Anda di halaman 1dari 67

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

LAPORAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

FUNGSI PERALATAN INSTRUMEN PADA KOLOM C2

DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS


BUMI ( PPSDM MIGAS ) CEPU
Periode : 03 Mei – 30 Juni 2021

Disusun oleh :
Chika Diana Elpidia 19392

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS


JURUSAN TEKNIK PENGOLAHAN MIGAS & PETROKIMIA
SMK MIGAS CEPU

Kampus 1 : Jl. Diponegoro No. 53 Telp/Fax (0296) 421120


Kampus 2 : Jl. Komplek Mentul Blok B No. 2 Telp. (0296) 423727 Website :
http//:www.smkmigas.co.id E-mail : smk_migas@yahoo.co.id

2021
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

LEMBAR PENGESAHAN

FUNGSI PERALATAN INSTRUMEN PADA KOLOM C2

DI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI (PPSDM
MIGAS) CEPU

02 Mei – 30 Juni 2021

Disusun oleh :
Chika Diana Elpidia 19392

Laporan Kerja Praktik ini telah diperiksa dan disetujui oleh :

Sub Koordinator Sarana Prasana


Pengembangan Sumber Daya
Pembimbing Lapangan
Manusia dan Informasi

Dr. Yoeswono, S.Si.,M.Si. NIP.


197107161991031002
Muh. Subur, S.T.
NIP. 196506231987031001

Mengetahui,
Koordinator Program dan Evaluasi

Agus Alexandri, ST., MT. NIP.


197608172008011001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat, rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan yang berjudul “FUNGSI PERALATAN INSTRUMEN
PADA KOLOM C2” dengan baik sebagai syarat untuk memenuhi kurikulum pada
Program Studi Teknik Pengolahan Migas.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak


terkhusus kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan karunia tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.
2. Kedua Orang Tua dan Keluarga yang telah memberikan doa serta
dukungan dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan dan pembuatan
laporan praktik kerja lapangan.
3. Bapak Waskito Tunggul Nusanto, S.Kom., M.T. selaku Koordinator
Program dan Evaluasi di PPSDM MIGAS.
4. Bapak Harwito selaku Koordinator Praktik Kerja Lapangan di PPSDM
MIGAS.
5. Bapak Muh.Subur S.T. selaku Pembimbing Praktik Kerja Lapangan di
PPSDM MIGAS.
6. Ibu Yenny Pratiwi ST., selaku Ketua Kompetensi Keahlian Teknik
Pengolahan Minyak, Gas dan Petrokimia .SMK Migas Cepu.
7. Dhamiyatun Prihantini M.Pd. selaku Guru Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan di SMK Migas Cepu.
8. Rekan-rekan lain yang telah membantu penulis baik secara langsung
maupun secara tidak langsung sehingga laporan ini dapat diselesaikan
tepat waktu.
Semoga perbuatan baik yang diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai
dari Allah SWT. Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran bersifat membangun
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga Laporan Praktik Kerja Lapangan ini
dapat digunakan dengan sebaik-baiknya serta bermanfaat bagi kami dan bagi
rekan-rekan Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia SMK Migas Cepu yang
membacanya.

Cepu, 30 Juni 2021

Penulis……………..
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR GAMBAR
iv DAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Ruang Lingkup Masalah 2
1.3. Batasan Masalah 2
1.4. Rumusan Masalah 2
1.5. Tujuan dan Manfaat 2
1.5.1. Tujuan 2
1.5.2. Manfaat.....................................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS 4


2.1. Penjelasan Umum 4
2.1.1. Tugas Pokok dan Fungsi PPSDM MIGAS 5
2.1.2. Sejarah Singkat PPSDM MIGAS 5
2.1.3. Struktur Organisasi dan Kepegawaian 9
2.1.4. Lokasi PPSDM MIGAS...............................................................12
2.2 Orientasi Umum PPSDM MIGAS.............................................................13
2.1.5. Tata Tertib Peserta Kerja Praktik 13
2.1.6. Unit Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan 14
2.1.7. Unit Kilang 15
2.1.8. Unit Boiler 16
2.1.9. Unit Pengolahan Air 16
2.1.10. Unit
Power Plant 17
2.1.11. Unit
Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran 18
2.1.12. Laborat
orium Dasar 18
2.1.13. Laborat
orium Pengujian Hasil Produksi 19
2.2.10 Laboratorium Simulasi Produksi 19
2.2.11 Laboratorium Simulasi Pemboran 20
2.2.12 Unit Perpustakaan 20

BAB III LANDASAN TEORI 21


3.1 Variabel Proses................................................................................21
3.2 Transmitter......................................................................................22
3.3 Control Valve..................................................................................24
3.4 DCS.....................................................................................................27
BAB IV METODOLOGI____________________________________________________30
4.1 Metode Pengamatan........................................................................30
4.2 Uraian Proses...................................................................................31
4.3 Prosedur Kegiatan...........................................................................47
4.4 Skema Kerja....................................................................................48
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN_________________________________________49
5.1 Data Pengukuran.................................................................................49
5.2 Perhitungan.....................................................................................49
5.3 Pembahasan ....................................................................................51
BAB VI PENUTUP_________________________________________________ 52
6.1 Kesimpulan....................................................................................52
6.2 Saran..............................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ________________________________________________54
LAMPIRAN____________________________________________________55
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gedung utama PPSDM migas 4

Gambar 2.2. Struktur organisasi dan kepegawaian PPSDM Migas 10

Gambar 2.3. Peta lokasi PPSDM Migas 13

Gambar 2.4. Unit Distilasi 15

Gambar 2.5. Unit Water Treatment 17

Gambar 3.1. Level Transmitter 21

Gambar 3.2. Temperature Gauge 22

Gambar 3.3. Control Valve 24

Gambar 3.4. DCS 27

Gambar 3.5. Diagram pipa dan instrumen di sekitar kolom C2 31

Gambar 3.4.1. Distributed Control System 33

Gambar 3.6. PI (Pressure Indicator) Gauge 34

Gambar 3.7. PT (Pressure Transmitter) 35

Gambar 3.8. TW (Thermowell) 36

Gambar 3.9 TE (Temperature Element)/RTD.........................................................36

Gambar 4.0. TE/Orifiece Plate..................................................................................38

Gambar 4.1. Manual Control...................................................................................40

Gambar 4.2. Pengendalian Otomatis........................................................................41

Gambar 4.3. FT (Flow Transmitter).........................................................................42

Gambar 4.4. I/P.........................................................................................................43

Gambar 4 5. Control Valve 44

Gambar 4 6. Pompa 2 Buah 45


PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan minyak dan gas bumi merupakan sumber energy dan


sumber dana bagi pembangunan Nasional Indonesia. Minyak dan gas bumi sendiri
pertama kali ditemukan di Indonesia pada abad ke-19. Dengan berkembangnya
industry minyak dan gas bumi di Indonesia, maka berbagai perusahaan yang
bergerak di industry minyak dan gas bumi harus meningkatkan kinerja di unit
mereka masing-masing demi menunjang kebutuhan pasar yang semakin lama
semakin banyak. Minyak bumi dan gas merupakan sumber alam yang sangat
dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian
besar kebutuhan energy yang dipergunakan manusia merupakan energy minyak
bumi dan gas.

Prodi Teknik pengolahan migas & petrokimia SMK Migas Cepu


mewajibkan seluruh siswanya untuk melaksanakan kerja praktik dilingkungan
yang mengaplikasikan ilmu dan teknologi sebagai salah satu syarat kelulusan dan
memperoleh gelar Diploma. Kerja praktik juga memberikan kesempatan kepada
siswa supaya memahami dan mengerti pengaplikasian berbagai ilmu
pembelajaran 'dalam dunia kerja serta memberikan pengalaman lebih sehingga
memperoleh gambaran yang nyata dalam dunia kerja. Pusat Pengembangan
Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi Cepu merupakan suatu instansi
pemerintah yang bergerak dalam bidang pengembangan sumber daya manusia dan
pengolahan minyak dan gas bumi. Beberapa fasilitas pelayanan umum yang
tersedia meliputi; Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikasi keahlian di bidang migas ,
dan jasa teknologi. Selain itu terdapat berbagai unit tempat

1
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Kerja Praktik seperti unit Kilang dan Utilitas.

Pada umumnya suatu kilang pengolahan minyak bumi mempunyai


peralatan tetap (Static Equipment) dan peralatan dinamis (Dynamic Equipment)

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Ruang lingkup masalah pada kerja praktik kali ini, penulis berfokus pada
penggunaan peralatan pada kolom C2 di workshop PPSDM MIGAS

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan mudah dipahami oleh pembaca maka dalam


penulisan laporan meliputi instrumen pada pengendalian kolom C2.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apa saja peralatan yang digunakan pada kolom C2 ?


2. Apa fungsi dari peralatan tersebut?
3. Dan jelaskan cara kinerja mesin pada peralatan kolom C2 ?

1.5 Tujuan Kerja Praktik

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kerja praktik ini adalah
sebagai berikut:

1. Siswa dapat lebih memahami fungsi peralatan instrumen pada kolom


C2 secara nyata di workshop PPSDM Migas cepu.

2. Dapat membentuk sikap profesionalisme dan etos kerja yang dapat


diterapkan sebagai kerja personal dalam bidang industri.

2
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

3. Mendapat kesempatan untuk berlatih mengenai permasalahan dalam


dunia industri

4. Memahami prinsip kerja yang diterapkan pada dunia usaha/ dunia industri

3
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

1.5.2 Manfaat
Manfaat yang diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja
Lapangan di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas
(PPSDM MIGAS) antara lain :
Hasil dari pelaksanaan PRAKERIN ini,diharapkan bagi siswa dapat memberi
manfaat sebagai sarana untuk menambah pengetahuan Eksplorasi dan
Eksploitasi Petroleum, seta menumbuh kembangkan etos kerja yang baik dan
sebagai wawasan bagaimana menempatkan diri yang baik dalam lingkungan
dunia usaha atau dunia indutri.

4
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB II
GAMBARAN UMUM PPSDM MIGAS

2.1 Penjelasan Umum


2.1.1 Tugas Pokok dan Fungsi PPSDM MIGAS
A. Tugas Pokok PPSDM MIGAS
Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi
(PPSDM MIGAS) adalah Instansi Pemerintah Pusat di bawah Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral,
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dalam melaksanakan tugas,
PPSDM MIGAS Cepu bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan Diklat
Energi dan Sumber Daya Mineral (Surat Keputusan No.150 tahun 2001 tanggal
02 Maret 2001) yang telah diperbaharui dengan peraturan Menteri ESDM no.13
tahun 2016 tanggal 20 Juli 2016, dimana PPSDM MIGAS mempunyai tugas
pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi.

Gambar 2.1 Gedung Utama PPSDM MIGAS


(Sumber : PPSDM MIGAS)

5
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

B. Fungsi PPSDM MIGAS


Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2016 memiliki
Fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan sumber daya
manusia di bidang minyak dan gas bumi.

b. Penyusunan program, akuntabilitas kinerja dan evaluasi serta pengelolaan


informasi pengembangan sumber daya manusia di bidang minyak dan gas
bumi.

c. Penyusunan perencanaan dan standarisasi pengembangan sumber daya


manusia di bidang minyak dan gas bumi.

d. Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak


dan gas bumi.

e. Pelaksanaan pengelolaan sarana prasarana dan informasi pengembangan


sumber daya manusia di bidang minyak dan gas bumi.

f. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang


pengembangan sumber daya manusia Minyak dan Gas Bumi.

g. Pelaksanaan administrasi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia


Minyak dan Gas Bumi.

2.1.2 Sejarah Singkat PPSDM MIGAS


Cepu adalah sentral pengeboran sumur minyak pertama yang ada di
Indonesia. Peresmian tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB Versteegh, dia tidak
mengusahakan sendiri sumber minyak tersebut tetapi mengontrakan

6
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

kepala perusahaan yang kuat pada masa itu, yaitu perusahaan DPM (Dordoche
Petroleum Maatschapij) di Surabaya yang secara sah baru dimulai pada tahun
1889. Pada usianya yang tengah 100 tahun lebih pada tahun ini, perjalanan sejarah
perminyakan di Cepu dapat diuraikan menjadi empat periode yaitu :

A. Periode Zaman Hindia Belanda (Tahun 1886 - 1942)


Zaman ini telah ditemukan rembesan minyak didaerah pulau Jawa yaitu
Kuwu, Merapen, Watudakon, Mojokert serta penemuan minyak dan gas di
Sumatera. Eksplorasi minyak bumi di Indonesia dimulai pada tahun 1870 oleh
seorang Insinyur dari Belanda bernama P. Vandijk, di daerah Purwodadi
Semarang dengan mulai pengamatan rembesan-rembesan minyak di permukaan.
Kecamatan Cepu Provinsi Jawa Tengah terdapat konsesi minyak, dalam kota kecil
di tepi Bengawan Solo, perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang bernama
Panolan, diresmikan pada tanggal
28 Mei 1893 atas nama AB. Versteegh. Kemudian beliau mengontrakkannya ke
perusahaan DPM (Dordtsche Petroleum Maarschappij) di Surabaya dengan
membayar ganti rugi sebesar F. 19 10000 dan F. 0.1 untuk tiap peti (37,5 liter
minyak tanah dari hasil pengilangan). Penemuan sumur minyak bumi bermula di
desa Ledok oleh Mr. Adrian Stoop. Januari 1893, ia menyusuri Bengawan Solo
dengan rakit dari Ngawi menuju Ngareng Cepu dan akhirnya memilih Ngareng
sebagai tempat pabrik penyulingan minyak dan sumurnya dibor pada Juli 1893.
Daerah tersebut kemudian dikenal dengan nama Kilang Cepu. Selanjutnya,
berdasarkan akta No. 56 tanggal 17 Maret 1923 DPM diambil alih oleh BPM
(Bataafsche Petroleum Maarschappij) yaitu perusahaan minyak milik Belanda.

7
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

B. Periode Zaman Jepang (Tahun 1942 - 1945)


Periode zaman Jepang, dilukiskan tentang peristiwa penyerbuan tentara
Jepang ke Indonesia pada perang Asia Timur yaitu keinginan Jepang untuk
menguasai daerah-daerah yang kaya akan sumber minyak, untuk keperluan perang
dan kebutuhan minyak dalam negeri Jepang. Terjadi perebutan kekuasaan Jepang
terhadap Belanda, para pegawai perusahaan minyak Belanda ditugaskan untuk
menangani taktik bumi hangus instalasi penting, terutama Kilang minyak yang
ditujukan untuk menghambat laju serangan Jepang. Namun akhirnya, Jepang
menyadari bahwa pemboman atas daerah minyak akan merugikan pemerintah
Jepang sendiri. Sumber-sumber minyak segera dibangun bersama oleh tenaga sipil
Jepang, tukang-tukang bor sumur tawanan perang dan tenaga rakyat Indonesia
yang berpengalaman dan ahli dalam bidang perminyakan, serta tenaga kasar
diambil dari penduduk Cepu dan daerah lainnya dalam jumlah besar. 20 Lapangan
minyak Cepu masih dapat beroperasi secara maksimal seperti biasa dan pada saat
itu Jepang pernah melakukan pengeboran baru di lapangan minyak Kawengan,
Ledok, Nglobo dan Semanggi.
C. Periode Zaman Kemerdekaan (Tahun 1945)
Zaman kemerdekaan, Kilang minyak di Cepu mengalami beberapa
perkembangan sebagai berikut :
 Periode 1945 – 1950 (Perusahaan Tambang Minyak Nasional)
Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Hal ini
menyebabkan terjadinya kekosongan kekuasaan di Indonesia. Pada tanggal 17
Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan kemerdekaan sehingga Kilang
minyak Cepu diambil alih oleh Indonesia. Pemerintah kemudian mendirikan
Perusahaan Tambang Minyak Nasional (PTMN) berdasarkan Maklumat Menteri
Kemakmuran No. 05. Desember 1949 dan menjelang 1950 setelah adanya
penyerahan kedaulatan, Kilang minyak Cepu dan lapangan Kawengan diserahkan
dan diusahakan kembali oleh

8
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BPM perusahaan milik Belanda.


 Periode 1950 – 1951 (Administrasi Sumber Minyak)
Selepas kegiatn PTMN dibekukan pada akhir tahun 1949, pengelolaan
lapangan Ledok, Nglobo dan Semanggi yang pada saat itu dikenal sebagai Cepu
Barat berpindah tangan kepada ASM (Administrasi Sumber Minyak) yang
dikuasai oleh Komando Rayon Militer Blora.
 Periode 1951 – 1957 PTMRI (Perusahaan Tambang Minyak Rakyat
Indonesia)
Pada tahun 1951 perusahaan minyak lapangan Ledok, Nglobo, Semanggi
oleh ASM diserahkan kepada pemerintah sipil. Untuk kepentingan tersebut
dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggaraan Perusahaan Negara di bulan
Januari 1951, yang kemudian melahirkan Perusahaan Tambang Minyak Republik
Indonesia (PTMRI).

 Periode 1957 – 1961 (Tambang Minyak Nglobo, CA)


Pada tahun 1957, PTMRI diganti menjadi Tambang Minyak Nglobo,
CA.
 Periode 1961 - 1966 (PN Perusahaan Minyak dan Gas Nasional)
Tahun 1961, Tambang Minyak Nglobo CA diganti PN PERMIGAN
(Perusahaan Minyak dan Gas Nasional) dan pemurnian minyak di lapangan
minyak Ledok dan Nglobo dihentikan. Pada tahun 1962, Kilang Cepu dan
lapangan minyak Kawengan dibeli oleh pemerintah RI dari Shell dan diserahkan
ke PN PERMIGAN.
 Periode 1966 – 1978 (PUSDIKLAP MIGAS)
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.
5/M/Migas/1966 tanggal 04 Januari 1966, yang menerangkan bahwa seluruh
fasilitas/instalasi PN Permigan Daerah Administrasi Cepu dialihkan menjadi Pusat
Pendidikan dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi
(PUSDIKLAP MIGAS). Yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas)

9
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Jakarta. Kemudian pada tanggal 07 Februari 1967 diresmikan Akademi Minyak


dan Gas Bumi (Akamigas) Cepu Angkatan I (Pertama).
 Periode 1978 – 1984 (PPTMGB LEMIGAS)
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal
26 Desember 1977 PUSDIKLAP MIGAS yang merupakan bagian dari LEMIGAS
(Lembaga Minyak dan Gas Bumi) diubah menjadi Pusat Pengembangan
Teknologi Minyak dan Gas Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi (PPTMGB
LEMIGAS) dan berdasarkan SK Presiden No. 15 tanggal 15 Maret 1984 pasal
107, LEMIGAS Cepu ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintah dengan nama
Pusat Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).
 Periode 1984 – 2001 (PPT MIGAS)
Berdasarkan SK Menteri Pertambangan dan Energi No. 0177/1987 tanggal
05 Desember 1987, dimana wilayah PPT Migas yang dimanfaatkan Diklat
Operasional/Laboratorium Lapangan Produksi diserahkan ke PERTAMINA EP
ASSET 4 Field Cepu, sehingga Kilang Cepu mengoperasikan pengolahan crude
oil milik PERTAMINA. Kedudukan PPT Migas dibawah Direktorat Jendral
Minyak dan Gas Bumi, Departemen Pertambangan dan Energi yang merupakan
pelaksana teknis migas di bidang pengembangan tenaga perminyakan dan gas
bumi. Keberadaan PPT Migas ditetapkan berdasarkan Kepres No. 15/1984 tanggal
18 Maret 1984, dan struktur organisasinya ditetapkan berdasarkan 23 Surat
Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1092 tanggal 05 November
1984.
 Periode 2001 – 2016 (Pusdiklat Migas)
Tahun 2001 PPT Migas diubah menjadi Pusdiklat Migas (Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi) sesuai SK Menteri ESDM
(Energi dan Sumber Daya Mineral) no.150 Tahun 2001 dan telah diubah
Peraturan Menteri ESDM nomor 0030 Tahun 2005 tanggal 20 Juli 2005.
Kemudian diperbarui Peraturan Menteri No. 18 Tahun 2010 tanggal 22

10
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

November 2010.
 Periode 2016 – Sekarang (PPSDM Migas)
Sesuai Peraturan Menteri No. 13 tahun 2016 tentang organisasi dan tata
kerja kementrian energi dan sumber daya mineral, Pusdiklat Migas Cepu berubah
nama menjadi Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak Dan Gas
Bumi (PPSDM MIGAS).

2.1.3 Struktur Organisasi dan Kepegawaian


Struktur organisasi yang ada di PPSDM Migas terdiri dari pimpinan
tertinggi sebagai kepala PPSDM Migas. Pimpinan tertinggi membawahi kepala
bagian dan kepala bidang yang bertugas memimpin unit-unit di PPSDM Migas.
Kepala bagian dan kepala bidang membawahi sub bagian dan sub bidang
dari unit-unit yang terkait. Di setiap unit terdapat pengawas unit dan pengelola
unit yang dipimpin oleh sub bagian masing-masing unit. Selain itu, dalam
kegiatan operasional PPSDM Migas setiap unit memiliki masing-masing
karyawan atau bawahan yang handal dalam setiap masing
-masing bidang yang dijalankan.

Gambar 2.2 Bagan Struktur Organisasi PPSDM MIGAS

11
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

(Sumber : PPSDM MIGAS)


A. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
kerumahtanggaan, ketatausahaan, dan keuangan Pusat Pengembangan Sumber
Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 896, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
 Pelaksanaan urusan ketatausahan, perlengkapan,
kerumahtanggaan, kepegawaian, organisasi, tata laksana, pelaksanaan
manajemen perubahan, hukum, hubungan masyarakat, serta keprotokolan.
 Pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi barang milik negara.
B. Bidang Program dan Evaluasi
Bidang Program dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
penyusunan rencana, program, anggaran, pelaporan, dan pelaksanaan kerja sama,
evaluasi dan akuntabilitas kinerja di bidang pengembangan sumber daya manusia
subsektor minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 900, Bidang Program dan Evaluasi menyelenggarakan
fungsi.
 Penyiapan bahan penyusunan pengelolaan rencana, program, anggaran,
pelaporan, dan pelaksanaan kerja sama di bidang pengembangan sumber
daya manusia subsektor minyak dan gas bumi; dan
 Penyiapan bahan evaluasi, dan akuntabilitas kinerja di bidang
pengembangan sumber daya manusia subsektor minyak dan gas bumi.
C. Bidang Perencanaan dan Standarisasi Pengembangan Sumber Daya
Manusia
Bidang Perencanaan dan Standardisasi Pengembangan Sumber

12
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Daya Manusia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perencanaan


pengembangan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur dan kriteria
pengembangan sumber daya manusia di bidang pengembangan sumber daya
manusia subsektor minyak dan gas bumi. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 904, Bidang Perencanaan dan Standardisasi
Pengembangan Sumber Daya Manusia menyelenggarakan fungsi :
 Penyiapan bahan perencanaan penyusunan standar kompetensi jabatan di
bidang pengembangan sumber daya manusia subsektor minyak dan gas
bumi.
 Penyiapan bahan penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur dan
kriteria pengembangan sumber daya manusia serta pelayanan sertifikasi
kompetensi tenaga subsektor minyak dan gas bumi.
D. Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Prasarana Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Bidang Penyelenggaraan dan Sarana Prasarana Pengembangan Sumber
Daya Manusia mempunyai tugas penyelenggaraan dan pemantauan serta
pengelolaan sarana dan prasarana teknis pengembangan sumber daya manusia di
bidang pengembangan sumber daya manusia subsektor minyak dan gas bumi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 908, Bidang
Penyelenggaraan dan Sarana Prasarana Pengembangan Sumber Daya Manusia
menyelenggarakan fungsi :
 Penyiapan penyelenggaraan dan pemantauan di bidang pengembangan
sumber daya manusia subsektor minyak dan gas bumi;
 Penyiapan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidang
pengembangan sumber daya manusia subsektor minyak dan gas bumi; dan
 Penyiapan pengelolaan dan pelayanan jasa sarana prasarana teknis

13
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

pengembangan sumber daya manusia dan informasi subsektor minyak dan


gas bumi.
E. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Sekertaris Badan atau Kepala Pusat yang bersangkutan. Kelompok Jabatan
Fungsional di lingkungan PPSDM Migas memiliki tugas melaksanakan
memberikan pelayanan jasa pendidikan dan pelatihan, serta melaksanakan tugas
lain berdasarkan pada keahlian atau keterampilan tertentu sesuai dengan peraturan
undang – undang.

2.1.4 Lokasi PPSDM MIGAS


PPSDM Migas berlokasi di Jalan Sorogo No.1 Kecamatan Cepu,
Kabupaten Blora, Desa Karangboyo, Provinsi Jawa Tengah dan menempati area ±
1.410.304 m2. PPSDM Migas terletak dikawasan hutan jati, berjarak
± 34 km dari kota Blora Barat dan ± 35 km dari kota Bojonegoro di Timur.
PPSDM Migas dengan kota-kota besar di Pulau Jawa diantaranya :
 PPSDM Migas berjarak 160 km dari Kota Semarang
 PPSDM Migas berjarak 125 km dari Kota Surabaya
 PPSDM Migas berjarak 125 km dari Kota Solo
 PPSDM Migas berjarak 750 km dari Kota Jakarta

14
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Peta lokasi PPSDM dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Peta Lokasi PPSDM MIGAS


(Sumber : PPSDM MIGAS)

2.2 Orientasi Umum PPSDM MIGAS


2.2.1 Tata Tertib Peserta Kerja Praktik
Setiap peserta kerja praktik diwajibkan untuk mematuhi peraturan tata
tertib yang ada di PPSDM MIGAS yang meliputi :
1. Peserta wajib hadir saat pembukaan pada hari pertama kerja praktik
jam 07.30 WIB.
2. Menyiapkan program kegiatan dan judul tugas khusus.
3. Peserta wajib mengenakan atribut almamater.
4. Peserta kerja praktik diharapkan hadir sesuai waktu yang
ditentukan serta mengisi daftar hadir.
5. Menjaga ketertiban, etika dan sopan santun baik di dalam maupun di luar
wilayah PPSDM MIGAS.
6. Menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap seperti coverall
atau wearpack, safety helmet, safety shoes terutama di area kilang.
7. Dilarang meninggalkan wilayah Cepu selama periode kerja praktik untuk
mencegah penyebaran dan penularan virus COVID-19.

15
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

A. Hubungan Masyarakat
Keberadaan humas sangat dibutuhkan dan penting untuk berkomunikasi
dan membangun serta menjaga hubungan baik antara organisasi baik dengan
public atau masyarakat umum. Dengan tujuan menyangkut tiga hal yaitu reputasi,
itra dan kamunikasi mutual benefit relationship. Untuk berkomunikasi dengan
public, Humas PPSDM MIGAS menyediakan layanan informasi berupa Call
Center yang diperuntukkan bagi stackholder ataupun masyarakat umum yang
ingin meyampaikan keluhan dan pertanyaan di bidang layanan organisasi. Humas
PPSDM MIGAS juga menyediakan informasi mengenai perkembangan organisasi
terkini melalui Buletin Patra yang terbit setiap 3 bulan sekali.

B. Keamanan
Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM MIGAS baik
proses industry, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan lainnya, unit
keamanan PPSDM MIGAS memiliki peran yang penting untuk menjaga
keamanan dan stabilitas kerja di PPSDM MIGAS. Secara umum, unit keamanan
memiliki 4 macam objek pengamanan yaitu pengamanan personil, pengamanan
material, pengamanan informasi dan pengamanan operasional.

2.2.2 Unit Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan


Unit K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkungan)
dibentuk dengan tujuan untuk mencegah dan menanggulangi segala sesuatu yang
menyebabkan kecelakaan kerja yang mempengaruhi terhadap proses produksi,
sehingga sumber-sumber produksi dapat digunakan secara efesien dan produksi
dapat berjalan lancer tanpa adanya hambatan yang berart

16
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

2.2.3 Unit Kilang


Kilang merupakan area yang digunakan untuk mengolah minyak bumi
(crude oil) menggunakan sistem pemisahan yang terjadi di crude distilling unit
(CDU) berupa distilasi atmosferik. Unit distilasi atmosferik adalah suatu unit yang
berfungsi untuk memisahkan crude oil menjadi produk-produk minyak bumi
berdasarkan trayek titik didihnya pada tekanan 1 atm. Kilang PPSDM MIGAS
mengolah campuran crude oil dari Lapangan Kawengan dan Lapangan Ledok
milik PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Adapun karakteristik crude oil dari
Lapangan Kawengan merupakan minyak mentah jenis high pour point oil (HPPO)
yang bersifat parafinik, yaitu mengandung lilin, alkana rantai lurus dan nilai oktan
yang rendah.
Sedangkan minyak mentah dari Lapangan Ledok bersifat aspaltik, yaitu
mengandung aspal, struktur rantai tertutup dan nilai oktan yang tinggi. Crude oil
Ledok sering disebut minyak light pour point oil (LPPO). Produk utama dari
pengolahan crude oil di PPSDM MIGAS saat ini adalah Pertasol CA, Pertasol
CB, Pertasol CC, Solar dan Residu. Dalam melaksanakan operasinya, kilang
PPSDM MIGAS di dukung oleh fasilitas utilitas.

Gambar 2.4 Unit Distilasi Atmosferik Kilang di PPSDM MIGAS


(Sumber : PPSDM MIGAS)

17
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

2.2.4 Unit Boiler


Secara umum boiler dapat kita artikan sebagai sebuah pesawat untuk
menghasilkan steam (uap). Boiler dibuat dari baja dengan bentuk bejana tertutup
yang didalamnya terdapat air dan air tersbut dipanasi dari hasil pembakaran residu
untuk menghasilkan uap. Boiler plant adalah unit yang bertugas untuk
memproduksi Steam dan pembakaran bahan bakar. Pada boiler plant memiliki
beberapa tugas sebagai berikut :
 Penyedian steam (uap bertekanan) Proses penyediaan steam dilakukan
dengan menggunakan air umpan masuk yang di masukkan ke dalam boiler
melalui drum diameter fire tube dan keluar dari boiler sudah berubah
menjadi uap bertekanan yang ada pada keadaan superheated steam dan
mempunyai tekanan ± 6 kg/cm2.
 Penyedia udara bertekanan untuk mendapatkan udara bertekanan yang
berfungsi sebagai tenaga pneumatic untuk instrumentasi, udara
dilewatkan ke filter kemudian dimasukkan ke dalam

kompresor. Keluar dari kompresor udara dilewatkat pada heat exchanger


untuk didinginkan dengan media pendingin air sehingga suhunya berubah.
Setelah itu masuk ke separator untuk membuang kondensatnya yang
selanjutnya dimasukkan ke dalam air dryer untuk mengeringkan udara.

2.2.5 Unit Pengolahan Air


Unit pengolahan air bersih atau WTP (water treatment plant) merupakan
unit pengolahan air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pekerja dan
untuk menunjang kebutuhan operasi dari pabrik di PPSDM MIGAS. Adapun
untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka PPSDM MIGAS mengambil air dari
Sungai Bengawan Solo yang kemudian diolah sehingga dapat memenuhi berbagai
kebutuhan antara lain air minum, air pendingin, air pengumpan ketel uap dan air
untuk pemadam kebakaran. Unit water treatment memiliki kapasitas sebesar
105.090 m3. Air yang digunakan berasal dari aliran Sungai Bengawan Solo
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Sungai Bengawan Solo air nya tidak pernah kering walaupun di musim
kemarau.

18
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

2. Tingkat pencemaran air pada Sungai Bengawan Solo tidak terlalu tinggi.
3. Lokasinya dekat dengan pabrik

Gambar 2.5 Unit Water Treatment di PPSDM MIGAS


(Sumber : PPSDM MIGAS)

2.2.6 Unit Power Plant


Power plant adalah unit di PPSDM MIGAS yang menangani penyediaan
listrik menggunakan tenaga diesel. Unit power plant atau yang juga disebut
sebagai perusahaan listrik tenaga diesel (PLTD) didirikan pada tahun 1973. Bahan
bakar yang digunakan dalam mesin diesel menggunakan solar yang dihasilkan di
unit kilang sehingga penyediaan listrik di kilang PPSDM MIGAS tidak
bergantung dengan perusahaan listrik negara (PT PLN Persero). Terdapat dua unit
diesel yang dimiliki oleh PPSDM MIGAS namun hanya satu unit yang beroperasi
karena kebutuhan listrik di PPSDM MIGAS sudah tercukupi sedangkan unit yang
tersisa difungsikan sebagai unit stand by yang akan digunakan ketika ada
kebutuhan listrik berlebih ataupun terdapat kerusakan atau perbaikan pada mesin
diesel yang sedang beroperasi.

2.2.7 Unit Keselamatan Kerja dan Pemadam Kebakaran


Mengingat kompleksnya kegiatan yang terdapat di PPSDM MIGAS

19
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

baik proses industri, kegiatan pengajaran dan segala jenis kegiatan lainnya, unit
keamanan PPSDM MIGAS memiliki peran yang sangat penting untuk menjaga
keamanan dan stabilitas kerja di lingkungan PPSDM MIGAS. Secara umum, unit
keamanan memiliki empat macam objek pengamanan yaitu pengamanan personil,
pengamanan material, pengamanan informasi dan pengamanan operasional.

2.2.8 Laboratorium Dasar


Laboratorium merupakan sarana yang sangat penting dalam sebuah
industry termasuk juga industry perminyakan. Begitu pula dengan laboratorium
yang ada di PPSDM MIGAS. Laboratorium ini bertugas unutuk memeriksa
kualitas produk dari minyak bumi agar sesuai dengan spesifikasi yang diberikan
oleh Dirjen Migas. PPSDM MIGAS memiliki laboratorium dasar atau yang biasa
disebut dengan laboratorium pengujian. Laboratorium yang tersedia diantaranya:
 Laboratorium Kimia.
 Laboratorium Fisika.
 Laboratorium Minyak Bumi.
 Laboratorium Lindungan Lingkungan.
 Laboratorium Instrumen/Elektronika.
 Laboratorium Eksplorasi dan Produksi.
 Laboratorium Geologi
2.2.9 Laboratorium Pengujian Hasil Produksi (PHP)
Laboratorium PHP digunakan sebagai tempat pengujian hasil produksi
baik yang telah di produksi oleh PPSDM MIGAS maupun berupa minyak bumi
(crude oil) yang diterima dari PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu. Laboratorium
ini bertugas untuk menganalisis secara rutin mengenai kualitas bahan baku dan
produk yang dihasilkan dari unit kilang sebelum didistribusikan ke konsumen
untuk mengetahui kualitas produk sehingga penurunan dan penyimpangan
kualitas hasil produksi dapat segera diketahui dan diatasi. Analisis yang berlaku di
laboratorium PHP dilakukan menggunakan prosedur dan alat-alat yang sesuai
dengan standar ASTM (American Society for Testing and Materials) dan IP
(Institute of Petroleum). Adapun macam-macam pengujian yang dilakukan antara
20
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

lain :
 Uji densitas (density test)
 Uji warna (colour test)
 Uji flash point
 Uji smoke point
 Uji viskositas kinematik
 Uji pour point
 Uji cooper strip corrosion

2.2.10 Laboratorium Simulasi Produksi

Laboratorium simulasi produksi terletak di Menggung yang berlokasi


sekitar 300 meter dari kantor PPSDM MIGAS. Di laboratorium ini terdapat
simulasi atau peragaan alat-alat produksi untuk pengambilan minyak bumi dari
dalam tanah, dimana alat tersebut berwujud seperti sumur bor yang dilengkapi
dengan pipa bor.
2.2.11 Laboratorium Simulasi Pemboran

Laboratorium simulasi pemboran berfokus pada pengukuran sifat- sifat fisik


dan rheologi dari lumpur pemboran seperti viskositas, yield point, densitas dan
lain sebagainya. Selain lumpur pemboran, pengukuran juga dilakukan pada
campuran semen seperti pengukuran konsistensi.

2.2.12 Unit Perpustakaan


Perpustakaan PPSDM MIGAS mempunyai system pelayanan terbuka
(open access) yang meliputi pelayanan regular dan pelayanan non
-regular. Koleksi perpustakaan antara lain: buku-buku diklat, majalah ilmiah,
laporan penelitian, skripsi, e-book, laporan kerja praktik dan bahan audio visual.
Adapun tugas-tugas perpustakaan PPSDM MIGAS yaitu:
a. Melakukan perencanaan, pengembangan koleksi, yang menakup buku,
masalah ilmiah, laporan penelitian, skripsi, laporan kerja praktik, majalah
ilmiah, laporan penelitian skripsi, laporan kerja praktik, diklat/hand-out
serta bahan audio visual.
21
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

b. Melakukan pengolahan dan proses pengolahan bahan pustaka meliputi


refrigrasi/invetaris, katalogisasi, klasifikasi, shelfing dan filling.
c. Laporan penggunaan laboratorium bahasa.
d. Layanan audio visual pemutaran film dn kaset video ilmiah.
e. Layanan kerjasama antara perpustakaan dan jaringan informasi nasional.

22
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Variabel Proses

Variabel proses merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya


proses tersebut. Mengatur variabel proses sangatlah penting
.untuk mendapatkan produk dengan kualitas terbaik. Perubahan variabel proses
mngakibatkan penyimpangan terhadap kualitas produk. oleh karena itu kontrol
terhadap kualitas produk di laboratorium sangatlah penting untuk mengetahui
apakah ada penyimpanan pada variabel proses. Variabel proses yang perlu
dikendalikan secara cermat dalam proses antara lain:

1. Suhu (Temperature)
Suhu merupakan dasar dari pemisahan didalam proses distilasi
atmosferik. suhu harus dicapai pada tekanan tertentu untuk memperoleh
fraksi-fraksi yang dikehendaki.
pengaruh suhu didalam proses distilasi merupakan faktor yang sangat
menentukan, karena ada proses ini terjadi pemisahan komponen-
komponen campuran berdasarkan trayek didih (Boiling range).
2. Tekanan (pressure)
Pada proses distilasi atmosferik, penurunan tekanan tidak begitu
berpengaruh dibandingkan pada proses distilasi vakum ataupun distilasi
bertekanan. Pengaruh tekanan pada proses distilasi atmosferik yang
sangat tinggi memberikan penguapan tidak sempurna sehingga tidak
sempurnanya fraksinansi dalam

23
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

kolom dapat dilihat dari hasil laboratorium bahwa FBP produk akan
turun dan IBP bottom produk akan naik.

3. Laju Aliran (Flow)


Flow dan umpan pada umumnya sudah ditentukan dan didesain
kemungkinan suatu proses terjadi operasi dengan flow rate pengujian
berbeda dengan kemungkinan. Biasnya flow berpengaruh terhaap
ketinggian (level) permukaan cairan didalam kolom fraksinasi ataupun
stripper.
Jika laju aliran terlalu besar akan menambah beban dapur
(Furnace) sehingga menyebabkan bertambahnya kebutuhan bahan bakar
untuk memanaskanumpan yang lebih besar
4. Ketingian (Level)
Tinggi rendahnya cairan dikolom distilasi akan mempengaruhi
keadaan cairan di setiap tray. Bila permukaan cairan pada down corner
suatu tray terlalu tinggi, maka hal ini akan menimbulkan peristiwa
floading (banjir). cairan akan tumpah ke tray di bawhnya mengakibatkan
produk yag ada di tray tersebut terkontaminasioleh fraksi ringan dan
merusak mutunya (off spec).

24
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

3,2 Transmitter

Gambar 3,1 Level Transmitter Gambar 3,2 Temperature Gauge

Transmitter merupakan secondery element dari suatu loop


pengendalian yang berfungsi mengubah besaran phisis yang dihasilkan
oleh sensing element (conventer) ke dalam signal standart kemudan di
transmisikan ke instrumen yang lain sebanding dengan besarnya besran
phisis yang di terimanya.
Alat yang digunakan untuk mengubah sensing element dari
sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu i teremahkan oelh controller.
Pemilihan suatu transmitter tergantung pada sifat variable dan
jarak sinyal yang harus dikirim. pengiriman sinyal-sinyal pneumatic
biasnya dibatasi pada jarak yang tidak lebih dari 200 meter tanpa adnya
boosting atau tekanan pada koversi arus sehingga sinyal yang jaraknya di
atas 200 meter lebih baik menggunkan transmitter electric.

Signal standard yang dihasilkan transmitter tergantung dari jenisnya,


yaitu:
 Transmitter pneumatic: 3-15 psi atau 0,2-1,0 kg/cm2
 Transmitter Electric: 4-20 mA DC atau 1-5 V DC

25
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 Instrumen penerima signal dari transmitter anatar lain


adalah:

 Indicator
indicator adalah peralatan instrumen yang dapat langsung
meunjukan hasil pengukuran besaran proses yang sedang
berjalan.
 Recorder

Recorder adlah peraltan instrumen aelain dapat meunjukan hasil


pengukuran besaran proses yang sedang berjalan juga dapat
mencatat hasil pengukuran besaran proses yang sedang berjalan
maupun besaran proses yang sudah berjalan.

 Controller
Controller adalah peralatan instrumen yang mengatur jalanya
proses agar suatu besaran proses tetap berada pada posisi yang
diinginkan (Set Point) dan akan memberikan koreksi apabila ada
perbedaan besaran proses yang diatur dengan set pointnya sesuai
dengan aksi dan mode controlnya.

26
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

3.3 Control Valve

Gambar 3.3 Control Valve

Dalam suatu sistem pengendalian secara otomatis, Control valve merupakan


final element yang mewujudkan signal output dari controller menjai suatu
gerakan valeve atu menutup aliran, sehingga dapat mengendalikan proses
variabel ke harga yang telah di tentukan.

A. Aksi Control Valve


Valve adalah instrumen dalam loop pengontrolan dan mempunyai
aksi direct atau aksi reverse. Dalam rangka menentukan aksi valve maka
kita harus memahami beberapa istilah dasar.

27
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 Input: istilah pada valeve kita diefinisikan bahwa input sebagai


sinyal yang menyebabkan valve merubah posisi stroke. Hal ini
biasanya berupa sinyal pneumatic 3-15 psi atau 20-100kPa. tujuan
menentukan aksi valve bahwa input pada valve tidak mengalirkan
fluida pada valve.
 Output: Output valve aalah fluida mengalir melalui valve berupa
gas,uap, dan cairan.
 Aksi Direct: Aksi direc dari valve dapat di tentukan dengan melihat
hubungan antar input dan outputnya. Jika kenaikan input
menyebabkan kenaikan output maka dikatakan bahwa valve tersebut
mempunyai aksi direct.
 Aksi reverse: Aksi reverse pada velve adalah berlawanan dengan
valve yag mempunyai aksi direct. Jika kenaikan input menyebabkan
menurunya output maka dikatakan valve tersebut mempunyai aksi
reverse.

Istilah berikut mempunyai hubungan dengan valve aksi direct:


 ATO (Air To Open)
Air To Open berarti bahwa dengan menaiknya sinyal valve akan
menyebabkan valve membuka.
 Direct
Direct adalah istilah yang berhubungan dengan valve yang
mempunyai aksi direct.
 Fail Closed
Jika sinyal yang menuju valve hilang maka valve tipe ini bila terjadi
kegagalan posisi valve akan menutup. Hal ini berarti bahwa adanya
sinyal udara akan membuka valve dan oleh karena itu valve
mempunyai aksi direct.
 ATC (Air To Close)
Air To Close berarti bahwa dengan menaiknya sinyal valve maka akan
menyebabkan valve tertutup

28
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 Reverse
Reverse adalah istilah yang berhubungan dengan valve yang
mempunyai aksi reverse.
 Fail Open
Jika sinyal menuju valve hilang maka valve tipe ini bila terjadi
kegagalan posisi valve akan membuka. Hal ini berati bahwa adanya
sinyal udara akan menutup valve dan oleh karena ini valve
mempunyai aksi reverse.

B. Characteristic
Karakteristik valve adalah perhubungan yang biasanya
dinyatakan secara gravik antar aliran yang mlalui valve (dalam persen)
dengan gerakan stem dari valve (dalam persen). Hubungan ini
dinyatakan dengan grafik berdasarkan range penu dari valve ( 0% -
100% ). Tiga karakteristik valve yang utama adalah: Karakteristik aliran
linier, Karakteristik aliran equal presentage, Krakteristik aliran quick
opening.

29
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

3,4 DCS (Distributed Control System)

Gambar 3.4 DCS

Komputer tidak hanya sebatas untuk aplikasi perkantoran saja, tetapi


sudah lebih jauh masuk kedalam system pengendalian proses atau mesin.
Komputer ini bisa menanagnani aktivitas mesin yang dikendalikan ataupun
diminitor agar seorang operator bisa lebih mudah melakukakan pengawasan
dan memberikan perintah ke mesin. Sebuah system computer yang digunakan
untuk mwlakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan proses atau mesin
melalui cara pengawasan terhadap sub kontrolnya disebut sebagai system
control terdistribusi/DCS/distributed Control System.
Ditributed Control System adalah bentuk perkembangan terakhir dari
struktur sistem pengandalian, dimana digunakan unit-unit pengontrol lokal pada
masing-masing unit operasi. Struktur sistem kontrol terdistribusi terdiri dari
komponen utam
30
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

1.Supervisory Computer
Supervisory Computer adalah komputer yang berfungsi sebagai
pengandali utama dan pengawasdalam suatu sistem kontrol terdistribusi.
Supervisory Computer dapat pula dilengkapi dengan operator secara
fleksibel.

Selain berfungsi sebagai pengendali dan pengawas, pada level yang lebih
tinggi Supervisori Computer tersebut dapat juga dilengkapi dengan fungsi
administrasi. Namun fungsi administrasi ini terbatas pada administrasi dari
operasi plant. Sedangkan untuk administrasi utamanya termasuk
keuangan/akuntasi, dilaksanakan oleh komputer yang ada di kantor pusat
(office computer).

2.Field control Unit (FCU)/Local Controller Unit


FCU adalah suatu unit perangkat terkecil di dalam sistem kontrol
terdistribusi yang mempunyai kemampuan melakuakan pengendalian maupun
memantau kondisi?status proses.
Rancang bangun FCU merupakan pengembangan dari sitem kontrol
berbantuan mikro komputer dengan penambahan perangkat interface untuk
dapat berkomukasi dengan Supervisory Computer dan melakukan akuisi data.
Perangkat interface tersebut terdiri atas:
 Communication port
 ADC (Analog to Digital Converter)
 DAC (Digital to Analog Converter)
 Input/Outpu Digital

FCU mempunyai unit pemroses sendiri (CPU) yang mampu berkerjha


sendiri. Seluruh kegiatan dalam loop control yang meliputi akuisi data,
pngendalian proses, serta komunikasi dengan Superisory

31
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Computer dapat dilakukan oleh FCU ini. Untuk kerja FCU di tentukan oleh:

a. Fleksibilitas untuk mengubah program dalam FCU. hal ini berarti


program FCU harus disimpan didalam RAM.
b. Kemampuan komunikasi FCU dengan terminal lain, baik pada level
yang sama atau pada level yang lebih yang tinggi.
c. Kemampuan menangani jumlah loop kontrol, yang akan menentukan
kapasitas input/output baik analog maupun digital.

Jalur komunikasi yang menghubungkan Supervisory Computer dengan


FCU bersifat dua arah. Melalui jalur komunikasi tersebut Supervisory
Computer melakukan panduan terhadap FCU dengan mengirimkan
parameter proses, pada arah sebaliknya FCU mengirimkan data-data
pengukuran variable proses dan status proses.

Karena pentingnya komunikasi ini, maka pada FCU sudah terdapat


program komunikasi permanen dalam kolom ROM. program ini akan
menginisialisasi perangkat komunikasi dan memandu komunikasi dengan
Supervisory Compute

32
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB IV

METODOLOGI

4.1 Metode Pengamatan

Metode yang digunakan pada pengamatan ini adalah metode observasi,


wawancara, dan studi literatur. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan,
dilakukan metode observasi secara langsung di Workshop PPSDM Migas. Data
yang diperoleh dari hasil observasi langsung di Workshop adalah pengendalian
dalam peralatan fungsi instrumen pada kolom C2. Metode wawancara diperlukan
untuk mengetahui dasar penggunaan dan informasi penunjang lainnya. Metode
wawancara dilakukan kepada pembimbing serta staf/operator lapangan di
Workshop PPSDM Migas. Studi literatur diperlukan untuk melakukan
perhitungan serta memperoleh landasan untuk pembahasan data.

33
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

4.2 Uraian Proses

Gambar 3.5 Diagram pipa dan instrumen di sekitar kolom C2

Alat yang digunakan dalam pipa instrumen disekitar kolom C2 adalah:

 DCS (Distributed Control System)


Reflux mengacu pada bagian pada produk cair dari kolom distilasi atau kolom
fraksinasi yang dikembalikan ke top kolom. di dalam kolom, reflux tersebut
memberikan pendinginan dan kondensasi dari uap sehingga meningkatkan
efisiensi dari kolom itu sendiri. hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan suhu
pada top kolom sesuai dengan set point yang telah ditentukan.
Di kolom C2 PPSDM MIGAS, fluida yang digunakan untuk reflux adalah
naptha. Naptha yang sebelumnya telah didinginkan atau disimpan dalam tangki
timbun dialirkan kembali ke top kolom C2 yang temperaturnya melebihi set
point yang diatur. Tujuannya untuk menghasilkan produk dari kolom C2 yang
sesuai dengan spesifikasi dan bermutu baik.

34
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 Peralatan yang digunakan :

A. DCS ( Distributed control system )


Pada system ini digunakan computer digital sebagai unit untuk
melakukan supervisory control terhadap controller - controller yang ada di
plant. komputer disini berfungsi untuk mengirimkan sinya setting ke setiap
controller yang ada.

 Direct Digital Control (DDC)


Pengendalian system ini adalah menggunakan arsitektur terpusat
artinya bahwa seluruh akses pengendalian dipusatkan pada satu processor
atau satu computer.

 Distributed Control System (DOS)

Konsep pengendalian system ini adalah menggabungkan konsep


Digital Supervisory Control (DOS) dan Direct Digital Control (DDC).
Apabila plant besar maka plant tersebut akan dibagi untuk beberapa area
yang masing-masing area akan dikendalikan oleh sebuah DDC. Semua
DDC akan disupervisory oleh sebuah koomputer sendiri.Fungsi pada
system ini adalah untuk menangani pengendalian secara terpusat pada
areanya, sedangkan unit supervisorynya berfungsi mengatur setting dari
unit-unit DDC -DDC yang ada.

Sebutan yang umum pada DOS untuk DDC adalah Field Control
Unit (FCU). Local Control Unit (LCU) dan unit supervisorynya disebut
dengan Operator Station.

35
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

 Parameter Arsitektur Sistem Berbasiskan Komputer

Salah satu tujuan utama dikembangkannya DOS adalah untuk


mendapatkan keunggulan dan menghilangkan kelemahan arsitektur system
controlterpusat.

Parameter-parameter untuk membandingkan system control


berbasiskan computer digital yaitu system hybrid (DSC), system terpusat
(DDC) dan system terdistribusi (DOS) adalah sebagai berikut :

Gambar 3.4.1 Distributed Control System

36
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

B. PI (Pressure Indicator) Gauge

Gambar 3.6 Pressure Indicator

Dikolom C2 pengukuran tekanan diperlukan untuk mengetahui berapa


tekanan dari fraksi ringan yang masuk ke dalam kolom fraksinasi C.1A. Alat
instrumentasi pengukuran temperature yang digunakan adalah Pressure Gauge.

Spesifikasi Pressure Gauge :

 Range : 0-1 kg/cm

 Tipe : Tube and Socket

 Accuracy : 0.5% span (0.005%)

 Manufacturer : Ashcroft Inc.

C. PT (Preasure Transmitter)
37
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 3.7 Pressure Transmitter

Pada bagian top kolom C2 transmitter digunakan untuk mengirim sinyal hasil
pengukuran pressure dari pressure Gauge bagian top kolom dan mengubahnya
menjadi sinyal standard dan dikirim menuju control room.

Spesifikasi Transmitter :

 Model : YTA 110

 Range : 0 - 350

 Operation Temp : 135,70

 Supply : 24 DCV

 Accuracy : 0.1% span ( 0.35%)

 Output : 4 - 20 mA DC

 Manufacturer : Yokogawa Electric Co

D. TW (Thermowell)
38
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 3.8. Thermowell


Thermowell berfungsi melindungi pembatas antara sensor temperature
dengan fluida yang bersuhu dan tekanan tinggi, korosif, maupun abrasive. Di
samping perlindungan, thermowell memberikan kemudahan dalam hal
mengganti gauge tanpa perlu mematikan proses. Namun, dalam pemilihan
thermowell ini, kita perlu melihat jenis atau sifat luida yang perlu untuk diukur
sehingga thermowell yang paling sesuai dapat didapatkan.

E. TE (Temerature Element) / RTD (Resistence Temeperature Detector)

Gambar 3.9. Temperature Element

RTD singkatan dari Resistance Temperature Detector adalah sensor suhu


yang pengukuran menggunakan prinsip perubahan resistansi atau halaman listrik
39
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

logam yang dipengaruhi oleh perubahan suhu.

RTD adalah salah satu sensor suhu yang paling banyak digunakan dalam
otomatisasi dan proses kontrol. Ketika suhu elemen RTD meningkat, maka
resistansi elemen RTD meningkat, karena resistansi eleman tersebut juga akan
meningkat. Dengan kata lain, kenaikan suhu logam yang menjadi elemen
resistor RTD berbanding lurus dengan resistansinya.
Pengukuran temperature pada Kolom C2 untuk bagian top kolom
menggunakan RTD untuk mengukur temperature fraksi ringan yang masuk
kedalam Kolom Distilasi C1A RTD yang digunakan menggunakan Tipe PT 100.
Spesifikasi dari RTD PT 100 adalah:

 Tag No : 100TI16

 Tipe : Metal Sheated RT

 Element : Platinum Resistance Elemen

 Range : 0 oC - 350 oC

 Operation Temperature 135

 Manufactuter : Yamari Industries Ltd.

F. TE (Temerature Element) / Orifiece plate

40
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 4.0 Orifiece Plate

Orifiece plate Orifice merupakan salah satu komponen dari perangkat


primer (primarydevice) untuk mengukur aliran dengan menggunakan prinsip
mengubah kecepatan aliran, riilnya yaitu mengubah luasan yang dilalui aliran
fluida tersebut (orifice).Bentuk fisik orifice yang ada dan sering digunakan
seperti pada gambar berikut ini.Perubahan kecepatan setelah melalui orifice
plate tersebut berkaitandengan perubahan tekanan (differential pressure).
Perubahan tekanan ini yangkemudian diukur (di tapping) dan kemudian
diasosiakan dengan laju aliran Dalam kaitanaya dengan Orifice dan pengukuran
aliran, umumnya yang diukur adalah differential pressure.

G. Controller
41
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

pada pengendalian maual operasi yang dilakukan oleh operator adalah,


pertama mengamati penunjukn temperature, kemudian mengevaluasi apakah
temperature yang ada sudah sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila tidak
sama dengan yang dikehendaki, maka operator harus dapat memperkirakan
seberaa besarnya bukaan valve tersebut harus ditambah atau di kurangi.
Kemudian operator harus benar
-benar mengubah bukaan valve sesuai dengan yang diperkirakan tadi. Dari
uraian di atas dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa dalam megendalikan
proses seorang operator mengerjakan empat langkah kegiatan, yaitu:

Mengukur => Membandingkan => Menghitung => Mengoreksi

Pada waktu operator mengemati suhu sebnarnya yang dia kerjakan adalah
mengukur variabel proses (Process Variable = PV), kemudian membandingkan
variable proses dengan variable proses yang diinginkan (Set Value = SV), perbedaan
antara variable proses dengan set value disebut sebgai error, oleh karena itu dapat
dituliskan sebagai:

Error = Set Value (SV) - Variable Process (PV) atau

= Variable Procces (PV) - Set Value (SV)

Berdasarkan besarnya error, opertaor kan menentukan arah perubahan dari


bukaan valve (menambah atau mengurangi) dan sebarapa besar koreksi yang
diperlukan pada valve. Pada proses ini sebenarnya operator menghitung untuk
menentukan pengaturan valve. Setelah proses perhitungan operator mengoreksi
dengan mengatur bukaan valve.
 METODE PENGENDALIAN PROSES
Metode pengendalian dibagi menjadi dua macam, yaitu:
1. Pengendalian Oleh manusia (Manual Control)
Pada pengendalian secara manual memanfaatkan ketelitian dari operator untuk
mengendaliakan suatu besaran proses.

42
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 4.1 Manual Control

2. Pengendalian Otomatis (Automatic Control)


Pada prinsipnya pengendalian otomatis sama dengan pengendalian
manual. Pada pengendalian otomatis, peranan operator di gantikan oleh
sutau alata yang di sebut pengendali (Controller). Jadi yang menambah
dan mengurangi bukaan valve tidak dikerjakan oleh operator tetapi atas
perintah controller

43
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 4.2 Pengendalian Otomatis Pada

Colom C2 terdapat 3 variable control antara lain:

H. TIC (Temperature Indicator Controller)


I. FIC (Flow Indicator Controller)
J. LIC (Level Indicator Controller)

44
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

H. FT (Flow Transmitter)

Gambar 4.3 Flow Transmitter

Flow transmitter Flow transmitter digunakan untuk mengubah


nilai pengukuran menjadi sinyal standart dan mengirimnya menuju
control room. Flow ransmitter ini digunakan untuk mengirim nilai contro
flow yang diatur oleh control valve LV 05. Hasil contro flow akan dikirim
transmitter menuju LIC 05 yang berada di control room, Flow
transmitter ini menggunakan metode Displacer dengan tinggi bejana
berhubungan 52 cm untuk pengukuran level.
Spesifikiasi level transmilter :

 Output : 4- 20 mA

 Input : 24 DCV, 36 DCV MAX

 Max Pressure : 740 psig @ 100 F

 Temp. Range : -40°C-80 C

 Manufacturer : Magnetrol International Co.

45
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

I. I/P

Gambar 4.4 I/P

I/P berfungsi untuk mengubah sinyal analog 4- 20 mA menjadi


sinyal pneumatic 3 - 15 psig. Sinyal pneumatic tersebut berfungsi untuk
menggerakkan control valve yang menggunakan sinyal pneumatic.
Spesifikasi IP :

 Input : 4- 20 mA

 Output : 3-15 psig

 Air supply : 800 kPa

 Tipe : Diaphragm

 Manufacturer : Koso Co. 61

J. Control Valve

46
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 4.5 Control Valve

Control valve untuk kolom C.2 berfungi untuk menjaga level Nafta yang
berada di dalam kolom. Bila di dalam kolom level solar terlalu tinggi maka
valve akan membuka lebar. Bila level Nafta dalam kolom rendah maka valve
akan membuka sedikit. Control valve ini berjenis FC (Fail Close), yaitu
memerlukan udara untuk membuka dan menutup jika kehilangan udara (Air To
Open).
Spesifikasi Control Valve :

 Body Type : Ball Valve

 No model : 210E

 Fluid Temp : -45 ? - 400 ?

 Tipe : FC (fail Close)(Air To Open)

 Manufacturer : Koso Co.

K. Pompa 2 buah
47
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

Gambar 4.6 Pompa 2 Buah

Pompa adalah alat atau mesin yang digunakan untuk mengerakan fluida
dari tempat bertekanan rendah ke tempat dengan tekanan yang lebih tinggi,
untuk mengatasi perbedaan tekanan ini maka diperlukan tenaga (energi).
Pompa untuk udara biasa disebut kompresor, kecuali untuk beberapa
aplikasi bertekanan rendah, seperti di ventilasi, pemanas, dan pendingin ruangan
maka sebutanya menjadi kipas atau penghembus (blower).

 Pompa secara umum dapat di klasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :

 Pompa kerja positive (positive displacement pump)


 Pompa kerja dinamis( non positife displacement pump)

Pompa dari Pusdiklat Migas Cepu pada dasarnya berfungs


sebagai alat transport, yaitu untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat
ke Tempat yang lainnya. Jenis pompa yang digunakan adalah :
a) Pompa sentrifugal
b) Pompa torak /reciprocating

Cara kerja :

48
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

A) Pompa sentrifugal Untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke
tempat yang lebih tinggi atau sebaliknya. Gaya gravitasi yang timbul
mengakibatkan zat cair mengalir untuk menuju ke suatu tempat.

B) Pompa torak Bekerja dan bergerak kiri ke kanan sehingga terjadi


perbedaantekanan dan aliran cairannya bergerak. Cairan akan terus
menerus ke
saluaran buang. Peristiwa ini terjadi terus menerus selama pompa bekerja.

 Adapun Penggunaan pompa menurut fungsi adalah :

A) Pompa umpan Pompa ini berfungsi untuk memompa umpan (feed) yang
berupa crude oil dari tempat penampungan di kilang.

B) Pompa Refluk Pompa ini berfungsi untuk memompa pertasol sebagai


refluk ke puncak kolom fraksinasi C-1 dan C-2.

C) Pompa Fuel oil Memompa bahan bakar (fuel oil) ke dapur furnace dan
juga boiler.

D) Pompa Produksi dan Distributor Memompa produk dari satu


tangki ke tangki lain.

49
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

4.3 Prosedur Kegiatan

Prosedur yang dilakukan dalam perhitungan data peralatan


instruymen pada kolom C2 adalah sebagai berikut:

Start

Menyiapkan alat

Mengambil data yang diperlukan di lapangan


seperti, data pada Temperature, Pressure, Flow,
Level yang ada di kolom C2.

Mengolah data yang telah diperoleh di lapangan,


berupa level cairan, tekanan, laju aliran, suhu pada
aliran

Mencari literature dan referensi yang diperlukan.

Mengolah data parameter pengukuran pipa dan


instrument di sekitar kolom C2

Menganalisis dan mengevaluasi hasil pengolahan data.

Finish

50
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

4.4 Skema Kerja


Adapun skema pengerjaan dan penyusunan laporan kerja praktik di Pusat
Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM) adalah
sebagai berikut:

Indentifikasi Tugas Khusus

Studi Literatur

Pengambilan Data

Perhitungan Data

Analisa dan Pembahasan

Penyususnan

51
PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
MINYAK DAN GAS BUMI CEPU

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Pengukuran

Data pengamatan diperoleh melalui pengukuran langsung di Workshop yang


dilakukan pada Juni 2021 di pagi hari. Data yang diambil adalah data
pengukuran pada peralatan kolom C2.
Tabel 5.1 Data Pengamatan pengukuran level

Tabel 5.1. Data Pengamatan pengukuran level

5.2 Perhitungan

pengukuran level pada peralatan kolom C2

A-
L
C= x Sa + Sc
B-C
Keterangan:
A = Penunjukan Titik (inch)
B = Range maximal (inch)
C = Range minimal (inch)
Sa = Spam Signal (mA atau psi)
Sc = Spam Minimal (mA atau psi)

52
a. Pengukuran level pada titik 46 inch
Titik: 46 inch
terbaca: 5,25 psi

Error 0,15
b. Pengukuran level pada titik 57 inch
Titik: 57 inch
Terbaca: 8 psi

Error: 0,8
c. Pengukuran level pada titik 68 inch
Titik: 68 inch
Terbaca: 10,25 psi

Error: 0,2
d. Pengukuran level pada titik 79 inch
Titik: 79 inch
Terbaca: 12,75 psi

Error: 0,15
5.3 Pembahasan

Fungsi alat instrumentasi adalah alat atau device untuk mengukur dan
mengendalikan sistem. Tujuan dari diadakannya instrumentasi itu sendiri juga
untuk mendapatkan informasi atau tujuan yang lebih penting, Salah satu manfaat
jika mengetahui dasar dari instrumentasi pada bidang industri adalah pemahaman
akan proses pengukuran dan kontrol atau pengendalian. Peralatan yang terdapat di
Instrumentasi kolom C2, seperti Temperature Kontrol Valve, Temperature
Transmiter, dan Temperatur Controller yang menjalankan 4 langkah pengontrolan
dalam sistem kontrol instrumentasi. Sehingga menghasilkan sistem kendali
otomatis dan bisa mengurangi peran manusia dalam proses untuk mencegah
human error. Selain itu, tidak hanya besaran temperatur saja yang dikontrol di
dalam instrumentasi, melainkan terdapat 4 besaran yang dikenal sebagai proses
penting, yaitu:
 Tekanan.
 Flow (laju aliran fluida)
 Level (tinggi permukaan cairan), dan
 Temperatur
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil kegiatan Praktek Kerja Industri yang


dilaksanakan mulai tanggal 02 Juni sampai 30 Juni 2021 yang bertempat di
PPSDM Migas Cepu, kami dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Peralatan dan Instrumen yang digunakan untuk menunjang pengendalian
temperature berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu di top kolom
C2.
2. Mengetahui dan memahami fungsi peralatan instrument pada kolom C2
sangat penting karena dapat mengendalikan kolom C2 yang berpengaruh
pada kualitas dan mutu produk yang dihasilkan dari kolom C2.
3. Diperlukan pengecekan secara berkala atau proses kalibrasi untuk
membandingkan apakah variable proses yang tertera pada control
systemsama dengan variabel proses pada keadaan di lapangan.

6.2 Saran

1. Untuk PPSDM
Dengan segenap kerendahan hati, kami selaku peserta didik yang telah
melaksanakan Praktik Kerja Industri dan penulisan laporan ini ingin
menyampaikan harapan kami pada kepada PPSDM Migas Cepu yang
berhubungan dengan kegiatan Praktek Kerja Industri
a) Adanya peningkatan pelatihan terhadap peserta didik yang
melaksanakan praktek baik dari segi materi danalat praktek.
b) Adanya peningkatan dalam bidang penerapan kedisiplinan
terhadap peserta didik agar kedisiplinan dalam prosespembelajaran
lebih meningkat.
c) Lebih mempererat hubungan dengan SMK MIGAS CEPU dalam
peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan bagi peserta didik.

2. Untuk sekolah
Dengan segenap kerendahan hati, penulis selaku peserta didik yang
telah melaksanakan Praktik Kerja Industri dan penulis laporan ini ingin
menyampaikan harapan penulis kepada SMK MIGAS CEPU yang
berhubungan dengan kegiatan Praktek Kerja Industri, yaitu:
a) Perlu admya persiapan materi dan pengetahuan dasar yang sesuai
dengan proses yang terdapat di perusahaan yang bersagkutan
sebelum siswa melaksanakan prakerin.
b) Sekolah perlu memberikan pengarahan budaya kerja yang berlaku
di dunia industri. Dengan demikian para siswa cenderung lebih
mudah beradaptasi dalam dunia kerja.
c) Sekolah perlu menambah relasi perusahaan-perusahaan yang
bergerak di bidang Minyak, Gas, dan Petrokimia.
d) Sekolah lebih membantu siswa-siswanya dalam mencari tempat
praktik kerja lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Meminjam buku laporan PKL thn 2018 di Perpustakaan PPSDM migas
2. PPSDM Migas
3. http://instrumentasi.abi-blog.com/
4. WWW.google.com
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai