Anda di halaman 1dari 34

PEMANFAATAN GOOGLE CLASSROOM TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA


DI SMA NEGERI 1 PARIGI

Kristha Stefina Mamboyu

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
KOTA PALU
2023
PEMANFAATAN GOOGLE CLASSROOM TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
DI SMA NEGERI 1 PARIGI

Oleh
Kristha Stefina Mamboyu
A31119055

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
KOTA PALU
2023

ii
DAFTAR ISI

Halaman
COVER i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9


2.1 Penelitian Relevan 9
2.2 Kajian Teori 12
2.2.1 Google Classroom 12
2.2.2 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom 14
2.2.3 Kemampuan Berpikir Kritis 15
2.3 Kerangka Pikir 17
2.4 Hipotesis Penelitian 18

BAB III METODE PENELITIAN 19


3.1 Rancangan Penelitian 19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 20
3.3 Variabel Penelitian 20
3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel 20
3.5 Jenis dan Sumber Data 20
3.6 Definisi Operasional Variabel 21
3.6.1 Google Classroom 21
3.6.2 Kemampuan Berpikir Kritis 21
3.7 Teknik Pengumpulan Data 21
3.7.1 Tes 21
3.7.2 Wawancara 22
3.8 Instrumen Penelitian 22
3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 22
3.9.1 Teknik Analisis Data 22
3.9.2 Pengujian Hipotesis 24
3.10 Kerangka Pemikiran 25
3.10.1 Tahap Persiapan 25
3.10.2 Tahap Pelaksanaan 25
3.10.3 Tahap Akhir 25

DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Relevan 11

iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Observasi Awal (Mengamati Proses Pembelajaran di dalam Kelas


dan Wawancara Singkat bersama Guru Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Parigi) 29

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini dunia berada di era revolusi Industri 4.0 ditandai dengan

peningkatan konektivitas, interaksi dan pengembangan sistem digital, dan virtual.

Dengan lebih konvergensi batas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya,

serta teknologi informasi dan komunikasi pasti berdampak pada segala macam hal

pada sektor kehidupan. Salah satunya dampak terhadap sistem pendidikan

Indonesia (Delipiter Lase, 2019). Pendidikan adalah faktor yang paling utama bagi

suatu negara, sebab kemajuan dan perkembangan suatu negara bergantung pada

kualitas pendidikan di negara tersebut. Oleh sebab itu, pemerintah terus-menerus

melakukan perubahan di sektor pendidikan, seperti perubahan kurikulum

pendidikan yang diyakini mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

(Hasniar, 2022).

Pemanfaatan teknologi saat ini bukanlah hal baru. Termasuk pada sistem

pendidikan mampu menjadi pelopor lahirnya teknologi. Sudah sewajarnya jika

pendidikan dapat memanfaatkan teknologi untuk mempermudah penyampaian

kegiatan pembelajaran (Aan Widiyono dan Izzah Millati, 2021). Semakin

berkembangnya teknologi di sektor pendidikan siswa harus dibekali dengan

keterampilan antara lain: berpikir kritis, memecahkan masalah, kreatif, inovatif, dan

berkomunikasi serta berkolaborasi (Metha Lubis, 2019).

Kemampuan berpikir kritis sangat penting, agar siswa dapat menganalisis

dan memecahkan masalah dalam proses pembelajaran dan kehidupan masyarakat

1
2

(Jeni Danurahman dan Dikdik Baehaqi Arif, 2021). Pemanfaatan teknologi mampu

meningkatkan semangat siswa serta membuat mereka lebih termotivasi untuk

belajar. Jika motivasi mereka meningkat, guru dapat mendorong siswa untuk

berpikir kritis tentang masalah. Siswa harus menyadari kemampuannya untuk

berpikir kritis agar mampu menjawab berbagai persoalan yang sedang terjadi

(Imroatul Ajizah, 2021).

Namun, kenyataannya di era saat ini siswa kurang mendalami pembelajaran

yang didapat, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya inovasi dalam media

pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu faktor penting dalam

mendukung proses pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran Google

Classroom diharapkan dapat merangsang keterlibatan siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran sejarah untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kritis. Diharapkan ini akan memberikan solusi perbaikan yang

sesuai dengan era industri 4.0 saat ini (Meriyanti, 2021).

Menurut Ennis (1996 dalam Harlinda Fatmawati dkk, 2014) menyebutkan

ada lima indikator berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis, yaitu:

1. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan;


2. Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
masalah;
3. Mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat;
4. Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda; dan
5. Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai
suatu keputusan.

Google classroom adalah metode yang tepat yang dapat dimanfaatkan

dalam pembelajaran online yang melibatkan guru dan siswa secara aktif dalam
3

proses pembelajaran. Metode ini memudahkan proses pembelajaran dimanapun

siswa berada dan tidak terbatas pada ruang kelas dan buku-buku yang tersedia

(Sukmawati, 2020). Google Classroom berfungsi sebagai media yang dapat

digunakan oleh guru dan siswa untuk membuat kelas online, memungkinkan guru

untuk memposting pengumuman dan tugas kepada siswa dan menerimanya secara

real time (langsung). Google Classroom, menggunakan sistem tidak hanya website,

tetapi juga sebagai aplikasi yang dapat digunakan pada smartphone, dimana akun

dari siswa akan login secara terus menerus sehingga jika guru memberikan materi,

tugas atau pengumuman, siswa dapat menerima notifikasi secara otomatis selama

pengaturan g-mail diaktifkan (Din Oloan Sihotang, 2019).

Google Classroom merupakan aplikasi yang memungkinkan terjadinya

ruang kelas di dunia maya. Selain itu, Google Classroom dapat menjadi sarana

untuk mengirimkan tugas, dan bahkan menilai tugas yang dikirimkan. Pemanfaatan

Google Classroom dapat digunakan melalui smartphone ataupun komputer.

Dengan menggunakan aplikasi Google Classroom diperkirakan tujuan

pembelajaran akan lebih mudah dipahami dan diterapkan dalam pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat menjadikan suatu daya tarik peneliti untuk

melakukan penelitian ini. Dengan demikian, maka penelitian ini bertujuan untuk

mencari adanya pengaruh dari pemanfaatan Google Classroom untuk melatih dan

merangsang siswa agar tertarik untuk belajar dimanapun dan kapanpun, sehingga

diharapkan siswa dapat memiliki kemampuan berpikir kritis untuk menyelesaikan

permasalahan yang dihadapinya.


4

Pemanfaatan Google Classroom juga sangat mudah, menurut Rozan Irfan

Rostyanta dkk (2020) menyatakan bahwa untuk melakukan pemanfaatan Google

Classroom hanya perlu memperhatikan langkah-langkah, sebagai berikut:

1. Guru merencanakan pembelajaran daring dengan google classroom


sesuai dengan RPP yang dibuat. Rencana berisi materi, tugas, serta
kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
2. Pembelajaran google classroom didesain sesuai dengan rencana
yang telah dibuat.
3. Peserta didik dan guru harus memiliki akun Google Apps for
Education. Karena jika tidak memiliki akun terseut peserta didik dan
guru tidak dapat mengaplikasikan Google classroom, lalu sign in.
jika guru, klik tulisan guru untuk membuat kelas dan jika kelas
sudah dibuat maka bagikan kode kepada peserta didik. Jika siswa,
klik tulisan siswa untuk bergabung dengan kelas yang sudah dibuat
oleh guru dengan memasukkan kode kelas. setelah itu siswa yang
telah memasukkan kode kelas akan terdaftar sebagai student user
kelas google classroom sesuai dengan kelas nyata.
4. Semua kegiatan siswa akan terdata melalui google classroom,
sehingga guru dapat melihat keaktifan siswa dalam pembelajaran
dengan google classroom.
5. Terdapat empat halaman dalam google classroom yaitu stream
class, halaman utama dalam google classroom dapat digunakan
diskusi, memberikan pengunguman, pemberian materi; classwork
halaman yang berisi pemberian tugas oleh guru dan pengunggahan
tugas oleh siswa; people yaitu halaman daftar siswa yang ikut
tergabung dalam google classroom, di halaman ini dapat melihat
semua aktifitas siswa dalam pembelajaran; Grades yaitu halaman
daftar nilai yang hanya dapat dilihat oleh teacher user, halaman ini
digunakan untuk pemberian nilai serta buku raport siswa.
6. Memberikan materi berupa video, ppt, handout dapat memosting
pada halaman utama google classroom atau stream class yang
dibagikan dapat berupa file maupun link.
7. Ketika guru telah memosting, secara otomatis siswa akan
mendapatkan pemberitahuan tentang materi tersebut.
8. Guru memberikan tugas mandiri atau individu dan kelompok.
Diskusi juga dapat dilakukan dengan cara guru menulis topik
pembelajaran di laman diskusi yang disediakan google classroom.
9. Selain memberikan tugas mandiri atau individu, guru dapat
menyampaikan penguguman atau pemberitahuan tentang informasi
mata pelajaran atau mata kuliah.
10. Siswa dapat bertanya langsung kepada guru atau dosen maupun
teman sekelas terkait informasi yang kurang dipahami di kolom
komentar. Siswa tetap aktif dalam pembelajaran.
5

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa

kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Parigi, fakta ditemukan bahwa kurang optimalnya

penggunaan media dan teknologi selama proses pembelajaran sejarah sedang

berlangsung. Guru hanya sebatas menggunakan buku paket dan LKS yang berisi

ringkasan materi dan soal latihan yang diberikan kepada siswa, membuat siswa

cepat merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Kurangnya motivasi

siswa karena metode pembelajaran konvensional, tidak jarang bahkan dari 30 orang

siswa yang berada di dalam kelas 18 orang siswa diantaranya mengeluh mengantuk

saat guru menjelaskan materi.

SMA Negeri 1 Parigi merupakan salah satu sekolah yang berada di

Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi

Sulawesi Tengah. Tingkat keaktifan siswa-siswinya pada saat proses pembelajaran

di kelas berlangsung terbilang sangat minim, dikarenakan hanya 3 orang siswa saja

yang terlihat berperan aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut disebabkan karena

metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar masih menggunakan metode

konvensional yang hanya menggunakan buku paket sebagai media

pembelajarannya. Selain itu faktor lain yang menyebabkan sehingga para siswa

kurang aktif dalam pembelajaran menurut guru pengampu mata pelajaran

sejarahnya yakni ibu Angelita CH. Taga S.Pd serta 18 orang siswa yang telah

diwawancarai pada saat observasi awal adalah para siswa tidak terbiasa melakukan

forum diskusi di dalam kelas pada saat pembelajaran. Dengan demikian, hal

tersebutlah yang menyebabkan siswa jarang berpikir kritis pada saat proses

pembelajaran.
6

Melihat fenomena yang telah dijelaskan di atas, maka diperlukan suatu

media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

sesuai dengan perkembangan teknologi, kreatif dan inovatif serta dapat digunakan

dimana saja dan kapan saja, contoh perkembangan teknologi adalah smartphone.

Rata-rata siswa di sekolah adalah pengguna smartphone. Dalam hal ini, siswa

diharapkan mampu menggunakan smartphone sebagai penunjang dalam aktivitas

belajar. Adapun alasan penulis lebih memilih menggunakan Google Classroom

dibandingkan sistem e-learning lainnya dikarenakan selain dapat diakses secara

gratis, Google Classroom juga merupakan sebuah media pembelajaran yang cukup

mudah untuk digunakan oleh guru dan juga siswa, dikarenakan aplikasi ini dapat

digunakan kapan dan dimana saja, namun tentu saja dengan tetap menggunakan

akses internet. Selain itu Google Classroom juga dapat digunakan secara bersamaan

dalam sebuah kelompok, dengan demikian dapat memberikan ruang diskusi yang

seluas-luasnya bagi siswa tanpa batasan waktu. Sehingga pendekatan yang tadinya

hanya terfokus kepada guru saja, sekarang diubah menjadi berfokus kepada siswa.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara guru memberikan sebuah pertanyaan

secara online dan para siswa dapat memberikan jawaban mereka masing-masing,

kegiatan tersebut dapat membuat kelas menjadi interaktif. Penggunaan aplikasi

digital dalam hal ini adalah Google Classroom secara tidak langsung juga dapat

mengurangi pemakaian kertas dalam proses pembelajaran. Fleksibilitas dan

aksesbilitas, Google Clasroom inilah yang dapat meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa dalam pembelajaran. Sedangkan alasan peneliti mengangkat

kemampuan berpikir kritis siswa sebagai objek kajian dalam penelitiannya


7

dikarenakan proses pembelajaran sangat membutuhkan kemampuan berpikir kritis,

karena tanpa kemampuan berpikir kritis, pembelajaran akan terasa membosankan.

Kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran juga merupakan persoalan

penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan oleh setiap guru

dalam proses pembelajaran. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa perlu digali

dari potensi-potensinya yang mereka aktualisasikan melalui aktifitasnya untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hal-hal tersebut yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

terdorong untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul “Pemanfaatan Google

Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMA Negeri 1 Parigi”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di latar belakang, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah ”Adakah Pengaruh Pemanfaatan Google Classroom Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Parigi?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dilakukannya penelitian

ini adalah “Untuk Mengetahui dan Mendeskripsikan Pengaruh Pemanfaatan

Google Classroom Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1 di

SMA Negeri 1 Parigi”.

1.4 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis

1. Memberikan pengetahuan pada dunia pendidikan untuk mengembangkan

kemampuan dan keterampilan di bidang penelitian dan ilmu pendidikan.


8

2. Menambah pengetahuan mengenai pemanfaatan aplikasi Google Classroom

sebagai media pembelajaran.

B. Manfaat Praktis

1. Peneliti

Menerapkan teori ilmu pengetahuan yang telah dipelajari selama di

Perguruan Tinggi dan menambah wawasan peneliti sebagai calon guru. Selain itu

penelitian ini dilakukan agar dapat memecahkan masalah dan memberikan solusi

terhadap permasalahan pembelajaran yang terjadi di sekolah. Terhadap peneliti

hasil penelitian ini agar dapat dijadikan acuan atau referensi dalam melakukan

penelitian.

2. Guru

Sebagai upaya dalam memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran

yang efektif dan memajukan intelektual siswa dalam berpikir.

3. Siswa

Menambah wawasan siswa tentang sumber belajar yang berbeda dan

menarik, serta menambah pengetahuan bagi siswa terhadap penggunaan media

pembelajaran.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Relevan

Pada penelitian relevan ini akan mengambil 4 penelitian terdahulu yang

pernah dilakukan oleh berbagai peneliti lainnya. Adapun penelitian relevan yaitu:

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Farah Heniati Santosa, Habibi Ratu

Perwira Negara, dan Samsul Bahri pada tahun 2020, yang berjudul “Efektivitas

Pembelajaran Google Classroom Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis

Siswa”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: pembelajaran menggunakan

google classroom terhadap kemampuan penalaran matematis siswa efektif. Sikap

disiplin siswa dapat dilatih pada LMS google classroom ini. Temuan lain, berupa

penyempurnaan penerapan google classroom dalam pembelajaran adalah perlu

adanya aplikasi pendukung yang dapat memfasilitasi guru dan siswa dapat bertatap

muka langsung via jaringan (web) seperti penggunaan google mett.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lalu Usman Ali dan Muhammad

Zaini pada tahun 2020, yang berjudul “Pemanfaatan Program Aplikasi Google

Classroom Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Mahasiswa

Pada Perkuliahan Dasar-Dasar Kependidikan”. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan bahwa: 1) pemanfataan pogram google classroom perkuliahan dasar-

dasar kependidikan dapat meningkatkan motivasi belajar mahasiswa; 2)

pemanfataan program google classroom perkuliahan dasar-dasar kependidikan

dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa; dan 3) Tanggapan mahasiswa

9
10

terhadap pemanfaatan program google classroom pada perkuliahan dasar-dasar

kependidikan adalah positif.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Rini Atikah, Rani Titik Prihatin,

Herni Hernayati, dan Jajang Misbah pada tahun 2021, yang berjudul “Pemanfaatan

Google Classroom Sebagai Media Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19”.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa: penggunaan aplikasi google

classroom pada mata pelajaran terbukti efektif karena dapat meningkatkan hasil

belajar siswa melalui perencanaan, proses, hasil dan evaluasi belajar siswa.

Penelitian yang keempat dilakukan oleh Cecep Abdul Cholik pada tahun

2022, yang berjudul “Pemanfaatan Google Classroom dalam Meningkatkan

Kualitas Pendidikan di Era New Normal”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa: google classroom bermanfaat dalam kualitas pendidikan di era new normal

dengan didukung perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Peran

teknologi informasi dan komunikasi lebih memudahkan proses pembelajaran secara

online dengan memanfaatkan jaringan internet dan website. Pemanfaatan google

classroom tidak mengharuskan secara real-time, guru harus mampu mengelola

dokumen dan kelas sekaligus guru dapat menguasai teknologi informasi dan

komunikasi untuk mengelola pembelajaran online agar proses pembelajaran online

berjalan dengan efektif sehingga pada era new normal kualitas pendidikan tetap

sesuai dengan tujuan pemerintah.


11

Tabel 2. 1 Penelitian Relevan

No Nama Judul Perbedaan Persamaan


1 Farah Efektivitas Penelitian ini bertujuan
Heniati Pembelajaran untuk mengetahui
Santosa, Google efektifitas pembelajaran
Habibi Ratu Classroom google classroom
Perwira Terhadap terhadap penalaran
Negara, dan Kemampuan matematis siswa
Samsul Penalaran
Bahri. Matematis
(2020) Siswa
2 Lalu Usman Pemanfaatan Penelitian ini bertujuan
Ali dan Program untuk (1) meningkatkan
Muhammad Aplikasi Google motivasi belajar
Zaini. Classroom mahasiswa dalam
(2020) Sebagai Upaya perkuliahan dasar-dasar
Meningkatkan kependidikan melalui
Motivasi dan pemanfatan program
Prestasi Belajar google classroom, (2)
Mahasiswa Pada meningkatkan prestasi
Perkuliahan belajar mahasiswa dalam
Sama-sama
Dasar-Dasar perkuliahan dasar-dasar
meneliti
Kependidikan kependidikan melalui
tentang
pemanfatan program
pemanfaatan
google classroom, dan
Google
(3) mendeskripsikan
Classroom
tanggapan mahasiswa
terhadap pemanfatan
program google
classroom pada
perkuliahan dasar-dasar
kependidikan.
3 Rini Atikah, Pemanfaatan Penelitian ini bertujuan
Rani Titik Google untuk mencaritahu
Prihatin, Classroom apakah penggunaan
Herni Sebagai Media aplikasi google
Hernayati, Pembelajaran di classroom pada mata
dan Jajang Masa Pandemi pelajaran efektif dapat
Misbah. Covid-19 meningkatkan hasil
(2021) belajar siswa melalui
perencanaan, proses,
hasil dan evaluasi belajar
siswa.
4 Cecep Pemanfaatan Penelitian ini bertujuan
Abdul Google untuk mengetahui
12

Cholik. Classroom bagaimana pemanfaatan


(2022) dalam google classroom dalam
Meningkatkan meningkatkan
Kualitas pendidikan di era new
Pendidikan di normal.
Era New
Normal
5 Kristha Pemanfaatan Untuk Mengetahui dan
Stefina Google Mendeskripsikan
Mamboyu. Classroom Pengaruh Pemanfaatan
(2023) Terhadap Google Classroom
Kemampuan Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Berpikir Kritis Siswa
Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA
di SMA Negeri Negeri 1 Parigi
1 Parigi

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Google Classroom

Google Classroom merupakan aplikasi yang memungkinkan pembuatan

ruang kelas di dunia maya. Google Classroom adalah layanan berbasis internet

yang ditawarkan oleh Google sebagai aplikasi e-learning (pembelajaran online).

Aplikasi ini dirancang untuk membantu guru membuat tugas tanpa kertas dan

membaginya kepada siswa (Khairunnisa, 2020).

Google Classroom atau dalam Bahasa Indonesia yaitu ruang kelas online

atau Google adalah platform pembelajaran yang dapat didedikasikan untuk ruang

lingkup pendidikan untuk membantu menemukan solusi atas kesulitan yang

dihadapi dalam mengerjakan pekerjaan rumah (tugas) tanpa menggunakan kertas

(Iskandar, 2020: 144).

Google Classroom dirancang untuk membantu guru membuat dan

mengirimkan tugas tanpa kertas, termasuk fitur hemat waktu seperti menyalin
13

dokumen secara otomatis untuk setiap siswa. Google Classroom ini juga dapat

membuat folder penyimpanan untuk setiap tugas dan setiap siswa sehingga

semuanya tetap teratur. Siswa dapat melacak tugas apa pun yang mendekati tenggat

pengiriman mereka di halaman tugas, dan mulai mengerjakannya hanya dengan

satu klik. Guru dapat dengan cepat melihat siapa yang melewatkan tugas dan

memberikan umpan balik dan penilaian di kelas. Google Classroom merupakan

salah satu produk dari Google For Education yang spesial karena produk one-

content ini memiliki banyak fungsi, seperti memposting pengumuman atau tugas,

mengirimkan tugas, dan melihat siapa yang mengirimkan tugas (Sulmeni &

Walanda, 2020).

Google Classroom adalah bentuk E-learning yang menggunakan WebCT

dalam pembelajaran (Khairunnisa, 2020). Dengan kata lain, Google Classroom

adalah aplikasi yang didedikasikan untuk media pembelajaran online atau kelas

online, yang memungkinkan guru dengan mudah membuat, membagi, dan

mengklasifikasikan setiap tugas tanpa menggunakan kertas. Penggunaan Google

Classroom akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, serta pengajar dan

siswa dapat berkomunikasi secara tatap muka melalui kursus online Google

Classroom kapan saja. Siswa juga dapat berperan aktif dalam kursus online dengan

mempelajari, mendengarkan, mengirimkan tugas, memberikan umpan balik, dan

mendiskusikan materi yang diberikan guru. Google Classroom adalah metode yang

layak untuk pembelajaran online yang memungkinkan guru dan siswa untuk

berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Pendekatan ini memfasilitasi proses


14

pembelajaran di mana pun siswa berada, siswa tidak dibatasi oleh ruang kelas dan

buku yang tersedia (Sukmawati, 2020).

2.2.2 Manfaat, Kelebihan dan Kekurangan Google Classroom

Menurut Durahman (2020) mengemukakan bahwa Google Classroom

memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Penyiapan yang mudah Pengajar dapat menambahkan siswa secara


langsung atau berbagi kode dengan kelasnya untuk bergabung. Hanya
perlu beberapa menit untuk menyiapkannya.
2. Hemat waktu Alur tugas yang sederhana dan tanpa kertas
memungkinkan pengajar membuat, memeriksa, dan menilai tugas
dengan cepat, di satu tempat.
3. Meningkatkan pengorganisasian Siswa dapat melihat semua tugasnya
di laman tugas, dan semua materi kelas secara otomatis disimpan ke
dalam folder di Google Drive.

Menurut Janzen M dan Mary (dalam Nurhaziza, 2020) menyatakan

kelebihan dari Google Classroom antara lain yaitu:

1. Mudah digunakan: Sangat mudah digunakan. Desain Google Kelas sengaja


menyederhanakan antarmuka instruksional dan opsi yang digunakan untuk
tugas pengiriman dan pelacakan; komunikasi dengan keseluruhan melalui
pemberitahuan pengumuman dan email.
2. Menghemat waktu: Ruang kelas Google dirancang untuk menghemat
waktu. Ini mengintegrasikan dan mengotomatisasi penggunaan aplikasi
Google lainnya, termasuk dokumen, slide, dan spreadsheet, proses
pemberian distribusi dokumen, penilaian, penilaian formatif, dan umpan
balik disederhanakan.
3. Berbasis cloud: Google Classroom menghadirkan teknologi yang lebih
profesional dan otentik untuk digunakan dalam lingkungan belajar karena
aplikasi Google mewakili sebagian besar alat komunikasi perusahaan
berbabsis claud yang digunakan diseluruh angkatan kerja profesional.
4. Fleksibel: Aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan oleh instruktur
dan peserta didik di lingkungan belajar tatap muka dan lingkungan online
sepenuhnya. Hal ini memungkinkan para pendidik untuk mengeksplorasi
dan memengaruhi metode pembelajaran yang dibalik lebih mudah serta
mengotomatisasi dan mengatur distribusi dan pengumpulan tugas dan
komunikasi dalam beberapa milieus instruksional.
5. Gratis: Google Kelas sendiri sudah dapat digunakan oleh siapapun untuk
membuka kelas di Google Kelas asalkan memiliki akun gmail dan bersifat
gratis. Selain itu dapat mengakses semua aplikasi lainnya, seperti Drive,
15

Documents, Spreadsheets, Slides, dll. Cukup dengan mendaftar keakun


Google.
6. Ramah seluler: Google Classroom dirancang agar responsif. Mudah
digunakan pada perangkat mobile manapun. Akses mobile ke materi
pembelajaran yang menarik dan mudah untuk berinteraksi sangat penting
dalam lingkungan belajar terhubung web saat ini.

Menurut Handayani (2021) beberapa kekurangan yang dimiliki oleh Google

Classroom diantaranya yaitu:

1. Google Classroom yang berbasis web mengharuskan siswa dan guru untuk
terkoneksi dengan internet.
2. Pembelajaran berupa individual sehingga mngurangi pembelajaran sosial
peserta didik.
3. Apabila peserta didik tidak kritis dan terjadi kesalahan materi akan
berdampak pada pengetahuannya.
4. Membutuhkan spesifikasi hardware, software, dan jaringan internet yang
tinggi.

2.2.3 Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis sangat penting bagi siswa untuk menganalisis

dan memecahkan masalah dalam pembelajaran dan kehidupan sosial (Jeni

Danurahman dan Dikdik Baehaqi Arif, 2021). Berpikir menurut Bloom adalah

“kemampuan intelektual yang mampu digunakan untuk menganalisis, mensintesis,

dan mengevaluasi, dengan kata lain kemampuan-kemampuan di atas dapat

dikatakan sebagai kemampuan berpikir kritis” (Rifqi Pratama dkk, 2022).

Kemampuan Berpikir kritis adalah proses berpikir yang digunakan untuk mencapai

kesimpulan yang tidak rasional (Oktaviangga Putri Safna dan Siti Sri Wulandari,

2022). Kemampuan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa untuk menganalisis

masalah yang muncul, mengidentifikasi dan menganalisis informasi, dan menyusun

strategi tentang masalah itu sendiri (Nisrina Hani Prasetyo dan Dani Firmansyah,

2022).
16

Kamampuan berpikir kritis dapat diartikan sebagai proses berpikir yang

berkaitan dengan pengumpulan, interpretasi, analisis, evaluasi informasi dan

kesimpulan dari masalah. Ini adalah kemampuan untuk bernalar dan berpikir

reflektif berdasarkan bukti dan logika yang diyakini benar (Risma Andini dkk,

2022). Kemampuan berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk memilih dan

memilah aspek positif dan negatif dari hal-hal yang ditemuinya dan menerima atau

menolaknya. Berpikir kritis digunakan untuk menunjukkan keahlian kognitif dalam

berbagai aktivitas (Nurul Hayati dan Deni Setiawan, 2022).

Menurut Ennis (1996 dalam Harlinda Fatmawati dkk, 2014) menyebutkan

ada lima indikator berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis, yaitu:

6. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan;


7. Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu
masalah;
8. Mampu memilih argumen logis, relevan, dan akurat;
9. Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda; dan
10. Mampu menentukan akibat dari suatu pernyataan yang diambil sebagai
suatu keputusan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai definisi kemampuan

berpikir kritis, maka dapat disimpilkan bahwa kemampuan berpikir kritis

merupakan kemampuan untuk bernalar dan berpikir reflektif berdasarkan bukti dan

logika yang diyakini benar, serta mampu menganalisis masalah yang muncul,

mengidentifikasi dan menganalisis informasi, dan menyusun strategi tentang

masalah itu sendiri.


17

2.3 Kerangka Pikir

PEMANFAATAN GOOGLE
CLASSROOM TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SISWA DI SMA NEGERI 1 PARIGI

Pengaruh Pemanfaatan Penerapan Pemanfaatan


Google Classroom Google Classroom

Membandingkan
1. Membuat materi di Google
Classroom
2. Memberikan tes awal
3. Membagi siswa ke dalam 9
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol kelompok
4. Memberikan arahan diskusi
kepada siswa dan mengamati
kemampuan siswa dalam
Jika rata-rata kemampuan berpikir kritis berdiskusi
siswa ada perbedaan antara kelas 5. Memberikan tes akhir
eksperimen dengan kelas kontrol dan rata-
rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas
eksperimen lebih besar maka dapat
dikatakan ada pengaruh pemanfaatan
Google Classroom terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa.
18

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka hipotesis dalam

penelitian ini adalah “Ada Pengaruh Pemanfaatan Google Classroom Terhadap

Kemampuan Berpikir Kritis Siswa di SMA Negeri 1 Parigi”.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini mengambil Quasi Experimental Design, dengan tujuan untuk

mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara subjek yang diteliti, dengan

menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Quasi Experimental Design

sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu: Time Series Design dan Nonequivalent

Control Group Design.

Rancangan penelitian ini akan dirancang dengan menggunakan

Nonequivalent Control Group Design yang melibatkan 2 kelompok belajar, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan sampel kedua kelas tersebut tidak dipilih

secara acak.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

Kelas Tes Awal Perlakuan Tes Akhir


A (Kelas Eksperimen) O1 X O2
B (Kelas Kontrol) O3 - O4
(Sugiyono, 2019)

Keterangan:

A : Kelas Eksperimen

B : Kelas Kontrol

X : Menggunakan Google Classroom

O : Tes Kemampuan Berpikir Kritis

19
20

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Parigi, alamat: Jl. Pramuka No. 179,

Kelurahan Bantaya, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi

Sulawesi Tengah 94471.

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama 4 minggu (1 bulan) pada

semester ganjil tahun ajaran 2023-2024.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Variabel bebas yaitu pemanfaatan Google Classroom.

2. Variabel terikat yaitu kemampuan berpikir kritis siswa mengenai materi

“Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme”.

3.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa yang ada di SMA Negeri 1 Parigi.

Berdasarkan populasi, maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini hanya

sebatas 2 kelas saja dari populasi. Adapun sampel tersebut yaitu kelas XI IPS 1

sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol.

Penelitian ini akan menggunakan teknik penarikan sampel berupa

Nonprobability Sampling dengan jenis sampling purposive. “Sampling purposive

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2019).

3.5 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

yang datanya dapat dianalisis atau diolah menggunakan teknik perhitungan


21

matematika atau statistika. Data yang dikumpulkan merupakan data kemampuan

berpikir kritis siswa setelah pre-test dan post-test yang diberikan oleh peneliti.

3.6 Definisi Operasional Variabel

3.6.1 Google Classroom

Google Classroom merupakan aplikasi yang memungkinkan pembuatan

ruang kelas di dunia maya yang dapat didedikasikan untuk ruang lingkup

pendidikan untuk membantu menemukan solusi atas kesulitan yang dihadapi dalam

mengerjakan pekerjaan rumah (tugas) tanpa menggunakan kertas.

3.6.2 Kemampuan Berpikir Kritis

Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan untuk bernalar dan

berpikir reflektif berdasarkan bukti dan logika yang diyakini benar, serta mampu

menganalisis masalah yang muncul, mengidentifikasi dan menganalisis informasi,

dan menyusun strategi tentang masalah itu sendiri.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

3.7.1 Tes

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes

kemampuan berpikir kritis siswa yaitu pre-test dan post-test dua kelompok. Tes

pada penelitian ini diberikan dalam bentuk pilihan ganda kurang lebih 20 nomor

dan mencakup pertanyaan tentang materi Dampak Perkembangan Kolonialisme

dan Imperialisme. Pada instrumen tes pilihan ganda diberikan skor 1 pada jawaban

yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah pada setiap butir soal.
22

A. Test Awal (Pre-test)

Tes Awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

sebelum belajar menggunakan Google Classroom.

B. Test Akhir (Post-test)

Tes Akhir ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa

setelah belajar menggunakan Google Classroom.

3.7.2 Wawancara

Dalam teknik pengumpulan data, wawancara dilakukan dengan guru mata

pelajaran sejarah yang mengajar di kelas XI IPS 1 dan sepuluh orang siswa sebagai

perwakilan kelas untuk diwawancarai melalui wawancara tertulis.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan

berpikir kritis siswa. Tes ini akan diberikan sebanyak dua kali yaitu diawal (pre-

test) dan akhir (post-test). Tes ini didasarkan pada materi Dampak Perkembangan

Kolonialisme dan Imperialisme pada mata pelajaran sejarah bagi siswa kelas XI

IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan

kemampuan berpikir kritis siswa yang menerapkan pemanfaatan Google Classroom

dan siswa yang tidak menerapkan Google Classroom.

3.9 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

3.9.1 Teknik Analisis Data

A. Validasi Ahli

Instrumen dianggap valid jika telah divalidasi oleh validator ahli. Dalam hal

ini, instrumen yang divalidasi adalah tes kemampuan berpikir kritis siswa. Dari
23

proses validasi instrumen yang dilakukan, akan diberikan saran dan tantangan oleh

validator ahli sebagai bukti bahwa instrumen tersebut siap digunakan dalam

penelitian.

B. Analisis Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian diolah atau dianalisis secara kuantitatif dengan

menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. “Statistik deskriptif

adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang

lebih luas (generalisasi/inferensi)” (Sugiyono, 2005). “Statistik inferensial adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan

digeneralisasikan (diinferensikan) untuk populasi dimana sampel diambil

(Sugiyono, 2005).

C. Tahap Uji Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

"Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dulu akan dilakukan

pengujian normalitas data. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas data antara lain dengan Kertas Peluang dan Chi Kuadrat”

(Sugiyono, 2019). Pada penelitian ini akan menggunakan Chi Kuadrat untuk

menguji normalitas data.

2. Uji Homogenitas

Pada penelitian ini terdapat dua kelas yang berbeda, yaitu kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan penelitian pada kedua kelas tersebut perlu

dilakukan uji F untuk mengetahui apakah kedua kelas tersebut memiliki


24

kemampuan yang sama atau tidak. Adapun rumusnya sebagai berikut:

Varian Terbesar
F Rumus 3.1 Uji F
Varian Terkecil

(Sugiyono, 2019).

3.9.2 Pengujian Hipotesis

Apabila uji prasyarat analisis telah terpenuhi, langkah selanjutnya tahap

pengujian hipotesis sebagai berikut:

Ha = Ada Pengaruh Pemanfaatan Google Classroom Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Parigi.

Ho = Tidak Ada Pengaruh Pemanfaatan Google Classroom Terhadap Kemampuan

Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Parigi.

Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan”

dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = : Ha ≠).

Hipotesis nol = Ho : 𝜇1 = 𝜇2 (tidak ada perbedaan)

Hipotesis alternatif = Ha : 𝜇1 ≠ 𝜇2 (memiliki perbedaan)

Persamaan uji t yang digunakan adalah

x̅1 − x̅2
t= Rumus 3.2 Uji t
s 2 s 2 s s
√ 1 + 2 −2 r( 1 ) ( 2 )
n1 n2 √n 1 √n2

Keterangan:

𝑥̅1 = rata-rata sampel 1

𝑥̅2 = rata-rata sampel 2

S12 = varian sampel 1

S22 = varian sampel 2

r = korelasi antara 2 sampel


25

S1 = simpangan baku sampel 1

S2 = simpangan baku sampel 2 (Sugiyono, 2019).

3.10 Kerangka Pemikiran

3.10.1 Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan pada penelitian ini, yaitu: Menentukan lokasi dan

subjek penelitian, mencari dan mengumpulkan literatur, menyusun proposal

penelitian, melaksanakan seminar proposal, melakukan revisi proposal, menyusun

instrumen yang akan digunakan, dan mengurus surat izin penelitian.

3.10.2 Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian yang dilakukan, yaitu: membuat materi

di Google Classroom, pemberian tes awal (pre-test), pemberian perlakuan

(penyajian materi), dan pemberian tes akhir (post-test) dan wawancara

3.10.3 Tahap Akhir

Pada tahap akhir penelitian meliputi kegiatan pengumpulan data, analisis

data, dan penyajian data dalam bentuk laporan akhir penelitian (skripsi).
26

DAFTAR PUSTAKA

Ajizah, I. (2021). Urgensi Teknologi Pendidikan: Analisis Kelebihan Dan


Kekurangan Teknologi Pendidikan Di Era Revolusi Industri 4.0.
ISTIGHNA: Imroatul Ajizah Urgensi Teknologi Pendidikan, 4(1), 25–36.

Ali, L. U., & Zaini, M. (2020). Pemanfaatan Program Aplikasi Google Classroom
Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Mahasiswa
Pada Perkuliahan Dasar-Dasar Kependidikan. Society: Jurnal Jurusan
Tadris IPS, 11(1), 27–34. https://doi.org/10.20414/society.v11i1.2297

Andini, R., Retno, E., & Mintarsih. (2022). Kemampuan berpikir kritis matematis
siswa pada model problem-based learning berbantuan bahan ajar dengan
pendekatan STEM. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika,
5(1), 467–474.

Atikah, R., Prihatin, R. T., Hernayati, H., & Misbah, J. (2021). Pemanfaatan Google
Classroom Sebagai Media Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal PETIK, 7(1), 7–18.

Cholik, C. A. (2022). Pemanfaatan Google Classroom Dalam Meningkatkan


Kualitas Pendidikan Di Era New Normal. Nusantara: Jurnal Ilmu
Pengetahuan Sosial, 9(1), 239–245.

Danurahman, J., & Arif, D. B. (2021). Kajian Kegunaan Google Classroom dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Edcomtech:
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 6(2), 254–263.
https://doi.org/10.17977/um039v6i12021p254

Durahman. (2020). Pemanfaatan Google Classroom Sebagai Multimedia


Pembelajaran Bagi Guru Madrasah Pada Diklat Di Wilayah Kerja Kemenag
Kabupaten Cianjur. Tatar Pasundan: Jurnal Diklat Keagamaan, 12(34),
215–221. https://doi.org/10.38075/tp.v12i34.71

Fatmawati, H., Mardiyana, & Triyanto. (2014). Analisis Berpikir Kritis Siswa
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok
Bahasan Persamaan Kuadrat (Penelitian pada Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014). Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, 2(9), 911–922.

Handayani, P. R. (2021). Analisis Penggunaan Google Classroom Dalam


Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19. 3(March), 6.

Hasniar. (2022). Pengaruh Penggunaan Google Classroom Sebagai Kelas Virtual


Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA Negeri
1 Tikke Raya. Skripsi.
27

Hayati, N., & Setiawan, D. (2022). Dampak Rendahnya Kemampuan Berbahasa


dan Bernalar terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Basicedu, 6(5), 8517–8528.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i4.1230

Iskandar, D. (2020). Aplikasi Pembelajaran TIK. Yayasan Kita Menulis.

Khairunnisa. (2020). Analisis Pemanfaatan Aplikasi Google Classroom Sebagai


Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

Lase, D. (2019). Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Journal Sunderman, 1(1),
28–43. 10.1109/ITHET.2016.7760744

Lubis, M. (2019). Peran Guru Pada Era Pendidikan 4.0. EDUKA: Jurnal
Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 4(2), 68–73.
https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf

Meriyanti, Pratiwi, R. H., Gresinta, E., & Sulistyaniningsih, E. (2021). Analisis


Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP terhadap mata pelajaran IPA
Melalui Penggunaan Media Google Classroom. Diklabio: Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Biologi, 5(2), 226–232.
https://doi.org/10.33369/diklabio.5.2.226-232

Nurhaziza, A. (2020). Konsep, Desain, Kelebihan Dan Kekurangan, Serta Implikasi


Media Pembelajaran E-Learning Google Classroom Pada Pembelajaran
Jarak Jauh. Vokasional, May.

Prasetyo, N. H., & Firmansyah, D. (2022). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis


Matematis Siswa Kelas VIII dalam Soal High Order Thinking Skill. Jurnal
Educatio FKIP UNMA, 8(1), 271–279.
https://doi.org/10.31949/educatio.v8i1.1958

Pratama, R., Alamsyah, M., & Noer, S. (2022). Analisis Kebutuhan Guru Terhadap
Pengembangan Modul dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik. EduBiologia: Biological Science and Education Journal,
2(1), 7–13. https://doi.org/10.30998/edubiologia.v2i1.9769

Rostyanta, R. I., Sutiadiningsih, A., Bahar, A., & Miranti, M. G. (2020). Pengaruh
Pembelajaran Dengan Google Classroom Diintegrasikan Video Interaktif
Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Dan Bertanggung Jawab. Jurnal
Tata Boga, 9(1), 142–153.

Safna, O. P., & Wulandari, S. S. (2022). Pengaruh Motivasi, Disiplin Belajar, Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa. 4(2), 140–154.
28

Santosa, F. H., Negara, H. R. P., & Bahri, S. (2020). Efektivitas Pembelajaran


Google Classroom Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa.
Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Pendidikan Matematika (JP3M), 3(1),
62–70. https://doi.org/10.36765/jp3m.v3i1.254

Sihotang, D. O. (2019). Optimalisasi Penggunaan Google Class Room Dalam


Peningkatan Minat Belajar Bahasa Inggris Siswa Di Era Revolusi Industri
4.0 (Studi Kasus di SMK Swasta Arina Sidikalang). Jurnal TEKESNOS:
Teknik, Kesehatan Dan Ilmu Sosial, 1(1), 77–81.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Sutopo


(ed.); Kedua). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2005). Statistika Untuk Penelitian (A. Nuryanto (ed.)). Bandung:


Alfabeta.

Sukmawati, S. (2020). Implementasi Pemanfaatan Google Classroom dalam Proses


Pembelajaran Online di Era Industri 4 . 0. Jurnal Kreatif Online, 8(1), 39–
46.

Sulmeni, E., & Walanda, D. K. (2020). Effectiveness of Google Classroom in


Chemistry Learning on Stoichiometry Topic Viewed from Students’
Learning Motivation. Jurnal Akademika Kimia, 9(4), 199–204.
https://doi.org/10.22487/j24775185.2020.v9.i4.pp199-204

Widiyono, A., & Millati, I. (2021). Peran Teknologi Pendidikan dalam Perspektif
Merdeka Belajar di Era 4.0. Journal of Education and Teaching (JET), 2(1),
1–9. https://doi.org/10.51454/jet.v2i1.63
29

LAMPIRAN

Lampiran 1. Observasi Awal (Mengamati Proses Pembelajaran di dalam Kelas


dan Wawancara Singkat bersama Guru Mata Pelajaran Sejarah di SMA Negeri 1
Parigi)

Sumber: Dokumentasi pribadi pada hari Senin, 22 Mei 2023

Sumber: Dokumentasi pribadi pada hari Senin, 22 Mei 2023

Anda mungkin juga menyukai