Anda di halaman 1dari 36

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mekanika Fluida

Air mengalir mempunyai energi yang digunakan untuk roda turbin, karena
itu pusat-pusat tenaga air dibangun di sungai-sungai dan di pegunungan-
pegunungan. Pusat tenaga air tersebut dapat dibedakan menjadi dua golongan
yaitu pusat tenaga air tekanan tinggi dan pusat tenaga air tekanan rendah. Mula-
mula air ditampung di sebuah reservoir yang besar di daerah yang tinggi, dengan
menggunakan pipa, air tersebut dialirkan ke rumah pusat tenaga (powerhouse),
yang dibangun dibawah bendungan, dan di dalam rumah tersebut telah dipasang
sebuah piranti yang akan mengubah energi aliran menjadi energi mekanik dan
akhirnya diubah menjadi energi listrik. Piranti tersebut adalah turbin yang
merupakan inti dari suatu pembangkitan listrik. Dari selisih tinggi permukaan air
atas (TPA) dan permukaan air bawah (TPB) terdapat tinggi jatuh (H). Gambar
bisa dilihat pada Gambar 2.1. berikut ini:

Gambar 2.1 Bentuk Energi Pada Aliran Air (http://0ne-


science.blogspot.com/2012/01/mesin-flida-turbin.html)

Dengan menggunakan rumus-rumus dalam mekanika fluida, daya turbin, luas


penampang lintang saluran dan dimensi bagian-bagian turbin lainnya serta bentuk
dari aliran air dapat ditentukan. Dari kapasitas air (Q) dan tinggi air jatuh (H)
dapat diperoleh daya yang dihasilkan turbin

P  Q.  .g.H.η (2.1)

dimana :

P = daya yang dihasilkan (Watt)

Q = debit aliran air (m3/detik)

ρ = massa jenis air (kg/m3)

g = gravitasi (m/detik2)

H = tinggi air jatuh (m)

η = effisiensi (%)

Diameter pipa dan luas penampang lintang dalam turbin dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan kontinuitas. Yang dimaksud dengan luas
penampang lintang saluran adalah suatu permukaan irisan saluran yang dibuat
tegak lurus dengan arah aliran air. Dengan diketahui luas penampang lintang
saluran (A) dan kecepatan (v), maka kapasitas air yang mengalir (Q) :

Q  A .v (2.2)

Kaidah energi menyatakan bahwa suatu bentuk energi akan dapat diubah
menjadi bentuk energi lain. Arus air mengalir mengandung energi energi tersebut
dapat diubah bentuknya misalnya perubahan dari energi potensial (tekanan)
kedalam bentuk kinetis (kecepatan), atau sebaliknya. Arti selanjutnya dari kaidah
kekekalan energi adalah apabila arus air dalam alirannya dilewatkan melalui
turbin air, maka energi yang ada dalam air akan diubah menjadi bentuk energi
lain. Aliran air pada suatu standar ketinggian tertentu, garis yang tak bernama
pada Gambar 2.1. mempunyai energi yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut
ini :
Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh air karena memiliki beda
ketinggian terhadap permukaan tertentu, yang dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ez  m . g . z (2.3)

dimana :

Ez = energi ketinggian (J)

m = massa air (kg)

g = gravitasi (m/detik2)

z = ketinggian/beda elevasi (m)

Energi Tekanan

Energi tekanan adalah energi yang dimiliki oleh air karena memiliki beda
tekanan, dapat dituliskan rumus sebagai berikut :

P
Ep  m . (2.4)

dimana :

Ep = energi tekanan (J)

M = massa air (kg)

P = tekanan air (N/m2)

ρ = massa jenis air (kg/m3)


Energi Kinetik

Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh air karena memiliki
kecepatan, rumus dapat ditulis sebagai berikut :

v2
Ev  m . (2.5)
2

Ev = energi kecepatan (J)

m = massa air (kg)

v = kecepatan aliran air (m/detik)

Suatu aliran dalam pipa, diambil suatu selisih ketinggian z antara tinggi air
atas dan tinggi air bawah, maka menurut Bernoulli besar energi aliran tersebut
adalah :

P v2
Et  m . g . z  m .  m. (2.6)
 2

dimana :

Et = energi total (J)

m = massa air (kg)

g = gravitasi (m/detik2)

z = beda ketinggian (m)

P = tekanan air (N/m2)

ρ = massa jenis air (kg/m3)

v = kecepatan aliran air (m/detik)


Bila pada aliran tersebut di atas diambil suatu jumlah air tiap 1 kg untuk
diperhitungkan, hal ini dinamakan “ spesifik energi” satuannya dalam (Nm/kg),
karena dibagi massa (kg) maka didapat.

P v2
et = g . z   = konstan (Nm/kg) (2.7)
ρ 2

Kemudian dibagi kembali dengan percepatan gravitasi g, akan didapat


salah satu ruas dari persamaan Bernoulli, yang mempunyai arti ketinggian.

P v2
Hz  = konstan (m) (2.8)
 .g 2

Persamaan diatas yang terkenal dengan sebutan persamaan Bernoulli.


Pada tiap saat dan tiap posisi yang ditinjau dari suatu aliran di dalam pipa tanpa
gesekan yang tidak bergerak, akan mempunyai jumlah energi ketinggian tempat,
tekanan dan kecepatan yang sama besar. Persamaan Bernoulli umumnya ditulis
dalam bentuk :

P1 1 2 P2 1 2
z1   v1 = z2   v2 (2.9)
 .g 2  .g 2

Konversi Energi

Aliran air dari suatu tempat yang relatif lebih tinggi ke tempat yang relatif
lebih rendah akan menghasilkan energi hidrolik potensial. Energi dari aliran ini
dapat dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga air dengan mengkonversinya
menjadi energi mekanik pada poros turbin.

2.2. Pengukuran Head

Pada pembangkit tenaga air seperti pada gambar 2.2 perbedaan antara
level reservoir atas (Zres) dan level air terendah (Ztw) disebut head kotor (gross
head).

(2.10)
Head kotor (gross head) ini dapat disamakan dengan energi hidrolis
spesifik kotor (gross specific hydraulic energy).

(2.11)

Dimana g adalah gravitasi. Ketika debit air Q [m3/detik] melewati


pembangkit, daya yang keluar adalah

(2.12)

Dimana :

Pgr = daya kotor (gross power) dari pembangkit (Watt)

⍴ = massa jenis air (kg/m3)

Q = debit air (m3/detik)

Untuk mengetahui sistem tenaga air lebih jauh, pada gambar 2.1 energi
hidrolis spesifik antara bidang (3) dan (1) dapat dilihat pada turbin. Energi
spesifik ini adalah energi spesifik bersih (net specific energy) ini dan dinyatakan
dengan

(2.13)

Dan head bersih (net head) dari turbin adalah

(2.14)
Gambar 2.2. Pengukuran Head (http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-
view_blog.php?blogId=284)

Dari gambar 2.2 dapat diperoleh dua cara mendapatkan head bersih Hn. Yang
pertama

(2.15)

Dan cara lainnya adalah

(2.16)

Dimana Hp adalah head piezometric di atas level air terendah diukur dari bidang
(1), C2/2g head dinamis pada bidang (1), dan EL/g adalah rugi energi hidrolis
spesifik antara reservoir dan bidang (1) yang diubah menjadi head loss (HL).
2.3. Turbin Air

Tenaga air yang pertama yang mulai digunakan pada abad pertama
sebelum masehi. Tenaga air mulai digunakan oleh manusia sudah sekitar 2000
tahun yang lalu yaitu ketika bangsa Yunani dan Romawi sudah mengenal kincir
air, yang mana mereka meletakkan kincir air itu secara vertikal di aliran sungai
yang panjang. Kincir air ini digunakan tenaganya untuk menggiling jagung
dengan menggunakan roda gigi.. Tenaga air yang ditimbulkan oleh adanya energi
potensial dan energi kinetik yang dimiliki oleh arus sungai yang mengalir tersebut
yang akan memutar kincir air itu, oleh karena itu beroperasi penggilingan.
Penggilingan menjadi tugas yang utama dilakukan dengan tenaga air kemudian,
dan pada perkembangannya kincir ini kemudian dikembangkan oleh bangsa-
bangsa di Asia dan Eropa Timur pada masa setelah itu yaitu sekitar abad ke 4.

Gambar 2.3. Kincir Air (http://ovalezoval.blogspot.com/2011/04/pembangkit-


listrik-tenaga-mikrohidro.html)

Karena kincir air sudah terkenal di berbagai tempat di dunia pada waktu
itu, maka manusia mulai memikirkan tentang bagaimana cara meningkatkan
kegunaan dari tenaga air tersebut. Manusia mulai mengubah bentuk kincir air dari
keadaan yang sebelumnya, hal ini merupakan suatu langkah yang penting bagi
perkembangan teknologi kinci air pada waktu itu. Bentuk kincirpun mulai
bervariasi ada yang dipasang secara horisontal dengan arah putaran roda dari kiri
ke kanan. Kincir yang vertikal dipasang tegak ke atas, bergerak dari bawah ke
atas. Pada awalnya, kincir air dipasang sedemikian sehingga pusat dari kincir
tersebut berada di atas permukaan air dan arus air akan menggerakkan bagian
bawah dari kincir tersebut sehingga kincir air dapat berputar. Kemudian, mereka
akan mencelupkan kincir di bawah permukaan air yang melebihi dari orientasi
yang sebelumnya. Pada abad ke 18, John Smeaton menguji kedua-duanya
orientasi di atas dan menemukan bahwa kincir yang bekerja mendapatkan
efisiensi yang lebih tinggi. Pada abad sesudahnya para insinyur telah dapat
menyempurnakan kincir air menemukan dua peningkatan, diantaranya adalah
sudu dari kincir air yang dibengkokkan dapat bekerja lebih baik ,dan yang kedua
adalah dapat diketahui posisi yang lebih tepat dari roda sehingga dihasilkan kincir
air yang efisien. Pengembangan ini membantu orang-orang dalam penggunaan
dari kincir air yang sudah mempunyai tenaga yang lebih dari sebelumnya. Tenaga
yang lebih tersebut tidak hanya untuk menggiling hasil panen seperti jagung dan
gandum, tetapi juga dapat digunakan sebagai tenaga untuk menggerakkan
konveyor, sehingga masalah pengangkutan di dalam suatu pengilingan dapat
diatasi dengan penggunaan tenaga kincir air. Pada abad ke 19, turbin air telah
ditemukan, dan lambat laun mulai menggeser penggunaan dari kincir air. Manusia
mulai meninggalkan kincir air karena melihat bahwa turbin air jauh lebih efisien
dibanding dengan kincir air. Bagaimanapun, kincir air masih tersisa di seluruh
dunia sampai hari ini.
Turbin air ditemukan setelah kincir air, turbin air ini menggunakan energi
gravitasi untuk memutar poros. James Francis menyempurnakan turbin yang
dirancang oleh Samuel Howd's dengan cara membuat kurva pada sudu-sudunya,
dan selanjutnya dikenal sebagai turbin Francis. Turbin ini digunakan untuk jangka
waktu yang lama dalam suatu, tetapi kemudian mesin uap menggantikan turbin
dalam pemakaian tenaga penggilingan dan lainnya. Bagaimanapun, turbin Francis
akan selalu digunakan sebagai salah satu dari sumber tenaga air.
Di dalam usaha untuk mengendalikan sungai dan arus air, manusia mulai
untuk menciptakan bendungan-bendungan yang mempunyai bentuk seperti yang
dibuat oleh berang-berang. Struktur ini digunakan untuk mengarahkan atau
membendung arus air sungai. Untuk menyimpan air di dalam suatu reservoir,
insinyur membangun suatu bendungan yang dapat menghentikan arus dari suatu
aliran sungai. Mereka pada awalnya membuat bendungan dengan menggunakan
tanah dan batu-batu, akan tetapi dengan berkembangnya jaman, pembuatan
bendungan kemudian lebih populer menggunakan beton yang lebih kuat. Beton
lebih dipilih karena dapat mencegah dari kebocoran aliran sehingga air dapat
ditampung dengan daya tampung yang lebih besar tanpa membahayakan karena
kuat terhadap longsor. Pada mulanya, bendungan dibuat lurus memotong sungai,
konstruksi ini sangat lemah jika air yang ditampung oleh bendungan sangat besar.
Berang-berang telah mengajari manusia bagaimana cara membuat suatu
konstruksi bendungan yang kuat. Konstruksi bendungan yang kuat itu adalah
dengan cara membagi gaya-gaya yang terjadi pada bendungan sehingga didapat
suatu gaya yang menyebar dan akhirnya tekanannya menjadi berkurang. Bentuk
itu adalah bendungan dibuat cembung ke arah hulu. Bendungan Hoover adalah
salah satu contoh bendungan yang dibuat berdasarkan prinsip di atas. Bendungan
yang mempunyai tahanan pada masing-masing sisinya, hal ini yang menyebabkan
bendungan kokoh dari gaya yang ditimbulkan oleh sungai Colorado. Ketika ide
mengenai pembangkitan energi listrik mulai ada, pada saat itu penggunaan turbin
air mulai dilirik kembali. Pada tahun 1882, dibuat pembangkit listrik tenaga air
yang pertama di dunia yang terletak di Wisconsin dengan kapasitas daya sebesar
12,5 kW. Dan pada tahun 1930-an pembangkitan di atas berkembang dengan
pesat. PLTA tersebut disuplai air dari bendungan Hoover yang merupakan
bendungan dari aliran sungai Colorado pada tahun 1936. PLTA tersebut terdapat
beberapa turbin Francis dengan kapasitas total 130 MW. Pembangkitan ini dapat
menyuplai listrik ke kota- kota besar utama pada waktu itu.
Seperti yang banyak manusia ketahui, inti dari pembangitan listrik tenaga
air adalah pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik, dan itulah yang saat
ini menjadi sangat berharga. Dengan berkembangnya tenaga air ke seluruh dunia,
pemerintah dan organisasi lingkungan hidup tengah berusaha untuk menemukan
landasan umum pada yang pro dan kontra terhadap penggunaan tenaga air.
2.4. Pengelompokan Turbin Air

Menurut H. Grengg, jenis turbin air dapat digolongkan menjadi tiga sesuai
dengan range dari head-nya, yaitu :

1. Turbin dengan head rendah.


2. Turbin dengan head medium.
3. Turbin dengan head tinggi.

Sedangkan menurut cara kerjanya, turbin dapat dibagi menjadi dua, yakni
turbin impuls dan turbin reaksi.

Perbedan ini didasarkan pada perbedaan antara cara konversi energi pada
turbin. Dengan singkat dua cara pengkonversian energi ini dijelaskan sebagai
berikut:

Pada dasarnya aliran energi pada turbin impuls secara keseluruhan diubah
menjadi energi kinetik sebelum transformasi di turbin. Ini berarti bahwa aliran
melewati sudu runner tanpa perbedaan antara aliran masuk dan keluar. Oleh
karena itu hanya gaya impuls yang ditransfer oleh perubahan arah dari vector
kecepatan aliran ketika melewati sudu yang membuat energi dikonversi menjadi
energi mekanik pada shaft. Aliran masuk ke runner pada tekanan yang sama
dengan tekanan atmosfir dalam bentuk satu atau lebih semburan jet yang
ditempatkan disekeliling runner. Ini berarti bahwa setiap jet mendorong sudu pada
sebagian turbin saja. Karena itu turbin impuls juga disebut turbin partial.

Gambar 2.4 Turbin pelton, salah satu jenis turbin impuls


(http://yefrichan.wordpress.com/2010/05/31/klasifikasi-turbin)
Pada turbin reaksi ada dua efek yang menyebabkan transfer energi dari
aliran menjadi energi mekanik pada poros turbin. Pertama dari perbedaan tekanan
antara aliran masuk dan keluar runner. Ini merupakan bagian reaksi dari konversi
energi. Kedua adalah perubahan arah dari vector kecepatan dari aliran melalui
saluran antara sudu turbin menyebabkan gaya impuls. Ini merupakan bagian
impuls dari konversi energi. Perbedaan tekanan antara aliran masuk dan keluar
didapat karena runner berada di dalam air secara keseluruhan. Oleh karena itu
turbin ini juga disebut turbin penuh.

Gambar 2.5 Beberapa jenis turbin reaksi (http://en.wikipedia.org/wiki/turbin-reaksi)

Turbin impuls

Yang dimaksud dengan turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya
dengan merubah seluruh energi air (yang teridiri dari energi potensial-tekanan-
kecepatan) yang tersedia menjadi energi kinetik untuk memutar turbin, sehingga
menghasilkan energi puntir dalam bentuk putaran poros. Atau dengan kata lain,
energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pada nosel. Contoh turbin
impuls adalah turbin Pelton. Turbin Pelton dipakai untuk tinggi air jatuh yang
besar.

Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang ke luar
nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfer di sekitarnya. Semua
energi tinggi tempat, dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin diubah
menjadi energi kecepatan pelton turbin.
Gambar 2.6. Skema Turbin Pelton
(http://rahmanta13.wordpress.com/2011/05/20/turbinair)

Turbin Reaksi

Turbin reaksi adalah turbin air yang cara bekerjanya dengan merubah
seluruh energi air yang tersedia menjadi energi puntir dalam bentuk putaran. Sudu
pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu.

Turbin ini terdiri dari sudu pengarah dan sudu jalan dan kedua sudu
tersebut semuanya terendam di dalam air. Air dialirkan ke dalam sebuah terusan
atau dilewatkan ke dalam sebuah cincin yang berbentuk spiral (rumah keong).
Perubahan energi seluruhnya terjadi di dalam sudu gerak.

Turbin air yang paling banyak digunakan adalah turbin reaksi. Turbin
reaksi digunakan untuk aplikasi turbin dengan head rendah dan medium. Pada
turbin reaksi, letak turbin harus diperhatikan agar tidak terjadi bahaya kavitasi
yang terjadi akibat adanya tekanan absolut yang lebih kecil dari tekanan uap air.
Kavitasi dapat menyebabkan sudu-sudu turbin menjadi berlubang-lubang kecil,
sehingga mengurangi efisiensi turbin yang akhirnya dapat pula merusak sudu
turbin. Jika turbin diletakkan lebih tinggi dari tinggi tekanan isap, maka kavitasi
akan terjadi, sehingga letak turbin harus selalu di bawah tinggi tekanan isap (Hs).
Gambar 2.7. Skema Turbin Francis (http://yuriornev.wordpress.com/)

Tabel 2.1. Pengelompokan Turbin

High Medium
Low Head
Head Head
Cross Flow
Impulse Pelton Multi-Jet
Cross Flow
Turbine Turgo Pelton
Turgo
Reaction Propeller
Francis
Turbine Kaplan
Sumber: (http://yuriornev.wordpress.com/)

Setiap jenis turbin mempunyai suatu kcepatan spesifik tertentu. Kecepatan


spesifik ini merupakan persamaan non dimensional yang dinyatakan dengan
persamaan :

(2.17)
Dimana ;

Ns = kecepatan spesifik (rad/detik)

n = kecepatan rotasi (rpm)

P = daya yang deterima oleh poros (Watt)

HE = head efektif pada bagian inlet turbin (m)

2.5. Perbandingan Karakteristik Turbin


Kecepatan spesifik setiap turbin mempunyai kisaran (range) tertentu
berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air
adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2. Kecepatan Spesifik Turbin


Turbin Pelton 12 < ns< 25

Turbin Francis 60 < ns< 300

Turbin Crossflow 40 < ns< 200

Turbin Propeller 250 < ns< 1000

Sumber: (http://www.google.co.id/imgres?q=tabel+kecepatan+spesifik+turbin)

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin, maka perencanaan dan


pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah, bahkan dimensi dasar turbin
dapat diestimasi (diperkirakan).
Gambar 2.8 Perbandingan Karakteristik Turbin
(http://cr4.globalspec.com/thread/22899/Hydrogen-vapour-pressure-above-20C)

Pada gambar terlihat turbin Kaplan adalah turbin yang beroperasi pada head
yang rendah dengan kapasitas aliran air yang tinggi, atau bahkan beroperasi pada
kapasitas yang sangat rendah. Hal ini karena pada saluran sudu jalan belokannya
hanya sedikit saja. Pada waktu bekerja sudu jalan turbin ini dapat diatur posisinya,
disesuaikan dengan perubahan tinggi air jatuh.
Gambar 2.9 Daerah Penggunaan dari Beberapa Jenis Konstruksi Turbin yang Berbeda
(http://www.ccitonline.com/mekanikal/tiki-read_article.php?articleId=29)

Dalam pembuatan roda turbin, kebanyakan pertama sekali membuat


modelnya, setelah model tersebut diselidiki, diuji dan diubah-ubah sehingga
menghasilkan daya dan randemen turbin yang baik, kemudian baru dibuat roda
turbin yang besar/sesungguhnya menurut bentuk modelnya.

2.6. Turbin Pelton

Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi, yaitu di atas
300 meter. Teknik mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik
pada roda air turbin dilakukan melalui proses impuls sehingga turbin Pelton
disebut juga turbin impuls.

Turbin Pelton disebut juga turbin impuls atau turbin tekanan rata atau
turbin pancaran bebas karena tekanan air keluar nosel sama dengan tekanan
atmosfer. Dalam instalasi turbin ini semua energi ( geodetic dan tekanan ) diubah
menjadi kecepatan keluar nosel. Tidak semua sudu menerima hempasan air, tetapi
secara bergantian tergantung posisi sudu tersebut. Jumlah tergantung besarnya
kapasitas air, dapat bervariasi satu sampai enam. Turbin pelton dipakai untuk
tinggi jatuh air yang besar, dengan kecepatan spesifik 1 sampai 15.

Gambar dari turbin pelton dapat dilihat pada gambar 2.4 . Pancaran air dari
nozzle menghantam sudu yang terpasang disekeliling runner dengan jarak yang
sama. Untuk head bersih (net head) kecepatan teoritis dari pancaran air keluar
nozzle didapat menurut persamaan Bernoulli

(2.18)

Bagaimanapun, kehilangan energi (energy loss) pasti terjadi di nozzle.


Pengaruh ini karena koefisien gesek φ, dan persamaan di atas menjadi

(2.19)

Berdasarkan pengalaman nilai dari koefisien gesek ini adalah φ = 0,98.

Gambar 2.10. Aliran pancaran air dan diagram kecepatan turbin pelton
(http://www.google.co.id/imgres?q=aliran+pancaran+turbin+pelton)
C1 adalah kecepatan absolute. U1 = r1ω merupakan kecepatan peripheral
dari runner yang berhubungan dengan radius r1 pada posisi (1). Arah kecepatan ini
sama dengan persinggungan pada posisi (1) dari lingkaran.

Jika c1 dan u1 diketahui, maka kecepatan v1 dari partikel air relative


terhadap sudu dapat dicari. c1 merupakan hasil penjumlahan dari v1 dan u1. Jajaran
genjang yang tercipta dari ketiga besaran ini disebut diagram kecepatan saat
masuk ke sudu.

Partikel air bergerak melewati sudu dan berubah arahnya secara berangsur-
angsur sampai meninggalkan sudu pada posisi (2) seperti yang diperlihatkan
gambar 2.10. Pada saat pergerakan ini partikel air mentransfer gaya impuls sesuai
dengan perubahan dari arah vector kecepatan relative v1 ke vector kecepatan
relative v2. Nilai dari v2 tergantung pada energi loss selama pergerakan sudu

turbin. Kerugian ini dapat dinyatakan dengan dimana adalah koefisien

rugi. Dari pengalaman perkiraan nilai = 0,06. Hubungan antara v1 dan v2

didapat menurut persamaan Bernoulli :

(2.20)

Pada kasus ini h1 = h2 maka persamaan menjadi

(2.21)

Dan

(2.22)

Besar dari kecepatan v2 hampir sama dengan v1 dan memiliki arah seperti
yang ditunjukkan posisi (2).

Persamaan umum dari daya yang ditransfer adalah :

(2.23)
Dimana :

Q = debit air

u1 = kecepatan peripheral runner dimana pancaran air menumbuk sudu

u2 = kecepatan peripheral runner saat pacaran air meninggalkan sudu

cu1 = komponen kecepatan absolute dalam arah u1

cu2 = komponen kecepatan absolute dalam arah u2

2.7. Turbin Kaplan

Desain hidrolis dari turbin Kaplan hampir mirip karena arah aliran dari
pancaran guide vane adalah radial pada turbin Kaplan dan pada turbin bulb
arahnya kira-kira axial. Ini berarti tidak ada perbedaan yang berarti dari
interpretasi dari aliran melalui turbin ini. Oleh karena itu ilustrasi aliran pada
turbin Kaplan juga berlaku untuk turbin Bulb.

Gambar 2.11. Turbin Kaplan


(http://www.hydroquebec.com/learning/hydroelectricite/types-turbines.html)

Aliran fluida dalam ruang kosong antara aliran keluar saluran guide vane
ditandai (o), dan saluran masuk runner ditandai (1), merupakan pusat pusaran
bebas. Aliran diasumsikan bebas dari rugi-rugi (losses) sepanjang saluran itu.
Hubungan antara komponen rotasi cu0 dari kecepatan absolute co dan komponen
rotasi cu1 dari kecepatan absolute c1 adalah
(2.24)

Kecepatan peripheral u1 = r1ω. Dengan adanya sudut α0 pada keluaran


guide vane canal dan sudut β2 pada keluaran saluran runner maka dapat
digambarkan diagram kecepatan pada masukan dan keluaran runner. Pada gambar
2.5 ditunjukkan tiga perbedaan sudut, ω = ωnormal, ω <ωnormal and ω >ωnormal.

ω = ωnormal berarti kecepatan rotasi dari turbin menerima energi loss paling
rendah pada keluaran yang diwakili dengan . Ini juga merupakan kondisi
kerja untuk turbin yang memperoleh efesiensi hidrolis paling tinggi untuk sudut
guide vane sebesar α0.

Daya yang ditransfer aliran dinyatakan dalam persamaan

(2.25)

Dari gambar 2.5 didapat bahwa kecepatan peripheral u2 = u1, maka persamaan di
atas menjadi :

(2.26)

2.8. Turbin Francis

Gambar 2.6 menunjukkan bagian axial yang melalui sebuah francis turbin
dengan guide vane (G) dan runner (R). runner diikatkan pada poros turbin.

Turbin Francis dipasang pada dasar dari sebuah reservoir terbuka yang terisi air
sampai level tertentu di atas guide vane. Sudut guide vane αo diasumsikan tetap
dan runner berputar pada kecepatan sudut yang tertentu dan air diisi memenuhi
seluruh ruang pada runner.

Melalui guide vane partikel air diasumsikan mengikuti garis pada tengah
saluran guide vane seperti pada gambar 2.6. Guide vane didesain sehingga
gerakan partikel air berubah dari arah radial saat masuk guide vane menjadi
komponen kecepatan yang agak besar dengan arah peripheral saat keluar guide
vane. Pinggir keluaran dari guide vane ditandai dengan index (o), dan kecepatan
absolute dari partikel air pada pinggir keluaran guide vane adalah c o. Arah co
dianggap sesuai dengan arah dari vane pada keluarannya.

Gambar 2.12. Bagian axial melalui turbin francis (http://www.nzdl.org/gsdlmod)

Diasumsikan bahwa partikel air lewat tanpa gesekan melalui ruang antara
keluaran guide vane dan masukan runner. Oleh karena itu momentum pusaran
tetap tidak berubah. Ini berarti rcu konstan, dan hubungan antara komponen rotasi
cu0 dan cu1 dari kecepatan c0 dan c1 berturut-turut menjadi

(2.27)
Dimana :

r0 adalah radius keluaran guide vane

r1 adalah radius masukan runner

kecepatan peripheral dari runner berhubungan dengan radius r1 yang


didapat dari u1=r1ω.

Daya yang ditransfer ke runner dari aliran air adalah

(2.28)

Turbin Francis Horizontal

Di bawah ini terdapat sebuah turbin francis horizontal. Air mengalir


memasuki runner melalui casing dan guide vanes. Runner berputar sebagai reaksi
dari aliran air. Bagian-bagian utama dari turbin francis horizontal ini adalah
runner, poros turbin, guide vanes, casing, dan draft tube.

Gambar 2.13. Bagian-bagian dari turbin francis horizontal


(http://www.bflhydro.com/products-turbine.php)
4. Runner

7. Runner cone

9. Sudu servomotor

10. Servomotor

14. Poros Turbin

16. Alas bearing

20. Penutup bearing

22. Shaft sealing box

23. Penutup Turbin

24. Runner seal ring

25. Sudu tetap (stay vane)

26. Scroll case

28. Sudu pengarah (guide vane)

30. guide vane lever

32. Link

33. Regulating ring

34. Pipa isap (Draft tube)


Segitiga Kecepatan Pada Turbin Francis Horizontal

Gambar 2.14. Sketsa segitiga kecepatan pada impeller suatu turbin francis
(http://yefrichan.wordpress.com/2010/05/31/klasifikasi-turbin)

C adalah kecepatan absolut, U adalah kecepatan tangensial, dan W adalah


kecepatan relatif. Kecepatan absolut C adalah penjumlahan vektorik dari
kecepatan tangensial U dan kecepatan relatif W.

(2.29)

Berdasarkan gambar di atas, maka

(2.30)

(2.31)
Aliran Fluida

Gambar 2.15. aliran fluida di dalam pipa

Tinjau suatu aliran air di dalam pipa aliran

Idealisasi :

Air dipandang sebagai fluida ideal, artinya tidak ada efek viscous (μ = 0)
.Aliaran adaah stasioner, artinya pada setiap penampang selama waktu yang sama
mengalir sejumlah air yang sama, sehingga untuk suatu titik tertentu dalam aliran
itu, tekanan dan kecepatannya tidak berubah.Air sebagai fluida inkompresibel,
sehingga berat jenis air selalu konstan, 1 2 γ = γ .Sistem bersifat adiabatik, yang
berarti tidak ada kalor keluar ataupun masuk ke dalam sistem.

Dengan idealisasi yang telah ditentukan di atas, maka persamaan Bernauli


yang menyangkut kelestarian energi mekanik fluida adalah:

(2.32)

Atau

(2.33)
Dimana :

= head statis [m]

= head dinamis (m)

z = ketinggian yang diukur dari suatu datum (m)

Persamaan di atas tidak memperhitungkan adanya rugi-rugi pada system.

Turbin Francis dengan Poros Vertikal

Sebagai gambaran dari turbin Francis dengan poros vertical dapat dilihat
gambar 2.17. Gambar tersebut merupakan potongan dari turbin Francis dengan
poros vertical. Turbin dengan poros vertikal inilah yang digunakan dalam
pembangkitan listrik Saguling. Komponen generator pada jenis ini berada di atas
turbin.

Penempatan turbin Francis di dalam bangunan di bawah tanah adalah mungkin,


yang baik dan menguntungkan untuk turbin ini adalah bila tinggi permukaan air
bawah sangat berubah-ubah. Dan sebagai gambaran pula bahwa turbin berada di
bawah tanah dapat di lihat gambar berikut :

Gambar 2.16. Posisi Turbin di Bawah Generator


(http://www.cqturbine.com/Francis+Type+Turbine/)
Gambar 2.17.Turbin Francis dengan Poros Vertical
(http://usuarios.multimania.es/jrcuenca/English/Turbines/T-4.htm)

Keterangan gambar :

1. Rumah keong (Thescroll casing)

3. Sudu gerak (Runner)

4. Poros (Shaft)

5. Pipa isap (Draft tube cone)

8. Sudu penyangga (Stay vanes)

9. Sudu pengarah (Guide vanes)

12. Tutup atas turbin (Upper cover)

13. Cincin labirin (Sealing box)

14. Bantalan penghantar (Guide bearing)

14a. Blok bantalan (Bracket for the bearing(14))


15. Cincin hantaran (Regulating ring))

17. Tutup turbin bawah atau cincin roda pengarah (Lower cover)

21. Cincin labirin kontra (Replaceable wear and labyrinth rings)

22. Batang pengerak (Link)

23. Tuas (Lever)

24. Tabung blok bantalan bawah (Lower bearing for guide vane)

25. Tabung blok bantalan atas (Upper bearing for guide vane)

26. Bearing for the regulating ring

27. Lantai (Floor)

28. Rotating oil cylinder

29. Pipa kuras (Oil scoop fastened to (14a) and (14) with the opening against the
rotating oil in rotating oil cylinder (28))

Pada dasarnya aliran air sama seperti pada turbin yang poros horizontal
yaitu air masuk melalui pipa ((32)gambar 4.1.2) kemudian masuk ke gatevalve
(33), masuk ke rumah keong (1) selanjutnya melalui gate vane dan runner,
dibuang melalui draft tube cone (5 dan 5a) ke tailrace.

2.9. Komponen Utama Turbin Francis

Komponen utama pada Turbin Francis terdiri atas beberapa bagian


diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Sudu Gerak (runner)

Runner merupakan komponen utama dalam turbin Francis. Pada dasarnya


runner pada turbin Francis sama persis seperti pompa Francis, perbedaan
utamanya adalah fungsi dari keduanya. Turbin Francis berfungsi sebagai
penyuplai daya dalam hal ini adalah turbin menghasilkan daya karena
menurunkan head tekanan. Sedangkan pada pompa Francis membutuhkan daya
untuk menghasilkan head tekanan yang lebih besar. Akan tetapi dalam hal
kesebangunan sama antara keduanya. Pada gambar 2.17 dapat dilihat bahwa
runner pada turbin ditunjukan pada angka 3 berikut ini.

Gambar 2.18. Runner Dilihat Pada Gambar Potongan


(http://mediatoget.blogspot.com/2011/11/francis-turbine.html)

Pembuatan runner dapat dicor (cast steel) maupun dilas dimana sudu dilas
pada hub dan ring. Pada umumnya runner dibuat dengan stainless steel, karena
bahan ini sangat kuat terhadap korosi.

2. Guide vane

Guide vane merupakan komponen yang berperan dalam pengaturan debit


air yang akan masuk ke runner. Hal ini sangat berguna mengingat faktor dari
perubahan debit akan dapat mengatur perubahan beban daya yang akan
ditanggung oleh sebuah PLTA. Rumus dari daya P  ρ . g . H . Q . ηT , dari keempat
faktor yang dapat mempengaruhi terhadap perubahan daya, hanya debit (Q) yang
dapat dengan mudah diubah-ubah. Sehingga dengan mengatur perubahan dari
debit (Q) akan menyebabkan terjadinya perubahan daya. Perubahan daya
berbanding lurus dengan perubahan debit. Semakin besar debit air yang dialirkan
semakin besar pula kapasitas daya yang dihasilkan. Inilah yang dijadikan dasar
pembuatan dari guide vane, yang bertugas untuk mengatur kapasitas daya dengan
cara mengatur perubahan debit air.

3. Stay Vane

Stay vane adalah alat yang berfungsi untuk mengarahkan aliran menuju ke
guide vane. Air yang berasal dari spiral case akan masuk melalui stay vane.
Aliran yang bagus adalah ketika saluran ini mendapatkan debit yang sama pada
seluruh lingkaran penuh. Stay vane berfungsi pula dalam mengarahkan aliran air
menuju runner.

4. Spiral Case

Spiral case selain berfungsi sebagai meningkatkan kecepatan, berfungsi


pula dalam membagi debit agar dapat terbagi secara merata masuk ke dalam stay
vane. Penampang spiral case dibuat membesar menuju kearah hulu aliran air,
sebab setelah melalui stay vane pada bagian awal air masuk kedalamnya sehingga
debit air untuk masuk ke stay vane berikutnya jumlah debit berkurang hingga
pada stay vane yang terakhir debit aan habis. Dengan demikian akan dihasilkan
arus yang teratur, di dalam setiap lingkaran spiral yang sejajar harus menerima
arus yang sama, hal ini dapat diketahui dengan putaran runner yang sama.

2.10. Generator

Generator listrik adalah sebuah alat yang menghasilkan energi listrik dari
sumber energi mekanik berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik yang
ditemukan oleh Faraday. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau
generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan
listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak
menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa
dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak
menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat
maupun turbin uap, air yang jatuh melalui sebuah turbin maupun kincir air, mesin
pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara
yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain.

Berdasarkan arus keluarannya, generator dapat dibagi menjadi dua jenis


yaitu generator arus searah atau biasa disebut dinamo, dan generator arus bolak-
balik atau alternator. Prinsip kerja generator adalah menghasilkan arus listrik
induksi dengan cara memutar gelang di antara kutub utara-selatan sebuah magnet.
Perbedaan generator arus bolak-balik dan generator arus searah adalah pada cincin
luncur yang berhubungan dengan tiap ujung gelung. Pada generator arus searah
hanya terdapat sebuah cincin yang terbelah di tengahnya, disebut cincin belah atau
komutator.

Pada sistem pembangkit listrik biasanya menggunakan generator arus


bolak-balik. Berdasarkan kecepatan memutar gelung, generator ini dibagi lagi
menjadi generator sinkron dan generator asinkron (generator induksi). Disebut
mesin sinkron, baik generator maupun motor karena beroperasi pada kecepatan
sinkron, yaitu kecepatan dimana terbentuk medan magnet oleh gelung yang
berotasi. Kecepatan sinkron ini dapat diperoleh dari :

(2.35)

Keterangan :

Ns = kecepatan sinkron (rpm)

f = frekuensi (Hz)

P = jumlah kutub dalam generator

Pada generator AC (alternator) pembangkit listrik, magnetlah yang


berputar sedangkan kumparannya diam. Magnet yang digunakan bukan magnet
permanen melainkan elektromagnet (kumparan yang dililitkan pada inti besi),
sehingga medan magnetik yang dihasilkan lebih besar daripada menggunakan
magnet permanen.
Dalam alternator pembangkit listrik, kumparan yang diam disebut
kumparan jangkar, sedangkan kumparan yang bergerak disebut kumparan medan.
Kumparan jangkar dan inti besinya disebut stator dan kumparan medan dan inti
besinya disebut rotor. Rotor dan turbin memiliki poros yang sama sehingga
putaran turbin akan juga memutar rotor. Selain memberi putaran pada rotor, turbin
juga memberi tenaga pada sebuah dinamo kecil (disebut exiter) yang berfungsi
menyuplai arus listrik ke kumparan medan.

Generator induksi adalah generator listrik yang secara mekanis dan


elektrik mirip dengan motor induksi. Generator induksi menghasilkan energi
listrik ketika porosnya diputar lebih cepat dari kecepatan sinkron yang dimiliki
motor induksi setara. Generator induksi sering digunakan untuk turbin angin dan
beberapa instalasi mikro hidro karena kemampuannya untuk menghasilkan daya
yang bermanfaat pada berbagai kecepatan rotor. Generator induksi secara mekanis
dan elektrik lebih sederhana daripada jenis generator lainnya.

Generator induksi tidak memiliki exiter seperti pada generator sinkron,


artinya generator ini memerlukan pasokan listrik eksternal untuk menghasilkan
fluks magnetik yang berputar. Pasokan listrik eksternal ini dapat diperoleh dari
jaringan listrik lain ataupun dari generator itu sendiri setelah mulai menghasilkan
daya. Fluks magnet berputar dari stator menginduksi arus pada rotor, yang juga
menghasilkan medan magnet. Jika rotor ternyata lebih lambat dari laju fluks
berputar, mesin bertindak seperti motor induksi. Jika rotor diputar lebih cepat,
akan bertindak seperti generator, menghasilkan daya pada frekuensi sinkron.

Penggunaan Motor Induksi Sebagai Generator (MISG) telah diterapkan


secara luas pada PLTMH dan diakui keandalannya. Meskipun dari segi efisiensi,
khususnya pada beban tidak penuh (part load), MISG tidak sebaik generator
sinkron, tetapi karena motor induksi banyak tersedia dipasaran dengan range daya
yang luas dan konstruksi motor induksi jauh lebih sederhana dibanding generator
sinkron sehingga lebih handal terhadap run away speed serta lebih mudah
perawatannya. Maka MISG dapat dipakai sebagai alternatif dari generator sinkron
untuk pembangkit mikro hidro. Prinsip kerja MISG secara sederhana akan lebih
mudah dipahami dari prinsip kerja motor induksi. Apabila motor induksi
dihubungkan dengan tegangan tiga fasa, pada kumparan statornya akan timbul
medan magnet putar. Kecepatan medan magnet putar (disebut sebagai kecepatan
sinkron) tergantung dari frekuensi tegangan listrik yang dihubungkan dan jumlah
kutub statornya. Medan magnet putar pada kumparan stator akan memotong
batang konduktor pada kumparan rotor, akibatnya pada kumparan akan
dibangkitkan tegangan induksi. Pada kumparan rotor, karena batang konduktor
(umumnya berupa slot alumunium yang dihubungsingkatkan pada kedua
ujungnya) merupakan rangkaian yang tertutup, tegangan induksi pada rotor yang
disebabkan oleh medan magnet putar stator akan menghasilkan arus listrik.
Interaksi antara medan magnet putar pada stator pada arus rotor akan
menimbulkan kopel yang akan memutar rotor searah dengan medan magnet putar
pada stator.

Seperti yang telah diterangkan di atas, tegangan induksi pada rotor timbul
karena terpotongnya batang konduktor pada rotor oleh medan magnet putar, agar
tegangan induksi selalu dapat dibangkitkan pada rotor, diperlukan perbedaan
relatif antara kecepatan medan magnet putar dengan kecepatan rotor yang biasa
disebut sebagai slip. Pada saat beroperasi sebagai motor, motor induksi akan
mempunyai slip positif, artinya kecepatan medan magnet putar akan selalu lebih
besar daripada kecepatan rotor. Proses yang sebaliknya akan terjadi apabila motor
induksi digunakan sebagai generator. Kopel pada rotor digerakan oleh turbin,
adanya magnetisasi sisa (remannent magnetism) pada rotor umumnya cukup
untuk membangkitkan tegangan awal, seperti halnya prinsip kerja sebagai motor.

Agar pada kumparan stator dapat dibangkitkan tegangan listrik diperlukan


daya reaktif untuk membangkitkan medan magnet putar. Pada kasus MISG
beroperasi sendiri (Isolated Grid) daya reaktif tersebut harus disuplai lewat
kapasitor eksitasi. Pada kasus MISG dikoneksikan dengan jaringan listrik lain
(Grid Connected) daya reaktif disuplai lewat jaringan tersebut. Kebalikan dari
proses sebagai motor, sebagai generator slip yang terjadi haruslah negatif, artinya
kecepatan rotor harus selalu lebih besar dari kecepatan medan magnet putarnya.
Tidak semua motor induksi cocok digunakan sebagai MISG. Jenis motor yang
cocok digunakan untuk MISG adalah jenis sangkar tupai (Squirel Cage Motor).
Kelebihan dari MISG daripada generator sinkron adalah sebagai berikut :
1. Lebih murah daripada menggunakan generator sinkron terutama untuk
keperluan daya yang rendah seperti pada PLTMH karena dapat digunakan
motor bekas.
2. Generator ini tidak akan bermasalah apabila kelebihan beban (overload),
apabila terjadi kelebihan beban generator ini hanya akan berhenti
menghasilkan listrik, apabila beban berlebih dilepaskan maka generator
akan bekerja seperti semula.
3. Mudah dibuat dari motor induksi, hanya dengan menyambungkan
kapasitor secara paralel ke motor dan dijalankan pada kecepatan lebih
tinggi dari rpm yang tertera.

Kekurangan MISG dari generator sinkron adalah sebagai berikut :

1. Generator sinkron dapat dibeli dan langsung digunakan, sedangkan MISG


memerlukan perhitungan nilai kapasitor sesuai yang akan dipasangkan
pada motor.
2. Generator tidak dapat di-start jika dipasangkan beban, generator tidak
boleh dipasangkan beban sebelum mencapai kecepatan kerja.
3. Generator ini tidak boleh digunakan untuk mengerakkan motor induksi,
karena induktansi tambahan dari motor akan membatalkan reaktansi dari
kapasitor dan menyebabkan generator berhenti menghasilkan listrik.

Untuk pengujian tidak digunakan MISG karena alasan berikut ini:

1. Sudah ada generator dari Laboratorium Mekanika Fluida sehingga dapat


menghemat biaya.
2. Tidak ada motor induksi bekas yang dapat dipakai, sehingga akan lebih
mahal jika dibeli motor induksi yang baru.

Untuk pengujian MISG kurang efisien untuk digunakan karena untuk


putaran rendah tidak dapat menghasilkan listrik.
Gambar 2.19. Generator AC

Anda mungkin juga menyukai