Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perawatan Mesin Perkakas

Offering C2

Oleh

Andara Ramadhani 180512526003

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

D3 TEKNIK MESIN

Mei 2020
Soal dan Jawaban

1.) Buatlah kasus dan solusi penyelesaian (sesuai prosedur) pada kegiatan
mal administrasi/pengelolaan pengorganisasian perawatan mesin di industry
pembuatan baja!

Jawaban:

Judul: Analisis kerusakan mesin di PT. Semeru Steel (contoh nama perusahaan)
dengan metode Preventive Maintenance pada proses pembuatan wire rod

- Latar Belakang:

Pada proses produksi atau pengolahan baja di PT Semeru Steel


memerlukan dukungan reparasi, dilaksanakan pemeliharaan dan penggantian
secara berkala terdiri dari: pengecekan/inspection dan pembersihan/cleaning atau
pergantian suku cadang secara rutin dan berkala. Hal tersebut dilakukan guna
memperpanjang suatu nilai aset mesin. Pada proses produksi wire rod PT. Semeru
Steel melalui tahap preparasi hingga wire drawing, permasalahan terjadi ketika
pada proses wire drawing mesin penarik mengalami kendala terhenti bagain
capstan kecepatan motor pada setiap blok tidak stabil sehingga blok bergeser
ketika berputar dan menghasilkan panas yang berlebihan hingga wire terputus
karena mengalami pemuaian tinggi hal tersebut berpengaruh pada hasil produksi
dan permasalahan tersebut sering terjadi di PT Semeru Steel, telah melakukan
tindakan perbaikan ketika terjadi permasalahan tersebut, namun kendalanya
kerusakan tersebut masih terjadi saat proses produksi berlangsung sehingga dapat
menyebabkan kerugian perusahaan. Dari pengamatan yang dilakukan di PT.
Semeru Steel, faktor-faktor yang membuat tidak berjalannya proses produksi
dengan baik antara lain:
- Penerapan metode perawatan dan pemeliharaan kurang efektif

- Kurangnya kerjasama pada divisi produksi

- Manajemen divisi produksi kurang berjalan

- Bagian teknisi kurang berpengalaman


- Pengeluaran lebih besar sehingga laba berkurang, dan terbatasnya biaya
perbaikan mesin

- Metode Penyelesaian:

Dari kasus diatas menunjukan metode pemeliharaan dan perawatan


kerusakan di PT. Semeru Steel kurang efektif akibatnya produksi terhenti dan
terhambat, dan mengeluarkan biaya yang cukup besar apabila kerusakan mesin
cukup parah akibatnya menimbulkan kerugian perusahaan. Penyelesaiannya
adalah merubah metode pemeliharaan dan perwatan kerusakan mesin di industri
tersebut dengan metode Preventive Miantenance. Dengan tahap:

1. Pengamatan: Pertama pada wire blasting machine dan komponen mesin yang
mengalami kerusakan, selang waktu kerusakan mesin, waktu pergantuan
perawatan, struktur organisasi PT Semeru Steel,s jumlah tenaga kerja divisi
maintenance, harga jual, laba produk, biaya perwatan, terakhir melakuakan
perbandingan antara breakdown maintenance dan preventive maintenance.

2. Struktur Organisasi:
Pada PT. Semeru Steel, terdapat divisi usaha, SDM, Produksi, Informasi, dan
keuangan. Divisi tersebut saling tersambung dan membantu guna menciptakan
berjalannya pengelolaan perusahaan. Setelah dilihat dari permasalahan diatas:

- Divisi Produksi: merubah metode penerapaanya dari breakdown


maintenance ke preventive maintenance, merancang sistem manajemen
produksi, direktur produksi memberi pengarahan untuk kerjasama tim
lebih di tingkatkan dan memilih bagian teknisi yang berpengalaman, unit
produksi dan maintenance harus bekerjasama

- Divisi usaha dan keuangan: merencanakan pengeluaran biaya produksi


lebih minimal lagi sehingga laba perusahaan semakin bertambah pada tiap
periodenya

3. Metode Pelaksanaan: Perawatan secara Preventive adalah pengamatan secara


sistematis, terhadap unit mesin yang terpasang pada PT. Semeru Steel yang
dilakukan secara rutin dan periodik. Jenis pekerjaan yang termasuk dalam
pemeliharaan rutin antara lain :

- Mengecek fungsi dan mekanis komponen mesin

- Memeriksa dan Menyetel

- Memberishkan peralatan

- Mengencangkan bagian mesin yang kendur

Pada bagaian maintenance perusahaan sub divisi produksi yang bertanggung


jawab penuh atas kasus ini, maka dari itu diperlukan kerjasama tim divisi tersebut
untuk menerapkan metode ini sehingga terlaksana. Macam-macam Penerapan
preventive maintenance antara lain pada mesin blasting pembuatan wire rod:

- Inspeksi: Pemeliharaan mesin pada proses pembuatan wire rod secara


periodic atau berkala dengan mengecek kondisi komponen mesin
(pemeliharaan harian, mingguan, bulanan)
- Pemeliharaan berjalan: pemeliharaan dilakukan ketika proses produksi
wire rod berjalan, tanpa menghentikan kegiatan (Ketika proses penarikan
kawat teknisi mengecek keadaan capstan darimana asal kerusakan tersebut
yang membuat panas mesin)

- Penggantian komponen kecil: teradi engine mounting sehingga harus


mengganti karet pengganti

- Pemeliharaan berhenti: ketika telah ditemukan asal kerusakan contohnya


pada motor penggerak mengalami overload perlu memperbaiki komponen
mesin tersebut saat produksi berhenti

Untuk melakukan hal tersebut maka dibutuhkan usaha-usaha pemeliharaan yang


antara lain meliputi :Pemeliharaan rutin, Pemeliharaan kecil/medium, Overhaul

4. Hasil Metode: Setelah dilakukan penerapan metode pemeliharaan dan


perawatan baru di PT. Semeru Steel menjadi Preventive maintenance menjadi

- Mengurangi Overhaul, sehingga aset mesin pada perusahaan tersebut


lebih panjang

- Menghindari perbaikan berskala besar sehingga perusahaan tidak


mengeluarkan biaya besar secara mendadak

- Pengeluaran stabil dan cenderung menurun

- menghemat suku cadang

- gaji karyawan perusahaan mengalami peningkatan karena laba


perusahaan bertambah
2.) Sebutkan personal dan deskripsi tugas Total Production Maintenace
(TPM). Peran dan fungsi 5 pilar penting untuk pelaksanaan TPM,
deskripsikan dengan singkat. Buat struktur organisasinya!

Jawaban:

TPM merupakan metode untuk memaksimal/efektifitas dari proses produksi suatu


industri atau perusahaan, tak hanya perawatan atau pemeliharaan saja tetapi
hamper semua aspek dari kegiatan produksi seperti installasi termasuk para
pekerja didalamnya. Tugas TPM antara lain:

- Memanfaatkan kemampuan peralatan (Overall equipment effectiveness). Dapat


dilakukan melalui jenis kegiatan:

 Kuantitatif dengan menaikan availability total peralatan di suatu industri


serta memperbaiki produktivitas dalam jangka operasi produksi
 Kualitatif dengan mengurangi produk-produk yang rusak, menstabilkan
dan memperbaiki mutu

Untuk mencapai peningkatan fungsi alat yaitu dengan mengurangi Six Big
Losess: Breakdown Losess, Setup and Adjusment Losses (kerugian penyetelan
dan penyesuaian), Idling and Minor Stoppage Losses (kerugian karena idle dan
penghentian mesin), Reduced Speed Losses (kerugian karena kecepatan operasi
rendah, Quality Defect and Rework Losses (kerugian karena cacat mutu dan
pengerjaan ulang, Startup Losses (kerugian yang terjadi saat startup)

- Kegiatan Perawatan oleh operator (Autonomous Maintenance by Operator).


Perawatan yang dilakukan oleh operator dapat memberi kontribusi yang baik
untuk meningkatkan pemanfaatan suatu alat. Tujuannya untuk mencegah
memburuknya kondisi peralatan. Kegiatan ini dapat dilakuakan dengan:

 Mengoperasikan peralatan dan mesin secra benar dan teliti


 Pemeliharaan kondisi mesin dan peralatan (pemberishan dan pelumasan)
 Penyetelan yang sesuai
 Mencatat data kerusakan dan gangguan
Operator diminta untuk melakukan pemeriksaan secara berkala, inspeksi harian,
serta melaporkan permasalahan atau penyebab kerusakan secara dini. Operator
juga diharapkan melakukan perbaikan berskala kecil atau pergantuan suku cadang
serta memberi laporan yang tepat dan tanggap jika terjadi kerusakan mesin, serta
aktif membantu maintenance dalam perbaikan secara mendadak.

- Aktifitas grup yang terorganisir (Small Group Activities). Suatu system terpadu
dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan kelompok kecil seperti sub kendali mutu
dalam system Total control kualitas. Aktifitas grup kecil pada TPM berbeda
dengan gugus kendali mutu. Dalam TQC (total kualitas control) anggota
berkontribusi secara sukarela , posisi supervisor dan manager menjadi pendukung
dibelakang, sedangkan pada TPM seluruh anggota berkotribusi secara wajib dari
supervisor, manager, hingga staffnya. Konsep dan target dari kegiatan TQC dan
TPM berbeda, dibentuk untuk konsepan spesifik dengan target yang dituju,
sedanngkan TPM konsep dan target ditentukan lebih dulu mengacu pada target
tahunan perusahaaan yang spesifik. Dalam pelaksanaanya TPM mencapai target
perusahaan yang direncanakan.

Peran dan fungsi 5 pilar pelaksanaan TPM:

1. 5 S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke)

 Seiri (sorting out): pemilahan produk


 Seiton (arranging efficiently): penataan, mengatur peralatan sehingga
mudah ditemukan dan pengembaliannya
 Seiso (checking through cleaning): pemberishan, membersihkan bagian
yang kotor
 Seiketsu (neatness): Pemantapan, meberi standarisasi di tempat kerja
 Shitsuke (discipline): tanggung jawab, etika pekerja memiliki rasa
tanggung jawab, mengembangkan sifat positif
2. Planned Maintenance, bertujuan untuk mengatasi kerusakan mesin dan
peralatan pada saat produksi serta menghilangkan cacat produk untuk menjamin
kepuasan konsumen. Konsepnya terdiri dari:

 Preventive Maintenance
 Breakdown maintenance
 Maintenance preventive
 Corrective maintenance

3. Safety, Health, and Environtment: pada pilar ini memiliki target yaitu zero
accident, zero health damage, zero fires. Menciptkan lingkungan kerja yang aman
dan sehat. Dibentuk kmite untuk mempresentasikan kosepnya kepada seluruh
pekerja,

4. Training: Proses pelatihan untuk mengembangkan kemampuan pekerja


sehingga memilih pengetahuan dan ketrampilan tinggi sehingga dapat
meingkatkan produktivitas

5. Kobetsu Kaizen : konsep dasar kaizen yaitu perbaikan secara kecil tetapi
mampu mencakup semua pihak di perusahaan.

Dengan struktur organisasinya kedelapan pilar TPM:


3.) Deskripsikan komponen-komponen utama pada corrective maintenance
dan beri contohnya pada jenis kerja!

Jawaban:

Perawatan korektif (Corrective maintenance) adalah perawatan dan pemeliharaan


yang dilakukan setelah peralatana atu mesin mengalami kerusakan, biasanya
dikenal sebagai breakdown atau run to failure maintenance. Adapun komponen
utama pada corrective maintenance:

1. Planned Corrective Mintenance

Kegiatan ini dilakukan apabila telah diketahui sejak dini kapan suatu mesin harus
diperbaiki, sehingga sejak dini dapat dikontrol. Pada kegiatan ini kita juga harus
selalui menegcek jadwal opersi dalam pabrik, perencanaan pemeliharaan dan
sasaranya, faktor yang diperhatikan, system organisasi yang efektif dan estimasi
pekerjaan. Intinya pemeliharaan ini dilakukan agar mengurangi kerusakan
keadaan darurat dan mesin dalam keadaan tak terpakai. Kegiatan ini
memperlukan:

 Safety, baik untuk pekerja, peralatan maupun lingkungan.


 Reliability, yaitu kehandalan yang harus dimiliki oleh peralatan.
 Availability, yaitu kesiapan peralatan agar selalu ada dalam
keadaan siap pakai.

Contoh penerapannya: karena Usia mesin bubut yang sudah lama, bebrapa
komponen sudah rusak tetapi mesin tersebut bisa digunakan untuk
pemotongan/pemakanan rata/lurus dengan cukup baik. Ditemukan Bagian
penghantar otomatis pada mesin ini tidak dapat digunakan, poros cacing
ditemukan mengalami keausan. Diperkirakan dalam 2 minggu mesin bubut ini
tidak dapat melakukan pembuatan ulir secara efektif karena kondisi tersebut.
Sehingga sejak dini kerusakan telah terdeteksi. Untuk 1o hari lagi mesin ini akan
dilakukan perbaikan entah itu secara skala kecil atau menyeluruh ditinjau dari
pengecekan mesin secara berkala Pemberian jadwal maintenance yang diperlukan
untuk memperbaiki kerusakan mesin tersebut.

2. Unplannned Corrective Maintenance

Pemeliharaan Tak terencana , dilakukan secara darurat sebagai tindkan


pemeliharaan dimana segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang
serius, kerusakan kerja hingga keselamatan kerja. Peralatan yang digunakan
dengan sengaja atau tidak dibiarkan rusak hingga diperlukannya perbaikan atau
pemeliharaan

Contoh penerapanya: Ketika melakukan perakitan silinder pneumatic pada input


udara tiba-tiba mengeluarkan angin ternyata ditemukan pada control valve pada
kompresor, packing setnya menglami kebocoran. Kita sebenarnya dapat
melakukan perbaikan dalam masalah tersebut tapi ditinjau lagi melihat fungsinya
penting sebagai control utama dan fungsi safety. Hal tersebut tudak boleh kita
lakukan karena untuk melindungi kompresor dari kerusakan mekanis yang lebih
parah, sehingga perlu ditinjau ulang apakah kedepannya akan lebih baik atau
sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai