Anda di halaman 1dari 27

BAB XXX PERAKITAN DAN INSTALASI

MESIN FRAIS UNIVERSAL


Disusun Oleh Andara Ramadhani 180512526003
Nazar Kusnul Firmansyah 180512526006
Bobby Adytia Pradana 180512526022
Mohammad Labib Habibi 180512526010
Haris Aqil Widigdo 180512526021
Mesin perkakas merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi komponen
dari logam dengan tenaga motor listrik sebagai penggerak utamanya dan berfungsi untuk
suku cadang sebuah mesin atau alat. Ahli sejarah teknologi berpendapat bahwa mesin
perkakas sesungguhnya lahir ketika keterlibatan manusia dihilangkan dalam proses
pembentukan atau proses manufaktur dari berbagai macam peralatan.

Karena penting dan seringnya penggunaan mesin perkakas, baik di dunia industry
maupun pendidikan, maka kemampuan individu dalam mengoperasikan mesin perkakas
mulai perakitan, penataan dan proses operasional mesin perkakas diperlukan. Untuk
memperoleh peningkatan produktivitas yang maksimal dan efisien dibutuhkan proses
instalasi dan perakitan yang benar agar tidak terjadi permasalahan yang dapat menghambat
kegiatan produksi dan mengurangi hal-hal yang dapat merugikan (perusahaan) dan
mengurangi resiko kecelakaan pada pekerja.

X.1 Definisi dan Jenis Mesin Frais (Milling)

Mesin frais merupakan salah satu mesin yang digunakan untuk pengerjaan pada
proses pemesinan. Secara umum, mesin frais dapat didefiniskan sebagai salah satu mesin
konvensional yang mampu mengerjakan penyayatan permukaan datar, sisi tegak, miring
bahkan pembuatan alur dan roda gigi. Mesin frais mampu melakukan banyak tugas bila
dibandingkan dengan mesin perkakas lainnya. Hal ini disebabkan karena selain mampu
mengerjakan permukaan datar maupun berlekuk dengan penyelesaian dan ketelitian yang
tinggi, mesin frais juga berguna untuk menghaluskan dan meratakan permukaan benda
kerja sesuai yang diinginkan. Memiliki gerak utam putaran pada spindle yang memutar
pahat dan benda kerja dalam keadaan diam dalam vice yang dapat digerakan oleh meja
secara vertical, transversal atau horizontal.

Pada mesin frais Milling vertikal dapat digunakan untuk membuat pekerjaan
bertingkat, sudut, dan membuat lubang dan sebagainya. Pada jenis frais horizontal dapat
digunakan untuk membuat roda gigi, hingga alur berbentuk pasak dan blok V. Sedangkan
untuk jenis mesin frais universal ini dapat dugunakan sesuai dengan kegunaan 2 mesin frais
jenis vertical dan horizontal yang mengikuti kebutuhan pengguna, karena memiliki lengan
yang berfungsi ganda sehingga dapat untuk memasang 2 jenis pisau frais vertical maupun
horizontal.

Mesin Frais Universal ini sangat berguna untuk para pekerja bengkel karena
kegunaanya sangat banyak dari memfrais, hingga membuat alur. Oleh karena itu Mesin
Frais Universal ini banyak ditemukan di dalam dunia Otomotif atau perbengkelan.
Selanjutnya kita akan membahas tentang pisau frais karena pisau frais sangat berguna untuk
mesin frais. Untuk melaksanakannya atau menggunakannya Mesin Frais dilengkapi dengan
peralatan yang mudah digeser, diganti dan dipindahkan. Peralatan tambahan tersebut
berupa Meja siku, Meja miring, Meja putar, dan kepala spindel tegak. Beberapa jenis mesin
milling yang terdapat pada Lab G2 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik.

Jenis Mesin Frais (Milling)

1. Mesin Frais (Milling) Vertikal

GAMBAR

2. . Mesin Frais (Milling) Horizontal

GAMBAR

3. . Mesin Frais (Milling) Universal


Bagian-bagian pada Mesin Frais (Milling) dan Fungsinya
2
3 1
2
1 4

9
6

Sumber: https://indonesian.alibaba.com/

Keterangan:

1. Kolom mesin (badan mesin) Kolom mesin berfungsi sebagai penopang atau
tempat kedudukan bagian-bagian mesin seperti
spindel, tuas-tuas, motor penggerak beserta
puli-pulinya.
2. Head (Kepala mesin/Kepala Lepas) Pada bagaian kepala mesin frsid universal
kepala lepas dapat diganti dengsn fungsi yang
diinginkan.
3. Quill dan spindle Spindle merupakan bagian penting dari mesin
frais. Berfungsi sebagai tempat penahan alat
potong pada mesin frais vertikal dan sebagai
tempat arbor pada mesin frais horisontal.
4. Work table (Meja) Berada di atas sadel dan terbuat dari besi cor.
Fungsi utamanya adalah sebagai tempat untuk
mengikat benda kerja dalam proses
pengefraisan. Berbentuk persegi panjang dan
memiliki alur-alur T
5. Dudukan meja/Saddle Sadel ini berada diantara lutut dan meja mesin
frais. Berbentuk persegi, terbuat dari besi cor
dan memiliki alur ekor burung yang
berpasangan dengan lutut.
6. Knee Bagian ini memiliki dua alur ekor burung yang
saling tegak lurus. Satu berpasangan dengan
kolom mesin dan satu lagi berpasangan dengan
sadel. Lutut pada mesin frais terbuat dari besi
cor dan hanya bisa digerakkan secara vertikal.
7. Base Bagian mesin paling bawah. Berfungsi sebagai
pondasi dari mesin milling dan juga sebagai
tempat pembuangan coolant yang telah
digunakan. Semua beban berada pada alas
mesin sehingga harus tahan terhadap tekanan
tinggi. Terbuat dari besi cor
8. Handwheel Table Berfungsi untuk menggerakan meja mesin
secara manual. Baik itu secara horizontal.
9. Crossfeed Handle Berfungsi untuk menggerakan meja mesin
secara manual. Baik itu secara vertikal / tegak.

Selain dari table diatas bagian-bagian pada mesin frais (milling) terdapat beberapa bagian lainnya
antara lain:

1. Arbor

Arbor pada mesin frais mempunyai fungsi sebagai pemegang pisau frais (milling
cutter), di mana arbor ini dipasang pada spindel mesin. Ada beberapa jenis arbor
yang sering dipakai pada mesin frais, seperti arbor panjang, arbor pendek dan
arbor dengan ujungtap.

2. Penopang Arbor

Penopang arbor digunakan untuk menyokong arbor panjang agar arbor panjang tersebut memiliki
posisi yang stabil sewaktu digunakan.

3. Ragum

Ragum atau catok pada mesin frais digunakan untuk memegang benda kerja yang akan
difrais. Benda kerja harus dijepit dengan kuat agar pada waktu dilakukan penyayatan oleh pisau frais
posisi benda kerja tidak bergeser atau berubah, karena pada waktu pisau frais menyayat benda kerja
terjadi gaya-gaya yang cukup besar.

Spesifikasi Mesin Frais (Milling) Universal tipe GUT Universal Milling Machine X6328B +
3ADRO Lab G2 Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang
Gambar Mesin Milling Universal

Info Spesifikasi Mesin Milling Universal

Spesifikasi:

Nama Produk UNIVERSAL MILLING MACHINE X6328B +


3ADRO
SKU 1008728
SAP SKU 1008728
Merk GUT
Berat Mesin 1350.00 Kg
Kode Manufactur X6328B+3ADRO
Dimensi Mesin 171X148X210 Cm
Type Universal Milling Machine
Table size 1120x260 mm
Max load table 200 Kg
Main motir 2.2 (V/H) kW
Ram travel 500 mm
Spindle speed -
x. 2 Penentuan Tata letak Praktikum Pemesinan yang Tepat dan Bentuk Bangunan
Workshop

Perencanaan Tata Letak Mesin

Tata letak yang baik akan mempermudah seorang supervisor untuk mengamati jalannya
proses produksi. Dalam PTLP ini pada dasarnya akan merupakan proses pengurutan dari suatu
perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan proses tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Pemilihan Lokasi

2. Operation Process Chart (OPC)

3. Routing Sheet

4. Multi Product Process Chart (MPPC)

5. Menentukan Gudang

6. Ongkos Material Handling (OMH)

7. From To Chart (FTC)

8. Outflow, Inflow

9. Tabel Skala Prioritas (TSP)

10. Activity Relationship Diagram (ARD)

11. Activity Relationship Chart (ARC)

12. Area Alocation Diagram (AAD)

Secara singkat langkah-langkah untuk merencanakan tata letak pabrik adalah sebagai berikut :

1. Analisa produk, yaitu aktivitas untuk menganalisa macam dan jumlah produk yang harus dibuat.

2. Analisa proses, adalah langkah untuk menganalisa macam dan urutan proses pengerjaan

produk.komponen.

3. Analisa macam dan jumlah mesin / peralatan serta luas area yang dibutuhkan.

4. Perancangan tata letak mesin dan departemen dalam pabrik.

Jenis Tata Letak Fasilitas Produksi

Pemilihan dan penempatan alternatif tata letak merupakan langkah yang kritis dalam proses
perencanaan fasilitas produksi, karena tata letak yang dipilih akan menentukan hubungan fisik dari
aktivitas produksi yang berlangsung.Penetapan mengenai macam spesifikasi, jumlah dan luas area
dari fasilitas produksi yang diperlukan merupakan langkah awal sebelum perencanaan pengaturan tata
letak fasilitas. Ada empat macam atau tipe tata letak yang secara klasik umum diaplikasikan dalam
desain tata letak, yaitu :
1. Tata letak fasilitas berdasarkan aliran produksi (Product Layout).

Dengan layout dengan tipe ini, suatu produk akan dikerjakan sampai selesai didalam
departement tanpa perlu dipindah-pindah ke departement lain. Disini bahan baku akan dipindahkan
dari satu operasi ke operasi berikutnya secara langsung sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
tujuan utama dari layout ini adalah untuk mengurangi proses pemindahan bahan dan memudahkan
pengawasan dalam aktifitas produksi.

2. Tata letak fasilitas berdasarkan lokasi material tetap (Fixed Position Layout).

Merupakan metode pengaturan suatu fasilitas produksi seperti mesin, manusia, dan
komponen lainnya yang bergerak menuju komponen produk utama yang berada pada posisi tetap.
Biasanya tata letak ini digunakan untuk kegiatan produksi yang menghasilkan produk - produk
dengan skala ukuran yang besar seperti pesawat terbang, kapal laut, dan lainnya. Tata letak tipe ini
dapat ditunjukkan dalam contoh berikut:

3. Tata letak fasilitas berdasarkan kelompok produk.

Merupakan tata letak yang didasarkan pada pengelompokan produk atau komponen yang
akan dibuat. Dalam hal ini pengelompokan tidak didasarkan pada kesamaan jenis produk akhir, tetapi
dikelompokkan berdasarkan langkah pemprosesan, bentuk, mesin, atau peralatan yang dipakai. Tata
letak tipe ini dapat ditunjukkan dalam contoh berikut:
4. Tata letak fasilitas berdasarkan fungsi atau macam proses (Process Layout).

Merupakan metode pengaturan dan penempatan segala mesin dan peralatan produksi yang
memiliki tipe / jenis sama kedalam satu departemen. Jadi mesin dikelompokkan sesuai dengan
kesamaan proses atau fungsi kerjanya. Tata letak ini cocok untuk produksi produk dengan variasi
produknya tinggi dan volume produksinya rendah. Tata letak tipe ini dapat ditunjukkan dalam contoh
berikut :

Tata Letak Ruang Workshop Pemesinan G2 Jurusan Teknik Mesin

Pada Workshop Pemesinan G2 adalah jenis aliran fungsi diklat maka tata letak, bangunan
workshop dan luas ruang sebagai berikut:

Gambar Denah Ruangan Terbaru

GAMBAR
Rak peralatan U
M Frais Pintu
Universal Meja Instruktur Masuk/keluar
M Frais

Horizontal
M Bubut M Bubut
M Bubut Ruang
M Frais
M Bubut Kepala
Verikal
M Bubut
Lab
M Bubut M Bubut
M Frais
M Bubut
M Bubut
Gerinda

Verikal
M Bubut End Mill

M Bubut M Gerinda

M sekrap M Sekrap M Frais

Horizontal
Ruang Dapur

Bengkel Pemesinan terletak di lantai 1 dalam gedung Workshop pemesinan G2. Dengan
bangunan berlantai 2 yang menghadap kearah utara. Di dalam bengkel terdapat ruang instruktur
bersebelahan dengan ruang kepala bengkel. Pada bagian barat terdapat ruangan dapur. Dari denah
yang tersaji Bengkel Pemesinan G2 ini menggunakan sistem tata letak berdasarkan fungsi (functional
layout), sehingga peletakan mesin-mesin dikelompokan berdasarkan jenis mesin yang ada. Tata letak
dalam bengkel merupakan hal yang penting, karena dapat mempengaruhi efensiensi bengkel.

Penentuan Luas ruang Workshop pemesinan

Jenis/ Permukaan Lantai Workshop

X.3 Data yang Diperlukan pada Perencanaan Instalasi Mesin Frais Universal

Parameter Pemotongan

Sebelum kita mengoperasikan mesin frais (milling) kita harus mengetahui langkah-langkah
dengan baik dan benar. Hal pertama sebelum mengoperasikan mesin seperti paremeter pemotongan.
Parameter pemotongan diperlukan agar proses produksi berjalan sesuai dengan perencanaan.
Parameter pemotongan antara lain : kecepatan potong, putaran spindel, dalam pemakanan, gerak
makan pergigi, kecepatan penghasilan geram dan waktu pemesinan. pada mesin frais harus kita
tentukan terlebih dahulu. Berikut langkah menentukan parameter pemotongan :

1. Benda kerja :

W : lebar pemotongan (mm)

lw : panjang pemotongan (mm)

a : kedalaman pemotongan (mm)

2. Pahat Frais :

d : diameter luar (mm)

z : jumlah gigi

kr : sudut potong utama


3. Mesin Frais :

n : putaran poros utama (putaran/menit)

vf : kecepatan makan (mm/put)

4. Kecepatan Potong/Cutting speed

Untuk menentukan kecepatan potong ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

- Material benda kerja

- Material pisau frais

- Diameter pisau

- Kehalusan permukaan yang diinginkan

- Dalam pemakanan/pemotongan

Untuk benda kerja dengan kekerasan yang berbeda, strukturnya dan kemampuan pemesinannya
diperlukan penentuan cutting speed yang berbeda. Pada table X berikut menunjukan penentuan
cutting speed:

Tabel X. Cutting Speed Frais

Persamaan untuk cutting speed :

Keterangan :

: cutting speed

: diameter pisau

: putaran spindel utama

5. Putaran Pisau
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan putaran pisau mesin frais antara lain :

- Material yang akan di frais

- Bahan pisau frais

- Diameter frais

6. Feed (Gerak Pemakanan)

Feed merupakan gerak makan pisau frais terhadap benda kerja. Faktor –faktor yang perlu
diperhatikan antara lain :

- Dalam pemakanan

- Material benda kerja

- Tipe permukaan finishing yang diinginkan

- Tipe pisau frais

- Power dan rigditas mesin

Tabel X. Feed Proses Milling

7. Dalam Pemotongan

Pemotongan pada mesin frais tergantung pada jenis pemakanan yang dilakukan. Pemakanan dalam
proses frais antara lain pemakanan kasar dan pemakanan halus (finishing). pemakanan kasar bertujuan
untuk memotong benda kerja sesuai dengan yang direncanakan, sedangkan pemakanan halus
berfungsi untuk proses finishing benda kerja.

Pada pemotongan kasar dalam pemotongan dapat ditentukan pada kedalaman maksimal (lebih
dalam). Pada pemotongan yang berat dapat digunakan pisau dengan gigi helik dan jumlah gigi yang
lebih sedikit. Pemotongan halus (finishing) dilakukan secara ringan (light) daripada pemotongan
kasar. Kedalaman pemotongan pada permukaan yang kasar biasanya tidak lebih dari 1/64 inchi (0.39
mm). pada permukaan halus, feeding (gerakan pemakanan) harus dikurangi dan putaran pisau
dipercepat, sedangkan pada pemotongan kasar sebaliknya, yaitu feeding diperbesar dan putaran pisau
diperlambat.
8. Gerak Makan Per Gigi (fz)

Gerak makan pergigi dapat dihitung dengan persamaan berikut :

𝑓𝑧=𝑣𝑓𝑧.𝑛 ⁄(mm/gigi)

Keterangan:

Fz : gerakan makan per gigi

Vf : kecepatan makan (mm/putaran)

Z : jumlah gigi pisau frais

n : putaran spindle mesin (rpm)

Tabel sayatan per gigi (Sz)

9. Waktu Pemotongan

Tc= lt/vf min

Keterangan:

Lt = lv + lw+In (mm)

Lv = 1, untuk mengepfrais datar

Lv > 0, untuk mengefrais tegak

In ≠ d/2, untuk mengefrais tegak

10. Kecepatan penghasilan geram

Z = (vf.a.w)/100 cm3/min
Proses frais bisa dilakukan dengan banyak cara menurut jenis pahat yang digunakan dan bentuk benda
kerjanya. Selain itu jenis mesin frais yang benda kerjannya. Selain itu jenis mesin frais yang
bervariasi menyebabkan analisa proses frais menjadi rumit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
perencanaan bukan hanya kecepatan potong dan gerak makan saja, tetapi juga cara penekanan, gaya
potong, kehalusan produk, getaran mesin dan getaran benda kerja.

Jenis-jenis Ragum Pada Mesin Frais (Milling) Universal dan Pemasangan Benda Kerja

Gambar Ragum Universal dan Ragum Biasa

Gambar Chuck Rahang 3, 4, dan 6

Pada mesin frais (Milling) pemegang benda kerja biasanya menggunakan ragum.
Pemasangan benda kerja sebaiknya permukaan mulut ragum dan benda kerja dalam keadaan bersih.
Permukaan benda kerja yang meninjol jangan terlalu tinggi, agar benda kerja tidak bergetar

Pemasangan Alat Potong

Telah dijelaskan sebelumnya jenis-jenis alat potong pada mesin frais (Milling). Untuk alat
potong yang dipasang tergantung dengan tujuan pembuatan benda yang dikerjakan.

Jenis-Jenis Pisau Frais (Milling) dan Kegunaannya

Untuk melaksanakan berbagai operasi pengerjaan benda kerja pada mesin frais digunakan
suatu alat potong yang sering disebut sebagai pisau frais atau milling cutter. Tidak seperti pahat pada
mesin bubut atau mesin sekrap yang memiliki satu mata pemotong, pisau frais pada umumnya
memikiki mata pemotong jamak. Umumnya pisau frais mempunyai lebih dari satu galur (flute)
dengan bentuk heliks. Bagian sepanjang tepi galur yang tajam disebut sebagai gigi. Di mana gigi
pisau frais ini merupakan bagian yang memotong (menyayat) benda kerja yang difrais, dan beram
atau tatal hasil penyayatan akan keluar dari pisau frais melalui galur. Pisau frais biasanya mempunyai
satu gigi atau lebih, di mana pisau frais yang memiliki 2, 3 atau 4 gigi merupakan pisau frais yang
banyak digunakan.

a. Pisau Frais Rata (Plain Milling Cutter)

Pisau frais rata atau plain milling cutter merupakan pisau frais yang berbentuk silinder yang
memiliki gigi-gigi pemotong di bagian kelilingnya, tetapi di kedua sisinya tidak terdapat gigi
pemotong. Pada dasarnya pisau frais ini digunakan unuk mengefrais rata permukaan benda kerja yang
sejajar dengan sumbu pisau. Pisau frais rata ada yang memiliki gigi lurus ada juga yang bergigi
heliks.

b. Pisau Frais Samping (Side Milling Cutter)

Pisau frais samping mirip dengan pisau frais rata (plain milling cutter), tetapi pada salah
satu sisi atau kedua sisinya terdapat gigi pemotong. Pisau frais samping dapat dibedakan menjadi
pisau samping dua sisi, pisau samping gigi berselang-seling dan pisau samping satu sisi.

c. Pisau Frais Muka (Face Milling Cutter)

Pisau frais ini digunakan untuk meratakan permukaan benda kerja, di mana posisi bagian
muka pisau bersama arbornya tegak lurus terhadap bidang benda kerja yang difrais. Pisau frais muka
ada yang berbentuk pisau frais solid ada juga yang berupa pisau frais dengan gigi pemotong sisipan.
Pisau frais muka jenis pisau solid biasanya terbuat dari material HSS, sedangkan pisau frais jenis
susipan, di mana gigi pemotong sisipannya biasanya terbuat dari material karbida. Pisau frais dengan
gigi pemotong dari karbida memiliki kecepatan menyayat logam 2 - 5 kali lebih cepat dari pisau frais
yang terbuat dari material HSS.

d. Pisau Frais Sudut (Angular Milling Cutter)


Pisau frais sudut tidak memmiliki bentuk yang silindris seperti kebanyakan pisau frais yang
lain, tetapi memiliki bentuk kerucut dengan gigi-gigi pemotong pada bagian kelilingnya. Pisau sudut
ini ada yang berjenis cangkang (shell cutter) yang mempunyai lubang di bagian tengahnya dan ada
juga jenis pisau sudut yang bertangkai. Ada beberapa jenis pisau frais sudut, seperti pisau sudut
tunggal, pisau sudut ganda, dan pisau sudut ekor burung.

e. Pisau Frais Bentuk

Convex milling cutter Corner rounded cutter

Concave milling cutter

Pisau frais bentuk digunakan untuk mengefrais benda kerja dengan bentuk-bentuk tertentu,
seperti bentuk cekung, bentuk cembung dan lain-lain. Ada beberapa jenis pisau frais bentuk antara
lain pisau frais bentuk cembung (convex milling cutter), pisau frais bentuk cekung (concave milling
cutter), pisau frais bentuk radius (corner rounded milling cutter). Pisau frais bentuk mempunyai gigi-
gigi pemotong pada bagian keliling pisau yang dibentuk dengan bentuk-bentuk tertentu untuk
menghasilkan konfigurasi bentuk khusus pada permukaan benda kerja. Kontur dari tepi pemotong
pisau frais ini akan terbentuk kembali dengan tepat pada permukaan benda kerja yang di frais.

f. Pisau Frais Roda Gigi


Pisau frais roda gigi sebenarnya merupakan pisau frais bentuk. Pisau frais ini digunakan
untuk menyayat atau membentuk gigi-gigi pada roda gigi. Bentuk pisau frais roda gigi ada
bermacam-macam ssesuai dengan jenis roda gigi yang akan dibuat, misalnya pisau frais untuk roda
gigi lurus (spur gear), pisau frais untuk roda gigi kerucut (bevel gear), pisau frais untuk roda gigi
cacing (worm gear). Tiap-tiap pisau roda gigi mempunyai ukuran atau ketentuan tertentu yang
biasanya dinyatakan dalam nomor, jumlah gigi atau modul dan sudut tekan (pressure angle).

g. Pisau Frais Alur-T (T-slot Milling Cutter)

Pisau ini digunakan untuk membuat alur yang berbentuk T seperti alur-alur yang terdapat
pada meja mesin frais, meja mesin bor dan meja-meja kerja sejenis lainnya. Pisau ini memiliki
tangkai berbentuk tirus atau lurus yang dapat dipasang pada arbor mesin frais tegak.

h. Pisau Frais Belah (Slitting Saw Milling Cutter)

Bentuk pisau belah atau pisau pemotong memiliki bentuk piringan yang pada bagian
kelilingnya terdapat gigi-gigi pemotong. Pisau frais ini dapat digunakan untuk membelah benda kerja
atau untuk membuat alur.

i. Pisau Frais Ujung (End Mill Cutter)

Pisau frais ujung memiliki gigi-gigi pemotong disekeliling badannya dan di bagian
ujungnya. Pisau frais ujung ada yang mempunyai tangkai (bertangkai lurus ataupun bertangkai tirus)
dan ada juga yang tidak bertangkai. Pisau frais ujung yang bertangkai sering disebut pisau frais jari
sedangkan yang tidak bertangkai sering disebut sebagai pisau frais cangkang (shell end mill cutter).
Pada bagian tengah pisau frais cangkang terdapat lubang tembus yang memiliki alur pasak. Pisau frais
ujung dapat digunakan untuk pengefraisan muka, pengefraisan samping, pengefraisan menyudut,
pengefraisan melingkar, pengefraisan alur atau pengefraisan profil.
(Shell end mill) (Roughing end mill)

j. Pisau Frais Layang (Fly Cutter)

Pisau frais layang digunakan untuk mengefrais rata permukaan benda kerja mirip dengan
penggunaan pisau frais muka (face milling cutter).

Prosedur Pengoperasian Mesin Frais (Milling)

Prosedur pengoperasian mesin frais pada dasarnya sama untuk setiap jenis mesin dari
pabrikan mesin frais yang berbeda. Pada umunya perbedaanya hanyalah letak atau posisi handel-
handel atau switch/ tombol untuk pengoperasiannya saja. Setalah benda kerja terpasang pada ragum
dan Pahat potong terpasang mesin frais siap digunakan. Untuk prosedur hal-hal yang perlu
diperhatikan sebelum pengoperasiannya adalah sebagai berikut:

Sebelum mengoperasikan mesin frais,langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Mempelajari gambar kerja guna menyusun urutan kerja yang baik.

2. Mempelajari sifat material/bahan guna menentukan jenis pisau dan media pending yang

digunakan.

3. Menentukan kualitas hasil yang diinginkan.

4. Menentukan bentuk geometri alat potong yang digunakan.

5. Menentukan alat bantu yang digunakan.

6. Menentukan roda-roda gigi pengganti, apabila dikehendaki.

7. Menentukan parameter-parameter pemotongan yang berpengaruh dalam proses pengerjaan

seperti kecepatan potong, kecepatan sayat, kedalaman pemakanan dan lainya.

Setelah proses diatas dilaksanakan maka langkah selanjutnya adalah:

3. Menghidupkan mesin frais,termasuk putaran pisau frais.

4. Melakukan pengefraisan sesuai dengan gambar kerja.

5. Melakukan pengukuran benda kerja, menjauhkan dahulu benda kerja dari pisau frais atau

mematikan dahulu putaran pisau frais.

6. Melanjutkan proses pengefraisan sampai sesuai dengan ukuran pada benda kerja.

7. Mematikan mesin frais dan melepas benda kerja dari ragum/pencekam.


X.4 Luas Area yang Dibutuhkan Workshop Pemesinan
x.5 Jenis dan Fungsi Pemindahan Bahan
Pemindahan barang merupakan salah satu elemen dasar dalam implementasi Just
In time (JIT), Saya pikir kita bisa sepakat, jika pemindahan barang antar stasiun kerja
berlangsung dengan cepat, efisien,dan aman, memiliki kontribusi terhadap peningkatan
kecepatan operasi. Karena pada Workshop pemesinan gedung G2 memiliki sistem
pemindahan barang banyak dengan sekali jalan.
Pengangkatan Mesin

Pada Workshop pemesinan gedung G2 memiliki sistem pemindahan barang banyak dengan
sekali jalan. pemindahan dalam jumlah besar sekaligus memiliki konsekuensi terhadap luas ruang
gerak mesin pengangkut teutama untuk bermanuver. Untuk pemindahan Mesin Frais (Milling)
Universal dengan dimensi panjang mesin yang tertera sebelumnya dan ketinngian pintu bangunan
workshop harus pas.

- Hydraulic Hand Trucks

Jenis alat ini digunakan untuk memindahkan barang, tapi dilengkapi dengan mekanisme pengangkat
secara hidraulic. Contoh dibawah yang umum digunakan dalam industri, hand pallet, jack pallet,
Scissors Lift Table, Hidraulic Stackers,dll. Sistem Hidraulic tidak memerlukan sumber listrik dalam
operasinya, sehingga penggunaannya bisa lebih luas.

- Fork Lift

Menurut penggunaan dan sumbe tenaganya ada beberapa type fork lift, diantaranya electric forklift,
Diesel Engine Fork Lift, Gasoline/LPG engine fork lift. Penggunaan di dalam lingkungan Industri
biasanya berkisar pada beban angkat 2,5 - 5 Ton. Namun rentang daya angkat fork lift yang tersedia
dipasaran mulai dari 0,5 - 40 Ton. Pada penggunaan alat ini biasanya ketika mesin baru datang,
sebelum dimasukkan ke dalam gedung workshop mesin frais dipindahkan dari truck menggunakan
Fork lift
- Crane (Indoor)

Crane adalah salah satu alat angkat yang di gunakan oleh sebuah pabrik yang berfungsi untuk
mengangkat benda - benda berat dari area di salah satu tempat yang tidak bisa di jangkau oleh alat
angkat lainnya seperti fork lift dan prata. Dari hasil observasi di Worksop G2, masih belum terpasang
teknologi sperti alat bantu crane untuk memindahkan mesin dan alat berat lainnya

- Hoist

Hoist atau kerekan biasanya banyak di temukan di rumah-rumah untuk menimba air tanpa
menggunakan sanyo. Kerekan inilah yang memudahkan kita mengangkat barang menjadi ringan dan
mudah. Hoist juga banyak di jumpai di proyek-proyek besar yang tentu saja kegunaannya sangat
diperlukan. Fungsinya saat bermanfaat untuk memindahkan mesin dan biasanya Hoist ini terpasang di
crane.

Cara Memasang Mesin pada Dudukannya

Sebelum memasang mesin frias (Milling) universal, kita tentukan jenis pemotongan benda
kerjanya apakah menggunakan pemotongan vertical atau horizontal. Untuk memasang mesin frais
(Miliing) pada dudukannya, beberapa langkahnya antara lain (sebagai contoh dibawah pemotongan
secara sejajar/horizontal) :

1. Siapkan perlengkapan mesin yang diperlukan meliputi ragum mesin,arbor,dan satu set kollar
(ringarbor) dengan diameter lubang sama dengan diameter lubang alat potong yang akan digunakan

berikut kelengkapan lainnya.

2. Majukan lengan (Gambar 5.8a) dan lepaskan pendukung arbor( Gambar 5.8b).

3. Bersihkan lubang dan arbor bagian tirusnya (Gambar 5.9).

4. Pasang arbor pada spindel mesin dan ikat arbor dengan memutar mur pengikat dibelakang bodi

mesin (Gambar 5.10).

Gambar 5.8 Pemasangan arbor Gambar 5.9 Membersihkan bagian tirus

Gambar 5.10 Mengikat arbor

5. Pasang pisau (cutter) dan ring arbor (kollar) pada arbor (Gambar 5.11a), posisi pengikatan yang
benar

dan (Gambar 5.11b), posisi pengikatan yang salah apabila yang digunakan pisau mantel helik kiri

Gambar 5.11 Pemasangan cutter dan kollar (ringarbor)

6. Pasang pendukung arbor (support) pada lengan mesin dengan posisi tidak jauh dari pisau dan ikat

dengan kuat (Gambar 5.12).

7. Selanjutnya pasang ragum pada meja mesin frais pada posisi kurang lebih ditengah-tengah meja

mesin agar mendapatkan area kerja yang maksimal.

8. Lakukan pengecekan kesejajaran ragum. Apabila jenis pekerjaannya tidak dituntut hasil kesejajaran

dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan kesejajaran ragum dapat dilakukan dengan penyiku

(Gambar 5.13a). Apabila hasil kesejajarannya dituntut dengan kepresisian yang tinggi, pengecekan
kesejajaran ragum harus dilakukan dengan dial indicator (Gambar 5.13b).

Gambar 5.13 Pengecekan kesejajaran ragum

9. Pasang benda kerja pada ragum dengan diganjal paralel pad di bawahnya (Gambar 5.14a) .Untuk

mendapatkan pemasangan benda kerja agar dapat duduk pada paralel dengan baik, sebelum ragum

dikencangkan dengan kuat, pukul benda dengan keras secara pelan-pelan dengan palu lunak

(Gambar 5.14b).

Gambar 5.14 Pemasangan benda kerja pada ragum

10. Selanjutnya lakukan setting nol untuk persiapan melakukan pemakanan dengan cara
menggunakan

kertas (Gambar 5.15a). Untuk jenis pekerjaan yang tidak dituntut hasil dengan kepresisian tinggi,

batas kedalaman pemakanan dapat diberitanda dengan balok penggores ( Gambar 5.15b).

Gambar 5.15a Setting nol diatas permukaan kerja dengan kertas

Gambar 5.15b Penandaan kedalaman pemakanan

11. Atur putaran dan feeding mesin sesuai dengan perhitungan atau melihat table kecepatan potong

mesin frais.

12. Selanjutnya, lakukan pemakanan dengan arah putaran searah jarum jam bila pisau yang digunakan

arah mata sayatnya helik kiri (Gambar 5.15). Pemakanannya dapat dilakukan secara manual
maupun

otomatis.

Gambar 5.15 Proses pemotongan benda kerja


13. Dalam menggunakan nonius ketelitian yang terletak pada handel mesin,pemutaran roda handel

arahnya tidak boleh berlawanan arah dari setting awal karena akan menimbulkan kesalahan
setting

yang akan mengakibatkan hasil tidak presisi.(Gambar 5.16) menunjukan pengunaan nonius

ketelitian pada handel mesin frais.

Gambar 5.16 Pemutaran handel pemakanan

Levelling, Aligning dan Grouting

A. Levelling

Leveling perlu dilakukan untuk mengetahui keadaan mesin secara keseluruhan, apakah
mesin dalam keadaan baik atau ada masalah. Levelling mesin merupakan bagian penting dalam
proses instalasi karena akan menentukan hasil dari produk serta kakuratan mesin.

langkah-langkah levelling mesin pada mesin frais universal

a) Posisikan meja mesin di tengah-tengah dengan menggerakkan secara manual melalui tombol

operasional sumbu X dan sumbu Y.

b) Periksa keempat baut penyangga mesin. Pastikan tidak ada yang longgar. Jika ada yang longgar
maka

kencangkan secukupnya. Dan periksa kekencangan keempat baut penyangga harus seimbang. Cara

yang biasa digunakan adalah dengan mengetok tatakan/landasan baut penyangga.

c) Letakkan Level Gauge ditengah-tengah meja mesin.

d) Perhatikan bubble/gelembung udara yang ada pada gelas kaca level gauge. Posisi bubble/

gelembung udara menunjukkan posisi itu lebih tingga dari posisi yang lainnya.

e) Adjust baut penyangga, bisa dengan menaikkan bagian yang rendah atau menurunkan bagian yang

lebih tinggi. Tergantung kondisi dan situasi di lapangan. Semua sisi (4 baut penyangga utama)
harus

dicek/diperiksa. Tidak ada baut penyangga yang longgar. Terus lakukan adjustment sampai

didapatkan posisi 'bubble'/gelembung udara berada di tengah-tengah.

f) Jika sudah mendapatkan level mesin yang oke pada posisi level gauge di tengah, maka selanjutnya

gerakkan table ke arah ujung X axis, Y axis. Dan pastikan 'bubble'/gelembung udara tetap ditengah.

Atau jika ada pergeseran, maka pastikan masih di dalam spec yang diperbolehkan.

g) Kencangkan semua baut penyangga, dan juga kencangkan baut penyangga tambahan sehingga

mesin kokoh berdiri.

B.Grouting

Grouting adalah suatu proses, dimana suatu cairan campuran antara semen dan air
diinjeksikan dengan tekanan ke dalam rongga, pori, rekahan dan retakan batuan yang selanjutnya
cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. pekerjaan
grouting merupakan salah satu cara dalam perbaikan pondasi (foundation treatment).

Bahan grouting yang digunakan dalam pekerjaan grouting dapat berupa material suspense dan atau
kimiawi. Material suspensi yang umum dipakai adalah semen dan bila perlu dipakai bahan tambahan
berupa bentonit atau bahan sejenis.

Perbandingan bahan grout untuk cement milk, ditentukan berdasarkan tujuan dari grouting tersebut
dan kondisi batuan yang juga akan berubah menurut besarnya penyerapan grouting. Perbandingan
campuran semen yang sering dipakai untuk pekerjaan grouting ini adalah C : W = 1 : 10 sampai 1 : 1.
Untuk retakan yang relatif besar dipakai C : B= 1 : 0,5, dan bahkan kadang - kadang dipakai mortar
(campuran semen dan pasir).

Berikut ini adalah urutan proses grouting :

Pemeriksaan hasil grouting:

a) Pemeriksaan hasil grouting dilakukan dengan membuat check hole pada titik yang dipilih dan

biasanya di bor miring agar mewakili zona grouting .

b) Pengambilan contoh inti (core sampling) untuk melihat secara visual efektivitas penetrasi grouting

dan dapat diperiksa dengan membubuhkan phenolptalein 0.1 n.

c) Pengujian permeabilitas setelah grouting dengan water pressure test atau lugeon test. Tekanan

diatur seperti uji permeabilitas secara naik dan turun, yaitu bervariasi 1-3-5-7-10-7-5-3-1 kg/cm2,

tergantung kondisi batuan.

d) Setelah selesai check hole di isi dengan campuran bahan grouting yang kental 1:1 atau 1:0.5
hingga

jenuh.

C. Aligning

Aligning atau aligment adalah suatu pekerjaan atau proses mensimetriskan kedua objek atau
sumbu poros sehingga sentris antara poros penggerak dengan sumbu poros yang digerakan dengan
dua tumpuan saling berkaitan. Tetapi dalam kenyataannya pengertian lurus tidak bisa didapatkan
100% sehingga harus diberikan toleransi kurang dari 0,05 mm, untuk mendapatkan kesentrisan antara
kedua poros pemutaran dan poros yang diputar hingga tidak menimbulkan gesekan, getaran, dan
faktor-faktor lainnya.

Alignment dapat meminimalisir atau menghindari kemungkinan terjadinya proses


memperpendek umur sebuah mesin yang tentu akan mengurangi beban operasional perbaikan mesin
anda. Kehandalan unit produksi suatu perusahaan yang didalamnya terdiri dari berbagai macam unit
mesin sangatlah didambakan oleh seluruh pengelolanya dan ownernya, agar hasil produksi selalu
mencapai target yang telah ditentukan.

Biaya besar yang telah dikeluarkan untuk menambah komponen pendukung untuk mesin
agar performa mesin menjadi lebih optimal, membeli system/softwere pendukung untuk mesin,
meningkatkan kemampuan pengelola serta memberi pelatihan khusus, dan masih banyak lagi faktor
mengoptimalkan kinerja mesin dan pengelolaannya, namun semua ini akan menjadi hal yang tidak
ada artinya jika Shaft Alignment pada mesin diabaikan dan tidak menutup kemungkinan terjadinya
Mislignment pada mesin .

Berbagai macam cara untuk menjaga dan menguji tingkat kesimetrisan suatu objek (sumbu poros)
pengujian pada mesin anda, berikut macam macam Alignment System :

Bore alignment : Keselarasan objek dengan proses pengeboran

Laser alignment : Keselarasan objek dengan proses inframerah (infrared)

Alignment turbine generator : Keselarasan objek dengan proses mesin penggerak berporos pada
sudut
baling-baling yang digerakan oleh sumber energi air, udara, uap, dll

Alignment compressor : Keselarasan objek dengan proses kompresorisasi objek

Alignment fan blower : Keselarasan objek dengan proses kipas peniup

Alignment pompa vertical : Keselarasan objek dengan proses pompa dari atas ke bawah atau

sebaliknya

Alignment Sheave : Keselarasan objek dengan proses menarik katrol pengungkit

Pemeliharaan atau perawatan mesin merupakan faktor penentu apakah performa mesin
dalam keadaan baik atau tidak untuk dioperasikan berdasarkan jangka waktu yang telah ditentukan.
Produksivitas mesin yang diinginkan tidak akan tercapai jika pemeliharaan mesin tidak
diselenggarakan dengan terstruktur (dijadwalkan).

x.6 Peralatan Pemindahan Bahan


Pemasangan Dengan Hoist/dongkrak/Fork Lift

Di dalam transaksi pembelian dan penjualan terdapat kegiatan pemindahan barang dan jasa.
Seperti kita ketahui bahwa di dalam transaksi jual beli akan terjadi perpindahan hak milik dari satu
tempat ke tempat lainnya. Seperti halnya mesin yang ada di workshop G2 Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang. Di mana produsen mesin frais mengirim barang dari tempatnya ke
`workshop G2 menggunakan truk, kemudian setelah sampai kampus, proses selanjutnya yakni
pemindahan mesin dari truk ke dalam gedung. Pada tahap ini alat yang di gunakan adalah forklif.
Namun sebelum proses pemindahan maka perlu menentukan tempat yang pas dan sesuai untuk mesin
tersebut. Baru kemudian mesin dapat di pindah dengan forklif.

x.7 Jenis-jenis Pondasi dan Pondasi yang Sesuai

Pondasi mesin merupakan salah satu bagian terpenting dalam bangunan industri. Berbagai tipe
pondasi mesin dibuat sesuai dengan jenis mesin yang akan ditempatkan diatasnya. Jenis-jenis pondasi
mesin tersebut antara lain : pondasi mesin tipe blok, tipe box, tipe dinding, dan tipe rangka.

a) Pondasi mesin tipe blok


type blok digunakan bila mesin memproduksi gaya impul dan gaya periodik dengan kecepatan
rendah.

b) Pondasi mesin tipe rangka

Pondasi tipe rangka digunakan bila mesin memproduksi gaya impul dan gaya periodik untuk
kecepatan tinggi dan berorasi.

c) Pondasi dinding

d) Pondasi box

Dari uraian di atas pondasi yang paling cocok untuk mesin adalah pondasi mesin tipe blok.

Persyaratan umum dari pondasi mesin.

i.Pondasi harus dapat menahan beban dlatasnya (superimposed loads) tanpa mengakibatkan
keruntuhan geser atau hancur (shear or crushing failure).

ii. Penurunan harus didalam batas yang diinginkan.

iii. Kombinasi dari titik berat mesin dan pondasi sedapat meungkin pada garis vertikal yang sama dari
titik berat bidang dasar.

iv. Tidak boleh terjadi resonasi, sehingga frekwensi natural system tanah pondasi harus lebih besar
atau lebih kecil apabila dibandingkan dengan frekwensi pengopersian mesin untuk mesin dengan
kecepatan rendah, frekwensi natural harus lebih tinggi, sedangkan mesin dengan kecepatan tinggi,
frekwensi natural harus lebih rendah.

v. Aplitudo yang terjadi pada waktu kondisi pelayanan harus didalam batas yang diinginkan. Batas
yang diinginkan biasanya diberikan oleh pabrik pembuat mesin.

vi. Bagian rotating & reciprocating dari mesin, harus selalu dalam keadaan seimbang, untuk
mengurangi gaya-gaya atau momen yang tak seimbang. (Tanggung jawab Insinyur mesin).

x.8 Spesifikasi Peredam Getaran


Mesin industri seperti mesin frais seringkali menimbulkan masalah karena kebisingan yang
ditimbulkan sangat mengganggu orang lain. Maka agar getaran mesin tidak mengganggu diperlukan
peredam mesin yang dapat menyerap getaran. Disamping itu getaran pada mesin juga merupakan
faktor yang sangat riskan. Mesin konvensional seperti mesin frais seharusnya memiliki dudukan
mesin yang dapat meredam getaran dan frekuensi rendah dari mesin agar tidak mengganggu sekitar
atau ruangan kerja. Treatment yang dimaksud adalah penempatan sejumlah elemen peredam getaran
dan suara rendah dibawah mesin sebelum mesin ditaruh.

Gambar lembaran Rubber Sheet


Salah satu perangkat yang dapat mencegah getaran pada mesin tersebut adalah dipasangnya karet
lembaran atau biasa yang disebut Rubber Sheet.

Anda mungkin juga menyukai