Oleh:
PROPOSAL PENELITIAN
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
i
PROPOSAL PENELITIAN
T.A 2020/2021
Menyetujui:
Dosen Pembimbing Skripsi,
Mengetahui:
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Daftar Gambar iii
Daftar Tabel iv
Daftar Lampiran v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian 1
1.2 Identifikasi Masalah 13
1.3 Batasan Masalah 13
1.4 Rumusan Masalah 13
1.5 Tujuan Penelitian 13
1.6 Manfaat Penelitian 14
ii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 31
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 42
3.3 Subjek dan Objek Penelitian 42
3.3.1 Subjek Penelitian 42
3.3.2 Objek Penelitian 43
3.3.3 Fokus Penelitian 43
3.4 Teknik Pengumpulan Data 43
3.5 Teknik Analisis Data 48
3.5.1 Analisis Data 48
3.5.2 Pengecekan Keabsahan Data 50
3.5.3 Tahap-tahap Penelitian 51
Daftar Pustaka 53
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu Negara yang sedang dalam proses berkembang di
berbagai aspek kehidupan. Pendidikan menjadi salah satu dari aspek tersebut. Pendidikan
merupakan salah satu pilar penyangga untuk suatu negara dapat maju. Melalui
pendidikan, dapat ditingkatkan sumber daya manusia yang menjadi salah satu kunci
kemajuan suatu negara. Seperti yang dikemukakan (Ibnu, 2014) yaitu Pendidikan yang
mampu mendukung perkembangan dimasa depan adalah pendidikan yang mampu
mengembangan potensi peserta didik, sehingga siswa mampu menghadapi dan
memecahkan masalah kehidupan yang dihadapinya.
1
pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sistematis, dan
kreatif adalah matematika.
Dari uraian berikut dapat disimpulkan bahwa matematika sangat diperlukan oleh
setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Maka tidak salah jika dibangku sekolah,
matematika menjadi salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan dari bangku taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Namun, bukan rahasia lagi bahwa mata pelajaran matematika merupakan mata
pelajaran yang tidak disenangi hampir setiap peserta didik. Matematika dianggap sebagai
pelajaran yang sulit dan membingungkan. Anggapan bahwa matematika itu
menyeramkan akibatnya terwariskan dan tertanam pada pemikiran sebagian besar anak,
dan menjadikan matematika sebagai pelajaran membosankan yang hanya berkutat dengan
angka dan perhitungan.
2
Disekolah, kebanyakan guru matematika memiliki image yang tidak jauh beda
dengan matematika itu sendiri. Kebanyakan guru matematika memiliki ekspresi serius
dan lebih banyak menjalin komunikasi satu arah dengan siswanya sehingga siswa kurang
aktif dalam menyampaikan ide-idenya. Maka, pelajaran matematika pun semakin sulit
diterima. Penumpukan informasi dari guru tanpa menuangkan apa yang ada dibenaknya
menjadikan gaya belajar siswa cenderung menghapal. Selain itu, banyak guru matematika
lebih mengutamakan hasil yang diperoleh oleh siswa dan kemampuan komputasinya
dibandingkan proses yang ditempuhnya. Seharusnya, guru memahami bahwa siswa
adalah subjek dan objek dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan
kegiatan belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan.
3
Bahkan, dibeberapa Negara maju pemecahan masalah matematika memiliki peran
yang sangat penting, diantaranya kurikulum Singapura menempatkan pemecahan masalah
sebagai tujuan utama pembelajaran matematika dengan menempatkan lima komponen
yang saling berkaitan dalam pemecahan masalah yaitu: keterampilan, konsep, proses,
sikap dan metakognisi. Kurikulum dinegara Hongkong menempatkan pemecahan
masalah sebagai alat, sehingga hampir setiap proses pembelajaran dikelas menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Kurikulum Inggris menempatkan pemecahan masalah
sebagai jantungnya matematika dan refresentasi sebagai sebuah siklus proses yang
didalamna terdapat representasi, komunikasi-refleksi, interpretasi-evaluasi, dan
penggunaan prosedur analisis penalaran (Amam, 2017).
Berdasarkan uraian diatas, maka muncul apa yang dimaksud dengan istilah
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, atau dipandang sebagai alat (tool)
dalam menyelesaikan masalah jika pada saat pembelajaran dimulai dengan menyajikan
permasalahan. Tetapi, tidak semua pertanyaan matematika adalah masalah. Masalah
dalam matematika adalah suatu persoalan yang tidak langsung diketahui bagaimana cara
menyelesaikannya. Tugas matematika apapun dapat diklasifikasikan salah satunya
sebagai latihan atau masalah bagi siswa.
4
masalah siswa dibuktikan dengan adanya hasil tes yang dilakukan oleh dua studi
internasional yaitu Programme For International Student Assessment (PISA) dan Trends
in for Internasional Mathematics and Scinece Study (TIMSS).
Selain itu temuan dari Trends International Mathematic and Science Study sebuah
riset international untuk mengukur kemapuan siswa dibidang matematika menunjukkan
Indonesia masih berada pada urutan bawah, skor matematika 397 menempatkan
Indonesia dinomor 45 dari 50 negara. Hasil survey tersebut merupakan stimulus yang
mengharuskan adanya usaha untuk memperbaiki pembelajaran matematika, khususnya
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.
Nissa (2015), menjelaskan bahwa ada dua hal yang menyebabkan guru mengalami
kesulitan dalam mengajarkan pemecahan masalah matematika yaitu (1) banyak guru yang
tidak benar- benar mengerti apa itu pemecahan masalah. Kebanyakan guru pada saat
mengajar belum menempatkan pemecahan masalah sebagai bagian dari program
pembelajaran matematika dan merasa bahwa pemecahan ma salah membutuhkan banyak
5
waktu dalam menerapkannya. (2) siswa akan kesulitan untuk memahami pembelajaran
matematika yang dimulai dengan memberikan masalah. Beberapa guru yang terbiasa
mengajar dengan cara-cara konvensional akan selalu memberikan siswa soal-soal
perhitungan dasar, kemudian siswa memperhatikan bagaimana guru menyelesaikannya
dan mengikuti guru.
Polya (1985) mengartikan pemecahan masalah sebagai suatu usaha mencari jalan
keluar dari satu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah segera
untuk dicapai. Siswa yang bisa memecahkan masalah matematika apabila mampu
memahami maksud dari soal, merencanakan pemecahan masalah, mampu melakukan
penyelesaian dan perhitungan, serta mengecek kembali hasil yang sudah diselesaikan
sebelumnya. Hal tersebut sesuai dengan indikator pemecahan masalah yang diungkapkan
oleh Polya (dalam Hartono, 2010: 3) terdapat empat tahapan penting yang harus ditempuh
siswa dalam memecahkan masalah matematika yaitu (1) memahami masalah, (2)
menyusun rencana penyelesaian, (3) melaksanakan rencana penyelesaian dan, (4)
memeriksa kembali. Melalui tahapan yang terorganisir tersebut, siswa akan memperoleh
hasil dan manfaat yang optimal dari pemecahan masalah. Untuk penelitian ini, tahapan
yang digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan pemecahan masalah menggunakan
tahapan Polya.
Salah satu materi yang esensial dan sering digunakan untuk melatih kemampuan
pemecahan masalah adalah barisan dan deret. Barisan ialah suatu himpunan bilangan
yang diurutkan menurut suatu aturan tertentu, dan deret ialah jumlah suku-suku pada
barisan aritmatika. Materi ini juga merupakan materi yang sangat sering keluar dalam
soal-soal Ujian Nasional (UN). Soal barisan dan deret aritmatika ini dapat diaplikasikan
untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat tepat
digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa.
Hal ini sejalan dengan hasil observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 1
Kisaran,yang berjumlah 36 orang. Diberikan 3 tes soal, adapun materi soal yang
diberikan adalah materi yang sudah dipelajari sisswa sebelumnya. Berdasarkan hasil
observasi awal ini kemampuan pemecahan masalah siswa tergolong lemah hal ini peneliti
dapatkan dari jawaban siswa, yaitu sebagai berikut:
S 1A yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal 1 benar tetapi
tidak memenuhi indikator pemecahan masalah. Dari hasil kerja siswa pada soal tersebut,
terlihat bahwa siswa belum memenuhi indikator-indikator dari kemampuan pemecahan
masalah yaitu: memahami masalah dan menarik kesimpulan. Dalam proses memahami
masalah, seharusnya siswa menjabarkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal, lalu
merencanakan proses dalam memecahkan masalah. Namun, pada hasil kerja siswa S 1A,
siswa langsung melakukan perencanaan pemecahan masalah dengan cara menentukan
rumus yang akan digunakan, dan menyelesaian soal. Tetapi di akhir jawaban, siswa tidak
melakukan proses menarik kesimpulan dari jawaban yang diberikan.
7
1. Tentukan persamaan garis A
yang memotong sumbu y=2
dan tegak lurus dengan baris
B yang melalui titik pusat O
dan titik (3,2)
S 1B yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal salah. Dari
hasil kerja siswa pada soal tersebut, terlihat bahwa siswa belum memenuhi indikator-
indikator dari kemampuan pemecahan masalah yaitu: memahami masalah, melaksanakan
pemcahan masalah dan menarik kesimpulan. Dalam proses memahami masalah, siswa
tidak menjabarkan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal, dalam merencanakan
pemecahan masalah, siswa S 1B dapat memilih strategi yang digunakan. Namun, saat
menjalankan rencana pemecahan masalah, siswa tidak teliti sehingga hasil yang
didapatkan adalah salah. Lalu, di akhir jawaban, siswa juga tidak melakukan proses
menarik kesimpulan dari jawaban yang diberikan.
8
S 1C yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal benar dan
memenuhi indikator pemecahan masalah. Dari hasil kerja siswa pada soal tersebut,
terlihat bahwa siswa sudah memenuhi indikator-indikator dari kemampuan pemecahan
masalah yaitu: memahami masalah , merencanakan pemecahan masalah, menjalankan
rencana pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.
S 2A yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal benar dan
memenuhi indikator pemecahan masalah. Dari hasil kerja siswa pada soal tersebut,
terlihat bahwa siswa sudah memenuhi indikator-indikator dari kemampuan pemecahan
masalah yaitu: memahami masalah , merencanakan pemecahan masalah, menjalankan
rencana pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.
9
2. Persamaan garis melalui
(-1,2) dan tegak lurus
terhadap garis 3y=-2x+5
adalah
S 2B yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal salah. Dari
hasil kerja siswa pada soal tersebut, terlihat bahwa siswa belum memenuhi indikator-
indikator dari kemampuan pemecahan masalah yaitu: melaksanakan rencana pemecahan
masalah dan menarik kesimpulan. Dalam merencanakan pemecahan masalah, siswa S 2B
dapat memilih strategi yang digunakan. Namun, saat menjalankan rencana pemecahan
masalah, siswa tidak teliti sehingga hasil yang didapatkan adalah salah. Lalu, di akhir
jawaban, siswa juga tidak melakukan proses menarik kesimpulan dari jawaban yang
diberikan.
10
S 3A yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal benar dan
memenuhi indikator pemecahan masalah. Dari hasil kerja siswa pada soal tersebut,
terlihat bahwa siswa sudah memenuhi indikator-indikator dari kemampuan pemecahan
masalah yaitu: memahami masalah , merencanakan pemecahan masalah, menjalankan
rencana pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.
S 3B yang merupakan perwakilan dari subjek yang menjawab soal salah. Dari
hasil kerja siswa pada soal tersebut, terlihat bahwa siswa belum memenuhi indikator-
indikator dari kemampuan pemecahan masalah yaitu: melaksanakan rencana pemecahan
masalah dan menarik kesimpulan. Dalam merencanakan pemecahan masalah, siswa S 3B
dapat memilih strategi yang digunakan. Namun, saat menjalankan rencana pemecahan
masalah, siswa tidak teliti sehingga hasil yang didapatkan adalah salah. Lalu, di akhir
jawaban, siswa juga tidak melakukan proses menarik kesimpulan dari jawaban yang
diberikan.
11
belajar mengajar, siswa mampu menyelesaikan permasalahan apabila disajikan soal-soal
dengan tipe yang sama. Akan tetapi, jika diberikan soal yang bervarisi, sebagian siswa
akan mengalami kesulitan. Guru juga menjelaskan bahwa siswa juga menganggap
pembelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit, bahkan masih banyak siswa
yang cenderung pasif dalam pembelajaran mateematika dan menganngap pembelajaran
matematika itu membosankan.
Untuk menguatkan pendapat diatas, dapat dilihat melalui hasil penelitian yang
dilakukan oleh Sumargiyani (2018), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan siswa kelas XI IPA B MA Ali Maksum dalam memecahkan masalah pada
materi barisan dan deret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menggunakan
langkah-langkah dalam memecahkan masalah yang disampaikan oleh Polya. Dengan
menerapkan pembelajaran menggunakan langkah-langkah Polya, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa di SMA yang diteliti tergolong baik
walaupun masih banyak yang mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah
disebabkan oleh kurang memahami masalah yang diberikan , melakukan perencanaan
yang tidak tepat, tidak teliti dalam perhitungan, ragu-ragi jika bertemu dengan hasil yang
jarang ditemui. Sehingga, dalam penelitian ini, peneliti termotivasi melakukan penelitian
untuk menganalisa kesulitan siswa SMA dalam memecahkan masalah pada materi
barisan dan deret yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari menggunakan langkah-
langkah Polya.
12
Berdasarkan uraian diatas, agar penelitian ini terarah maka peneliti melakukan
penelitian tentang “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam
Implementasi Teori Polya pada Kelas XI SMA Negeri 1 Kisaran”.
Adapun identifikasi masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1. Siswa menganggap bahwa matematika adalah suatu mata pelajaran yang
menakutkan dan sulit dimengerti
2. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa
3. Siswa kurang mampu menyelesaikan soal-soal non rutin
4. Kegiatan pembelajaran di kelas masih berpusat pada guru sehingga menyebabkan
siswa kurang aktif dalam pembelajaran
5. Penerapan teori Polya dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
Adapun identifikasi masalah dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran
terhadap upaya peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
pemecahan masalah matematika
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Bagi siswa
Diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis
siswa khususnya pada pokok bahasan
b. Bagi orang tua
Sebagai bahan acuan untuk memberikan arahan kepada anaknya agar terus
semangat
c. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui minat dan kemampuan
pemecahan masalah matematis siswa sehingga guru diharapkan untuk
memahami dan mengarahkan siswanya dalam belajar matematika seperti
menganalisis soal, memonitor proses penyelesaian dan mengevaluasi hasil
d. Bagi sekolah
14
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
15
2.1.2 Belajar dan pembelajaran
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman. Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar
memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Proses
belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi
personal.
Trianto (2014), mengatakan bahwa proses belajar terjadi melalui banyak cara,
baik disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada
diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud yaitu perubahan perilaku tetap berupa
pengetahuan pemahaman, keterampilan dan kebiasaan yang baru diperoleh individu.
Adapun pengalaman merupakan interaksi antara individu dan lingkungan sebagai sumber
belajarnya. Jadi, belajar disini diartikan sebagai proses perubahan perilaku tetap dari
belum tau menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi
lebih terampil dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi
lingkungan maupun individu itu sendiri.
Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa
belajar. Dalam sistem pendidikan yang baik dan benar, belajar mempunyai sifat aktif dan
terarah yang diwujudkan dalam bentuk tujuan instruksional yang jelas dan operasional.
Pandangan seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakannya yang
berhubungan dengan belajar.
Untuk menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu
menggunakan kemampuan pada ranah-ranah: (1) kognitif yaitu kemampuan yang
berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analysis, sintesis dan evaluasi. (2) afektif yaitu kemampuan yang
mengutamakan perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi yang berbeda dengan penalaran yang
terdiri dari kategori pembentukan pola hidup, dan (3) psikomotorik yaitu kemampuan
yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan dan
kreatifitas. Orang dapat mengamati tingkah laku orang telah belajar setelah
membandingkan sebelum belajar.
Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik,
dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju
16
pada suatu target yang telah ada sebelumnya. Dalam makna yang lebih kompleks,
pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka
mencapai tujuan yang diharapkan. Cara mengajar guru yang baik merupakan kunci
prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolak ukur bahwa siswa
telah belajar dengan baik ialah jika siswa itu dapat mempelajari apa yang seharusnya
dipelajari, sehingga indikator yang diinginkan dapat di capai oleh siswa
Kata matematika berasal dari bahasa latin, yaitu “mathein” atau “mathema” yang
berarti “belajar atau yang dipelajari”, juga “mathematikos” yang diartikan sebagai “suka
belajar”. Jika menilik artinya secara harafiah, sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak
suka atau takut dengan matematika. Karena kalau suka matematika berarti suka belajar.
Namun, seringkali siswa menganggap matematika sulit, padahal sebenarnya karena siswa
belum mengenal matematika lebih dekat, siswa juga harus mengetahui ciri – ciri
matematika yang paling penting yaitu matematika memiliki bahasa dan aturan yang
terdefenisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan struktur serta keterkaitan
antara konsep adalah kuat. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang
menduduki peranan penting dalam pendidikan. Penyebab utama pentingnya matematika
adalah kemampuan siswa bermatematika merupakan landasan dan wahana pokok yang
menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai untuk dapat melatih siswa berpikir dengan
jelas, logis, sistematis dan kreatif serta memiliki kepribadian dan ketrampilan untuk
menyelesaikan masalah dalm kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan karakteristik matematika, dapat dipahami bahwa matematika
merupakan suatu ilmu yang sangat kompleks dalam semua ilmu eksak lain. Hampir
semua bidang ilmu dan kehidupan selalu berhubungan dengan matematika baik secara
langsung maupun dengan tersirat. Hal inilah yang menjadikan matematika ilmu
kehidupan yang sangat besar manfaatnya. Banyak hal disekitar kita yang selalu
berhubungan dengan matematika, seperti mencari nomor rumah seseorang, menelepon,
jual beli barang, menukar uang, mengukur jarak dan waktu, dan lainnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa matematika adalah
ilmu tentang bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam penyelesaian masalah mengenal bilangan. Banyak juga para ahli yang
17
mengartikan tentang matematika baik secara umum maupun secara khusus. Russefendi
(1988:23), matematika terorganisir dari unsur − unsur yang tidak didefenisikan,
defenisi-defenisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil setelah dibuktikan kebenarannya
berlaku secara umum, karema itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. Kline
(1973), matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena
dirinya sendiri. Tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam
memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan lainnya.
Sehingga dapat dikatakan bahwa hakekat belajar matematika adalah suatu aktifitas
mental agar siswa dapat memahami makna dan hubungan-hubungan serta symbol-simbol,
kemudian mengaplikasikannya pada kehiduapan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan
oleh Hudojo (dalam Hasratnuddin, 2018:34) menyatakan bahwa matematika merupakan
ide-ide abstrak yang diberi simbol-simbol itu tersusun secara hirarkis dan penalarannya
deduktif. Sehingga belajar matematika itu merupakan kegiatan mental yang tinggi.
19
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan
sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan.
3. Prinsip
Prinsip adalah objek matematika yang secara khusus dapat didefenisikan. Prinsip
matematika ada dua yaitu dapat berupa teorema atau dalil. Teorema adalah
pernyataan matematika yang dirumuskan secara logika dan matematis dan dapat
dibuktikan kebenarannya
4. Prosedur
Prosedur dalam matematika adalah cara yang digunakan untuk menyelesaikan
persoalan atau permasalahan matematika. Sebagai contoh misalnya penjumlahan,
perkalian, pengurangan, pembagian, gabungan, irisan dan lain-lain.
Hal prinsip dari masalah matematika adalah cara penyelesaiannya tidak dapat
dilihat langsung oleh siswa. Makna dari “tidak dapat dilihat langsung” dapat
diilustrasikan sebagai berikut. Guru memberi kesempatan kepada siswa tersebut untuk
membaca dan memahami soal tersebut. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk
21
menceritakan rencananya dalam menyelesaikan soal tersebut sebelum ia mulai
menuliskan penyelesaiannya. Ada beberapa respon siswa Ketika diminta untuk
menceritakan rencananya.
1. Siswa segera dapat menceritakan langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk
mencari jawaban dari soal tersebut. Dengan kata lain, siswa tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk mulai menjelaskan cara menjawabnya.
Sebagai contoh, ketika siswa SMA ditanya bagaimana cara mencari akar-akar
dari persamaan kuadrat 𝑥 2 + 𝑥 − 6?. Siswa tersebut segera atau langsung
dapat menjawab “dengan memfaktorkan” atau dengan menggunakan rumus
kuadratik.
2. Siswa terdiam dalam waktu yang cukup lama. Pada waktu diam tersebut,
siswa terlihat sedang memikirkan sesuatu, menggerakkan tangannya, atau
menulis sesuatu. Kemudian, ia dapat menjelaskan langkah-langkah untuk
menyelesaikan masalah tersebut dengan cukup baik.
3. Siswa terdiam dalam waktu yang cukup lama, akan tetapi pada waktu siswa
tersebut menjelaskan langkah-langkahnya, terkadang siswa terlihat ragu atau
mengubah rencana penyelesaiannya karena merasa ada sesuatu yang kurang
atau salah
4. Siswa terdiam dalam waktu yang cukup lama. Kemudian, ia berusaha
menceritakan langkah-langkah penyelesaiannya, tetapi rencananya itu tidak
membawa pada jawaban yang benar (cara penyelesaiannya salah)
5. Siswa terdiam dalam waktu yang cukup lama, tetapi ia tidak dapat membuat
rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Jika respon siswa pada nomor 1, maka soal yang dihadapinya bukanlah masalah
matematika kerna ia segera dapat melihat cara untuk menyelesaikannya. Caranya dengan
menggunakan rumus/prosedur /aturan tertentu yang langsung dapat digunakan untuk
memperoleh jawaban. Soal yang demikian disebut soal rutin atau soal biasa. Jika respon
siswa adalah nomor 2-5, maka soal tersebut merupakan masalah matematika bagi siswa
tersebut. Selain itu, masalah atau soal rutin juga dapat dilihat dari apakah ada rumus yang
dapat digunakan secara langsung untuk menjawab soal. Jika ada rumus tersebut, maka
soal tersebut adalah soal rutin. (Pasini, 2017)
22
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah matematika (soal
nonrutin) menyajikan situasi baru yang belum pernah dijumpai oleh siswa sebelumnya.
Dalam situasi baru itu, ada tujuan yang jelas yang ingin dicapai, tetapi cara mencapainya
tidak langsung muncul dalam benak siswa. Soal non rutin inilah yang dapat digunakan
sebagai soal pemecahan masalah. Beberapa karakteristik masalah (soal non rutin) adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki lebih dari satu cara penyelesaian
2. Memiliki lebih dari satu jawaban
3. Melibatkan logika, penalaran dan uji coba
4. Sesuai dengan situasi nyata dan minat siswa
Beberapa defenisi dari para ahli mengenai pemecahan masalah (Pasini, 2017: 33-
34):
1. Pemecahan masalah adalah suatu proses kognitif yang membuka peluang
memecahkan masalah untuk bergerak dari suatu keadaan yang tidak diketahui
bagaimana pemecahannya ke suatu keadaan tetapi tidak mengetahi bagaimana
cara memecahkannya (Hasratnuddin,2018)
2. Memecahkan masalah berarti melakukan sekumpulan tindakan tersebut (Polya,
1981)
23
3. Pemecahan masalah adalah berpikir yang diarahkan untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu yang melibatkan pembentukan respons-respons yang mungkin,
dan pemilihan diantara respons-respons tersebut (solso, 1995)
4. Pemecahan masalah adalah suatu proses yang dimulai dengan siswa menghadapi
masalah sampai suatu jawaban (answer) diperoleh, dan siswa telah menguji
penyelesaiannya (solution) (Krulik., dkk, 2003).
24
adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi
baru yang belum dikenal.
Ketika siswa belajar untuk menyelesaikan masalah matematis, dalam hal ini
peserta didik akan berhadapan dengan bermacam aneka soal dan menemui tingkat
kesukitan dari soal yang berbeda, siswa akan berfikir untuk mencari solusi dari jawaban
pemecahan masalah soal tersebut, sehingga ketika siswa mendapatkan solusi dari jawaban
soal tersebut maka siswa akan mengetahui begitu banyak cara untuk menyelesaikan soal
sehingga pengetahuan peserta didik dalam pemecahan masalah matematis semakin
meningkat. Ada beberapa manfaat yang akan diperoleh oleh siswa melalui pemecahan
masalah (Junal Ilmiah Didakya, 2017), yaitu:
1. Siswa akan belajar bahwa ada banyak cara untuk menyelesaikan suatu soal
(berpikir divergen dan ada lebih dar satu solusi yang mungkin dari suatu soal
25
2. Siswa terlatih untuk melakukan eksplorasi, berpikir komperehensif dan
bernalar secara logis
3. Mengembangkan kemampuan komunikasi dan membentuk nilai – nilai sosial
melalui kerja kelompok
Dalam memecahkan masalah kita dituntut untuk berpikir dan bekerja keras
menerima tantangan agar mampu memecahkan masalah yang kita hadapi. Rumus,
teorema, hukum, aturan pengerjaan, tidak dapat secara langsung digunakan dalam
pemecahan masalah, karena masalah yang satu dan masalah yang lain tidak selalu sama
dalam penyelesaiannya. Untuk memecahkan masalah kita perlu merencanakan langkah-
langkah apa saja yang harus ditempuh guna memecahkan masalah tersebut secara
sistematis.
27
2.4 Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Langkah-Langkah Polya
Untuk memecahkan masalah, kita perlu merencanakan langkah-langkah apa saja
yang harus ditempuh guna memecahkan masalah tersebut secara sistematis. Secara garis
besar tahap-tahap pemecahan masalah menurut Polya dapat digambarkan dalam diagram
sebagai berikut:
Tahap-Tahap Pemecahan Masalah Menurut G. Polya
28
1. Tahap memahami masalah (understanding the problem).
Siswa harus memahami masalah yang dihadapinya agar dapat menyelesaikannya.
Langkah-langkah berikutnya tidak dapat dilakukan kalau siswa tidak memahami
masalah. Tahap memahami siswa menurut Polya ialah bahwa siswa harus dapat
memahami kondisi soal atau masalah yang ada pada soal tersebut. Memahami
masalah merujuk pada identifikasi fakta, konsep, atau informasi yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah. Sehingga, kemampuan dituntut pada tahap ini
dalam menyelesaikan masalah antara lain mengidentifikasi:
a) Apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
b) Data apa yang diberikan
c) Bagaimana kondisi soal? mungkinkah kondisi dinyatakan dalam bentuk
persamaan atau hubungan lainnya? Apakah kondisi yang ditanyakan cukup
untuk mencari yang ditanyakkan? Apakah kondisi itu cukup atau kondisi itu
berlebihan atau kondisi itu saling bertentangan?
d) Buatlah gambar atau tulislah notasi yang sesuai
2. Tahap merencanakan pemecahan (devising a plan).
Menurut G. Polya pada tahap pemikiran suatu rencana, siswa harus dapat
memikirkan langkah-langkah apa saja yang penting dan saling menunjang untuk
dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Menurutnya pula, kemampuan
berpikir yang tepat hanya dapat dilakukan jika siswa telag dibekali sebelumnya
dengan pengetahuan-pengetahuan yang cukup memadai dalam arti masalah yang
dihadapi siswa bukan hal yang baru sama sekali tetapi sejenis atau mendekati.
Membuat rencana merujuk pada penyusunan model matematika dari masalah.
Dengan demikian, dalam menyelesaikan masalah dibutuhkan kemampuan untuk
menganalisis masalah, apakah:
a) Pernah ada soal ini sebelumnya dan ada soal yang sama atau serupa dalam
bentuk lain atau tidak
b) Pernah ada solusi masalah yang mirip dengan soal ini? Teori mama yang
dapat digunakan dalam masalah ini
c) Perhatikan yang ditanyakan! Coba pikirkan soal yang pernah diketahui dengan
pertanyaan yang sama atau serupa
d) Jika ada soal yang serupa, dapatkah pengalaman yang lama digunakan dalam
masalah sekarang? Dapatkah hasil atau metode yang lalu digunakan? Apakah
29
harus dicari unsur lain agar memanfaatkan soal semula? Dapatkah anda
menyatakannya dalam bentuk lain? Kembalikan kedefenisi!
e) Andaikan soal baru belum dapat diselesaikan, coba pikirkan soal serupa dan
selesaikan?
3. Tahap melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan).
Melaksanakan rencana merujuk pada penyelesaian model matematika. Siswa telah
siap melakukan perhitungan dengan segala macam data yang diperlukan termasuk
konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai. Sehingga, kemampuan yang
dituntut pada tahap ini antara lain:
a) Melaksanakan rencana pemecahan, dan memeriksa tiap langkah
pemecahannya
b) Memeriksa apakah semua langkah sudah benar
c) Dapatkah dibuktikan apakah langkah tersebut sudah benar
4. Tahap pengecekan kembali (looking back)
Menelaah kembali berkaitan dengan pemeriksaan solusi apakah sudah sesuai atau
benar, apakah ada jawaban lain atau apakah ada cara lain? Maka perlu
diperhatikan:
a) Bagaimana cara memeriksa kebenaran hasil yang diperoleh?
b) Dapatkah diperiksa sanggahannya?
c) Dapatkah dicari hasil itu dengan cara lain?
d) Dapatkah anda mecari hasilnya dengan cara yang berbeda?
e) Dapatkah hasil atau cara itu digunakan untuk masalah lain?
30
Kegiatan menyusun rencana, pemecah masalah menemukan hubungan antara
yang diberikan (yang diketahi) dan yang tidak diketahui (yang ditanya). Jika hubungan
diantara keduanya tidak segera diperoleh, pemecah masalah dapat menggunakan masalah
bantu sehingga diperoleh rencana penyelesaian. Pada tahap ini juga berkaitan dengan
strategi apa yang akan digunakan. Melaksanakan rencana berkaitan dengan memeriksa
setiap tahapan dari rencana yang sudah dibuat sebelumnya, kegiatan memeriksa kembali
berkaitan dengan kebenaran/kepastian dari solusi yang diperoleh (Baiduri, 2005)
31
Memeriksa Kembali 1. Siswa mampu mengevaluasi hasil yang
didapatkan, apakah langkah-langkah
penyelesaian telah terealisasi sesuai rencana
sehingga dapat memeriksa kembali
kebenaran jawaban
2. Siswa mampu membuat interpretasi dari
hasil yang didapatkan
32
Strategi ini membantu dalam mengklasifikasikan dan menyusun informai
atau data dalam jumlah besar
e. Menghitung semua kemungkinan secara sistematis
Strategi ini sering digunakan bersamaan dengan strategi “mencari pola”
dan “membuat tabel”. Kita dapat menyederhanakan pekerjaan kita dengan
mengkategorikan semua kemungkinan tersebut kedalam beberapa bagian.
f. Menebak dan Menguji
Strategi menebak yang “terdidik” ini didasarkan pada aspek-aspek yang
relevan dengan permasalahan yang ada, ditambah pengetahuan dari
pengalaman sebelumnya.
g. Bekerja mundur
Strategi ini cocok untuk menjawab permasalahan yang menyajikan kondisi
(hasil) akhir dan menanyakan sesuatu yang terjadi sebelumnya
h. Mengidentifikasi informasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan
Strategi ini perlu menentukan permasalahan yang akan dijawab, menyortir
informasi-informasi penting untuk menjawabanya, dan memilih langkah-
langkah penyelesaian yang sesuai dengan soal
i. Menulis kalimat terbuka
Untuk menyederhanakan permasalahan, kita dapat menggunakan variabel
sebagai pengganti kalimat dalam soal
j. Menyelesaikan masalah yang lebih sederhana atau serupa
Suatu masalah yang rumit dapat diselesaikan dengan cara menyelesaikan
masalah yang serupa tetapi lebih sederhana
k. Mengubah pandangan
Strategi ini bisa digunakan setelah beberapa strategi lain telah dicoba tanpa
hasil. Masalah yang dihadapi perlu didefenisikan dengan cara yang sama
sekali berbeda
33
dengan:𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … … , 𝑈𝑛 . Deret adalah jumlah yang diperoleh dari penjumlahan suku-
suku suatu barisan. Deret dapat ditulis dengan:
𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ . . +𝑈𝑛 = ∑𝑛𝑖=1 𝑈𝑖
2. Barisan Aritmatika
Jika diperhatikan gambar diatas maka diperoleh susunan jeruk yang membentuk
sebuah piramida. Jumlah jeruk pada bagian bawah tumpukan lebih banyak dibandingkan
susunan paling atas. Misalkan susunan jeruk tersebut disederhanakan menjadi sebuah
susunan segitiga, seperti gambar dibawah ini.
Banyaknya bulatan yang tersusun dari setiap kelompok dapat dituliskan dengan
bilangan yaitu 1,3,6,10,15. Bilangan tersebut membentuk barisan. Perhatikan polanya
pada gambar 2.1
1 3 6 10 15
+2 +3 +4 +5
1 3 6 10 15
34
+2 +3 +4 +5
+1 +1 +1
Beda setiap dua bilangan yang berdekatan pada barisan 2,3,4,5 … adalah tetap
yaitu 1. Dengan demikian barisan 2,3,4,5,…. Disebut “barisan aritmatika” dan barisan
1,3,6,10,15, … disebut “barisan aritmatika tingkat dua”. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa barisan aritmatika atau barisan hitung adalah barisan yang mempunyai selisih
suatu suku dengan suku sebelumnya selalu sama. Selisih tersebut dinamakan beda (b).
Bentuk umum barisan aritmatika adalah:
𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … … , 𝑈𝑛
Beda (b) = 𝑈2 − 𝑈1
= 𝑈3 − 𝑈2
= 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
b = 𝑈𝑛 − 𝑈𝑛−1
𝑼𝒏 = 𝒂 + (𝒏 − 𝟏) 𝒃
Dengan:
𝑈𝑛 = suku ke-n
a = Suku pertama = 𝑈1
b = beda (selisih)
4. Deret Aritmatika
Deret aritmatika adalah nilai yang diperoleh dari penjumlahan suku-suku barisan
aritmatika. Rumus yang digunakan pada deret aritmatika:
35
- Untuk menentukan suku ke-n gunakan rumus:
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1) 𝑏
- Untuk jumlah suku ke-n gunakan rumus:
𝒏 𝒏
𝑺𝒏 = (𝟐𝒂 + (𝒏 − 𝟏) 𝒃) = (𝑼𝟏 + 𝑼𝒏 )𝟕𝟐
𝟐 𝟐
Keterangan:
36
Deret geometri dengan banyakanya sukunya tak terhingga (tak terbatas). Jika
jumlah suku pertama deret geometri tak hingga dilambangkan dengan 𝑺∞ , maka
𝑺∞ dapat ditentukan dengan:
𝒂
𝑺∞ =
𝟏−𝒓
37
kemampuan memeriksa kembali sangat rendah yaitu sekitar 8%. Hal ini
dikarenakan siswa cenderung terbiasa mengerjakan soal yang cenderung
bersifat konvergen, dan siswa cenderung untuk menghapal rumus sehingga
menyebabkan terjadinya kekeliruan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
3. Meylia (2018). dengan artikel dengan judul “Kemampuan Pemecahan
Masalah Kontekstual Siswa SMA pada Materi Barisan dan Deret”. Artikel ini
merupakan suatu kajian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan
pemecahan masalah kontekstual siswa SMA dengan menggunakan indikator
kemampuan pemecahan masalah Polya. Hasil kajian menunjukkan pada tahap
memahami masalah sebesar 8% siswa dapat memahami setiap kata pada soal
tetapi beberapa siswa salah paham dalam menuliskan apa yang diketahui dan
ditanyakan dari soal. Pada tahap menyusun rencana penyelesaian sebesar 43%
siswa dapat menyusun rencvana penyelesaian dari soal tersebut. Pada tahap
melaksanakan rencana sebesar 33% siswa mampu menyelesaikan semua
langkah yang telah disusun untuk menyelesaian soal tersebut dengan runtut
dan sistematis. Dan pada tahap memeriksa kembali hasil jawaban sebesar 16%
siswa mampu melakukan pengecekan jawaban, tetapi beberapa siswa kurang
mampu dalam mengecek kembali jawaban yang didapatkannya.
4. Dewi (2019), Jurnal dengan judul “Analisis Kesalahan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Tabanan”, bertujuan untuk
mengidentifikasi jenis kesalahan dan mendeskripsikan penyebab terjadinya
kesalahan pemecahan masalah matematika siswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam memecahkan masalah matematika, subjek
penelitian melakukan jenis kesalaham yaitu memahami masalah, kesalahan
transformasin kesalahan ketrampilan proses, dan kesalahan memahami
jawaban. Jenis kesalahan yang paling banyak dilakukan adalah kesakahan
penulisan masalah dan kesalahan transformasi, yang disebabkan karena subjek
penelitian jarang berlatih mengerjakan soal yang berupa masalah verbal atau
memerlukan penafsiran masalah, sehingga mereka tidak terbiasa dengan
kondisi tersebut.
5. Arjuna (2020). Skripsi tersebut meneliti mengenai “Analisis Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematis Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi
Barisan dan Deret di Kelas XI MAN Labuhan Batu Tahun Ajaran 2019/2020”,
38
diperoleh bahwa terdapat tiga kategori kemampuan pemecahan masalah siswa
yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Pada tahap memahami masalah, hanya siswa
dengan kemampuan tinggi dan sedang yang dapat menyelesaikan dengan
benar. Pada tahap merencanakan masalah, siswa dengan kemampuan rendah
mengalami kesalahan dalam menentukan rencana penyelesaian yang akan
digunakan. Pada tahap melaksanakan pemecahan masalah, siswa dengan
kemampuan pemecahan masalah yang tinggi yang mampu melaksanakan
dengan baik, sedangkan kemampuan sedang dan rendah belum mampu
melaksanakan dengan benar. Pada tahap memeriksa kembali, hanya siswa
dengan kemampuan pemecahan tinggi yang mampu untuk melaksanakannya.
Sedangkan siswa dengan kemampuan sedang dan rendah tidak mampu
melaksanakan pemeriksaan kembali.
Keberhasilan suatu pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa berupa
nilai. Beberapa hal dapat mempengaruhi hasil belajar siswa seperti halnya dengan model
pembelajaran yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran akan
efektif jika siswa juga ikut berperan aktif selama proses pembelajaran. Sumber belajar dan
informasi yang diperoleh siswa tidak hanya berasal dari guru saja. Model pembelajaran
yang efektif akan membantu siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Barisan dan Deret merupakan salah satu cabang matematika yang harus dipelajari
dalam jenjang SMA. Salah satu subbab dalam barisan dan deret adalah aplikasi atau
39
penerapan barisan dan deret aritmatika, dimana materi tersebut diajarkan pada kelas XI.
Penyelesaian soal yang berhubungan dengan aplikasi barisan dan deret aritmatika dapat
menuntut kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, karena dalam proses
penyelesaiannya , dibutuhkan identifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan,
rancangan penyelesaian dan hasil penyelesaian soal.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
42
Pertimbangan tertentu yang dimaksud disini yaitu pengelompokkan yang
dilakukan oleh peneliti, subjek yang diambil yaitu sebanyak 2 orang untuk setiap
kategori yang kemudian akan dilakukan wawancara. Setelah pemilihan subjek, maka
dilakukan wawancara terhadap subjek tersebut untuk memperoleh data penelitian
secara jelas, terperinci dan akurat. Apabila data yang diperoleh belum lengkap, maka
dipilih lagi subjek lain dengan harapan bisa memberikan informasi yang lebih lengkap,
demikian seterusnya subjek akan terus dipilih sampai data yang dikumpulkan jenuh,
sehingga dapat ditarik kesimpulan dari analisis kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
44
Wawancara dilakukan kepada subjek yang terpilih secara langsung antara
peneliti dengan para imforman secara dialogis, tanya jawab dan diskusi. Teknik
wawancara yang dilakukan adalah wawancara tidak terstruktur, sesuai dengan
bentuk wawancara ini maka peneliti tidak terikat secara ketat pada pedoman
wawancara. Pelaksanaannya dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja selama
berhubungan dengan fenomena dan fokus penelitian. Tipe wawancara yang
digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara secara mendalam.
Secara umum wawancara terhadap subjek penelitian bertujuan:
45
berupa hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa melalui
indikator pemecahan masalah teori Polya. Pada tabel berikut kisi-kisi tes
kemampuan pemecahan masalah:
Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
46
Rencana Strategi yang digunakan kurang dapat 1
Pelaksanaan dilaksanakan dan tidak dapat dilanjutkan
Strategi yang digunakan benar tapi mengarah 2
pada jawaban yang salah atau tidak mencoba
strategi yang lain
Menggunakan beberapa prosedur yang mengarah 3
pada jawaban yang benar
3 Penyelesaian Tidak ada jawaban sama sekali 0
Masalah Melaksanakan rencana dengan menuliskan 1
jawaban tetapi jawaban salah atau hanya
sebagaian kecil jawaban benar
Melaksanakan rencana dengan menuliskan 2
jawaban setengah atau sebagaian besar jawaban
benar
Melaksanakan rencana dengan menuliskan 3
jawaban dengan lengkap dan benar
4 Memeriksa Tidak ada menuliskan kesimpulan 0
kembali
Menafsirkan hasil yang diperoleh dengan 1
membuat kesimpulan tetapi kurang tepat
Menafsirakan hasil yang diperoleh dengan 2
membuat kesimpulan secara tepat
47
Tabel 3.3 Kriteria Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa
Nilai Kriteria
d. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data-data
yang berguna untuk menguiatkan bukti dari penelitian yang dilakukan. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan media elektronuk sebagai alat seperti
handphone, yang akan memudahkan peneliti untuk memberikan dokumentasi
yang dapat mendukung dan menguatkan data yang dikumpulkan oleh peneliti.
48
Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:
Periode Pengumpulan
Reduksi data
Antisipasi Selama Setelah
Kesimpulan/ verifikasi
Selama Setelah
1 Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada
hal-hal yang penting. Data yang telah direduksi akan memiliki gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya
bila diperlukan. Reduksi data dalam penelitian ini adalah kegiatan menyeleksi,
memfokuskan, mengabstraksi dan memformulasikan semua data yang diperoleh dari
lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
a Memeriksa hasil tes dan mengadakan analisis untuk mendapatkan kategori dan
pengelompokan jawaban siswa ditinjau dari indikator kemampuan dan
kesalahan-kesalahan siswa
b Membuat transkip rekaman hasil wawancara setiap subjek penelitian dan
wawancara terhadap guru. Rekaman hasil wawancara subjek dipadukan dengan
catatan-catatan selama wawancara. Hasil wawancara dianalisis untuk
menentukan deskripsi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa melalui
penerapan teori polya.
2 Penyajian data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data, penyajiam
data adalah kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya
49
penarikan kesimpulan. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasi,
tersusun dalam pola hubungan, sehingga mudah dipahami. Dalam penelitian ini,
peneliti menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, yang berisi perpaduan data
analisis hasil tes dengan hasil wawancara dengan siswa (subjek penelitian) dan
wawancara dengan guru didalam tabel dari masing-masing aspek yang dinilai.
3 Penarikan kesimpulan dan verifikasi data
Langkah terakhir pada analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan. Pada
penelitian ini, penarikan kesimpulan akan dilakukan dengan membandingkan hasil
tes siswa dengan hasil wawancara, dengan demikian dapat diambil kesimpulan
bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI pada materi
barisan dan deret aritmatika di SMA Negeri 1 Kisaran.
50
3.5.3 Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi lapangan
Peneliti melakukan observasi terhadap pihak sekolah, guru kelas mata
pelajaran matematika SMA Negeri 1 Kisaran, kegiatan pembelajaran
disekolah dan melaksanakan penelitian pendahuluan dengan memberi tes
kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1
Kisaran
2. Menyusun Proposal Penelitian
Penyusunan proposal penelitian meliputi penyusunan rancangan
pelaksanaan penelitian dan instrumen penelitian yang dterlebih dahulu
berkonsultasi dengan dosen pembimbing skripsi
3. Validasi terhadap instrumen penelitian
4. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan pembelajaran berbasis
masalah model Polya
5. Pemberian tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan
wawancara sekaligus triangulasi
Seluruh subjek penelitian akan dikelompokkan berdasarkan hasil tes
kemampuan pemecahan masalah matematis yang dilakukan peneliti. Kriteria
pengambilan subjek adalah dengan menggunakan 4 kriteria yaitu :tingkat A
(Sangat Baik), B (Baik), C (Cukup), dan D (Kurang Baik). Setelah hasil tes
dikelompokkan menjadi empat kategori, selanjutnya peneliti akan mengambil
subjek dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kemudian
berdasarkan pola jawaban yang dominan akan dipilih siswa sebagai subjek
yang dikenai wawancara.
Wawancara dilakukan terhadap subjek yang terpilih dengan pertimbangan
subjek tersebut dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Wawancara juga dilakukan terhadap guru yang mengajar dalam tahap
pelaksanaan penelitian. Subjek wawancara yang dipilih berdasarkan peninjauan
dari setiap masing-masing klarifikasi jawaban, kemudian dilakukan wawancara
terhadap siswa tersebut dengan pertimbangan siswa tersebut dianggap orang
yang memberikan data dengan jelas, benarm dan terpercaya. Apabila data
yang diperoleh belum lengkap maka dipilih lagi subjek lain yang dikenai
51
wawancara dengan harapan memberi keterangan yang lebih lengkap. Setelah
itu, dilakukan triangulasi data dengan memanfaatkan data, diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
6. Analisis data dan temuan hasil penelitian
7. Penulisan laporan
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Jurnal Ilmiah Dikdaya, (2016), Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Kota Jambi, Universitas
Batanghari
54
Lampiran 1
(RPP)
61
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:
Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi
3.6. Menggenaralisasi pola 3.6.1. Siswa mampu memahami dan
bilangan dan jumlah pada menentukan pola bilangan dan
barisan Aritmatika dan barisan bilangan
Geometri 3.6.2. Siswa mengenal unsur-unsur barisan
bilangan seperti suku pertama, suku
berikutnya, beda dan rasio
3.6.3. Siswa mampu menjelaskan konsep
barisan dan deret aritmatika
3.6.4. Siswa mampu menjelaskan konsep
barisan dan deret geometri
3.6.5. Siswa mampu menentukan suku
ke-n dan jumlah n suku suatu deret
aritmatika dan geometri
4.6. Menggunakan pola barisan 4.6.1. siswa mampu menggunakan
aritmatika atau geometri untuk prosedur dan menyelesaikan
menyajikan dan masalah kontekstual berkaitan
menyelesaikan masalah dengan (pertumbuhan, peluruhan,
kontekstual (termasuk bunga majemuk dan anuitas) dengan
pertumnbuhan, peluruhan, pola barisan aritmatika dan
bunga majemuk, dan anuitas) geometrri
4.6.2. Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan barisan dan deret
aritmatika dan geometri
4.6.3. Menyajikan penyelesaian masalah
yang berkaitan dengan barisan dan
deret aritmatika dan geometri
62
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui penerapan teori polya dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah), Peserta didik
diharapkan dapat :
1. Menggenaralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmatika
dan Geometri
2. Menggunakan pola barisan aritmatika atau geometri untuk menyajikan
dan menyelesaikan masalah kontekstual (termasuk pertumnbuhan,
peluruhan, bunga majemuk, dan anuitas)
D. Materi Ajar
1. Pola bilangan
2. Barisan dan deret aritmatika
3. Barisan dan deret geometri
E. Metode Pembelajaran
Model Pembelajaran : Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis
Masalah) model Polya
Pendekatan : Scientific
F. Media Pembelajaran
1. Lembar kerja siswa (LKS)
2. Lembar penilaian
3. Laptop dan infocus
G. Sumber Belajar
1. Buku Matematika SMA/MA/SMK/MAK kelas X Semester 1 (Edisi Revisi
2014), Jakarta: Kementerian Pendidikan dan kebudayaan
2. Buku Penunjang kurikulum 2013, mata pelajaran Matematika kelas XI
kemendikbud, tahun 2017 halaman 180 s.d 215
63
H. Langkah-langkah Pembelajaran:
(Pertemuan 1)
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
waktu
10 Menit
Pendahuluan
Menyampaikan salam dan Memberi salam dan memulai
memulai kegitan kegitan pembelajaran dengan
pembelajaran dengan berdoa berdoa
Mengecek kesiapan siswa dan Mengeluarkan peralatan belajar
mengarahkan siswa untuk yang diperlukan
mengeluarkan peralatan
belajar yang diperlukan
Memotivasi siswa dengan Mendengarkan dan menanggapi
menyampaikan kegunaan dari penjelasan guru tentang
pemahaman siswa terhadap permasalahan sehari-hari yang
permasalahan sehari-hari berkaitan dengan barisan dan deret
yang berkaitan dengan pola bilangan
bilangan
Mengingatkan materi Mengingat kembali materi
sebelumnya himpunan bilangan, bilangan
kuadrat dan akar pangkat dua
Menyampaikan tujuan Mendengarkan penjelasan guru
pembelajaran dan hasil terkait tujuan pembelajaran materi
belajar yang diharapkan akan yang akan dipelajari
dicapai
Kegiatan Inti 70 Menit
64
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
waktu
Membimbing siswa untuk Merumuskan apa yang diketahui,
menuliskan apa yang apa yang ditanya dan menyatakan
diketahui dan ditanya. atau menuliskan masalah dalam
Disediakan 2 masalah yang bentuk yang lebih mudah
berkaitan dengan pola dipahami
bilangan
Memberi motivasi kepada Ada ketertarikan dalam
siswa menghadapi tantangan dan
kemauan untuk menyelesaikan
masalah
Fase Memberi kesempatan kepada Memberi kesempatan kepada
Merencanakan kelompok untuk membaca kelompok untuk membaca buku
Pemecahan buku siswa atau sumber lain siswa atau sumber lain guna
Masalah guna memperoleh informasi memperoleh informasi yang
(Planning) yang berkaitan dengan berkaitan dengan masalah yang
masalah yang diberikan diberikan
Melakukan tanya jawab dan Mencermati masalah yang terkait
membimbing kelompok yang dengan barisan bilangan kemudian
menemukan kesuilitan siswa diminta untuk menentukan
langkah-langkah penyelesaian dari
permasalahan tersebut
Fase Mengingatkan siswa untuk Memeriksa tiap langkah dalam
Melaksanakan memeriksa tiap langkah- rencana dan menuliskannya secraa
Rencana langkah sebelumnya, apakah detail untuk memastikan bahwa
(Solving) sudah benar atau belum tiap langkah sudah benar
Memantau sisswa dan Siswa melaksanakan langkah-
membimbing seperlunya langkah penyelesaian pola
kepada siswa yang bilangan dengan teliti,
mengalami kesulitan bersungguh-sungguh, dan kreatif
menurut cara mereka masing-
masing berdiskusi dengan
temannya dalam menyelesaikan
lembar kerja
65
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
waktu
Fase Mengkritisi hasil serta Melihat atau mengkoreksi kembali
Memeriksa melihat kelemahan dari cara-cara pemecahan masalah
Kembali penyelesaian yang didapat yang telah dilakukan apakah sudah
(Checking) oleh siswa (misalnya langkah benar, sudah lengkap atau sudah
penyelesaian yang tidak tepat
benar)
Membimbing siswa Dengan bimbingan guru 10 Menit
menganalisis proses hasil memperbaiki langkah-langkah
pemecahan masalah Pola penyelesaian masalah yang belum
bilangan dengan cara tepat .
membahas bersama-sama dan
mengevaluasi secara
keseluruhan keberhasilan
pemecahan masalah
Penutup Memberikan kuis sebagai Menyelesaikan kuis yang
umpan balik diberikan guru
Membimbing siswa membuat Membuat rangkuman
rangkuman
Memberikan PR dibuku Mencatat perintah guru
siswa
Memberikan informasi Mendengarkan arahan guru
kegiatan pada pertemuan
selanjutnya
66
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Memotivasi siswa dengan Mendengarkan dan menanggapi
menyampaikan kegunaan dari penjelasan guru tentang
pemahaman siswa terhadap permasalahan sehari-hari yang
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan barisan
berkaitan dengan barisan aritmatika dan menentukan suku
aritmatika dan menentukan ke-n dari barisan aritmatika
suku ke-n dari barisan aritmatika
Mengingatkan materi Mengingat kembali materi
sebelumnya sebelumnya yatu mengenai Pola
bilangan
Menyampaikan tujuan Mendengarkan penjelasan guru
pembelajaran dan hasil belajar terkait tujuan pembelajaran materi
yang diharapkan akan dicapai yang akan dipelajari
Kegiatan Inti 70 Menit
67
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Memberi motivasi kepada siswa Ada ketertarikan dalam
menghadapi tantangan dan
kemauan untuk menyelesaikan
masalah
68
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Membimbing siswa Dengan bimbingan guru
menganalisis proses hasil memperbaiki langkah-langkah
pemecahan masalah barisan penyelesaian masalah yang belum
aritmatika dan menentukan suku tepat .
ke-n dari barisan aritmatika
dengan cara membahas
bersama-sama dan
mengevaluasi secara
keseluruhan keberhasilan
pemecahan masalah Polya
Penutup Memberikan kuis sebagai Menyelesaikan kuis yang
umpan balik diberikan guru
Membimbing siswa membuat Membuat rangkuman
rangkuman
Memberikan PR dibuku siswa Mencatat perintah guru
69
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Memotivasi siswa dengan Mendengarkan dan menanggapi
menyampaikan kegunaan dari penjelasan guru tentang
pemahaman siswa terhadap permasalahan sehari-hari yang
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan deret aritmatika
berkaitan dengan deret dan penerapan barisan aritmatika
aritmatika dan penerapan barisan
aritmatika
Mengingatkan materiMengingat kembali materi
sebelumnya sebelumnya yatu mengenai deret
aritmatika dan penerapan barisan
aritmatika
Menyampaikan tujuan Mendengarkan penjelasan guru
pembelajaran dan hasil belajar terkait tujuan pembelajaran materi
yang diharapkan akan dicapai yang akan dipelajari
Kegiatan Inti 70 Menit
70
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Fase Memberi kesempatan kepada Memberi kesempatan kepada
Merencanakan kelompok untuk membaca buku kelompok untuk membaca buku
Pemecahan siswa atau sumber lain guna siswa atau sumber lain guna
Masalah memperoleh informasi yang memperoleh informasi yang
(Planning) berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan masalah yang
diberikan diberikan
71
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Membimbing siswa Dengan bimbingan guru
menganalisis proses hasil memperbaiki langkah-langkah
pemecahan masalah deret penyelesaian masalah yang belum
aritmatika dan penerapannya tepat .
dengan cara membahas
bersama-sama dan
mengevaluasi secara
keseluruhan keberhasilan
pemecahan masalah Polya
Penutup Memberikan kuis sebagai Menyelesaikan kuis yang
umpan balik diberikan guru
Membimbing siswa membuat Membuat rangkuman
rangkuman
Memberikan PR dibuku siswa Mencatat perintah guru
72
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Memotivasi siswa dengan Mendengarkan dan menanggapi
menyampaikan kegunaan dari penjelasan guru tentang
pemahaman siswa terhadap permasalahan sehari-hari yang
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan barisan geometri
berkaitan dengan barisan
geometri
73
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Fase Memberi kesempatan kepada Memberi kesempatan kepada
Merencanakan kelompok untuk membaca buku kelompok untuk membaca buku
Pemecahan siswa atau sumber lain guna siswa atau sumber lain guna
Masalah memperoleh informasi yang memperoleh informasi yang
(Planning) berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan masalah yang
diberikan diberikan
Melakukan tanya jawab dan Mencermati masalah yang terkait
membimbing kelompok yang dengan barisan geometri
menemukan kesuilitan kemudian siswa diminta untuk
menentukan langkah-langkah
penyelesaian dari permasalahan
tersebut
74
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Membimbing siswa Dengan bimbingan guru
menganalisis proses hasil memperbaiki langkah-langkah
pemecahan masalah barisan penyelesaian masalah yang belum
geometri dengan cara membahas tepat .
bersama-sama dan
mengevaluasi secara
keseluruhan keberhasilan
pemecahan masalah Polya
Penutup Memberikan kuis sebagai Menyelesaikan kuis yang
10 Menit
umpan balik diberikan guru
Membimbing siswa membuat Membuat rangkuman
rangkuman
Memberikan PR dibuku siswa Mencatat perintah guru
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
10 Menit
Pendahuluan
Menyampaikan salam dan Memberi salam dan memulai
memulai kegitan pembelajaran kegitan pembelajaran dengan
dengan berdoa berdoa
75
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Memotivasi siswa dengan Mendengarkan dan menanggapi
menyampaikan kegunaan dari penjelasan guru tentang
pemahaman siswa terhadap permasalahan sehari-hari yang
permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan deret geometri
berkaitan dengan deret geometri dan penerapannya
dan penerapannya
76
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Memberi kesempatan kepada Memberi kesempatan kepada
Fase kelompok untuk membaca buku kelompok untuk membaca buku
Merencanakan siswa atau sumber lain guna siswa atau sumber lain guna
Pemecahan memperoleh informasi yang memperoleh informasi yang
Masalah berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan masalah yang
(Planning) diberikan diberikan
77
Alokasi
Model Polya Kegiatan Guru Kegiatan Siswa
Waktu
Membimbing siswa Dengan bimbingan guru
menganalisis proses hasil memperbaiki langkah-langkah
pemecahan masalah deret penyelesaian masalah yang belum
geometri dan penerapannya tepat .
dengan cara membahas
bersama-sama dan
mengevaluasi secara
keseluruhan keberhasilan
pemecahan masalah Polya
Penutup Memberikan kuis sebagai Menyelesaikan kuis yang 10 Menit
umpan balik diberikan guru
Membimbing siswa membuat Membuat rangkuman
rangkuman
Memberikan PR dibuku siswa Mencatat perintah guru
A. Penilaian
Tehnik : Tes Tertulis dan Pengamatan
Bentuk instrumen : Uraian
Pedoman Penskoran : Terlampir
Guru Mahasiswa
78
Lampiran 2
Kode: 1A
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mata Pelajaran : Matematika 1. Melatih sikap sosial berani bertanya,
Kelas/semester : XI/Genap berpendapat, mau mendengar orang lain,
Nama kelompok : ................... bekerja sama dalam diskusi dikelompok
Nama Anggota Kel. : dalam kehidupan sehari-hari
1. ......... 2. Menunjukkan rasa ingin tahu selama
2. ......... mengikuti proses pembelajaran
3. ......... 3. Menjelaskan dengan kata-kata dan
menyatakan masalah dalam sehari-hari
yang berkaitan dengan pola bilangan
4. Dapat memecahkan masalah dengan pola
bilangan
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
1. Isilah nama dan anggota kelompoknya pada tempat yang disediakan
2. Bacalah dan pahami pernyataan-pernyataan dari masalah yang disajikan dalam LAS
berikut, kemudian pikirkan kemungkinan jawabannya
3. Silahkan melakukan diskusi kelompok terhadap maslaah yang disajikan
4. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan, tanyakan kepada guru
5. Setelah diskusi kelompok selesai, maka salah seorang anggota kelompok dipilih untuk
mempresentasikan diri memberi jawaban atau tanggapan dari kelompok lain
74
MASALAH 1:
Reza akan mengikuti turnamen pencak silat pada bulan januari 2021 mendatang. Oleh
sebab itu, ia berlatih untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin. Cara yang dipilih Reza
untuk memantapkan persiapannya adalah dengan mengikuti les privat bersama pelatihnya
setiap hari rabu sore pukul 15.30-17.30 WIB selama bulan desember.
Dapatkah kamu membuat barisan bilangan yang terbentuk dari jadwal les privat
Reza? Tuliskan bentuk tanggal latihannya !
Pembahasan:
.........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
75
MASALAH 2:
Amati gambar berikut dan gambarlah bangun berikutnya yang mungkin
2 6 12 20 ............... ..............
a. Hitunglah banyaknya lingkaran pada masing-masing gambar yang telah
kalian gambar. Tuliskan dalam barisan bilangan berikut:
Jawab: 2,6,12,20, .... , .....
b. Coba perhatikan pola bilangan yang telah kalian peroleh:
Pola ke-1 ada sebanyak 2 lingkaran, maka:
2=1x2
Pola ke-2 ada sebanyak 6 lingkaran, maka:
6=2x3
Pola ke-3 ada sebanyak 12 lingkaran, maka:
12 = ... x ...
Pola ke-4 ada sebanyak 20 lingkaran, maka:
20 = ... x ...
Pola ke-5 ada sebanyak .... lingkaran, maka:
.... = ... x ...
Pola ke-6 ada sebanyak .... lingkaran, maka:
.... = ... x ...
Dengan memperhatikan urutan suku-sukunya, maka akan tampak bahwa pola
bilangan tersebut mengikuti suatu aturan tertentu yaitu pola bilangan persegi
panjang, sehingga diperoleh rumus suku ke-n adalah
𝑈𝑛 = ............
76
Kode: 2A
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mata Pelajaran: Matematika 1. Melatih sikap sosial berani bertanya,
Kelas/semester: XI/Genap berpendapat, mau mendengar orang lain,
Nama kelompok: ................... bekerja sama dalam diskusi dikelompok
Nama Anggota Kel. : dalam kehidupan sehari-hari
1. ......... 2. Menunjukkan rasa ingin tahu selama
2. ......... mengikuti proses pembelajaran
3. ......... 3. Menjelaskan dengan kata-kata dan
menyatakan masalah dalam sehari-hari
yang berkaitan dengan barisan Aritmatika
4. Dapat memecahkan masalah kontekstual
dengan barisan aritmatika
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
1. Isilah nama dan anggota kelompoknya pada tempat yang disediakan
2. Bacalah dan pahami pernyataan-pernyataan dari masalah yang disajikan dalam LAS
berikut, kemudian pikirkan kemungkinan jawabannya
3. Silahkan melakukan diskusi kelompok terhadap maslaah yang disajikan
4. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan, tanyakan kepada guru
5. Setelah diskusi kelompok selesai, maka salah seorang anggota kelompok dipilih untuk
mempresentasikan diri memberi jawaban atau tanggapan dari kelompok lain
77
MASALAH 1:
Diketahui:
...................................................................................................................
....................................................................................................................
....................................................................................................................
Ditanya:
...................................................................................................................
Penyelesaian:
a Tabel dibawah ini menunjukkan banyaknya tas yang diproduksi setiap bulan
Bulan ke Banyaknya tas
1 50
2 ...
3 ...
4 ...
... ...
... ...
... ...
... ...
78
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Barisan bilangan yang suku berikutnya didapat dari penambahan suku sebelumnya
dengan bilangan tetap (tertentu) dinamakan barisan apakah?
.......................................................................................................................
MASALAH 2:
= Susunan 1
= Susunan 2
= Susunan 3
= Susunan 4
Anisa dan Yuli sedang bermain batang korek api, menyusun batang korek api
tersebut dengan pola seperti pada gambar di atas. Bantulah Anisa dan Yuli
untuk menghitung banyak batang korek api untuk menyusun susunan ke-20
dari batang korek api tersebut!
Penyelesaian:
Untuk membantu Anisa dan Yuli , maka kita harus menemukan rumus
barisan tersebut. Langkahnya yaitu:
79
Susunan ke-2 Banyak batang korek api
1 4
2 7
3 ...
4 ...
5 ...
a Apakah selisih antara 2 suku yang berurutan selalu sama? Apakah susunan tersebut
termasuk barisan aritmatika?
.......................................................................................................................
b Menurut kalian, dapatkah kalian dengan cepat menentukan susunan ke-20?
.......................................................................................................................
c Secara umum, suatu barisan aritmatika dengan suku pertama 𝑈1 = 𝑎 dan beda antara
dua suku yang berurutan adalah b, maka suku ke-n (𝑈𝑛 ) barisan aritmatika. Untuk
menemukan banyak batang korek api pada pola ke-20, kalian harus menemukan pola
umum dari barisan di atas. Perhatikan langkah berikut:
Pola ke-1 (𝑈1 ) ada sebanyak 4 batang korek api, maka:
4 = 4 + (1-1) x 3
Pola ke-2 (𝑈2 ) ada sebanyak 7 batang korek api, maka:
7 = 4 + (2-1) x 3
Pola ke-3 (𝑈…. ) ada sebanyak 10 batang korek api, maka:
10 = ..... + (....-1) x 3
Pola ke-4 (𝑈… ) ada sebanyak ...... batang korek api, maka:
..... = ..... + (....-1) x 3
Pola ke-5 (𝑈…. ) ada sebanyak ...... batang korek api, maka:
..... = ..... + (....- ....) x .....
Dan seterusnya, sehingga untuk pola ke-n (𝑈𝑛 ), kita peroleh:
80
Jadi , banyak batang korek api untuk menyusun susunan ke-20 dengan menggunakan
rumus tersebut adalah
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Tempat duduk gedung pertunjukan film diatur mulai dari baris depan kebelakang.
Dengan banyak baris kebelakang lebih dari 5 kursi baris didepannya. Bila dalam
gedung pertunjuksn itu terdapat 15 baris kursi dan baris terdepan ada 20 kursi, maka
berapa kursi pada baris ke 10?
Diketahui:
Ditanya :
Penyelesaian:
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
81
Kode: 3A
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mata Pelajaran: Matematika 1. Melatih sikap sosial berani bertanya,
Kelas/semester : XI/Genap berpendapat, mau mendengar orang
Nama kelompok : ................... lain, bekerja sama dalam diskusi
Nama Anggota Kel.: dikelompok dalam kehidupan sehari-
1. ......... hari
2. ......... 2. Menunjukkan rasa ingin tahu selama
3. ......... mengikuti proses pembelajaran
3. Menjelaskan dengan kata-kata dan
menyatakan masalah dalam sehari-hari
yang berkaitan dengan deret aritmatika
4. Dapat memecahkan masalah
kontekstual dengan pola bilangan
5.
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
1. Isilah nama dan anggota kelompoknya pada tempat yang disediakan
2. Bacalah dan pahami pernyataan-pernyataan dari masalah yang disajikan dalam LAS
berikut, kemudian pikirkan kemungkinan jawabannya
3. Silahkan melakukan diskusi kelompok terhadap maslaah yang disajikan
4. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan, tanyakan kepada guru
5. Setelah diskusi kelompok selesai, maka salah seorang anggota kelompok dipilih untuk
mempresentasikan diri memberi jawaban atau tanggapan dari kelompok lain
82
MASALAH 1:
Pembahasan:
a Apa saja informasi yang dapat kamu peroleh dari permasalahan diatas, tuliskan
dalam konsep barisan (suku pertama, beda)
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
83
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
.......................................................................................................................
Jadi, gaji yang diterima karyawan tersebut selama 1 tahun pertamanya adalah
......................................................................................................................
MASALAH 2:
Diketahui deret aritmatika 10 suku. Jumlah tga suku pertama adalah 45 dan
jumlah dua suku terakhir adalah 105. Tentukan jumlah semua suku deret itu
Diketahui:
...................................................................................................................
....................................................................................................................
Ditanya:
...................................................................................................................
Penyelesaian:
84
Kode: 4A
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Mata Pelajaran: Matematika 1. Melatih sikap sosial berani bertanya,
Kelas/semester : XI/Genap berpendapat, mau mendengar orang
Nama kelompok : ................... lain, bekerja sama dalam diskusi
Nama Anggota Kel.: dikelompok dalam kehidupan sehari-
1. ......... hari
2. ......... 2. Menunjukkan rasa ingin tahu selama
3. ......... mengikuti proses pembelajaran
3. Menjelaskan dengan kata-kata dan
menyatakan masalah dalam sehari-hari
yang berkaitan dengan deret aritmatika
4. Dapat memecahkan masalah
kontekstual dengan barisan geometri
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN:
1. Isilah nama dan anggota kelompoknya pada tempat yang disediakan
2. Bacalah dan pahami pernyataan-pernyataan dari masalah yang disajikan dalam LAS
berikut, kemudian pikirkan kemungkinan jawabannya
3. Silahkan melakukan diskusi kelompok terhadap maslaah yang disajikan
4. Jika terdapat masalah yang tidak dapat diselesaikan, tanyakan kepada guru
5. Setelah diskusi kelompok selesai, maka salah seorang anggota kelompok dipilih untuk
mempresentasikan diri memberi jawaban atau tanggapan dari kelompok lain
85
Lampiran 3
+7 +7 +7 +7
2.
86
Pola ke-2 ada sebanyak 6 lingkaran, maka:
6=2x3
Pola ke-3 ada sebanyak 12 lingkaran, maka:
12 = 3 x 4
Pola ke-4 ada sebanyak 20 lingkaran, maka:
20 = 4 x 5
Pola ke-5 ada sebanyak 30 lingkaran, maka:
30 = 5 x 6
Pola ke-6 ada sebanyak 42 lingkaran, maka:
42 = 6 x 7
Pola ke-n ada sebanyak n lingkaran, maka:
𝑈𝑛 = (n) x (n+1)
𝑈𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1)
Dengan memperhatikan urutan suku-sukunya, maka akan tampak bahwa pola
bilangan tersebut mengikuti suatu aturan tertentu yaitu pola bilangan persegi
panjang, sehingga diperoleh rumus suku ke-n adalah
𝑈𝑛 = 𝑛(𝑛 + 1)
87
No Alternatif Penyelesaian Kode 2A
Pnyelesaian:
Dengan mengisi tabel banyaknya tas tiap bulan, maka didapat:
Bulan ke Banyaknya tas
1 50
2 55
3 60
4 65
5 70
6 75
7 80
8 85
9 90
10 95
a Maka banyaknya tas yang diperoleh pada bulan ke-10 adalah 95.
b Iya, banyaknya tas yang diproduksi pada bulan berikutnya diperoleh dari
banyaknya tas yang sebelumnya ditambah 5
c Barisan bilangan yang suku berikutnya didapat dari penambahan suku
sebelumnya dengan bilangan tetap (tertentu) dinamakan barisan aritmatika.
88
2 Diketahui: Anisa dan Yuli menyusun batang korek api sehingga terbentuk susunan
barisan 4,7,10, ...
Penyelesaian:
1 4
2 7
3 10
4 13
5 16
a Apakah selisih antara 2 suku yang berurutan selalu sama? Apakah susunan
tersebut termasuk barisan aritmatika?
Ya, pada barisan tersebut, selisih 2 suku yang berurutan selalu sama yaitu 3, dan
pola bilangan ini termasuk barisan aritmatika
b Menurut kalian, dapatkah kalian dengan cepat menentukan susunan ke-20?
Tidak dapat, karena harus menyusun terlebih dahulu korek yang ada
Secara umum, suatu barisan aritmatika dengan suku pertama 𝑈1 = 𝑎 dan beda
antara dua suku yang berurutan adalah b, maka suku ke-n (𝑈𝑛 ) barisan
aritmatika. Untuk menemukan banyak batang korek api pada pola ke-20, kalian
harus menemukan pola umum dari barisan di atas. Perhatikan langkah berikut:
Pola ke-1 (𝑈1 ) ada sebanyak 4 batang korek api, maka:
4 = 4 + (1-1) x 3
Pola ke-2 (𝑈2 ) ada sebanyak 7 batang korek api, maka:
7 = 4 + (2-1) x 3
Pola ke-3 (𝑈3. ) ada sebanyak 10 batang korek api, maka:
10 = 4 + (3-1) x 3
Pola ke-4 (𝑈4 ) ada sebanyak 13 batang korek api, maka:
13 = 4 + (4 -1) x 3
89
Pola ke-5 (𝑈5. ) ada sebanyak 16 batang korek api, maka:
16 = 4 + (5- 1) x 3
Dan seterusnya, sehingga untuk pola ke-n (𝑈𝑛 ), kita peroleh:
𝑈𝑛 = a + (n – 1 ) x b
𝑈𝑛 = a + (n – 1 ) x b
Jadi , banyak batang korek api untuk menyusun susunan ke-20 dengan
menggunakan rumus tersebut adalah
𝑈𝑛 = a + (n – 1) x b
𝑈20 = 4 + (20 – 1) x 3
𝑈20 = 4 + (19) x 3
𝑈20 = 4 + 57
𝑈20 = 61
Jadi , banyak batang korek api untuk menyusun susunan ke-20 adalah 61 batang
90
Lampiran 4
TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIS SISWA
Petunjuk:
1. Misalkan dipojok sebuah ruangan beberapa kubus diletakkan bersusun terdiri dari
4 lapisan perhatkkan gambar berikut! Pada lapisan keberapakah, jika banyak
kubus adalah 300 kubus?
2. Tempat duduk gedung pertunjukan film diatur mulai dari baris depan kebelakang.
Dengan banyak baris kebelakang lebih dari 5 kursi baris didepannya. Bila dalam
gedung pertunjuksn itu terdapat 15 baris kursi dan baris terdepan ada 20 kursi,
maka berapa kursi pada baris ke 10?
3. Pada awal Januari tahun 1995, Anita menabung Rp.6.000,00. Pada 2 bulan
berikutnya ia menabung Rp.8.500,00 ; Rp.11.000,00 dan begitu seterusnya.
Sampai Desember 2003. Berapa jumlah tabungan Anita?
91
4. Jumlah calon jamaah haji disuatu provinsi pada tahun pertama adalah 500 orang.
Jika setiap tahunnya bertambah 2 kali lipat dari tahun sebelumnya, maka
banyaknya calon jamaah haji pada tahun ke-5 adalah ...
5. Ayah akan membagikan sejumlah uang kepada lima anaknya. Uang yang
dibagikan terdiri dari lembaran dua ribuan. Banyak uang yang dibagikan ke
masing-masing anak membentuk barisan geometri. Jika dua anak terakhir
berturut-turut mendapat 8 lembar dan 4 lembar, total uang yang dibagikan ayah
adalah ….
92
Lampiran 5
PEDOMAN PENSKORAN
1 Diketahui:
𝑛(𝑛+1)
𝑈𝑛 = = 300
2
𝑛(𝑛 + 1) 3
= 300
2
𝑛(𝑛 + 1) = 300𝑥2
𝑛(𝑛 + 1) = 600
𝑛(𝑛 + 1) = 24(24+1)
Diperoleh:
n = 24
Jadi, jika banyak kubus 300 buah maka ia terletak pada lapisan ke 2
24.
93
2. Diketahui: baris terdepan (a) = 20 2
Beda = 5
Terdapat 15 baris (𝑈15 )
Ditanya: Berapa kursi pada baris 10 (𝑈10 )
Penyelesaian:
Karena barisan yang terbentuk pada tempat duduk gedung
pertunjukkan memiliki beda yang sama yaitu 5 maka, barisan yang
terbentuk adalah barisan aritmatika, sehingga: 3
𝑈𝑛 = a + (n – 1) x b
𝑈10 = 20 + (10 – 1) x 5
𝑈10 = 20 + (9) x 5 3
𝑈10 = 20 + 45
𝑈10 = 65
2
Jadi , banyak kursi pada baris ke-10 adalah 65
3 Diketahui:
Anita menabung dari awal januari 1995 – desember 2003= 8
tahun 2
Tabungan awal Anita (𝑈1 ) = 6.000,00
Bulan ke (𝑈2 ) = 8.500,00
Bulan ke (𝑈3 ) = 11.000
Ditanya:
Jumlah tabungan Anita sampai desember 2003?
Penyelesaian:
94
7. Jumlah calon jamaah haji tahun pertama (𝑈1 )= 500 orang 2
8. Bertambah 2 kali lipat / rasio ( r ) = 2
9. Ditanya:
10. Banyaknya calon jamaah haji pada tahun ke-5?
Penyelesaian:
Karena barisan yang terbentuk adalah barisan geometri, dan ditanya 3
pada tahun ke-5, sehingga:
𝑈𝑛 = 𝑎 𝑟 𝑛−1
𝑈5 = 500 (2)5−1 3
𝑈5 = 500 (2)4
𝑈5 = 500 𝑥 16
𝑈5 = 8.000
11. Jadi, Jumlah calon jamaah haji pada tahun ke-5 diprovinsi tersebut
2
adalah 8.000 orang
5. 12. Diketahui:
13. Ayah membagikan uang kepada lima anaknya (n)=5 2
14. 𝑈4 = 8 lembar
15. 𝑈5 = 4 lembar
𝑈5 4 1
𝑟= = =
𝑈4 8 2
16. Ditanya:
17. Total uang yang dibagikan Ayah?
18. Penyelesaian:
Karena yang terbentuk adalah barisan geometri, dan suku pertama
belum diketahui, maka:
𝑈5 = 𝑎𝑟 𝑛−1
1 3
4 = 𝑎( )5−1
2
1
4 = 𝑎( )4
2
95
1
4=𝑎( )
16
a= 4 x 16
a = 64
Uang yang dibagikan ayah sebagai berikut:
𝑎(1 − 𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 =
1−𝑟 3
1 5
64 (1 − ( ) )
2
𝑆5 = 1
1−( )
2
31
𝑆5 = 128.
32
𝑆5 = 124
Karena 1 lembar= 2 ribu, maka 124 lembar = 2 ribu x 124 yaitu Rp.
248.000,00.
Jadi banyaknya uang ayah yang dibagikan adalah Rp. 248.000,00 2
96