Dibuat untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Teknik Komunikasi Ilmiah
Disusun Oleh:
FAKULTAS TEKNIK
2020/2021
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam permasalahan kegiatan produksi di UMKM. Tujuannya dengan penerapan TTG
tersebut
4
yang dapat mengurangi tenaga manusia dan membuat suatu rekayasa proses produksi
dengan teknologi yang diterapakan sehingga proses produksi menghasilkan efisiensi waktu,
dan menghasilkan produk jadi yang berkualitas. Perkembangan di sektor UMKM di
wilayah Jawa Timur yaitu memproduksi oleh-oleh atau kuliner khas pada setiap daerah,
salah satunya Kabupaten Tulungagung adalah memproduksi Rambak sejak tahun 1960.
Rambak merupakan kerupuk yang berbahan dasar dari kulit sapi atau kulit kerbau
yang diolah dengan cara menambah bumbu remapah dan penyedap rasa didalammnya.
Rambak yang diproduksi di Tulungagung memiliki ciri khas yaitu ukurannya yang lebih
besar dan tipis dengan tekstur yang renyah dan biasa dimakan sebgai pendamping soto,
bakso, dan hidangan lainnya. Penyebutan kerupuk rambak di setiap daerah di Indonesia
berbeda-beda di Jawa Timur menyebut kerupuk ini adalah Rambak. Di tulungagung sendiri
memiliki 25 usaha industri UMKM salah satunya adalah produksi rambak yang masih
menggunakan cara tradisional dalam proses penggorengan yang masih menggunakan
tungku dan kayu bakar. Karena dalam satu kali proses penggorengan rambak setidaknya
memerlukan 3 orang karena ukuran tungku yang besar untuk mengaduk, meniriskan dan
mempersiapkan perapian dan dapat memasak kurang lebih 1-2 kg kerupuk rambak. Oleh
sebab itu dengan mempertimbangkan permasalahan dan kebutuhan diatas kami membuat
alat untuk kebutuhan proses penggorengan. Alat ini merupakan mesin penggoreng sehingga
memudahkan dan hanya membutuhhkan satu orang dalam menggoreng dan tidak
menghasilkan uap yang besar karena tidak menggunakan sistem pemabakaran dengan kayu.
Adapun rumusan masalah dalam rancang bangun mesin penggoreng rambak metode
deep frying dengan spinner semi otomatis, antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana desain spesifikiasi dari mesin penggoreng rambak metode deep frying
semi otomatis yang tepat guna?
2. Bagimana rancangan dan membangun pada setiap komponen mesin penggoreng
rambak metode deep frying semi otomatis ?
2
1.3 Tujuan
Tujuan Akademis:
Tujuan Teknis:
1. Dengan dibuat mesin ini maka jumlah kuantitas rambak yang dihasilkan produsen
UMKM lebih efektif dari segi produksi mengalami peningkatan.
2. Mempercepat proses penggorengan yang masih menggunakan cara tradisonal
dengan kayu bakar yang memakan banyak waktu
3. mengurangi banyak tenaga manusia dalam proses penggorengan walaupun skala
besar dapat dilakukan oleh satu orang pekerja
4. Menggunakan metode deepfrying yang lebih cepat matang rata dan terhindar dari
cipratan minyak saat menggoreng
5. Sistem semi otomatis memudahkan pekerja tanpa meniris secara manual dan
dilengkapi mesin peniris sehingga tidak membuang banyak minyak penggorengan.
1.4 Manfaat
Manfaat rancang bangun mesin penggoreng rambak metode deep frying dengan
spinner semi otomatis, antara lain sebagai berikut:
3
4. Memebrikan pengalaman kepada mahasiswa dalam membuat rancang mesin tepat
guna sehingga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di masyarakat
5. Diharapakan dapat dan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan
perkembangan sektor produksi UMKM di Jawa Timur salah satunya Kabupaten
Tulungagung, sehingga dapat bekerjasama dalam penerapan Teknologi Tepat Guna
(TTG).
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rambak merupakan jenis kerupuk yang berbahan dasar dari kulit sapi atau kulit
kerbau. Diberbagai daerah di Indonesia dalam penyebutan rambak sangat bervariasi ada
yang menyebut dengan istilah “jangek” dan “rambak”. Yang membedakan rambak dengan
kerupuk lainnya adalah tidak berkomposisi dari adonan tepung seperti kerupuk pada
umumnya. Karena berbahan dasar dari kulit hewani yang dikeringkan. Rambak mentah
memiliki tekstur dan bentuk lembaran dengan tebal 5-10 mm seperti lembaran karet mentah
yang berasal dari kulit yang mengalami proses pengeringan dengan matahari selama kurun
waktu tertentu, sedangkan bentuk rambak ketika sudah matang atau mengalami proses
penggorengan menjadi mengembang seperti bola didalamnya terdapat rongga yang
bertekstur seperti kaca yang renyah ketika dimakan. Kandungan dalam kerupuk rambak
terbuat dari kulit sapi maupun kerbau tidak mengandung senyawa kolestrol. Hal tersebut
diperkuat karena pada proses pengolahan kerupuk yang mengalami perlakuan panas: proses
perbusan, pengeringan/ penjemuran dan penggorengan.
5
dengan suhu 115-130oC dipilih menggunakan metode deep frying karena memberikan
kematangan pada rambak secara merata dan cepat dengan waktu penggorengan rambak 3-5
menit. Penggorengan ini dengan thermostat digital sebagai pengatur suhu minyak hingga
mencapai suhu 130oC. Selain pemasangan thermostat pada penggorengan terdapat pengatur
tekanan yang tersambung dengan katup udara berfungsi sebagai penyerap uap pada saat
proses penggorengan sehingga uap yang keluar dapat tersaring pada gas buang khusus uap
minyak penggorengan sehingga pada proses pengorengan supaya stabil dan tidak terjadi
kegosongan. Selanjutnya proses penirisan yang terdapat pada tabung penggorengan ketika
sudah matang dengan sistem engsel peniris mengeluaran rambak dan tersaring dan jatuh
pada mesin spinner dibawahnya. Kelebihan dari mesin ini antara lain:
1. Proses peenggorengan rambak tidak perlu dilakukan secara manual yang masih
menggunakan kayu bakar dan hanya memerlukan satu orang pada pengerjaannya
sehingga meringankan tenaga manusia
2. Dengan adanya pengatur suhu dan tekanan proses penggorengan menghasilkan
produk yang matang sempurna dan kestabilan suhu
3. Penambahan spinner untuk meniriskan rambak dari menghilangkan minyak sisa
penggorengan dapat bermanfaat sehingga tidak membuang banyak minyak.
6
Dimana: T = kg.mm
Fs= kgf
r = jari-jari (mm)
2.3.2 Perhitungan Daya Mesin
Untuk mencari kebutuhan daya di gunakan rumus berikut :
Diketahui :
m
poros = 1 kg
m
pengaduk = 0,4 kg
r
poros = 15 mm = 0,015m
pengaduk= 110mm = 0,11m
Sehingga:
I1 = mporos . ( rporos )2 …………………….(2.3)
I2 = mpengaduk . (rpengaduk)2 …………………..(2.4)
Itotal = I1 + I2 …………………….(2.5)
= …………………….(2.6)
N1 = I x …………………….(2.7)
Diketahui :
/m3 = 0,68 slug/ft2
= 0,6 N.s/m2 = 0,06 pa.s = 12,54 x 10-4 lbf.s/ft2
L = 0,04m / 0,3048 = 0,131 ft
N = 140 rpm = 2,33 rps
D = 0,34 m = 1,12 ft
W = 0,03 m = 0,09 ft
H = 0,11 m = 0,36 ft
N2 = 0,000129.L2,72. 0,14.N2,86. 0,86.D1,1.W0,3.H0,6 …(2.8)
Ntotal = N1 + N2 …………………...(2.9)
7
N = …………………...(2.10)
2.3.3 Perhitungan Poros dengan beban bending murni
Dari bahan yang dipilih dapat ditentukan tegangan bending yang diijinkan. Momen tahanan
bending untuk poros dengan diameter d, adalah :
Wb= ....................................................(2.12)
Dari tegangan bending, momen bending dan momen tahanan bending dapat ditentukan
diameter poros minimum yang diijinkan.
()=
d [ ] .....................................................(2.13)
dimana :
= tegangan bending yang diijinkan (kg/mm2)
M = momen bending (kg.mm)
Z = momen tahanan bending (mm3)
Syp = tegangan tarik bahan (kg/mm2)
N = angka keamanan
d = diameter poros (mm)
2.3.4 Perhitungan Poros dengan Beban Bending dan Torsi
Poros mendapat beban torsi dan bending karena meneruskan daya melalui sabuk,
roda gigi ataupun rantai sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geserdan
tegangan karena bending. Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban
berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi, maka akan terjadi kejutan pada saat
awal berputar. Dengan mengingat macam beban, sifat beban, dan lainlain, ASME
menganjurkan suatu rumus yang sederhana untuk menghitung diameter poros dimana sudah
dimasukkan pengaruh kelelahan karena beban berulang. Faktor koreksi yang digunakan
adalah Kt untuk momen torsi yang besarnya 1-1,5 jika terjadi sedikit kejutan, Km untuk
momen bending yang besarnya 1,5-2 jika terjadi tumbukan ringan.
8
dimana : d = diameter poros (mm)
M = momen bending (kg.mm)
T = momen torsi (kg.mm)
2.3.5 Perhitungan Sabuk
Sabuk-V berfungsi sebagai pemerus daya dari motor listrik meneruskan ke poros,
dapat dihitung dengan rumus:
Perbandingan Transmisi
n1 = d2 .............................(2.15)
n2 d1
Dimana:
n1 = putaran poros pertama (rpm)
n2 = putaran poros kedua (rpm)
d1 = diameter puli penggerak (mm)
d2 = diameter puli yang digerakan (mm)
Kecepatan Sabuk
V = π. d. n (m/s) .............................(2.16)
60.1000
V = Kecepatan sabuk (m/s)
d = diameter puli motor (mm)
n = putaran motor listrik (rpm)
Panjang Sabuk
L = 2C + π (dp+Dp) + 1 (Dp-dp)2 .............................(2.17)
2 4.C
Dimana:
L = Panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)
9
D1 = diameter puli penggerak (mm)
D2 = diameter puli poros (mm)
2.4.1 Drum
Drum pada alat ini berfungsi sebagai wadah dari minyak panas untuk proses
penggorengan kerupuk. Drum terbuat dari material stainless steel karena bahan ini tidak
mudah mengalami korosi, karena drum ini berfungsi sebagai penggorengan dan akan
menampung minyak apabila bagian drum mengalami karat akan berbahaya pada kerupuk
yang akan dimakan.
Motor penggerak merupakan komponen utama pada alat ini yang berfungsi untuk
memutarkan drum penggoreng dan spinner
2.4.3 Spinner
Spinner adalah komponen yang berfungsi untuk meniriskan antara kerupuk dan
minyak sisa penggorengan. Fungsi ditambahkan spinner aagar penggunaan minyak goreng
pada pembauatn rambak tidak membuang banyak dan menghemat kegiatan produksi
2.4.4 V-belt
V-belt berfungsi untuk meneruskan putaran antara motor penggerak dengan drum
dan spinner. Sabuk atau belt terbuat dari karet ang berpenampang trapesium. Sabuk-V
dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V. Bagian sabuk yang tersambung akan
mengalami lengkungan sehingga lebar bagaian dalam akan bertambah besar sehingga gaya
gesekan yag terjadi akan bertambah.
2.4.5 Pulley
Pulley berfungsi untuk menerima putaran dari motor penggerak lewat v-belt dan di
teruskan ke poros drum. Jarak antara keduannya sering tidak memungkinkan transmisis
10
secara langsung, maka cara transmisi putaran atau daya dapat diteruskan, dimana
sabuk disambungkan di sekeliling puli pada poros. Bentuk puli adalah bulat dengan
ketebalan tertentu, dan ditengahnya terdapat lubang poros. Material puli biasanya dari Besi
casting FC 20 dan FC 30 dan selain itu terbuat dari baja/
Gas LPG berfungsi sebagai sumber daya dari kompor penggorengan. Output apai
sebagai proses pemanasan pada saat penggorengan akan tersambung pada pengukur sushu
dan tekanan pada mesin ini.
Pillow block berfungsi untuk menahan/mengunci bearing pada rangka agar tidak
bergerak.
2.4.8 Poros
Poros merupakan suatu bagian stationer yang dapat berputar, berpenampang bulat
dimana terpasang pada elemen-elemen roda gigi, pulli, sprocket dan lainnya. Poros dapat
menerima beban lentursn, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja
individual atau berupa gabungan dengan lainnya (Josep Edward Shigley, 1983).
2.4.9 Bantalan
Bearing atau bantalan adalah elemen pada mesin yang perperan sebagai penumpu
pada poros yang berbeban sehingga putaran dan gerakannya dapat berlangsung ecara aman
dan tahan lama. Berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara poros yang
berputar dengan tumpuannya. Bearing terjadi gesekan pada gelinding antara bagian yang
11
diam dan bergerak seperti bola peluru, rol jarum, dan rol bulat. Bearing gelinding umumnya
cocok digunakan beban kecil, tergantung bentuk dan kebutuhannnya.
Motor listrik merupakan alat yang berfungsi mengubah suatu energi listrik menjadi
energy mekani (gerak). Kebalikan dari motor listrik adalah dynamo dimana berfungsi
merubah energy mekanik ke energy listrik. Output dari motor listrik adalah putaran,
dibanding dengan motor yang bersumber pada energy lain motor listrik merupakan alat
yang mempunyai efisiensi yang paling tinggi. Alat ini digunakan sebagai perancangn poros
dan sistem gerak pada mesin penggoreng rambak ini bersumber dari motor arus listrik
bolak-balik (AC).
2.4.11 Rangka
Penampung minyak berfungsi sebagai wadah dari sisa minyak sisa penggorengan.
Penampung minyak pada ini adalah terletak di bawah spinner tambahan yang berada di
bawah mesin penggorengan. Ketika rambak telah matang peniris otomatis menjatuhkan
kebawah kedalam alat ini untuk mengurangi minyak pada proses penggorengan.
12
BAB III
METODOLOGI
1. Rekayasa
Merupakan penerapan ilmu dan matematika sebgai pemanfaatan benda dan energy
dalam alam sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dalam kegiatan
pembuata, pembangunan, produksi, pemesinan dan proses
13
12
2. Penelitian
Dimana kegiatan pengujian atau percobaan yang bertujuan untuk sebgai berikut:
3. Metode Penelitian
4. Rancangan
Merupakan bagian kegiatan rekayasa adalah usaha secara intelek untu memenuhi
syarat-syarat tertentu dengan cara sebaik mungkin.
Proses kegiatan rancangan prosedur yang berlaku yaitu dengan cara terstruktur dan
bertahap. Dalam tahapan-tahapan yang diambil dinamakan proses rancangan. Pada
dasarnya rancangan bermula karena adanya suatu kebutuhan pada masyarakat atau industri.
Kebutuhan yang dianggap sebagai ketidaksempurnaan suatu mesin atau sistem kerjanya,
sehingga diperlukan pembaharuaan guna menyempurnakan mesin sebelumnya.
Kesempurnaan akan terus berjalan seiring berkembangnya zaman.
Produk baru akan bisa dikatan sebagai sempurna hanya dalam kurun waktu tertentu,
contohnya produk mesin dikatakan sempurna pada waktu sekarang namun belum tentu
sempurna untuk kewaktu kedepannya karena akan ada jenis mesin yang memperbaruinya.
Siklus ini akan terus berputar mengikuti kemajuan teknologi.
14
mesin bekerja, diperlukan sifat kestabilan dan elastistas terhadap beban getaran. Selain itu
pengaruh bahan logam atau material yang digunakan dapat dibedakan antara lain:
1. Besi Cor
Adalah besi perkakas tanpa campuran, yang terdiri dari unsur Fe dan C 1,7% hingga
4,5% dan baik digunakan sebagai kontruksi kaki atau standar mesin
2. Baja Kontruksi
Baja tanpa campuran yang terdiri dari Besi ( Fe) dan C kadar 0,45%. Biasanya
digunakan pada profilm seng, pasak, kawat dan lainnya’=.
3. Baja Perkakas
Terdiri dari 0,45-1,7% C dan besi. Melalui proses pengerasan baja ini dapat digunakan
sebagai bahan perkakas mesin sederhana.
4. Logam keras
Terdiri dari wolfram dan zat arang karbon C ditambah unsur cobalt sintesis dan
digunakan sebagai bahan perkakas mesin
Bahan yang digunakan pada perancangan mesin penngoreng rambak metode deep
frying dengan spinner semi otomatis ini harus dipilih dari bahan kuat namun tetap ringan,
karena dapat mempengaruhi daya motor penggerak yang digunakan pada rancangan ini.
Alat atau mesin ini mempunyai sistem transmisi yang digerakan oleh motor listrik
½ Hp/1400 rpm/1 phase. Rancangan ini memeiliki komponen utama dan pendukung,
komponen tersebut masing-masing memiliki fungsi masing-masing yang saling mendukung
satu sama lain sehingga mesin dapat bekerja dengan baik.
3.1.4 Pulli
Digunakan sebagai fungsi transmisi tenaga dari poros ke poros lainnya dengan
bantuan V-belt atau tali. Kecepatan rasio pulli sangat tergantung pada besar kecilnya
15
diameter pulli penggerak dan diameter pulli yang digerakan. Terbuat dari bahan material
besi cor, baja dan besi plat.
Sabuk V kebanyakan dijual dalam bentuk panjang normal tanpa sambungan dengan
pulli yang sesuai. Dalam hal ini, puli dipasang pada ujung poros sebelah bilik luar bantalan
yang menumpuk, ketika pulli diletakab antara blok bantalan, maka digunakan sabuk dengan
penahannya akan tetapi dapat mempengaruhi umur dan berjalannya tenaga sabuk secara
tidak baik. Alhasil untuk memungkinkan sabuk tanpa sambungan dapat dipasang
disekeliling pulli salah satu poros harus digeser cukup jauh, misalnya karena motor listrik
berada pada eretan.
Sabuk V dan pulli di normalisasikan NEN 1727. Selain itu diusahakan untuk
membuat suatu normalisasi internasional dalam bidang ini adalah ISO dan DIN di negeri
Belanda. Berikut adalah tabel ukuran sabuk V (normalisasi DIN)
16
3.1.6 Bantalan Poros Mesin
Bantalan merupakan bagaian yang menumpu poros beban sehingga putaran atau
gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara baik dan aman. Spesifikasi banatalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta bagaian mesin lainnya bekerja dengan baik.
Apabila bantalan tidak bekerja dengan baik maka kinerja seluruh sistem pada mesin akan
menurun dan tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Bantalan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Bantalan luncur
Terjadi akibat gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros
ditumpu pada permukaan bantalan dengan perantara pelumas.
2. Bantalan gelinding
Terjadi akibat gesekan gelinding antara bagaian yang berotasi dengan bagian yang diam
melaluo elemen berbentuk peluru, rol, atau jarum.
3. Bantalan radial
Arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus dengan sumbu poros
Menumpu beban yang memiliki arah sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu poros
Elemen struktur mesin akan saling berhubungan merupakan masalah desain yang
kritis dan dapat berhubungan dengan pengaruh penentuan sistem structural dasarnya,
khususnya pola serta materialnya. Strategi yang memungkinkan dalam menggabungkan
elemen structural yang sangat bergantung pada geometri dan sifat fisik elemen yang akan
digabungkan. Tinjauan elemen struktur kaku linear sederhana yang tergabung, jelas bahwa
titik hubung yang biasa digunakan adalah bersifat menumpang tindih elemen-elemen
merubah bentuk dan menguncinya,
17
Titik hubung yang digunakan elemen ketiga sebagai penghubung. Baut, paku
keeling, proses lasan adalah contohnya. Alat penghubung berupa elemen ketiga dari
penghubung juga membutuhkan potongan kecil sebagai tambahan, misalnya alat penutup.
Fungsi utama alat tersebut untuk membantu dalam meneruskan gaya-gaya yang terdapat
pada titi hubung dari satu elemen ke elemen lainnya. Baut penghubung dari satu elemen ke
elemen lainnya sebgai timbul gaya geser pada baut tersebut.
Pada penulisan proposal tugas akhir ini penulis melakukan penelitian di UD. Intan
Jaya Tulungagung usaha UMKM yang memproduksi kerupuk rambak sapi dan kerbau.
Didirikan pada tahun 1997 (awal reformasi ) pendiri awal usaha ini adalah orang tua dari
Bapak H. Waluyo. Lokasi UD Intan Jaya Rambak terletak di Desa Sembung Kabupaten
Tulungagung. Sedangkan untuk outlet penjualan UD Intan Jaya yang memiliki 2 outlet di
Kabupaten Tulungagung yaitu pertama terletak di Jl. Pangeran Antasaro No.25
Kampungdalem Kecamatan Tulungagung, atau terletak di ruko depan stasiun Tulungagung.
Outlet kedua terletak pada Jl. Argopuro, RT/RW 33/06 Morangan, Bolorejo, Kauman,
Kabupaten Tulungagung. Kedua outlet tersebut memiliki lokasi yang strategis, sehingga
meudahkan masyarakat diluar kota atau didalam dalam membeli karena terletak langsung
pada jalan raya.
18
12 Elektroda las 1 Rp. 200.000
13 Mata bor 12 mm 5 Rp. 32.000
14 Baut dan mut 12 mm Rp. 20.000
15 Kontak listrik 1 Rp. 12.000
16 Alat pendukung Rp. 150.000
17 Cat dan pendukung Rp. 120.000
18 Paku pivet Rp. 5.500
19 Bantalan 2 Rp. 70.000
20 Besi siku ukuran 5x5 cm Rp. 330.000
Total Rp. 2.309.500
Bulan
Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt
Pembentukan
kelompok
Penentuan
Judul
Pembuatan
Proposal TA
Revisi Proposal
TA
Pembuatan
alat
Pembuatan
laporan
19
Penyempurnaa
n alat
Ujian TA
20