Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PENYEWAAN ALAT BERAT

GRADER DAN EXCAVATOR DI PALANGKA RAYA

Oleh:

AGUNG DWI PRATAMA


NIM. DAB 117 106

JURUSAN/ PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas berkat dan
karunia-Nya, sehingga Proposal Skripsi ini dapat diselesaikan. Proposal Skripsi
berjudul “ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SEWA ALAT BERAT
GRADER DAN EXCAVATOR DI PALANGKA RAYA” disusun sebagai
salah satu syarat menyelesaikan studi Program Strata-1 Jurusan/Program Studi
Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya (UPR).

Pada kesempatan ini, diucapkan terima kasih dan penghargaan yang


setinggi-tingginya kepada :

1. Bapak Ir. WALUYO NUSWANTORO, M.T. Selaku Dekan Fakultas


Teknik Universitas Palangka Raya dan selaku Dosen Pembimbing Utama
Proposal Skripsi.

2. Ibu FRIEDA, S.T., M.T. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas
Teknik Universitas Palangka Raya.

3. Bapak Dr. SUTAN P. SILITONGA, S.T.P., S.T., M.T. selaku Wakil Dekan
Bidang Umum dan Keuangan Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.

4. Bapak DEDDY NAN SETYA PUTRA TANGGARA, S.T.,M.T selaku


Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Palangka
Raya.

5. Bapak Dr. RUDI WALUYO, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan/Program


Studi Teknik Sipil Universitas Palangka Raya dan selaku Dosen Pembimbing
Akademik.

6. Bapak Dr. SUBRATA ADITAMA K.A. UDA, S.T., M.T. selaku Dosen
Pembimbing Pendamping Proposal Skripsi.

7. Bapak ALMUNTOFA P. S.T., M.T. selaku Dosen Pembahas/Penelaah I


Proposal Skripsi.

I
8. Bapak DEWANTORO, S.T., M.T. selaku Dosen Pembahas/Penelaah II
Proposal Skripsi.

9. Ibu WITA KRISTIANA, S.T., M.T. selaku moderator.

10. Seluruh Dosen Jurusan Teknik Sipil, Staf Tata Usaha dan Staf Akademik di
Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.

11. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam
penyelesaian Skripsi ini.

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati dan menyadari bahwa penulisan
Proposal Skripsi ini banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu
diharapkan berbagai tanggapan, Kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dimasa mendatang. Terima kasih.


Palangka Raya, 2022

AGUNG DWI PRATAMA


DAB 117 106

II
DAFTAR ISI

III
DAFTAR TABEL

IV
TABEL GAMBAR

V
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Semakin berkembangnya suatu daerah, maka perkembangan di segala
bidang kostruksi pun semakin marak dilakukan. Berdasarkan bukti data Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya pada tahun 2017 terdapat 275.667 jiwa,
tahun 2018 terdapat 283.612 jiwa, 2019 terdapat 291.667 jiwa, dan 2020 terdapat
293.457 jiwa (BPS Kalimantan Tengah, 2020) yang ditandai dengan
meningkatnya pembangunan di segala bidang, termasuk pembangunan jalan,
drainase dan bangunan bertingkat.
Seringkali proyek konstruksi berskala besar membutuhkn waktu lama dan
pembiayaan yang besar. Jenis konstruksi ini sudah pasti memiliki item pekerjaan
yang beragam dan ada beberapa item pekerjaan yang tidak mungkin dapat
dikerjakan oleh anusia dengan waktu yang singkat. Oleh karenanya, alat berat bisa
menjadi solusi yang tepat untuk menbantu proses pembangunan tersebut agar
menjadi tepat waktu dan efisien.
Dengan maraknya pembangunan dan peluang yang ada maka permintaan
akan kebutuhan alat berat semakin meningkat. Maka dari itu investasi penyewaan
alat berat sangat menjanjikan untuk membuka peluang bisnis bagi investor.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan penelitian mengenai
kelayakan investasi penyewaan alat berat yang di fokuskan pada alat konstruksi
yaitu Grader dan Excavator. Di pilih alat ini karena alat-alat tersebut yang lebih
layak dipergunakan pada setiap peluang proyek konstruksi jalan di Palangka
Raya.
Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi besarnya biaya yang
dibutuhkan untuk investasi alat berat di Palangka Raya dan mengidentifikasi layak
atau tidaknya investasi alat berat di Palangkaraya dan waktu kembalinya modal
yang diinvestasikannya.

1.2. Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka akan dihasilkan suatu rumusan
masalah yang dijawab pada penelitian ini, yaitu:

1
2

1. Apakah investasi penyewaan alat berat khususnya Grader dan Excavator di


Kota Palangka Raya layak dilakukan berdasarkan aspek finansial?
2. Bagaimana pilihan alternatif merek alat berat khususnya Grader dan
Excavator di PT. Kalindra Utama berdasarkan aspek finansial?

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah dari penulisan skripsi ini agar tidak menyimpang dari tujuan
awal adalah sebagai berikut:
1. Analisis kelayakan investasi hanya pada alat berat Grader dan Excavator
dilihat dari aspek finansial.
2. Metode yang digunakan adalah metode Net Present Value (NPV), Benefit
Cost Ratio (BCR), dan Payback Periode (PBP).
3. Umur ekonomi alat adalah 12000 jam, 5 tahun atau 2400 jam/tahun.
4. Tingkat suku bunga sebesar 3,5% dari data Bank Indonesia.
5. Penelitian hanya dilakukan PT. Kalindra Utama.

1.4. Tujuan Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1. Analisis kelayakan investasi penyewaan alat berat Grader dan
Excavator di Kota Palangka Raya berdasarkan aspek finansial.
2. Menentukan alaternatif yang layak bagi usaha penyewaan alat berat di
PT. Kalindra Utama.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut
1. Dapat mengetahui layak atau tidaknya investasi alat berat seperti
Grader dan Excavator berdasarkan perkiraan lamanya penggunaan alat
berat tersebut.
2. Dari segi biaya dapat diketahui besaran biaya penggunaan alat berat
dengan memakai metode analisis yang berbeda.
3

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi teman-teman


yang ingin membahas tentang kelayakan investasi alat berat secara
lebih mendalam.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka dan studi literatur dari
penelitian terdahulu yang menunjang teori-teori pada penelitian yang akan
dilakukan

2.1. Pengertian Investasi


Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (1998) mengutarakan pendapatnya
bahwa investasi merupakan suatu aktivitas dimana kita menempatkan dana pada
suatu aset dalam periode tertentu dengan tujuan ingin memperoleh penghasilan
atau peningkatan kekayaan. Deliarnov (1995) memiliki pemikiran dimana
investasi adalah pengeluaran secara keseluruhan yang meliputi pembelian bahan
baku atau material, mesin, peralatan pabrik dan modal lainnya yang diperlukan
untuk proses produksi, keperluan bangunan kantor, bangunan tempat tinggal
karyawan, bangunan konstruksi serta perubahan nilai stok atau barang cadangan
yang diakibatkan oleh perubahan jumlah dan harga. Investasi menurut Lypsey
(1997) diartikan sebagai pengeluaran barang yang tidak dikonsumsi di masa
sekarang dan akan dikonsumsi tergantung periode waktunya. Investasi dibagi
menjadi tiga yaitu investasi jangka pendek, menengah dan panjang. Investasi
menurut Kasmir dan Jakfar (2012) adalah suatu penanaman modal dalam sebuah
kegiatan yang memiliki periode relatif panjang dalam berbagai bidang usaha.
Penanaman modal tersebut berupa proyek tertentu yang bersifat fisik atau non
fisik. Contohnya pembangunan dan pengembangan gedung, proyek penelitian,
jalan, jembatan atau pabrik

2.2. Studi Kelayakan


Studi kelayakan menurut Husein Amir (2003) adalah penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian
keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan. Jadi studi
kelayakan dapat diterjemahkan sebagai berikut adalah penelitian tentang dapat
tidaknya suatu investasi dapat dilaksanakan dengan berhasil.Keberhasilan bisa

4
5

diartikan lebih luas atau lebih terbatas yang terutama dipergunakan oleh pihak
swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.

2.3. Diagram Aliran Kas (Cash Flow)


Menurut Pujawan (2012) Diagram aliran kas menggambarkan grafis dari
transaksitransaksi ekonomi yang dilukiskan pada garis skala waktu. Jadi ada 2
segmen dalam suatu diagram aliran kas, yaitu : garis horisontal yang
menunjukkan skala waktu (periode), garis-garis vertikal yang menunjukkan aliran
kas.

Gambar 2.1 Diagram Cash Flow

2.4. Aspek Studi Kelayakan


Menurut Kasmir & Jakfar (2003), ada beberapa aspek dalam menentukan
memulai usaha, yaitu aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan,
aspek teknis, aspek mansajemen dan organisasi, aspek ekonomi sosial, dan aspek
dampak social.

a. Aspek Hukum
Aspek hukum dalam hal ini merupakan hal yang sangat penting dalam
mengambil keputusan. Tentu saja studi bertujuan untuk merealisasi berbagai hal
yang berkaitan dengan hukum. Hal tersebut berupa legalitas, kesepakatan,
6

hubungan industrial, perizinan, status perusahaan, desain hak dan kewajiban,


pemegang saham, karyawan, dan manajemen.

b. Aspek Pasar dan Pemasaran


Studi tersebut juga menunjukkan intensitas persaingan, informasi
kebutuhan, dan pendapatan rata-rata. Hal ini untuk mengetahui seberapa jauh
leading usaha dalam menguasai pasar dan konsumen

c. Aspek Finansial (Keuangan)


Aspek ini merupakan salah satu aspek yang paling penting dan utama
karena menjadi kunci studi kelayakan. Selain itu, ini juga berguna untuk
menelusuri layak tidaknya perusahaan untuk menerima. Apabila hasilnya tidak
layak, tentu usaha tidak dapat di jalankan. Pasalnya, kedepannya tidak akan
memberikan manfaat finansial atau manfaat ekonomi.

d. Aspek Teknis Maupun Produksi


Aspek lainnya yang tidak kalah penting yakni analisis investasi. Jika
usulan investasi dari sisi teknis sudah terlihat tidak layak, maka usulan tersebut
masuk dalam deretan yang ditolak.
Selain itu, besar kapasitas mesin yang harus ada dalam sebuah industri,
permodalan atau kemampuan pasokannya, pemilihan lokasi, desain teknis maupun
fungsionalnya, arus pengerjaan, serta studi AMDAL. Hal tersebut termasuk aspek
kelayakan investasi yang harus anda cermati.

e. Aspek Organisasi
Hal ini berhubungan dengan perkembangan usaha yang anda jalankan.
Seperti perumusan organisasi, tugas, tata kerja, perumusan organisasi, uraian
tugas, hak, dan kewajiban.

f. Aspek Sosial 
Aspek sosial ini berhubungan erat dengan perindustrian pelayanan yang
merata dan adil sehingga mampu memberikan manfaat bagi masyarakat. Selain
itu, berhubungan dengan aspek legal maupun lingkungan.
7

Pengaruh terhadap perekonomian tersebut dapat anda ketahui dari sisi


regional, lokal, dan nasional. Pengaruh terhadap penerimaan negara PPN, PPh,
pajak impor maupun ekspor, pajak daerah, dan retribusi daerah.

2.5. Metode Analisis Kelayakan Investasi


Dalam mengukur atau menilai investasi yang akan atau telah terjadi
terdapat beberapa kriteria yang digunakan, yaitu Net Present Value (NPV),
Payback period (PP), dan Break Even Point (BEP).

2.5.1. Net Present Value (NPV)


Menurut Kasmir dan Jakfar (2012), Net present value (NPV) adalah selisih
antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang
kas bersih dimasa mendatang. Keputusan dengan mengguanakan analisa NPV ini
ada dua kemungkinan. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih
besar yang berarti nilai NPV positif. Maka investasi tersebut layak untuk
dijalankan. Apabila selisih antara nilai sekarang dari arus kas lebih kecil yang
berarti nilai NPV negatif. Maka investasi tersebut tidak layak untuk dijalankan.
Secara matematis, dapat dituliskan melalui persamaan sebagai berikut:
n
NB i
NPV =∑ t
−I 0
t=1 (1+i)
Keterangan:
NB = Net benefit = Benefit – Cost
i = diskon factor
t = tahun ke-t
n = Jumlah tahun (waktu)

Kriteria Pengambilan Keputusan dari hasil perhitungan NPV:


a. Jika NPV > 0, Maka suatu usaha menguntungkan dan layak dijalankan.
b. Jika NPV < 0, Maka suatu usaha merugikan dan tidak layak dijalankan.
c. Jika NPV = 0, Maka suatu usaha tersebut mampu mengembalikan modal.

2.5.2. Benefit Cost Ratio (BCR)


8

Menurut M. Giatman (2012) Metode benefit cast ratio (BCR) adalah salah
satu metode yang sering digunakan dalam tahap-tahap evaluasi awal perencanaan
investasi atau sebagai analisis tambahan dalam rangka menvalidasi hasil evaluasi
yang telah dilakukan dengan metode lainnya. Ditambahkan oleh Rahim dan
Hastuti, (2007) bahwa analisis B/C (Benefit Cost Ratio) merupakan perbandingan
(ratio atau nisbah) antar manfaat (benefit) dan biaya (cost).
Adapun metode analisis benefit cast ratio (BCR) ini akan dijelaskan sebagai
berikut.

Rumus umum BCR=


Benefit
atau
∑ Benefit
Cost ∑ Cost

a. Jika analisis dilakukan terhadap present, dapat dituliskan melalui


persamaan sebagai berikut.
n

PWB
∑ Cbt ( FBP)t
t =0
BCR= atau
PWC n

∑ Cct ( FBP)t
t=0

b. Jika analisis dilakukan terhadap annual, dapat dituliskan melalui


persamaan sebagai berikut.
n

EUAB
∑ Cbt (FBA )t
t =0
BCR= atau
EUAC n

∑ Cct (FBA )t
t=0

Kriteria Pengambilan Keputusan dari hasil perhitungan PBP:


a. Jika BCR ≥ 1, Maka suatu usaha menguntungkan dan layak dijalankan.
b. Jika BCR < 1, Maka suatu usaha merugikan dan tidak layak dijalankan.

2.5.3. Payback Period (PBP)


M. Giatman (2012) menjelaskan bahwa Analisis Payback Period pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama (periode) investasi akan
dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok (break even-point).
Abdul Choliq (2004) memiliki pandangannya tersendiri terkait payback period.
9

Menurutnya, payback period adalah suatu perkiraan jangka waktu kembali pada
suatu investasi yang sudah dilakukan dengan suatu profit yang didapatkan.
Menurut Umar (2009), Rumus untuk Menghitung Payback Period (PBP)
sebagai berikut:
a. Rumus Payback Period apabila arus kas jumlahnya berbeda setiap
tahunnya.
( a−b )
k ( PBP )=n+ x peroide waktu
( c−b )
Keterangan:
k (PBP) = Periode Pengembalian
n = jumlah arus kas yang masih belum menutup Investasi Awal
a = Jumlah Investasi Awal
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n + 1
b. Rumus Payback Period apabila arus kas jumlahnya sama setiap
tahunnya.
Investasi awal
k (PBP )= x peroide waktu
arus kas

Kriteria Pengambilan Keputusan dari hasil perhitungan PBP:


a. Jika k ≤ n, Maka suatu usaha menguntungkan dan layak dijalankan.
b. Jika k > n, Maka suatu usaha merugikan dan tidak layak dijalankan.

2.6. Biaya Alat Berat


Biaya alat berat dibagi dalam dua kategori, yaitu biaya kepemilikan alat
dan biaya pengoperasian alat. Kontraktor yang memiliki alat berat harus
menanggung biaya yang disebut biaya kepemilikan alat berat (ownership cost)
dan pada saat alat berat dioperasikan maka akan ada biaya pengoperasian
(operation cost).

2.6.1. Biaya kepemilikan alat


Perhitungan biaya kepemilikan pertahun dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan dan tanpa memperhitungan bunga. Biaya kepemilikan pertahun yang
memperhitungkan bunga ditentukan oleh rumus sebagai berikut :
10

A=P ( AP , i% , n)−( Af ,i % , n)
Untuk menghitung biaya kepemilikan tahunan tanpa memperhitungkan
bunga ditentukan oleh rumus :

A=
( P ( n+1 ) +S (n−1)
2n
2 )
Keterangan :
P = Harga alat
n = waktu
i = tingkat suku bunga
S = nilai sisa

2.6.2. Depresiasi Alat Berat


Pengertian penyusutan atau depresiasi menurut Dwi Martani, Akuntansi
Keuangan Menengah (2012) depresiasi adalah metode pengalokasian biaya aset
tetap untuk menyusutkan nilai aset secara sistematis selama periode manfaat dari
aset tersebut. Sedangkan menurut Winston Pontoh (2013), pengurangan
kemampuan aset tetap yang diiringi dengan waktu pemakaiannya, dan pada saat
yang sama aset tetap tersebut mulai mengalami keusangan (obsolescence) untuk
menciptakan barang dan jasa disebut dengan depresiasi. Menurut Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 17 paragraf 2 Tahun 1994 tentang
Akuntansi Penyusutan menyatakan bahwa: “Penyusutan adalah alokasi jumlah
suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi,
penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan kependapatan baik secara
langsung maupun tidak langsung”. (Ikatan Akuntan Indonesia, Op.cit, No 17
Paragraf 2).

a. Metode Garis Lurus (Straight line method)


Menurut Hery (2014), metode ini menggabungkan alokasi biaya dengan
berlalunya waktu dan mengakui pembebanan periodic yang sama sepanjang umur
asset. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan banyak
digunakan oleh suatu entitas. Metode ini merupakan metode yang mendasarkan
11

alokasi dari fungsi waktu penggunaan aset. Berdasarkan metode ini depresiasi
dihitung dengan mengalokasikan niali aset yang didepresiasikan selama masa
manfaat aset secara sama untuk setiap periodenya.
Dengan menggunakan metode garis lurus, besarnya beban penyusutan
periodic dapat dihitung sebagai berikut :
P−S
Dt=
N
Keterangan :
Dt = besarnya depresiasi
P = ongkos awal dari asset yang bersangskutans
S = nilai sisa dari asset tersebut
N = masa pakai (umur) dari asset tersebut dinyatakan dalam tahun

2.6.3. Biaya Pengoperasian Alat Berat


Biaya pengoperasian alat berat ada pada saat alat berat digunakan. Biaya
pengoperasian terdiri dari biaya perawatan dan perbaikan, bahan bakar minyak,
pelumas, roda, dan lain sebagainya. Operator yang menggerakkan alat juga
termasuk dalam biaya pengoperasian alat. Seperti: Bahan Bakar, Pelumas, Roda,
Pemeliharaan dan Perawatan Alat, Mobilisasi dan Demobilisasi alat. Pendapatan
usaha investasi alat berat pada penelitian ini, diestimasikan bahwa alat berat
bekerja selama 8 jam setiap hari dan sebulannya selama 200 jam.
Pendapatan = Biaya sewa alat x jam kerja alat x unit

2.6.4. Biaya Overhead


Menurut ekonom, pengertian biaya overhead adalah biaya yang
dikeluarkan perusahaan tapi tidak berhubungan langsung dengan proses produksi
di bisnis tersebut. Meski terlepas dari produksi, biaya overhead pabrik atau
disebut juga overhead cost adalah penjamin lancarnya operasional secara
keseluruhan. Sederhananya, kita dapat menyimpulkan pengertian biaya overhead
sebagai pengeluaran lain-lain di luar upah dan biaya produksi.

2.6.5. Pajak Penghasilan


12

Menurut PER-31/PJ/2012 Pasal 1 ayat 2 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21


adalah pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat atas penghasilan berupa
gaji, upah, honor, tunjangan, serta pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

PPh Pasal 21 dikenakan penghasilan atas orang pribadi, sehingga besarnya


tarif PPh Pasal 21 yang digunakan terdiri dari:
a. Penghasilan sampai dengan Rp. 50.000.000 5%
b. Penghasilan sampai dengan Rp. 50.000.000 - Rp. 250.000.000 15%
c. Penghasilan sampai dengan Rp. 250.000.000 - Rp. 500.000.000 25%
d. Penghasilan diatas Rp. 500.000.000 30%

2.7. Pengertian Alat Berat


Alat berat adalah merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia
dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat
merupakan faktor penting di dalam proyek, terutama proyek konstruksi maupun
pertambangan dan kegiatan lainnya dengan skala yang besar. Secara Umum
Pengertian Alat berat adalah segala macam peralatan/pesawat mekanis termasuk
attachment Dan implementnya baik yang bergerak dengan tenaga sendiri (self
propelled) atau ditarik (towed-type) maupun yang diam ditempat (stationer) dan
mempunyai daya lebih dari satu kilo watt, yang dipakai untuk melaksanakan
pekerjaan kontruksi pertambangan, industri umum, pertanian/kehutanan dan/atau
bidang-bidang pekerjaan lainnya, sepanjang tidak merupakan alat processing
langsung. Dalam pengoperasian alat berat banyak hal dan aspek yang harus
diperhatikan, mulai dari ketrampilan dan skill operator, prosedur pengoperasian
alat, aspek keselamatan kerja (K3) dan aspek perawatan dan troubleshooting.
Pengelompokan Alat Berat
Pengelompokan alat berat dibedakan menjadi dua bagian antara lain
Berdasarkan penggeraknya (Prime-mover) dan Berdasarkan fungsinya. Berikut
adalah penjelasannya.
13

a. Berdasarkan penggeraknya (Prime-mover)


Prime mover adalah penggerak utama Alat Berat, seperti halnya kendaraan
dapat bergerak maju/ mundur dalam kecepatan tertentu. Prime mover beroperasi
disesuaikan dengan fungsi Attachement yang terpasang.
Attachment adalah peralatan yang terpasang pada Alat Berat. Dimana
bentuk dan konstruksinya disesuaikan dengan tujuan penggunaan dilapangan atau
medan yang akan diterjuni oleh Alat Berat yang bersangkutan. Prime mover
terdiri dari 2 jenis, yaitu :

1. Tractor. Merupakan sebagai penggerak utama Alat Berat, yang dapat


berjalan maju/mundur. Attachement terpasang pada rangka, dimana
operator harus berbalik bila akan mengoperasikan attachment yang berada
didepan atau belakang Alat Berat.
2. Excavator.Merupakan sebagai penggerak utama Alat Berat, yang dapat
berjalan maju/mundur. Attachement dapat berputar bersama sama dengan
cabin operator.

b. Berdasarkan fungsinya
1. Alat Pengolah Lahan.
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang
harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih
terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan
menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat
digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain
dozer dapat digunakan juga motor grader.

2. Alat Penggali.
Jenis alat berat ini dikenal juga dengan istilah Backhoe loader. Beberapa
alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk didalam
kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell.
14

3. Alat Pengangkut Material.


Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material, karena alat ini
dapat mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara
horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material
lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan
dapat berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang
membantu memuat material ke dalamnya.

4. Alat Pemindahan Material.


Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak
digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material
dari satu alat ke alat yang lain. Loader adalah alat pemindahan material.

5. Alat Pemadat.
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut
perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan,
baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan
kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah tamping roller, pneumatic tired
roller, compactor, dan lain-lain.

6. Alat Pemproses Material.


Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu
bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan
bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah
crusher dan concrete mixer truck. Alat yang dapat mencampur material di atas
juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti concrete batch plant
dan asphalt mixing plant.

7. Alat Penempatan Akhir Material.


Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk
menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat atau lokasi
ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan. Yang termasuk di dalam kategori ini adalah concrete
spreader, asphalt paver, motor grader, dan alat pemadat.
15

2.8. Grader
2.8.1. Pengertian Grader
Motor grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan jalan,
membentuk jalan (grading) yang dibiasa digunakan dalam proyek pembangunan
jalan. Motor grader merupakan salah satu alat berat yang sangat penting untuk
konstruksi jalan. Grader juga dapat digunakan untuk pengupasan lapisan atas yang
hendak dibuang, atau dikurangi, mencampur material dan meratakan/
menyebarkannya lagi. Meratakan area dengan grader sangat diperlukan untuk
pemadatan yang sempurna oleh compactor. Grader mempunyai roda dari karet
sehingga dapat dikendarai di jalanan beraspal, 4 wheel drive dengan transmisi
otomatis.

Gambar 2.2 Grader

2.8.2. Fungsi Grader


Fungsi dari Grader secara umum adalah:
1. Membuat jalan, seperti membentuk jalan (grading).
2. Meratakan jalan, dan finishing.
16

2.9. Excavator
2.9.1. Pengertian Excavator
Excavator adalah alat berat yang biasa digunakan dalam industri
konstruksi, pertanian atau perhutanan.Mempunyai belalai yang terdiri dari dua
piston yang terdekat dengan body disebut boom dan yang mempunyai bucket
(ember keruk) disebut dipper. Ruang pengemudi disebut House, terletak diatas
roda (trackshoe), dan bisa berputar arah 360 derajat.
a. Sistem Tali, pada saat sekarang jarang digunakan karena kurang efisien
dalam operasionalnya.
b. Sistem Hidrolik dengan media utama fluida, banyak digunakan dan terus
mengalami perkembangan yang disebabkan efisiensi yang lebih baik,
operasional yang lebih mudah dan perawatan yang sederhana. Untuk
selanjutnya excavator yang dimaksud oleh penulis adalah excavator
dengan sistem penggerak hidrolik (hydraulic excavator).

Gambar 2.3 Excavator.

2.9.2. Fungsi Excavator


Fungsi dari Excavator secara umum adalah:
1. Mengerjakan kegiatan pertambangan.
2. Pembukaan lahan hutan untuk lahan pertanian.
3. Pembuatan jalan perintis.
4. Pembuatan parit dan saluran irigasi.
5. Mengerjakan kegiatan kehutanan.
17

2.10. Tinjauan Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1 Tabel Perbandingan
No
Judul Peneliti Tujuan Metode Teknis Analisis Hasil Penelitian
.
1. Analisis Kelayakan Rendi Mengidentifikasi besaran Wawancara, Net Present Analisis Kelayakan Investasi alat berat
Investasi Penyewaan Bagus modal yang diperlukan Observasi Value (NPV), wilayah kabupaten buleleng dan
Alat Berat Seperti Pratama untuk investasi Benefit Cost sekitarnya dinyatakan layak karena
Excavator, Dump (2020) penyewaan alat berat serta Ratio (BCR), memiliki nilai NPV (Net Present
Truck dan Bulldozer Mengidentifikasi layak Discounted Value) = Rp. 1.492.451.555,00 > 0;
Wilayah Buleleng dan atau tidaknya investasi Payback Periode BCR (Benefit Cost Ratio) = 1.122 > 1;
Sekitarnya alat dan waktu (PBP) dan Discounted PBP (Discounted Payback
kembalinya modal yang Internal Rate of Periode) = 4 Tahun > 5 Tahun; IRR
diinvestasinya Return (IRR) (Internal Rate of Return) = 38% >
12% (suku bunga bank yang berlaku)

2. Kelayakan Investasi Pingkan Mengetahui bagaimana Wawancara, Net Present Dari Hasil analisis didpatkan Benefit
Studi Kasus Alat Berat Ane Kristy analisis kelayakan usaha Observasi Value (NPV) Cost Ratio = 2,35 dan Net Present
Seperti Bulldozer, Prastasis penyewaan alat berat dan Benefit Cost Value = Rp. 1.418.945.610,00 maka
Excavator dan Dump (2016) bulldozer, Excavator dan Ratio (BCR) investasi tersebut layak dilaksanakan.
Truck Di Kota Manado Dump Truck di manado
18

Tabel 2.2 Tabel Lanjutan


No
Judul Peneliti Tujuan Metode Teknis Analisis Hasil Penelitian
.
3. Analisis Kelayakan Ni Luh Untuk mengetahui bahwa Wawancara Net Present Dari hasil analisis kriteria investasi
Investasi Penyewaan Putu Sri layak atau tidak dalam Value (NPV), diperoleh nilai NPV Rp.
Alat Berat Backhoe & Wahyuni melakukan investasi usaha Benefit Cost 1.360.940.419,47 > 0, nilai IRR
Dump Truck (2020) penyewaan alat berat Ratio (BCR) dan sebesar 27,76% > 7%, nilai Net B/C
khususnya backhoe dan Discounted sebesar 1,36 > 1 dan Payback Period
dump truck di PT Tunas Payback Periode sebesar 4 tahun 2 bulan < 5 taun yang
Jaya Sanur (PBP) artinya usaha penyewaan alat berat
backhoe dan dump truck PT Tunas
Jaya Sanur layak dan menguntungkan
bagi pemilik sehingga usaha ini dapat
dilanjutkan.
4. Analisis Kelayakan Agung Untuk mengetahui usaha Wawancara, Net Present Hasil yang diharapkan dapat
Investasi Penyewaan Dwi penyewaan alat berat Observasi Value (NPV), membantu kontraktor yang di
Alat Berat Grader Dan Pratama Grader dan excavator di Benefit Cost palangka raya yang ingin memulai
Excavator Di Palangka (2022) Palangka Raya layak Ratio (BCR) dan atau melajutkan usaha penyewaan alat
Raya dilaksanakan Payback Periode berat terutama untuk alat berat grader
(PBP) dan excavator.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada PT. Kalindra Utama di Jl. Beruk Angis No.1,
Langkai, Kec. Jekan Raya, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian PT. Kalindra Utama

3.2. Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian merupakan tata cara atau urutan langkah yang
dilaksanakan secara sistematis dan logis sesuai dengan dasar teori permasalahan,
sehingga didapat analisis yang akurat untuk mencapai suatu tujuan. Adapun
tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Pertama
Pada tahap pertama penelitian ini adalah kegiatan-
kegiatan pendahuluan, yaitu :
a. Penyusunan latar belakang penelitian.
b. Penyusunan rumusan masalah.
c. Penyusunan batasan masalah.
d. Penyusunan tujuan penelitian.
e. Penyusunan manfaat penelitian.
Tahap pertama ini akan menghasilkan output Penelitian.
20

2. Tahap Kedua
Tahap kedua penelitian ini adalah studi literatur. Studi ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami waste material, strategi penanganannya dan
sebagainya. Adapun studi literatur tersebut adalah :
1. Investasi
2. Studi Kelayakan
3. Metode Analisis
4. Alat Berat
5. Penelitian terdahulu
Pada tahap kedua ini akan menghasilkan output berupa Tinjauan Pustaka.

3. Tahap Ketiga
Tahap ketiga pada penelitian ini adalah tahap melakukan pengumpulan
data. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai
berikut :
a. Lokasi dan Waktu Penelitian.
b. Tahapan Penelitian.
c. Data penelitian.
1) Data primer
2) Data sekunder
d. Teknik pengumpulan data
1) Kuesioner
2) Wawancara
e. Teknik analisis data.
Pada tahapan ini akan menghasilkan output berupa Data Penelitian.
21

Gambar 3.2 Tahap Penelitian


22

3.3. Data Penelitian


Ada dua data yang digunakan dalam mendukung penelitian ini, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data Primer adalah data yang didapat langsung dengan melakukan
observasi lapangan dan wawancara langsung kepada pemilik besera staff di PT.
Kalindra Utama.

2. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari data yang dikumpulkan oleh peneliti dari
arsip-arsip perusahaan maupun pihak yang berkompeten. Data sekunder ini dapat
meliputi, laporan perusahaan, artikel, buku, jurnal.

3.4. Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiyono (2009) teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Sugiyono (2009) juga menjelaskan bahwa “dalam penelitian
kualitatif pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang
alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih 23 banyak pada
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan 2 teknik penelitian yaitu :

3.4.1. Metode Observasi


observasi adalah kegiatan melakukan pengamatan yang dilanjutkan dengan
pencatatan secara sistematis terhadap kejadian-kejadian, perilaku-perilaku dan
obyek-obyek yang dilihat dan hal lain yang diperlukan untuk mendukung
penelitian, pengamatan dimulai secara umum selanjutnya lebih terfokus (Iskandar
2009). Menurut Widoyoko (2014) observasi merupaka “pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu
gejala pada objek penelitian”. Menurut Riyanto (2010) “observasi merupakan
metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan secara langsung
maupun tidak langsung.
23

Dalam Observasi ini, dilakukan observasi non partisipan dan observasi


sistematik. Observasi non partisipan yaitu peneliti tidak mengikuti] segala macam
kegiatan yang dilakukan observe. Penggunaan observasi sistematik bertujuan
supaya observasi yang dilakukan oleh peneliti terstruktur, tidak keluar dari alur
penelitian.

3.4.2. Metode Wawancara


Menurut Afifuddin (2009) wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau
responden. Esterberg dan Sugiyono (2015) Wawancara adalah pertemuan yang
dilakukan oleh dua orang untuk bertukar informasi maupun suatu ide dengan cara
tanya jawab, sehingga dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna
dalam topik tertentu. Menurut Riyanto (2010:82) interview atau wawancara
merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung
antara penyelidik dengan subyek atau responden.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terencana dimana
dalam kegiatan wawancara tidak mengunakan panduan wawancara sehingga
memberikan kebebasan tidak terbatas untuk menggali jawaban dan beradaptasi
dengan responden dan situasi.

3.5. Teknik Analisis Data


Analisis data adalah proses menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unitunit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh
diri sendiri maupun orang lain Sugiyono (2014).
Dalam proses ini dipakai Microsoft Excel untuk menyajikan data informasi
yang dapat di mengerti. Setelah diperoleh hasil yang diinginkan maka dapat
ditarik kesimpulan dan saran.
24

3.6. Teknik Penyajian Data dan Hasil Analisis


Teknik penyajian data dan hasil analisis pada skripsi ini adalah penyajian
data dalam bentuk table dan narasi. Table yang disajikan adalah data sekunder
sedangkan narasi adalah kesimpulan dan saran
25

3.7. Bagan Alir Penelitian

MULAI

Rumusan masalah

Studi Literatur

Data Primer Data Sekunder


 Wawancar dan observasi  Spesifikasi alat
 Biaya alat dan upah  Suku Bunga yang berlaku

Analisis Data

Analisi Biaya
Analisis Manfaat
Biaya modal
1. Manfaat Tahunan
1. Biaya Langsung
2. Nilai Sisa
2. Biaya Tidak Langsung

Analisis Finansial

LAYAK ?
TIDAK

LAYAK

INVESTASI

SELESAI

Gambar 3.3
Bagan Alir
BAB IV

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Tabel 4.1 Rencana Jadwal Pelaksanaan Penelitian


DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI
NO
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP 1 : Proposal Penelitian                                
a. Penyusunan Proposal                                
1
b. Seminar Proposal                                
c. Perbaikan Proposal                                
 TAHAP 2 : Peneletian Lapangan                                
a.     Pengumpulan Data                            
b.     Pengolahan Data                            
c.     Analisis Data                            
2
d. Menyusun Laporan Hasil Penelitian                            
e. Seminar Hasil                            
f. Revisi Laporan Hasil Penelitian                            
g. Penyusunan Jurnal
3  TAHAP 3 : Skripsi                                
a.      Ujian Skripsi                          
b.     Perbaikan Skripsi                          
c.       Penyusunan Abstrak                          
d.     Pengumpulan Laporan Skripsi                          
e.      Selesai                                
27

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2019). Pengertian Investasi: Tujuan, Manfaat, dan Jenis-Jenis
Investasi. Dikutip 9 Mei 2019 dari Maxmanroe:
https://www.maxmanroe.com/vid/finansial/investasi/pengertianinvestasi.
html

Febrianti, Dian dan Zakia. 2019. Analisis Durasi dan Perhitungan Biaya
Penyusutan (Depresiasi) Alat Berat Excavator. Universitas Syiah Kuala
: Jurnal Teknik Sipil.

Mahandika, Nila. (2011, 1 Juli). Kriteria Investasi. Dikutip 8 Mei 2019 dari Nila
Mahandika: http://nilamahandika.blogspot.co m/2011/07/kriteria-
investasi.html

Kasmir & Jakfar (2012). Studi kelayakan Bisnis. Jakarta: Prenada Media.

Pratasis, Pingkan Ane Kristy. 2016. Kelayakan Investasi Studi Kasus Alat berat
Bulldozer, Excavator dan Dump Truck di Kota Manado. Jurnal Sipil
Statik.

Rostiyanti, Susy Fatena. 2008. Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi Edisi Kedua.
Jakarta: Rineka Cipta.

Subagia, I Nyoman. Investasi. 2017. Modul Kuliah Investasi Universitas


Mahasaraswati Denpasar. Denpasar.

Suryana, Nana. 2014. Heavy Equipment Management.

Umar, H. 2009. Studi Kelayakan Bisnis Edisi 3. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.

Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik Edisi 1-3. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.

Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting. Yogyakarta:BPFE

Hery. 2014. Akuntansi Dasar 1 dan 2. Jakarta: Grasindo

Mulya, Hadri. 2013. Memahami Akuntansi Dasar. Jakarta: Mitra Wacana


Media
28

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai