konsultan adalah suatu Penyusunan Desain yang
komprehensif dan mendalam yang akan memberikan hasil kesimpulan sekaligus
rekomendasi.

Di dalam penyusunan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Renovasi


Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------, diperlukan adanya kajian dan perhitungan
komprehensif terhadap berbagai aspek baik fisik maupun nonfisik yang meliputi antara lain :
 Fungsi kantor dan jenis-jenis kegiatan yang ada di dalam dan disekitar lokasi
site.
 Kondisi eksisting fisik :
 Kantor dan prasarananya pendukungnya
 Daerah Semarang
 Rencana Pengembangan Wilayah / Lingkungan dala RUTRK DAN RDTRK
Kabupaten Semarang.
 Undang-undang dan Peraturan yang terkait.

4.1.1. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan


Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------
Tujuannya Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II
Kantor ----------------------adalah : menghasilkan dokumen Rancangan Teknis Detail (DED)
yang meliputi gambar DED dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk Pembangunan
Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------.

Sesuai tujuan tersebut maka sasaran yang menjadi target Penyusunan Dokumen
Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- adalah
tersusunnya master plan dengan mevisualisasikan gambaran situasi rencana yang mampu
menarik dan dapat memberikan gambaran yang prospektif terhadap rencana Pemerintah
Kabupaten Semarang
.

4.1.2. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

CV. IV - 1
USULAN TEKNIS

a. Metodologi
Pada garis besarnya, strategi untuk menjawab dan melaksanakan tugas penyusunan
Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
----------------------sesuai Kerangka Acuan Kerja akan dilakukan dengan metodologi Analisis-
Sintesis secara deskriptif disertai dengan melakukan langkah-langkah tindakan :
 Melakukan Pendekatan Perumusan Masalah Penyusunan Dokumen
Perencanaan Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
----------------------.
 Melakukan Pendekatan Pemecahan Masalah secara komprehensif.
 Mengajukan Usulan Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang
dipersiapkan menangani Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi
Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- dan mengajukan usulan Schedule
Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan
Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------.

b. Pendekatan Perumusan Masalah


Untuk pendekatan perumusan masalah, dan sesuai informasi dalam penjelasan Kerangka
Acuan Kerja, ada beberapa hal yang menjadi dan berpengaruh besar dalam menentukan
hasil perumusan masalah nantinya.
Untuk itu secara garis besar pendekatan perumusan masalah secara diskripsi dan skematik
akan melibatkan 3 kutub pengaruh, yaitu :
1. Kondisi Eksisting.
2. Visi dan Misi pembangunan di kota Semarang yang merupakan ekspektasi
masyarakat dan pemerintah.
3. Tujuan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg
A Lt. II Kantor ----------------------.
Hubungan keterkaitan, ketergantungan dan saling mempengaruhi antara 3 (tiga) kutub
pengaruh tersebut, pada dasarnya akan menghasilkan dan menentukan terhadap
Perumusan Kuantitas dan Kwalitas Permasalahan Penyusunan Dokumen Perencanaan
Pembangunan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------, yang secara
skematis / diagramatis adalah sebagai berikut :

CV. IV - 2
USULAN TEKNIS

KONDISI VISI &MISI


EKSISTING PEMBANGU
DAERAH & NAN :
PENDUDUK RENSTRA /
KOTA RPJM
SEMARANG

RUMUSAN
MASALAH

KUALITAS &
KUANTITAS

TUJUAN
KEGIATAN
DAN
PEKERJAAN
KOTA
SEMARANG

c. Pendekatan Pemecahan Masalah


Rumusan Masalah yang dihasilkan melalui proses pendekatan diatas, selanjutnya
diupayakan dan ditindaklanjuti dengan pendekatan pemecahan masalah yang akan
dilaksanakan melalui langkah-langkah :
 Pengumpulan dan Penyusunan Data (Data Collecting and Structuring)
 Analisis
 Sintesis
 Perumusan Kesimpulan Antara

c.1. Pengumpulan dan Penyusunan Data


Kegiatan pengumpulan dan penyusunan data ini, pada dasarnya dilakukan dalam 2 sub
kegiatan, yaitu :
1. Pengumpulan data (Data collecting) baik primer maupun sekunder sesuai
yang diarahkan dalam contence Kerangka Acuan Kerja.
2. Melakukan kategorisasi dan penyusunan (Data structuring) atas semua data
yang terkumpul dan dibutuhkan, agar dapat didayagunakan menjadi input
bagi proses Analisis maupun Sintesa.

c.1.1. Data Survey Lapangan ( Data Primer )

CV. IV - 3
USULAN TEKNIS

Survey Lapangan diperlukan untuk mendapatkan Data Primer dengan melakukan


pengamatan dan pencatatan langsung dilapangan dan mengadakan interview (wawancara) .
Data-data primer yang diperlukan untuk Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi
Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------meliputi :
a. Kondisi Lingkungan
 jumlah pertambahan ruang
 kondisi bangunan, infrastruktur diluar dan didalam
 kondisi utilities (air, listrik, telpon, keamanan kebakaran) dilihat
kapasitas supply dan kontinuitasnya
 kondisi fasilitas penunjang lain seperti toilet, mushola, security,
parkir, gudang, tempat sampah, dll.
b. Kondisi Bangunan
 jumlah Bagunan yang ada serta okupansinya
 jumlah tenant/user yang menempati/memiliki

c.2. Analisis
Terhadap data yang ada dan telah tersusun diatas, selanjutnya dilakukan proses
analisis sebagai langkah awal untuk menemukan faktor-faktor yang dapat bermanfaat bagi
pendekatan pemecahan masalah. Analisis yang akan dilakukan meliputi :
 Analisis terhadap Lokasi dan Trafik
 Analisis terhadap kebutuhan (Demand) dan Penyediaan (Supply)
 Analisis terhadap Aspek Teknis dan Operasional Radio

c.2.1. Analisis Lokasi dan Traffic


A. Kondisi Eksisting
a. Menjelaskan sifat pelayanan/karakter Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
----------------------.
b. Menguraikan kondisi fisik Gedung Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
---------------------- meliputi :
 Kondisi Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
---------------------- sekarang
 Kenyamanan konsumen : kinerja pelayanan termasuk kebersihan
dan kenyamanan.
B. Analisa Lokasi
 Luas lahan yang ada dan peluang untuk perluasan

c.2.2. Analisa Kebutuhan (Demand) dan Penyediaan (Supplay)


A. Analisa Kebutuhan (Demand)
 Menguraikan jumlah user (pengguna) dan mengklasifikasikan unit
 Menguraikan jumlah masyarakat rata-rata per hari dan berapa
spending rata-rata yang datang di Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
---------------------- tersebut.
B. Analisis Penyediaan (Supply)

CV. IV - 4
USULAN TEKNIS

 Menguraikan jumlah fasilitas, kondisi fasilitas Kamar Mandi Gdg


A Lt. II Kantor ---------------------- serta diperbandingkan kapasitas awal dan
kapasitas sekarang

c.2.3. Analisa Kelayakan Teknis dan Operasional


A. Kemampuan infrastruktur dan utilitas
Synthesa dari peningkatan utilitas dan peningkatan infrastruktur sesuai proyeksi.

B. Deskripsi Proyek
Synthesa tentang fungsi pelayanan Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor
----------------------: fasilitas-fasilitas yang harus disediakan untuk mengakomodasikan
user dan konsep pelayanan sesuai estimasi proyeksi yang menjadi dasar desain

C. Studi Management, Operasional dan Biaya


 Estimasi biaya operasional management yang sekarang,
diuraikan dalam unsur biaya dari APBD
 Indikasikan unsur biaya mana yang tidak efektif dan atau yang terlalu
mahal.
 Memberikan alternatif skema operasi/maintenance Gedung Renovasi
Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- tersebut supaya biaya lebih
efisien tapi hasilnya efektif dan subsidi bisa dieliminir.
 Mengusulkan management yang appropriate yang bisa menjamin
operasi/maintenance lebih baik.

c.3. Sintesis
Sintesis dilakukan karena dalam proses analisis akan menghasilkan beberapa faktor,
yang bersama dengan data tertentu, satu dengan lainnya akan terkait, terhubung dan saling
mempengaruhi yang pada gilirannya menjadi / menghasilkan hal baru / yang berguna bagi
usaha pendekatan pemecahan masalah.

c.4. Rumusan Hasil Antara


Dari hasil proses analisis dan sintesis kemudian secara intensif diolah sehingga
menghasilkan butiran-butiran rumusan yang memberi gambaran kuantitas dan kualitas faktor
dan aspek-aspek proyek yang akan dikaji lebih jauh dalam analisis lanjutan, melalui kisi-kisi
kelayakan yang telah ditetapkan dalam tujuan dan sasaran.

c.5. Analisa Fasilitas


Rumusan hasil antara yang berupa kuantitas dan kualitas faktor dan aspek proyek,
akan dianalisis lebih lanjut ke dalam 2 arah yang saling terkait, tergantung dan tidak
terpisahkan, yaitu :
 Analisis Rancangan Fisik Fasilitas (Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II
Kantor ----------------------), dan

CV. IV - 5
USULAN TEKNIS

 Analisis Ekonomi dan Finansial Fasilitas (Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt.
II Kantor ----------------------)

4.2. PENDEKATAN PENYUSUNAN DOKUMEN TEKNIS (DED)

4.2.1. METODOLOGI
Secara umum konsultan telah memahami pekerjaan ini dengan baik berdasarkan
metoda yang dikembangkan dalam memberikan layanan jasa konsultasi, yaitu
dengan strategi optimalisasi pengelolaan organisasi dengan sumber daya melalui:
 Melakukan Pendekatan Perumusan Masalah Pekerjaan.
 Melakukan Pendekatan Pemecahan Masalah secara komprehensif.
 Mengajukan Usulan Kebutuhan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang
dipersiapkan menangani Pekerjaan Penyusunan DED dan mengajukan usulan
Schedule Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Pekerjaan

Perumusan Skenario Penyelesaian Pekerjaan


Perumusan penyelesaian pekerjaan, diterjemahkan dari ruang lingkup kegiatan yang harus
dilaksanakan dan alokasi waktu yang disediakan. Perumusan skenario juga akan
menghasilkan alokasi tenaga ahli yang akan terlibat. Alokasi tersebut juga akan
menghasilkan kebutuhan biaya untuk penyelesaian pekerjaan. Perumusan tersebut
mencakup tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Tahap Persiapan
Tahapan ini berupa persiapan pelaksanaan pekerjaan, mobilisasi tenaga ahli,
persiapan pendanaan, dan persiapan sarana kantor untuk mendukung kegiatan
lapangan dan kajian lebih mendalam di kantor. Pada tahap ini juga akan
menyelesaikan administrasi berupa Surat Perintah Kerja, Dokumen Kontrak
Perjanjian dan surat menyurat yang lain.

 Tahap Pelaksanaan
Pada tahapan ini merupakan inti dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi
kegiatan:
▪ Survey lapangan
▪ Pembuatan prelimanary design
▪ Pembuatan DED
▪ Penyiapan dokumen tender
▪ Penyusunan laporan
▪ Penyusunan rekomendasi akhir

 Tahap Akhir Pekerjaan

CV. IV - 6
USULAN TEKNIS

Tahapan ini berupa penyelesaian akhir seluruh kegiatan, berupa serah terima
produk perencanaan dan pembayaran sesuai dengan kontrak kerjasama yang
telah disepakati oleh konsultan den pemberi tugas.

Penggunaan Tenaga Ahli yang Kualified


Tenaga ahli yang dilibatkan dalam penyelesaian pekerjaan ini merupakan tenaga ahli yang
sudah memenuhi ketentuan yang telah disyaratkan yaitu tenaga ahli yang memiliki
kualifikasi Sarjana Strata 1 (S1) memiliki NPWP dan sudah bersertifikasi.

A. PENDEKATAN PERUMUSAN MASALAH


Pendekatan perumusan masalah dalam Penyusunan Dokumen Perencanaan
Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- lebih banyak diartikan sebagi
mencari dan menetapkan faktor-faktor apa saja yang menjadi prioritas utama dan dominasi
untuk dianalisis, ditelaah dan dikaji secara intensif dan mendalam sehingga hasilnya dapat
mengarahkan atau menjadi pemandu ke arah permasalahan yang harus diselesaikan,
sehingga tujuan dan sasaran Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi
Gdg A Lt. II Kantor ----------------------ini dapat dicapai secara optimal.
Faktor-faktor yang dapat berupa faktor non fisik maupun faktor fisik tersebut adalah :
 Kondisi Eksisting Site dan Lokasi
 Fungsi dan Peran Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------

Hasil analisis terhadap faktor-faktor di atas akan menghasilkan rumusan masalah perencaan
teknis bangunan berupa : rumusan masalah arsitektur, struktur dan konstruksi, mekanikal
elektrikal, interior dan tata ruang luar (landscape).
Pendekatan Perumusan Masalah tersebut dapat digambarkan secara skematis sebagai
berikut :

FAKTOR DOMINAN
(DATA) PERUMUSAN MASALAH
KONDISI EKSISTING PERENCANAAN TEKNIS
FUNGSI DAN PERAN PUSAT ARSITEKTUR
PERKANTORAN STRUKTUR
RUTRK/RDTRK & KONSTRUKSI
PERATURAN TERKAIT PROSES MEKANIKAL
BUDAYA MASYARAKAT
LAIN-LAIN ANALISIS ELEKTRIKAL
INTERIOR
LANDSCAPE
(RUANG LUAR)

BAGAN 4.1.
PENDEKATAN PERUMUSAN MASALAH

CV. IV - 7
USULAN TEKNIS

B. PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH


Tindak lanjut dari pendekatan perumusan masalah, adalah melakukan pendekatan
pemecahan masalah yang akan dilakukan melalui langkah-langkah :
 Pengumpulan Data dan Informasi
 Studi Literatur
 Melakukan Survey dan Investigasi Lapangan
 Studi Sistem Arsitektur, Struktur dan Konstruksi, Mekanikal / Elektrikal
(Utilitas), Interior-Eksterior, Lingkungan di Luar Site
 Melakukan Pendekatan Zonning dan Block Plan
 Rancangan Awal Bangunan dan Halaman / Ruang Luar (Preliminary Design)
 Rancangan Final Bangunan dan Halaman / Ruang Luar (Final Design)
 Rancangan Detail berupa Gambar–gambar Arsitektur, Struktur Konstruksi,
Mekanikal / Elektrikal (Utilitas).
 Perhitungan Struktur / Konstruksi
 Penyusunan Spesifikasi Umum dan Spesifikasi Teknis
 Penyusunan Bill of Quantity (BoQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
 Penyusunan Dokumen Lelang
Langkah-langkah pendekatan pemecahan masalah secara diagramatis / skematis
diambarkan sebagai berikut :

PERUMUSAN
MASALAH

PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR


DAN INFORMASI

REVIEW STUDI TERDAHULU


( STUDI KELAYAKAN)

SURVEI DAN INVESTIGASI


LAPANGAN
( SITE & DI LUAR SITE )

STUDI STUDI STRUKTUR STUDI MEKANIK & STUDI SURVEY TOPOGRAFI


ARSITEKTUR DAN KONSTRUKSI ELEKTRIKAL LINGKUNGAN DAN KONDISI LAHAN
( UTILITAS ) DI LUAR SITE

ALTERNATIF ZONNING
DAN BLOCK PLAN

PRELIMINARY
DESIGN
( PRA RANCANGAN )

FINAL DESIGN
( DESAIN DEFINITIFE )

DETAIL DESIGN
( RANCANGAN DETAIL )

GAMBAR GAMBAR STRUKTUR GAMBAR MEKANIKAL & GAMBAR RUANG KOMPILASI HARGA-
ARSITEKTUR & KONSTRUKSI ELEKTRIKAL ( UTILITAS ) LUAR / HARGA BAHAN,
LANDSCAPE PEKERJAAN / UPAH
SATUAN PEKERJAAN

- PENYATUAN /INTEGRASI GAMBAR-


GAMBAR PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
- BILL OF QUANTITIES RENCANA ANGGARAN BIAYA ( RAB )
- SPESIFIKASI UMUM DAN TEKNIS
-

CV. IV - 8
USULAN TEKNIS

DRAFT FINAL

DOKUMEN PELELANGAN :
GAMBAR –GAMBAR FINAL
UNTUK PELELANGAN
DOKUMEN PELELANGAN LAIN
RKS
BQ
BAGAN 4.2.
PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH

4.2.2. TINJAUAN UMUM


Proses Penyusunan Dokumen Perencanaan Renovasi Kamar Mandi Gdg A Lt. II
Kantor ----------------------hanya 1 bulan kalender seperti tertuang didalam Kerangka Acuan
Kerja. Hal ini mengandung konsekwensi diterapkannya suatu strategi penanganan yang
tepat.

Oleh karenanya Kami terlebih dahulu mengenali paramater - parameter yang


berpengaruh terhadap proses penyusunan Desain Bangunan itu sendiri, dan dalam hal ini
kami melakukan pendekatan mengenai hal–hal antara lain :
 Penyusunan team yang representatif dan kualitatif.
Menyadari akan singkatnya waktu yang tersedia kami berhati – hati didalam
menugaskan tenaga ahli yang kami miliki guna penanganan pekerjaan desain baik
yang tergolong dalam pekerjaan standard maupun Non standard.
Organisasi Team dipimpin oleh Team Leader mempunyai akses penuh terhadap
sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan menyangkut peralatan dan Personal,
termasuk didalamnya kewenangan meumutuskan permasalahan teknis dilapangan
sebatas tuntutan kontrak.

 Identifikasi dan koordinasi kegiatan terhadap unsur – unsur yang terkait.


Pengenalan terhadap unsur – unsur terkait sebagai “Stake Holder” pada kegiatan
Perencanaan ini sangatlah diperlukan karena dengan pengenalan ini Team kami
dapat lebih cepat mengambil suatu lagkah – langkah pemecahan masalah yang
timbul dengan mengakomodir berbagai input / masukan pihak – pihak yang terakit
didalam proses perencanaan ini.
Selanjutnya Koordinasi yang rutin baik bersifat formal maupun informasl perlu
dibangun dan dilaksanakan. Koordinasi tersebut secara formal terkemas dalam
kegiatan :
1. Kegiatan Pengumpulan informasi dan data – data sekunder.
2. Diskusi dan Pemaparan Hasil / Konsep Perancangan.
3. Asistensi Hasil Perancangan baik kepada User, Pengguna Anggaran
maupun unsure Teknis terkait.

 Pengenalan permasalahan sedini mungkin guna mempersiapkan tindakan antisipasi.


Yang kami maksudkan disini adalah kami akan melakukan survey pendahuluan

CV. IV - 9
USULAN TEKNIS

secermat dan sedetail mungkin sehingga dapat kami prediksikan permasalahan –


permasalahan yang mungkin timbul untuk kemudian kami informasikan kepada
pengguna anggaran / unsur teknis untuk dibicarakan dan dicarikan pemecahan
terhadap masalah tersebut sehingga didalam proses desain nantinya sudah dapat
menjadi masukan – masukan baru.

 “Quick Information” / aktif menggali informasi dan data terbaru.


Mendukung point “3” diatas sebagai wujud keaktifan didalam penangan perencanaan
ini, Identifikasi permasalahan saja kurang memenuhi kebutuhan, oleh karenanya
secara terjadwal dilakukan Koordinasi / pertemuan rutin dengan pengelola kegiatan
(tim Teknis proyek), guna menggali informasi baru disamping komunikasi informal
yang dilakukan. Mengingat jangka waktu kegiatan 30 hari kalender.

4.3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI PERENCANAAN

4.4.1. PENDEKATAN PERENCANAAN


Pendekatan perencanaan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memperoleh titik tolak
perencanaan yang sesuai dengan karakteristik objek perencanaan. Pendekatan
perencanaan kemudian akan menjadi landasan yang cukup esensial bagi tahap kegiatan
perencanaan selanjutnya.

a. Hasil Perencanaan yang Berdaya Guna, meliputi :


 Memenuhi dinamika Fungsi,
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan fungsi bangunan
yang dapat menjalankan proses fungsi terhadap aktifitas yang melekat di dalamnya.
 Memenuhi dinamika Keruangan
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan unsur Keruangan
yang dapat melakukan peranannya mewadahi fungsi yang terjadi dalam batas
kapasitas besaran ruang yang optimal.

b. Hasil Perencanaan yang Berdaya Citra, meliputi :


 Memenuhi Dinamika Ruang dan Waktu
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam memenuhi tuntutan ruang dan
waktu (jaman) saat ini dan masa mendatang.
 Memenuhi Dinamika Teknologi
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis terhadap pemanfaatan maupun
penerapan teknologi yang tepat guna.
 Memenuhi Dinamika Simbol
Dimana perencanaan yang dihasilkan dinamis dalam menciptakan simbol atau
ungkapan makna sesuai fungsi yang diembannya.

Prinsip-prinsip tersebut merupakan core (inti) yang menjadi dasar-dasar yang baik
dalam melakukan pendekatan-pendekatan terhadap konsep Perencanaan Renovasi Kamar

CV. IV - 10
USULAN TEKNIS

Mandi Gdg A Lt. II Kantor ----------------------. Adapun pendekatan-pendekatan terhadap


konsep perencanaan yang perlu dilakukan adalah:
A. Pendekatan Aspek Fungsional
Pendekatan aspek fungsional akan mengarahkan pada efisiensi penggunaan ruang,
efekstifitas hubungan antar kegiatan dan ruang, bahkan sampai pada tipe-tipe ruang kerja
dan sirkulasi.
Sesuai dengan pendekatan tentang fungsional di atas, pendekatan kebutuhan-
kebutuhan ruang untuk pusat perkantoran harus memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut :
 Kebutuhan Ruang berdasarkan hubungan-hubungan fungsi dan aktivitas yang
dijalankan yaitu mengetahui Hirarki Fungsi dan alur proses aktivitas yang terjadi
melalui struktur organisasi dan prosedur pelaksanaan aktivitas.
 Kebutuhan Ruang mencerminkan jenis dan nama ruang daya tampung / kapasitas
baik dari sisi jumlah kwantitas maupun kualitas tuntutan persyaratan ruang yang
mampu merespon kebutuhan ruang gerak bagi aktivitas pengguna atau pelaku
aktivitas maupun mobilitas peralatan bergerak yang digunakan untuk beraktivitas
yang terjadi di dalam ruang tersebut.
 Untuk mengetahui besaran ruang dapat ditempuh melalui analisa besaran ruang yang
menganalisa tuang gerak pelaku aktivitas, alat peralatan yang dioperasikan oleh
pelaku aktivitas dengan berpedoman pada standart arsitektur dan standart Bangunan
Pusat Perkantoran.

B. Pendekatan Aspek Kinerja


Antara lain aspek yang berhubungan dengan unsur-unsur agar kegiatan dapat
berlangsung dengan baik dan optimal. Lazimnya, aspek ini berkaitan dengan unsur
kenyamanan, baik fisis mau pun psikologis, termasuk pula persoalan sirkulasi dan hubungan
kegiatan yang menjamin kelancaran dan kemudahan bagi berlangsungnya seluruh kegiatan.
Apabila kenyamanan fisis diperoleh dengan penggunaan perlengkapan bangunan
alami (atau paling tidak sebagian besar), maka bangunan akan berperan pada penghematan
energi yang saat ini layak mendapatkan perhatian. Disamping itu, perhatian terhadap
lintasan dan radiasi matahari dalam perencanaan akan memungkinkan diperolehnya
pengurangan pemanasan ruang-ruang dalam yang akan pula membantu menciptakan
kenyamanan ruang. Dari uraian singkat tentang penghematan energi ini, pendekatan dari
aspek kinerja diusulkan berorientasi pada penghematan energi dan pengoptimalan
pemanfaatan sumber-sumber energi alami. Kenyamanan ini tidak hanya berhubungan
dengan kenyamanan fisis tetapi juga akan mencakup kenyamanan visual (berhubungan
dengan penglihatan) dan audial (berhubungan dengan pendengaran, kebisingan) serta
kenyamanan psikologis yang berkaitan dengan kenyamanan rasa sehingga suasana kerja
dapat lebih dinamis, bersemangat, teratur dan optimal.

C. Pendekatan Konstekstual
Antara lain aspek yang berkaitan dengan unsur-unsur fisik dan non-fisik diluar
bangunan, antara lain persoalan tapak, lingkungan sekitar, perkotaan, peraturan
pembangunan, arsitektur lokal, bahkan wujud-wujud sosial-kultural masyarakat.

CV. IV - 11
USULAN TEKNIS

Pendekatan kontekstual akan sangat mempertimbangkan seluruh unsur-unsur dan


potensi tapak, lingkungan sekitar, perkotaan dan mendayagunakan kekayaan khasanah
arsitektur setempat, kebiasaan sosial-kultural masyarakat. Dengan pendekatan ini akan
diperoleh hasil rancangan sebagai solusi yang diperkirakan sesuai dan tepat menjawab
persoalan-persoalan kontekstual, komplek bangunan akan mendukung harmonisasi
lingkungannya, dan akrab bagi masyarakat.
Berdasarkan pengamatan terhadap site eksisting, potensi-potensi yang harus
mendapat perhatian adalah:
a. Potensi Fisik, meliputi:
 Luas, Bentuk dan Orientasi Site,
Kondisi site adalah lahan yang sudah jadi / matang. Orientasi site menghadap
jalan besar yang berpotensi pada kemudahan aksesibilitas dan mudah
ditangkap pandang dari arah jalan tersebut.
 Kondisi fisik tanah,
Perlunya test daya dukung tanahnya untuk memastikan berapa tingkat daya
dukung tanah terkini, apakah terjadi perubahan atau tidak.
 Aksesibilitas terhadap site,
Pencapaian yang mudah, merupakan potensi yang baik.
 Instalasi infrastruktur tingkat kota,
Yakni mempunyai manfaat langsung terhadap site sebagai pertimbangan
perencanaan adalah Jaringan Jalan, Jaringan Listrik dan penerangan,
Saluran Drainase kota dan Jaringan Telepon, merupakan infrastruktur
standart yang merupakan potensi.

b. Potensi Non Fisik, meliputi:


 Kebijaksanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Pusat
Perkantoran di Kabupaten Semarang antara lain tentang:
o Tata Guna Lahan
o Garis sempadan bangunan
o Koefisien Dasar Bangunan(KDB)
o Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
o Kebijakan-kebijakan lain yang diatur di dalam RTRK tersebut.
 Kebijaksanaan dan peraturan resmi yang berlaku tentang standart-
standart perencanaan dan konstruksi bangunan gedung khususnya
bangunan gedung perkantoran yang berlaku.

D. Pendekatan Aspek Arsitektural


Antara lain aspek ini lebih banyak berkaitan dengan persoalan filosofi, estetika dan
berbagai simbolisasi, yang dapat diapresiasi melalui tampilan ruang dan bantuk bangunan.
Sebagai bangunan pemerintah yang menduduki hirarki tertinggi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, tentu secara wajar bangunan-bangunan selayaknya tampil
formal, berwibawa, kokoh dan mampu dipersepsi sebagai tempat pengayoman, terbuka
sekaligus akrab bagi warga masyarakat. Untuk memperkuat lokalitas, eksplorasi terhadap
kekayaan khasanah arsitektur lokal patut diketengahkan, meski harus tidak terjebak pada

CV. IV - 12
USULAN TEKNIS

idiom atau tampilan bangunan yang kuno dan bernuansa masa lalu, tetapi semangat kekinian
harus pula menjadi pendekatan yang perlu digarap.

D.1. Prinsip dasar


Didalam melakukan pendekatan konsep perencanaan bentuk arsitektur dapat
memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
 Kelancaran aksesibilitas
 Keamanan Pengguna
Perencanaan tata ruang dan bentuk arsitektur diarahkan pada penataan yang
aman baik secara hirarki fungsi maupun bentuk fisik bangunan yang secara jelas.
 Kenyamanan Pengguna
Kenyamanan adalah prinsip umum yang selalu dipakai dalam segala jenis
perencanaan gedung.

D.2. Orientasi Bangunan


Orientasi bangunan sangat penting dalam penataan bangunan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi orientasi bangunan adalah:
 Pencapaian dari jalan/akses kota.
 Arah Mata angin kaitannya dengan faktor kualitas pencahayaan
 Bentuk dan batas site.
 Jarak dan jangkauan tangkapan pandang skala kawasan.

D.3. Tipologi Bentuk Façade Arsitektur


Tipologi bentuk façade arsitektural bangunan gedung Renovasi Kamar Mandi Gdg A
Lt. II Kantor ---------------------- menggunakan unsur arsitektur Modern (universal) sebagai inti
dipadukan dengan unsur arsitektur lokal. Alasan penggunakan tipologi demikian adalah:
 Sistem dan fungsi operasional bangunan pusat perkantoran
cenderung mudah diterapkan di dalam tipologi arsitektur modern berupa modul
bangunan terutama pada bagian - bagian ruang yang berkaitan dengan aktivitas
yang ada, sedangkan unsur arsitektur lokal yaitu dengan pilihan arsitektur Tropis,
yang merupakan kontekstual yang disatukan dalam perencanaan bangunan
modern sehingga akan menampilkan sosok bangunan perkantoran modern yang
bernuansa arsitektur lokal, sehinngga diharapkan akan mampu tampil dengan
karakter yang sesuai dengan sosial budaya lokal. Dengan demikian pilihan
tersebut akan berdampak nilai tambah estetis yang mudah diterima masyarakat.
 Dari sisi perilaku pengguna, tipologi arsitektur modern
bersifat fleksibel dan lebih diterima pengguna. Sedangkan nuansa arsitektur lokal
dipadukan dengan arsitektur modern ditempatkan pada penataan façade dan
interior bangunan terutama di dalam area publik agar mampu mengarahkan sisi
perilaku masyarakat memasuki bagian fungsional kantor.
 Dari sisi teknologi, pilihan arsitektur modern sangat fleksibel
dalam adaptasi terhadap ternologi rancang bangun, sehingga akan mempunyai
banyak pilihan bentuk struktur bangunan. Sedangkan arsiterkur lokal memberi

CV. IV - 13
USULAN TEKNIS

pengaruh bentuk estetika pada teknologi struktur dan unsur dekoratif bangunan
pusat perkantoran.
 Dari sisi Lingkungan, faktor iklim merupakan lingkungan yang
sangat mempengaruhi bentuk bangunan. Iklim tropis yang menjadi iklim di dalam
wilayah perencanaan harus diadaptasi secara arsitektur. Untuk itu, selain
bertumpu pada arsitektur modern dan arsitektur lokal, juga harus memenuhi
prinsip-prinsip arsitektur tropis. Ciri-ciri arsitektur tropis antara lain adanya sistem
perlindungan bangunan dari cuaca tropis, bukaan-bukaan berupa ventilasi udara,
maupun penggunaan bahan material yang tahan terhadap kondisi iklim tropis
yang lembab dengan dua musim.

Sedangkan dalam penerapannya, aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang


façade bangunan adalah:
1. Aspek bentuk rangka bangunan (frame work)
Suatu bangunan secara kasar akan kelihatan baik secara proporsional telah terlihat
sejak modul dan rangka bangunan telah terbentuk, selain proporsi, rangka bangunan
juga mengekpresikan bentuk yang sederhana ataupun bentuk bervariasi, rangka
bangunan juga mengekspresikan tampak bangunan kelihatan ringan atau kelihatan
berat (massif- padat).

2. Aspek kekasaran bidang pengisi rangka bangunan


Pengisi rangka bangunan bisa dibuat rata dalam atau pun rata luar atau pun kombinasi
rata luar dalam, atau bahkan sama sekali, dinding pengisi dibuat menutupi secara total
ruang bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah dinding-dinding bangunan
yang dipermainkan, sebaliknya , dinding pengisi struktur bisa disembunyikan
dibelakang struktur bangunan, sehingga yang terlihat dari luar adalah tampak
penonjolan rangka bangunan.

3. Aspek penyelesaian akhir (finishing)


Penyelesaian akhir tampak bangunan dicapai dengan warna dinding dan teksturnya
serta tempelan-tempelan material perindahan lainnya. Finishing juga diterapkan pada
interior yaitu pada bagian dinding, lantai dan plafond. Pilihan-pilihan material untuk
bahan finishing harus memenuhi criteria-kriteria teknis yaitu standart bahan bangunan
yang berlaku.

4. Aspek bentuk bangunan


Aspek bentuk bangunan secara keseluruhan bisa mengekspresikan suatu latar
belakang budaya setempat, untuk daerah Jawa Tengah, ekspresi bangunan tradisional
diwakili oleh berbagai bentuk bangunan lokal, sedang untuk ekspresi bangunan modern
banyak variasinya, secara umum dicapai selain dengan warna juga dengan pemilihan
sistem struktur dan pemilihan material bangunan.

CV. IV - 14
USULAN TEKNIS

5. Aspek skala tampak bangunan


Aspek skala tampak bangunan bermacam-macam, skala manusia diterapkan untuk
perencanaan bangunan-bangunan yang bersifat ‘profan’, skala diluar manusia
diterapkan untuk perencanaan bangunan religius dan ataupun bangunan monumental
lainnya.

Dengan alasan-alasan tersebut diatas, tipologi arsitektur yang diterapkan dalam bentuk
arsitektur bangunan pusat perkantoran dapat menyentuh segala bagian bangunan baik dari
sisi wajah depan (Façade) maupun interior bahkan lebih jauh ke dalam ke sisi teknologi
struktur konstruksi dan rancang bangun.

E. Pendekatan Aspek Teknis


Dengan berorientasi pada kemampuan teknis dan pembiayaan pembangunan, maka
pendekatan teknis diarahkan pada penggunaan teknologi bangunan menengah, yakni
pembangunan yang tidak banyak bergantung pada teknologi tinggi dan ketersediaan bahan
dan peralatan kerja yang sangat cangggih. Hal ini tentu didasarkan pada pertimbangan
bahwa bangunan-bangunan bukan berlantai banyak, ketersediaan biaya pembangunan
cukup terbatas dan harus efisien serta pertimbangan kemampuan menyerap tenaga kerja
trampil menengah dan bawah lebih banyak dan terutama tenaga kerja lokal. Perlengkapan
bangunan juga diupayakan pada tingakat kebutuhan yang wajar serta perlunya
mempertimbangkan biaya operasional, perbaikan dan perawatan perlengkapan. Untuk bahan
bangunan yang digunakan, seyogyanya lebih berorientasi pada bahan-bahan lokal (jika
memungkinkan), mudah didapat, perawatan dan perbaikan bahan bangunan diarahkan
minimal.

Pendekatan aspek teknis bila dijabarkan antara lain :


A. Sistem Struktur dan Konstruksi
1. Prinsip Dasar Perencanaan Sistem Struktur Bangunan
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem struktur adalah sebagai
berikut:
a. Fungsional Bangunan
Fungsional bangunan tidak saling berbenturan dengan fungsional sistem struktur
bangunan, tetapi diarahkan saling mendukung.
b. Kekuatan dan Kinerja Bangunan
Kekuatan bangunan berkaitan erat dengan pilihan sistem dan modul struktur.
Berdasarkan kekuatan lalu dianalisis apakah juga memenuhi syarat kinerja yang
lebih luas (lendutan, retakan, keawetan, getaran dsb).
c. Keamanan Bangunan
Keamanan struktur bangunan memperhatikan faktor angka keamanan terhadap
pilihan sistem struktur.
d. Teknologi Bangunan
Teknologi yang diterapkan berkaitan dengan metode konstruksi struktur, pilihan
teknologi yang akan digunakan harus merupakan pilihan teknologi yang sudah teruji
dan mempunyai pengaruh besar terhadap tiga prinsip sebelumnya.

CV. IV - 15
USULAN TEKNIS

2. Peraturan Perencanaan Sistem Struktur Bangunan Gedung

Peraturan-peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan struktur bangunan yang berlaku


di Indonesia harus digunakan dalam perhitungan struktur dan perencanaan DED Renovasi
Kamar Mandi Gdg A Lt. II Kantor ---------------------- antara lain adalah sebagai berikut:
 AV (Algemen voor waarden voor de uitvoering bijaaneming van
openbare werken in Indonesia, tgl 28 Mei 1941 no. 9 dan tambahan lembaran
negara no. 14571)
 SNI tentang Pembebanan dan Gempa
 SNI tentang Beton Bertulang
 SNI tentang Baja Profil
 SNI tantang Bahan Bangunan.
 dan Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan
berdasarkan SNI yang belum tercantum diatas dan berlaku secara umum di
Indonesia.

B. Sistem Mekanikal Elektrikal


1. Prinsip dasar Perencanaan Mekanikal Elektrikal (ME)
Yang menjadi prinsip perencanaan Mekanikal elektrikal adalah:
a. Efisien terhadap penggunaan energi
Yaitu alat dan sistem yang digunakan memenuhi syarat dalam pemakaian daya
listrik yang seminimal mungkin, sehingga hemat energi.
b. Funsional dan aman
Prinsip ini berkaitan dengan kinerja dari peralatan dan sistem ME yang dipakai
harus dapat memenuhi syarat fungsional yang maksimal. Sedangkan prinsip
keamanan menyangkut kinerja alat dan sistem ME benar-benar memenuhi
standart keamanan yang berlaku.
c. Kenyamanan
Prinsip kenyamanan dan kelancaran merupakan hal yang ditekankan dalam
pemilihan alat dan sistem ME sampai dengan sistem operasional peralatan yang
maksimal harus memenuhi standart kenyamanan terutama untuk sistem
penerangan, pengkondisian udara, dan tata suara/telekomunkasi.
d. Ekonomis
Prinsip ekonomis yang dimaksud adalah pemilihan alat dan peralatan sistem
instalasi yang mampu beroperasional dengan biaya operasional, perawatan dan
pemeliharaan yang semurah mungkin. Untuk itu harus dipilih mesin dan peralatan
ME yang unggul secara mutu tetapi ekonomis dalam operasional.

Untuk memenuhi prinsip-prinsip diatas, maka pilihan terhadap penggunaan dan


penerapan sistem Mekanikal dan Elektrikal harus memenuhi standart dan peraturan
Mekanikal Elektrikal yang berlaku, baik standart nasional maupun standart internasional. Bila
prinsip-prinsip tersebut diterapkan, maka hasilnya akan berdampak menguntungkan bagi
operasional bangunan pusat perkantoran.

CV. IV - 16
USULAN TEKNIS

2. Peraturan dan standart perencanaan Mekanikal Elektrikal (ME)


Peraturan-peraturan tentang perencanaan dan pelaksanaan sistem Mekanikal Elektrikal
bangunan yang berlaku di Indonesia, dan harus digunakan dalam perhitungan Mekanikal
Elektrikal dan perencanaan bangunan pusat perkantoran adalah sebagai berikut :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)- A.V.E./V.D.E.
 SLI 1992 tentang mekanikal elektrikal
 Peraturan Umum pemadam kebakaran ( NFP)
 Peraturan Umum Air Minum (AVWI – Drink water)
 ASTM, ASME
 SMACNA
 ASHRAE, ARI, NFPA
 Dan Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan
berdasarkan Normalisasi di Indonesia yang belum tercantum diatas.

3. Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal (ME)


Pendekatan Perencanaan Sistem Mekanikal Elektrikal (ME) bangunan perkantoran meliputi
perencanaan sistem jaringan/instalasi dan peralatan ME. Di dalam merencanakan desain
Mekanikal dan Elektrikal, pada dasarnya harus sejalan dengan perencanaan arsitektur dan
struktur bangunan gedung. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam perencanaan
Mekanikal dan Elektrikal adalah:
1. Pemahaman Aspek Arsitektur Bangunan Gedung
Yang harus dipahami dari aspek arsitektur meliputi Fungsi dan aktifitas, Program
Ruang dan persyaratan ruang. Dari pemahaman tersebut maka akan diperoleh
gambaran kebutuhan-kebutuhan pengguna terhadap sistem Mekanikal Elektrikal.
Di samping itu juga dari pemahaman tersebut dapat dicapai koordinasi antara
perencanaan ME dan arsitektur terutama dalam kaitannya dengan perletakan
sistem jaringan dan perlengkapan ME di dalam wilayah arsitektural bangunan,
yaitu yang berkaitan dengan kebutuhan ruang-ruang untuk perletakan jaringan
dan peralatan ME maupun sisi-sisi estetika perletakan dan pemasangannya.
2. Pemahaman Aspek Struktur Bangunan Gedung.
Yang perlu dipahami dari aspek Struktur bangunan gedung adalah sistem
struktur yang berkaitan dengan perletakan peralatan dan sistem jaringan
Mekanikal dan Elektrikal di dalam sistem struktur bangunan terutama sekali yang
berkaitan dengan beban-beban peralatan ME dan prinsip pemasangannya yang
sesuai dengan prinsip beban dan gaya pada sistem struktur bangunan gedung.
Hal ini perlu dilakukan karena sistem jaringan dan peralatan Mekanikal Elektrikal
tersebut sebagian besar melekat secara langsung di dalam struktur bangunan
gedung. Untuk itu perlu dikoordinasikan pula sistem perletakan jaringan dan
perlengkapan ME yang sinkron dengan sistem struktur bangunan gedung.
3. Program Kebutuhan Instalasi dan perlengkapan Mekanikal
Elektrikal
Berangkat dari pemahaman-pemahaman aspek arsitektur dan struktur bangunan
di atas, barulah dapat diestimasi kebutuhan-kebutuhan sistem Mekanikal dan
Elektrikal yang akan dipakai. Dalam menentukan kebutuhan sistem Mekanikal

CV. IV - 17
USULAN TEKNIS

Elektrikal harus pula berpedoman pada standart-standart dan peraturan yang


berlaku, termasuk tersedianya bahan dan material tersebut di pasaran.
4. Analisa dan perhitungan sistem elektrikal terhadap
peralatan mesin elektris
Analisa yang dimaksud meliputi analisa perencanaan sistem jaringan dan
peralatan ME yang saling kait mengkait secara sistemik. Bagian yang paling rumit
adalah analisa kebutuhan daya listrik dari sistem jaringan elektrikal itu sendiri
maupun sistem support elektrikal terhadap peralatan-peralatan elektrik mekanikal
elektrikal (seperti AC, Detector, mesin-mesin listrik, dan sebagainya). Sedangkan
perhitungan yang dibutuhkan adalah perhitungan daya dari setiap sistem dan
sub sistem ME yang digunakan. Keluaran dai perhitungan tersebut adalah
kapasitas total daya yang dibutuhkan. Dari keluaran tersebut dapat diperkirakan
besarnya daya yang akan diajukan untuk penyambungan daya PLN, atau dapat
digunakan untuk memperkirakan ukuran kapasitas daya genset yang dibutuhkan,
sebagai suplay daya cadangan.

5. Desain Lay Out Sistem Jaringan Mekanikal dan Elektrikal


Desain lay out sistem ME dapat dilakukan setelah analisis dan perhitungan
tersebut dilakukan. Desain Lay Out Jaringan ME meliputi sistem jaringan mulai
dari sistem Primer yang merupakan sistem makro hingga sistem mikro pada
tingkat jaringan sekunder, tertier dan seterusnya. Desain tersebut dapat saling
terkait antar sistem ataupun terpisah.

F. Pendekatan Aspek Pembiayaan


Yakni aspek yang berhubungan dengan penggunaan biaya pembangunan. Sebagaimana
lazimnya bangunan pemerintah, biaya pembangunan fisik cenderung terbatas, meskipun
tidak harus diartikan sebagai sederhana dan tidak optimal. Untuk menyiasati keterbatasan ini,
pendekatan manajemen alokasi penggunaan dana perlu dipertimbangkan. Salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah untuk ruang dan bangunan yang kurang memerlukan tampilan-
tampilan secara spesifik diusahakan sangat efisien dan cukup memenuhi standar minimal
dan sangat fungsional (fisik). Sebagai contoh bangunan/ruang gudang, mekanikal-elektrikal,
serta bangunan-bangunan service lainnya. Dengan cara ini secara keseluruhan akan
diperoleh kelebihan-kelebihan yang dapat dioptimalkan bagi ruang/bangunan yang
memerlukan penyelesaian-penyelesaian khusus. Ketinggian bangunan, ketinggian tiap lantai
diarahkan sampai tingkat memenuhi standar saja sehingga efisiensi bahan bangunan akan
diperoleh. Pada intinya, untuk mengoptimalkan biaya pembangunan sehingga tetap diperoleh
tampilan dan kinerja bangunan yang baik, wajar dan sesuai untuk bangunan perkantoran,
diperlukan pencermatan dalam alokasi penggunaan biaya pada tiap bagian fisik bangunan.

Pendekatan Perencanaan yang mencakup 6(enam) aspek perencanaan, selanjutnya


akan dijabarkan dalam metoda perencanaan.
4.4.2. METODA PERENCANAAN

CV. IV - 18
USULAN TEKNIS

Metoda Perencanaan adalah susunan dan urutan cara yang akan ditempuh
dalam menyelesaikan persoalanperencanaan. Perumusan pendekatan perencanaan
akan menjadi bagian-bagian penting pada tiap tahap proses perencanaan.

Pada hakekatnya, seluruh proses perencanaan dapat dikelompokkan ke dalam empat tahap
perencanaan yang masing-masing memiliki kadar arsitektural dan keteknikan yang berbeda,
seperti tergambar dalam skema berikut ini :

a r s ite k tu r

P e r s ia p a n /p r e p a r a s i

Pengem bangan gagasan

P e n g e m b a n g a n ra n c a n g a n

G a m b a r K e r ja
k e te k n ik a n

Analisis dan pertimbangan yang bersifat arsitektural akan banyak diolah pada tahap-
tahap awal perencanaan, sementara kadar keteknikan yang tinggi akan
mendominasi bagian akhir dari seluruh proses perencanaan. Tentu hal ini sangat
wajar, mengingat hasil akhir perencanaan yang berupa penyusunan dokumen kerja
akan menjadi panduan dalam pelaksanaan fisik pembangunan. Secara lebih rinci,
alur proses perencanaan dapat dicermati melalui skema berikut ini :

CV. IV - 19
USULAN TEKNIS

P R O G R A M IN G EKSPLORASI
K O N S E P D E S A IN

A S P E K F U N G S IO N A L

D E S IG N G U ID E L IN E S
EKSPLORASI
A S P E K K IN E R J A K O N S E P P A R T IA L

g o a ls ASPEK K O NTEK STUAL S C H E M A T IC D E S IG N


A S P E K T E K N IS D E S IG N DEVELOPM ENT
A S P E K A R S IT E K T U R A L IN T E G R A S I
KONSEP
A S P E K B IA Y A

P E N G E M B A N G A N A L T E R N A T IF -E K S P L O R A T IF

Pada tahap penyusunan program atau tahap awal perencanaan, pendekatan-pendekatan


perencanaan yang meliputi enam aspek perencanaan dianalisis yang masing-masing akan
memberi arahan perancangan atau “design guidelines”. Tahap pengkajian aspek
perencanaan akan sangat menentukan, karena pada dasarnya perwujudan ruang dan
bangunan merupakan solusi yang terpadu dan komprehensif dari seluruh aspek
perencanaan.
Konsep perancangan merupakan tahap perpindahan dari konsep-konsep yang lebih
bersifat verbal ke dalam bentuk gagasan ruang dan bentuk baik melalui pertimbangan
parsial mau pun komprehensif. Bagian terakhir adalah tahap yang makin konkrit sebagai
solusi akhir dari seluruh analisis dan pertimbangan perencanaan.
Selanjutnya, skema-skema berikut ini akan diharapkan akan memperjelas penjabaran/
penguraian lebih rinci tentang aspek-aspek perencanaan.

CV. IV - 20
USULAN TEKNIS

K e g ia ta n
- m acam
- k a p a s ita s

S is t im /O r g a n is a s i P r o g r a m k e g ia ta n
ASPEK - s tru k tu r P ro g ra m ru a n g
- hubungan A N A L IS IS S ir k u la s i
F U N G S IO N A L - p ro s e s Z o n in g f u n g s io n a l

P e ra la ta n
- s p e s if ik a s i
- d im e n s i
- o p e ra s i

F is is :
- su hu
- k e b is in g a n
- p e n e ra n g a n

O p e r a s io n a l
- keam anan K r it e r ia , s t a n d a r,
- h ir a r k i A N A L IS IS d a n p e ry a ra ta n
- t in g k a t p r iv a c y /
ru a n g
k e t e r lin d u n g a n

P s ik is
- v is u a l
- fe e lin g

Tapak :
- a u d ia l S k e m a a s p e k p e ra n c a n g a n
- d im e n s i
- b e n tu k
- p o s is i
- to p o g ra fi
- ta n a h
- v e g e ta s i
- b a n g u n a n e k s is t in g

L in g k u n g a n :
- p o la ja la n /tr a n s p o r t a s i
- ta t a g u n a ta n a h s e k it a r
- f a s i lit a s - u t ilit a s
- “ s o s ia l- e k o n o m i- b u d a y a ”
K r it e r ia d a n
ta n g g a p a n
A N A L IS IS te rh a d a p ta p a k ,
K o ta :l lin g k u n g a n
- S is t e m p e r k o t a a n d a n k o ta
- L in g k a g e

M a k r o - n o n fis ik
- P e r a tu r a n p e m b a n g u n a n l
- P e r a tu r a n k h u s u s
L A- KN l Di m Aa St o Al o Ng i Fs I L O S O F I S :
- f ilo s o f i
- s im b o lis m e
- e k s p re s i

S o s o k /m a s a :
- f ig u r a tif
- k o m p o s is i G a g a s a n B u ild in g
- r itm e A N A L IS IS A p p e a re n c e
- a k s e n tu a s i

Id io m : l
- S o lid - v o id
- k o m p o s is i
- ritm e
- p ro p o rs i

CV. IV - 21
USULAN TEKNIS

S tru k u r :
- s is te m
- k o n s tru k s i

M e k a n ik a l E le k t r ik a l : S is te m S tr u k tu r
ASPEK - S is t e m P e n g h a w a a n d a n K o n s tru k s i
- S is t e m P e n e r a n g a n A N A L IS IS M e k a n ik a l E le k tr ik a l
T E K N IS - S is t e m /T a t a s u a r a M a t e r ia l B a n g u n a n
- S is t e m U t ilit a s

M a te ria l :
- s p e s if ik a s i
- in s t a la t io n

K e w a ja r a n :
- v o l u m e t r ik
K r it e r ia d e s a in
- penggunaan bahan
A N A L IS IS d a n m a te r ia l
- k e t e r s e d ia a n

S k e m a a s p e k p e ra n c a n g a n

CV. IV - 22

Anda mungkin juga menyukai