Anda di halaman 1dari 12

BAB V

ANALISA STRUKTUR MICRO


(MICRO STRUCTURE)

A. Latar Belakang
Sebuah bahan atau material pada umumnya dapat dilihat dengan mata telanjang
tentu merupakkan hasil dari komponen-komponene penyusun yang sangat kecil dan
tidak dapat dilihat dengan kasat mata,komponen-komponen yang sangat kecil disebut
mikro struktur. Bagian yang sangat kecil dari mikro struktur adalah kristal dan atom.
Sifat yan dimiliki oleh suatu spesimen tergantung dari mikro struktur
penyusunnya jika menginginkan suatu sifat tertentu dari spesimen tertentu kita harus
mengatur sifat dari mikro strukturnya.
Begitu pentingnya suatu perubahan sifat suatu spesimen atau material inilah yang
melatar belakangi analisa mikro struktur suatu material perlu untuk dilakukan.

B. TujuanPengujian
1. Pemahaman struktur micro dari suatu logam dan kaitannya dengan diagram fasa.
2. Mempelajari pengaruh proses heat treatment terhadap struktur micro.
3. Melihat fenomena-fenomena khas pada beberapa material secara microscopic.

C. Peralatan
1. Cut Off Machine
2. Mounting Press
3. Grinding and Polishing
4. Microscope

D. Bahan
1. Baja karbon menengah (baja poros)
2. Baja karbon rendah (baja struktur)
3. Baja karbon tinggi (baja perkakas)
4. Besi cor
E. Dasar Teori
Metalugraphy adalah suatumetode untuk menyelidiki struktur logam dengan
menggunakan mikroskopoptis dan mikroskop electron.Struktur atau gambar logam
yang terlihat melalui mikroskop disebut mikro struktur.
Pada gambar dibawah ini terlihat daerah lingkup ukuran mikro struktur logam
yang umumnya diamati dengan mikroskop.

Spesimen Mikrostruktur Kristal Atom


½-2 cm 10 -6 - 10 -2 cm ~10 -8cm ~10 -8cm

Gambar 5.1 Daerah lingkup ukuranMikro Struktur.

Dari gambar di atas bahwa penyelidikan mikrostruktur tersebut berkisar antara 10 -


6
cm (bataskemampuan electron mikroskophingga 10 -2 cm batas-batas kemampuan
mata manusia). Meskipundaerah lingkup pengamatan metallography ini mencakup
suatu daerah yang luas (10 -6 – 10 -2 cm) namun demikian obyek pengamatan yang
biasanya digunakan yaitu 10 -5 cm atau order pembesaran 5000 – 30000 x untuk
mikroskop electron dan 10 -3 cm atau order pembesaran 100 – 1000 x untuk
mikroscopoptis.

Pengamatan metalugrafi didasarkan pada perbedaan intensitas sinar pantul


permukaan logam yang masuk kedalam mikroskop sehingga terjadi gambar yang
berbeda (gelap, agak terang dan terang). Apabila terhadap permukaan logam yang telah
dihaluskan (polish) dicelupkan kedalam suatu media kimia (etsa), maka permukaan
logam tersebut akan dilarutkan Mikrostruktur yang berbeda akan dilarutkan dengan
kecepatan yang berbeda sehingga meninggalkan bekas permukaan dengan orientasi
sudut yang berbeda pula. Dengan demikian apabila seberkas sinar dikenakan pada
permukaan logam yang telah di test maka sinar tersebut akan dipantulkan sesuai
dengan orientasi sudut permukaan bidang yang terkena.
F. Langkah Pengujian
A. Proses pemotongan
 Siapkan bahan yang akan dipotong, panjang pemotongan = 5 mm
 Cekam bahan pada ragum pemotong, tutup mesin pemotong dantekan lampu
penerangan mesin
 Tekan tombol pompa dan tunggu air pendingin mengalir
 Tekan tombol motor dan tarik handle berlawanan jarum jam secara perlahan-
lahan sampai bahan terpotong.

B. Proses mounting (cetak plastik)


 Hidupkan mesin dengan menekan tombol on/off yang berada pada bagian
belakang mesin, buka penutup silinder mounting, naikkan pistonnya dengan cara
memompa hidrolik jack.
 Letakkan spesimen yang akan dicetak diatas piston dalam silinder mounting dan
dipaskan pada posisi tengah, masukkan bahan baku cetak plastik kedalam
silinder mounting sesuai takaran yang ada.
 Tutup silinder mounting dan pompa kembali hidrolik jack sampai pada tekanan
yang ditentukkan sesuai dengan diameter silinder mounting yang digunakan..
 Setting temperature heating (Th) dan colling (Tc) beserta waktu yang
dibutuhkan (Timer), tekan start dan tunggu proses yang berlangsung secara
otomatis sampai terdengar alarm.
 Tekan Stop dan tekan Power On/Off sampai jarum tekanan turun, buka penutup
silinder dan pompa sampai hasil proses tadi keluar. Ikuticaracaradiatasuntuk
proses selanjutnya.

C. Proses Grinding dan polishing


 Hidupkan mesin dengan menekan On/Off pada bagian belakang mesin.
 Tekan tombol Power danWater, pasang amplas sambil dibasahi dengan air di
atas piringan(urutan amplas mulai dari grit size 120 – 1000 mm2).
 Pilih arah putaran dengan menekan tanda  dan pilih kecepatan putaran
dengan menekan tanda .
 Tekan tombol Run/Stop untuk memutar dan menghentikan putaran, spesimen
siap di amplas sesuai dengan urutan amplasnya.
 Setelah urutan amplasnya selesai dilanjutkan dengan pemolesan dengan kain
sutra/beludru dan meneteskan alumina/autosol sampai permukaan spesimen
terlihat seperti cermin tanpa goresan.

D. Proses Etsa
Lakukan Etsa dengan larutan zat kimia sesuai dengan jenis logam yang tertera
pada kolom etsa di bawah ini :

Tabel 1.0 Tabel etsa.


No Nama Komposisikimia Cara Penggunaan
Besidan Baja (Micro)
1. Nital HNO3 : Beberapa detik s/d 1 menit Baja Karbon
1–5 ml
Alkohol 95 % :
100 ml
2. Picral Picric acid : Beberapa detik s/d 1 menit Baja
4 gr Karbon&
Alkohol 95 % : low alloy
100 ml hasil heat
treathment
3. Aqua Regia HNO3 : Beberapadetik Stainless
20 ml Steel.
HCl :
60 ml
Besidan Baja (Macro)
1. Hidrochlorid HCl : 1 – 60 menitpada Crack,
acid 50 ml) temperature 750 C porosity dan
H2O : depth of
50 ml hardness
2. Nitric Acid HNO3 : 0,5 – 1 30 – 60 detik setelah Struktur las -
% dalam H2O digrinding baja. lasan
Al Alloy
1. Sodium hydroxide NaOH : 10 detik Umum
1 gr (micro)
H2O :
99 ml
2. Nitric acid HNO3 : Beberapapuluhdetik Al Fe Si
25 ml (micro)
H2O :
75 ml
3. Tuckar’s HF :
15 ml 15 detik Macro
HCP :
45 ml
HNO3 :
15 ml
H2O :
25 ml
Cu Alloy (Micro)
1. Aluminium Diluted solution Beberapa detik Brass
hidroxide 25 % NHuOH Bronze
dengan beberapa
H2O2
2. Chromic acid Saturated Beberapa detik copper
aqueous solution
(Cr2O3)
G. Gambar Peralatan

Gambar 1.1 Cut of Machine.

Gambar 1.2 Mounting press.


Gambar 1.3 Metalurgical Microscope.

H. Gambar Hasil Pengujian


Garis batas butir cementit (martensit)
A. Quenching
Gambar 5.3

ferlite ferrit

B. Annealing
Ferlite

Gambar 5.4
Garis batas butir ferrite
C. Normalizing

Gambar 5.5 ferrite ferlite gari batas butir


D. Tanpa Perlakuan ferlite

Gambar 5.6

ferrite garis batas butir


I. Pembahasan

Gambar 5.7 Diagram fasa Fe-3C.

Dari spesimen yang diuji stuktur mikro pada permukaan spesimen terdapat
beberapa stuktur mikronya yaitu :
1. Ferrite ialah suatu komposisi logam yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 0,025%C pada temperature 723 Derajat Celcius, struktur
kristalnya BCC (Body Center Cubic) dan pada temperature kamar mempunyai
batas kelarutan Carbon 0,008%C dan warnanya agak putih keabuan.
2. Pearlite ialahcampuran Eutectoid antara Ferrite denganCementid yang
dibentukpada temperature 723 DerajatCelciusdengankandungan Carbon
0,83%C. dan warnanya agak kehitaman
3. Cementid adalah suatu senyawa yang terdiri dari unsur Fe dan C dengan
perbandingan tertentu (mempunyai rumus empiris) dan struktur kristalnya
Orthohombic
4. Austenite ialah suatu larutan padat yang mempunyai batas maksimum
kelarutan Carbon 2%C pada temperature 1130 Derajat Celcius, struktur
kristalnya FCC (Face Center Cubic).
5. Lediburite adalah campuran Eutectic antara besi Gamma dengan Cementid
yang dibentuk pada temperature 1130 Derajat Celcius dengan kandungan
Carbon 4,3%C.
Perbedaan fasa pendinginan akan menyebabkan jumlah ferrit dan ferlite yang
merupakan hasil pertumbuhan dari austenit setelah menhalami proses pemanasan. Dari
ketiga jenis yang dilihat struktur mikronya . Hasil poto yang terlihat pada mikroskop
akan terlihat jelas apa bila prosedur percobaan dilakukan dengan baik.
Pengujian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa struktur mikro dari 3 jenis baja
yang sudah di heat treatment dan 1 baja tanpa perlakuan berbeda. Perbedaan yang
dimiliki oleh ketiga jenis baja yang di heat treatment itu disebabkan karena waktu
pendinginan dari setiap spesimen yang berbeda yang menyebabkan struktur mikro dan
sifat mekanik suatu bahan uji (spesimen) berubah.
Quenching didapat bentuk strukturnya yang kecil dan agak kehitaman. Hal ini
disebabkan karena struktur itu tidak dapat tumbuh karena setelah baja di panaskan
langsung didinginkan kedalam air pendingin.
Hal ini berbeda dengan baja yang di Anneling setelah dipanaskan spesimen
didiamkan didalam oven pemanas mencapai suhu kamar. Sedangkan untuk
Normalising setelah dipanaskan kemudian spesimen tersebut dikeluarkan dalam oven
dan didinginkan dengan udara bebas (suhu ruangan). Hal ini menyebabkan struktur
mikro yang terlihat pada mikroskop terlihat lebih besar dari baja yang di Quenching.
J. Penutup
A. Kesimpulan
1. Struktur mikro dari logam yang di anneling, Normalising, Quenching dan tanpa
perlakuan memiliki perbedaan. Hal ini disebabkan waktu pendinginan dari baja
yang bebeda.
2. Dengan mengamati struktur mikro suatu material maka dapat diketahui sifat-
sifat material tersebut dan mengklarifikasikannya menurut sifat-sifat
mekaniknya.
3. Prosedur dari percobaan sangat berpengaruh pada hasil pengujian dan
pengamatan mikroskop terutama dari proses grinding dan poleshing serta proses
etsa. Hal ini disebabkan kerataan dan kelicinan dari bahan akan mempengaruhi
efek warna etsa dibawah mikroskop

B. Saran
1. Pada saat percobaan ini pemotongan bahan atau spesimen sebaiknya
menggunakkan alat pemotongan sehingga lebih mudah dalam proses grinding
dan poleshing dibandingkan dengan gergaji besi.
2. Lakukan percobaan dengan prosedur yang benar sehingga hasil yang akan
didapat bisa maksimal.
3. Spesimen uji harus benar-benar halus dan mengkilat saat proses grinding dan
poleshing yang akan mempengaruhi hasil dari analisa struktur mikronya.

Anda mungkin juga menyukai