Anda di halaman 1dari 14

Komet

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa

Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari dengan garis


edar berbentuk lonjong atauparabolis atau hiperbolis.[1]
Kata "komet" berasal dari bahasa Yunani, yang berarti "rambut panjang".[2] Istilah lainnya
adalahbintang berekor[3] yang tidak tidak tepat karena komet sama sekali bukan bintang[3].
Orang Jawa menyebutnya sebagai lintang kemukus karena memiliki ekor seperti
buah kemukus yang telah dikeringkan.
Komet terbentuk dari es dan debu.[4] Komet terdiri dari
kumpulan debu dan gas yang membekupada saat berada jauh dari Matahari.[1] Ketika mendekati
Matahari, sebagian bahan penyusun komet menguap membentuk kepala gas dan ekor.[4] Komet
juga mengelilingi Matahari, sehingga termasuk dalam sistem tata surya.[5] Komet merupakan gas
pijar dengan garis edar yang berbeda-beda.[5] Panjang "ekor" komet dapat
mencapai jutaan km.[2] Beberapa komet menempuh jarak lebih jauh di
luarangkasa daripada planet.[6] Beberapa komet membutuhkan ribuan tahun untuk
menyelesaikan satu kali mengorbit Matahari.[6]

Komet mengorbit Matahari dalam suatulintasan yang berbentuk elips

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Pendahuluan
2 Deskripsi
3 Sejarah komet
4 Orbit komet
5 Manfaat Komet
6 Sifat-sifat fisik komet
o 6.1 Nukleus dan Coma
o 6.2 Nukleus
o 6.3 Coma
o 6.4 Ekor Komet
o 6.5 Jet
7 Karakteristik orbital
8 Nasib Komet di Dekat Matahari
9 Asal Usul Komet
10 Orbit Komet dan Tumbukan Komet
11 Bagian-Bagian Komet
12 Jenis-Jenis Komet
13 Komet Non-Periodik
o 13.1 Komet Arend-Roland
o 13.2 Komet Brooks
o 13.3 Komet Ikeya-Seki
o 13.4 Komet Lulin
o 13.5 Komet Kohoutek
14 Komet Periodik
o 14.1 Komet Halley
o 14.2 Komet Hartley
o 14.3 Komet Kopff
o 14.4 Komet Encke
15 Nasib Komet Seiring Waktu
16 Berburu Komet
17 Nama-nama Komet
18 Penyelidikan terhadap komet
o 18.1 Lost komet
19 Referensi
o 19.1 Catatan
o 19.2 Sumber
20 Bacaan lebih lanjut
21 Pranala luar

Pendahuluan[sunting | sunting sumber]


Komet dapat dilihat ketika masih jauh dari matahari, bagian yang pertama kali dilihat adalah inti
komet. Kometmerupakan benda angkasa yang mirip asteroid, tetapi hampir seluruhnya terbentuk
dari gas (karbon dioksida, metana, air) dan debu yang membeku.
Komet sering juga disebut dengan bintang berekor . Komet memiliki orbit atau lintasan yang
berbentuk elips, lebih lonjong dan panjang daripada orbit planet. Komet merupakan benda
angkasa seperti lapisan batu yang terlihat mempunyai cahaya dikarenakan adanya gesekan-
gesekan atom-atom di udara.
Bagian-bagian komet adalah inti, koma, awan hydrogen dan ekor. Inti dan koma membentuk
kepala komet. Berikut ini bagian-bagian komet

Inti (nucleus) merupakan bagian yang stabil dan padat terdiri dari es dan gas dengan sedikit
debu dan material lainnya. Bagian ini menyerupai bintang yang sangat kecil.
Koma (coma) awan padat terdiri dari karbon dioksida dan gas netral hasil sublimasi dari
intinya, bagin ini terletak disekeliling inti.
Awan hidrogen yang sangat besar bisa sampai jutaan kilometer diameternya
Ekor komet panjang nya bisa mencapai 10 juta km yang terdiri debu dan asap
Komet merupakan fenomena alam yang amat menarik untuk diamati. Pada tahun 1705 Edmond
Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, 1682 ,1758. Komet Halley
terakhir terlihat pada tahun 1986 yang lalu. Inti atau pusat dari Komet Halley di perkirakan
kurang lebih 16x8x8 km. Inti dari halley sangat gelap.
Diperkirakan KometHalley akan nampak lagi tahun 2061, karena kemunculan Komet Halley ini
76 tahun sekali. Komet-komet lain yang cukup dikenal adalah Komet West Komet Encke, muncul
tiga tahun sekali Komet Hyakutake Komet Hale-Bopp.

Deskripsi[sunting | sunting sumber]


Komet merupakan benda kecil yang sangat sulit untuk dilihat. Meskipun demikian, benda
tersebut merupakan satu-satunya planetoida yang dikenal sejak zaman purbakala. Ketika komet
mendekati matahari, terjadi efek visual yang spektakuler. Komet tersebut menguap dan memiliki
ekor yang terang, membentang hingga puluhan juta kilometer di belakangnya. Saat ini diketahui
terdapat banyak komet yang telah menghantam planet-planet. Komet mungkin turut berperan
dalam mengembangkan kehidupan di Bumi. Komet berbeda dengan asteroid, benda tersebut
berbahan utama es dan debu. Para ahli berpendapat bahwa komet merupakan bola salju kotor.
Komet atau benda bergerak di langit jumlahnya banyak sekali. Masing-masing komet memang
telah diberi nama, sekalipun masyarakat awam tak akan mengenal seluruh nama-nama komet
tersebut. Salah satu nama komet yang mungkin sering Anda dengar adalah komet Halley.
Masing-masing komet tidak saja diberi nama yang berbeda namun sebenarnya bila diamati
dengan seksama, memiliki ciri-ciri yang berbeda pula satu sama lainnya.
Komet adalah salah satu benda langit yang sering diartikan sebagai bintang jatuh. Namun
sebenarnya komet bukanlah bintang, ia adalah benda langit yang mengitari matahari dan
memiliki orbitnya sendiri seperti planet. Dengan demikian komet seperti juga planet akan terus
berputar mengitari matahari pada orbitnya.
Hal unik dari benda langit ini adalah ketika komet mendekati matahari, ia akan membentuk suatu
atmosfer di sekelilingnya. Ketika komet melaju dengan sangat cepat, atmosfer ini bahkan bisa
membentuk sebuah ekor sehingga komet terlihat sangat indah. Pada saat membentuk ekor
inilah seringkali terlihat dari bumi sebagai sebuah bintang berekor, sehingga ada pula yang
mengatakan komet sebagai bintang berekor.
Pengamatan lebih detail tentang komet tentu saja dengan menggunakan teropong bintang,
sehingga bisa mengamati lebih detail tentang bentuk dan ciri-ciri khususnya. Seperti telah
disinggung sebelumnya selain memiliki nama yang berbeda, masing-masing komet ini juga
memiliki ciri dan karakter yang berbeda.

Sejarah komet[sunting | sunting sumber]


Selama berabad-abad, kemunculan sebuah komet dipercaya sebagai suatu pertanda akan
datangnya sebuah malapetaka besar. Penampakan sebuah komet dan sesekali pula
pergerakannya dicatat secara akurat. Astronom Babylonia dan China mempercayai bahwa
komet adalah objek yang beredar di angkasa sebagaimana halnya planet. Bangsa Yunani
beranggapan bahwa komet adalah fenomena atmosfir, sejenis dengan uap air yang berasal dari
permukaan Bumi. Pandangan ini sempat diterima secara meluas hingga di abad XVI, saat Tycho
Brahe memaparkan pandangannya bahwa komet tidak hanya sebuah fenomena alam, tetapi
diyakini sebagai sebuah benda angkasa yang letaknya dari bumi lebih jauh daripada Bulan.
Seabad kemudian, Sir Isaac Newton menemukan sebuah metode untuk menghitung orbit dari
sebuah komet berdasarkan lintasan yang dapat diamati di angkasa. Newton menentukan bahwa
komet yang nampak pada bulan Desember 1680 mengikuti orbit parabola yang sangat panjang.
Edmund Halley, seorang ilmuwan yang hidup sezaman dengan Newton menemukan bahwa orbit
dari komet yang pernah muncul pada tahun 1531, 1607, dan 1682 adalah hampir identik.
Penemuan ini membawanya kepada suatu kesimpulan bahwa ketiga penampakan tersebut
melibatkan komet yang sama. Ia kemudian meramalkan bahwa komet tersebut akan muncul lagi
pada tahun 1758. Sayang, usianya tidak cukup panjang untuk bisa menyaksikan kebenaran
ramalannya itu. Penampakan komet tersebutyang kemudian dinamai komet Halleyternyata
telah tercatat sebanyak 20 kali sejak tahun 239 sM. Penampakannya yang terakhir adalah pada
tahun 1985-1986.
Komet yang baru ditemukan biasanya diberi nama menurut tahun penemuannya ditambah
sebuah huruf yang mengindikasikan urutan penampakan komet itu pada tahun saat komet
tersebut ditemukan. Saat tanggal dimana komet mencapai titik perihelion dapat diketahui, komet
itu segera dinamai menurut angka tahun kalendar saat itu dikuti dengan angka Romawi yang
menunjukkan urutan kronologis perlintasan pada perihelion pada tahun itu (misalnya, 1882 II).
Beberapa komet dinamai menurut nama penemunya, misalnya komet Halley; juga komet Hale-
Bopp yang dinamai menurut nama dua orang astronom amatir yang melaporkan
penampakannya di malam yang sama pada tahun 1995.

Orbit komet[sunting | sunting sumber]


Semua komet beredar di tata surya dalam orbit elips (bulat telur). Komet yang tercatat memiliki
periode orbit terpendek adalah komet Encke (3,3 tahun), sedangkan komet yang memiliki
periode panjang, memerlukan waktu hingga ribuan tahun untuk satu kali mengorbit Matahari.
Beberapa komet yang diamati menunjukkan bahwa komet itu hanya sekali muncul dalam orbit
parabolik atau hiperbolik yang membawanya mendekati Matahari hanya dalam sekali seumur
hidupnya, menimbulkan suatu kemungkinan bahwa komet tersebut mungkin berasal dari luar
tata surya, namun kurangnya data membuat dugaan ini sulit untuk dibuktikan.
Hampir seluruh komet yang kita kenali mendekati Matahari dalam jarak antara 0.005 hingga 2.5
AU pada perihelion. Apabila perihelion komet lebih jauh dari 2.5 AU, komet biasanya tidak dapat
diamati. Banyak diantara komet memiliki aphelion di sekitar orbit planet luar. Sekelompok yang
terdiri dari sekitar 75 komet diketahui sebagai keluarga dekat Jupiter dan memiliki aphelion
disekitar orbit planet tersebut. Beberapa diantaranya merupakan kelompok komet yang
mengorbit secara bersama-sama. Komet jenis ini biasanya merupakan sisa-sisa dari sebuah
komet raksasa yang kemudian pecah dikarenakan pengaruh gravitasi dari Matahari atau sebuah
planet.

Manfaat Komet[sunting | sunting sumber]


Komet yang muncul di langit kita itu penting, bahkan bila mereka tidak bersinar terang. Mereka
mungkin satu-satunya benda yang tersisa sebagai bahan asli dari masa tata surya terbentuk
sekitar 5 miliar tahun lalu. Bumi, bulan dan benda langit lainnya semua sudah berubah akibat
aktivitas tektonik, erosi, atau tumbukan. Hanya komet yang tetap seperti itu semenjak awalnya.
Pesawat antariksa robotik mengunjungi dan meneliti komet dengan perlengkapan canggih.
Pesawat-pesawat tersebut antara lain: Giotto dari ESA dan Deep Space 1 dari AS mengirimkan
citra close-up pada tahun 1986 dan 2001; Deep Impact dari NASA membuat kawah di komet dan
mempelajari bahan-bahan yang terlontar dari kawah tahun 2005; dan Stardust dari NASA
mengumpulkan debu kosmik di komet dan kembali ke Bumi tahun 2006. Selanjutnya, Rosetta
milik ESA akan mengorbit dan menurunkan robot di komet tahun 2014.

Sifat-sifat fisik komet[sunting | sunting sumber]


Komet dinamakan atas penampilannya. Bahasa Yunaninya kometes dan Latinnya cometa yang
sama-sama berarti rambut panjang.
Saat ia bersinar di langit, sebuah komet yang terang memiliki kepala dengan inti mirip bintang
yang disebut nukleus. Nukleus dikelilingi oleh halo yang berpendar yang disebut coma dan ekor
transparan yang panjang. Nukleus berukuran beberapa kilometer. Coma panjangnya dapat
mencapai 100 ribu km atau lebih keluar dari nukleus. Ekor dapat berukuran sepanjang jutaan
kilometer di antariksa.
Pengamatan ultraviolet dari pesawat luar angkasa menunjukkan awan hidrogen besar yang
menyelimutinya. Awan hidrogen ini dapat tumbuh mencapai puluhan juta kilometer. Awan ini
tidak dapat dilihat dari bumi.
Nukleus dan Coma[sunting | sunting sumber]
Hampir seluruh massa komet terpusat pada nukleus (inti komet). Diameter dari nukleus biasanya
berkisar antara beberapa kilometer dengan kepadatan antara 0,1 hingga 1 g/cm3,
mengindikasikan bahwa kepadatannya termasuk renggang. Berdasarkan model bola salju
kotor yang digagas oleh Frel L Whipple, yang berdasarkan penelitian lanjutan kemudian terbukti
kebenarannya, nukleus komet tesusun dari sekumpulan materi yang terdiri atas air, karbon
monoksida, metanol, amonia, dan metana. Seluruhnya dalam keadaan beku serta tercampur
dengan debu. Saat komet mendekati Matahari, materi beku tersebut menyublim dan membentuk
kabut gas dan debuyang disebut comadisekeliling nukleus. Makin dekat ke Matahari, gas yang
terbentuk semakin banyak. Partikel-partikel pada komet terdorong dari nukleus oleh tekanan
radiasi dan angin Matahari (aliran partikel Matahari).
Rata-rata diameter dari coma adalah sekitar 100.000 km, namun massanya terbilang kecil.
Beberapa molekul terdekomposisi dan terionisasi oleh sinar ultraviolet dalam pelepasannya dari
nukleus ke ekor komet. Hasil-hasil yang dapat diamati dari proses ini meliputi atom-atom
hidrogen dan oksigen, air, dan radikal hydroxyl (OH). Molekul dan senyawa karbon juga
ditemukan dalam konsentarasi yang 100 kali lebih rendah dari nukleus, sementara jumlah
molekul NH, NHH, CH, dan molekul nitrogen ditemukan dengan konsentrasi 1000 kali lebih
rendah. Juga terdeteksi karbon monosulfida (CS) dan serta atom dan molekul sulfur. Semantara
itu unsur etana juga ditemukan di komet Hyakutake. Bagian coma dari sebuah komet umumnya
mengecil saat komet mendekati Matahari, dan molekulnya terdekomposisi lebih cepat oleh angin
Matahari sehingga terdorong ke arah ekor komet.
Nukleus[sunting | sunting sumber]
Miliaran komet mungkin mengorbit jauh di pinggir terluar tata surya sana, namun kita tidak dapat
melihatnya dari bumi. Mereka bersinar di langit hanya saat mereka bergerak di dekat Matahari.
Penjelasan yang paling diterima luas mengenai komet adalah model bola salju kotor, yang
diajukan oleh astronom AS, Fred Whipple tahun 1950.
Saat sebuah komet berada di bagian jauh tata surya, ia hanya terdiri dari nukelus. Tanpa ekor
dan tanpa coma. Bentuk dan permukaannya tidak beraturan. Nukleus tersusun sebagian besar
oleh air beku dan gas beku lainnya (salju) yang bercampur dengan padatan logam atau batuan
(kotor). Kepadatannya sangat rendah begitu juga gravitasi permukaannya.
Citra dari pesawat ruang angkasa menunjukkan kalau nukleus bekunya berwarna hitam gelap
dan berotasi. Ketidakteraturan permukaan mencakup retakan, bukaan dan kawah.
Nukleus menjadi aktif saat ia maju ke tata surya dalam. Jet debu dan gas, terutama tersusun dari
uap air, menyembur dari celah permukaan kapanpun nukleus menghadap ke Matahari. Banyak
perlintasan sebuah komet mengelilingi Matahari membuang gas ringan sehingga yang tersisa
sebagian besar di permukaan adalah lapisan debu isolasi hitam arang.
Gas yang terdeteksi lepas dari nukleus terdiri dari 80 persen volume uap air dengan sisa
senyawa lain seperti karbon dioksida, karbon monoksida, amonia dan metana. Beberapa butiran
debu tampaknya tersusun dari silikat sementara yang lain hanyalah debu yang memuat unsur
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen. Jenis es, debu dan gas ini terbentuk pada suhu yang
rendah.
Sebagian butiran debu yang baru saja dikumpulkan memuat mineral yang terbentuk pada suhu
tinggi. Mereka pastinya terbentuk saat dekat dengan matahari. Bagaimana partikel yang berasal
dari lingkungan yang berbeda ini bisa berkumpul di komet yang jauh dari matahari masih berupa
misteri.
Para ilmuan terkesan ketika menemukan adanya molekul organik kompleks dalam materi yang
mereka kumpulkan dari komet, yang mungkin dapat memiliki makna penting bagi asal usul
kehidupan di Bumi.
Coma[sunting | sunting sumber]
Saat nukleus komet memasuki tata surya dalam sekitar beberapa ratus juta kilometer dari
Matahari, ia mengalami pemanasan. Gas menyublim dan lepas ke antariksa bersama debu dari
permukaannya. Gravitasi komet terlalu lemah untuk menahan lepasnya gas dan debu. Mereka
menyebar ke sekitar nukleus sejauh ribuan kilometer dan membentuk coma.
Komet bersinar karena gas ini berpendar dan debu memantulkan sinar matahari. Astronom
menggunakan teleskop besar untuk mencitrakan sekitar 25 coma per tahun.
Ekor Komet[sunting | sunting sumber]
Saat komet yang cemerlang dapat terlihat, ciri yang paling menyolok adalah ekor. Dalam
penampakan komet Halley pada tahun 1910, ekor komet terentang hingga lebih dari 90 di
lengkung langit. Dalam penampakan komet Halley yang terakhir sekitar tahun 1985-1986, titik
pemanjangan ini tercapai saat komet berada dalam sudut yang jauh dari Matahari, sehingga
tidak terlihat terlalu dramatis di langit malam.
Panjang ekor komet berkisar antara 1 juta hingga 100 juta km. Ekor komet biasanya pertama kali
muncul saat komet berada pada jarak 1,5 AU dari Matahari. Meskipun berukuran sedemikian
besar, namun setiap 1 km3 volume ekor komet mengandung materi lebih sedikit dibandingkan
dengan 1 mm3 udara.
Saat sebuah komet berada di dekat Matahari, ia dapat memunculkan ekor gas dan debu yang
dilepaskan dari nukleus.
Radiasi ultraviolet merobek gas menjadi radikal (pecahan molekul) bebas dan ion. Ion
berinteraksi dengan partikel bermuatan yang disemburkan oleh Matahari lewat angin surya. Ion
ini pada akhirnya menyapu jutaan kilometer lurus membentuk ekor gas atau ion.
Tekanan radiasi, atau hantaman sinar matahari yang kuat, mendorong partikel debu keluar.
Komet terus bergerak dan ekor debunya melengkung di belakangnya. Ekor komet begitu tipis
sehingga anda hanya dapat melihatnya dengan latar belakang bintang.
Molekul dan atom netral terus mengembang keluar hingga mereka terionisasi. Atom yang paling
umum, hidrogen, membentuk awan hidrogen besar. Awan hidrogen yang mengelilingi nukleus
komet Halley tahun 1986 tumbuh hingga diameter ratusan ribu kilometer.
Efek ion hidrogen yang dilepaskan oleh Komet Halley pada angin surya dideteksi sejauh 35 juta
kilometer dari nukleus. Sebuah gelombang kejut dimana gas komet menahan dan
memperlambat angin surya ditemukan sekitar 400 ribu kilometer di depan komet.
Ekor komet terbentuk dari gas dari coma dan selalu menunjuk ke arah yang berlawanan dari
Matahari. Semula diduga bahwa tekanan dari radiasi Matahari adalah satu-satunya
penyebabnya, namun saat ini telah diketahui bahwa angin Matahari memiliki peranan yang lebih
besar dalam menentukan arah ekor komet. Angin Matahari mengandung partikel-partikel yang
terlempar dari Matahari. Kekuatan tekanan dari partikel-partikel ini terhadap molekul gas dalam
coma berkisar 100 kali lebih besar dari kekuatan gravitasi Matahari, dengan demikian molekul-
molekul tersebut terdorong oleh angin Matahari. Angin Matahari tidaklah konstan, dan variasinya
bertanggung jawab atas struktur ekor komet. Solar Flare dan gangguan lainnya pada Matahari
sesekali dapat membuat ekor komet terlihat bergolak atau berbelok.
Sebuah komet dapat memiliki salah satu diantara dua tipe ekor, atau bahkan keduanya
sekaligusyang biasa disebut sebagai komet berekor ganda. Jenis ekor komet yang pertama
adalah ekor yang memanjang dan hampir lurus, memiliki struktur yang mirip serabut yang terdiri
dari gas yang ter-ionisasi. Tipe ini digolongkan sebagai ekor Tipe I. Sedangkan tipe ekor komet
lainnya yang tergolong sebagai Tipe II, atau ekor debu berbentuk kelokan yang tajam dan lebih
kabur. Tipe ini tersusun atas debu yang diterpa oleh cahaya Matahari. Sebuah komet dapat
memiliki beberapa ekor debu disamping juga ekor gas (Tipe I). Beberapa komet diketahui
memiliki ekor yang ganjil, dimana ekornya menunjuk ke arah Matahari (contohnya adalah komet
Arent Roland, 1957 III). Ekor komet jenis ini terdiri dari lapisan debu yang sangat tipis yang
keluar dari lapisan terluar komet dan terkumpul disekitar orbit komet. Gas yang menyusun ekor
komet diantaranya adalah CO+, molekul nitrogen, CH+, karbon dioksida, dan OH+. Ion-ion
tersebut, seperti yang juga dijumpai pada coma terbentuk saat molekul yang lebih besar
terpisahkan oleh angin Matahari.
Jet[sunting | sunting sumber]
Pemanasan yang tidak merata dapat menyebabkan gas baru dihasilkan keluar dari titik lemah
pada permukaan inti komet, seperti geyser. Aliran gas dan debu dapat menyebabkan inti
berputar, dan bahkan terpecah. Pada tahun 2010 terungkap es kering (karbon dioksida beku)
dapat mengalir keluar dari inti komet. Ini adalah karena pesawat ruang angkasa bisa begitu
dekat sehingga bisa melihat di mana jet itu keluar, kemudian mengukur spektrum inframerah
pada saat itu yang menunjukkan apa yang beberapa dari bahannya.

Karakteristik orbital[sunting | sunting sumber]


Kebanyakan komet kecil Tata Surya dengan orbit elips memanjang yang membawa mereka
dekat dengan Matahari dari bagian orbit mereka dan kemudian keluar dari Tata Surya. Komet
sering diklasifikasikan menurut panjang. dari periode orbit mereka: semakin lama periode lebih
panjang elips.

Nasib Komet di Dekat Matahari[sunting | sunting sumber]


Saat komet mengalami percepatan di dekat matahari, nasibnya menjadi tidak teramalkan. Jet
kuat gas dan debu dari nukleus dapat mengubah gerakan orbitnya. Bila sebuah komet berhasil
memutari Matahari, ia akan meneruskan orbitnya kembali ke daerah beku di tata surya luar.
Beberapa material komet yang tersisa akan kembali membeku di sana. Coma dan ekor lenyap.
Beberapa komet lewat terlalu dekat dengan Matahari hingga mereka pecah atau habis menguap.
Beberapa komet terlalu dekat hingga malah masuk langsung ke Matahari dan lenyap.

Asal Usul Komet[sunting | sunting sumber]


Komet berasal dari awan Oort yang terletak di sisi luar sistem tata surya. Awan Oort berisi
triliunan komet. Seiring berjalannya waktu, komet-komet berpisah dari awan dan terlempar ke
matahari. Inti komet terletak di pusat, terbuat dari gas serta debu batuan dan merupakan benda
padat yang stabil. Pada saat komet mendekati matahari, sebagian materi tersebut terlontar dari
kerak inti komet.
Ekor ion, dapat mencapai 100 juta km, terbentuk dari proses ionisasi gas pada saat berinteraksi
dengan angin matahari. Dan ekor komet selalu menjauhi matahari. Hal ini disebabkan oleh angin
matahari menerpa awan gas yang melingkupi komet. Ketika komet mendekati matahari, ekornya
terbentang ke belakangnya.
Komet baru yang kita amati tampaknya berasal dari selubung benda es yang besar yang berada
sekitar satu tahun cahaya dari Matahari. Model ini dikembangkan tahun 1950an oleh astronom
Belanda Jan Oort (19001992). Awan Oort yang belum teramati tersebut dapat memuat 100
miliar benih komet.
Gangguan gravitasi dari bintang lain di sekitar Matahari dapat mengganggu keseimbangan awan
ini dan mengirimkan beberapa komet secara acak menuju Matahari. Komet tersebut akan
menjadi komet periode panjang, yang orbitnya hampir parabola dan periode revolusinya
mengelilingi Matahari mencapai 200 hingga jutaan tahun.
Komet dengan periode yang lebih pendek mengorbit seperti planet dan berasal dari Sabuk
Kuiper. Sabuk ini berada lebih dekat ke Tata Surya dalam daripada Awan Oort.
Bila sebuah komet lewat di dekat sebuah planet raksasa, terutama Yupiter, ia akan dipengaruhi
oleh gravitasi planet tersebut. Komet dapat jatuh ke planet atau dipercepat dan keluar dari Tata
Surya, atau bergerak dalam orbit lonjong lebih dekat lagi ke Matahari.
Banyak teori yang telah dicetuskan dalam seabad terakhir ini mengenai asal mula komet, namun
salah satu yang paling luas diterima saat ini menyebutkan bahwa komet terbentuk pada saat
yang sama dengan saat terbentuknya tata surya. Pada tahun 1950, Jan Oort, seorang astronom
Belanda mengajukan teorinya bahwa Matahari dikelilingi oleh kabut besar yang terdiri dari
material komet pada jarak sekitar 1000 kali garis terngah tata surya yang kita ketahui. Teori ini
kemudian diikuti dengan teori dari Gerard Kuiper, pada tahun 1951 yang menggagas bahwa
sabuk material komet tersebut terletak pada suatu daerah yang berjarak beberapa ratus kali
jarak Bumi-Matahari. Gangguan yang berasal dari objek diluar tata surya dapat menyebabkan
beberapa diantara material tersebut keluar dari sabuk komet dan memasuki tata surya bagian
dalam sebagai sebuh komet, dimana komet dengan periode pendek diduga muncul dari sabuk
ini, yang kemudian dinamai sebagai sabuk Kuiper (Kuiper-belt).
Kedua teori ini dapat diterima secara luas dikalangan para astronom. Sebuah benda angkasa
yang dinamai Chiron, pernah dianggap sebagai sebuah asteroid, kini dikelompokkan sebagai
komet Kuiper-belt, dan sementara itu beberapa anggota dari sabuk Kuiper telah dapat diamati
sejak 1992. Keberadaan sabuk tersebut dapat dibuktikan secara langsung pada tahun 1995
melalui hasil pengamatan lewat Telskop Antariksa Hubble yang berhasil mengamati 30 objek
mirip komet yang berada diluar orbit planet Pluto. Para astronom dewasa ini memperkirakan
sejumlah 70.000 objek berukuran cukup besardan tak terhitung jumlahnya yang berukuran lebih
kecilmenghuni daerah sabuk Kuiper dengan jarak antara 30 hingga 50 AU.
Banyak diantara komet, khususnya yang tergolong memiliki periode pendek, pecah secara
perlahan-lahan, terutama karena pengaruh kekuatan gravitasi Matahari. Beberapa diantaranya
telah diamati tercebur kedalam Matahari. Pengurangan kecerlangan dari komet berperiode
pendek juga dapat kita amati. Komet juga menghasilkan produk buangan dibelakang orbitnya,
dalam bentuk jutaan meteorid. Saat Bumi melintasi orbit sebuah komet, kita di Bumi dapat
melihat terjadinya hujan meteor.

Orbit Komet dan Tumbukan Komet[sunting | sunting sumber]


Para ilmuwan telah memindai sekitar 900 orbit komet. Beberapa di antaranya memiliki orbit di
antara garis edar planet Venus dan Mars dan memerlukan beberapa tahun untuk berevolusi.
Sementara yang lainnya, memiliki orbit yang eksentris, yaitu berbentuk lonjong dan memerlukan
waktu berabad-abad untuk melakukan revolusi.
Sedangkan tumbukan komet dengan planet merupakan hal yang jarang terjadi. Salah satu
peristiwa tumbukan terjadi pada Juli 1994 ketika komet Shoemaker-Levy 9 pecah menjadi 20
keping dan menghantam Yupiter.
Para ilmuwan berspekulasi bahwa tabrakan antara komet dan planet dapat terjadi sewaktu-
waktu. Diduga beberapa tumbukan antara Bumi dengan komet yang pernah terjadi beberapa
juta tahun lampau menghasilkan lapisan debu yang sangat tebal yang menutupi atmosfir bumi
hingga menyebabkan punahnya beberapa spesies hewan purba. Tabrakan dengan komet juga
diperkirakan merupakan penyebab dari sebuah ledakan dahsyat yang pernah terjadi di bulan
Juni 1908 di daerah Tunguska, Rusia. Di lain pihak, ada juga ilmuwan yang mempercayai bahwa
Bumi secara konstan telah dibombardir oleh komet yang berukuran kira-kira sebesar rumah
tanpa menyebabkan kerusakan. Tabrakan ini diduga berpengaruh terhadap persediaan air dan
adanya beberapa unsur kimia di Bumi.
Salah satu peristiwa tabrakan komet dengan planet yang terkenal terjadi pada tanggal 16-22 Juli
1994. Saat itu setidaknya 20 pecahan besar dari komet Shoemaker-Levy 9 menumbuk
permukaan planet Jupiter dengan kecepatan 60 km/dt, menimbulkan awan panas setinggi ribuan
km diatas permukaan planet tersebut. Peristiwa itu meninggalkan gelembung panas yang terdiri
atas gas yang berasal dari atmosfer Jupiter. Bekas yang ditinggalkannya berupa sebuah area
besar yang gelap di atmosfir planet tersebut bertahan hingga beberapa bulan setelah peristiwa
tersebut berlalu. Pecahan komet Shoemaker-Levy 9 menghantam Jupiter pada posisi lintang 45
dan posisi bujur 6.5 di permukaan bagian luar planet raksasa tersebut. Pecahan terbesar dari
komet yang menumbuk Jupiter diperkirakan berdiameter sekitar 2 km. Para astronom
mengamati peristiwa ini dari Bumi melalui gambar-gambar yang dikirim oleh teleskop antariksa
Hubble dan wahana antariksa Galileo.

Bagian-Bagian Komet[sunting | sunting sumber]

Bagian-bagian komet terdiri dari inti, koma, awan hidrogen, dan ekor.[7]Bagian-bagian komet
sebagai berikut.[8]

Inti, merupakan bahan yang sangat padat, diameternya mencapai beberapa kilometer, dan
terbentuk dari penguapan bahan-bahan espenyusun komet, yang kemudian berubah
menjadi gas.
Koma, merupakan daerah kabut atau daerah yang mirip tabir di sekeliling inti.
Lapisan hidrogen, yaitu lapisan yang menyelubungi koma, tidak tampak oleh mata manusia.
Diameter awan hidrogen sekitar 20 juta kilometer.
Ekor, yaitu gas bercahaya yang terjadi ketika komet lewat di dekat Matahari.
Inti komet adalah sebongkah batu dan salju.[9] Ekor komet arahnya selalu menjauh dari
Matahari.[7] Bagian ekor suatu komet terdiri dari dua macam, yaitu ekor debu dan ekor
gas.[10] Bentuk ekor debu tampak berbentuk lengkungan, sedangkan ekor gas
berbentuklurus.[10] Koma atau ekor komet tercipta saat mendekati Matahari yaitu ketika sebagian
inti meleleh menjadi gas.[11] Angin Matahari kemudian meniup gas tersebut sehingga menyerupai
asap yang mengepul ke arah belakang kepala komet.[11] Ekor inilah yang terlihat bersinar dari
bumi.[11] Sebuah komet kadang mempunyai satu ekor dan ada yang dua atau lebih.[10]

Jenis-Jenis Komet[sunting | sunting sumber]


Berdasarkan bentuk dan panjang lintasannya, komet dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut.[12]

Komet berekor panjang, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat jauh melalui daerah-
daerah yang sangat dingin di angkasa sehingga berkesempatan menyerap gas-gas daerah
yang dilaluinya. Ketika mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas sehingga
membentuk koma dan ekor yang sangat panjang. Contohnya, komet Kohoutek yang
melintas dekat Matahari setiap 75.000 tahun sekali dan komet Halley setiap 76 tahun sekali.
Komet berekor pendek, yaitu komet dengan garis lintasannya sangat pendek sehingga
kurang memiliki kesempatan untuk menyerap gas di daerah yang dilaluinya. Ketika
mendekati Matahari, komet tersebut melepaskan gas yang sangat sedikit sehingga hanya
membentuk koma dan ekor yang sangat pendek bahkan hampir tidak berekor. Contohnya
kometEncke yang melintas mendekati Matahari setiap 3,3 tahun sekali.

Komet Non-Periodik[sunting | sunting sumber]


Dari sekian banyak nama komet, ada beberapa jenis komet yang hanya ditemukan sekali,
diperkirakan karena mereka memiliki orbit yang sangat panjang dan lama untuk melewati satu
putaran. Komet inilah yang disebut komet non-periodik. Dari sekian banyak komet non periodic
ini, ada beberapa nama komet non-periodik yang perlu anda ketahui. Beberapa diantaranya
antara lain :
Komet Arend-Roland[sunting | sunting sumber]
Komet ini pertama kali ditemukan pada 8 November 1956 oleh dua orang ilmuwan yaitu Sylvain
Arend dan Georges Roland. Untuk mengindetifikasi komet yang ditemukan kedua ilmuwan ini
kemudian diberi nama komet Arend-Roland sesuai dengan nama penemunya yakni Sylvain
Arend dan Georges Roland. Sampai sejauh ini tidak diketahui adanya penelitian lanjutan tentang
komet ini. Hanya karena jarang terlihat, para ilmuwan meyakini kalau komet Arend-Roland ini
memiliki orbit yang sangat panjang, sehingga untuk kembali pada satu posisi saat ditemukan,
diperlukan waktu yang sangat lama.
Komet Brooks[sunting | sunting sumber]
Komet ini pertama kali dilihat pada bulan Juli 1911. Penemunya adalah astronom bernama
William Robert Brooks, yang nama belakangnya kemudian menjadi nama komet ini yakni Komet
Brooks. Sebagai komet non-periodik, tentu saja komet ini pun memiliki orbit yang sangat
panjang. Tak diketahui bagaimana keberadaan komet Brooks sekarang ini.
Komet Ikeya-Seki[sunting | sunting sumber]
Nama komet ini juga berasal dari nama penemunya, yaitu Kaoru Ikeya dan Tsutomu Seki.
Ditemukan pada tanggal 8 September 1965 di negara Jepang. Komet ini memiliki ekor yang
cukup panjang dan bisa sangat terang bila sudah mendekati matahari. Namun untuk bisa
kembali mendekati matahari sehingga bisa memperlihatkan ekornya yang panjang, diperlukan
waktu yang sangat lama. Tidak didapat informasi apakah komet ini belakangan pernah kembali
menunjukkan wujudnya setelah ditemukan pertama kali di Jepang oleh Ikeya dan Seki tersebut.
Komet Lulin[sunting | sunting sumber]
Komet ini diketahui melintasi bumi pada 11 Juli 2007, penemunya adalah astronom dari Lulin
Observatory yang berada di Nantou, Taiwan. Penemu itu bernama Lin Chi-Sheng dan Ye
Quanzhi. Agak berbeda dengan penamaan komet-komet sebelum, komet ini diberi nama sesuai
dengan lembaga tempat dimana kedua astronom bekerja dan melakukan penyelidikan yakni
Lulin Observatory. Komet ini kemudian diberi nama Komet Lulin dan tidak diberi nama Komet
Sheng Quanzhi misalnya. Tak diketahui apa yang menjadi alasan penamaan komet tersebut
dengan nama lembaga, tidak seperti biasanya menggunakan nama penemunya.
Komet Kohoutek[sunting | sunting sumber]
Ditemukan oleh astronom bernama Lubos Kohoutek di Ceko pada tanggal 7 Maret 1973.
Menurut para astronom, komet ini memiliki orbit yang sangat panjang dan hanya melintasi bumi
setiap ratusan ribu tahun sekali. Dengan demikian setelah pertama kali ditemukan yakni tahun
1973, setidaknya komet ini akan bisa dikenali lagi pada sekurang-kurangnya pada tahun 2073.
Tidak mengherankan bila komet non-periodik seperti Komet Kohoutek ini hanya bisa dilihat
sekali seumur hidup.

Komet Periodik[sunting | sunting sumber]


Astronom telah mendaftarkan sekitar 150 komet periode pendek atau periodik, yang memiliki
periode revolusi mengelilingi Matahari hanya beberapa tahun atau puluh tahun hingga 200
tahun. Mereka bersinar secara periodik di langit setiap kali ia ada di dekat Matahari.
Komet yang paling konsisten dan terkenal adalah Komet Halley, dengan 30 pelintasan perihelion
berurutan yang tercatat sejak 240 SM. Pengamatan lewat teleskop selama lebih tiga tahun
sebelum dan sesudah pelintasan perihelionnya tanggal 9 Februari 1986 menjadikan Komet
Halley sebagai komet yang telah dianalisa paling baik hingga sekarang.
Berbeda dengan komet non-periodik, komet yang satu ini bisa dilihat beberapa kali melintasi
bumi. Komet periodik rata-rata memiliki jarak orbit yang lebih pendek, sehingga untuk kembali
pada satu titik yang sama bisa ditempuh dalam waktu lebih cepat. Tidak mengherankan bila
komet yang dikategorikan sebagai komet periodik ini bisa dilihat beberapa tahun sekali. Seperti
halnya komet non-periodik, komet periodik juga banyak jumlahnya. Namun dari sekian banyak
itu, ada beberapa nama komet periodik yang perlu diketahui. Beberapa diantaranya antara lain :
Komet Halley[sunting | sunting sumber]
Nama komet yang satu ini mungkin adalah nama yang paling populer di antara semua nama
komet, karena komet ini adalah satu-satunya komet berperiodik pendek yang bisa dilihat dengan
mata telanjang dari bumi. Komet ini melintasi bumi sekitar 76 tahun sekali, memiliki ekor panjang
yang sangat indah dan pernah melintasi bumi di tahun 1986. Bila Anda tidak berkesempatan
menyaksikan lintasan Komet Halley pada tahun 1986, komet ini akan bisa disaksikan langsung
dengan mata telanjang dari bumi pada tahun 2062. Kalau terlalu tua untuk sampai ke tahun
2062, bisa menyaksikan rekaman video pemunculan Komet Halley. Kalaupun tidak, cukup
berharap saja anak cucu atau cicit Anda yang akan menyaksikan munculnya kembali Komet
Halley ini.
Komet Hartley[sunting | sunting sumber]
Ditemukan oleh Malcolm Hartley pada tahun 1986 dan diperkirakan akan melintasi bumi setiap
sekitar 6 tahun sekali. Komet ini terakhir melintasi bumi sekitar bulan Oktober-November pada
tahun 2010. Artinya pada tahun 2016 akan bisa disaksikan kembali kemunculannya. Komet
Hartley termasuk komet periodik yang jarak tempuhnya cukup singkat yaitu 6 tahun sekali,
sehingga bisa sering disaksikan kemunculannya dari bumi.
Komet Kopff[sunting | sunting sumber]
Nama komet ini berasal dari nama penemunyam yaitu August Kopff, ditemukan pada 23 Agustus
1906. Komet ini diperkirakan melintasi bumi setiap sekitar 6 tahun sekali. Terakhir dilihat pada 25
Mei 2009 dan diperkirakan muncul lagi pada tahun 2015.
Komet Encke[sunting | sunting sumber]
Nama komet yang satu ini adalah salah satu komet dengan orbit yang paling pendek. Komet ini
akan melintasi bumi setiap tiga tahun sekali dan harus dilihat dari teropong bintang atau
teleskop. Komet ini pertama kali ditemukan pada tahun 1786 oleh Pierre Mechain. Dengan
demikian sejak pertama ditemukan sampai dengan sekarang, setidaknya telah disaksikan tak
kurang dari 75 pemunculan. Namun karena harus menggunakan teropong atau teleskop untuk
mengamati komet Encke ini, tak semua orang bisa menyaksikannya.

Nasib Komet Seiring Waktu[sunting | sunting sumber]


Komet periodik tidak dapat diaktivasi ulang untuk menumbuhkan coma dan ekor baru terus
menerus. Nukleusnya semakin lama semakin terkikis. Setiap memutari Matahari, ia kehilangan
beberapa meter lapisan permukaannya. Komet Halley misalnya, kehilangan sekitar 1 persen
massanya tiap kali melintasi perihelion.
Pada akhirnya, sebuah komet periodik akan kehilangan semua bahan lembutnya. Setumpuk
besar dan potongan kecil bahan padat keras dapat bertahan. Benda ini akan terus mengorbit
Matahari seperti planet kecil.

Berburu Komet[sunting | sunting sumber]


Beberapa komet baru dapat ditemukan setiap tahun. Astronom profesional menemukannya
dalam tumpukan data mereka di observatorium, sementara astronom amatir menemukan
sisanya.
Komet biasanya dinamakan sesuai penemunya. Pengecualian memang ada. contohnya Komet
Halley. Ia dinamakan sesuai Edmond Halley (16561742), untuk menghargai orang yang
pertama kali menghitung orbitnya. Nama tiga orang pertama yang melaporkan menemukan
komet baru secara serentak dapat diambil sekaligus untuk nama komet tersebut. Karena
perburuan komet adalah aktivitas internasional, maka seringkali kita menemukan komet dengan
nama yang susah disebut seperti komet periode pendek (5.3 tahun) bernama Komet Honda-
Mrkos-Pajdusakova!

Nama-nama Komet[sunting | sunting sumber]


Sekarang telah dikenal banyak nama komet, antara lain sebagai berikut.[13]

Komet Kohoutek.
Komet Arend-Roland dan Komet Maikos yang muncul pada tahun 1957.
Komet Ikeya-Seki, ditemukan pada bulan September 1965 oleh dua astronom Jepang, yaitu
Ikeya dan T. Seki.
Komet Shoemaker-Levy 9 yang hancur pada tahun 1994.
Komet Hyakutake yang muncul pada tahun 1996.
Komet Hale-Bopp yang muncul pada tahun 1997 dan lainnya.
Komet Lovejoy
Komet Halley terakhir muncul pada tahun 1986 dan muncul setiap 76 tahun.
Komet Elenin
Komet Encke komet ini merupakan salah satu dengan orbit terpendek yaitu 3 tahun sekali.
Komet Brooks Ditemukan Juli 1911 penemunya William Robert Brooks dan nama
belakangnya dijadikan nama komet ini.
Komet Lulin Ditemukan pada 11 Juli 2007.
Komet Hartley Komet ini nampak setiap 6 tahun sekali.
Komet Kopff namanya berasal dari nama penemunya yaitu August Kopff . Diperkirakan
nampak setiap 6 tahun sekali.
Komet Swan
Komet Bode ditemukan oleh Johann Elert Bode.
Komet Holmes ditemukan oleh Edwin Holmes.

Penyelidikan terhadap komet[sunting | sunting sumber]


Dewasa ini, pengamatan terhadap komet dapat dilakukan melalui teleskop visual maupun
teleskop fotografi yang dapat mengambil gambar pada area yang luas di angkasa. Sekitar
sepuluh komet baru ditemukan tiap tahunnya, dan rata-rata dalam tiga tahun terdapat satu
komet yang dapat diamati dengan mata telanjang.
Selain pengamatan melalui teleskop, para astronom juga memanfaatkan wahana antariksa untuk
melakukan penelitian terhadap komet. Komet Giacobioni Zinner tercatat sebagai komet pertama
yang diselidiki dari jarak dekat oleh wahana antariksa ketika pada tanggal 11 September 1985
wahana International Cometary Explorer (ICE) melintasi ekor plasma komet tersebut.
Komet Halley termasuk komet yang paling banyak diselidiki oleh wahana antariksa. Saat komet
tersebut melintas didekat orbit bumi pada sekitar tahun 1985-86 tercatat wahana Vega 1 & 2 (Uni
Sovyetsekarang Rusia), Sakigake (Jepang), Suisei (Jepang) dan Giotto (Uni Eropa) melintasi
komet tersebut untuk melakukan beberapa penyelidikan.
Terkadang komet juga diselidiki oleh wahana yang semula bukan dirancang untuk kepentingan
tersebut. Pada bulan Maret 1996, wahana antariksa NEAR (Near Earth Asteroid Rendezvous)
berhasil mengambil gambar komet Hyakutake dalam perjalanannya menuju asteroid 433 Eros.
Sementara itu pada tanggal 22 September 2001, wahana Deep Space 1yang sebenarnya
hanya merupakan sebuah wahana eksperimen yang telah habis masa tugasnyaberhasil
diarahkan untuk melintas dalam jarak hanya 2.200 km dari inti komet Borrelly. Para ilmuwan
berharap wahana ini dapat mengirimkan informasi mengenai sifat-sifat permukaan inti komet,
mengidentifikasi gas yang terkandung didalamnya, dan mengukur interaksi angin Matahari
dengan komet.
Misi penelitian lain yang sedang berjalan adalah misi wahana Stardust yang telah diluncurkan
pada bulan Februari 1999. Wahana ini direncanakan untuk bertemu dengan komet P/Wild 2
pada bulan Januari 2004 untuk melakukan penelitian terhadap objek tersebut serta
mengumpulkan material debu komet untuk dikembalikan ke bumi guna dianalisis pada bulan
Januari 2006.
Sementara itu misi Rosetta yang direncanakan akan diluncurkan pada bulan Januari 2003
dikirimkan untuk mengorbit komet 46 P/Wirtanen dan meluncurkan dua modul pendarat pada
permukaan komet tersebut.
Sebuah fotografi komet dapat ditemukan menggunakan teleskop atau teropong dengan visual.
Namun, bahkan tanpa akses ke peralatan optik, masih mungkin astronom amatir untuk
menemukan komet online dengan men-download gambar akumulasi oleh beberapa
observatorium satelit seperti SOHO. komet SOHO 2000 ditemukan oleh astronom amatir
Polandia Micha Kusiak pada 26 Desember 2010.
Lost komet[sunting | sunting sumber]
Sejumlah komet periodik ditemukan pada dekade sebelumnya atau abad sebelumnya kini hilang.
Orbit mereka tidak pernah dikenal cukup baik untuk memprediksi penampilan masa depan atau
komet telah hancur. Namun, kadang-kadang komet "baru" ditemukan, dan perhitungan orbitnya
menunjukkan hal itu terjadi komet lama "hilang". Contohnya adalah Comet 11P/Tempel-Swift-
LINEAR, ditemukan pada tahun 1869 namun tidak teramati setelah 1908 karena gangguan oleh
Jupiter. Itu tidak ditemukan lagi sampai tidak sengaja ditemukan kembali oleh LINEAR pada
tahun 2001.

Referensi[sunting | sunting sumber]


Catatan[sunting | sunting sumber]

1. ^ a b Budi Suryatin, "Fisika SMP/MTs Kls IX (KTSP)", Grasindo, 9790251688,


9789790251687.
2. ^ a b Ajen Dianawati, "Intisari Pengetahuan Alam Lengkap (IPAL) SD", Kawan Pustaka,
9793034726, 9789793034720.
3. ^ a b Mikrajuddin, "IPA FISIKA : - Jilid 3", ESIS, 9797345130, 9789797345136.
4. ^ a b Mikrajuddi, Dkk, "IPA TERPADU : - Jilid 3B", ESIS, 9797344657, 9789797344658.
5. ^ a b Amir Khosim & Kun Marlina, "Geografi SMA/MA Kls X (Diknas)", Grasindo,
9790250169, 9789790250161.
6. ^ a b Brian Williams, "Fakta Paling Top: Alam Semesta", Erlangga for Kids, 979741891X,
9789797418915.
7. ^ a b Agung Nugroho,dkk, "Siap Mhdp UN 09 IPA Terpadu SMP/MTs", Grasindo,
9790255772, 9789790255777.
8. ^ Redaksi Kawan Pustaka, "Mudah Menguasai Fisika SMP Kelas 1", Kawan Pustaka,
9797570509, 9789797570507.
9. ^ Ian Braham, "Ruang angkasa", Erlangga for Kids, 2005, 9797419231, 9789797419233.
10. ^ a b c Wisnu Sasongko, "Armageddon 2 : Antara Petaka dan Rahmat", Gema Insani,
9790770502, 9789790770508.
11. ^ a b c "Iimu Pengetahuan Ipa Kelas 6 Sekolah Dasar", Yudhistira Ghalia Indonesia,
9797467422, 9789797467425.
12. ^ Hartono, "Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta", PT Grafindo Media Pratama,
9799281601, 9789799281609.
13. ^ Tim IPA KP, "Alam Semesta; Penunjang Pelajaran IPA Kelas 4,5,6 SD", Kawan Pustaka,
9797570657, 9789797570651.

Anda mungkin juga menyukai