Pulse-Width
Modulation,
Sinusoidal
Pulse-Width
1. Pendahuluan
Inverter adalah alat yang merubah daya listrik arus searah menjadi
daya listrik arus bolak-balik pada tegangan dan frequency yang di-inginkan.
Aplikasi inverter meliputi antara lain adalah dalam pemakaian (Dewan,
1975: 258): (1) Suplai daya cadangan (Stand-by power supplies), (2)Suplai
daya tak terputus (Uninterruptible power supplies) untuk komputer, (3)
Pengaturan kecepatan motor bolak-balik (Variable speed ac motor drives),
(4) Suplai daya listrik pesawat terbang, (5) Pemanas induksi (Induction
heating), (6) Keluaran dari Saluran transmisi arus searah.
Dalam kebanyakan aplikasi inverter, biasanya diperlukan untuk
mampu mengatur baik keluaran tegangannya maupun frekuensinya.
Pengaturan tegangan diperlukan misalnya untuk mengatasi flux yang
konstan dalam pengaturan kecepatan motor yang frekuensinya dirubahrubah.
Gelombang tegangan dari suatu inverter adalah tidak sinusoidal,
dan dalam kebanyakan pemakaian, harmonisa tegangan akan berpengaruh
pada keseluruhan peralatan yang terhubung dengan inverter. Untuk itu
diperlukan cara-cara penanganan harmonik dan perbaikan kwalitas bentuk
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
Sumber
DC
Saklar
Statis
Rangkaian
Filter
Keluaran
Inverter,
V, f
Rangkaian Pengatur
(Rangkaian Digital /
Mikroprosesor)
10
S1
S2
+
-
b
Vac
Vdc
S3
S4
S1
Rangkaian
Kontrol Digital /
Mikroprosesor
S2
S3
S4
11
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
Hasil dari rangkaian daya pada gambar 2 diatas dalam tulisan ini
direpresentasikan menjadi sebuah generator bolak-balik gelombang persegi
yang diperlihatkan dalam gambar 3.
a
Generator
gelombang
persegi
Rangkaian
Filter
Beban AC
Gambar 3. Hubungan rangkaian daya dan rangkaian filter Inverter satu fasa.
Pada gambar tersebut diperlihat terminal a-b adalah terminal
keluaran generator, yang bersesuaian dengan terminal a-b pada rangkaian
gambar 2.
Bentuk keluaran gelombang tegangannya tergantung dari mode
tutup buka saklar statis yang diperintahkan oleh rangkaian pengatur. Bisa
gelombang persegi (square wave), bisa gelombang Modulasi Lebar Pulsa
(pulse width modulation) atau gelombang Modulasi Lebar Pulsa sinusoidal
(sinusoidal pulse with modulation).
Pada gambar 3 juga diperlihatkan hubungan rangkaian daya dan
rangkaian filter, dimana terminal keluaran rangkaian filter yang juga berupa
terminal keluaran inverter dihubungkan ke beban AC, dilukiskan oleh
terminal c-d.
Teori dasar berkaitan dengan eliminasi harmonik maupun
rangkaian filter, dalam rangka perbaikan bentuk gelombang keluaran
Inverter, adalah teori Deret Fourier. Teori Deret Fourier ini menyatakan
bahwa setiap gelombang periodik (bisa arus/ tegangan) selalu dapat
diuraikan kedalam deretan gelombang sinus penyusunnya. Secara
matematis,
v0 (t ) V0
12
a
n 1
sin n t
b
n 1
cos n t (1)
Dimana,
V0
an
bn
1
2
1
(t ) d (t )
(2)
(t ) sin n t d (t )
(3)
(t ) cos n t d (t )
(4)
0
2
v
0
v0 (t )
A0
n 1
cos (n t n )
(5)
dimana,
An a n bn
2
n tan 1 n
an
(6)
Vrms
(7)
I rms
(8)
Dimana:
V1(rms) = tegangan efektif harmonik dasar
Vn(rms) = tegangan efektif harmonik ke n
13
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
n ( rms )
I n ( rms ) cos n
(9)
Thd
(10)
4V
1
1
1
1
dimana :
0 = 2 f0
f0 = frekwensi keluran Inverter
14
(11)
Vab ( ot)
V
= ot
-V
1.5
a
n
v() sin( n ) d
1
an
0.5
n
0
10
20
30
40
50
15
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
Vab ( )
4V
sin 0 0 0 ..... 0
(12)
Vcd 0 t
4V
0 t
0 t
4V
16
an
4V
1 2 cos n1 2 cos n 2
n
(13)
(14)
17
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
diperoleh:
1 = 23,6450
dan
2 = 33, 3280.
Vab ( )
V
2
0
-V
an
18
4V
1 2 cos n1 2 cos n 2 2 cos n 3 2 cos n 4 (15)
n
Vab ( )
V
2 4
0
1 3
4
3
2
-V
(16)
19
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
2 = 19,240
3 = 32,70
4 = 38,270
Pada Gambar. 9. memperlihatkan hasil perhitungan koefisien Deret
Fourier. Terlihat jika hasil perhitungan ini dimasukan dalam perhitungan
koefisien Deret Fourier, maka harmonik 3 dan 5 akan ter-eliminasi.
N = 1, 3, ., 50
V = 1 pu
n 1 3 50
V 1 pu
4.V
an 4= V
.(1 2. cos(n.1) 2. cos(n. 2))
a
n1.
2 cos n 1 2 cos n 2
n
n
a
n
1.0682
0
0
0.3167
0.5205
0.3855
0.0354
-0.214
-0.1705
0.0728
0.2625
0.242
0.0747
-0.061
-0.0636
0.0172
n
1
3
5
7
9
11
13
15
17
19
21
23
25
27
29
31
1.5
1
an
0.5
10
20
30
40
20
50
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
1
1.0311
0
0
0
0
0.2979
0.5633
0.3676
0.0421
0.0024
0.0105
0.2023
0.2002
0.1041
0.2328
0.0663
0.0283
0.1570
0.0891
0.0850
0.0078
1 .2
0. 8
An n 0. 6
0. 4
0. 2
10
20
30
40
50
21
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
Ap
Ap
Tp
Tp
TT
VV
1 2
1
-V
-V
nAp=
Ap=Amplitudo
Amplitudogelombang
gelombangsegitiga
segitiga
As = Amplitudo gelombang sinus
As = Amplitudo gelombang sinus
T = perioda harmonik dasar
T == perioda
dasar
Tp
perioda harmonik
gelombang
segitiga
Tp = perioda gelombang segitiga
22
1
3
5
7
0.833
0
0
0
9
11
13
15
0
0
0
0
17
19
0
0.009
21
23
25
0.233
0.784
0.236
27
29
0.009
0
31
33
35
37
0
0
0
0
39
41
43
45
0.001
0.015
0.152
0.297
47
0.297
0.8
0.6
An
23f0
0 .4
46f0
0 .2
10
20
30
40
50
Gambar 12: Kumpulan Harmonik di Nxf0 pada metoda modulasi lebar pulsa
sinusoidal
23
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
5. Simulasi Inverter
Untuk melihat analisis yang dilakukan diatas, dilakukan pula
simulasi Inverter menggunakan software Pspice. Dalam hal ini disimulasi
rangkaian Inverter gelombang persegi dan gelombang Modulasi Lebar
Pulsa sinusoidal.
Untuk gelombang Modulasi Lebar Pulsa sinusoidal diambil untuk
N=25. Rangkaian filter yang digunakan adalah rangkaian filter LC (Lowpass filter) sedangkan Resonant-arm filter digunakan untuk rangkaian
Inverter gelombang persegi. Kedua filter ini dilukiskan dalam gambar 13.
LL11
CC11
L1
L2
C2
C1
L1
C1
(a) Resonant-arm filter
L2
C2
C1
24
L1
1
C1
2
150mh
67.6uf
1
V
V1 = -220
V2 = 220
TD = 0
TR = 1ns
TF = 1ns
PW = 10ms
PER = 20ms
L2
150mh
V1
V
C2
67.6uf
R1
25
V1 = -220
V2 = 220
TD = 0
TR = 1 ns
TF = 1 ns
PW = 10 ms
PER = 20 ms
Gambar. 14. Rangkaian simulasi Pspice, Nilai komponen filter L1-C1 = L2C2 untuk resonansi di frekwensi 50hz
Bentuk gelombang tegangan yang akan dilihat adalah bentuk
gelombang pada terminal generator dan pada terminal beban. Beban
diambil beban resistif, 25 ohm.
Hasil simulasi diperlihatkan dalam bentuk gambar gelombang
tegangan pada pengamatan dikedua titik tersebut beserta nilai-nilai
harmoniknya yang dihitung oleh Pspice. Hasilnya sesuai analisis yang telah
dilakukan.
25
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
400V
400 V
0V
0V
-400V
-400V
0 0s
ms
V(C1:2)
20ms
20 ms
V(V1:+)
V (C1 : 2)
40ms
40 ms
Time
60ms
60 ms
80ms
80 ms
V(V1:+)
Gambar 15: Tegangan yang dilihat pada terminal generator dan terminal
beban.
Phase
(DEG)
Normalized
Phase
(DEG)
5.000E+01
2.801E+02
1.000E+00
1.799E+02 0.000E+00
1.000E+02
3.201E-02
1.143E-04
2.242E+01 -3.374E+02
1.500E+02
1.180E+01
4.212E-02
3.934E+01 -5.003E+02
2.000E+02
1.491E-02
5.322E-05
1.280E+01 -7.067E+02
26
Harmo- Frequency
Fourier
Normalized
nic(Hz)
Component Component
No.
Phase
(DEG)
Normalized
Phase
(DEG)
2.500E+02
2.354E+00
8.406E-03
2.222E+01 -8.772E+02
3.000E+02
9.808E-03
3.502E-05
1.139E+01 -1.068E+03
3.500E+02
8.403E-01
3.000E-03
1.561E+01 -1.244E+03
4.000E+02
7.319E-03
2.613E-05
1.166E+01 -1.427E+03
4.500E+02
3.929E-01
1.403E-03
1.212E+01 -1.607E+03
..
..
46
2.300E+03
1.422E-03
5.078E-06
4.217E+01 -8.233E+03
47
2.350E+03
3.652E-03
1.304E-05
2.128E+01 -8.433E+03
48
2.400E+03
1.305E-03
4.658E-06
4.457E+01 -8.590E+03
49
2.450E+03
3.351E-03
1.196E-05
2.273E+01 -8.792E+03
50
2.500E+03
1.283E-03
4.582E-06
4.571E+01 -8.949E+03
27
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
2
15mh
V
C4
27uf
V2
V
FILE
R1
25
0
Gambar. 16. Rangkaian simulasi Inverter Modulasi Lebar Pulsa, N = 25
Phase
(DEG)
Normalized
Phase
(DEG)
5.000E+01
1.874E+02
1.000E+00
-1.111E+01
0.000E+00
1.000E+02
1.344E-03
7.172E-06
8.960E+01
1.118E+02
..
..
21
1.050E+03
1.213E-01
6.474E-04
2.175E+01
2.550E+02
28
Harmo- Frequency
Fourier
Normalized
nic(Hz)
Component Component
No.
Phase
(DEG)
Normalized
Phase
(DEG)
22
1.100E+03
1.355E-03
7.228E-06
9.061E+01
3.350E+02
23
1.150E+03
2.399E+00
1.280E-02
1.286E+01
2.684E+02
24
1.200E+03
1.320E-03
7.046E-06
9.018E+01
3.568E+02
25
1.250E+03
6.833E+00
3.646E-02
1.134E+01
2.891E+02
26
1.300E+03
1.349E-03
7.199E-06
8.970E+01
3.785E+02
27
1.350E+03
1.685E+00
8.993E-03
1.144E+01
3.114E+02
28
1.400E+03
1.372E-03
7.321E-06
8.968E+01
4.007E+02
..
..
46
2.300E+03
1.355E-03
7.233E-06
9.065E+01
6.016E+02
47
2.350E+03
3.270E-01
1.745E-03
1.062E+01
5.327E+02
48
2.400E+03
1.342E-03
7.158E-06
9.023E+01
6.234E+02
49
2.450E+03
6.498E-01
3.467E-03
6.815E+00
5.511E+02
50
2.500E+03
1.359E-03
7.251E-06
9.014E+01
6.456E+02
29
30
- 400V
0V
400V
0 ms
: V (R1 : 2)
20 ms
30 ms
: V ( V2 : +)
40 ms
50 ms
60 ms
70 ms
Gambar. 17. Bentuk tegangan pada terminal generator dan terminal Keluaran Low-pass filter
10 ms
80 ms
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
0V
50V
100V
150V
0 Hz
0,5 Hz
: V ( V2 : +)
1,5 Hz
2,0 Hz
2,5 Hz
1,0 Hz
3,0 Hz
31
JETri, Tahun Volume 6, Nomor 1, Februari 2006, Halaman 9-32, ISSN 1412-0372
6. Kesimpulan
Untuk meng-eliminir harmonik dan memperbaiki bentuk gelombang pada
rangkaian Inverter gelombang persegi dapat digunakan Resonant-arm filter.
Namun demikian walaupun hasil simulasi secarateoritis memungkinkan,
akan tetapi karena rangkaian filter memiliki nilai L dan C yang besar, akan
sulit dilakukan dalam praktek. Hal ini karena panas berlebih akan terjadi
baik pada induktor maupun kapasitor. Untuk mengurangi ukuran filter
digunakan teknik Modulasi Lebar Pulsa. Hal ini terlihat dari simulasi yang
dilakukan bahwa ukuran filter pada rangkaian Inverter jenis ini dapat
diturunkan. Rangkaian filter akan banyak berkurang jika perbandingan
frekwensi N ditingkatkan.
Daftar Pustaka:
1. Cyril W. Lander, 1981, Power Electronics, McGraw-Hill Book
Company (UK) Limited, Chapter Seven.
2. Enrique Acha, Manuel Madrigal, 2001, Power Systems Harmonics,
Computer Modelling and Analysis, John Wiley & Sons, Ltd, Chapter
Two
3. I . Dewan, S.B. , and Straughen, 1975, A. Power Semiconductor
Circuirs, New York: Wiley, 1975,Chapter Four.
32