Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

PENGAJUAN JUDUL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PENGGORENG RAMBAK

METODE DEEP FRYING DENGAN SPINNER SEMI OTOMATIS

Dibuat untuk memenuhi tugas akhir dalam mata kuliah Teknik Komunikasi Ilmiah

Disusun Oleh:

ANDARA RAMADHANI 180512526003

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

2020/2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………. 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………. 1

1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………… 2

1.3 Tujuan …………………………………………………………………………….. 3

1.4 Manfaat …………………………………………………………………………… 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………………. 5

2.1 Pengertian Rambak ………………………………………………………………. 5

2.2 Prinsip Kerja Alat …………………………………………………………………. 5

2.3 Analisis dasar perhitungan ………………………………………………………… 6

2.4 Komponen Alat/Mesin ……………………………………………………………. 10

BAB III METODOLOGI ……………………………………………………………. 13

3.1 Metode Rancangan ………………………………………………………………... 13

3.2 Lokasi Penelitian …………………………………………………………………... 18

3.2 Rincian Biaya …………………………………………………………………….... 18

3.3 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir ………………………………………………….. 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor Usaha Mikro dan Menengah (UMKM) berperan penting terhadap


perekonomian di Indonesia, baik dari segi PDB maupun sebagai pendapatan nasional.
Sebagai masyarakat perlu ikut berperan aktif dalam mpendrian suatu UKM yang baru,
sehingga roda perekonomian di Indonesia terus berputar. Karena banyaknya jumlah
UMKM di Indonesia dari berbagai bidang produksi dan jasa yang ditawarkan dan seiring
perkembangan zaman perlu untuk memutar otak dan menjadikan usaha yang dibuat dapat
menarik konsumen dan menghasilkan profit yang tinggi. Melihat di Tahun 2020 segala
aspek di Indonesia termasuk UMKM terdampak COVID-19 sehingga banyak masyarakat
yang mengalami putus pekerjaan sehingga menginginkan membuka usaha secara mandiri.
Selain hal tersebut permasalahan yang dialami seorang pemilik usaha adalah kebutuhan
pengeluaran yang cenderung lebih besar daripada pendapatan, salah satu faktornya karena
cenderung masih menggunakan cara tradisional dalam melakukan produksi usahanya dari
faktor tersebut dapat diketahui memerlukan tenaga kerja yang lebih sehingga pemilik usaha
perlu menggaji besar kepada banyak karyawan sehingga pendapatan usaha berkurang tiap
periodenya pada kenyataannya target dalam membuka suatu usaha adalah membuat skala
pendepatan yang harus naik dengan seiring berjalannya waktu.

Penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG) menjadikan kebutuhan seorang usahawan


atau masyarakat untuk memberikan efisiensi peralatan dan keefektifan dalam proses
produksi. Hal tersebut sesuai dengan Ketentuan Umum dalam Permen Desa PDTT Nomor
23 Tahun 2017 ayat (3) berisi Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut TTG adalah
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan
masyarakat, tidak merusak lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat
secara mudah, serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
Selanjutnya karena produk-produk mesin yang bekembang pesat dan dapat membantu

1
dalam permasalahan kegiatan produksi di UMKM. Tujuannya dengan penerapan TTG
tersebut

4
yang dapat mengurangi tenaga manusia dan membuat suatu rekayasa proses produksi
dengan teknologi yang diterapakan sehingga proses produksi menghasilkan efisiensi waktu,
dan menghasilkan produk jadi yang berkualitas. Perkembangan di sektor UMKM di
wilayah Jawa Timur yaitu memproduksi oleh-oleh atau kuliner khas pada setiap daerah,
salah satunya Kabupaten Tulungagung adalah memproduksi Rambak sejak tahun 1960.

Rambak merupakan kerupuk yang berbahan dasar dari kulit sapi atau kulit kerbau
yang diolah dengan cara menambah bumbu remapah dan penyedap rasa didalammnya.
Rambak yang diproduksi di Tulungagung memiliki ciri khas yaitu ukurannya yang lebih
besar dan tipis dengan tekstur yang renyah dan biasa dimakan sebgai pendamping soto,
bakso, dan hidangan lainnya. Penyebutan kerupuk rambak di setiap daerah di Indonesia
berbeda-beda di Jawa Timur menyebut kerupuk ini adalah Rambak. Di tulungagung sendiri
memiliki 25 usaha industri UMKM salah satunya adalah produksi rambak yang masih
menggunakan cara tradisional dalam proses penggorengan yang masih menggunakan
tungku dan kayu bakar. Karena dalam satu kali proses penggorengan rambak setidaknya
memerlukan 3 orang karena ukuran tungku yang besar untuk mengaduk, meniriskan dan
mempersiapkan perapian dan dapat memasak kurang lebih 1-2 kg kerupuk rambak. Oleh
sebab itu dengan mempertimbangkan permasalahan dan kebutuhan diatas kami membuat
alat untuk kebutuhan proses penggorengan. Alat ini merupakan mesin penggoreng sehingga
memudahkan dan hanya membutuhhkan satu orang dalam menggoreng dan tidak
menghasilkan uap yang besar karena tidak menggunakan sistem pemabakaran dengan kayu.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam rancang bangun mesin penggoreng rambak metode
deep frying dengan spinner semi otomatis, antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana desain spesifikiasi dari mesin penggoreng rambak metode deep frying
semi otomatis yang tepat guna?
2. Bagimana rancangan dan membangun pada setiap komponen mesin penggoreng
rambak metode deep frying semi otomatis ?

2
1.3 Tujuan

Tujuan Akademis:

1. Sebagai pemenuhan syarat kelulusan dalam menyelesaikan Program Studi DIII


Teknik Mesin Universitas Negeri Malang
2. Menerapkan ilmu didapt pada bangku perkuliahan yang bermanfaat sehingga dapat
diterapkan dan berguna bagi perkembangan industri di Indonesia
3. Pengemabangan dan pelatihan kreatifitas mahasiswa dalam merancang dan
mengeluarkan gagasan atau ide yang sesuai dengan spesifikasi secara sistematis

Tujuan Teknis:

1. Dengan dibuat mesin ini maka jumlah kuantitas rambak yang dihasilkan produsen
UMKM lebih efektif dari segi produksi mengalami peningkatan.
2. Mempercepat proses penggorengan yang masih menggunakan cara tradisonal
dengan kayu bakar yang memakan banyak waktu
3. mengurangi banyak tenaga manusia dalam proses penggorengan walaupun skala
besar dapat dilakukan oleh satu orang pekerja
4. Menggunakan metode deepfrying yang lebih cepat matang rata dan terhindar dari
cipratan minyak saat menggoreng
5. Sistem semi otomatis memudahkan pekerja tanpa meniris secara manual dan
dilengkapi mesin peniris sehingga tidak membuang banyak minyak penggorengan.

1.4 Manfaat

Manfaat rancang bangun mesin penggoreng rambak metode deep frying dengan
spinner semi otomatis, antara lain sebagai berikut:

1. Menciptakan teknologi baru sehingga merubah peradaban masyarakat di era modern


sehingga dapat memanfaatkan penggunaan alat yang berbasis teknolgi
2. Memperoleh hasil produksi yang fektif dan efisien
3. Meringankan tenaga manusia dalam melakukan kegiatan produksi yang digantikan
oleh tenaga mesin

3
4. Memebrikan pengalaman kepada mahasiswa dalam membuat rancang mesin tepat
guna sehingga dapat bermanfaat dan dapat diterapkan di masyarakat
5. Diharapakan dapat dan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan
perkembangan sektor produksi UMKM di Jawa Timur salah satunya Kabupaten
Tulungagung, sehingga dapat bekerjasama dalam penerapan Teknologi Tepat Guna
(TTG).

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Rambak

Rambak merupakan jenis kerupuk yang berbahan dasar dari kulit sapi atau kulit
kerbau. Diberbagai daerah di Indonesia dalam penyebutan rambak sangat bervariasi ada
yang menyebut dengan istilah “jangek” dan “rambak”. Yang membedakan rambak dengan
kerupuk lainnya adalah tidak berkomposisi dari adonan tepung seperti kerupuk pada
umumnya. Karena berbahan dasar dari kulit hewani yang dikeringkan. Rambak mentah
memiliki tekstur dan bentuk lembaran dengan tebal 5-10 mm seperti lembaran karet mentah
yang berasal dari kulit yang mengalami proses pengeringan dengan matahari selama kurun
waktu tertentu, sedangkan bentuk rambak ketika sudah matang atau mengalami proses
penggorengan menjadi mengembang seperti bola didalamnya terdapat rongga yang
bertekstur seperti kaca yang renyah ketika dimakan. Kandungan dalam kerupuk rambak
terbuat dari kulit sapi maupun kerbau tidak mengandung senyawa kolestrol. Hal tersebut
diperkuat karena pada proses pengolahan kerupuk yang mengalami perlakuan panas: proses
perbusan, pengeringan/ penjemuran dan penggorengan.

Proses pembuatan kerupuk rambak tergolong cukup mudah dilakukan. Pemilihan


jenis kulit hewani pada sapi atau kerbau dipilih dengan kualitas terbaik, proses pencucian
kulit hewani, perendaman menggunakan bumbu seperti garam dan rempah selama kurang
lebih 24 jam guna mengawetkan kulit, proses pengeringan dengan menjemur ke matahari
selama 2-3 hari, selanjutnya proses terakhir adalah penggorengan rambak pada suhu 115-
130oC, proses penggorengan rambak juga tidak memerlukan waktu yang lama.

2.2 Prinsip Kerja Alat

Perancangan Mesin penggoreng rambak metode deep frying semi otomatis


menghasilkan proses penggorengan dengan kapasitas 300 gram rambak mentah dalam
sekali proses pada wadah penggorengan yang terbuat dari bahan stainless steel, memiliki
spesifikasi dimensi rangka: panjang 1300 mm, lebar 580 mm dan tinggi 1100 mm dan
volume wadah 25 liter. Proses penggorengan rambak menggunakan metode deep frying

5
dengan suhu 115-130oC dipilih menggunakan metode deep frying karena memberikan
kematangan pada rambak secara merata dan cepat dengan waktu penggorengan rambak 3-5
menit. Penggorengan ini dengan thermostat digital sebagai pengatur suhu minyak hingga
mencapai suhu 130oC. Selain pemasangan thermostat pada penggorengan terdapat pengatur
tekanan yang tersambung dengan katup udara berfungsi sebagai penyerap uap pada saat
proses penggorengan sehingga uap yang keluar dapat tersaring pada gas buang khusus uap
minyak penggorengan sehingga pada proses pengorengan supaya stabil dan tidak terjadi
kegosongan. Selanjutnya proses penirisan yang terdapat pada tabung penggorengan ketika
sudah matang dengan sistem engsel peniris mengeluaran rambak dan tersaring dan jatuh
pada mesin spinner dibawahnya. Kelebihan dari mesin ini antara lain:

1. Proses peenggorengan rambak tidak perlu dilakukan secara manual yang masih
menggunakan kayu bakar dan hanya memerlukan satu orang pada pengerjaannya
sehingga meringankan tenaga manusia
2. Dengan adanya pengatur suhu dan tekanan proses penggorengan menghasilkan
produk yang matang sempurna dan kestabilan suhu
3. Penambahan spinner untuk meniriskan rambak dari menghilangkan minyak sisa
penggorengan dapat bermanfaat sehingga tidak membuang banyak minyak.

2.3 Analisis dasar perhitungan

2.3.1 Perhitungan Torsi

Untuk mengetahui torsi yang dibutuhkan digunakan


rumus berikut :
Persamaan menurut Sularso, 2007
T = 9,74 x 105 ……………….. (2.1)
Dimana: P = kW
n = Rpm
T = kg.mm
T = Fs.r ………………….(2.2)

6
Dimana: T = kg.mm
Fs= kgf
r = jari-jari (mm)
2.3.2 Perhitungan Daya Mesin
Untuk mencari kebutuhan daya di gunakan rumus berikut :
Diketahui :
m
poros = 1 kg
m
pengaduk = 0,4 kg
r
poros = 15 mm = 0,015m
pengaduk= 110mm = 0,11m
Sehingga:
I1 = mporos . ( rporos )2 …………………….(2.3)
I2 = mpengaduk . (rpengaduk)2 …………………..(2.4)
Itotal = I1 + I2 …………………….(2.5)
= …………………….(2.6)
N1 = I x …………………….(2.7)
Diketahui :
/m3 = 0,68 slug/ft2
= 0,6 N.s/m2 = 0,06 pa.s = 12,54 x 10-4 lbf.s/ft2
L = 0,04m / 0,3048 = 0,131 ft
N = 140 rpm = 2,33 rps
D = 0,34 m = 1,12 ft
W = 0,03 m = 0,09 ft

H = 0,11 m = 0,36 ft
N2 = 0,000129.L2,72. 0,14.N2,86. 0,86.D1,1.W0,3.H0,6 …(2.8)
Ntotal = N1 + N2 …………………...(2.9)

7
N = …………………...(2.10)
2.3.3 Perhitungan Poros dengan beban bending murni
Dari bahan yang dipilih dapat ditentukan tegangan bending yang diijinkan. Momen tahanan
bending untuk poros dengan diameter d, adalah :
Wb= ....................................................(2.12)
Dari tegangan bending, momen bending dan momen tahanan bending dapat ditentukan
diameter poros minimum yang diijinkan.
()=
d [ ] .....................................................(2.13)
dimana :
= tegangan bending yang diijinkan (kg/mm2)
M = momen bending (kg.mm)
Z = momen tahanan bending (mm3)
Syp = tegangan tarik bahan (kg/mm2)
N = angka keamanan
d = diameter poros (mm)
2.3.4 Perhitungan Poros dengan Beban Bending dan Torsi
Poros mendapat beban torsi dan bending karena meneruskan daya melalui sabuk,
roda gigi ataupun rantai sehingga pada permukaan poros akan terjadi tegangan geserdan
tegangan karena bending. Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah beban
berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi, maka akan terjadi kejutan pada saat
awal berputar. Dengan mengingat macam beban, sifat beban, dan lainlain, ASME
menganjurkan suatu rumus yang sederhana untuk menghitung diameter poros dimana sudah
dimasukkan pengaruh kelelahan karena beban berulang. Faktor koreksi yang digunakan
adalah Kt untuk momen torsi yang besarnya 1-1,5 jika terjadi sedikit kejutan, Km untuk
momen bending yang besarnya 1,5-2 jika terjadi tumbukan ringan.

Rumus yang digunakan untuk mencari diameter poros :


d * √ + .............................(2.14)

8
dimana : d = diameter poros (mm)
M = momen bending (kg.mm)
T = momen torsi (kg.mm)
2.3.5 Perhitungan Sabuk
Sabuk-V berfungsi sebagai pemerus daya dari motor listrik meneruskan ke poros,
dapat dihitung dengan rumus:

Perbandingan Transmisi

n1 = d2 .............................(2.15)
n2 d1
Dimana:
n1 = putaran poros pertama (rpm)
n2 = putaran poros kedua (rpm)
d1 = diameter puli penggerak (mm)
d2 = diameter puli yang digerakan (mm)
Kecepatan Sabuk
V = π. d. n (m/s) .............................(2.16)
60.1000
V = Kecepatan sabuk (m/s)
d = diameter puli motor (mm)
n = putaran motor listrik (rpm)
Panjang Sabuk
L = 2C + π (dp+Dp) + 1 (Dp-dp)2 .............................(2.17)
2 4.C
Dimana:
L = Panjang sabuk (mm)
C = jarak sumbu poros (mm)

9
D1 = diameter puli penggerak (mm)
D2 = diameter puli poros (mm)

2.4 Komponen Alat/Mesin

2.4.1 Drum

Drum pada alat ini berfungsi sebagai wadah dari minyak panas untuk proses
penggorengan kerupuk. Drum terbuat dari material stainless steel karena bahan ini tidak
mudah mengalami korosi, karena drum ini berfungsi sebagai penggorengan dan akan
menampung minyak apabila bagian drum mengalami karat akan berbahaya pada kerupuk
yang akan dimakan.

2.4.2 Motor penggerak

Motor penggerak merupakan komponen utama pada alat ini yang berfungsi untuk
memutarkan drum penggoreng dan spinner

2.4.3 Spinner

Spinner adalah komponen yang berfungsi untuk meniriskan antara kerupuk dan
minyak sisa penggorengan. Fungsi ditambahkan spinner aagar penggunaan minyak goreng
pada pembauatn rambak tidak membuang banyak dan menghemat kegiatan produksi

2.4.4 V-belt

V-belt berfungsi untuk meneruskan putaran antara motor penggerak dengan drum
dan spinner. Sabuk atau belt terbuat dari karet ang berpenampang trapesium. Sabuk-V
dibelitkan pada alur puli yang berbentuk V. Bagian sabuk yang tersambung akan
mengalami lengkungan sehingga lebar bagaian dalam akan bertambah besar sehingga gaya
gesekan yag terjadi akan bertambah.

2.4.5 Pulley

Pulley berfungsi untuk menerima putaran dari motor penggerak lewat v-belt dan di
teruskan ke poros drum. Jarak antara keduannya sering tidak memungkinkan transmisis

10
secara langsung, maka cara transmisi putaran atau daya dapat diteruskan, dimana
sabuk disambungkan di sekeliling puli pada poros. Bentuk puli adalah bulat dengan
ketebalan tertentu, dan ditengahnya terdapat lubang poros. Material puli biasanya dari Besi
casting FC 20 dan FC 30 dan selain itu terbuat dari baja/

2.4.6 Gas LPG

Gas LPG berfungsi sebagai sumber daya dari kompor penggorengan. Output apai
sebagai proses pemanasan pada saat penggorengan akan tersambung pada pengukur sushu
dan tekanan pada mesin ini.

2.4.7 Pillow block

Pillow block berfungsi untuk menahan/mengunci bearing pada rangka agar tidak
bergerak.

2.4.8 Poros

Poros merupakan suatu bagian stationer yang dapat berputar, berpenampang bulat
dimana terpasang pada elemen-elemen roda gigi, pulli, sprocket dan lainnya. Poros dapat
menerima beban lentursn, beban tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja
individual atau berupa gabungan dengan lainnya (Josep Edward Shigley, 1983).

Fungsi poros sendiri antara lain:

1. Sebagai rol atau proses pengggilingan


2. Mentransmisikan daya
3. Fungsi engsel pada mesin
4. Mendukung bagian yang dapat berotasi atau beban tetap dan berubah

2.4.9 Bantalan

Bearing atau bantalan adalah elemen pada mesin yang perperan sebagai penumpu
pada poros yang berbeban sehingga putaran dan gerakannya dapat berlangsung ecara aman
dan tahan lama. Berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi antara poros yang
berputar dengan tumpuannya. Bearing terjadi gesekan pada gelinding antara bagian yang

11
diam dan bergerak seperti bola peluru, rol jarum, dan rol bulat. Bearing gelinding umumnya
cocok digunakan beban kecil, tergantung bentuk dan kebutuhannnya.

2.4.10 Motor Listrik

Motor listrik merupakan alat yang berfungsi mengubah suatu energi listrik menjadi
energy mekani (gerak). Kebalikan dari motor listrik adalah dynamo dimana berfungsi
merubah energy mekanik ke energy listrik. Output dari motor listrik adalah putaran,
dibanding dengan motor yang bersumber pada energy lain motor listrik merupakan alat
yang mempunyai efisiensi yang paling tinggi. Alat ini digunakan sebagai perancangn poros
dan sistem gerak pada mesin penggoreng rambak ini bersumber dari motor arus listrik
bolak-balik (AC).

2.4.11 Rangka

Rangka berfugsi sebagai dudukan dan penopang seluruh system penggoreng


kerupuk dan sebagai tempat untuk menempel berbagai komponen pada mesin penggoreng
rambak ini. Spesifikasi frame atau rangka mesin memiliki berat yang stabil dengan
distribusi beban mesin, memiliki efek peredam yang bagus. Gaya dan desain juga harus
sesuai dengan fungsi mesin penggorengan ini.

2.4.12 Penampung minyak

Penampung minyak berfungsi sebagai wadah dari sisa minyak sisa penggorengan.
Penampung minyak pada ini adalah terletak di bawah spinner tambahan yang berada di
bawah mesin penggorengan. Ketika rambak telah matang peniris otomatis menjatuhkan
kebawah kedalam alat ini untuk mengurangi minyak pada proses penggorengan.

12
BAB III

METODOLOGI

3.1 Metode Rancangan

Metode rancangan teknis menggunakan cara sistematis yaitu metode rancangan


yang bertujuan untuk mempermudah dan membantu suatu proses menciptakan dan
membentuk suatu desain rancang bangun mesin. Pada dasarnya rancangan teknis digunakan
sebagai mendapatkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan pada pembuatan alat ini
sehingga memungkinkan untuk mendapatkan hasil atau produk yang baik sesuai dengan
kebutuhan. Hal tersebut perlu didasari oleh latar belakang ilmu pengetahuan dan kreatifitas
yang dimiliki mahasiswa mengenai aspek apa saja yang berkembang saat ini di tengah
masyarakat dengan mempertimangkan aspek-aspek lainnya seperti ekonomi, sosial dan
lainnya,

Dalam rancangan diperlukan metode rancangan untuk memecahkan masalah yang


dilakukan tahap demi tahap secara sintesis, analisis dan terstruktur. Sintetis merupakan
penggabungan kembali elemen-elemen yang telah diketahui karakteristiknya yang
selanjutnya diciptikan suatu sistem baru. Pada metode rancangan suatu tahap yang
merupakan kelanjutan dari tahap sebelumnya menjadi bahan acuan tahap selanjutnya.
Kenyataannya suatu tahap merupakan proses yang cukup kompleks, biasanya untuk
memecahkan dibutuhkan literasi yang merupakan proses dimana suatu solusi dicapai secara
struktur. pada literasi memungkinkan mahasiswa untuk kembali pada tahap sebelumnya
untuk melakukan pengulangan.

Selanjutnya untuk mengetahui perencanaan yang baik, perlu mempertimbangkan


beberapa kegiatan yaitu rekayasa penelitian dan rancangan, antara lain:

1. Rekayasa

Merupakan penerapan ilmu dan matematika sebgai pemanfaatan benda dan energy
dalam alam sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat dalam kegiatan
pembuata, pembangunan, produksi, pemesinan dan proses

13
12
2. Penelitian

Dimana kegiatan pengujian atau percobaan yang bertujuan untuk sebgai berikut:

- Resorching dan pemahaman fakta


- Perbaikan berdasarkan data atau teori atau hokum yang ditetapkan
- Penerapan secara praktis suatu temuan baru atau teori baru yang sebelumnya
diperbaiki

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang disajikan dalam bentuk diagram alir

4. Rancangan

Merupakan bagian kegiatan rekayasa adalah usaha secara intelek untu memenuhi
syarat-syarat tertentu dengan cara sebaik mungkin.

3.1.1 Proses Perancangan

Proses kegiatan rancangan prosedur yang berlaku yaitu dengan cara terstruktur dan
bertahap. Dalam tahapan-tahapan yang diambil dinamakan proses rancangan. Pada
dasarnya rancangan bermula karena adanya suatu kebutuhan pada masyarakat atau industri.
Kebutuhan yang dianggap sebagai ketidaksempurnaan suatu mesin atau sistem kerjanya,
sehingga diperlukan pembaharuaan guna menyempurnakan mesin sebelumnya.
Kesempurnaan akan terus berjalan seiring berkembangnya zaman.

Produk baru akan bisa dikatan sebagai sempurna hanya dalam kurun waktu tertentu,
contohnya produk mesin dikatakan sempurna pada waktu sekarang namun belum tentu
sempurna untuk kewaktu kedepannya karena akan ada jenis mesin yang memperbaruinya.
Siklus ini akan terus berputar mengikuti kemajuan teknologi.

3.1.2 Material Rangka

Material kontruksi rangka mesin penggorengan rambak dalam menggunakan jenis


logam yang dipakai dapat menentukan kekuatan dalam menahan beban yang terjadi saat

14
mesin bekerja, diperlukan sifat kestabilan dan elastistas terhadap beban getaran. Selain itu
pengaruh bahan logam atau material yang digunakan dapat dibedakan antara lain:

1. Besi Cor

Adalah besi perkakas tanpa campuran, yang terdiri dari unsur Fe dan C 1,7% hingga
4,5% dan baik digunakan sebagai kontruksi kaki atau standar mesin

2. Baja Kontruksi

Baja tanpa campuran yang terdiri dari Besi ( Fe) dan C kadar 0,45%. Biasanya
digunakan pada profilm seng, pasak, kawat dan lainnya’=.

3. Baja Perkakas

Terdiri dari 0,45-1,7% C dan besi. Melalui proses pengerasan baja ini dapat digunakan
sebagai bahan perkakas mesin sederhana.

4. Logam keras

Terdiri dari wolfram dan zat arang karbon C ditambah unsur cobalt sintesis dan
digunakan sebagai bahan perkakas mesin

3.1.3 Motor Penggerak

Bahan yang digunakan pada perancangan mesin penngoreng rambak metode deep
frying dengan spinner semi otomatis ini harus dipilih dari bahan kuat namun tetap ringan,
karena dapat mempengaruhi daya motor penggerak yang digunakan pada rancangan ini.

Alat atau mesin ini mempunyai sistem transmisi yang digerakan oleh motor listrik
½ Hp/1400 rpm/1 phase. Rancangan ini memeiliki komponen utama dan pendukung,
komponen tersebut masing-masing memiliki fungsi masing-masing yang saling mendukung
satu sama lain sehingga mesin dapat bekerja dengan baik.

3.1.4 Pulli

Digunakan sebagai fungsi transmisi tenaga dari poros ke poros lainnya dengan
bantuan V-belt atau tali. Kecepatan rasio pulli sangat tergantung pada besar kecilnya

15
diameter pulli penggerak dan diameter pulli yang digerakan. Terbuat dari bahan material
besi cor, baja dan besi plat.

3.1.5 Sabuk Transmisi

Memiliki penampang dengan bentuk trapesium banyak digunakan, apalagi pada


keadaan yang paling tidak menguntungkan (jarak sumbu kecil). Gesekan antara sabuk V
dan pulli, lebih besar daripada gesekan anatara sabuk dan pulli. Sabuk V memiliki kawat
baja sebagai penarik. Transmisi serupa yang tidak banyak mengambil tempat dibandingkan
dengan transmisi roda gigi, transmisi tersebut masih memiliki keuntungan berupa tegangan
sempurna dan dapat meredam getaran.

Sabuk V kebanyakan dijual dalam bentuk panjang normal tanpa sambungan dengan
pulli yang sesuai. Dalam hal ini, puli dipasang pada ujung poros sebelah bilik luar bantalan
yang menumpuk, ketika pulli diletakab antara blok bantalan, maka digunakan sabuk dengan
penahannya akan tetapi dapat mempengaruhi umur dan berjalannya tenaga sabuk secara
tidak baik. Alhasil untuk memungkinkan sabuk tanpa sambungan dapat dipasang
disekeliling pulli salah satu poros harus digeser cukup jauh, misalnya karena motor listrik
berada pada eretan.

Sabuk V dan pulli di normalisasikan NEN 1727. Selain itu diusahakan untuk
membuat suatu normalisasi internasional dalam bidang ini adalah ISO dan DIN di negeri
Belanda. Berikut adalah tabel ukuran sabuk V (normalisasi DIN)

Seri Ukuran (mm)


Z 10 x 6
A 13 x 9
B 17 x 11
C 22 x 14
D 32 x 19
E 38 x 25
S 25 x 16

16
3.1.6 Bantalan Poros Mesin

Bantalan merupakan bagaian yang menumpu poros beban sehingga putaran atau
gerakan bolak-balik dapat berlangsung secara baik dan aman. Spesifikasi banatalan harus
cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta bagaian mesin lainnya bekerja dengan baik.
Apabila bantalan tidak bekerja dengan baik maka kinerja seluruh sistem pada mesin akan
menurun dan tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Bantalan dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:

1. Bantalan luncur

Terjadi akibat gesekan luncur antara poros dan bantalan karena permukaan poros
ditumpu pada permukaan bantalan dengan perantara pelumas.

2. Bantalan gelinding

Terjadi akibat gesekan gelinding antara bagaian yang berotasi dengan bagian yang diam
melaluo elemen berbentuk peluru, rol, atau jarum.

3. Bantalan radial

Arah beban yang ditumpu adalah tegak lurus dengan sumbu poros

4. Bantalan gelinding khusus

Menumpu beban yang memiliki arah sejajar dan tegak lurus terhadap sumbu poros

3.1.7 Hubungan Elemen Mesin

Elemen struktur mesin akan saling berhubungan merupakan masalah desain yang
kritis dan dapat berhubungan dengan pengaruh penentuan sistem structural dasarnya,
khususnya pola serta materialnya. Strategi yang memungkinkan dalam menggabungkan
elemen structural yang sangat bergantung pada geometri dan sifat fisik elemen yang akan
digabungkan. Tinjauan elemen struktur kaku linear sederhana yang tergabung, jelas bahwa
titik hubung yang biasa digunakan adalah bersifat menumpang tindih elemen-elemen
merubah bentuk dan menguncinya,

17
Titik hubung yang digunakan elemen ketiga sebagai penghubung. Baut, paku
keeling, proses lasan adalah contohnya. Alat penghubung berupa elemen ketiga dari
penghubung juga membutuhkan potongan kecil sebagai tambahan, misalnya alat penutup.
Fungsi utama alat tersebut untuk membantu dalam meneruskan gaya-gaya yang terdapat
pada titi hubung dari satu elemen ke elemen lainnya. Baut penghubung dari satu elemen ke
elemen lainnya sebgai timbul gaya geser pada baut tersebut.

3.2 Lokasi Penelitian

Pada penulisan proposal tugas akhir ini penulis melakukan penelitian di UD. Intan
Jaya Tulungagung usaha UMKM yang memproduksi kerupuk rambak sapi dan kerbau.
Didirikan pada tahun 1997 (awal reformasi ) pendiri awal usaha ini adalah orang tua dari
Bapak H. Waluyo. Lokasi UD Intan Jaya Rambak terletak di Desa Sembung Kabupaten
Tulungagung. Sedangkan untuk outlet penjualan UD Intan Jaya yang memiliki 2 outlet di
Kabupaten Tulungagung yaitu pertama terletak di Jl. Pangeran Antasaro No.25
Kampungdalem Kecamatan Tulungagung, atau terletak di ruko depan stasiun Tulungagung.
Outlet kedua terletak pada Jl. Argopuro, RT/RW 33/06 Morangan, Bolorejo, Kauman,
Kabupaten Tulungagung. Kedua outlet tersebut memiliki lokasi yang strategis, sehingga
meudahkan masyarakat diluar kota atau didalam dalam membeli karena terletak langsung
pada jalan raya.

3.2 Rincian Biaya

No Alat dan Bahan Jumlah Biaya


1 Motor Listrik 1 Rp. 400.000
2 Besi plat stainless steel ( Wajan 1 Rp. 500.000
penggoreng)
3 Kawat Jaring Aluminium (Peniris) 1 Rp. 40.000
4 Thermostat – 0℃ - 200℃ 1 Rp. 41.000
5 Regulator 1 Rp. 55.000
6 Solenoid valve – 10 bar 6 1 Rp. 59.000
7 Gas LPG 1 Rp. 20.000
8 Pulli besar dan kecil 1 Rp. 80.000
9 Besi poros 1 m 1 Rp. 100.000
10 V-belt 1 Rp. 50.000
11 Pipa baja Rp. 25.000

18
12 Elektroda las 1 Rp. 200.000
13 Mata bor 12 mm 5 Rp. 32.000
14 Baut dan mut 12 mm Rp. 20.000
15 Kontak listrik 1 Rp. 12.000
16 Alat pendukung Rp. 150.000
17 Cat dan pendukung Rp. 120.000
18 Paku pivet Rp. 5.500
19 Bantalan 2 Rp. 70.000
20 Besi siku ukuran 5x5 cm Rp. 330.000
Total Rp. 2.309.500

3.3 Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir

Bulan
Kegiatan
Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Spt Okt
Pembentukan
kelompok
Penentuan
Judul
Pembuatan
Proposal TA
Revisi Proposal
TA
Pembuatan
alat
Pembuatan
laporan

19
Penyempurnaa
n alat
Ujian TA

20

Anda mungkin juga menyukai