Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

METODOLOGI

3.1 Pasut
Dalam pengambilan data pasut, ada dua cara pengukuran yang dapat dilakukan, yitu
pengukuran secara manual dan otomatis. Pengukuran manual menggunakan alat
palem, sementara dalam pengukuran otomatis dapat menggunakan tide gauge tipe
pelampung, tide gauge tipe tekanan, tide gauge tipe akustik, GPS buoy, dan satelit
altimetri.

Dalam pengolahan data pasut, dilakukan analisis harmonik pasut. Analisis harmonik
pasut dapat dilakukan dengan dua metode, yakni metode least square dan metode
Admiralty.

3.1.1 Pengambilan Data Pasut


Data pasut yang dipakai merupakan data pasut hasil pengamatan langsung. Data
pasut diamati secara periodik dengan interval waktu tiap jam selama 15 hari mulai
tanggal 12 April 2012 pukul 06.00 sampai 27 April 2012 pukul 05.00. Pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan alat manual yakni palem dengan satuan
desimeter. Total data yang didapat berjumlah 360 data ketinggian muka air laut
selama pengamatan.

Gambar 3.1 Foto stasiun pengamatan pasut di Kecamatan Muara Gembong

13
3.1.2 Pengolahan Data Pasut
Pengolahan data pasut yang dilakukan adalah analisis harmonik pasut. Pengolahan
data ini menghasilkan nilai dari amplitudo dan fasa dari masing-masing komponen-
komponen pasut. Terdapat sepuluh komponen pasut yang dihasilkan dari analisis
harmonik pasut yakni S2, K2, M2, N2, K1, P1, O1, Q1, Mf, M4. Sehingga setelah
didapatkan komponen-komponen pasut dapat diketahui karakteristik pasut di daerah
penelitian dan dapat dilakukan prediksi pasut.

Analisis harmonik pasut dapat dilakukan dengan dua metode, yakni metode
Admiralty dan metode least square. Dalam penelitian ini analisis harmonik pasut
dilakukan dengan metode least square.

1. Metode Admiralty

Analisis harmonik pasut dengan menggunakan metode Admiralty dikembangkan


oleh Doodson pada tahun 1921. Analisis harmonik pasut dengan metode ini hanya
digunakan untuk menganalisis data pasut jangka waktu pendek (29 hari, 15 hari, 7
hari, dan 1 hari). Dalam proses perhitungannya digunakan tabel-tabel untuk
mempermudah perhitungannya. Terdapat 2 parameter yang dihitung, yaitu parameter
tetap dan parameter yang berubah terhadap waktu. Komponen yang dihasilkan
dengan menggunakan metode ini hanya 9 komponen, yaitu M2, S2, K2, N2, O1, K1,
P1, MS4, dan M4.

2. Metode Least Square

Gelombang pasut memiliki bentuk sinusodial dan merupakan penjumlahan dari


berbagai gelombang penyusunnya, maka persamaan gelombang pasut dapat
dituliskan seperti berikut:

( ) 0 ∑ i i ( i i i) (1)

Dari persamaan gelombang (1), variabel amplitudo ( i) dan fasa (gi) adalah variabel
yang akan dihasilkan dari analisis harmonik pasut. Harga frekuensi gelombang ( i)
sudah diketahui nilainya, dapat dilihat pada tabel .. Nilai Vi dan fi merupakan fungsi
waktu pada konstanta tersebut dan dapat dicari dengan menggunakan persamaan (2)
dan (6) atau bisa didapatkan dari tabel pada metode Admiralty. Nilai y(t) merupakan

14
nilai tinggi muka air yang didapatkan dari hasil pengamatan pasut pada saat t. Z0
merupakan nilai rata-rata dari seluruh nilai tinggi muka air laut hasil pengamatan.

· Perhitungan V untuk beberapa konstanta, dengan nilai s, h, dan p didapatkan dari


persamaan 4a, 4b, dan 4c :

- (2a)

- (2b)

1 (2c)

01 - (2d)

(2e)

(2f)

(2g)

(2h)

· Perhitungan f untuk beberapa konstanta dengan nilai N didapatkan dari


persamaan 4e :

- ( ) (3a)

(3b)

1 - - ( ) ( ) (3c)

1 - ( ) ( ) (3d)

( )- ( ) (3e)

(3f)

( ) (3g)

(3h)

· Perhitungan s, h, p, dan N dengan nilai s’, h’, p’, dan ’ didapat dari persamaan
5a, 5b, 5c, 5d :

[ -int(s )] 600 (4a)

h h -int(h ) 600 (4b)

p p -int(p ) 600 (4c)


15
[ -int( )] 600 (4e)

· Perhitungan s’, h’, p’ dan ’ dengan nilai T didapat dari persamaan 6c :

[ ]
s { } (5a)

trunc[ 0.1 6000. T 0.000 T ]


h { } (5b)
60

trunc[ . 06 .0 T 0.010 T ]
p { } (5c)
60

trunc[ 5 .16 1 .1 T 0.00 1T ]


{ } (5d)
60

· Perhitungan D, i, dan T
( ) (6a)

tahun-1 01
i int [ ] (6b)

{[ 65 (tahun-1 00)] i}
T (6c)
65

Untuk melakukan analisis pasut dengan menggunakan metode least square, perlu
dilakukan linearisasi dari persamaan (1) tersebut. Hasil linearisasi dari persamaan (1)
adalah sebagai berikut:

() 0 ∑ i ( i i) ( i i) (7)
Parameter yang dicari dalam persamaan (7) adalah nilai dari Ci dan Si.
Sementara harga amplitudo ai dan fasa gi dapat diperoleh dari hubungan:

ai √ i i fi (8)

gi arctan ( )
i
(9)
i

Persamaan (7) dapat dituliskan dalam persamaan matriks:


Y=A.X (10)
Dengan metode least square bisa diperoleh harga variabel Ci dan Si dalam
matriks X dengan hubungan:

16
X=(AT.P.A)-1.ATPY (11)
Setelah nilai Ci dan Si diketahui, maka bisa diperoleh nilai dari amplitudo ai dan fasa
gi dapat dihitung (Windupranata, 2011b).

3.1.3 Pengikatan Pasut


Tinggi muka laut di daerah penelitian kemudian diikatkan terhadap benchmark
terdekat dari titik pengamatan pasut. Pada tahap ini diukur beda tinggi antara
benchmark yang digunakan untuk pengikatan tinggi muka laut dengan palem yang
digunakan dalam pengamatan pasut. Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan
menggunakan metode sipat datar.

Gambar 3.2 adalah foto dari benchmark titik GPS PTM-2158 milik Pertamina yang
digunakan untuk pengikatan tinggi muka laut hasil pengamatan pasut.

Gambar 3.2 Benchmark yang digunakan untuk pengikatan pasut

3.2 Arus
Teknik pengukuran arus dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu lagrangian
dan eulerian. Pendekatan lagrangian dilakukan dengan pengamatan gerakan massa
air permukaan pada rentang waktu tertentu. Pendekatan eulerian dilakukan dengan
pengamatan arus pada suatu titik yang menghasilkan nilai kecepatan dan arah arus.

Pengukuran arus yang dilakukan dengan metode eulerian dengan cara mekanik
menggunakan alat current meter. Pengukuran arus dengan metode eulerian dapat

17
pula dilakukan dengan cara akustik dengan menggunakan alat current profiler.
Prinsip pengukuran arus dengan cara akustik menggunakan prinsip efek Doppler.

3.2.1 Pengambilan Data Arus


Data arus yang diolah didapatkan dari hasil pengukuran selama 22 jam dari mulai
pukul 12.00 tanggal 26 April 2012 sampai pukul 10.00 tanggal 27 April 2012.
Pengambilan data arus dilakukan tiap jam selama 5-10 menit tiap sesinya. Data arus
yang diukur merupakan data arus di permukaan.

Pengambilan data arus dilakukan dengan menggunakan alat current meter. Data yang
dihasilkan dari alat ini berupa kecepatan dan arah pergerakan arus tiap detik. Tabel di
bawah ini menunjukkan data hasil pengukuran arus yang dilakukan:

Tabel 3. 1 Data arus hasil pengukuran

Tanggal Waktu Kecepatan Arah


26/04/2012 11:57:54 0,094 234,72
26/04/2012 11:57:55 0,115 233,7
26/04/2012 11:57:56 0,092 233,59
26/04/2012 11:57:57 0,097 232,75
26/04/2012 11:57:59 0,09 234,26
26/04/2012 11:58:00 0,122 236,43
26/04/2012 11:58:01 0,104 236,73
26/04/2012 11:58:02 0,07 239,82
26/04/2012 11:58:03 0,128 241,15
.... .... .... ....
.... .... .... ....
27/04/2012 10:18:56 0,05 202,04
27/04/2012 10:19:08 0,046 204,71
27/04/2012 10:19:15 0,05 203,42
27/04/2012 10:19:30 0,044 200,17
27/04/2012 10:19:41 0,046 201,45
27/04/2012 10:19:47 0,054 199,71
27/04/2012 10:19:55 0,054 199,47
27/04/2012 10:19:59 0,058 193,41
27/04/2012 10:20:05 0,054 196,63
27/04/2012 10:20:12 0,052 197,64

18
3.2.2 Pengolahan Data Arus
Dari data kecepatan dan arah yang didapat dari hasil pengukuran diubah menjadi
vektor dengan komponen utara/selatan (v) dan komponen timur/barat (u). Hal ini
dilakukan untuk mengetahui arus yang khusus ke arah timur-barat dan utara-selatan.

Pengubahan nilai kecepatan dan arah menjadi komponen u dan v dilakukan dengan
menggunakan persamaan berikut:

u = kecepatan.sin (arah) (12)


v = kecepatan.cos (arah) (13)

Setelah di dapatkan nilai u dan v dari seluruh nilai kecepatan dan arah, nilai u dan v
dirata-ratakan tiap set data, sehingga tiap satu set data menghasilkan satu nilai u dan
satu nilai v. Vektor inilah yang merepresentasikan arus pada jam tersebut.

Dari nilai u dan v rata-rata tiap jam dapat diturunkan menjadi arah dan kecepatan
rata-rata tiap jam dengan persamaan sebagai berikut:

kecepatan rata-rata √u (14)

arah rata-rata tan-1 u (15)

Dari hasil pengolahan data arus didapatkan nilai kecepatan dan arah rata-rata arus
tiap jam dan nilai komponen u dan v tiap jam. Dari data-data tersebut dibuat grafik
kecepatan rata-rata terhadap arah rata-rata arus tiap jam, scatter plot dari komponen
u dan v, grafik kecepatan arus terhadap tinggi muka air laut, dan grafik arah arus
terhadap tinggi muka air laut untuk kemudian dilakukan analisis dari masing-masing
grafik yang dihasilkan.

19

Anda mungkin juga menyukai