BANGUNAN TANGGUL
DISUSUN OLEH:
M ASRAF ANWAR
NIM : 210250402026
DOSEN PENGAMPUH:
UNIVERSITAS TOMAKAKA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN SIPIL
2021
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..................................................................1
Latar Belakang.................................................................................1
Rumusan Masalah...........................................................................2
Tujuan...............................................................................................2
Manfaat.............................................................................................2
Sistematika Penulisan......................................................................3
BAB II PEMBAHASAN....................................................................4
Pengertian Tanggul............................................................................................................4
Bagian Konstruksi Tanggul................................................................................................5
Bentuk Tipikal Penampang Melintang Tanggul.................................................................5
Tipe Tanggul 6
Elevasi Puncak Tanggul7
Tinggi Jagaan 7
Lebar Puncak Tanggul 8
Jalan Inspeksi 9
Teras Tanggul 10
Gradien/Kemiringan Tanggul...........................................................................................10
Bagian Tanggul yang dipengaruhi Air Pasang................................................................11
Tanggul di Tepi Danau dan Tanggul Pasang...................................11
Tanggul Khusus.................................................................................12
Tanggul Pelimpah/Terbuka...............................................................12
Tanggul Pemisah...............................................................................13
Perkuatan Tanggul...........................................................................................................13
Konsep Dasar 13
Pemilihan Jenis Konstruksi..............................................................................................13
Lokasi dan Panjang Konstruksi.......................................................................................13
iii
Alinemen Perkuatan Tanggul...........................................................................................14
Elevasi Peekuatan Lereng/Tebing...................................................................................14
Pemasangan Perkuatan Lereng/Tebing..........................................................................15
Pemilihan Metode Pelaksanaan......................................................................................15
Pelindung Kaki 15
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR GAMBAR
iV
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Nilai Tinggi Jagaan Untuk Beberapa Debit Banjir Rencana.....7
Tabel 2.2 Debit Banjir Rencana - Lebar Puncak Tanggul.......................................9
V
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan
mengendalikan air di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung
kebutuhan, kapasitas maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai.
Kebanyakan konstruksi bangunan air bersifat lebih masif dan tidak memerlukan segi
keindahan dibanding dengan bangunan-
bangunan gedung atau jembatan, dan perencanaan bangunannya secara detail tidak terlalu
halus. Permukaan bangunan air atau bagian depannya sebaiknya
berbentuk lengkung untuk menghindari kontraksi sehingga mempunyai efisiensi yang tinggi
dan mengurangi gerusan lokal (local scoure) di sekililing
bangunan atau di hilir bangunan.
Tanggul adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling
penting dalam usaha melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat yang ada disekitar
suangi maupun danau tersebut terhadap genangan-genangan yang disebabkan oleh banjir dan
badai (gelombang pasang). Tanggul dibangun terutama dengan konstruksi urugan tanah,
karena tanggul merupakan bengunan menerus yang sangat panjang serta membutuhkan
bahan urugan yang volumenya sangat besar.
V
Bahan tanggul yang terbuat dari tanah dapat diperoleh dari hasil galian di kanan-kiri trase
rencana tanggul atau bahkan dapat diperoleh dari hasil pekerjaan normalisasi sungai, berupa
galian pelebaran alur sungai, yangbiasanya dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan
tanggul. Dalam tahap perencanaan kiranya perlu diperhatiakan, agar hasil dari pekerjaan
normalisasi sungai dapat dimanfaatkan sebagai bahan tanggul.
Selain itu, tanah merupakan bahan yang sangat mudah penggarapannya dan setelah
menjadi tanggul sangat mudah pula menyesuaikan diri dengan lapisan tanah pondasi yang
mendukungnya serta mudah pula menyesuaikan dengan kemungkinan penurunan yang tidak
rata, sehingga perbaikan yang disebabkan oleh penurunan tersebut mudah dikerjakan.
Selanjutnya tanah merupakan bahan bangunan yang sangat stabil dan tidak akan rusak
selama puluhan, bahkan ratusan tahun.
Apabila di beberapa tempat terjadi kerusaka tanggul, perbaikannya sangat mudah dan cepat
menggunakan tanah yang tersedia disekitar lokasi kerusakan.
Rumusan Masalah
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Bangunan Tanggul.
2. Untuk memahami ketentuan Konstruksi dan Perkuatan Revetment ) dari Bangunan
Tanggul.
Manfaat
Manfaat dari makalah ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa khususnya yang
mengontrak mata kuliah Irigasi dan Bangunan Keairan, serta dapat memberikan sumbangan
pemikiran dalam memahami kontruksi dan perkuatan bangunan tanggul yang kemudian dapat
digunakan untuk keperluan khususnya dibidang Keairan dan Irigasi.
V
Sistematika Penulisan
BAB II membahas mengenai pembahasan yang akan diuraikan dari rumusan masalah yang
dipertanyakan pada bab sebelumnya.
BAB III membahas mengenai kesimpulan dan saran yang dapat dijadikan masukan bagi
kedepannya.
V
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Tanggul
Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok miring
baik buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya terbuat dari
tanah dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Kata dike kemungkinan
berasal dari bahasa Belanda dijk, dimana pembangunan tanggul telah terjadi sejak abad ke-
12. Bangunan Westfriese Omringdijk selesai dibangun tahun 1250, didirikan dengan
menyambung- nyambubngkan tanggul-tanggul yang sudah berdiri sebelumnya.
Sementara dari bahasa Anglo-Saxon, kata dic diartikan menggali parit dan membentuk
tanah timbunan di atasnya. Tujuan utama dibuatnya tanggul adalah untuk mencegah terjadinya
banjir pada dataran dipinggiran sungai. Tanggul ini
penting peranannya karena dibeberapa tempat sering kali permukaan air sungai
pada saat banjir lebih tinggi dari daerah sekitarnya. Bagaimanapun, tanggul
juga mengendalikan arah aliran air sungai sehingga tidak mengakibatkan
banjir.
Gambar 2.2 Tanggul
Tanggul juga dapat ditemukan di sepanjang pantai, dimana gundukan pasir pantainya tidak
cukup kuat menahan ombak. Tanggul juga dapat di bangun di sepanjang pinggir danau
atau pantai dengan tujuan membentuk batas perlindungan terhadap suatu area yang
tergenang bahkan pada saat tertentu dapat menjadi suatu perlindungan militer. Tanggul bisa
jadi hasil pekerjaan tanah yang permanen atau hanya konstruksi darurat, biasanya terbuat dari
kantong pasir sehingga dapat dibangun secara cepat saat banjir. Mediterania. Peradaban
Mesopotamia dan China Kuno juga membangun sistem tanggul.
V
Bagian Konstruksi Tanggul
Bentuk Tipikal Penampang Melintang Tanggul Tanggul yang lengkap adalah tanggul
dengan ketinggian dan bentuk tampang yang dibutuhkan untuk melindungi terhadap tinggi
banjir rencana dan dilengkapi dengan konstruksi perkuatan lereng ( revetment ) dan
perlindungan kaki tanggul, yang dibangun sesuai kebutuhan.
Perbedaan antara elevasi puncak tanggul dan elevasi muka air banjir rencana disebut tinggi
jagaan (free board).
a. Supaya dipilih suatu penampang basah sungai yang paling efektif dengan kapasitas
pengaliran maksimum.
b. Agar trase tanggul searah dengan arah arus sungai dan dihindarkan terjadinya belokan
yang tajam.
c. Pada sungai-sungai yang arusnya tidak deras, diusahakan agar kurva alirannya stabil.
d. Diusahakan agar arah trase tanggul kiri dan tanggul kanan separalel mungkin dengan alur
sungai, dihindarkan adanya perubahan lebar sungai yang mendadak. Diusahakan agar
bantaran cukup lebar, sehingga jarak antara tepi alur sungai dan kaki tanggul cukup jauh.
V
Gambar 2.5 Rencana trase tanggul dari Aliran sungai berbelok-belok tajam (meandering)
Tipe Tanggul
Ketika dibangun tanggul baru, agar terhindar pada tempat dengan tanah dasar pondasi
yang tidak stabil seperti lapisan sub soil yang lemah. Bila harus memperbesar tanggul lama,
maka perbesaran harus diupayakan dibuat di sisi daratan. Bila harus dibuat disisi air
(disebabkan karena kondisi alinyemen tanggul yang ada atau bila memerlukan alur cukup luas
untuk muka air tinggi/banjir), maka hal ini dapat dilakukan pada kondisi sungai cukup lebar.
V
Keterangan :
Tinggi jagaan dari tanggul tidak boleh kurang dari nilai yang diberikan dalam tabel 2.1,
sesuai dengan debit banjir rencana. Oleh karena itu, bila tinggi tanah di daratan pada tempat
dimana tanggul akan dibuat lebih tinggi dari tinggi banjir rencana dan bila kondisi topografi
tidak terdapat kesulitan untuk pengendalian banjir yang terjadi, tinggi jagaan dapat 0,6 m
atau lebih meskipun debit banjir rencana sampai 200 m3/detik atau lebih.
Untuk bagian anak sungai yang terkena pengaruh back-water (pengaruh muka air pada sungai
induk), tinggi tanggul tidak boleh kurang dari tinggi tanggul sungai induk. Hal ini juga berlaku
bila tidak ada bangunan fasilitas
pengendalian aliran balik.
Tabel 2.1 Daftar nilai tinggi jagaan untuk beberapa debit banjir rencana
Gambar 2.8 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada pertemuan dengan sungai
utama
Gambar 2.9 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul pada anak sungai pada pertemuan dengan sungai
utama yang terpengaruh aliran balik (reverse flow)
Lebar puncak tanggul disesuaikan dengan debit banjir rencana, dan tidak boleh kurang
dari nilai yang diberikan pada table 2.2. Bila tanah daratan lebih tinggi dari tinggi muka air
banjir rencana dan bila keadaan topografi cukup baik untuk pengendalian banjir, lebar puncak
dapat dibuat 3 m atau lebih dengan tetap memperhatikan debit banjir rencana.
Pada bagian di anak sungai yang terpengaruh oleh backwater, lebar puncak tanggul
ditentukan tidak boleh lebih sempit dari lebar puncak tanggul sungai utama: Lebar ini juga
dipakai bila fasilitas pengendali aliran tersedia, jika tinggi tanggul dari tanah kurang dari 0,6 m
dan hal-hal tertentu yang tidak dapat dihindari karena alasan topografi, dsb.
500 - 2.000 4
2.000 - 5.000 5
5.000 - 10.000 6
> 10.000 7
Gambar 2.11 Penjelasan tentang penetapan lebar puncak tanggul
Jalan Inspeksi
Tanggul hendaknya dilengkapi dengan jalan inspeksi dengan struktur seperti tersebut di
bawah, untuk mengontrol sungai, aktivitas penanggulangan banjir pada saat banjir :
a. Bila terdapat jalan pengganti, jalan inspeksi tidak perlu dibuat.
b. Bila tanggul dari beton atau sheet pile baja atau dari material sejenisnya, tersedia
seluruhnya atau sebagian, atau bila perbedaan tinggi antara tanggul dan permukaan tanah
daratan kurang dari 0,6 m :
1) Lebar minimal 3 m
2) Tinggi bersih 4,5 m atau lebih
Teras Tanggul
a. Teras tanggul harus disediakan di tengah tanggul, bila tidak mungkin dihindari karena
keadaan topografi dan alasan khusus lainnya.
b. Teras tanggul disediakan tiap 3 m - 5 m dari puncak pada sisi yangb berhubungan
dengan air bila tinggi tanggul 6 m atau lebih, dan setiap 2 m - 3 m dari puncak di sisi daratan
bila tinggi tanggul 4 m atau lebih. c. Lebar minimal 3 m.
Gambar 2.13 Ilustrasi tinggi jagaan tanggul dan lebar pada tanggul khusus
Gradien/Kemiringan Tanggul
Gradien kemiringan tanggul harus merupakan gradien yang landai sebesar 20% atau
kurang. Hal ini tidak selalu diperlukan bila permukaan ditutup dengan beton ataupun material
sejenis.
Elevasi bagian tanggul yang di pengaruhi air pasang (dibagian pada tempat dimana
elevasi muka air pasang lebih tinggi dari banjir rencana) harus lebih tinggi dari :
b. Elevasi dari ketinggian muka air pasang rencana ditambah kenaikan tinggi uprush (karena
gelombang) yang dipakai sebagai bahan pertimbangan.
Lebar puncak di tentukan dengan mempertimbangkan struktur dari tanggul, dan lebar puncak
yang telah diuraikan sebelumnya.
Tanggul tepi danau dibangun di sekeliling danau atau rawa-rawa dan tanggul pasang
dibangun di muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Kedua jenis tanggul
tersebut diperhitungkan juga daya tahannya terhadap gaya-gaya hempasan ombak baik dari
danau maupun dari laut.
Tinggi dan lebar puncak tanggul ditepi danau harus di spesifikasikan seperti di bawah ini,
terlepas dari spesifikasi pada Tabel 2.1, dan Tabel 2.2. di atas.
a. Tinggi ditentukan dengan pertimbangan tinggi banjir rencana, uprush, tiupan angin, dan
sebagainya.
b. Lebar puncak di tentukan dengan pertimbangan tinggi tanggul dan kondisi daerah
sekitarnya.
Tanggul Khusus
Pada pemukiman yang padat penduduknya, biasanya biaya pembebasan tanah untuk
pembangunan tanggul sangat tinggi. Dalam keadaan demikian untuk mengurangi areal tanah
yang harus dibebaskan, biasanya tanggul dibuat berupa dinding pasangan atau dinding beton.
Bila spesifikasi pada uraian sebelumnya sukar sekali diterapkan (karena kondisi topografi atau
alasan khusus lainnya), struktur berikut ini dapat digunakan, di luar spesifikasi tersebut.
Struktur harus mempunyai tembok penahan dengan pasangan pada puncak tanggul yang
lebar puncaknya dispesifikasikan pada pada Tabel 2.2 pada bab ini, pada ketinggian muka air
banjir rencana (elevasi diatas elevasi muka air pasang rencana untuk bagian tanggul yang
dipengaruhi oleh air pasang):
Apabila masih tetap sulit, maka digunakan struktur serupa yang berdiri sendiri, menggunakan
beton, sheet piles baja dan sebagainya.
Tanggul Pelimpah/Terbuka
Tanggul dengan tujuan khusus, seperti tanggul pelimpah, tanggul pengantar, tanggul
pembagi, dan lain sebagainya harus direncanakan menurut fungsinya. Pada sungai-sungai
yang deras arusnya, biasanya dapat dibangun anggul-tanggul yang tidak menerus, tetapi
terputus-putus disebut sebagai tanggul pelimpah/terbuka. Dengan demikian puncak banjir yang
tinggi tetapi periode waktunya pendek dapat dipotong, karena sebagian banjir mengalir keluar
melalui celah-celah antara tanggul-tanggul tersebut memasuki areal- areal di belakang tanggul
yang dipersiap-kan untuk penampungan banjir sementara. Biasanya areal-areal penampungan
tersebut dikelilingi tanggul- tanggul pula. Setelah banjir mereda, maka air yang tertampung
tersebut, kemudian mengalir kembali ke dalam sungai melalui celah-celah ini. Jadi tidak
diperlukan adanya pintu-pintu atau pelimpah serta bangunan pelengkap lainnya.
Tanggul Pemisah
Tanggul semacam ini dibangun di antara dua buah sungai yang berdekatan, agar
arus sungai pada muara kedua sungai tersebut tidak saling mengganggu, terutama pada
sungaisungai yang kemiringannya dan kondisi hidrologinya berbeda. Selain itu pada sungai-
sungai yang banyak mengandung sedimen dapat dihindarkan terjadinya pengendapan
pada pertemuan kedua sungai tersebut dan perbedaan permukaan air di muara masing-
masing sungai dapat disesuaikan secara individual.
Konsep Dasar
Revetment termasuk di dalamnya revetment untuk muka air tinggi (high- water) untuk
melindungi lereng sisi dalam alur yang disebabkan oleh muka air tinggi, dan revetment untuk
muka air rendah (low-flow revetment ) dimaksudkan untuk pemeliharaan alur untuk pengaliran
debit kecil. Revetment untuk aliran muka air tinggi/banjir yang dipasang pada tanggul,
disebut pelindung tanggul (levee revetment) .Pada tempat dimana pondasi
revetmendiperkirakan tergerus ( scoured) oleh hempasan air atau daya aliran yang kuat,
pelindung kaki harus juga digunakan secara bersamaan.
a. Tempat konstruksi dan panjang tembok penguat ( revetment) harus ditentukan dengan
mempertimbangkan perubahan fenomena hidrolis pada jalur air, dan sebagainya.
b. Revetment tebing atau tanggul yang berhubungan dengan ambang dasar sungai ( 'ground
sill‘) atau bendung harus dipasang pada bagian yang lebih panjang 10 m dari ujung hulu
ground sill atau bendung atau 5 m dari ujung hulu bronjong (mattres) pada pias dibagian hulu,
ke lebih panjang 15 m dari ujung hilir apron, 5 m dari ujung hilir bronjong pada pias bagian hilir
dari bronjong dibagian hilir, diluar kasus pada dasar batuan (bed-rock) , dan sebagainya
dalam bagian-bagian susunan bumi ( geologic features).
c. Tentang perpanjangan revetment suatu sungai dari saluran dimana suatupintu melintasi 2
akan dipasang. Bila ground-sill atau bendung akan membaca 'pintu', ‘ruas bagian hulu' akan
membaca ‘ruas bagian hulu” dari sungai atau alur dengan pintu perpotongan dan “ruas bagian
hulu” akan membaca “ruas bagian hilir dari sungai atau alur dengan pintu perpotongan”
d. Revetment suatu tebing atau tanggul dengan pintu atau saluran melintas harus di berikan
pada bagian penutup berturut-turut 10 m pada pias teratas dan pias terbawah dari pintu.
Namun hal yang sama tidak akan dipergunakan pada saluran kecil yang tidak lebih besar dari
0,5 m luas potongannya, saat ketidak-harusan tersebut dikenal karena kondisi topografi dan
sebagainya.
e. Revetment yang berkaitan dengan pembangunan suatu jembatan harus diletakkan pada
bagian arah ke pias teratas dan pias terbawah dari ujung hulu dan hilir jembatan berturut-turut
dengan besarnya hubungan lebi besar dari pada setengah panjang jarak jembatan (30 m jika
panjang jarak lebih besar dari 30 m) sebagai mana ol eh " Structural Standard" , dan
sebagainya. Asalkan besarnya tidak akan kurang dari 10 m.
Pada umumnya tinggi revetment tanggul dibuat dengan menggunakan prinsip harus
setinggi muka air banjir rencana. Namun juga harus dibuat setinggi puncak tanggul jika
diperlukan, pada suatu kolam penampungan, suatu tempat dengan lebar sungai yang cukup
lebar, sebuah tempat dengan lebar sama dengan lebar sungai, sebuah tempat yang
mempunyai angin dan gelombang di sekitar muara sungai dan sebagainya dan pada sungai
dengan aliran yang deras.
Revetment untuk aliran lambat harus dibuat setinggi elevasi yang diperlukan,
disesuaikan dengan keadaan alur air.
Dasar revetment harus diletakkan cukup dalam didalam tanah (ditanam) agar aman
terhadap pengaruh gerusan dasar sungai pada terjadi aliran-aliran dengan elevasi muka air
tinggi (waktu terjadi banjir).
Gambar 2.15 Contoh kasus pada air dalam
Metode pembangunan harus dipilih menurut kekasaran material dasar sungai, kekuatan dari
aliran atau gradien kemiringan pada tempat revetment direncanakan di sungai.
Pelindung Kaki
Metode pembangunan, lebar, ketebalan, dan lain-lain. dari pelindung kaki harus
ditetapkan menurut kekasaran dasar, sungai kekuatan aliran,kedalaman air dan variasi dasar
sungai. Ketinggian puncak pelindung kaki tidak akan lebih dari ketinggian dasar sungai
rencana (ketinggian dasar sungai yang ada, jika ketinggian dasar sungai yang ada lebih
rendah dari pada ketinggian dasar sungai rencana). Namun juga untuk hal yang sama tidak
harus diterapkan, apabila tidak tepat saat ada anggaran yang sesuai dari besarnya kedalaman
air kondisi dasar, dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bangunan air adalah bangunan yang digunakan untuk memanfaatkan dan mengendalikan air
di sungai maupun danau. Bentuk dan ukuran bangunan tergantung kebutuhan, kapasitas
maksimum sungai, dana pembangunan dan sifat hidrolik sungai.
Tanggul memiliki nama lain levee, dike, embankment, yaitu semacam tembok miring baik
buatan maupun alami, dipergunakan untuk mengatur muka air. Biasanya terbuat dari tanah
dan seringkali dibangun sejajar badan sungai atau pantai. Tanggul juga merupakan suatu
konstruksi bangunan/prasana yang berfungsi untuk perlindungan, pengembangan,
penggunaan dan pengendalian sungai.
Pada umumnya tinggi revetment tanggul dibuat dengan menggunakan prinsip harus setinggi
muka air banjir rencana. Namun juga harus dibuat setinggi puncak tanggul jika diperlukan,
pada suatu kolam penampungan, suatu tempat dengan lebar sungai yang cukup lebar, sebuah
tempat dengan lebar sama dengan lebar sungai, sebuah tempat yang mempunyai angin dan
gelombang di sekitar muara sungai dan sebagainya dan pada sungai dengan aliran yang
deras.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat saya sampaikan adalah kepada
pengelola tanggul yang berada dilokasi untuk dapat memahami detail perencanaan teknis
sungai terlebih dahulu sehingga bisa menerapkan perencanaan teknis sungai secara baik dan
bijaksana dan meminimalisir terjadinya rembesan pada dasar tanggul.
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Pekerjaan Umum, Ditjen. Sumber Daya Air, Direktorat Sungai dan Pantai, Satker
Direktorat Sungai dan Pantai - Perencanaan Teknik Sungai - Juni 2011.
Siswoko S, Ir. Dipl. HE - Upaya mengatasi Masalah Banjir Secara Menyeluruh - 2010.