Anda di halaman 1dari 16

SIMULASI PENGENDALI P. I. D.

FUZZY
PADA SISTEM PENGATURAN KECEPATAN MOTOR
ARUS SEARAH
Bambang Widodo1

ABSTRACT
Controller in a control system is important, the controller has function to tune the system output as
much as possible with the reference or input. There fore, the controllers should have a rapod response un
orde to maintain the same output the input. In the speed of direct current motor, the controller work to
maintain a fixed speed even through there is a changing of loads. Fuzzy Proportional Integral Derivative
(PID) controller which is combination of digital PID controller and fuzzy logic system. PID controller
have parameter can changed through fuzzy rules. The simulation of speed control of direct current motor
with fuzzy PID controller are intehded to find out how quickly a response to changes motor load

Key words : Proportional Integral Derivative (PID) Controller, Fuzzy PID controller

ABSTRAK
Pengendali dalam sistem pengaturan merupakan peralatan yang penting, pengendali itu berfungsi
untuk membuat keluaran sistem sedapat mungkin sama dengan acuan atau masuka, sehingga pengendali
harus mempunyai respons yang cepat untuk mempertahankan keluaran supaya sama dengan masukan.
Dalam pengaturan kecepatan putaran motor arus searah, pengendali berfungsi untuk mempertahankan
kecepatan yang tetap sesuai acuan walaupun beban berubah. Pengendali PID (Proposional Integral
Derivatif) Fuzzy yang merupakan gabungan pengendali PID digital dan Fuzzy. Pengendali mempunyai
prinsip PID yang dapat diseting parameternya dan menggunakan aturan fuzzy. Simulasi pengaturan
kecepatan motor arus searah dengan pengendali PID Fuzzy dimaksudkan untuk mengetahui seberapa
cepat respons pengendali terhadap perubahan beban motor.

Kata kunci : Pengendali Proporsional Integral Derivatif (PID), pengendali PID, Fuzzy

1
Department of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Kristen Indonesia, Jalan
Mayjen Sutoyo, Jakarta 13630, INDONESIA, E-mail: bangwido@yahoo.com, Tel.: +62-21-
8009190, Fax.: +62-21-8094074
Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 175
1. PENDAHULUAN karakteristiknya motor ini mempunyai
Dalam banyak hal diperlukan daerah pengaturan yang luas, yaitu mulai
kecepatan putaran motor listrik yang diam sampai dengan kecepatan nominal,
konstan atau tetap walaupun beban yang asalkan arus dan tegangan tidak melebihi
dipikul berubah-ubah. Untuk itu nominal.
diperlukan pengendali atau controller
Adapun tegangan jangkar berasal
yang mempunyai respons yang cepat
dari konverter (rectifier), dimana
untuk mempertahankan kecepatan akibat
tegangan keluaranya dapat diatur pada
adanya perubahan beban. Memang sudah
sudut penyalaan thyristor.
banyak jenis pengendali, seperti
pengendali PID (Proportional Integral Dalam makalah akan dimodelkan
Derivative) baik analog maupun digital, semua peralatan yang digunakan seperti
pengendali Fuzzy dan masih banyak lagi. pengendali, motor dan konverter.
Dengan bantuan perangkat lunak Matlab
Dalam makalah ini akan dibahas
akan dilakukan simulasi dan hasilnya
pengendali PID Fuzzy yang merupakan
dianalisa
gabungan pengendali PID digital dan
Fuzzy. Pengendali mempunyai prinsip 2. PEMODELAN PENGENDALI
PID yang dapat diseting parameter Dalam suatu sistem kendali,
pengendalinya dan mempunyai penalaan pengendali merupakan komponen
yang halus sesuai bobot derajat penting yang berfungsi untuk
keanggotaan. Selain itu dalam membandingkan sinyal keluaran dengan
pengendali juga dipergunakan aturan sinyal acuan (Aström & Hägglund, 1988,
logika yang sederhana yaitu IF variabel dan Hartanto & Praseto, 2003).
masukan A operator variabel masukan B
THEN variabel keluaran Secara blok diagram sistem kendali l
dapat digambarkan seperti ditunjukkan
Pengendali diaplikasikan dalam pada Gambar 1.
pengaturan kecepatan putaran motor arus
searah penguatan terpisah. Dipilih motor Sinyal keluaran [y(t)] dibandingkan
ini karena medan penguat dianggap dengan set point [r(t)] akan
konstan sehingga pengaturan hanya menghasilkan error [e(t)].
dilakukan dengan pengaturan tegangan
pada rangkaian jangkar. Berdasarkan

r (t) = Referensi (set point)


y(t) = Keluaran (process variable)

Gambar 1. Diagram blok sistem kendali

176 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
Sinyal kesalahan e(t) selanjutnya 2.3. Pengendali Proporsional Integral
diproses dalam pengendali, hasilnya Fuzzy
adalah sinyal keluaran pengendali yaitu Sinyal keluaran PI analog adalah:
u(t), yang sering disebut sebagai
Maniputed Variable (MV).

u(t) = [parameter pengendali].e(t) (2)

2.1. Sistem Pengendali Fuzzy Sum Error (SE)


Pengendali PID Fuzzy dapat
diturunkan berdasarkan PID analog, Sinyal keluaran PI Fuzzy adalah:
yaitu:
Error E:
di mana:
Penjumlahan error SE: Kp = penguatan proporsional
Ti = waktu integrasi
Ki = konstanta integrasi
Perubahan error CE:
Secara blok diagram dapat digambarkan
sebagai berikut (Gambar 3):
2.2. Pengendali Proporsional Fuzzy
Berdasarkan pengendali
proporsional analog sinyal keluarannya
adalah (Gambar 2):

Gambar 3. Blok diagram kendali


proporsional integral Fuzzy
maka untuk pengendali proporsional
Fuzzy sinyal keluarannya adalah: 2.4. Pengendali Proporsional Derivatif
Fuzzy
Sinyal keluaran PD analog:
di mana : Kp = penguatan proporsional

Secara blok diagram dapat digambarkan


sebagai berikut (Gambar 2):

Sinyal keluaran PD Fuzzy:

di mana:
Gambar 2. Blok diagram kendali Kp = penguatan proporsional
proporsional Fuzzy Td = waktu derivatif
Kd = konstanta derivatif

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 177
Secara blok diagram dapat digambarkan Pada jangkar motor timbul electrical
sebagai berikut (Gambar 4): magnetic force (emf) lawan sebesar Eb
yang melawan tegangan sumber (Vt).
Rangkaian ekivalen motor arus searah
penguat terpisah diperlihatkan pada
Gambar 6, berikut ini:

Gambar 4. Blok diagram kendali


proporsional derivatif Fuzzy

2.5. Pengendali PID Fuzzy Ф


Sinyal keluaran PID analog adalah:

τ, θ

(14)
di mana: Gambar 6. Rangkaian ekivalen motor arus
Kp = penguatan proporsional searah penguat terpisah
Ki = konstanta integrasi
Kd = konstanta derivatif Keterangan gambar:
Vf = sumber tegangan kumparan medan
Sinyal keluaran PID Fuzzy adalah: Rf = tahanan kumparan medan
Lf = induktansi kumparan medan
If = arus penguatan medan
Vt = sumber tegangan jangkar
Secara blok diagram dapat digambarkan Ra = tahanan kumparan jangkar
sebagai berikut (Gambar 5): La= induktansi kumparan jangkar
Eb = tegangan induksi jangkar (emf)
Ia = arus jangkar
Φ = medan (fluksi) penguat
τ = torsi fungsi waktu
θ = kecepatan
J = inersia
B = viscous friction coefficient
Gambar 5. Blok diagram kendali PID Fuzzy

3. PEMODELAN MOTOR ARUS Fungsi Alih Motor Arus Searah


SEARAH PENGUATAN Penguat Terpisah
TERPISAH Berdasarkan rangkaian ekivalen dari
Salah satu jenis motor arus searah motor arus searah penguat terpisah
adalah motor arus searah penguat Gambar 6, maka motor tersebut dapat
terpisah. Motor ini memiliki 2 sumber dimodelkan seperti yang ditunjukan pada
tegangan yang terpisah (Widodo, 2000): Gambar 7.

1. Tegangan sumber
2. Tegangan penguat
178 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
Vt (s) 1 Ia (s) T (s) 1
KT (s)
+ [J S2 + B S]
- Ra + S La

Eb(s)
Km S
Gambar 7. Blok diagram motor arus searah penguat terpisah

4. PEMODELAN KONVERTER
TIGA FASA
Konverter tiga fasa secara ekstensif
digunakan pada banyak aplikasi industri
hingga level daya 120 kW dengan daerah
operasi 2 kuadran (Rashid, 2000).
Gambar 8 memperlihatkan rangkaian
konverter penuh dengan beban motor
arus searah. Rangkaian ini dikenal
sebagai jembatan tiga fasa. Gambar 9
memperlihatkan bentuk gelombang dari
tegangan masukan, tegangan keluaran,
arus masukan dan arus yang melalui
thyristor untuk α = π/3. Untuk α > dari
π/3, tegangan keluaran sesaat Vo akan
memiliki bagian negatif. Karena arus
yang melalui thyristor tidak dapat
negatif, arus beban akan selalu
positif. Gambar 9. Bentuk gelombang tegangan dan
IT1
arus dari Konverter tiga fasa.
+

Ia = Io
a ia
T6
T1 T6
T3 T6
T5
Tegangan keluaran rata-rata diperoleh
Van
n
Vbn ib
b T6
Vo M Motor DC dari
Vcn -
c ic

T6
T4 T6 T2 -

IT4

Gambar 8. Rangkaian konverter tiga fasa


dengan beban motor searah

(16)

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 179
Sumber Beban (Torsi
Daya Tiga Beban)

et) Pengendali u(t) Konverter Motor y(t)


r(t)
PID Fuzzy Tiga Fasa Arus

Sensor

Gambar 10. Blok diagram pengendali kecepatan motor arus searah

di mana: untuk mendapatkan setting PID-fuzzy


Vab = tegangan antar fasa yang terbaik untuk kondisi kerja tertentu,
α = sudut penyalaan thyristor dengan catatan bahwa motor tidak boleh
berputar melebihi batas yang ada.
5. PEMODELAN SISTEM Pengaturan dilakukan dengan mengatur
Dalam pemodelan sistem dipilih besarnya tegangan sumber (Vt) dengan
parameter motor arus searah penguat pengaturan sudut penyalaan (
terpisah yang digunakan adalah
konveter yang disimulasikan didalam
(Haselman, 1997, dan Vas, 1999):
MATLAB.
• Daya output (P.out) = 5 HP Secara blok diagram, pengaturan
• Tegangan Jangkar (Vt) = 240 kecepatan motor arus searah penguat
Volt terpisah dengan menggunakan
• Kecepatan (N) = 1750 Rpm Pengendali PID fuzzy dapat dilihat pada
• Tegangan Medan (Vf) = 150 Volt Gambar 10. Model sistem fuzzy
• Tahanan Jangkar (Ra) = 11.2 Ω menggunakan penalaran fuzzy metode
• Induktansi Jangkar (La) = 0.1215 SUGENO. Pada sistem ini, error proses
H [E(t)], penjumlahan error proses [SE(t)],
• Tahanan Medan (Rf) = 281.3 Ω dan perubahan error [CE(t)] digunakan
• Induktansi Medan (Lf) = 156 H sebagai input pada Fuzzy Controller,
• Total Inertia (J) = 0.02215 kg m2 sedangkan aksi kontrol [U(t)] dijadikan
• Viscous Friction Coefficient sebagai output yang akan dicari (Gambar
(Bm) = 0.002953 N m s 11).
• Coulomb Friction Torque (Tf) =
0.5161 Nm E Fuzzy
U
SE Logic
Pemodelan sistem pengaturan CE Controller
kecepatan motor DC penguat terpisah
menggunakan logika fuzzy bertujuan Gambar 11. Input – output pengendali fuzzy

180 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
E(t) = r(t) – y (t) (3-1) Himpunan fuzzy untuk ketiga
SE(t) = E(t) + E(t-1) (3-2) variabel diatas adalah:
CE(t) = E(t) – E(t-1) (3-3)
• Positive Big (PB)
dimana: • Positive Small (PS)
r(t) : kondisi pada waktu (t) • Zero (ZE)
y(t) : output process pada waktu (t) • Negative Small (NS)
E(t) : error process pada waktu (t) • Negative Big (NB)
E(t-1): error process pada waktu (t-1)
Masing-masing variabel input Error
Dalam memdekomposisi variabel (E), Sum Error (SE), dan Change Error
model menjadi himpunan fuzzy (CE) mempunyai gambar fungsi
Berdasarkan perkiraan kasar, dapat kita keanggotaan yang sama tetapi dengan
gambarkan sistem akan bekerja dengan interval yang berbeda. Sedangkan untuk
baik dengan (fine control): variabel output (U) dengan penalaran
metode SUGENO, fungsi
• Error (E) pada interval [-1000 keanggotaannya berbentuk fungsi
1000] konstan. Fungsi keanggotaan untuk input
• Penjumlahan error (SE) pada variabel Error [E(t)], Sum Error [SE(t)]
interval [ - 800 800 ] dan Change Error [CE(t)], berturut-turut
• Perubahan error (CE) pada dapat dilihat pada Gambar 12, Gambar
interval [-600 600] 13 dan Gambar 14.
• Interval yang diperbolehkan untuk
aksi kontrol (U) adalah [0 200]

µ
(Derajat keanggotaan)

NB NS ZE PS PB
1 1

0,5 0,5

-1000 -800 -600 -400 -200 0 200 400 600 800 1000
Input Variable (E)

Gambar 12. Himpunan fuzzy untuk input variabel E(t)

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 181
µ
(Derajat keanggotaan)

NB NS ZE PS PB
1 1

0,5 0,5

-800 -600 -300 0 300 600 800


Input Variable (SE)

Gambar 13. Himpunan fuzzy untuk variabel Sum Error [SE(t)]

µ
(Derajat keanggotaan)

NB NS ZE PS PB
1 1

0,5 0,5

-600 -500 -250 0 250 500 600


Input Variable (CE)

Gambar 14. Himpunan fuzzy untuk input variabel CE(t)

Sedangkan fungsi keanggoataan Aturan-aturan dari pemodelan


variabel output U(t) penalaran fuzzy sistem dengan menggunakan logika
dengan metode SUGENO, digunakan fuzzy:
output berbentuk fungsi konstan, yaitu : [R1]: if Error is NB and SE is any and CE is
any then U is NB
Fungsi keanggotaan NB =0 [R2]: if Error is PB and SE is any and CE is
Fungsi keanggotaan NS =0 any then U is PB
Fungsi keanggotaan ZE =0 [R3]: if Error is ZE and SE is ZE and CE is
Fungsi keanggotaan PS = 100 ZE then U is ZE
Fungsi keanggotaan PB = 200 [R4]: if Error is NS and SE is NS and CE is
NS then U is NS

182 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
[R5]: if Error is PS and SE is PS and CE is Simulasi pengaturan kecepatan
PS then U is PS motor arus searah penguat terpisah
[R6]: if Error is NS and SE is PB and CE is dengan logika fuzzy, memanfaatkan
NB then U is PS program SIMULINK didalam software
[R7]: if Error is NS and SE is NB and CE is MATLAB-7 yang digunakan sebagai
PB then U is NS
[R8]: if Error is NS and SE is PS and CE is
bahasa komputasi.
ZE then U is NS Sistem akan diuji dengan
[R9]: if Error is NS and SE is NS and CE is memberikan set point yang nilainya
PS then U is NS berlainan. Pada saat sistem telah
[R10]: if Error is ZE and SE is PB and CE is mencapai set point, maka sistem akan
NS then U is PS
diberikan gangguan dengan menaikkan
[R11]: if Error is ZE and SE is NB and CE is
PS then U is NS
load viscous friction coefficient (BL)
[R12]: if Error is PS and SE is NS and CE is pada motor. Disini akan dilihat
ZE then U is NS bagaimana tanggapan sistem terhadap set
[R13]: if Error is PS and SE is ZE and CE is point dan gangguan tadi.
PS then U is PS Urutan proses pengujian simulasi
[R14]: if Error is PS and SE is NS and CE is
diperlihatkan pada Tabel 1.
PS then U is ZE
[R15]: if Error is PS and SE is NB and CE is
Tabel 1. Urutan proses pengujian simulasi
PB then U is NS
Load Viscous
[R16]: if Error is PS and SE is PS and CE is Urutan Set Point
Friction Coefficient
NS then U is PS Pengujian (rad/s)
(N m s)
0
1. 180
6. PENGUJIAN SIMULASI DAN 0.015
ANALISA 0
2. 160
6.1. Pengujian Sistem 0.03
0
3. 140
0.045

Gambar 15. Respon kecepatan dengan load viscous friction coefficient sebesar 0.015.N m s

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 183
Gambar 16. Respon kecepatan dengan load viscous friction coefficient sebesar 0.03.N m s

Gambar 17. Respon kecepatan dengan load viscous friction coefficient sebesar 0.045.N m s

6.2. Pengujian Pertama coefficient) dinaikkan menjadi 0.015


Pada pengujian pertama sistem N m s.
diatur dengan ketentuan-ketentuan Setelah sistem dijalankan, maka
sebagai berikut:
diperoleh hasil respon kecepatan seperti
1. Set point =180 rad/s yang ditunjukkan pada Gambar 15.
2. Load viscous friction coefficient = 0 bahwa sistem memberikan tanggapan
3. Setelah motor mencapai set point, atas set point dan perubahan beban yang
secara tiba-tiba load viscous friction dilakukan.

184 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
6.3. Pengujian Kedua Gambar 19 dan Gambar 20, kemudian
Pada pengujian kedua, dengan cara analisanya adalah sebagai berikut:
yang sama seperti pengujian pertama
Pada saat sistem dijalankan, maka
diperoleh hasil respon kecepatan yang
terjadi penguatan pada pengendali fuzzy
ditunjukkan pada Gambar 16.
yang menyebabkan motor berputar. Set
point yang diinginkan untuk kecepatan
6.4. Pengujian Ketiga
Pada pengujian kedua, dengan cara motor adalah 180 rad/s. Sesaat motor
yang sama seperti pengujian pertama DC memberikan respon berbentuk garis
diperoleh hasil respon kecepatan yang lurus keatas, dalam kondisi ini yang
ditunjukkan pada Gambar 17. bekerja adalah pengendali proporsional
fuzzy dan pengendali derivatif fuzzy.
6.5. Analisa Sistem Hal ini menyebabkan motor berputar
Dari pengujian sistem diatas, bahwa melebihi set point atau dengan kata lain
gangguan yang berupa gesekan dapat process variable lebih besar daripada set
mempengaruhi kecepatan yaitu dengan point. Kemudian pengendali integral
semakin kecil set-point maka pengaruh fuzzy yang bekerja menyebabkan
gesekan terhadap kecepatan semakin berkurangnya error. Tetapi error
besar, namun demikian kecepatan dinaikkan lagi oleh pengendali derivatif
akhirnya akan sama.dengan set-point fuzzy dan diintegralkan lagi sehingga
atau acuan, hal ini berarti pengendali penguatan dikurangi sampai tercapai set
dapat berfungsi dengan baik, karena point sama dengan process variable
pada keadaan mantan tidak ada Setelah motor berputar dan
kesalahan. mencapai set point, secara tiba-tiba
Tabel .2. Data-data hasil pengujian system motor diberikan beban dengan cara
Load menaikkan load viscous friction
Kec. Torsi
Viscous coefficient menjadi 0.015. dengan
No. Set Motor Beban
Friction bertambahnya beban motor maka arus
Point ω TL
Coefficient
(BL)
(rad/s) (N.m) jangkar motor juga akan naik (Ia). Oleh
0 180 0 karena arus jangkar naik, maka
1. 180 kecepatan motor akan berkurang,
0.015 180 2.7
0 160 0 sehingga process variable lebih kecil
2. 160
0.03 160 4.8 dari set point, sehingga terjadi error,
3. 140
0 140 0 error ini akan diolah oleh pengendali
0.045 140 6.3 sampai kecepatan (process variable)
sama dengan set point.
Pengujian berikutnya adalah seperti
pengujian tersebut dengan Dapat dilihat bahwa fuzzy
menambahkan beban dengan data-data controller mempertahankan kecepatan
seperti terlihat pada Tabel 2. motor sesuai dengan set point walaupun
beban motor bertambah. Waktu yang
6.6. Analisa Pengujian Pertama dibutuhkan fuzzy controller untuk
Pada pengujian pertama diperoleh mencapai set point setelah beban motor
hasil seperti terlihat pada Gambar 18, dinaikkan (t error) = 0.9s.

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 185
6.7. Analisa Pengujian Kedua dan waktu sebesar 1.03 detik sedangkan
Ketiga pengujian ketiga dengan hasil Gambar
Pada pengujian kedua dan ketiga 24, Gambar 25, dan Gambar 26 untuk
sama dengan pengujian pertama yaitu mencapai kestabilan membutuhkan
untuk pengujian kedua diperoleh hasil waktu sebesar 0.17 detik. Maka dari
seperti terlihat pada Gambar 21, Gambar ketiga pengujian dapat katakan bahwa
22 dan Gambar 23 dimana untuk jika dikehendaki set point semakin besar
mencapai keadaan process variable sama waktu untuk mencapai kestabil semakin
dengan set point setelah dibutuhkan besar walaupun gangguan semakin kecil.

Gambar 18. Respon kecepatan motor dengan torsi beban 2,7 N-m

Gambar 19. Torsi beban motor 2,7 N-m

186 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
Gambar 20. Respon arus jangkar motor pada torsi beban 2,7 N-m

Gambar 21. Respon kecepatan motor dengan torsi beban 4,8 N-m

Gambar 22. Torsi beban motor beban 4,8 N-m

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 187
Gambar 23. Respon arus jangkar motor pada torsi beban 2,7 N-m

Gambar 24. Respon kecepatan motor pada torsi beban 6,3 N-m

Gambar 25. Torsi beban motor beban 2,7 N-m

188 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008
Gambar 26. Respon arus jangkar motor pada pengujian ketiga

7. KESIMPULAN membutuhkan waktu sebesar 0,17


Dari hasil pengujian simulasi dan detik.
pemodelan pengaturan kecepatan motor
arus searah penguat terpisah DAFTAR PUSTAKA
menggunakan logika fuzzy, serta Aström, K.J. & Hägglund (1988)
analisanya, maka dapat ditarik Automatic Tuning of PID
kesimpulan sebagai berikut: Controllers, Instrument Society of
America
1. Pengendali PID Fuzzy mempunyai Haselman, D.L. (1997), The
respon yang sangat baik karena MathWorks, Inc Published by
keadaan mantap kecepatan motor Prentice-Hall.
sama dengan set point Hartanto, T.W.D. & Praseto, Y.W.A.
2. Waktu yang dibutuhkan fuzzy (2003), Analisis dan Desain Sistem
controller untuk membuat Kontrol dengan MATLAB, Andi
kecepatan motor arus mencapai set Yogyakarta.
point setelah beban motor Rashid, M.H. (2000), Elektronika Daya,
dinaikkan adalah, pada pengujian Jilid 1, PT Prenhallindo, Jakarta.
dengan torsi beban 2,7 N-m Vas, P. (1999), Artificial-Intelligence-
membutuhkan waktu sebesar 0.9 Based Electrical Machines and
detik, pada pengujian dengan torsi Drives, Apllication of Fuzzy, Neural,
beban sebesar 4,9 N-m Fuzzy-Neural and Genetic-
membutuhkan waktu sebesar 1,03 Algorithm-Based Tecniques, Oxford
detik dan pada pengujian dengan University Press
torsi beban sebesar 6,3 N-m Widodo R.J. (2000), Dasar Sistem
Kontrol, PT Prenhallindo, Jakarta.

Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008 189
190 Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No.3, Agustus 2008

Anda mungkin juga menyukai