METODOLOGI
3.1 Pasut
Dalam pengambilan data pasut, ada dua cara pengukuran yang dapat dilakukan, yitu
pengukuran secara manual dan otomatis. Pengukuran manual menggunakan alat
palem, sementara dalam pengukuran otomatis dapat menggunakan tide gauge tipe
pelampung, tide gauge tipe tekanan, tide gauge tipe akustik, GPS buoy, dan satelit
altimetri.
Dalam pengolahan data pasut, dilakukan analisis harmonik pasut. Analisis harmonik
pasut dapat dilakukan dengan dua metode, yakni metode least square dan metode
Admiralty.
13
3.1.2 Pengolahan Data Pasut
Pengolahan data pasut yang dilakukan adalah analisis harmonik pasut. Pengolahan
data ini menghasilkan nilai dari amplitudo dan fasa dari masing-masing komponen-
komponen pasut. Terdapat sepuluh komponen pasut yang dihasilkan dari analisis
harmonik pasut yakni S2, K2, M2, N2, K1, P1, O1, Q1, Mf, M4. Sehingga setelah
didapatkan komponen-komponen pasut dapat diketahui karakteristik pasut di daerah
penelitian dan dapat dilakukan prediksi pasut.
Analisis harmonik pasut dapat dilakukan dengan dua metode, yakni metode
Admiralty dan metode least square. Dalam penelitian ini analisis harmonik pasut
dilakukan dengan metode least square.
1. Metode Admiralty
( ) 0 ∑ i i ( i i i) (1)
Dari persamaan gelombang (1), variabel amplitudo ( i) dan fasa (gi) adalah variabel
yang akan dihasilkan dari analisis harmonik pasut. Harga frekuensi gelombang ( i)
sudah diketahui nilainya, dapat dilihat pada tabel .. Nilai Vi dan fi merupakan fungsi
waktu pada konstanta tersebut dan dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2)
dan (6) atau bisa didapatkan dari tabel pada metode Admiralty. Nilai y(t) merupakan
14
nilai tinggi muka air yang didapatkan dari hasil pengamatan pasut pada saat t. Z0
merupakan nilai rata-rata dari seluruh nilai tinggi muka air laut hasil pengamatan.
- (2a)
- (2b)
1 (2c)
01 - (2d)
(2e)
(2f)
(2g)
(2h)
- ( ) (3a)
(3b)
1 - - ( ) ( ) (3c)
1 - ( ) ( ) (3d)
( )- ( ) (3e)
(3f)
( ) (3g)
(3h)
· Perhitungan s, h, p, dan N dengan nilai s’, h’, p’, dan ’ didapat dari persamaan
5a, 5b, 5c, 5d :
[ ]
s { } (5a)
trunc[ . 06 .0 T 0.010 T ]
p { } (5c)
60
· Perhitungan D, i, dan T
( ) (6a)
tahun-1 01
i int [ ] (6b)
{[ 65 (tahun-1 00)] i}
T (6c)
65
Untuk melakukan analisis pasut dengan menggunakan metode least square, perlu
dilakukan linearisasi dari persamaan (1) tersebut. Hasil linearisasi dari persamaan (1)
adalah sebagai berikut:
() 0 ∑ i ( i i) ( i i) (7)
Parameter yang dicari dalam persamaan (7) adalah nilai dari Ci dan Si.
Sementara harga amplitudo ai dan fasa gi dapat diperoleh dari hubungan:
ai √ i i fi (8)
gi arctan ( )
i
(9)
i
16
X=(AT.P.A)-1.ATPY (11)
Setelah nilai Ci dan Si diketahui, maka bisa diperoleh nilai dari amplitudo ai dan fasa
gi dapat dihitung (Windupranata, 2011b).
Gambar 3.2 adalah foto dari benchmark titik GPS PTM-2158 milik Pertamina yang
digunakan untuk pengikatan tinggi muka laut hasil pengamatan pasut.
3.2 Arus
Teknik pengukuran arus dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu lagrangian
dan eulerian. Pendekatan lagrangian dilakukan dengan pengamatan gerakan massa
air permukaan pada rentang waktu tertentu. Pendekatan eulerian dilakukan dengan
pengamatan arus pada suatu titik yang menghasilkan nilai kecepatan dan arah arus.
Pengukuran arus yang dilakukan dengan metode eulerian dengan cara mekanik
menggunakan alat current meter. Pengukuran arus dengan metode eulerian dapat
17
pula dilakukan dengan cara akustik dengan menggunakan alat current profiler.
Prinsip pengukuran arus dengan cara akustik menggunakan prinsip efek Doppler.
Pengambilan data arus dilakukan dengan menggunakan alat current meter. Data yang
dihasilkan dari alat ini berupa kecepatan dan arah pergerakan arus tiap detik. Tabel di
bawah ini menunjukkan data hasil pengukuran arus yang dilakukan:
18
3.2.2 Pengolahan Data Arus
Dari data kecepatan dan arah yang didapat dari hasil pengukuran diubah menjadi
vektor dengan komponen utara/selatan (v) dan komponen timur/barat (u). Hal ini
dilakukan untuk mengetahui arus yang khusus ke arah timur-barat dan utara-selatan.
Pengubahan nilai kecepatan dan arah menjadi komponen u dan v dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut:
Setelah di dapatkan nilai u dan v dari seluruh nilai kecepatan dan arah, nilai u dan v
dirata-ratakan tiap set data, sehingga tiap satu set data menghasilkan satu nilai u dan
satu nilai v. Vektor inilah yang merepresentasikan arus pada jam tersebut.
Dari nilai u dan v rata-rata tiap jam dapat diturunkan menjadi arah dan kecepatan
rata-rata tiap jam dengan persamaan sebagai berikut:
Dari hasil pengolahan data arus didapatkan nilai kecepatan dan arah rata-rata arus
tiap jam dan nilai komponen u dan v tiap jam. Dari data-data tersebut dibuat grafik
kecepatan rata-rata terhadap arah rata-rata arus tiap jam, scatter plot dari komponen
u dan v, grafik kecepatan arus terhadap tinggi muka air laut, dan grafik arah arus
terhadap tinggi muka air laut untuk kemudian dilakukan analisis dari masing-masing
grafik yang dihasilkan.
19