Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL BOOK REVIEW

MATEMATIKA TERAPAN

NAMA : MUHAMMAD ARYANANDA


NIM : 5193550006
PRODI : TEKNIK SIPIL S-1
KELAS :C
DOSEN PENGAMPU : SYAFIATUN SIREGAR, S.T., M.T
MATA KULIAH : MATEMATIKA TERAPAN

PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
A. Pengertian Integral

Integral merupakan bentuk operasi yang menjadi kebalikan (invers) dari operasi turunan dan
limit dari jumlah atas suatu daerah tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua hal yang
dilakukan dalam integral sehingga dikategorikan menjadi 2 jenis integral. Pertama, integral sebagai
invers atau kebalikan dari turunan tersebut sebagai integral tak tentu. Kedua, integral sebagai limit
dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu disebut integral tentu.

1. Integral Tak Tentu

Integral tak tentu seperti sebelumnya merupakan invers atau kebalikan dari turunan.
Turunan dari suatu fungsi, jika diintegralkan akan menghasilkan fungsi itu sendiri. Misal :

Turunan dari fungsi aljabar y = x3 adalah y’ = 3x2

Turunan dari fungsi aljabar y = x3 + 16x adalah y’ = 3x2 + 16

Seperti yang sudah dipelajari dalam materi turunan, variabel dalam suatu fungsi mengalami
penurunan pangkat. Berdasarkan contoh tersebut, diketahui ada banyak contoh fungsi yang
memiliki hasil turunan yang sama yaitu y’ = 3x2. Fungsi dari variabel x3 ataupun fungsi dari
variabel x3 yang ditambah atau dikurang oleh suatu bilangan (misal contoh +4 +5 +13 atau -4)
memiliki turunan yang sama. Jika turunan tersebut diintgralkan, seharusnya adalah menjadi fungsi
– fungsi awal sebelum diturunkan. Namun, dalam kasus tidak diketahui fungsi awal dari suatu
turunan, maka hasil integral itu dapat ditulis :

f(x) = y = x3 + c

Dengan nilai C bisa berapapun. Notasi C ini bisa disebut sebagai konstanta integral. Integral tak
tentu dari suatu fungsi dinotasikan sebagai :

∫ 𝑓(x)dx

Pada notasi tersebut dapat dibaca integral terhadap x”. Notasi disebut integran. Secara umum
integral dari fungsi f(x) adalah penjumlahan F(x) dengan C atau :

∫ 𝑓(x)dx = F(x)
Karena integral dan turunan berkaitan, maka rumusan integral dapat diperoleh dari rumusan
penurunan. Jika turunan :

d a
xn+1 = axn
dx (n + 1)

Maka rumus integral aljabar diperoleh :


a
∫ 𝑎𝑥 n dx = xn+1 + c
(n + 1)

Dengan syarat n ≠ 1
2. Integral Tentu

Landasan dasar mengenai integral tentu pertama kali diperkenalkan oleh seorang ilmuan terkenal
yaitu Newton dan Leibinz yang kemudian diperkenalkan lebih lanjut secara modern oleh Riemann.

Pengertian Integral ini memiliki batas atas dan batas bawah. Didalam aplikasinya, integral tentu banyak
digunakan untuk menghitung luas di bawah kurva dengan batas-batas tertentu atau menghitung volume
benda jika diputar.

Mengenal Beberapa Sifat dan Rumus Integralnya


Dibawah ini adalah sifat-sifat dari operasi integral, yaitu:
Rumus Dasar Integral

Selain rumus dasar di atas, kita juga bisa menggunakan rumus cepat lagi praktis seperti yang dipaparkan
dibawah berikut:

1. Integral Lipat

Integral lipat adalah generalisasi dari integral tertentu terhadap fungsi beberapa variabel, seperti
f(x,y) atau f(x,y,z). Integral suatu fungsi dua variabel terhadap luasan di R2 dinamakan integral lipat dua.
Dan integral fungsi tiga variabel pada volume R3 dinamakan integral lipat tiga.
Sama seperti integral pasti dari fungsi positif satu variabel mewakili luas daerah antara grafik
fungsi dan sumbu x, integral lipat dari fungsi positif dua variabel mewakili volume dari wilayah antara
permukaan yang ditentukan oleh fungsi (pada bidang cartesian) tiga dimensi
z =f(x,y) dan bidang yang berisi domain. Bila ada lebih banyak variabel, beberapa integral akan
menghasilkan hipervolume fungsi multidimensi. Integrasi berganda dari suatu fungsi di n
variabel f(x1,x2,...xn) di atas domain D paling sering diwakili oleh tanda integral bersarang dalam
urutan eksekusi terbalik (tanda integral paling kiri dihitung terbalik), diikuti oleh argumen fungsi
dan integran dalam urutan yang benar (integran sehubung dengan argumen paling kanan dihitung
terakhir). The domain of integration is baik diwakili simbol secara simbolis untuk setiap argumen
pada setiap tanda integral, atau disingkat dengan variabel di tanda integral paling kanan.

ƒ … ƒ 𝑓(𝑥1, 𝑥2, … , 𝑥𝑛)𝑑𝑥1 … 𝑑𝑥𝑛


D

Karena konsep antiturunan hanya didefinisikan untuk fungsi variabel nyata tunggal,
definisi umum dari integral tak tentu tidak segera meluas kebeberapa inte.

2. Integral Lipat Dua


y2 s2
Pernyataan ∫ ∫ (𝑥, 𝑦)𝑑𝑥𝑑𝑦 disebut integral lipat dua. Dinyatakan bahwa :
y1 s1

a) Pertama f(x,y) diintegralkan terhadap x (dimana y dianggap konstan) dengan batas –


batas x = x1 dan x = x2
b) Hasilnya kemudian diintegralkan terhadap y diantara batas – batas y = y1 dan y = y2

Contoh :
2 2
Hitunglah ∫1 ∫1 (𝑥 + 2𝑦)𝑑𝑥 𝑑𝑦
Jadi (x+2y) diitegralkan pertama kali terhadap x antara x = 2 dan x = 4 dengan y untuk
sementara dianggap konstan.

2 4
𝐼 = ƒ [ƒ (𝑥 + 2𝑦)𝑑𝑥] 𝑑𝑦
1 2

2 s2
= ∫ [ + 2𝑥𝑦] 4 𝑑𝑦
1 2 2

2
= ƒ {(8 + 8𝑦) − (2 + 4𝑦)} 𝑑𝑦
1

2
= ƒ (4𝑦 + 6)𝑑𝑦
1

4 1+1 2
=( 𝑦 + 6𝑦)
1 +1 1
2
= (2𝑦2 + 6𝑦)
1

= [2(2)2 + 6(2)] − [2(1)2 + 6(1)]

= 12

3. Integral Lipat Tiga


𝑎 𝑑 𝑓
L = ∫𝑏 ∫𝑐 ∫𝑒 (𝑥, 𝑦, 𝑧)𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧

Sama seperti aturan yang sebelumnya, dimulai dari integral yang paling dalam lalu bekerja
ke arah luar.

Seluruh simbol untuk sementara dianggap konstan, kecuali satu variabel yang sedang
digunakan pada tahap integrasi tersebut. Berikut ini adalah contohnya :

Hitunglah

3 1 2
𝐼 = ƒ ƒ ƒ (𝑥 + 2𝑦 − 𝑧)𝑑𝑥 𝑑𝑦 𝑑𝑧
1 –1 0

3 1 2 𝑥2 2
= ƒ ƒ ƒ [ + 2𝑥𝑦 − 𝑥𝑧] 𝑑𝑦 𝑑𝑧
1 –1 0 2 0

3 1 3 1 𝑑𝑧
= ƒ ƒ (2 + 4𝑦 − 2𝑧)𝑑𝑦𝑑𝑧 = ƒ [2𝑦 + 2𝑦 2 − 2𝑦𝑧]

1 –1 1 −1
3 3
= ƒ [(2 + 2 − 2𝑧) − (−2 + 2 − 2𝑧)] 𝑑𝑧 = ƒ (4 − 4𝑧)𝑑𝑧
1 1

3
= [4𝑧 − 2𝑧2] = (12 − 18) − (4 − 2) = −8
1

Anda mungkin juga menyukai