PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Kristha Stefina Mamboyu
A31119055
PROPOSAL PENELITIAN
ii
DAFTAR ISI
Halaman
COVER i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 29
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini dunia berada di era revolusi Industri 4.0 ditandai dengan
Dengan lebih konvergensi batas antara manusia, mesin dan sumber daya lainnya,
serta teknologi informasi dan komunikasi pasti berdampak pada segala macam hal
Indonesia (Delipiter Lase, 2019). Pendidikan adalah faktor yang paling utama bagi
suatu negara, sebab kemajuan dan perkembangan suatu negara bergantung pada
(Hasniar, 2022).
Pemanfaatan teknologi saat ini bukanlah hal baru. Termasuk pada sistem
keterampilan antara lain: berpikir kritis, memecahkan masalah, kreatif, inovatif, dan
1
2
(Jeni Danurahman dan Dikdik Baehaqi Arif, 2021). Pemanfaatan teknologi mampu
belajar. Jika motivasi mereka meningkat, guru dapat mendorong siswa untuk
berpikir kritis agar mampu menjawab berbagai persoalan yang sedang terjadi
yang didapat, salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya inovasi dalam media
kemampuan berpikir kritis. Diharapkan ini akan memberikan solusi perbaikan yang
ada lima indikator berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis, yaitu:
dalam pembelajaran online yang melibatkan guru dan siswa secara aktif dalam
3
siswa berada dan tidak terbatas pada ruang kelas dan buku-buku yang tersedia
digunakan oleh guru dan siswa untuk membuat kelas online, memungkinkan guru
untuk memposting pengumuman dan tugas kepada siswa dan menerimanya secara
real time (langsung). Google Classroom, menggunakan sistem tidak hanya website,
tetapi juga sebagai aplikasi yang dapat digunakan pada smartphone, dimana akun
dari siswa akan login secara terus menerus sehingga jika guru memberikan materi,
tugas atau pengumuman, siswa dapat menerima notifikasi secara otomatis selama
ruang kelas di dunia maya. Selain itu, Google Classroom dapat menjadi sarana
untuk mengirimkan tugas, dan bahkan menilai tugas yang dikirimkan. Pemanfaatan
Berdasarkan penjelasan di atas dapat menjadikan suatu daya tarik peneliti untuk
melakukan penelitian ini. Dengan demikian, maka penelitian ini bertujuan untuk
mencari adanya pengaruh dari pemanfaatan Google Classroom untuk melatih dan
merangsang siswa agar tertarik untuk belajar dimanapun dan kapanpun, sehingga
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada siswa
kelas XI IPS 1 di SMA Negeri 1 Parigi, fakta ditemukan bahwa kurang optimalnya
berlangsung. Guru hanya sebatas menggunakan buku paket dan LKS yang berisi
ringkasan materi dan soal latihan yang diberikan kepada siswa, membuat siswa
siswa karena metode pembelajaran konvensional, tidak jarang bahkan dari 30 orang
siswa yang berada di dalam kelas 18 orang siswa diantaranya mengeluh mengantuk
di kelas berlangsung terbilang sangat minim, dikarenakan hanya 3 orang siswa saja
yang terlihat berperan aktif dalam pembelajaran. Hal tersebut disebabkan karena
metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar masih menggunakan metode
pembelajarannya. Selain itu faktor lain yang menyebabkan sehingga para siswa
sejarahnya yakni ibu Angelita CH. Taga S.Pd serta 18 orang siswa yang telah
diwawancarai pada saat observasi awal adalah para siswa tidak terbiasa melakukan
forum diskusi di dalam kelas pada saat pembelajaran. Dengan demikian, hal
tersebutlah yang menyebabkan siswa jarang berpikir kritis pada saat proses
pembelajaran.
6
sesuai dengan perkembangan teknologi, kreatif dan inovatif serta dapat digunakan
dimana saja dan kapan saja, contoh perkembangan teknologi adalah smartphone.
Rata-rata siswa di sekolah adalah pengguna smartphone. Dalam hal ini, siswa
gratis, Google Classroom juga merupakan sebuah media pembelajaran yang cukup
mudah untuk digunakan oleh guru dan juga siswa, dikarenakan aplikasi ini dapat
digunakan kapan dan dimana saja, namun tentu saja dengan tetap menggunakan
akses internet. Selain itu Google Classroom juga dapat digunakan secara bersamaan
dalam sebuah kelompok, dengan demikian dapat memberikan ruang diskusi yang
seluas-luasnya bagi siswa tanpa batasan waktu. Sehingga pendekatan yang tadinya
hanya terfokus kepada guru saja, sekarang diubah menjadi berfokus kepada siswa.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara guru memberikan sebuah pertanyaan
secara online dan para siswa dapat memberikan jawaban mereka masing-masing,
digital dalam hal ini adalah Google Classroom secara tidak langsung juga dapat
penting dan mendasar yang harus dipahami, dan dikembangkan oleh setiap guru
dalam proses pembelajaran. Sehingga kemampuan berpikir kritis siswa perlu digali
A. Manfaat Teoritis
B. Manfaat Praktis
1. Peneliti
Perguruan Tinggi dan menambah wawasan peneliti sebagai calon guru. Selain itu
penelitian ini dilakukan agar dapat memecahkan masalah dan memberikan solusi
hasil penelitian ini agar dapat dijadikan acuan atau referensi dalam melakukan
penelitian.
2. Guru
3. Siswa
pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pernah dilakukan oleh berbagai peneliti lainnya. Adapun penelitian relevan yaitu:
Penelitian yang pertama dilakukan oleh Farah Heniati Santosa, Habibi Ratu
Perwira Negara, dan Samsul Bahri pada tahun 2020, yang berjudul “Efektivitas
disiplin siswa dapat dilatih pada LMS google classroom ini. Temuan lain, berupa
adanya aplikasi pendukung yang dapat memfasilitasi guru dan siswa dapat bertatap
Penelitian yang kedua dilakukan oleh Lalu Usman Ali dan Muhammad
Zaini pada tahun 2020, yang berjudul “Pemanfaatan Program Aplikasi Google
9
10
Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Rini Atikah, Rani Titik Prihatin,
Herni Hernayati, dan Jajang Misbah pada tahun 2021, yang berjudul “Pemanfaatan
classroom pada mata pelajaran terbukti efektif karena dapat meningkatkan hasil
belajar siswa melalui perencanaan, proses, hasil dan evaluasi belajar siswa.
Penelitian yang keempat dilakukan oleh Cecep Abdul Cholik pada tahun
bahwa: google classroom bermanfaat dalam kualitas pendidikan di era new normal
dokumen dan kelas sekaligus guru dapat menguasai teknologi informasi dan
berjalan dengan efektif sehingga pada era new normal kualitas pendidikan tetap
ruang kelas di dunia maya. Google Classroom adalah layanan berbasis internet
Aplikasi ini dirancang untuk membantu guru membuat tugas tanpa kertas dan
Google Classroom atau dalam Bahasa Indonesia yaitu ruang kelas online
atau Google adalah platform pembelajaran yang dapat didedikasikan untuk ruang
mengirimkan tugas tanpa kertas, termasuk fitur hemat waktu seperti menyalin
13
dokumen secara otomatis untuk setiap siswa. Google Classroom ini juga dapat
membuat folder penyimpanan untuk setiap tugas dan setiap siswa sehingga
semuanya tetap teratur. Siswa dapat melacak tugas apa pun yang mendekati tenggat
satu klik. Guru dapat dengan cepat melihat siapa yang melewatkan tugas dan
salah satu produk dari Google For Education yang spesial karena produk one-
content ini memiliki banyak fungsi, seperti memposting pengumuman atau tugas,
mengirimkan tugas, dan melihat siapa yang mengirimkan tugas (Sulmeni &
Walanda, 2020).
adalah aplikasi yang didedikasikan untuk media pembelajaran online atau kelas
Classroom akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, serta pengajar dan
siswa dapat berkomunikasi secara tatap muka melalui kursus online Google
Classroom kapan saja. Siswa juga dapat berperan aktif dalam kursus online dengan
mendiskusikan materi yang diberikan guru. Google Classroom adalah metode yang
layak untuk pembelajaran online yang memungkinkan guru dan siswa untuk
pembelajaran di mana pun siswa berada, siswa tidak dibatasi oleh ruang kelas dan
1. Google Classroom yang berbasis web mengharuskan siswa dan guru untuk
terkoneksi dengan internet.
2. Pembelajaran berupa individual sehingga mngurangi pembelajaran sosial
peserta didik.
3. Apabila peserta didik tidak kritis dan terjadi kesalahan materi akan
berdampak pada pengetahuannya.
4. Membutuhkan spesifikasi hardware, software, dan jaringan internet yang
tinggi.
Danurahman dan Dikdik Baehaqi Arif, 2021). Berpikir menurut Bloom adalah
Kemampuan Berpikir kritis adalah proses berpikir yang digunakan untuk mencapai
kesimpulan yang tidak rasional (Oktaviangga Putri Safna dan Siti Sri Wulandari,
2022). Kemampuan berpikir kritis adalah proses kognitif siswa untuk menganalisis
strategi tentang masalah itu sendiri (Nisrina Hani Prasetyo dan Dani Firmansyah,
2022).
16
kesimpulan dari masalah. Ini adalah kemampuan untuk bernalar dan berpikir
reflektif berdasarkan bukti dan logika yang diyakini benar (Risma Andini dkk,
memilah aspek positif dan negatif dari hal-hal yang ditemuinya dan menerima atau
ada lima indikator berpikir kritis yang diturunkan dari aktivitas kritis, yaitu:
merupakan kemampuan untuk bernalar dan berpikir reflektif berdasarkan bukti dan
logika yang diyakini benar, serta mampu menganalisis masalah yang muncul,
PEMANFAATAN GOOGLE
CLASSROOM TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SISWA DI SMA NEGERI 1 PARIGI
Membandingkan
1. Membuat materi di Google
Classroom
2. Memberikan tes awal
3. Membagi siswa ke dalam 9
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol kelompok
4. Memberikan arahan diskusi
kepada siswa dan mengamati
kemampuan siswa dalam
Jika rata-rata kemampuan berpikir kritis berdiskusi
siswa ada perbedaan antara kelas 5. Memberikan tes akhir
eksperimen dengan kelas kontrol dan rata-
rata kemampuan berpikir kritis siswa kelas
eksperimen lebih besar maka dapat
dikatakan ada pengaruh pemanfaatan
Google Classroom terhadap kemampuan
berpikir kritis siswa.
18
METODE PENELITIAN
mengetahui apakah ada hubungan sebab akibat antara subjek yang diteliti, dengan
sendiri terbagi menjadi dua bentuk, yaitu: Time Series Design dan Nonequivalent
kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan sampel kedua kelas tersebut tidak dipilih
secara acak.
Keterangan:
A : Kelas Eksperimen
B : Kelas Kontrol
19
20
Lokasi penelitian di SMA Negeri 1 Parigi, alamat: Jl. Pramuka No. 179,
Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa yang ada di SMA Negeri 1 Parigi.
Berdasarkan populasi, maka sampel yang akan diambil dalam penelitian ini hanya
sebatas 2 kelas saja dari populasi. Adapun sampel tersebut yaitu kelas XI IPS 1
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
berpikir kritis siswa setelah pre-test dan post-test yang diberikan oleh peneliti.
ruang kelas di dunia maya yang dapat didedikasikan untuk ruang lingkup
pendidikan untuk membantu menemukan solusi atas kesulitan yang dihadapi dalam
berpikir reflektif berdasarkan bukti dan logika yang diyakini benar, serta mampu
3.7.1 Tes
kemampuan berpikir kritis siswa yaitu pre-test dan post-test dua kelompok. Tes
pada penelitian ini diberikan dalam bentuk pilihan ganda kurang lebih 20 nomor
dan Imperialisme. Pada instrumen tes pilihan ganda diberikan skor 1 pada jawaban
yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah pada setiap butir soal.
22
Tes Awal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa
Tes Akhir ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa
3.7.2 Wawancara
pelajaran sejarah yang mengajar di kelas XI IPS 1 dan sepuluh orang siswa sebagai
berpikir kritis siswa. Tes ini akan diberikan sebanyak dua kali yaitu diawal (pre-
test) dan akhir (post-test). Tes ini didasarkan pada materi Dampak Perkembangan
Kolonialisme dan Imperialisme pada mata pelajaran sejarah bagi siswa kelas XI
IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Hal ini dilakukan untuk melihat perbandingan
A. Validasi Ahli
Instrumen dianggap valid jika telah divalidasi oleh validator ahli. Dalam hal
ini, instrumen yang divalidasi adalah tes kemampuan berpikir kritis siswa. Dari
23
proses validasi instrumen yang dilakukan, akan diberikan saran dan tantangan oleh
validator ahli sebagai bukti bahwa instrumen tersebut siap digunakan dalam
penelitian.
statistik hasil penelitian, tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel, dan hasilnya akan
(Sugiyono, 2005).
1. Uji Normalitas
pengujian normalitas data. Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk
menguji normalitas data antara lain dengan Kertas Peluang dan Chi Kuadrat”
(Sugiyono, 2019). Pada penelitian ini akan menggunakan Chi Kuadrat untuk
2. Uji Homogenitas
Pada penelitian ini terdapat dua kelas yang berbeda, yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan penelitian pada kedua kelas tersebut perlu
Varian Terbesar
F Rumus 3.1 Uji F
Varian Terkecil
(Sugiyono, 2019).
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) berbunyi “sama dengan”
dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “tidak sama dengan” (Ho = : Ha ≠).
x̅1 − x̅2
t= Rumus 3.2 Uji t
s 2 s 2 s s
√ 1 + 2 −2 r( 1 ) ( 2 )
n1 n2 √n 1 √n2
Keterangan:
Pada tahap persiapan pada penelitian ini, yaitu: Menentukan lokasi dan
data, dan penyajian data dalam bentuk laporan akhir penelitian (skripsi).
26
DAFTAR PUSTAKA
Ali, L. U., & Zaini, M. (2020). Pemanfaatan Program Aplikasi Google Classroom
Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Mahasiswa
Pada Perkuliahan Dasar-Dasar Kependidikan. Society: Jurnal Jurusan
Tadris IPS, 11(1), 27–34. https://doi.org/10.20414/society.v11i1.2297
Andini, R., Retno, E., & Mintarsih. (2022). Kemampuan berpikir kritis matematis
siswa pada model problem-based learning berbantuan bahan ajar dengan
pendekatan STEM. PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika,
5(1), 467–474.
Atikah, R., Prihatin, R. T., Hernayati, H., & Misbah, J. (2021). Pemanfaatan Google
Classroom Sebagai Media Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal PETIK, 7(1), 7–18.
Danurahman, J., & Arif, D. B. (2021). Kajian Kegunaan Google Classroom dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik. Edcomtech:
Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 6(2), 254–263.
https://doi.org/10.17977/um039v6i12021p254
Fatmawati, H., Mardiyana, & Triyanto. (2014). Analisis Berpikir Kritis Siswa
Dalam Pemecahan Masalah Matematika Berdasarkan Polya Pada Pokok
Bahasan Persamaan Kuadrat (Penelitian pada Siswa Kelas X SMK
Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Pelajaran 2013/2014). Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika, 2(9), 911–922.
Lase, D. (2019). Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0. Journal Sunderman, 1(1),
28–43. 10.1109/ITHET.2016.7760744
Lubis, M. (2019). Peran Guru Pada Era Pendidikan 4.0. EDUKA: Jurnal
Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 4(2), 68–73.
https://core.ac.uk/download/pdf/196255896.pdf
Pratama, R., Alamsyah, M., & Noer, S. (2022). Analisis Kebutuhan Guru Terhadap
Pengembangan Modul dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Peserta Didik. EduBiologia: Biological Science and Education Journal,
2(1), 7–13. https://doi.org/10.30998/edubiologia.v2i1.9769
Rostyanta, R. I., Sutiadiningsih, A., Bahar, A., & Miranti, M. G. (2020). Pengaruh
Pembelajaran Dengan Google Classroom Diintegrasikan Video Interaktif
Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Dan Bertanggung Jawab. Jurnal
Tata Boga, 9(1), 142–153.
Safna, O. P., & Wulandari, S. S. (2022). Pengaruh Motivasi, Disiplin Belajar, Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Terhadap Hasil Belajar Siswa. 4(2), 140–154.
28
Widiyono, A., & Millati, I. (2021). Peran Teknologi Pendidikan dalam Perspektif
Merdeka Belajar di Era 4.0. Journal of Education and Teaching (JET), 2(1),
1–9. https://doi.org/10.51454/jet.v2i1.63
29
LAMPIRAN