Anda di halaman 1dari 5

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang sangat cepat untuk
memperoleh data-data yang akurat. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu
metodologi penelitian yang harus ada relevansi antara komponen yang satu
dengan komponen yang lainnya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif. Menurut Kirk dan Miller (dalam Moleong,
2009:4) bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung kepada pengamatan
manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang
tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya. Penelitian kualitatif
bersifat deskriptif, artinya data yang dianalisis bersifat deskriptif fenomena,
tidak berupa angka-angka, tidak dipandu oleh teori, tetapi dipandu oleh fakta
yang ditemukan di lapangan. Konsekuensinya, analisis data yang dilakukan
besifat induktif berdasarkan fakta yang ditemukan dan kemudian dapat
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori (Rachman, 2011:149).
Alasan menggunakan metode ini adalah peneliti melihat kenyataan yang
ada dilapangan, dengan melihat perilaku-perilaku yang diamati. Penelitian ini
mencoba menjelaskan, menyelidiki dan memahami karakter Pondok Pesantren,
peran kyai dalam pendidikan karakter di Pondok Pesantren dan hambatan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter dipondok pesantren.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian


Penelitian ini mengambil lokasi pada 2 pondok pesantren, yaitu : Pondok
Pesantren Manba’ul Ulum Kabupaten Tasikmalaya dan Pondok Pesantren Al-
Idhhar Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan dan penetuan lokasi tersebut
dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan,
kemenarikan, keunikan dan sesuai dengan topik dalam penelitian ini.

41
42

Adapun beberapa alasan yang cukup signifikan, mengapa penelitian ini


dilaksanakan pada kedua pondok pesantren tersebut adalah pertama alasan
yang berkenaan dengan lokasi, kedua alasan substantif penelitian.
Lain dari pada itu, kedua pondok pesantren tersebut dilihat dari
bagaimana penerapan kearifan pesantren yang relatif berbeda, sehingga akan
mengkonstruksi akhlakul karimah santri yang berbeda juga, dengan
kesimpulan data awal sebagai berikut :
1. Kedua pondok pesantren tersebut menerapkan kearifan pesantren sesuai
dengan akhlakul karimah santri yang dibentuk dan berkembang di masing-
masing lembaga tersebut.
2. Kedua pondok pesantren tersebut telah menghasilkan akhlakul karimah
santri yang berbeda sesuai dengan kearifan pondok pesantrennya.
3. Dalam pengamatan awal peneliti serta hasil wawancara dengan beberapa
alumni, kedua kyai pondok pesantren tersebut mempunyai strategi yang
berbeda dalam mengkonstruksi dan menerapkan kearifan pesantren
sehingga memiliki bangunan akhlakul karimah santri yang berbeda pula.

C. Metode Pengumpulan Data


1. Metode Observasi
Metode observasi ialah cara pengumpulan data melalui pengamatan
dan catatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki
baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi dalam Mahbubi,
2012:9-10). Menurut Sutopo (dalam Suprayogo dan Tobroni, 2001:167)
metode observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang
berupa peristiwa, tempat, lokasi dan benda serta rekaman gambar. Teknik
observasi sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik hendaknya
dilakukan pada subyek yang secara aktif mereaksi terhadap obyek.
Dalam penelitian ini, observasi dilaksanakan secara langsung saat
proses pelaksanaan pendidikan karakter di Pondok Pesantren Manba’ul
Ulum Kabupaten Tasikmalaya dan Pondok Pesantren Al-Idhhar Kabupaten
Tasikmalaya. Cara yang digunakan adalah dengan peneliti terjun langsung
43

ke tempat lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan langsung terhadap


objek kajian penelitian guna memperoleh informasi mengenai nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam pendidikan karakter, metode pendidikan
karakter yang digunakan, peran kyai di Pondok Pesantren, serta hambatan
yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan karakter.
2. Metode Wawancara
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara
terstruktur atau terbuka, dimana para subjek mengetahui apa yang maksud
wawancara dilakukan. Hal ini agar sesuai dengan penelitian kualitatif yang
biasanya berpandangan terbuka. Subjek wawancara dalam penelitian ini
adalah ustadz dan para santri yang menetap di Pondok Pesantren Manba’ul
Ulum Kabupaten Tasikmalaya dan Pondok Pesantren Al-Idhhar Kabupaten
Tasikmalaya.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
pengumpulan bukti fisik kurikulum pondok pesantren, dokumen hasil
evaluasi kurikulum pondok pesantren, sejarah pondok pesantren, profil
pondok pesantren, visi dan misi pondok pesantren, data guru dan data santri,
jadwal kegiatan santri, dan dokumentasi kegiatan selama pelaksanaan
pendidikan karakter di Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Kabupaten
Tasikmalaya dan Pondok Pesantren Al-Idhhar Kabupaten Tasikmalaya.

D. Sumber dan Jenis Data


Sumber data penelitian adalah subjek dari mana dapat diperoleh
(Arikunto, 2002 : 107). Sumber data pada penelitian ini adalah :
1. Sumber data primer
Pencatatan sumber data yang utama melalui wawancara atau
pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan
melihat, mendengar, dan bertanya (Moeleong, 2009:157).
Sumber data primer diperoleh peneliti melalui wawancara dengan
informan. Informan adalah orang yang dimintai keterangan tentang suatu
44

fakta atau pendapat melalui wawancara. Informan dalam penelitian ini


adalah ustadz/ustadzah (pengajar) dan santri lama ataupun santri baru di
Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Kabupaten Tasikmalaya dan Pondok
Pesantren Al-Idhhar Kabupaten Tasikmalaya. Dalam penelitian ini data
primer yang digunakan adalah hasil observasi dan wawancara langsung
dengan informan.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder meliputi sumber data selain data primer. Bisa
berasal dari bahan tertulis seperti sumber buku atau majalah ilmiah, sumber
arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, 2009:159).
Sumber data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari buku
literatur mengenai kearifan pondok pesantren, arsip atau dokumen dari
Pondok Pesantren Manba’ul Ulum Kabupaten Tasikmalaya dan Pondok
Pesantren Al-Idhhar Kabupaten Tasikmalaya, dan dokumentasi dari
kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan akhlakul karimah
santri di pondok pesantren yang menunjang data penelitian.

E. Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Dengan disertai uraian dan
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh akan
dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriftif. Menurut
Patton (dalam Maleong, 2009:103), analisis data adalah proses mengatur
urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan uraian
dasar. Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya
kedudukan analisis data, dilihat dari segi tujuan penelitian. Tahap-tahap
analisis data yaitu :
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi maupun
dokumentasi untuk memperoleh data yang lengkap (Rachman, 2011:174).
Peneliti mencatat data yang yang diperoleh dari observasi keadaan santri,
para pengajar (ustadz/ustadzah), juga kyai dalam pondok pesantren.
45

2. Reduksi data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Sehingga
memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya (Rachman, 20111;175).
3. Penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, bagan alur, dan sejenisnya. Milles dan Huberman
(Rachman, 2011:177) menyatakan yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Berupa paparan hasil teks dalam paragraf-paragraf dan
penggabungan foto sebagai penunjang penyajian data.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Simpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung. Sebaliknya
bila didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan konsisten, maka kesimpulan
yang digunakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Rachman,
2011:177).

Anda mungkin juga menyukai