Prinsip Penukar Kalor - 1

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS
OLEH
SANTOSO BUDI
santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,
santosobud@yahoo.com HP 08129589918
CURICULUM VITAE
Nama : Santoso Budi
Tgl,tempat lahir : 22 Oktober 1954, Jogjakarta
Pekerjaan : PT . Indonesia Power ( Purna Bhakti )
Doster UNTIRTA Fak Tek Mesin
Doster ISTA
Instruktur UDIKLAT Suralaya
Pendidikan Formal :
Sekolah Teknik Mesin
Poly Teknik ITB Bandung
Teknik Mesin UGM Jogjakata
Pendidikan/kursus non formal :
Maintenance Conveyor System tahun 1996, Samsung, Korea Selatan
Electro Static Presipitator tahun 2007, Denmark
Electrode Wire & EP Mechanism tahun 2007, Swedia
Continous Ship Unloader Krupp tahun 2007, Guang Zho China
Swirl Unloader Mac GREGOR tahun 2007, Filipina
Boiler Plasma Ignition System 2008, Yantai, China
Steam Power Plant 600 Mga Watt 2009, Nancang, China
PERPINDAHAN PANAS

PERPINDAHAN PANAS

CARA PERPINDAHAN PANAS
1. KONDUKSI : pemaparan panas dari satu tempat yang suhunya lebih
tinggi ketempat yang suhunya lebih rendah Perjalanan ini besifat
menghantar, tempat yang suhunya tinggi smua atomnya bertambah
kuat getaranya dan pada tempat dingin lambat getaranya.
Penghantaran panas terjadi sebagai akibat adanya beda getaran,
hingga akan merambat dari yang tinggi ke yang rendah
2. KONVEKSI : pemaparan panas dari satu tempat ketempat lain oleh

karena bahan panasnya sendiri yang bergerak
3. RADIASI : pemaparan panas yang tidak putus-putus dari suatu benda

panas kesekitarnya dengan cara pancaran/radiasi bentuknya sebagai
elombang elektro magnetik yang identik dengan gelombang cahaya

PRINSIP TRANSFER PANAS
KONDUKSI
dQ/dt = kA dT/dx
dQ/dt = Energie panas yang lewat persatuan waktu,

A = Luasan laluan energie panas dalam satuan ( m² ),
dT/dx = Penurunan suhu per satuan panjang lintasan laluan energie panas dalam satuan ( K/ m ) ,
k = Conductivitas panas.
Notice the distinction between thermal conductance, which relates to the actual thickness of a given material
(k/x) and thermal conductivity, which relates only to unit thickness

KONDUKSI ( METRIS )
T1 T2
Jean Baptiste Joseph
Fourier, 1768-1830
L
λ . F ( T1 – T2 )
Q = -----------------------
1 Kal / mnt = 69,77 watt ~ Nm/s ~ Joule/s L
Q = Arus panas yang melewati kepingan dalam ( Cal / jam )

L = Panjang kepngan dalam ( cm )
F = Luas penampang ( dalam cm² )
T1 = Suhu sisi panasnya tinggi ( ºC )
T2 = Suhu sisi panasnya rendah ( ºC )
λ = Koeficien perpindahan panas benda hantaran (Cal./ jam.cm. ºC )

KONDUKSI ( SI )
T1 T2
- k.A ( T2 – T1 )
q x = -----------------------
1 Watt~Nm/s~J/s = 0,0143 Kal / mnt L
q = Arus panas yang melewati luasan kepingan dalam ( Watt )
x = Panjang kepingan dalam ( m )
A = Luasan laluan panas dalam ( m² )
T1 = Suhu Absolut sisi panasnya tinggi ( K )
T2 = Suhu Absolut sisi panasnya rendah ( K )
k = Koeficien perpindahan panas benda hantaran ( W./ m.K )
CONTOH RAMBATAN PANAS KUNDUKSI
CONTOH.
Suatu papan gabus tebal 10 cm yang digunakan sekat ruang pada suhu - 12°C
dan muka yang lain pada suhu 21°C. Jika rata-rata keterhantaran termal gabus
di (dalam) cakupan temperatur ini adalah 0.042 J m-1 s-1 °C-1, Berapa yang
tingkat pemindahan kalor melalui sisi seluas 1 m2 pada dinding?
T1 = 21°C
T2 = -12°C
∆T = ( T1 - T2 ) = ( 21 – (- 12 ) = 33°C
A = 1 m2
k = 0.042 J m-1 s-1 °C-1
∆x = 0.1 m
q = 0.042 x 1 x 33
0.1
= 13.9 J s-1
COEFICIENT PERPINDAHAN
PANAS KONDUKSI PADA METAL
( dalam Cal/ jam. cm.ºC )
SUHU 0 ºC 100 ºC 300 ºC 500 ºC
MATERIAL
TEMBAGA 99,9 % - 325 319 311
ALUMINIUM 99,95 % 192 185 173 160
Magnesium 99,6 % - 120 116 122
ZINK 99,8 % 100 98 86 -
BESI 99,2% - 41 38 30

CONTOH PERHITUNGAN PANAS YANG HILANG
LEWAT DINDING PEMBATAS 1 LAPIS
DIETAHUI
Dinding bata yang membatasi ruang kerja dengan suhu t 1 = 20 ºC dengan
udara luar pabrik dengan suhu t 2 = 30 ºC
Panjang = 5 meter
Lebar = 3 meter
Tebal = 250 mm
λ = 0,6 k cal / m. jam. ºC
DITANYAKAN
Berapa panas yang hilang , mengalir keluar setiap hari
30ºC
20ºC

JAWABAN
λ . F ( T1 – T2 )
Q = -----------------------
L
F = p x l =(5 x 3 ) m² = 15 m²
0,6 X 15 ( 20 – 30)
20 30 Q = --------------------------- = - 360 k Cal / jam
0,250
Jadi yang hilang / mengalir setiap hari =
= 24 x 360 k Cal
= 8.640 k Cal / hari
Tanda negatip berarti panas justru mengalir

Berlawanan dengan tanda panah

KONDUKSI
LEWAT 2 KEPING
T1 T2
1 TX 2
L1 L2
λ1.F1 ( T1 – TX )
Q1 = ---------------------------
L1 F (T1 - Tn+1 )
Q = ------------------------
λ2.F2 ( TX – T2 ) L1/ λ1 + Ln/ λn
Q2 = --------------------------
L2
CONTOH PERHITUNGAN PANAS YANG HILANG
LEWAT DINDING PEMBATAS 2 LAPIS
DIETAHUI
Dinding bata dan kayu yang membatasi ruang kerja dengan suhu t 1 = 20
ºC dengan udara luar pabrik dengan suhu t 2 = 30 ºC
Panjang = 5 meter
Lebar = 3 meter
Tebal diing 1 = 250 mm, dinding 2 = 300 mm
λ1= 0,6 k cal / m. jam. ºC , λ2 = 30 k cal / m. jam. ºC
DITANYAKAN
Berapa panas yang hilang tiap jam dan berapa suhu di dalam dinding 2
30 ºC
? ºC T 1 = 20 ºC
T x = T2 ºC
20 ºC T 3 = 30 ºC

JAWAB SOAL DINDING PEMBATAS 2 LAPIS
F (T1 - Tn+1 )
Q = ------------------------
L1/ λ1 + Ln/ λn
F = p x l = (5 x 3) m² = 15 m²
15 ( t1 – t 2+1 )
Q = ----------------------------
0,25/ 0,6 + 0,30/ 30
20ºC 30ºC
Q = - 23, 43 k Cal / jam
T1 – T2
Q = ----------------
L1/λ1
T 2 = Tx T2 = 20 – (– 23,43(0,4166))
29,76 ºC
= 29, 76 ºC

KONDUKSI PADA PIPA
ARAH MELINTANG
R2
Q = Arus pnas yg mengalir ( Cal/jam)
Rx R 1 = jari-jari dalam Isolasi ( cm )
R1 R x = jari-jari antara Isolasi ( cm )
R 2 = jari-jari luar Isolasi ( cm )
T 1 = suhu dalam Isolasi º C
T x = suhu antara Isolasi º C
T 2 = suhu luar Isolasi º C
F = lusan teraliri panas 2 R.l( cm² )
T2
Tx
2 F. λ ( T1 – T 2 ) T1
Q = ---------------------------
ln R2 / R1

KONDUKSI PADA PIPA
ARAH MEMANJANG
δ2 δ3
δ1 = tebal pipa ( m )
δ2 = tebal isolasi 1 ( m )
δ3 = tebal isolasi 2 ( m )
d1= diameter dalam pipa (m)
T1 d2= diameter luar pipa (m)
d3= diameter luar isolasi 1= d2+ ( 2 δ2 ) m
d4= diameter luar isolasi 2= d3+ ( 2 δ3 ) m
T1= temperatur dalam pipa ( ºC)
T4
T4= teperatur luar isolasi ( ºC)
n = jumlah lapisan
d1
2 (T1 - T (n+1)
d2 Q = ---------------------------------- k Cal / m.jam
d3 Σ 1/ λi. ln (( di +1)/di )
d4

CONTOH PERHITUNGAN PANAS YANG
HILANG LEWAT PIPA / SLINDER
DIETAHUI
Diameter dalam pipa = 160 mm, diameter luar = 170 mm
Dilapii 2 lapis bahan tebal lapisan 1= 30 mm, lapisan 2 = 50 mm
Koeficien perpindahan panas
a. Pipa = 50 k cal / jam ºC
b. Isolasi 1 = 0,15 k cal / jam ºC
c. Isolasi 2 = 0, 08 k cal / jam ºC
Suhu pada pipa bagian dalam t 1 = 300 ºC,suhu luar pipa t 4 = 50 ºC
DITANYAKAN
Berapa banyak panas yang hilang tiap satuan panjang dan hitung teperatur
Diatara lapisan

JAWABAN KONDUKSI MELALUI PIPA / SILINDER
BERLAPIS
d1= 160 mm
δ2 δ1 δ3 d2= 170 mm
d3= d2+ ( 2 δ2 ) = 170 + (2x30)=230 mm
d4= d3+ ( 2 δ3 ) = 230 + (2x50)=330 mm
T1= 300 ºC
T4= 50 ºC
n = 3
T1 λ1 = 50 k cal / jam ºC
λ2= 0,15 k cal / jam ºC
λ3= 0, 08 k cal / jam ºC
T4 2 (T1 - T (n+1)
Q = ---------------------------------- k Cal / m.jam
Σ 1/ λi. ln (( di +1)/di )
d1
d2 2x 3,14 ( 300 – 50 )
Q = [ ---------------------------------------------------------------------- ]
d3 1/50 ln 0,17/0,16+1/15 ln 0,23/0,17+1/0,08 ln0,33/0,23
d4 Q = 240, 50 k cal / m. jam

Mencari Temperatur tiap lapisan
MENCARI TEMPERATUR T2
T 2 = …. ?
n = 1
2π (T1 - T (1+1)
Q = ---------------------------------- = 240, 50 k Cal / m.jam
Σ 1/ λi. ln (( di +1)/di )
2π ( 300 – T2 )
240, 50 = ----------------------------------
1/ 50. ln (0,17/0,16 )
T2 = 299, 95 ºC
MENCARI TEMPERATUR T3
T 3 = …. ?
n = 2
2π (T1 - T (2+1)
Q = ---------------------------------- = 240, 50 k Cal / m.jam
Σ 1/ λi. ln (( di +1)/di )
2π ( 300 – T3 )
240, 50 = ---------------------------------------------------------------
1/ 50. ln (0,17/0,16 ) + 1/0,15 ln ( 0,23/0,17)
T3 = 222, 83 ºC
CONVECTION
kf
hc = NU -------
L

PENENTUAN HARGA KOEFISIEN
PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
1. Analisa demensional yang digabungkan dgn percobaan

percobaan / sifat fluida ( Viscositas, Bd, Daya hantar
konduksi, panas jenis dll )
2. Penyelesaian matematik yang eksak terhadap persama an-
persamaan lapisan batas / kecepatan aliran ( koef perpindh
panas konveksi naik jika kecepatan aliran bertambah )
3. Analisa pengira-iraan terhadap lapisan batas dengan
metode Integral ( Laminair, Turbulent )
4. Analogi antara perpindahan panas, massa dan momentum
(bentuk permukaan metal & kekasaran permukaan logam)

JENIS PERPINDAHAN PANAS
CONVEKSI
1. PERPINDAHAN CONVEKSI ALAMI / NATURAL
2. PERPINDAHAN CONVEKSI PAKSA
1. Aliran PAKSA Turbulensi ( Re >>2.200 ), Persamaan yang dipakai
Pr .f
0,25
0,80 0,43
Nu = 0,021 x Re.f x Pr.f x ( ---------)
Pr.w
2. Aliran PAKSA Laminair ( Re < 2.200 ), Persamaan yang dipakai
Pr.f
0,25
0,33 0,43 0,1
Nu = 0,17 x Re.f x Pr.f x Gr.f ( ---------)
Pr.w
REYNOLD NUMBER

REYNOLD NUMBER

General Convection (Forced and Free)
Parameter Formula Interpretation

Ratio of fluid velocity boundary layer
Prandtl Number: thickness to the fluid temperature
boundary layer thickness.
Ratio of heat transfered from surface to
Nusselt Number:
heat conducted away by fluid.

NUSSELT
h = convective heat transfer coefficient (W/m2K)

λ ( lamda ) = thermal conductivity of fluid (W/mK)
L = characteristic length (m)
PRANDTL
where
η = is viscosity,
ρ = is density, and
α = is thermal diffusivity.

FOURIER
BILANGAN FOURIER TANPA SATUAN AKAN
MENUNJUKAN PERPINDAHAN PANAS YANG
TIDAK STABIL
where:
α = is the thermal diffusivity [m2/s]
t = is the characteristic time [s]
R = is the length through which conduction occurs [m]

GRASHOF
.
where
Ra = Rayleigh number
Gr = Grashof number
Pr = Prandtl number
g = gravity constant (N/kg)
β = thermal expansion coefficient (1/K)
∆T = temperature difference between surface and quiescent temperature (K)
L = characteristic length (mostly effective height, for a plate it is the actual height) (m).
ν = kinematic viscosity = η/ρ (= dynamic viscosity/density) (m2/s)

KEGUNAAN BILANGAN GRASHOF
To make sure we can ignore the effects of forced convection, we look at the
ratio of the Grashof and Reynolds number. If the criteria:
is met, then free convection is of primary importance and we can ignore forced
convection.
Generally, the criteria for combined free and forced convection is:
BILANGAN GRASHOF YANG TIDAK BERDEMENSI , MENUNJUKAN

GAYA ANGKAT (BOUYANT) YANG TERJADI PADA ZAT CAIR, YANG
DISEBABKAN KARENA BEDA BERAT JENIS, HINGGA TERJADI PER
PINDAHAN PANAS KONVEKSI SECARA ALAMIAH ( FREE CONVECTION)

PECLET NUMBER
Where
vx = is the average linear velocity,
d0 = is the mean grain diameter,
D* = the diffusion coefficient.
As the Peclet number increases, advective-dispersive processes (first
term in equation 3 and 4)
BILANGAN PECLET MENYATAKAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH

PERPINDAHAN PANAS YANG DISEBABKAN OLEH KONVEKSI DAN
KONDUKSI
santoso budi, Fak Tek Mesin
UNTIRTA,
santosobud@yahoo.com HP
PERSAMAAN UNTUK MENGHITUNG
PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
Nu = f ( Fo, Re, Pe, Gr ) atau Nu = f ( Fo, Re, Gr, Pr )
1. Aliran tetap tunak (steady-state flow),maka Fourier number

( Fo) konstan, hingga dapat dihilangkan, jadi
Nu = f ( Re, Pe, Gr ) atau Nu = f (Re, Gr, Pr )
2. Aliran paksa Turbulent tetap tunak ((steady-state forced

turbulent flow ), tidak ada pengaruh konveksi alam, maka
Grashof ( Gr ) dapat dihilangkan. Jadi
Nu = f ( Re, Pe )

UNTIRTA,
ALIRAN BEBAS/ALIRAN ALAM
( FREE FLOW )
3. Aliran Bebas / aliran alam ( free flow ) untuk aliran alam
pengaruh bilangan Reynolds ( Re ) dapat dihilangkan,
sehingga persamaan menjadi
Nu = f ( Pe, Gr )
4. Aliran gas-gas yang mempunyai valensi sama, dimana

bilangan Prandtl ( Pr ) sama dan konstant jadi dapat
diabaikan sehingga persamaan menjadi
Nu = f ( Re )
Nu = f ( Gr )

UNTIRTA,
CONVECTION NATURAL
( FREE NATURAL )
PENYEBABNYA CONVEKSI NATURAL /ALAMI :
1. PERBEDAAN SUHU DINDING DAN FLUIDA

1. Beda suhu kecil, aliran conveksinya LAMINAIR
2. Beda suhu besar, aliran TURBULENT
2. PERBEDAAN BERAT JENIS FLUIDA, makin kecil makin ringan dan

bergerak keatas
Untuk menghitung temperatur atau suhunya dipakai harga rata-rata
(tw+tf ) tm = temp rata fluida ºC

t m = ------------------- t w = temp permukaan benda ºC
2 t f = temp fluida ºC

UNTIRTA,
HUBUNGAN BILANGAN TANPA DEMENSI
DENGAN PEMINDAHAN KONVEKSI ALAM
HARGA HARGA HARGA

( Gr x Pr ) C n
-3 2
1 x 10 s/d 5 x 10 1,18 1/8
5 x 10 2 s/d 2 x 10 7 0,54 1/4
1 x 10 7 s/d 1 x 10 13 0,135 1/3

CONTOH SOAL CONVEKSI
Hitung Jumlah panas yang hilang setiap Jam dari suatu pipa uap yang berdiameter
(d)=100 mm, panjang = 4 meter, jika temperatur pipa ( t w )=170º C dan tempe
ratur sekitar/ udara luar ( t f ) = 30 ºc
t f = 30 ºC t w = 170 ºC
L = 4 mtr
d = 100 mm

JAWAB SOAL CONVEKSI
JAWAB
t m = ½( t w + t f) = ½ ( 170 + 30 ) ºC = 100 ºC
∆ t = ( t w - t f) = ( 170 - 30 ) ºC = 140 ºC
Dari tabel A6 untuk t m = 100 ºC didapat,
-2 -2
λ = 2,76 . 10 k cal/m. jam . ºC, v = 23,13 10 m/sec, Pr = 0,688
( 9,81) x ( 1/100 ) x ( 140) x ( 0,1 )3
Gr = ------------------------------------------------ = 2,57 . 10 7
( 23,13 . 10 -2 ) 2
Gr x Pr = 2,57.10 7 x 0,688 = 1,77. 10 7
Dari tabel didapatkan C = 0,54, n = ¼
¼
Nu = C (Gr x Pr) n = 0,54 ( 1,77.10 7 ) = 35,03
Nu. λ ( 35,03 ) x 2,76 . 10 -2 k cal/m.jam.ºC
h = -------------- = -------------------------------------------------- = 9,668 k cal/m2.jam. ºC
d 0,1 m
Jumlah panas (Q) = h. F.( t w - t f ) = 9,668 Xπ X0,1X4 X ( 170 - 30 ) = 1.700,00
Jadi jumlah panas yg hilang = 1.700 k cal / jam

CONVEKSI santosobud@yahoo.com HP 08129589918
Tf 1
( T f1 – T f2 )
T w1 Q = -------------------------
T w2 1/α1 + δ/ λ1+1/ α2
T f2
δ
Q = Arus panas yang melewati kepingan dalam ( Cal / jam )
δ = tebal lapisan kepingan bidang dalam ( cm )
F = Luas penampang ( dalam cm² )
T f1 = Suhu fluida dalam dinding / sisi panas ( ºC )
T f2 = Suhu fluida luar dinding / sisi dingin ( ºC )
T w1 = Suhu permukaan dinding sisi dalam / panas ( ºC )
T w2 = Suhu permukaan dinding sisi luar / dingin ( ºC )
α1 = Koef perpindahan panas konveksi fluida 1 panas (Cal./ jam.cm. ºC )
α2 = Koef perpindahan panas konveksi fluida 2 panas (Cal./ jam.cm. ºC )
λ1 = Koeficien perpindahan panas konduksi lapisan 1 (Cal./ jam.cm. ºC )
PANAS CONVEKSI PADA ZAT CAIR
MATERIAL
ALKOHOL 0,1630 0,1550 - -
ASAM CUKA 0,1520 0,1460 - -
ACETON 0,1510 0,1420 0,1340 -
MINYAK 0,1590 0,1520 0,1480 0,1470
VASELIN 0,1080 0,1060 0,0104 0,1010
AIR 0,1250 0,1960 - -

PANAS CONVEKSI PADA GAS
MATERIAL
O2 ( Udara ) 0,0210 0,0276 0,0396 0,0494
N2 ( zat lemas) 0,0290 0,0271 0,0386 0,0480
O ( zat asam ) 0,0212 0,0283 0,0413 0,0529
CO 0,0126 0,0196 0,0336 0,0472
N 0,0150 0,0186 0,0358 0,0596

ANALOGIS HEAT TRANSFER DENGAN
RANGKAIAN LISTRIK
TA = Temp Fluida ( A )
TB = Temp Fluida ( B )
T1 = Temp dinding sisi Fluida ( A )
T2 = Temp dinding sisi Fluida ( B )
h1 = Konduktansi permukaan satuan pada sisi Fluida ( A )
h2 = Konduktansi permukaan satuan pada sisi Fluida ( B )
TA T1 T2 TB
R1 R2 R3

PERSAMAAN HEAT BALANCE
1. q = G . Cp ( t1.1 – t1.2)
= W . ∂ . Cp ( t1.1 – t1.2)
2. q = k. F . ∆t
Dari persamaan diatas dapat digunakan mencari luasan pipa Penukar
Kalor
q = Energi panas yang serapan ( dalam k cal/jam)

G = Jumlah aliran ( dalam kg/jam )
Cp = Panas jenis aliran ( dalam k cal/ kg.ºc )
W = Energi panas lepasan( dalam k cal/jam)
∂ = masa jenis zat cair panas ( dalam kg / m³)
K = Konstanta bahan yg terkena panas (Cal/det.m.ºC )
F = luasan serapan panas ( dalam m²)
Contoh Aliran Paralel
Diketahui Suau Cooler Minyak Pelumas, menggunakan media pendingin Air
dengan sistem arah aliran searah ( Paralel flow )
(Tm)m Temp minyak masuk ( Tm) m = 160 ⁰C
Temp minyak keluar ( Tm) k = 100 ⁰C
Cp minyak = 2.350 J / kg.K ( lihat tabel minyak )
(Ta) m Temp air pendingin masuk ( Ta ) m = 15 ⁰C
Temperatur air keluar ( Ta ) k = 85 ⁰C
Cp air = 4.181 J / kg.K ( lihat tabel minyak )
(Ta)k Jika kapasitas minyak yang didinginkan = 2,5 kg/s
Hitung :
1. Enegi panas yang dilepaskan minyak pelumas
(Tm) k 2. Berapa massa air yang diperlukan
T (Tm) k
(Ta) k
ALIRAN PARALEL
1. Fluida aliranya searah ( Paralel )
t1(1)
160 ⁰C t1(2) = 100 ⁰C
t2(1) t2 (2) = 85 ⁰C
15 ⁰ C
∆T (1) ∆T(2)
( 160 – 15 ) – (100 – 85 )
∆T = -------------------------------------- = 57,32 ⁰C
ln { ( 160 – 15) / (100 – 85)}

Jawab Aliran searah
(paralel flow)
q = mm . Cp m ( ∆T)
= 2,5 kg/s x 2350 J/kg.K x (57,32 ) ⁰C
q = 336.755 W
2. Massa air pendingin yang diperlukan

q 336.755 W
ma = ------------------------------ = ------------------------------------
Cpa (Ta m - Ta k ) 4187J/kg K( 85 – 15 ) ⁰C
m a = 1,14 kg / s

Contoh Aliran Counter flow
Diketahui Suau Cooler Minyak Pelumas, menggunakan media pendingin Air
dengan cara arah aliran belawanan ( Cross flow )
(Tm)m Temp minyak masuk ( Tm) m = 160 ⁰C
Temp minyak keluar ( Tm) k = 100 ⁰C
Cp minyak = 2.350 J / kg.K ( lihat tabel minyak )
(Ta)k Temp air pendingin masuk ( Ta ) m = 15 ⁰C
Temperatur air keluar ( Ta ) k = 85 ⁰C
Cp air = 4.181 J / kg.K ( lihat tabel minyak )
(Ta)m Jika kapasitas minyak yang didinginkan = 2,5 kg/s
Hitung :
(Tm) k 2. Berapa masa minyak yang dapat didinginkan
(Tm) k
(Ta) m santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,
ALIRAN BERLAWANAN
(Counter )
1. Fluida aliranya searah ( Paralel )
t1(1)
160 ⁰C t1(2) = 100 ⁰C
t2(2) t2 (1) = 15 ⁰C
1. 85 ⁰C
∆T.1 ∆T.2
( 160 – 85 ) – (100 – 15)

∆T = -------------------------------------------- = 79,68 ⁰C
ln { (160 – 85 ) / ( 100 – 15 )}

Jawab Aliran berlawanan
(Cross flow)
1. Enegi panas yang diserap air pendingin
q = ma . Cp a ( ΔT)
= 1,14 kg/s x 4181 J/kg.K x ( 79,68) ⁰C
q = 379.781, 97 Watt
2. Berapa masa minyak yang dapat didinginkan

q 379.781, 97 Watt
mm = ------------------------------ = ------------------------------------
Cp m (Tm m - Tm k ) 2350 J/kg K( 160 – 100 ) ⁰C
m m = 2,6 kg / s

RADIASI

TETAPAN DALAM RADIASI
σ = konstanta Stefan-Boltzman, adalah menunjukan bahwa

permukaan benda hitam manapun diatas suhu nol mutlak
meradiasikan energi dengan laju yang sebanding dengan suhu
mutlak pangkat empat.
Nilai = 0,1714 x 10 -8 Btu / h ft2 R4

= 5,67 x 10 -8 Watt / m2 K4
ε = emission ( emittance ) adalah emitansi atau daya pncar

permukaan benda kelabu terhadap pancaran dari radiator sempurna
pada suhu yang sama

REYNOLD NUMBER
Osborne Reynold berasal
Irlandia yang lahir pada 23
Agustus 1842 dan menutup usia
pada 21 Februari 1912.

CONTOH RADIASI
Pemindahan kalor pemanggang / oven ke sebungkal roti tawar di dalam suatu tungku dengan cara
Radiasi . Hitung pemindahan kalor netto dengan cara radiasi tsb jika temperatur oven seragam
177°C, harga emisivitas dari permukaan roti tawar adalah 0.85, temperatur awal pada luasan
permukaan roti tawar 0.0645 m2 adalah sebesar = 100°C
Luasan (A) = 0.0645 m2
Temp roti ( T1 ) = (273 + 100 ) K = 373 K
Temp pemanggang ( T2 ) = (273 + 177 ) K = 450 K
Emisivitas (ε ) = 0,85
σ (konstanta Stefan-Boltzman ) = 5.67 x 10-8 Watt / m2 K4
q = A.ε. σ (T14- T24 )

= 0.0645 x 0.85 x 5.67 x 10-8 (4504- 3734)
= 68.0 J s-1.= 68 Watt
.
σ = ( sigma) tetapan Stefan-Boltzmann = 5.67 x 10-8 J m-2 s-1K-4

RADIASI
Stefan-Boltzman Law
The Sefan-Boltzman law relates the total amount of radiation emitted by an
object to its temperature: E=sT4
where:
E = total amount of radiation emitted by an object per square meter (Watts m-2)
s is a constant called the Stefan-Boltzman constant = 5.67 x 10-8 Watts m-2 K-4
T is the temperature of the object in K
Consider the earth and sun:Sun: T = 6000 K

so E = 5.67 x 10-8 Watts m-2 K-4 (6000 K)4 = 7.3 x 107 Watts m-2
Q: is this a lot of radiation??? Compare to a 100 Watt light bulb.....
Earth: T = 288K
so E = 5.67 x 10-8 Watts m-2 K-4 (288 K)4 = 390 Watts m-2
Q: If you double the temperature of an object, how much more radiation will it
emit?

Prinsip Penukar Kalor - 1

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Prinsip Penukar Kalor - 1

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PRINSIP PERPINDAHAN PANAS

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

2. KONVEKSI : pemaparan panas dari satu tempat ketempat lain oleh

3. RADIASI : pemaparan panas yang tidak putus-putus dari suatu benda

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

dQ/dt = Energie panas yang lewat persatuan waktu,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

Q = Arus panas yang melewati kepingan dalam ( Cal / jam )

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

TEMBAGA 99,9 % - 325 319 311

ALUMINIUM 99,95 % 192 185 173 160

Magnesium 99,6 % - 120 116 122

ZINK 99,8 % 100 98 86 -

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

Tanda negatip berarti panas justru mengalir

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

1. Analisa demensional yang digabungkan dgn percobaan

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

2. Aliran PAKSA Laminair ( Re < 2.200 ), Persamaan yang dipakai

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

Parameter Formula Interpretation

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

h = convective heat transfer coefficient (W/m2K)

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

BILANGAN GRASHOF YANG TIDAK BERDEMENSI , MENUNJUKAN

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

BILANGAN PECLET MENYATAKAN HUBUNGAN ANTARA JUMLAH

1. Aliran tetap tunak (steady-state flow),maka Fourier number

2. Aliran paksa Turbulent tetap tunak ((steady-state forced

santoso budi, Fak Tek Mesin

4. Aliran gas-gas yang mempunyai valensi sama, dimana

santoso budi, Fak Tek Mesin

1. PERBEDAAN SUHU DINDING DAN FLUIDA

2. PERBEDAAN BERAT JENIS FLUIDA, makin kecil makin ringan dan

Untuk menghitung temperatur atau suhunya dipakai harga rata-rata

(tw+tf ) tm = temp rata fluida ºC

santoso budi, Fak Tek Mesin

HARGA HARGA HARGA

5 x 10 2 s/d 2 x 10 7 0,54 1/4

1 x 10 7 s/d 1 x 10 13 0,135 1/3

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

ALKOHOL 0,1630 0,1550 - -

ASAM CUKA 0,1520 0,1460 - -

ACETON 0,1510 0,1420 0,1340 -

MINYAK 0,1590 0,1520 0,1480 0,1470

VASELIN 0,1080 0,1060 0,0104 0,1010

AIR 0,1250 0,1960 - -

santoso budi, Fak Tek Mesin UNTIRTA,

SUHU 0 ºC 100 ºC 300 ºC 500 ºC