Anda di halaman 1dari 9

DISTRIBUSI

1. Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Fungsi distribusi tenaga listrik adalah:

• Pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan )

• Merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena

catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan

distribusi.

Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik

Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Menurut nilai tegangannya:

a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik

Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini

bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani

pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.

b. Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik

sekunder dengan titik cabang menuju beban

2. Menurut bentuk tegangannya:

a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.

b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolak-balik.

3. Menurut jenis/tipe konduktornya:

a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga (tiang) dan

perlengkapannya, dan dibedakan atas:

- Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus.

- Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.


b. Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel tanah (ground

cable).

c. Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut (submarine

cable)

4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:

a. Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral,

atau saluran positif terhadap negatif (pada sistem DC) membentuk garis horisontal.

b. Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk garis vertical.

c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu

segitiga (delta).

5. Menurut Susunan Rangkaiannya

a. Jaringan Sistem Distribusi Primer

Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk

distribusi ke pusat-pusat beban.


Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer, yaitu:

- Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch

pemisah, Radial dengan pusat beban dan Radial dengan pembagian phase area.

- Jaringan distribusi ring (loop), dengan model: Bentuk open loop dan bentuk Close loop.

- Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET)

- Jaringan distribusi spindle

- Saluran Radial Interkoneksi

b. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder,

Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu

distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk

saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial.

1.1 Komponen Utama Konstruksi SUTM

a. Penghantar

• Penghantar Telanjang (BC : Bare Conductor) : AAC atau AAAC.

• Penghantar Berisolasi Setengah AAAC-S (half insulated single core)

• Penghantar Berisolasi Penuh (Three single core) : XLPE dan berselubung PVC

berpenggantung penghantar baja

b. Isolator

Bahan yang digunakan untuk membuat isolator yang paling banyak digunakan pada system

distribusi antara lain :

• Isolator Gelas
• Isolator Porselin

Pin insulator Pin post insulator Line post

insulator

• Pin insulator (Isolator Tumpu)

• Pin post insulator (Isolator Tarik)

Piringan Long rod Keterangan

Material dasar

isolator long road

dapat berupa keramik

atau gelas

c. Peralatan Hubung (Switching)

Pemutus Beban (Load Break Switch : LBS), selain LBS dapat juga dipasangkan Fused

Cut-Out (FCO).

d. Tiang

• Tiang Kayu

• Tiang Besi

• Tiang Beton
2. Proteksi Jaringan
Sistem proteksi pada SUTM memakai :

1. Relay hubung tanah dan relai hubung singkat fasa‐fasa

2. Pemutus Balik Otomatis PBO (Automatic Recloser), Saklar Seksi Otomatis SSO (Automatic

Sectionaizer). PBO dipasang pada saluran utama, sementara SSO dipasang pada saluran

pencabangan, sedangkan di Gardu Induk dilengkapi dengan auto reclosing relay.

3. Lightning Arrester (LA) sebagai pelindung kenaikan tegangan peralatan akibat surja petir.

Lightning Arrester dipasang pada tiang awal/tiang akhir, kabel Tee–Off (TO) pada jaringan

dan gardu transformator serta pada isolator tumpu.

4. Pembumian bagian konduktif terbuka dan bagian konduktif extra pada tiap‐tiap 4 tiang atau

pertimbangan lain dengan nilai pentanahan tidak melebihi 10 Ohm.

5. Kawat tanah (shield wire) untuk mengurangi gangguan akibat sambaran petir langsung.

Instalasi kawat tanah dapat dipasang pada SUTM di daerah padat petir yang terbuka.

6. Penggunaan Fused Cut–Out (FCO) pada jaringan pencabangan.

7. Penggunaan Sela Tanduk (Arcing Horn)

3. Komponen utama konstruksi Jaringan Tegangan Rendah

Terdapat sejumlah komponen utama konstruksi pada Jaringan Tegangan Rendah :

• Tiang Beton

• Penghantar Kabel Pilin Udara (NFA2Y)

• Penghantar Kabel Bawah Tanah (NYFGBY)

• Perlangkapan Hubung Bagi dengan Kendali

• Tension bracket

• Strain clamp

• Suspension bracket
• Suspension Clamp

• Stainless steel strip

• Stopping buckle

• Link

• Plastic strap

• Joint sleeve Press Type ( Al – Al ; Al – Cu )

• Connector press type

• Piercing Connector Type

• Elektroda Pembumian

• Penghantar Pembumian

• Pipa galvanis

• Turn buckle

• Guy-wire insulator

• Ground anchor set

• Steel wire

• Guy-Anchor

• Collar bracket

• Terminating thimble

• U – clamp

• Connector Block

4. Spesifikasi Teknis Material

• Tiang

Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi

dengan panjang 9 meter. Kekuatan beban kerja (working load) 20 0daN, 350 daN dan 500 daN
(dengan angka faktor keamanan tiang = 2 ). Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis

tiang SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu :

1) Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut)

2) Ukuran penghantar

3) Jarak andongan (Sag)

4) Tiupan angin

Tiang Besi dipergunakan untuk konstruksi pada lingkungan dimana Tiang Beton tidak

mungkin dipasang. Penggunaan tiang beton H-type tidak direkomen-dasikan karena tingkat

kesulitan pemasangannya, dan lain-lain pertimbangan.

• Penghantar

Penghantar yang dipergunakan adalah kabel pilin udara (NFA2Y) aluminium twisted cable

dengan inti aluminium sebagai inti penghantar Fasa dan almelec/ alumunium alloy sebagai

netral. Penghantar Netral (N) dengan ukuran 3x35+N, 3x50+N, 3x70+N berfungsi sebagai

pemikul beban mekanis kabel atau messenger. Untuk kepentingan jaminan pelaksanaan

handling transportasi, panjang penghantar tiap haspel kurang lebih 1000 m.


Gambar Gardu Distribusi Portal

Gambar Konstruksi Tiang Tension


Gambar Konstruksi Tiang Suspension

Anda mungkin juga menyukai