Anda di halaman 1dari 18

NAMA KELOMPOK: 1.

TIUS ZEREMIA (1421700057)


2. CHRISTOFER ROY (1421700058)
3. M. WHILDAN (1421700059)
4. RIKY ARFIANSYAH (1421700060)
5. FIRMAN DYAN (1421700062)
6. FATHUR DISYA (1421700063)
7. FIRMAN EKO (1421700068)
8. ADITYA BAGUS (1421700069)
KELAS: A
PENGUJIAN NON-DESTRUKTIF
RADIOGRAPHY
1. CARA KERJA ALATNYA:
Pada Radiographic Test , benda atau bagian yang akan dilakukan inspeksi diletakkan diantara sumber radiasi
dan film yang sensitif. Sumber radiasi berasal dari mesin X-ray ataupun sumber radioaktif seperti Ir-192, Co-60,
dan Cs-137. Bagian yang diinspeksi akan menahan radiasi yang ditembakkan berdasarkan perbedaan
ketebalan benda tersebut.
Prinsip pemancaran sumber radiasi ke benda kerja
Radiasi yang menembus benda inspeksi akan menghasilkan gambar seperti bayangan pada lembar film.
Bayangan yang dihasilkan pada lembar film akan bervariasi tergantung dari jumlah radiasi yang menembus
benda inspeksi dan mencapai lembar film. Bagian yang lebih gelap pada film menandakan intensitas radiasi
yang tinggi, sedangkan pada bagian yang lebih terang menandakan intensitas radiasi yang rendah. Perbedaan
gelap pada gambar dapat menunjukkan adanya cacat ataupun diskontinuitas pada bagian dalam benda
inspeksi.
Adapun alat-alat dan material utama yang digunakan dalam pengujian radiografi yaitu:
1. X-Ray Generators
2. Radio Isotop (Gamma-Ray) Sources
3. Radiographic Film

Alat pengujian radiografi menggunakan sinar gamma


Aplikasi Pengujian Radiografi:
Radiografi digunakan luas pada dunia medis, teknik, forensik, keamanan, dan lain-lain. Dalam dunia medis,
radiografi biasa digunakan untuk rotgen, PET (Positron Emission Tomography), dan MRI (Magnetic Resonance
Imaging). Sedangkan didalam dunia teknik, radiografi test digunakan pada NDT (Non Destructive Test) dan
juga mendeteksi cacat pada las.

Pengujian pipa menggunakan Radiography Testing


Pada ilmu metalurgi, pengujian radiografi dilakukan untuk mengetahui cacat pada logam misalnya mendeteksi
cacat dalam las, yaitu digunakan untuk mendeteksi diskoniuitas dalam struktur internal las, selain itu juga
digunakan untuk mendeteksi porositas, inklusi, retak dan void pada lasan tersebut.
Dalam industri, ada beberapa metode pengujian radiografi yaitu Film Radiography, Real Time
Radiography (RTR), Computed Tomography (CT), Digital Radiography (DR) dan Computed
Radiography (CR). Pada industri The Welding Institute (TWI) menggunakan alat-alat digital radiografi berikut
dengan kemampuan computed tomografi:
1. Nikon 450kV micro-focus CT system
2. X-Tek Industrial 450 kV broad focus system
3. X-Tek 225kV micro-focus CT system
2. DATA YANG DI HASILKAN :
Tabel 1. Kompilasi Data Hasil Pengukuran dengan X-Ray
CARA MEMBACA HASIL RADIOGRAPHY:
Berdasarkan data di atas, selajutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui gejala pelapukan yang terjadi dan
memprediksi faktor-faktor yang mempengaruhi. Hasil analisis diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan program penanganan konservasi ke depan.
1. Kandungan Alumunium
Kandungan Aluminium Kandungan aluminium dalam batu digambarkan dapat terlihat adanya pengelompokan
kandungan silika versus aluminium yang tergambarkan dari titik-titik yang saling berkelompok. Kelompok titik-titik
tersebut menunjukkan bahwa sampel yang diambil memiliki karakteristik yang aluminium terlihat tidak terpola pada
sampel batu bilik dalam, hal ini karena batu tersebut sudah mengalami pelapukan dengan tingkat yang bervariasi.
Kondisi yang tidak berpola menunjukkan bahwa kondisi pelapukan batu bilik dalam berbeda-beda, baik tingkat
maupun jenis pelapukannya. Pelapukan yang paling tinggi terjadi pada sampel no.45 yaitu sebesar 29,64 %. Batu
andesit yang mengalami pelapukan akan berubah komposisi mineralnya. Mineral penyusun andesit akan berubah
menjadi mineral lainnya, dan bentuk terakhir dari mineral yang sangat lapuk adalah lempung/clay. Lempung
merupakan mineral tanah yang lunak dengan kandungan utama alumina dan silikat. (lempung merupakan mineral
yang tersusun oleh lapisan alumina dan silikat atau rasio Si/Al = 1 (kaolin ) dan Si/Al = 2 (monmorilonit), jadi
komponen utama lempung adalah Si dan Al mengandung aluminium dengan kadar tinggi karena telah mengalami
pelapukan tingkat lanjut sehingga telah banyak terbentuk mineral clay. Namun hal ini masih merupakan hipotesis
dan masih membutuhkan analisis lain untuk memastikan, misalnya dengan XRD. Kandungan aluminium terendah
ditunjukkan pada sampel endapan garam yaitu pada kisaran 1,161,67 %. Hal ini sangat jelas karena endapan garam
terbentuk dari proses kimia pelarutan garam yang kemudian mengendap di permukaan. Peristiwa pengendapan
garam umumnya melibatkan senyawa silikat dan karbonat, dengan gabungan beberapa kation terutama kalsium,
magnesium, dan besi. Dalam prosesnya aluminium tidak terlibat karena senyawa aluminium umumnya tidak mudah
larut, sehingga larutan yang akan mengering membentuk garam juga memiliki kandungan aluminium yang endapan
garam sangat rendah.
2. Kandungan SiO2 dalam Batu
Batu andesit merupakan batuan baku dari batuan berbasis mineral yang memiliki kandungan akan
mencerminkan karakter batu, sehingga perlu dilakukan analisis perbandingan kandungan silika antar
kelompok sampel. Data tersebut dituangkan kandungan silika dari berbagai sampel yang dianalisis. Batu yang
sehat (tidak mengalami pelapukan) berada pada kisaran 70-76,5 % untuk batu porous dan 65,7873,91 %.
Kandungan silika yang tinggi ditunjukkan
pada sampel batu yang ditumbuhi organisme (84,2691,07 %). Kandungan silika yang rendah ditemukan pada
batu bilik dalam dengan kandungan silika 23,95-72,69 %. Hal ini disebabkan karena kondisi permukaan batu
bilik dalam yang lapuk dan terlihat adanya endapan garam yang sangat tebal. Batu yang mengalami
pelapukan akan kandungan silikanya rendah. Karena silika merupakan kerangka penguat material, maka batu
yang kandungan silikanya rendah lebih rapuh. Kandungan silika yang rendah ini juga disebabkan lapisan
garam pada permukaan batu yang cukup tebal. Endapan tersebut merupakan produk proses pelapukan
sehingga memiliki komposisi yang berbeda dengan batu. Adanya senyawa organik yang tinggi pada permukaan
juga akan menyebabkan kandungan silika menjadi rendah. Senyawa organik tersebut bersumber dari proses
pelapukan dan endapan asap dari pembakaran dupa dan lilin yang berlangsung terus-menerus.
3.Kandungan Besi
perbandingan kandungan besi terhadap kandungan dapat terlihat bahwa masing-masing jenis sampel juga
terlihat berkelompok, karena sesuai dengan kesamaan karakteristik setiap kelompok sampel. Kandungan besi
pada sampel bilik dalam terlihat paling acak, hal ini disebabkan karena sampel bilik dalam sudah mengalami
pelapukan sehingga masingmasing memiliki kandungan yang berbeda sesuai dengan tingkat pelapukannya.
Batu yang sehat baik porous maupun kompak dan batu baru yang segar dan dari pemugaran pertama,
semuanya menunjukkan kandungan besi yang relatif tinggi. Hal ini karena batu-batu tersebut relatif belum
mengalami pelapukan sehingga besi yang ada belum terdekomposisi dari batu. Kandungan besi pada batu
dengan organisme relatif lebih rendah. Rendahnya kandungan besi ini dimungkinkan karena batu jenis ini
rentan terhadap pertumbuhan organisme, selain itu besi juga salah satu jenis unsur nutrisi dari metabolisme
organisme sehingga menjadi dapat berkurang akibat diserap untuk aktivitas organisme. Mekanisme ini masih
perlu pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui jenis andesit yang rentan pertumbuhan organisme.
4.Kandungan Kalium
Kalium merupakan unsur yang ada secara alamiah dalam mineral penyusun batu andesit. Kalium pada
dasarnya merupakan unsur yang mudah larut dan mudah bereaksi. Sehingga batu andesit yang sudah cukup
tua dan lapuk akan memiliki kandungan. kelompok sampel batu baru (segar) memiliki kandungan kalium yang
relatif paling tinggi dibanding sampel batu lainnya. Demikian juga dengan sampel batu sehat baik yang porous
dan kompak juga relatif tinggi. Kandungan kalium yang tinggi dalam batu andesit menunjukkan bahwa
mineral penyusun andesit yang mengandung kalium masih cukup stabil dan belum mengalami pelapukan.
Pada sampel endapan garam kandungan kalium relatif rendah karena garam kalium merupakan garam yang
mudah larut sehingga tidak mengendap di permukaan membentuk endapan sebagaimana garam kalsium.
Batu yang ditumbuhi organisme memiliki kandunga kalium yang rendah, hal ini dimungkinkan karena kalium
merupakan salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh organisme terutama organisme fotosintetik.
Sehingga kandungan kalium dalam batu yang ditumbuhi organisme akan menurun karena diserap oleh
organisme untuk metabolismenya.
PENGUJIAN DESTRUKTIF
UJI STRUKTUR
Pengujian Destruktif
Pengertian dari Pengujian Destruktif adalah pengujian yang dilakukan terhadap suatu material atau
spesimen objek yang akan diujikan sampai material tersebut mengalami kerusakan. Pengujian ini dilakukan
untuk mengetahui performa pada material yang bersangkutan, salah satunya bila material tersebut dikenai
kerja dari luar dengan besar gaya yang berbeda – beda. Pengujian ini umumnya jauh lebih mudah untuk
dilaksanakan, selain itu memberikan informasi yang lebih baik dari pada Non Destructive Test. Destructive
Test lebih baik dilakukan dan akan lebih ekonomis untuk objek yang akan diproduksi secara masal atau
dalam jumlah banyak, misalnya untuk produksi mobil dan motor.
Non destrtructive testing (NDT)

Pengujian Non Destruktif (NDT) adalah aktivitas pengujian atau inspeksi terhadap suatu benda untuk
mengetahui akan adanya cacat, retak, atau discontinuity lain tanpa merusak sedikitpun benda yang kita tes
atau inspeksi. Pada dasarnya, tes ini dilakukan untuk menjamin bahwa material yang kita gunakan masih
aman dan belum melewati damage tolerance. Material pesawat diusahakan semaksimal mungkin tidak
mengalami kegagalan (failure) selama masa penggunaannya. Pengujian Non Destruktif ini dilakukan paling
tidak sebanyak dua kali. Pertama, selama dan diakhir proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen
dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi. NDT ini dijadikan sebagai bagian dari kendali mutu
komponen. Kedua, NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu. Tujuannya
adalah menemukan kegagalan parsial sebelum melampaui damage tolerance-nya. nah, mungkin itu
penjelasan secara singkat mengenai metode Pengujian Destruktif dan Pengujian Non Destruktif. untuk di
artikel selanjutnya saya akan bahas mengenai Alat Pengujian Non Destruktif (NDT Tools) .
 Uji Struktur
Tujuan Uji Stuktur
Tujuan dari uji struktur untuk mengetahui komposisi kimia bahan, distribusi kekerasan, struktur mikro,
struktur makro dan bentuk permukaan material uji. Data komposisi kimia diperoleh dari uji spectrometri,
kemudian data nilai kekerasan diperoleh dari uji kekerasan Vickers ,dan data struktur mikro diperoleh dari uji
metalografi.
Analisa Uji Struktur
Struktur mikro yang diperoleh dari hasil uji metalografi dapat memberikan banyak informasi. Harus ada
kesesuaian antara hasil uji komposisi dan struktur mikro. Struktur mikro material uji dibandingkan dengan
struktur mikro material standar, jika ada perbedaan bararti ada proses tambahan yang mengubah struktur
mikro tersebut. Proses itu kemungkinan besar dilakukan dengan heat treatment. Kemungkinan adanya
proses thermomechanical treatment diperiksadari perbedaan struktur mikro antara daerah dekat
permukaan dengan daerah kedalaman. Jika ada thermomechanical treatment berarti ada pengayaan unsur
tertentu di daerah permukaan sebagai akibat difusi selama proses tersebut dilakukan. Hal ini dapat dilihat
dari struktur mikro yang diperoleh dan harus diperiksa kesesuaian dengan hasil uji keras dan distribusi
komposisi.
Macam – macam Uji Struktur
Ada 3 macam uji struktur material, yaitu:
– Uji Permukaan Pecahan
– Uji Makroskopik
Aturan umum yang baik untuk diterapkan dalam meninjau skala pembesaran yang harus digunakan dalam
menguji kerusakan adalah : semakin tinggi pembesaran, (a) semakin mahal pengujian (b) semakin tinggi
keahlian yang dibutuhkan dalam penanganan dan penyiapan bahan dan (c) semakin lama waktu pengujian.
Pengujian makroskopik memerlukan penyiapan yang sedikit. Tetapi aturan yang telah diberikan sebelumnya
tentang kehati-hatian dalam penanganan harus diterapkan. Hasil makroskopik kadang-kadang memberikan
informasi yang cukup untuk menjelaskan penyebab suatu masalah atau menuntun peneliti selanjutnya dengan
memberikan terhadap benda yang utuh.
Makroskopik sendiri merupakan pengujian yang dilakukan dengan masih dapat ditinjau dengan indera
penglihatan atau mata. Beberapa faktor yang harus ditinjau adalah : distorsi yang berhubungan dengan
kerusakan, perubahan letak dari permukaan retak, produk korosi, ukuran, jumlah dan lokasi dari potongan,
kekasaran atau kekerasan permukaan retak, dan setiap hubungan kerusakan tersebut dengan kerusakan luar,
seperti nicks atau kondisi desain seperti sudut atau radian.

Anda mungkin juga menyukai