Anda di halaman 1dari 3

Ekor komet[sunting | sunting sumber]

Saat komet yang menyala dapat terlihat, ciri yang paling mencolok adalah ekor. Dalam penampakan
komet Halley pada tahun 1910, ekor komet terentang hingga lebih dari 90º di lengkung langit. Dalam
penampakan komet Halley yang terakhir sekitar tahun 1985-1986, titik pemanjangan ini tercapai
saat komet berada dalam sudut yang jauh dari Matahari, sehingga tidak terlihat terlalu dramatis di
langit malam.

Panjang ekor komet berkisar antara 1 juta hingga 100 juta km. Ekor komet biasanya pertama kali
muncul saat komet berada pada jarak 1,5 SA dari Matahari. Meskipun berukuran sedemikian besar,
tetapi setiap 1 km³ volume ekor komet mengandung materi lebih sedikit dibandingkan dengan 1 mm³
udara.

Saat sebuah komet berada di dekat Matahari, komet dapat memunculkan ekor gas dan debu yang
dilepaskan dari nukleus. Radiasi ultraviolet mengubah gas menjadi radikal bebas dan ion. Ion
berinteraksi dengan partikel bermuatan yang disemburkan oleh Matahari melalui angin matahari. Ion
ini pada akhirnya membentuk ekor gas atau ion yang selalu menjauhi matahari.

Tekanan radiasi, atau pancaran sinar matahari yang kuat, mendorong partikel debu keluar. Komet
terus bergerak dan ekor debunya melengkung di belakangnya. Ekor komet begitu tipis sehingga
hanya dapat dilihat dengan teropong bintang. Molekul dan atom netral terus mengembang keluar
hingga mereka terionisasi. Atom-atom hidrogen membentuk awan hidrogen besar. Awan hidrogen
yang mengelilingi nukleus komet Halley tahun 1986 tumbuh hingga diameter ratusan ribu kilometer.

Efek ion hidrogen yang dilepaskan oleh Komet Halley pada angin matahari dideteksi sejauh 35 juta
kilometer dari nukleus. Sebuah gelombang kejut ketika gas komet menahan dan memperlambat
angin matahari ditemukan sekitar 400 ribu kilometer di depan komet.

Ekor komet terbentuk dari gas koma dan selalu menjauhi Matahari. Semula, diduga bahwa tekanan
dari radiasi Matahari adalah satu-satunya penyebabnya, tetapi saat ini telah diketahui bahwa angin
Matahari memiliki peranan yang lebih besar dalam menentukan arah ekor komet. Angin Matahari
mengandung partikel-partikel yang terlempar dari Matahari. Kekuatan tekanan dari partikel-partikel
ini terhadap molekul gas dalam koma berkisar 100 kali lebih besar dari kekuatan gravitasi Matahari,
dengan demikian molekul-molekul tersebut terdorong oleh angin Matahari. Angin Matahari tidaklah
stabil, dan dapat mempengaruhi struktur ekor komet. Flare Matahari dan gangguan lainnya pada
Matahari sesekali dapat membuat ekor komet terlihat bergolak atau berbelok.

Sebuah komet dapat memiliki satu daripada dua jenis ekor, atau bahkan kedua-duanya sekaligus–
yang biasa disebut sebagai komet berekor ganda. Jenis ekor komet yang pertama adalah ekor yang
memanjang dan hampir lurus, memiliki struktur yang mirip serabut yang terdiri dari gas yang
terionisasi. Tipe ini digolongkan sebagai ekor Tipe I. Sedangkan tipe ekor komet lainnya yang
tergolong sebagai Tipe II, atau “ekor debu” berbentuk kelokan yang tajam dan lebih kabur. Tipe ini
tersusun atas debu yang diterpa oleh cahaya Matahari. Sebuah komet dapat memiliki beberapa ekor
debu disamping juga ekor gas (Tipe I). Beberapa komet diketahui memiliki ekor yang ganjil, di mana
ekornya menunjuk ke arah Matahari (contohnya adalah komet Arent Roland, 1957 III). Ekor komet
jenis ini terdiri dari lapisan debu yang sangat tipis yang keluar dari lapisan terluar komet dan
terkumpul disekitar orbit komet. Gas yang menyusun ekor komet di antaranya CO +, molekul
nitrogen, CH+, karbon dioksida, dan OH+. Ion-ion tersebut, seperti yang juga dijumpai pada koma
terbentuk saat molekul yang lebih besar terpisahkan oleh angin Matahari.
Jet[sunting | sunting sumber]
Pemanasan yang tidak merata dapat menyebabkan gas baru dihasilkan keluar dari titik lemah pada
permukaan inti komet, mirip dengan geyser. Aliran gas dan debu dapat menyebabkan inti berputar,
dan bahkan terpecah. Pada tahun 2010 terungkap es kering (karbon dioksida padat) dapat mengalir
keluar dari inti komet. Ini karena pesawat ruang angkasa terbang mendekat sehingga dapat melihat
tempat jet itu keluar, kemudian mengukur spektrum inframerah pada saat itu yang menunjukkan
bahan-bahan penyusunnya.

Fenomena komet[sunting | sunting sumber]


Komet merupakan fenomena alam yang amat menarik untuk diamati. Pada tahun 1705 Edmond
Halley memperkirakan bahwa komet terlihat pada tahun 1531, 1607, 1682, dan 1758. Komet
Halley—begitu nama komet tersebut—terakhir terlihat pada tahun 1986 silam. Inti atau pusat dari
Komet Halley di perkirakan kurang lebih 16 × 8 × 8 km. Inti dari Komet Halley sangat gelap.

Diperkirakan Komet Halley akan tampak lagi tahun 2061, karena kemunculan Komet Halley ini 76
tahun sekali. Komet-komet lain yang cukup dikenal adalah Komet West, Komet Encke (muncul tiga
tahun sekali), Komet Hyakutake, dan Komet Hale-Bopp.

Komet merupakan benda kecil yang sangat sulit untuk dilihat. Meskipun demikian, benda tersebut
merupakan satu-satunya planetoida yang dikenal sejak zaman purbakala. Ketika komet mendekati
matahari, terjadi efek visual yang spektakuler. Komet tersebut menguap dan memiliki ekor yang
terang, membentang hingga puluhan juta kilometer di belakangnya. Saat ini diketahui terdapat
banyak komet yang telah menghantam planet-planet. Komet mungkin turut berperan dalam
mengembangkan kehidupan di Bumi. Komet berbeda dengan asteroid, benda tersebut berbahan
utama es dan debu. Para ahli berpendapat bahwa komet merupakan bola salju kotor.

Komet atau benda bergerak di langit jumlahnya banyak sekali. Masing-masing komet memang telah
diberi nama, sekalipun masyarakat awam tak akan mengenal seluruh nama-nama komet tersebut.
Salah satu nama komet yang mungkin sering didengar adalah komet Halley. Masing-masing komet
tidak saja diberi nama yang berbeda namun sebenarnya bila diamati dengan saksama, memiliki ciri-
ciri yang berbeda pula satu sama lainnya.

Komet adalah salah satu benda langit yang sering diartikan sebagai bintang jatuh. Namun
sebenarnya komet bukanlah bintang, ia adalah benda langit yang mengitari matahari dan memiliki
orbitnya sendiri seperti planet. Dengan demikian komet seperti juga planet akan terus berputar
mengitari matahari pada orbitnya.

Hal unik dari benda langit ini adalah ketika komet mendekati matahari, komet akan membentuk
suatu atmosfer di sekelilingnya. Ketika komet melaju dengan sangat cepat, atmosfer ini bahkan bisa
membentuk sebuah ekor sehingga komet terlihat sangat indah. Pada saat membentuk ekor inilah
sering kali terlihat dari bumi sebagai sebuah bintang berekor, sehingga ada pula yang mengatakan
komet sebagai bintang berekor.

Pengamatan lebih detail tentang komet tentu saja dengan menggunakan teropong bintang,
sehingga bisa mengamati lebih detail tentang bentuk dan ciri-ciri khususnya. Seperti telah
disinggung sebelumnya selain memiliki nama yang berbeda, masing-masing komet ini juga memiliki
ciri dan karakter yang berbeda.

Orbit komet[sunting | sunting sumber]


Semua komet beredar di tata surya dalam orbit elips (bulat telur). Komet yang tercatat memiliki
periode orbit terpendek adalah komet Encke (3,3 tahun), sedangkan komet yang memiliki periode
panjang, memerlukan waktu hingga ribuan tahun untuk satu kali mengorbit Matahari. Beberapa
komet yang diamati menunjukkan bahwa komet itu hanya sekali muncul dalam orbit parabolik atau
hiperbolik yang membawanya mendekati Matahari hanya dalam sekali seumur hidupnya,
menimbulkan suatu kemungkinan bahwa komet tersebut mungkin berasal dari luar tata surya, tetapi
kurangnya data membuat dugaan ini sulit untuk dibuktikan.

Hampir seluruh komet yang kita kenali mendekati Matahari dalam jarak antara 0,005 hingga 2,5 SA
(satuan astronomi) pada perihelion. Apabila perihelion komet lebih jauh dari 2,5 SA, komet biasanya
tidak dapat diamati. Banyak di antara komet memiliki aphelion di sekitar orbit planet luar.
Sekelompok komet yang terdiri dari sekitar 75 komet diketahui sebagai “keluarga dekat” Jupiter dan
memiliki aphelion di sekitar orbit planet tersebut. Beberapa di antaranya merupakan kelompok
komet yang mengorbit secara bersama-sama. Komet jenis ini biasanya merupakan sisa-sisa dari
sebuah komet raksasa yang kemudian pecah dikarenakan pengaruh gravitasi dari Matahari atau
sebuah planet.

Para ilmuwan telah memindai sekitar 900 orbit komet. Beberapa di antaranya memiliki orbit di antara
garis edar planet Venus dan Mars dan memerlukan beberapa tahun untuk berevolusi. Sementara
yang lainnya, memiliki orbit yang eksentris, yaitu berbentuk lonjong dan memerlukan waktu berabad-
abad untuk melakukan revolusi. Komet sering diklasifikasikan menurut panjang periode orbit
mereka: semakin lama periode lebih panjang elips.

Anda mungkin juga menyukai