Anda di halaman 1dari 93

TUGAS AKHIR

TAHUN AKADEMIK
2021/2022

JUDUL
Reschedulling Proyek Konstruksi Dengan Menggunakan Software

Penjadwalan Microsoft Project

(Studi Kasus : Proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap


1 Di Akademi Angkatan Udara Yogyakarta)

Disusun Oleh

Yoga Dwi Wuryanto (1834290014)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PERSADA INDONESIA

Y.A.I 2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen proyek diperlukan untuk menyelesaikan paket pembangunan
seperti Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 Di Akademi Angkatan
Udara Yogyakarta ini diperlukan manajamen proyek. Pengertian manajemen proyek
itu sendiri adalah suatu disiplin ilmu yang berkaitan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan dan pengendalian untuk mencapai tujuan proyek.
Sedangkan definisi proyek adalah suatu kegiatan sementara yang memiliki waktu
mulai dan berakhir yang telah ditentukan sebelumnya untuk mencapai tujuan dan
hasil yang spesifik dan unik, serta umumnya membawa perubahan yang bermanfaat
atau menambah nilai. Tantangan utama sebuah proyek adalah untuk mencapai tujuan
proyek dengan tetap menyadari kendala-kendala yang umumnya berupa ruang
lingkup pekerjaan, jam kerja dan anggaran untuk pekerjaan.
Pada Proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 di Akademi
Angkatan Udara Yogyakarta yang direncakan dan dilaksanakan pada tanggal 25
bulan Maret tahun 2021 sampai dengan tanggal 14 bulan November tahun 2022
sesuai dengan kontrak nomer KPK/730/6092/FASKON/RP-MDL/2021/AU dengan
durasi proyek awal 600 hari kalender atau 572 hari kerja dengan dua kali libur hari
raya idul fitri 14 hari, namun sesuai dengan permintaan owner untuk segera
ditempati surat amandemen nomer 498/AMD
I/730/6092/FASKON/RP-MDL/2021/AU tanggal 9 November 2021 dilakukan
percepatan 490 hari kalender atau 462 hari kerja dengan dua kali libur hari raya idul
fitri 14 hari dari tanggal 25 Maret 2021 sampai tanggal 27 Juli 2022. Pada saat
mengalami perubahan amandemen progres pekerjaan sudah mencapai 40%. Hal ini
berdampak pada pelaksanaan dan biaya yang dikeluarkan.
Dalam hal ini maka penjadwalan sangat perlu untuk diperhatikan agar nantinya
didapatkan jadwal yang logis. Banyak metode yang digunakan dalam perencanaan
dan metode ini kemudian juga digabungkan dengan perangkat lunak perencanaan
khusus seperti microsoft project, sehingga diharapkan akan memudahkan untuk
merencanakan jadwal dan melacak kemajuan pelaksanaan proyek di lokasi. Saat
melaksanakan proyek, terkadang hal-hal tidak berjalan dengan baik karena ada

1
kendala yang menghambat pekerjaan yang sedang berlangsung.

2
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini
adalah sebagai berikut :
1. Item pekerjaan (pada lintasan kritis) apa saja yang bisa dipercepat
berdasarkan permintaan owner (berapa) yang didapatkan setelah
dilakukan reschedulling?
2. Bagaimana rencana action plan percepatan berdasarkan permintaan owner
462 hari yang didapatkan setelah dilakukan reschedulling?
3. Berapakah durasi maksimal percepatan berdasarkan permintaan owner
462 hari yang didapatkan setelah dilakukan reschedulling?
4. Bagaimana perbandingan durasi antara jadwal perencanaan awal dengan
durasi setelah dilakukan reschedulling?
5. Berapa besar biaya yang didapat setelah dilakukan rescheduling
berdasarkan rencana action plan percepetan?
6. Bagaimana perbandingan biaya antara rencana anggaran biaya awal
dengan anggaran setelah dilakukan reschedulling?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengindentifikasi item pekerjaan (pada lintasan kritis) yang bisa
dipercepat berdasarkan permintaan owner 462 hari yang didapatkan
setelah dilakukan reschedulling
2. Merencanakan action plan percepatan berdasarkan permintaan owner 462
hari
3. Merencanakan durasi maksimal percepatan berdasarkan permintaan owner
462 hari yang didapatkan setelah dilakukan reschedulling
4. Perhitungan perbandingan durasi antara jadwal perencanaan awal dengan
durasi setelah dilakukan reschedulling
5. Merencanakan besarnya biaya yang didapat setelah dilakukan rescheduling
berdasarkan rencana action plan percepetan
6. Perhitungan perbandingan biaya antara rencana anggaran biaya awal
dengan anggaran setelah dilakukan rescheduling

3
1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
Agar pembahasan dan penyusunan tugas akhir ini terarah dan tidak
menyimpang dari pokok permasalahan, maka ruang lingkup dalam
penelitian ini adalah :
1. Mengumpulkan data awal, metode konstruksi yang digunakan,
ketersediaan tenaga kerja, dan alat di lapangan perencanaan schedule
sebelum percepatan
2. Mengindentifikasi item pekerjaan (pada lintasan kritis) yang bisa
dipercepat berdasarkan permintaan owner 462 hari yang didapatkan
setelah dilakukan reschedulling
3. Merencanakan action plan percepatan berdasarkan permintaan owner 462
hari.
4. Merencanakan durasi maksimal percepatan berdasarkan permintaan owner
(berapa) yang didapatkan setelah dilakukan reschedulling
5. Perhitungan perbandingan durasi antara jadwal perencanaan awal dengan
durasi setelah dilakukan reschedulling
6. Merencanakan besarnya biaya yang didapat setelah dilakukan rescheduling
berdasarkan rencana action plan percepetan
7. Perhitungan perbandingan biaya antara rencana anggaran biaya awal
dengan anggaran setelah dilakukan reschedulling

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Pada analisa harga satuan menggunakan Permen PU nomor
28/PRT/M/2016.
2. Daftar harga satuan yang digunakan menggunakan lokasi Yogyakarta
tahun 2021.
3. Batasan lokasi yang digunakan pada penelitian ini adalah proyek
Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 di Akademi Angkatan
Udara Yogyakarta.
4. Proyek direncakan dan dilaksanakan pada tanggal 25 bulan Maret tahun
2021 sampai dengan tanggal 14 bulan November tahun 2022 sesuai
dengan kontrak nomer KPK/730/6092/FASKON/RP-MDL/2021/AU
dengan durasi proyek awal 600 hari
4
5. Sesuai dengan permintaan owner surat amandemen nomer 498/AMD
I/730/6092/FASKON/RP-MDL/2021/AU tanggal 9 November 2021
dilakukan percepatan 462 hari
6. Reschedulling dilakukan dengan menggunakan software khusus
penjadwalan yaitu Microsoft Project 2019, untuk dasar perhitungan pada
Microsoft Project menggunakan metode Precedence Diagram Method
(PDM).

1.5 Sistematika Penulisan Laporan


Untuk memberikan gambaran umum, maka penulisan tugas akhir ini dibagi
dalam 5 (lima) bab. Pembagian ini dimaksudkan untuk mempermudah pembahasan
serta penelaahannya, dimana uraian yang dimuat dalam penulisan ini dapat dengan
mudah dimengerti. Pembagian yang dimaksud dilakukan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
ruang lingkup dan batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini terdiri dari tinjauan pustaka atau landasan teori yang digunakan
untuk memberikan penjelasan mengenai studi penelitian ini dan dasar penjadwalan
proyek yang akan dibahas.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisikan langkah-langkah pemecahan masalah yang akan dibahas,
meliputi persiapan pengumpulan data, dan teknik pengumpulan data.
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang penyajian data hasil perumusan masalah serta proses
tata cara penjadwalan proyek menggunakan Software Penjadwalan Microsoft Project
2019.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari penelitian ini terkait
penjadwalan proyek yang dapat diambil setelah pembahasan seluruh masalah.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Dalam pelaksanaan proyek, sangat jarang proyek berjalan sesuai rencana dan
tertunda relatif terhadap waktu dan kemajuan yang dijadwalkan, tetapi ada juga
proyek yang lebih cepat dari jadwal. Untuk menghindari kerugian proyek, konsep
nilai hasil dapat digunakan untuk memprediksi (forecast) biaya penyelesaian (earned
value analysis) (Irfanur Rahman, 2010).
Pengendalian biaya sangat penting dalam setiap proyek konstruksi.
Manajemen biaya tidak hanya melibatkan pemantauan biaya dan pengumpulan data
kuantitatif, tetapi juga menganalisis data untuk mengambil tindakan korektif sebelum
terlambat, memerlukan organisasi biaya dan sistem manajemen yang baik. Manajer
harus membandingkan biaya program, waktu dan kinerja dengan biaya yang
direncanakan, anggaran waktu dan kinerja sekaligus mengintegrasikannya ke dalam
setiap kegiatan Ya (Herry P. Chandra, et al., 2004).
Tentu saja dalam melaksanakan serangkaian pekerjaan dalam suatu proyek
konstruksi, tentunya ada harapan lintas manajemen agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga nantinya pelaksana dapat
mengetahui waktu yang tepat untuk memulai atau menyelesaikan pekerjaan.
Menurut Siswanto (2007) dalam Project Management, menentukan kapan harus
menyelesaikan kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting
dalam proses perencanaan
:
1. Penyusunan jadwal (scheduling), anggaran (budgeting), kebutuhan sumber
daya manusia (manpower planning), dan sumber organisasi yang lain.
2. Proses pengendalian (controlling).

2.2 Manajemen Proyek


Dalam melakukan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan konstruksi,
semua manajer diharapkan untuk memastikan pekerjaan berjalan dengan baik sehingga
pelaku nantinya dapat mengetahui waktu yang tepat untuk memulai atau
menyelesaikan. kegiatan awal yang sangat penting dalam proses perencanaan. Di
lapangan, terdapat kegagalan-kegagalan penundaan yang mempengaruhi durasi
6
pekerjaan, dan pelaku harus dapat memilih solusi yang tepat (Siswanto 2007).

7
Manajemen proyek dapat diartikan sebagai penataan serta pengorganisasian
atas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan proyek. Dengan kata lain,
manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan
dan mengendalikan sumber daya organisasi perusahaan untuk mencapai tujuan
tertentu dalam waktu dengan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat
cocok untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi,
fleksibilitas, inovasi, kecepatan, dan perbaikan yang berkelanjutan (Nurhayati
2010).
2.3 Manajemen Penjadwalan

Manajemen penjadwalan terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan


penjadwalan. Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin
organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya terbatas dalam usaha mencapai
tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien (Husen, 2009).

Menurut Soeharto (1995), penjadwalan adalah koordinasi kegiatan produksi


secara kronologis sehingga alokasi bahan baku, bahan tambahan dan sumber daya
operasional dapat dilakukan pada titik-titik tertentu dalam pemrosesan suatu pabrik
atau bagian-bagian dalam pabrik. Pedoman khusus disediakan untuk penjadwalan
kegiatan proyek untuk menyelesaikannya lebih cepat dan efisien (Clough dan Scars,
1991).

Menurut Taha (1996), kriteria untuk manajemen jadwal yang efisien adalah
meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek dengan
tetap mempertahankan kelayakan ekonomi dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia. Oleh karena itu manajemen rencana adalah kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian penjadwalan kegiatan produksi dan
sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan lebih cepat dan efisien.

Manajemen penjadwalan digunakan untuk mengelola kegiatan proyek sehari-


hari. Aspek manajemen jadwal, yaitu menentukan jadwal proyek, mengukur dan
melaporkan kemajuan proyek, membandingkan jadwal dengan kemajuan proyek
yang sebenarnya di lapangan, membandingkan jadwal dengan kemajuan di
8
lapangan untuk menentukan hasil proyek, merencanakan perawatan untuk

9
mengatasi konsekuensi ini, dan memperbarui desain proyek (Clough dan Scars,
1991).

2.3.1 Penjadwalan Proyek

Penjadwalan proyek merupakan salah satu unsur hasil perencanaan, dan


dapat memberikan informasi mengenai jadwal yang direncanakan dan kemajuan
suatu proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, personel, peralatan,
dan bahan, serta durasi proyek. dan kemajuan waktu proyek juga dapat
disediakan. penyelesaian. Dalam proses perencanaan, penyusunan kegiatan dan
hubungan antar kegiatan menjadi lebih rinci dan sangat rinci. Ini harus
mendukung pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan adalah mengalokasikan
waktu yang tersedia untuk melakukan setiap tugas untuk menyelesaikan proyek,
dengan mempertimbangkan kendala yang ada, hingga tercapai hasil yang
optimal (Husen, 2011).

Langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan proyek, yaitu (Soeharto, 1999)


:

a. Identifikasi Aktivitas
Proses penjadwalan dimulai dengan mengidentifikasi kegiatan proyek.
Setiap aktivitas diberi label sehingga dapat dengan mudah memantau dan
melacak implementasinya sehingga tujuan proyek yang ditetapkan dapat
dijalankan sesuai rencana. Saat mengidentifikasi aktivitas, tidak boleh ada
terlalu sedikit aktivitas di dalam departemen karena hal ini membatasi
efektifitas perencanaan dan pengendalian. Penentuan jumlah tingkat detail
untuk identifikasi aktivitas didasarkan pada:
Kebutuhan pengguna penjadwalan
Tipe aktivitas (biaya, keamanan,
kualitas) Ukuran, kompleksitas, dan tipe
proyek
Pengalaman
Persediaan informasi yang di
dapat Karakteristik sumber daya

10
b. Penyusunan Urutan Kegiatan
Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen, lingkup proyek disusun
kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan
(jaringan kerja). Di dalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana
meletakkan kegiatan tersebut di tempat yang benar. Pada penyusunan
urutan kegiatan ada beberapa informasi yang harus diperhatikan :
Technological constraints, yang meliputi metode konstruksi,
prosedur, dan kualitas.
Managerial constraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya, dan
kualitas.
External constraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana alam.

c. Perkiraan Kurun Waktu (Durasi)


Setelah jaringan terbentuk, setiap komponen aktivitas menerima perkiraan
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas itu dan perkiraan
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan aktivitas. Durasi suatu
kegiatan adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan.

d. Penyusunan Jadwal
Penyusunan jadwaln ini terdiri dari jaringan kerja yang masing-masing
komponen kegiatannya telah diberi kurun waktu kemudian secara
keseluruhan di analisis dan di hitung kurun waktu penyelesaian, sehingga
dapat diketahui jadwal induk dan jadwal untuk pelaksanaan pekerjaan di
lapangan. Di dalam penyusunan jadwal terdapat jenis aktivitas, urutan
setiap aktivitas, durasi aktivitas, kalender (jadwal hari), milestones, dan
asumsi-asumsi yang diperlukan. Penjadwalan dibagi menjadi dua bagian
utama, yaitu Master Schedule dan Detailed Schedule. Master Schedule
berisikan kegiatan- kegiatan utama dari suatu proyek yang dibuat untuk
tingkat manajemen eksekutif, sedangkan Detailed Schedule berisikan
detail kegiatan-kegiatan utama yang dibuat untuk membantu para
pelaksana dalam pengerjaan di lapangan.

Rescehedulling adalah perbaikan/revisi schedule, reschedulling dilakukan


dengan cara menyesuaikan original schedule dengan kondisi saat ini dan

11
bertujuan

12
untuk antisipasi terjadinya penggeseran konsep pelaksanaan kontraktor,
memperbaiki prestasi kontraktor yang kurang baik dan untuk melakukan analisis
delay.

Reschedulling ini dilakukan dengan menyatakan overlapping. Istilah lain


dari Overlapping adalah fast tracking, maksudnya adalah meninjau lagi
relationship antara aktivitas-aktivitas pada proyek, apakah mungkin ada aktivitas
yang bisa mulai lebih cepat dari yang sudah direncanakan. Jadi mengerjakan
lebih dari satu aktivitas pekerjaan yang tidak berkaitan satu sama lain dalam satu
waktu yang bersamaan, misalnya pekerjaan bata dikerjakan berbarengan dengan
pekerjaan atap (Ervianto, 2004).

Manajemen terus mencari teknik kontrol baru dan lebih baik untuk
mengatasi kompleksitas, data dalam jumlah besar, dan batasan waktu yang ketat
yang menjadi ciri banyak industri dan lingkungan yang sangat kompetitif saat
ini, serta data teknis dan biaya. Selalu mencari cara yang lebih baik untuk
menyajikan. Sejak Perang Dunia II, pengelolaan pembuangan menjadi sangat
penting. Metode penjadwalan yang paling umum adalah (Kerzner, 2000).
a. Gantt (Bar Charts)
b. Milestone charts
Milestone charts berisi informasi tentang :
Tanggal mulai proyek
Tanggal selesai
proyek
Milestone utama lainnya, seperti tinjauan rapat, prototype
yang tersedia, pengadaan, pengujian, dan sebagainya.
Data Items (sering diabaikan).
c. Garis keseimbangan (Line of Balance).
Garis keseimbangan lebih sesuai untuk operasi manufaktur
kegiatan produksi. Namun, garis keseimbangan ini dapat juga
digunakan untuk kegiatan manajemen proyek di mana jumlah kiriman
terbatas harus di produksi dalam jangka waktu tertentu.

d. Jaringan, yang terdiri dari Program Evaluation and Review Technique


(PERT), Critical Path Method (CPM), Precedence Diagram Method
(PDM) dan penjadwalan dengan komputer.
13
2.3.2 Gantt Chart ( Bar Charts)
Gantt Chart ( Bar Charts) atau lebih dikenal di Indonesia sebagai
diagram batang mula-mula dipakai dan diperkenalkan oleh Hendri Lawrence
Gantt pada tahun 1917. Metode tersebut bertujuan mengidentifikasi unsur waktu
dan urutan untuk merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai,
waktu selesai dan waktu pelaporan.

Penggambaran bar chart terdiri dari kolom dan baris. Kolom memiliki
urutan aktivitas yang bergantian. Baris menampilkan periode waktu dalam jam,
hari, minggu, atau bulan. Munculnya batang (bar) pada setiap baris aktivitas
menunjukkan waktu mulai dan berakhirnya aktivitas.

Setiap baris mewakili waktu mulai-hingga-selesai dari satu pekerjaan


dalam satu set pekerjaan dalam proyek. Karena informasi mudah dibuat dan
ditampilkan, dan hanya menyampaikan dimensi waktu setiap aktivitas, diagram
batang adalah alat komunikasi yang sangat baik untuk menjelaskan status
pelaksanaan proyek kepada manajemen senior.

2.3.3 Kurva S atau Hanumm Curve


Callahan (1992) menemukan dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013)
bahwa kurva S direpresentasikan dari grafik batang dengan tujuan untuk
memudahkan melihat kegiatan yang terlibat dalam pemantauan kemajuan
pelaksanaan proyek dikatakan sebagai hasil. di dekat. Menurut Husen (2011
Kurva S adalah diagram yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm
berdasarkan pengamatan dari awal hingga akhir berbagai proyek. Kurva S dapat
mewakili kemajuan proyek berdasarkan aktivitas, waktu, dan upaya yang
dinyatakan sebagai persentase kumulatif dari semua aktivitas proyek. Kurva S
dapat mewakili kemajuan proyek berdasarkan aktivitas, waktu, dan upaya yang
dinyatakan sebagai persentase kumulatif dari semua aktivitas proyek. Visualisasi
Kurva S dapat memberikan informasi tentang kemajuan suatu proyek dengan
membandingkannya dengan jadwal rencana semula. Dari sini Anda dapat melihat
apakah proses proyek akan tertunda atau dipercepat. Catatan ini dapat digunakan
sebagai informasi awal untuk campur tangan untuk memodifikasi proses kontrol
jadwal. Namun informasi tersebut tidak detail dan hanya sebatas menilai
kemajuan proyek saja. Dengan memperbarui sumber daya dan waktu untuk
setiap aktivitas, dapat ditingkatkan lebih lanjut menggunakan metode kopling
14
lain seperti metode diagram batang geser

15
dan perencanaan jaringan.

Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-


masing kegiatan pada suatu periode diantara durasi proyek diplotkan terhadap
sumbu vertikal sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan
membentuk kurva S. Bentuk demikian terjadi karena volume kegiatan pada
bagian awal biasanya masih sedikit, kemudian pada pertengahan meningkat
dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir proyek volume kegiatan kembali
mengecil.

Untuk menentukan bobot pekerjaan, pendekatan yang dilakukan dapat


berupa perhitungan persentase berdasarkan biaya per item pekerjaan/kegiatan
dibagi nilai anggaran, karena satuan biaya dapat dijadikan bentuk persentase
sehingga lebih mudah untuk menghitungnya.

2.3.4 Program Evaluation and Review Teknique (PERT)


Metode PERT dikembangkan pada tahun 1957 oleh Kantor Proyek
Khusus Angkatan Laut, Kantor Proyek Khusus Angkatan Laut, sebagai bagian
dari Proyek Pengembangan Sistem Rudal Polaris. Teknologi ini memungkinkan
untuk mempersingkat pengembangan sistem senjata selama dua tahun, setelah
itu meluas. Pembahasan di bawah ini mengasumsikan bahwa pembaca sudah
familiar dengan CPM. Hal ini dikarenakan perhitungan untuk teknik ini sama
dengan perhitungan CPM.

PERT memiliki banyak kesamaan dengan CPM dan PDM. Seperti CPM,
PERT menggunakan teknik charting Activity On Arrow (AOA). Ini berarti
bahwa panah digunakan untuk menggambarkan aktivitas sementara node
mewakili peristiwa. PERT berorientasi pada peristiwa (event-oriented method),
tidak seperti CPM dan PDM. Artinya, perhitungan dilakukan untuk waktu
kejadian. CPM dan PDM, di sisi lain, berorientasi pada tugas. Dengan kata lain,
perhitungan dilakukan pada saat tugas. PERT pada dasarnya adalah
ketergantungan antara bagian-bagian dari suatu aktivitas yang digambarkan
dalam bentuk diagram jaringan. Ini akan memberi tahu bagian mana dari
aktivitas yang diprioritaskan dan aktivitas mana yang menunggu pekerjaan
diselesaikan. Metode PERT dapat digunakan untuk memperkirakan durasi suatu
proyek dan menghitung nilai probabilitas untuk kegiatan atau keseluruhan

16
proyek.

17
2.3.5 Activity On Arrow (AOA)/ Critical Path Method (CPM)
Diketahui bahwa metode CPM memiliki jalur kritis. H. Jalur yang berisi
kumpulan komponen aktivitas dengan total waktu tertinggi dan waktu
penyelesaian proyek terpendek. Jalur kritis dengan demikian terdiri dari urutan
aktivitas kritis dari aktivitas pertama hingga aktivitas proyek terakhir.
Pentingnya jalur kritis penting bagi pelaksana proyek. Hal ini karena ada
kegiatan di jalur ini yang menunda pelaksanaan dan menunda seluruh proyek.
Kadang-kadang, beberapa jalur kritis ditemukan dalam jaringan (Soeharto,
1999).

Berikut pada Gambar 3.3 ini merupakan contoh dari diagram AOA :

Gambar 2.1 Diagram AOA/CPM


(Sumber: Husen (2011)

Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a) Diagram network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk


menggambarkan kegiatan dan node nya menggambarkan
peristiwanya/event. Node pada permulaan anak panah ditentukan
sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai
I- Node, hubungan keterkaitannya adalah finish-start.
b) Menggunakan perhitungan maju (forward pass) untuk memperoleh
waktu mulai paling awal (EETi = Earliest Event Time Node i) pada I-
Node dan waktu mulai paling awal (EETj = Earliest Event Time Node
j) pada J-Node dari seluruh kegiatan, dengan mengambil nilai
maksimumnya, begitu juga dengan nilai seperti dibawah ini :
EF (Earliest Finish) : Saat paling cepat untuk akhir kegiatan.
ES (Earliest Start) : Saat paling cepat untuk mulai kegiatan.
c) Menggunakan perhitungan mundur (backward pass) untuk
memperoleh waktu mulai paling lambat (LETi = Latest Event Time
Node i) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj = Latest

18
Event Time Node j) pada J- Node dari seluruh kegiatan, dengan

19
mengambil nilai minimumnya, begitu juga dengan nilai seperti
dibawah ini :

LF (Latest Finish) : Saat paling lambat untuk akhir kegiatan.


LS (Latest Start) : Saat paling lambat untuk mulai
kegiatan.

Seperti telah disebutkan diatas, untuk mendapat angka-angka ES, LS, EF,
dan LF, maka dikenal dua perhitungan dalam jaringan kerja AOA, yaitu
perhitungan maju dan perhitungan mundur. Penjelasan keduanya adalah sebagai
berikut (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013) :
1) Perhitungan Maju
Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai suatu cara yang disebut
hitungan maju dengn aturan-aturan yang berlaku sebagai berikut :
a) Kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan baru dapat dimulai bila
kegiatan yang mendahuluinya (predecessor) telah selesai.
b) Waktu paling awal suatu kegiatan adalah = 0.
c) Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
mulai paling awal, ditambah kurun waktu kegiatan yang bersangkutan.
d) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan pendahulunya,
maka ES-nya adalah EF terbesar dari kegiatan-kegiatan tersebut.
2) Perhitungan Mundur
Perhitungan mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu atau tanggal
paling akhir masih dapat memulai dan mengakhiri kegiatan tanpa menunda
kurun waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, yang telah dihasilkan
dari perhitungan maju. Aturan yang berlaku dalam perhitungan mundur
adalah sebagai berikut :
a) Hitungan mundur dimulai dari ujung kanan, yaitu dari hari terakhir
penyelesaian proyek suatu jaringan kerja.
b) Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
selesai paling akhir, dikurangi kurun waktu/ durasi kegiatan yang
bersangkutan, atau LS = LF – D.
c) Bila suatu kegiatan memiliki dua atau lebih kegiatan berikutnya, maka

20
waktu paling akhir (LF) kegiatan tersebut adalah sama dengan waktu

21
mulai paling awal (LS) kegiatan berikutnya yang terkecil.
d) Diantara dua peristiwa tidak boleh ada dua kegiatan di antara dua
peristiwa. Untuk menghindari hal ini, digunakan aktivitas semu atau
dummy tanpa durasi. Menurut Callahan (1992) dalam Widiasanti dan
Lenggogeni (2013), aktivitas dummy hanyalah penggunaan aktivitas
ketika hanya menggunakan satu panah untuk beberapa aktivitas dapat
menimbulkan kesulitan. Dummies membantu menjelaskan hubungan logis
antara aktivitas dan memastikan setiap aktivitas memiliki nomor
simpulnya sendiri. Aktivitas dummy tidak memiliki durasi atau
ketergantungan pada aktivitas lain dan selalu ditampilkan dengan panah
putus-putus. Salah satu cara untuk menentukan apakah Anda
memerlukan aktivitas dummy adalah dengan melihat daftar aktivitas dan
menemukan aktivitas yang berbagi aktivitas sebelumnya.
e) Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis,
dimana pendekatan yang dilakukan hanya menggunakan satu jenis
durasi pada kegiatannya. Lintasan kritis adalah lintasan dengan
kumpulan kegiatan yang mempunyai durasi terpanjang yang dapat
diketahui bila kegiatannya mempunyai Total Float, TF = 0.
f) Float, batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat
dimanfaatkan untuk optimasi waktu dan alokasi sumber daya. Jenis-
jenis float adalah :
1) TF (Total Float)
Suharto (1995) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013)
menjelaskan bahwa durasi keseluruhan atau durasi total adalah jumlah
waktu suatu kegiatan dapat ditunda tanpa mempengaruhi rencana
proyek secara keseluruhan. Lamanya waktu sesuai dengan waktu yang
dihasilkan dari semua kegiatan sebelumnya dimulai sedini mungkin
dan semua kegiatan selanjutnya dimulai selambat mungkin.
Rumus dalam menghitung total float adalah sebagai berikut :
a) Total float suatu kegiatan sama dengan waktu selesai paling akhir,
dikurangi waktu selesai paling awal, atau waktu mulai paling
akhir, dikurangi waktu mulai paling awal kegiatan.
b) Rumus : TF = LF – EF = LS – ES

22
Salah satu syarat yang menunjukkan bahwa suatu kegiatan kritis
atau berada di jalur kritis adalah jika kegiatan tersebut memiliki
TF
= 0.
2) FF (Free Float)
Soeharto (1995) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013)
menyatakan disamping Total float, dikenal juga Free float (FF) atau
Float bebas. FF terjadi bila semua kegiatan pada jalur yang
bersangkutan mulai seawal mungkin. Besarnya FF suatu kegiatan
sama dengan sejumlah waktu dimana penyelesaian kegiatan tersebut
dapat ditunda tanpa memengaruhi waktu mulai paling awal dari
kegiatan berikutnya. Dengan kata lain, float bebas dimiliki oleh satu
kegiatan tertentu, sedangkan float total dimiliki oleh kegiatan-
kegiatan yang berada di jalur yang bersangkutan.
Perhitungan float bebas dapat dilakukan sebagai berikut :
a) Float bebas suatu kegiatan adalah sama dengan waktu mulai
paling awal (ES) dari kegiatan berikutnya dikurangi waktu selesai
paling awal (EF) kegiatan yang dimaksud.
b) Jadi, bila rangkaian terdiri dari kegiatan A(1-2) dan B(2-3) dengan
node 1, 2, 3, maka kegiatan A mempunyai float bebas.
c) Rumus : FF(1-2) = ES(2-3) – EF(1-2).
3) IF (Independent Float)
a) Waktu tenggang yang diperoleh dari saat paling awal peristiwa j
dan saat paling lambat peristiwa i dengan selesainya kegiatan
tersebut.
b) IFij = EETj – LETi - Durasiij

2.3.6 Activity On Node (AON)/Precedence Diagram Method (PDM)


Widiasanti dan Lenggogeni (2013) menyatakan Precedence
Diagramming Method (PDM) merupakan salah satu teknik penjadwalan yang
termasuk dalam teknik penjadwalan network planning atau rencana jaringan
kerja. Berbeda dengan AOA yang menitikberatkan kegiatan pada anak panah,
PDM menitikberatkan kegiatan pada node sehingga kadang disebut juga Activity
On Node. Istilah precedence diagramming pertama kali muncul di tahun 1964
23
pada perusahaan IBM. PDM merupakan versi yang lebih kompleks dari Activity

24
On Node – AON. Ada beberapa perbedaan antara Activity On Arrow (AOA),
AON dengan PDM, yaitu sebagai berikut :
a. Pada AOA, kegiatan yang ditampilkan dengan anak panah, sedangkan AON
dan PDM menggunakan node. Anak panah menunjukkan hubungan logis
antara kegiatan.
b. Pada AOA bentuk node adalah lingkaran, sementara pada AON dan PDM
bentuk node adalah persegi panjang.
c. Ukuran node pada AON dan PDM lebih besar dari node AOA karena berisi
lebih banyak keterangan.
d. Metode perhitungan AOA dan PDM sedikit berbeda.

Berikut pada Gambar 2.2 ini merupakan contoh dari diagram AON :

Gambar 2.2 Diagram AON/PDM


Sumber: Husen (2011)

Setelah dijelaskan beberapa perbedaan yang terdapat pada AOA, AON


dan PDM, metode ini sering digunakan pada software komputer dan
mempunyai karakteristik yang agak berbeda dengan metode Activity On Arrow
Diagram, yaitu (Husen, 2011):
a. Pembuatan diagram network dengan menggunakan simpul/node untuk
menggambarkan kegiatan.
b. Float, waktu tenggang maksimum dari suatu kegiatan

1) Total Float adalah float pada kegiatan : LF – ES – Durasi.


2) Relation Float (RF), float pada hubungan keterkaitan :
FS, RF = LSj – EFi – Lead, SS, RF = LSj – ESi –
Lag FF, RF = LFj – EFi – Lead, SF, RF = LFj – ESi - Lag
c. Lag, jumlah waktu tunggu dari suatu periode kegiatan j terhadap kegiatan i
25
telah dimulai, pada hubungan SS dan SF.
d. Lead, jumlah waktu yang mendahuluinya dari suatu periode kegiatan j
sesudah kegiatan i belum selesai, pada hubungan FS dan FF.
e. Dangling, keadaan dimana terdapat beberapa kegiatan yang tidak
mempunyai kegiatan pendahulu (predecessor) atau kegiatan yang mengikuti
(successor). Agar hubungan kegiatan tersebut tetap terikat oleh satu
kegiatan, dibuatkan dummy finish dan dummy start. Berikut ini merupakan
hubungan keterkaitan antar kegiatan PDM :
1) FS (Finish to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
selesainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
2) SS (Start to Start) : Mulainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.
3) FF (Finish to Finish): Selesainya suatu kegiatan bergantung pada selesai
kegiatan pendahulunya, dengan waktu mendahului lead.
4) SF (Start to Finish) : Selesainya suatu kegiatan bergantung pada
mulainya kegiatan pendahulunya, dengan waktu tunggu lag.

Soeharto (1997) dalam Widiasanti dan Lenggogeni (2013) menyatakan


sama halnya dengan metode penjadwalan jaringan kerja AOA, pada Precedence
Diagramming Method dikenal juga perhitungan maju dan mundur untuk
menghitung lamanya atau waktu kerja proyek. Perhitungan maju dan mundur
pada PDM dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Perhitungan Maju Pada PDM
Tujuan dari perhitungan maju pada PDM adalah untuk menentukan
waktu mulai sedini mungkin. Penghitungan lanjutan memerlukan durasi
aktivitas atau data durasi. Aturan untuk perhitungan forward adalah
sebagai berikut:
1) Angka terkecil yang dapat terjadi pada ES adalah nol. Jadi, aktivitas
pertama yang dibuat ES-nya adalah nol.
2) Aktivitas EF adalah aktivitas ES dijumlahkan dengan durasinya EF =
ES+ D.
3) Nilai ES pada kegiatan berikutnya didapatkan dengan menambahkan
lag pada anak panah dengan nilai EF pada kegiatan sebelumnya sesuai

26
dengan hubungan logis diantara kegiatan tersebut. Berikut ini pada
Gambar 2.3 dan 2.4 merupakan contoh perhitungan maju :

Gambar 2.3 Perhitungan Maju FS


Sumber: Widiasanti dan Linggogeni (2013)

Gambar 2.4 Perhitungan Maju SS


Sumber: Widiasanti dan Lenggogeni (2013)

b. Perhitungan Mundur Pada PDM


Perhitungan mundur diselesaikan dengan menghitung durasi dari
kanan ke kiri diagram. Pada saat melakukan perhitungan mundur maka
kotak Late Start dan Late Finish akan terisi. Langkah perhitungan
mundur adalah sebagai berikut :
1) Nilai terbesar yang mungkin terjadi untuk LS atau LF adalah nilai
durasi proyek.
2) Nilai LS adalah LF dikurangi durasi kegiatan.

3) Nilai LF pada kegiatan sebelum didapat dari nilai LS dikurangi lag


pada anak panah pada kegiatan sesudah. Berikut ini pada Gambar 2.5
dan 2.6 merupakan contoh perhitungan mundur :

27
Gambar 2.5 Perhitungan Mundur FS
Sumber: Widiasanti dan Lenggogeni (2013)

Gambar 2.6 Perhitungan Mundur SS


Sumber: Widiasanti dan Lenggogeni (2013)

Widiasanti dan Lenggogeni (2013) dalam Callahan (1992) menemukan


bahwa diagram prioritas dapat digunakan untuk menggambarkan dengan mudah
hubungan logis antara tugas-tugas konstruksi yang kompleks, terutama ketika
banyak tugas terjadi secara bersamaan. Juga, PDM cenderung lebih kecil dalam
ukuran manufaktur. Hal terpenting dalam membuat PDM adalah tidak
membutuhkan banyak waktu bagi perencana untuk membuat rencana PDM
karena PDM siap untuk diproduksi lebih cepat. Selain itu, PDM menghilangkan
kebutuhan akan aktivitas dummy dan detail tambahan untuk menunjukkan
tumpang tindih antar aktivitas.

PDM sangat berguna pada saat menyajikan kegiatan-kegiatan konstruksi


yang berulang atau repetitif, seperti pada proyek pembangunan gedung
bertingkat ataupun jalan raya. Metode ini mampu membuat model dari kegiatan-
kegiatan yang saling bertumpuk tanpa harus membagi kegiatan-kegiatan
tersebut. Penambahan hubungan antar kegiatan dapat dilakukan pada PDM dan
dapat mengarahkan penjadwal untuk berasumsi bahwa hasil jadwal akan lengkap
dan akurat. Kegagalan dalam mempertimbangkan hubungan dalam membuat

28
penjadwalan akan membuat sebuah PDM menjadi tidak seakurat penjadwalan
dengan barchart (Widiasanti dan Lenggogeni, 2013).

PDM yang menggunakan lag menambahkan elemen ketidakpastian dan


banyaknya jenis hubungan dalam penjadwalan ini menyebabkan analisis
jaringan kerjanya menjadi lebih sulit dibandingkan dengan metode diagram
AOA. Karena hal ini, biasanya penjadwal menyarankan penggunaan hubungan
hanya finish to start (FS) untuk menghindari penumpukan (overlap) dan lag
sehingga jadwal menjadi lebih mudah dimengerti dan dianalisis. Akan lebih
mudah menganalisis sebuah jaringan kerja dengan hubungan antar kegiatan
sederhana. Hubungan logis Start to start, start to finish, atau finish to finish
sebaiknya digunakan hanya jika terjadi hubungan antar kegiatan yang tidak
dapat direpresentasikan dengan hubungan finish to start (Widiasanti dan
Lenggogeni, 2013).

2.3.7 Jalur Kritis dan Perhitungannya


Pada metode jaringan diketahui terdapat jalur kritis dengan total durasi
rangkaian kegiatan paling lama dan waktu penyelesaian proyek paling cepat.
Jalur kritis terdiri dari urutan aktivitas kritis dari aktivitas pertama hingga
aktivitas proyek terakhir. Di sepanjang jalur ini, terdapat kegiatan-kegiatan yang
jika tertunda dalam pelaksanaannya akan menyebabkan keterlambatan proyek
secara keseluruhan.
Dalam jalur kritis dikenal beberapa istilah sebagai berikut :

Waktu paling awal peristiwa dapat terjadi atau Earliest Time (ET = E ).

Waktu paling akhir peristiwa boleh terjadi atau Latest Time (LT = E ).

Waktu mulai paling awal suatu kegiatan atau Earliest Start Time (ES).

Waktu selesai paling awal suatu kegiatan atau Earliest Finish Time (ET)

Waktu paling akhir kegiatan boleh mulai atau Latest Start Time (LS).

Waktu paling akhir kegiatan boleh selesai atau Latest Finish Time (LF).

Kurun waktu suatu kegiatan atau duration (D).

Soeharto, (1995)

29
A. Hitung Maju

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal berikut :

Menghasilkan ES,EF dan Durasi penyelesaian proyek.

Diambil angka ES terbesar bila lebih dari satu kegiatan bergabung.

Notasi (i) bagi kegiatan terdahulu ( predecessor ) dan (j) bagi kegiatan

yang sedang ditinjau.

Waktu awal dianggap nol.

Prosedur perhitungan maju adalah sebagai berikut :

1. Waktu mulai paling awal dari kegiatan yang sedang ditinjau ES (j), adalah

sama dengan angka terbesar dari jumlah angka kegiatan trdahulu ES (i)

atau EF (i) ditambah konstrain yang bersangkutan. Karena terdapat empat

konstrain maka bila dituliskan dengan rumus menjadi :

2. Angka waktu selesai paling awal kegiatan yang sedang ditinjau EF (j), adalah

sama dengan angka waktu mulai paling awal kegiatan tersebut ES

(j),ditambah durasi kegiatan yang bersangkutan D (j) atau ditulis dengan

rumus menjadi :

EF (j) = ES (j) + D (j)

B. Hitungan Mundur

Berlaku dan ditujukan untuk hal-hal berikut :

30
Menentukan LS,LF dan Durasi float.

Bila lebih dari satu kegiatan bergabung diambil angka LS terkecil.

31
Notasi (i) dari kegiatan yang sedang ditinjau sedangkan (j) adalah kegiatan

berikutnya

Prosedur perhitungan maju adalah sebagai berikut :

1. Hitung LF (i), waktu selesai paling akhir kegiatan (i) yang sedang ditinjau,

yang merupakan angka terkecil dari jumlah kegiatan LS dan LF ditambah

konstrai yang bersangkutan.

2. Waktu mulai paling akhir kegiatan yang sedang ditinjau LS (i), adalah

sama dengan waktu selesai paling akhir kegiatan tersebut LF (i), dikurangi

kurun waktu yang bersangkutan atau :

LS (i ) = LF (i) – D (i)

Jalur kritis memiliki sifat dan syarat sebagai berikut :

1. Pada kegiatan pertama ES = LS

2. Pada kegiatan terakhir LF = EF

3. Float total TF = 0

2.3.8 Perhitungan Total Float


Total float adalah dalah jumlah waktu suatu kegiatan dapat ditunda tanpa
mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan. Total float ini
dibagi oleh semua aktivitas di jalur itu. Saat digunakan dalam suatu aktivitas,
total float yang tersedia sama dengan total float asli dikurangi porsi yang
digunakan.

32
Dengan memiliki total float, pelaksanaan kegiatan dalam jalur yang

33
bersangkutan dapat ditunda dan diperpanjang sampai batas tertentu, yang
sampai total float sama dengan nol. Gambar 2.7 menunjukkan posisi dan
hubungan total float dan parameter-parameter yang lain. Terlihat bahwa total
float dapat berapa pada ES atau LS., bahkan dapat dipecah-pecah sesuai
kebutuhan, asalkan masih dalam batas L(j)- E(i).

Pengertian diatas berguna bagi pengelolah proyek, terutama untuk


memecahkan masalah pemerataan pengunaan sumber daya (resource leveling).

Total float dapat dihitung dengan rumus :

TF = LF – EF = LS-ES, atau
TF = L (j) – E (i) – D (i-j)

Gambar 2.7 Posisi dan hubungan antara ES, LS, EF, LF dan TF

34
2.4 Analisa Time Cost Trade Off

Metode untuk mempercepat atau mengkompres durasi proyek salah satunya


adalah TCTO (Time Cost Trade Off) atau biasa disebut metode pertukaran waktu dan
biaya. Perhitungan dalam proses percepatan ini hanya dilakukan pada aktivitas-
aktivitas yang berada pada lintasan kritis dengan maksud agar dicapai pengurangan
waktu proyek sebesar-besarnya dengan pengeluaran biaya yang sekecil-kecilnya.
Dalam hal ini ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mempercepat
durasi total proyek, yaitu :
1. Penambahan Jumlah Jam Kerja ( Kerja Lembur )
Kerja lembur (Working Overtime) dapat dilakukan dengan menambah
jam kerja perhari tanda menambah pekerja. Penambahan ini bertujuan untuk
memperbesar produksi selama satu hari sehingga menyelesaikan suatu
aktivitas akan lebih cepat. Yang perlu diperhatikan didalam menambah jam
kerja adalah lamanya waktu bekerja seseorang dalam satu hari. Jika seseorang
terlalu lama bekerja selama satu hari, maka produtifitas orang tersebut akan
menurun karena terlalu lelah.
2. Penambahan Tenaga Kerja
Penambahan tenaga kerja dimaksudkan penambahan perkerja dalam
satu unit pekerja untuk melaksanakan suatu aktivitas tertentu tanpa
menambah jam kerja. Dalam penambahan jumlah tenaga kerja yang perlu
diperhatikan adalah ruang kerja yang tersedia apakah terlalu sesak, karena
penambahan tenaga kerja pada suatu aktivitas tidak boleh menggangu
pemakaian tenaga kerja untuk aktivitas yang lain yang sedang berjalan pada
saat yang sama. Selain itu harus diimbangi dengan penambahan pengawasan
karena ruang kerja yang sesak dan pengawasan yang kurang akan
menurunkan produktivitas kerja.
3. Penggantian Dan Penambahan Peralatan
Penambahan peralatan dimaksudkan untuk menambah produktivitas.
Namun perlu diperhatikan adanya penambahan biaya langsung untuk
mobilisasi dan demobilisasi alat tersebut. Durasi proyek juga dapat dipercepat
dengan penggantian peralatan yang mempunyai produktivitas lebih tinggi.
Juga perlu diperhatikan luas lahan untuk menyediakan tempat bagi peralatan
tersebut dan pengaruhnya terhadap produktivitas tenaga kerja.
35
4. Pemilihan Sumber Daya Manusia Yang Berkualitas

36
Yang dimaksud dengan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
tenaga kerja yang mempunyai tingkat produktivitas yang tinggi dengan hasil
yang baik. Dengan memperkerjakan tenaga kerja yang berkualitas, maka
aktivitas akan lebih cepat.
5. Penggunaan Metode Konstruksi Yang Efektif
Metode konstruksi berkaitan erat dengan sistem kerja dan tingkat
penguasaan pelaksana terhadap metode tersebut serta ketersediaan sumber
daya yang dibutuhkan. Metode konstruksi yang tepat dan efektif akan
mempercepat penyelesaian aktivitas yang bersangkutan.
Cara-cara tersebut dapat dilaksanakan secara terpisah maupun
kombinasi, misalnya kombinasi penambahan jam kerja sekaligus penambahan
jumlah tenaga kerja, biasanya disebut dengan giliran (shift), dimana unit
untuk pagi sampai sore berbeda dengan unit pekerja untuk sore sampai malam
hari.

Ada beberapa alasan mendasar untuk memperpendek durasi proyek. Alasan


untuk ini termasuk, misalnya, tekanan persaingan internasional, pemberian insentif
kepada pemrakarsa proyek jika proyek selesai lebih awal, dan risiko penyebab yang
tidak terduga seperti gangguan cuaca, kesalahan desain awal, kesalahan desain, dan
kerusakan mesin. Hal ini mungkin. dan peralatan, serta jangka waktu pelaksanaan
proyek harus dipersingkat. Namun, untuk mempersingkat durasi proyek ini, biaya
terkait dapat meningkat melebihi rencana sebelumnya. Jika kami mengurangi
ketersediaan untuk mempercepat penyelesaian proyek, kami berusaha menekan
biaya tambahan yang dikeluarkan serendah mungkin.
Disamping itu harus diperhatikan pula bahwa penekanannya hanya dilakukan
pada aktivitas-aktivitas yang ada pada lintasan kritis. Apabila penekanan dilakukan
pada kegiatan yang tidak berada di lintasan kritis, maka waktu penyelesaian
keseluruhan tidak akan berkurang. (Soeharto, 1995).

37
Gambar 2.8 Grafik Hubungan Waktu dan Biaya
Sumber: iman soeharto, (1995)

Gambar 2.9 Hubungan Antara Waktu Dan Biaya Normal Dan Dipersingkat
Untuk Satu Kegiatan
Sumber: iman soeharto, (1995)

Dengan diketahui bentuk kurva hubungan waktu dan biaya suatu kegiatan,
maka pertambahan biaya langsung (direct cost) untuk mempercepat suatu aktivitas
persatuan waktu atau slope biaya (cost slope) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
38
BIAYA DIPERSINGKAT - BIAYA NORMAL
SLOPE BIAYA
= WAKTU NORMAL - WAKTU DIPERSINGKAT

2.5 Perangkat Lunak Microsoft Project (Ms Project)

Ada berbagai perangkat lunak yang tersedia untuk membantu


mengoptimalkan manajemen rencana proyek. Salah satu software yang paling
populer adalah Microsoft Project (Ms Project). Ms Project telah dikembangkan sejak
tahun 1984 berdasarkan Ms-DOS. Perangkat lunak tersebut kemudian dikembangkan
berbasis Windows dan disebut Microsoft Project (Harsanto, 2011). Menurut Erizal
(2007), Ms Project bertujuan untuk membantu manajer proyek mengembangkan
rencana, menetapkan sumber daya untuk tugas, melacak kemajuan, mengelola
anggaran, dan menganalisis beban kerja Program perangkat lunak manajemen
proyek yang dikembangkan dan dipasarkan oleh Microsoft. Gambar 2.10
menunjukkan tampilan pertama halaman Ms Project dan bagian-bagiannya.

Gambar 2.10 Tampilan Awal Ms Project

Istilah-istilah pada Gambar 2.9 memiliki deskripsi sebagai berikut (Chatfield


dan Johnson, 2013) :
a. Quick Access Toolbar, yaitu area yang dapat disesuaikan untuk menambahkan
perintah yang sering digunakan.
b. Tabs pada ribbon mengganti menu pull-down dan toolbar yang mungkin sudah
39
dikenal. Ribbon berisi perintah yang akan digunakan selama pengerjaan proyek.
c. Group, adalah kumpulan perintah yang terkait. Setiap tab dibagi menjadi
beberapa kelompok.
d. Command, yaitu fitur spesifik yang digunakan untuk melakukan tindakan dalam
proyek. Setiap tab berisi beberapa command. Beberapa perintah, seperti Cut
yang ada di tab Task, Change Working Time pada tab Project, dan sebagainya.
Pada command dapat dilihat deskeipsi sebagian besar perintah dengan
mengarahkan pointer mouse pada command yang diinginkan.
e. View or Report Label, muncul di sepanjang tepi kiri tampilan aktif Ms project.
Proyek mencakup puluhan tampilan, jadi ini adalah pengingat praktis tentang
tampilan aktif.
f. View Shortcuts, memungkinkan untuk beralih dengan cepat antara beberapa
tampilan yang sering digunakan di Proyek.
g. Zoom Slider, memperbesar tampilan aktif yang masuk atau keluar.
h. Status Bar, menampilkan beberapa detail penting seperti mode penjadwalan
tugas baru (manual atau otomatis) dan apakah filter telah diterapkan pada
tampilan aktif.
i. Menu Shortcut dan Mini Toolbar dapat diakses dengan mengklik kanan sebagian
besar item pada sebuah tampilan aktif, seperti yang terlihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Tampilan Menu Shortcut dan Mini Toolbar

j. Nama Tugas (Task Names)

40
Tugas adalah lembar kerja yang berisi detail pekerjaan. Jenis pekerjaan dalam

41
suatu proyek sering disebut tugas. Ada jenis pekerjaan yang bersifat global,
hingga ke detail terkecil.
Nama tugas harus mudah dikenali dan masuk akal bagi orang-orang yang
akan mengerjakan proyeknya. Beberapa panduan untuk membuat nama tugas
yang baik :
Menggunakan ungkapan kata kerja singkat yang menjelaskan pekerjaan
yang harus dilakukanm seperti “Edit Manuskrip.”
Jika tugas/tasks disusun menjadi struktur garis besar, jangan ulangi
rincian dari ringkasan nama tugas di subtask kecuali jika untuk
menambahkan kejelasan.
Jika tugas memiliki sumber daya yang akan dimasukkan dalam Project,
jangan masukkan di task name.
Semua tugas di Project memiliki salah satu dari dua mode penjadwalan yang
mengontrol bagaimana tugas dijadwalkan: manual (default) atau penjadwalan
otomatis. Gambar 2.12 menunjukkan tampilan nama tugas Ms Project.

Gambar 2.12 Tampilan Menu Shortcut dan Mini Toolbar

k. Durasi (Duration)
l. Durasi tugas mewakili perkiraan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
tugas. Proyek dapat bekerja dengan durasi tugas mulai dari menit hingga
bulan, tergantung pada ruang lingkup rencana yang disepakati. Mampu
menentukan durasi tugas adalah keuntungan menggunakan Ms Project dan
membantu pekerjaan lebih terorganisir.

42
m. Start

Start / awal mulai adalah tanggal dimulainya kegiatan atau pekerjaan. Benih
ini dapat diatur di awal, atau perencanaan, dari proyek Microsoft. Microsoft
Project dapat dijadwalkan secara otomatis, sehingga tanggal mulai semua
aktivitas secara otomatis ditangkap dalam hubungan antar pekerjaan.
n. Finish

Finish / akhir adalah tanggal berakhirnya pekerjaan. Jika tanggal mulai dan
durasi aktivitas sudah dimasukkan, tanggal akhir juga akan dimasukkan secara
otomatis.
o. Milestone Task

Selain merekam tugas yang harus diselesaikan, mempertimbangkan


peristiwa penting dalam rencana proyek yang dibuat di Ms Project. Akhir dari
tahapan utama perencanaan proyek. Untuk melakukan ini, dapat membuatnya
melalui tugas milestone. Tugas Milestone adalah peristiwa penting yang dapat
terjadi bersamaan dengan perencanaan proyek (seperti menyelesaikan fase kerja)
atau bersamaan dengan perencanaan proyek (seperti tenggat waktu aplikasi
pendanaan). Karena milestone task biasanya tidak mencakup pekerjaan apapun,
maka durasi pengerjaannya adalah nol. Gambar 2.13 adalah contoh milestone
task.

Gambar 2.13 Milestone Task

43
p. Dependensi (Ketergantungan)

Hubungan penjadwalan antara tugas disebut dependensi. Misalnya, "Awal


tugas ini tergantung pada penyelesaian tugas sebelumnya". Sebagian besar
rencana memerlukan tugas yang harus dilakukan dalam urutan tertentu.
Misalnya, tugas menulis bab dari sebuah buku harus diselesaikan sebelum tugas
mengedit bab terjadi. Kedua tugas ini memiliki hubungan akhir-awal dengan
dua aspek: Tugas kedua harus terjadi setelah tugas pertama, ini adalah
sebuah urutan.
Tugas kedua hanya bisa terjadi jika tugas pertama selesai, ini
adalah ketergantungan.

Dalam Ms Project, tugas pertama (menulis satu bab) disebut pendahulunya


(predecessor) karena mendahului tugas yang bergantung padanya. Tugas kedua
(pengeditan bab) disebut penerus (successor) karena berhasil atau mengikuti
tugas yang tergantung padanya. Setiap tugas bisa menjadi predecessor untuk
satu atau beberapa tugas pengganti. Demikian juga tugas apapun bisa menjadi
successor satu atau lebih tugas pendahulunya. Terdapat empat hubungan
ketergantungan pada Ms Project seperti yang terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Hubungan Ketergantungan Antar Tugas Pada Ms Project

Hubungan Bentuk Dalam


Deskripsi Contoh
Ketergantungan Gantt Chart
Tanggal akhir tugas
Bab sebuah
pendahulu
buku harus
(predecessor)
Finish-to-start ditulis sebelum
menentukan tanggal
(FS) bisa di edit
mulai dari tugas
penerus (successor).
Ini adalah hubungan
tugas yang biasanya
terjadi

44
Melakukan page
layout dan
Tanggal awal
menyiapkan
predecessor
Start-to-start (SS) kertas untuk di
menentukan tanggal
cetak
mulai dari successor
berhubungan
erat dan harus
dimulai
bersamaan

Tugas yang
membutuhkan
Tanggal akhir
Finish-to-finish peralatan
predecessor
(FF) khusus harus
menentukan tanggal
diakhiri saat
akhir successor
masa sewa
peralatan
berakhir

Waktu ketika
Tanggal mulai
mencetak harus
Start-to-finish (SF) predecessor
dimulai ketia
menentukan tanggal
tugas pemilihan
akhir dari sucessor
binder berakhir

q. Lead dan Lag Time

Lead time menyebabkan tugas successor dimulai sebelum tugas


predecessor berakhir (terjadi penumpukan waktu).
Lag time menyebabkan tugas successor dimulai beberapa saat
setelah tugas predecessor berakhir.

45
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bagan Alur Penelitian


Perlu adanya perencanaan proses kerja yang terstruktur untuk memudahkan
pelaksanaan tugas akhir sehingga pengerjaan dapat dilakukan dengan lebih mudah
dan terarah. Tahapan pengerjaan tugas akhir diuraikan dengan alur kerja yang
ditunjukkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Gambar Alur Metodologi Penelitian

47
Gambar 3. 2 Lanjutan Gambar Alur Metodologi Penelitian

48
3.2 Perumusan Masalah
Dalam Perumusan masalah merupakan tahap awal dalam pengerjaan tugas
akhir, di mana beberapa pertanyaan diajukan merupakan penyebab dari masalah
yang terjadi pada tugas akhir ini, dan beberapa masalah perlu ditekan. Dengan
begitu, bisa lebih fokus pada pengerjaan dan bisa terarah. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut merupakan inti dari tugas akhir ini. Pada akhir pengerjaan tugas akhir
diharapkan permasalahan yang diangkat dapat diselesaikan.

Permasalahan yang diangkat pada tugas akhir ini adalah percepatan proyek
Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 di Akademi Angkatan Udara
Yogyakarta yang direncanakan 600 hari pelaksanaannya, namun dengan pemintaan
owner pekerjaan dipercepat selamat 490 hari. Pada saat dinyatakan percepatan
progres di lapangan sudah mencapai 73%.

Untuk itu, diperlukan adanya suatu tindakan yang terencana untuk


menemukan solusi mengatasi suatu proyek yang mengalami percepatan. Solusi yang
ditawarkan pada tugas akhir ini adalah dengan melakukan rencana action plan
percepatan, mencari durasi maksimal percepatan setelah dilakakukan reschedulling,
mencari perbandingan durasi jadwal perencanaan awal dengan durasi setelah
dilakukan reschedulling, dan mencari perbandingan biaya awal dengan setelah
dilakukan reschedulling.

3.3 Studi Litelatur Sebagai Dasar Penyusunan Tugas Akhir

Tahap studi literatur mencari tinjauan pustaka yang diperlukan untuk


mendukung pemecahan masalah yang muncul pada tahap perumusan masalah.
Dasar-dasar teori tersebut dapat dilakukan dengan membaca buku, jurnal, paper,
ataupun tugas akhir sebelumnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat
pada tugas akhir ini.
Literatur yang dibutuhkan untuk mendasari pemecahan masalah pada tugas
akhir ini adalah referensi studi jurnal dan paper mengenai manajemen proyek,
manajemen penjadwalan, kurva s, Activity On Arrow Diagram (AOA)/ Critical Path
Method (CPM), Activity On Node (AON) Precedence Diagram Method (PDM), jalur
kritis dan perhitungannya, perhitungan total float, analisis time cost trade off, dan
49
perangkat lunak microsoft project.
Data-data yang mengacu pada standar pedoman dalam percepatan proyek
Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 di Akademi Angkatan Udara
Yogyakarta yang menjadi lokasi studi pengerjaan tugas akhir juga diperlukan untuk
dijadikan dasar dalam pengerjaan tugas akhir ini.

3.4 Lokasi Penelitian

Objek penelitian dalam pembahasan skripsi ini yaitu proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1, Proyek ini berlokasi di Akademi Angkatan Udara
Yogyakarta.

LOKASI

Gambar 3. 3 Lokasi Penelitian

3.5 Pengumpulan Data

Selanjutnya dilakukan pengumpulan data-data yang diambil dari proyek


Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1. Adapun data-data yang diperlukan
dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah :

1. Rencana anggaran biaya (RAB) dan Analisa harga satuan


2. Time schedule awal proyek 600 hari
3. Time schedule setelah percepatan 490 hari
4. Metode konstruksi yang digunakan, ketersediaan tenaga kerja, dan alat di

50
lapangan

Data-data yang diperoleh dari proyek kemudian diolah dan dihitung kembali
menggunakan program Ms. Project.

3.6 Menentukan Normal Duration

Normal Duration (Durasi Normal) adalah durasi yang ditentukan dalam


mengerjakan aktivitas-aktivitas proyek tanpa dilakukan percepatan.
Pada tugas akhir ini, durasi normal pengerjaan proyek didapatkan dari
penjadwalan proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 di Akademi
Angkatan Udara.

3.7 Menentukan Normal Cost

Normal Cost (Biaya Normal) adalah biaya yang dikeluarkan dalam


melakukan aktivitas-aktivitas proyek selama durasi normal pengerjaan proyek.
Pada tugas akhir ini, biaya normal pengerjaan proyek didapatkan dari data
proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 di Akademi Angkatan
Udara.

3.8 Menentukan Newtwork Planing dan Mencari Lintasan Kritis

Network planning adalah kegiatan penyusunan aktivitas pengerjaan proyek


yang sedang atau akan dikerjakan. Dalam penyusunan network planning, dilakukan
penguraian detail semua aktivitas proyek dari awal hingga berakhirnya proyek.
Langkah dalam membuat network diagram adalah sebagai berikut:
1. Meguraikan setiap aktivitas, bila terdapat pengerjaannya yang bersamaan
pada suatu aktivitas dengan aktivitas yang lainnya maka aktivitas itu
dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan banyak waktu yang
bersamaan tersebut.
2. Menentukan kegiatan yang mendahului kegiatan yang lainnya.
3. Menyusun durasi tiap-tiap pekerjaan sesuai data penjadwalan masing-
masing pekerjaan.
4. Menyusun PDM sesuai dengan urutan pekerjaanya.
5. Menentukan lintasan kritis.
51
3.9 Identifikasi Item Pekerjaan

Untuk menentukan identifikasi item pekerjaan yang akan dilakukan


percepatan durasi maksimal adalah sebagai berikut :
1. Menentukan pada lintasan kritis
2. Pada jalur lintasan paling sedikit
3. Jumlah tenaga kerja terkecil per hari
4. Durasi paling panjang
5. Usahakan pada pekerjaan yang belum dikerjakan atau belum selesai
6. Mempunyai biaya terendah

3.10 Analisa Alternatif Percepatan Terhadap Waktu dan Biaya Optimasi

Setelah pengolahan data dan identifikasi aktivitas telah dilalui, dilakukan


analisa alternatif percepatan terhadap waktu dan biaya. Pada tahap ini, beberapa
alternatif yang dapat dilakukan untuk mempercepat durasi yang sesuai dengan hasil
identifikasi aktivitas ditentukan dan kemudian dianalisa terhadap waktu dan biaya
optimasi. Hasil analisa ini kemudian divalidasi pada tahap selanjutnya.
Langkah-langkah percepatan durasi pengerjaan adalah sebagai berikut:
1. Menyusun aktivitas yang ada pada pekerjaan proyek tersebut, mencari
lintasan kritis dari setiap akitivitas- aktivitas yang ada.
2. Mengidentifikasi aktivitas yang berada pada lintasan kritis dengan risiko
keterlambatan tinggi untuk menentukan alternatif percepatan yang akan
digunakan.
3. Menentukan alternatif percepatan yang akan digunakan dalam
melakukan percepatan penyelesaian kegiatan konstruksi.
4. Menetukan normal cost untuk semua kegiatan. Normal cost yang
digunakan pada perhitungan crash cost adalah normal cost upah/jam
yang didapatkan dari upah/hari dibagi dengan lamanya waktu bekerja.
5. Menentukan crash duration dan crash cost dari kegiatan. Setelah itu
diperoleh produktivitas crashing. Produktivitas crashing berbeda-beda
sesuai dengan alternatif percepatan yang digunakan. Produktivitas
crashing digunakan dalam perhitungan crash duration yaitu dengan
membagi volume pekerjaan dengan produktivitas crashing yang

52
didapatkan. Crash cost diperoleh dari harga satuan alternatif
percepatannya dikaliakan dengan produktifitas crashing.

Pada akhir pengerjaan skripsi ini akan ditarik suatu kesimpulan dari
keseluruh kegiatan yang dilakukan. Kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban
dari permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. Kesimpulan diperoleh dari hasil
rangkuman semua proses kegiatan dan data yang dilakukan selama mengerjakan
skripsi ini.

53
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Proyek


4.1.1 Data Umum Proyek
Data umum proyek ini pada penelititan ini adalah :
Paket pekerjaan : Proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap
1 Lokasi pekerjaan : Akademi Angkatan Udara Yogyakarta
No./Tgl.Kontrak : KPK/730/6092/FASKON/RP-MDL/2021/AU
tanggal 25 Maret 2021
Amandemen Kontrak : 498/AMD I/730/6092/FASKON/RP-MDL/2021/AU
tanggal 9 November 2021
Nilai kontrak : Rp. 14.395.000.000 (Empat Belas Milyar Tiga Ratus
Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah)
Sumber dana : DIPA 2021-2022
Pemilik proyek : PPK Mabesau Dinas Fasilitas dan Konstruksi
Durasi proyek : 572 hari (durasi proyek awal) dan 462 hari (durasi
amandemen 1)
Tahun anggaran : 2021-2022
Jumlah Lantai : 2 Lantai
Panjang bangunan : 42 Meter
Lebar bangunan : 17 Meter
Tinggi bangunan : 10,3 Meter
Penyedia jasa : PT Mustika Lastari Jaya
Pengawas : Direksi Mabesau
Durasi proyek mengalami amandemen (dari 572 hari menjadi 462 hari)
dikarenakan bangunan skadron taruna tahap 1 ini harus segera ditempati
tertuang dalam surat amandemen nomer 498/AMD I/730/6092/FASKON/RP-
MDL/2021/AU tanggal 9 November 2021.

4.1.2 Data Rincian Rencana Anggaran Biaya


Data rincian RAB didapat dari kontraktor pelaksana sebagai salah satu
acuan pengolahan data menggunakan miscrosoft project. Data RAB terdapat
uraian item pekerjaan, volume pekerjaan, dan harga satuan. Rencana Anggaran
54
Biaya ini perkiraan dari biaya proyek sehingga pelakasanaan proyek dapat
efektif dan efisien.
Tabel 4.1 : Rekapitulasi Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat Kantor
Skadron Taruna Tahap 1
REKAPITULASI
RENCANA ANGGARAN BIAYA
RENOVASI BERAT KANTOR SKADRON TARUNA TAHAP I
DI AKADEMI ANGKATAN UDARA
DIPA 2021-2022

A Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kanan) 11.511.120.350,79


I Pekerjaan Persiapan Rp. 115.252.093,60
II Pekerjaan Tanah Dan Pasir Rp. 270.297.798,61
III Pekerjaan Struktur Beton Rp. 3.265.065.319,93
IV Pekerjaan Pasangan Rp. 1.078.892.425,55
V Pekerjaan Lantai Dan Keramik Rp. 700.675.090,03
VI Pekerjaan Kuda-kuda, Atap Dan Plafond Rp. 746.897.732,03
VII Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela Rp. 1.058.293.454,10
VIII Pekerjaan Pengecatan dan Wallpaper Rp. 457.247.984,48
IX Pekerjaan Sanitasi Rp. 207.454.988,43
X Pekerjaan Instalasi Listrik Rp. 306.995.005,80
XI Pekerjaan Air Conditioner Rp. 380.198.849,92
XII Pekerjaan Kabel Feeder Rp. 10.407.600,00
XII Pekerjaan Panel listrik Rp. 72.318.755,00
XIII Pekerjaan instalasi telekomunikasi Rp. 186.900.000,00
XIV Pekerjaan instalasi Air Rp. 43.805.033,79
XV Sarana dan Prasarana Rp. 2.610.418.219,51

B Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kiri) 1.575.954.636,76


I Pekerjaan Persiapan Rp. 121.052.093,60
II Pekerjaan Tanah Dan Pasir Rp. 270.297.798,61
III Pekerjaan Struktur Beton Rp. 1.184.604.744,55
Jumlah Rp. 13.087.074.987,56
PPN 10% Rp. 1.308.707.498,76
Jumlah Rp. 14.395.782.486,31
Dibulatkan Rp. 14.395.000.000,00

Terbilang: Empat belas milyar tiga ratus sembilan puluh lima juta rupiah

Dari tabel di atas terbagi menjadi dua gedung, pekerjaan A dan pekerjaan
B. Untuk pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (sayap kanan) tebagi
menjadi 16 sub bidang pekerjaan dengan nilai anggaran Rp 11.511.120.350,79,
sedangkan pekerjaan B, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (sayap kiri) terbagi
menjadi 3 sub bidang pekerjaan dengan nilai anggaran Rp 1.575.954.636,76.
Nilai total pekerjaan Rp 14.395.000.000,00 (Empat belas milyar tiga ratus
sembilan puluh lima juta rupiah).

55
Tabel 4.2 : Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat Kantor
Skadron Taruna Tahap 1
RENCANA ANGGARAN BIAYA
RENOVASI BERAT KANTOR SKADRON TARUNA TAHAP I
DI AKADEMI ANGKATAN UDARA
DIPA 2021-2022

NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


SATUAN ( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

A Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kanan)

I Pekerjaan Persiapan
1 Pek. Pengukuran dan bouwplank 142,00 m' 56.704,88 8.052.093,60
2 Pek. Bongkaran bangunan lama 1,00 Ls 70.000.000,00 70.000.000,00
3 Mob demob alat bore pile 1,00 ls 10.000.000,00 10.000.000,00
4 Pembersihan dan pembuangan bekas bore pile 1,00 ls 5.000.000,00 5.000.000,00
5 Tebang pohon 9,00 batang 1.200.000,00 10.800.000,00
6 Bongkar canopy bangunan lama kiri dan kanan 132,00 m2 75.000,00 9.900.000,00
7 Bongkar tiang besi dan monumen 1,00 unit 1.500.000,00 1.500.000,00
Jumlah I … 115.252.093,60

II Pekerjaan Tanah Dan Pasir


1 Pek. Galian tanah pondasi kedalaman 1 m 243,04 m³ 83.716,88 20.346.758,59
2 Pek. Galian tanah pondasi boredpile 456,00 m' 200.000,00 91.200.000,00
3 Urugan tanah kembali 81,01 m³ 27.905,63 2.260.750,95
4 Urugan pasir bawah pondasi dan sloof tebal 10 cm 24,43 m³ 221.844,15 5.420.539,96
5 Urugan pasir bawah lantai 71,40 m³ 221.844,15 15.839.672,31
7 Urugan sirtu peninggian lantai T = 70 cm dipadatkan 452,20 m³ 299.049,26 135.230.076,80
Jumlah II … 270.297.798,61

III Pekerjaan Struktur Beton


1 Lantai Kerja pile cap dan tie beam 12,22 m³ 741.238,04 9.055.705,12
2 Pek. Beton pondasi boredpile
- Beton K-300 ready mix 41,54 m³ 1.310.295,53 54.429.676,11
- Pembesian U-39 7.194,12 kg 19.661,15 141.444.600,34
3 Pek. Beton pile cap 70 x 150 c 70
- Beton K-300 ready mix 41,90 m³ 1.310.295,53 54.894.831,02
- Pembesian U-39 9.216,90 kg 19.661,15 181.214.876,48
- Begesting 175,56 m² 176.796,29 31.038.356,67
4 Pek. Beton Tie Beam TB 1 30/40
- Beton K-300 ready mix 6,24 m³ 1.310.295,53 8.176.244,08
- Pembesian U-39 1.873,44 kg 19.661,15 36.833.895,17
- Begesting 41,60 m² 186.704,46 7.766.905,43
5 Pek. Beton Tie Beam TB 2 25/40
- Beton K-300 ready mix 28,80 m³ 1.310.295,53 37.736.511,12
- Pembesian U-39 8.647,20 kg 19.661,15 170.013.917,90
- Begesting 230,40 m² 186.704,46 43.016.707,01
6 Pek. Beton lantai 15 cm dasar
- Beton K-300 ready mix 75,60 m³ 1.310.295,53 99.058.341,69
- Pembesian wiremesh m8 ( 1 layer ) 10.613,12 kg 19.661,15 208.666.257,09
- Besi decking ( hak ) Ø 10 mm 240,90 kg 19.661,15 4.736.463,80
7 Pek. Beton Rabat lantai selasar 15 cm
- Beton B-0 13,05 m³ 815.814,63 10.646.380,91

KOLOM LANTAI 1
1 Pek. Beton kolom K1 30/40
- Beton K-300 ready mix 11,95 m³ 1.310.295,53 15.660.652,11
- Pembesian U-39 2.557,90 kg 19.661,15 50.291.261,98
- Begesting 139,44 m² 383.554,13 53.482.788,24
2 Pek. Beton kolom K2 30/40
- Beton K-300 ready mix 4,98 m³ 1.310.295,53 6.525.271,71
- Pembesian U-39 1.491,23 kg 19.661,15 29.319.365,98
- Begesting 37,77 m² 383.554,13 14.484.921,81
3 Pek. Beton kolom K3 40/40
- Beton K-300 ready mix 11,45 m³ 1.310.295,53 15.008.124,94
- Pembesian U-39 3.429,84 kg 19.661,15 67.434.541,75
- Begesting 85,91 m² 383.554,13 32.949.217,75

Rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (sayap


kanan) dari pekerjaan persiapan sampai kolom lantai 1

56
Tabel 4.3 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
SATUAN ( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

KOLOM LANTAI 2
1 Pek. Beton kolom K1 30/40
- Beton K-300 ready mix 12,67 m³ 1.310.295,53 16.604.064,89
- Pembesian U-39 2.711,81 kg 19.661,15 53.317.270,64
- Begesting 147,84 m² 383.554,13 56.704.642,95
2 Pek. Beton kolom K2 30/40
- Beton K-300 ready mix 5,28 m³ 1.310.295,53 6.918.360,37
- Pembesian U-39 1.050,50 kg 19.661,15 20.654.040,70
- Begesting 61,60 m² 383.554,13 23.626.934,56
3 Pek. Beton kolom K3 40/40
- Beton K-300 ready mix 2,11 m³ 1.310.295,53 2.767.344,15
- Pembesian U-39 529,91 kg 19.661,15 10.418.575,78
- Begesting 20,94 m² 383.554,13 8.033.157,75

BALOK LANTAI 1
1 Pek. Beton balok type B1 25/50
- Beton K-300 ready mix 11,00 m³ 1.310.295,53 14.413.250,78
- Pembesian U-39 2.204,62 kg 19.661,15 43.345.370,02
- Begesting 110,00 m² 355.992,85 39.159.213,06
4 Pek. Beton balok type B2 25/40
- Beton K-300 ready mix 12,00 m³ 1.310.295,53 15.723.546,30
- Pembesian U-39 2.794,75 kg 19.661,15 54.947.907,64
- Begesting 126,00 m² 355.992,85 44.855.098,60
5 Pek. Beton balok bordes type B3 25/40
- Beton K-300 ready mix 2,70 m³ 1.310.295,53 3.537.797,92
- Pembesian U-39 540,95 kg 19.661,15 10.635.602,14
- Begesting 28,35 m² 355.992,85 10.092.397,18
6 Pek. Beton balok type B4 25/40
- Beton K-300 ready mix 15,00 m³ 1.310.295,53 19.654.432,88
- Pembesian U-39 3.006,45 kg 19.661,15 59.110.271,93
- Begesting 157,50 m² 355.992,85 56.068.873,25

BALOK LANTAI 2
1 Pek. Beton balok type B1 25/50
- Beton K-300 ready mix 10,25 m³ 1.310.295,53 13.430.529,13
- Pembesian U-39 2.053,38 kg 19.661,15 40.371.866,47
- Begesting 102,50 m² 355.992,85 36.489.266,72
2 Pek. Beton balok type B 2 25/40
- Beton K-300 ready mix 7,70 m³ 1.310.295,53 10.089.275,54
- Pembesian U-39 1.543,23 kg 19.661,15 30.341.759,02
- Begesting 80,85 m² 355.992,85 28.782.021,60
3 Pek. Beton balok type B 3 - 25/40
- Beton K-300 ready mix 0,50 m³ 1.310.295,53 655.147,76
- Pembesian U-39 100,23 kg 19.661,15 1.970.539,01
- Begesting 5,25 m² 355.992,85 1.868.962,44
4 Pek. Beton balok type B4-- 20/30
- Beton K-300 ready mix 0,36 m³ 1.310.295,53 471.706,39
- Pembesian U-39 62,68 kg 19.661,15 1.232.426,58
- Begesting 4,80 m² 355.992,85 1.708.765,66
5 Pek. Beton balok type B5 20/35
- Beton K-300 ready mix 1,15 m³ 1.310.295,53 1.504.219,26
- Pembesian U-39 203,08 kg 19.661,15 3.992.754,08
- Begesting 14,76 m² 355.992,85 5.254.454,41
6 Pek. Beton balok type B6 20/30
- Beton K-300 ready mix 7,92 m³ 1.310.295,53 10.377.540,56
- Pembesian U-39 1.366,08 kg 19.661,15 26.858.772,74
- Begesting 105,60 m² 355.992,85 37.592.844,54
7 Pek. Beton balok praktis BR 15/20
- Beton K-300 site mix 4,61 m³ 1.002.336,32 4.623.276,28
- Pembesian U-39 788,38 kg 19.661,15 15.500.393,87
- Begesting 71,96 m² 355.992,85 25.615.465,23

PLAT LANTAI 1
1 Pek. Plat Lantai tebal 14 cm
- Beton K-300 ready mix 70,56 m³ 1.310.295,53 92.454.452,24
- Pembesian U-39 7.071,52 kg 19.661,15 139.034.296,04
- Begesting 504,00 m² 420.728,63 212.047.230,78

Lanjutan rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kanan) dari pekerjaan kolom lantai 2 sampai plat lantai 1

57
Tabel 4.4 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

PLAT LANTAI 2
1 Pek. Plat atap tebal 13 cm
- Beton K-300 ready mix 26,13 m³ 1.310.295,53 34.238.022,07
- Pembesian U-39 2.618,75 kg 19.661,15 51.487.615,58
- Begesting 201,00 m² 420.728,63 84.566.455,13
2 Pek. Plat topian jendela t = 6 cm Lt 1
- Beton K-300 site mix 7,99 m³ 1.002.336,32 8.010.671,88
- Pembesian U-39 439,97 kg 19.661,15 8.650.218,96
- Begesting 79,92 m² 288.378,06 23.047.174,76
3 Pek. Plat topian jendela t = 6 cm Lt 2
- Beton K-300 site mix 9,51 m³ 1.002.336,32 9.529.361,76
- Pembesian U-39 523,38 kg 19.661,15 10.290.156,30
- Begesting 95,07 m² 288.378,06 27.416.534,97
4 Pek. Dinding Parapet tinggi 1,2 m, tebal 8 cm
- Beton K-300 ready mix 21,32 m³ 1.310.295,53 27.935.500,59
- Pembesian U-39 4.267,20 kg 19.661,15 83.898.030,63
- Begesting 250,65 m² 431.426,82 108.137.132,43
5 Pek. Plat List plank Entrance
- Beton K-300 ready mix 0,43 m³ 1.310.295,53 557.661,78
- Pembesian U-39 85,22 kg 19.661,15 1.675.481,89
- Begesting 5,30 m² 431.426,82 2.286.562,15
6 Tangga
- Beton K-300 ready mix 7,87 m³ 1.310.295,53 10.317.357,90
- Pembesian U-39 1.183,79 kg 19.661,15 23.274.628,41
- Begesting 20,32 m² 326.154,92 6.628.221,28
7 Pek. Pondasi batu kali di bawah sloof spesi 1:4 54,40 M3 852.510,95 46.376.595,41
Jumlah III … 3.265.065.319,93

1 Pek Tangga ladher termasuk jalur akses ke atap 1,00 unit 3.500.000,00 3.500.000,00
2 Pek. Beton kolom praktis 288,75 m' 83.220,49 24.029.916,20
3 Pek. Beton balok praktis / latiu 10/15 374,60 m' 114.207,38 42.782.086,23
4 Pas. Dinding hebel tebal 10 cm lantai 1 spesi mortar 958,72 m² 229.711,63 220.228.669,70
5 Pas. Dinding hebel tebal 10 cm lantai 2 spesi mortar 985,22 m² 229.711,63 226.317.176,32
7 Pek. Plesteran 1 : 4 Lantai 1 + kolom 2.042,44 m² 77.420,41 158.126.230,48
8 Pek. Plesteran 1 : 4 Lantai 2 + kolom 2.095,45 m² 77.420,41 162.230.286,36
9 Pek. Acian 4.137,88 m² 51.299,88 212.272.829,36
10 Saluran buis beton setengah U-20 126,00 M' 145.485,65 18.331.192,48
11 Rabatan keliling mutu beton K-125 13,05 M³ 848.585,32 11.074.038,43
72. Pek. Facade Ls
Jumlah IV … 1.078.892.425,55

V Pekerjaan Lantai Dan Keramik


1. Pas. Granite lantai 60x60cm polish 1.031,74 m² 439.278,93 453.221.639,76
2. Pas. Plint Granite 10x60cm 738,00 m' 109.819,73 81.046.961,96
3. Pas. Stepnosing tangga 8 x 60 cm 62,15 m' 62.754,13 3.900.169,33
4. Pas. Keramik tangga 42,67 m² 439.278,93 18.742.626,11
5. Pas. Granite lantai KM/WC 60x60 cm Unpolish 72,00 m² 439.278,93 31.628.082,72
6. Pas. Granite dinding KM/WC 60x60 cm 255,27 m² 439.278,93 112.135.610,16
Jumlah V … 700.675.090,03

VI Pekerjaan Kuda-kuda, Atap Dan Plafond


1 Pek. Rangka atap baja ringan 684,44 m² 304.083,04 208.126.691,49
2 Pas. Atap Spandek 684,44 m² 366.038,20 250.531.302,74
3 Pas. Nok Spandek 92,51 m' 197.648,83 18.285.000,46
4 Pek. Compound dag 267,37 m² 80.718,00 21.581.652,38
5 Pek. Plafon Gypsum rangka Hollow 4/4 dan 2/4 1.008,00 m² 181.049,11 182.497.502,88
6 Pek. Plafond Kalsiboard rangka Hollow 4/4 dan 2/4 72,00 m² 192.591,85 13.866.613,20
7 Pas. List plafond alumunium ( shadow line ) 1.016,00 M' 51.189,93 52.008.968,88
Jumlah VI … 746.897.732,03

Lanjutan rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kanan) dari pekerjaan plat lantai 2 sampai pekerjaan kuda-kuda, atap
dan plafond

58
Tabel 4.5 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

VII Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela


1 Kusen dan Pintu utama PU (lengkap asesoris) 1,00 unit 20.565.611,439 20.565.611,44
2 Kusen dan Pintu utama P1 (lengkap asesoris) 1,00 unit 9.670.106,995 9.670.106,99
3 Kusen dan Pintu P2 (lengkap asesoris) 1,00 unit 10.364.941,642 10.364.941,64
4 Kusen dan Pintu P3 (lengkap asesoris) 1,00 unit 12.132.293,320 12.132.293,32
5 Kusen dan Pintu P3A (lengkap asesoris) 7,00 unit 12.132.293,320 84.926.053,24
6 Kusen dan Pintu P4 (lengkap asesoris) 38,00 unit 6.941.729,792 263.785.732,11
7 Kusen dan Pintu P5 (lengkap asesoris) 10,00 unit 5.112.256,225 51.122.562,25
8 Kusen dan Pintu P6 (lengkap asesoris) 1,00 unit 6.277.823,675 6.277.823,68
9 Kusen dan Pintu P7 (lengkap asesoris) 2,00 unit 10.440.619,818 20.881.239,64
10 Kusen dan Jendela J1 (lengkap asesoris) 2,00 unit 7.082.063,308 14.164.126,62
11 Kusen Jendela J2 (lengkap asesoris) 6,00 unit 9.885.953,910 59.315.723,46
12 Kusen Jendela J2A (lengkap asesoris) 2,00 unit 6.843.010,394 13.686.020,79
13 Kusen Jendela J3 (lengkap asesoris) 42,00 unit 10.636.209,571 446.720.801,98
14 Kusen Jendela J4 (lengkap asesoris) 2,00 unit 8.803.767,407 17.607.534,81
15 Kusen Boven alumunium dan kaca (lengkap asesoris) 12,00 unit 2.256.073,511 27.072.882,14
Jumlah VII … 1.058.293.454,10

VIII Pekerjaan Pengecatan dan Wallpaper


1 Pek. Cat tembok dalam 2.493,31 M² 54.802,28 136.639.169,88
2 Pek. Cat tembok luar 1.644,57 M² 74.464,01 122.461.268,70
3 Pek. Cat plafond 1.161,44 M² 51.137,90 59.393.807,13
4 Pek. Railling tangga dan ram stainlessteel 10,30 m' 1.000.000,00 10.300.000,00
5 Pek. Pemasangan Wallpaper 286,82 m² 166.106,05 47.642.404,38
6 Pek. Waterproofing sistem coating dengan fiber 329,37 m² 245.353,91 80.811.334,39
Jumlah VIII … 457.247.984,48

IX Pekerjaan Sanitasi
1 Pek. Head shower toto atau setara 10,00 Bh 850.000,00 8.500.000,00
2 Pek. Closet Duduk Monoblok CW 421 ex toto atau setara 10,00 Bh 3.863.154,96 38.631.549,55
3 Pek. Wastafel Toto L 521 V1ex toto atau setara 8,00 Bh 2.348.618,36 18.788.946,88
4 Pek. Urinoir U 57 M ex toto atau setara 4,00 Bh 3.687.448,99 14.749.795,94
5 Pas. Kran head shower toto atau setara 10,00 Bh 296.415,00 2.964.150,00
6 Pas. Jet Washer toto atau setara 10,00 Bh 337.470,00 3.374.700,00
7 Pas. Sekat urinoir toto atau setara 4,00 Bh 1.618.400,00 6.473.600,00
8 Pas. Kran dinding toto atau setara 8,00 Bh 296.415,00 2.371.320,00
9 Pas. Floor drain 14,00 Bh 414.792,81 5.807.099,38
10 Pas. Roof drain 35,00 Bh 414.792,81 14.517.748,44
11 Pas. Pipa PVC AW 3/4" 116,00 m' 26.016,21 3.017.880,36
12 Pas. Pipa PVC AW 1" 136,25 m' 31.629,51 4.309.520,74
13 Pas. Pipa PVC AW 1 1/2" 64,85 m' 46.411,20 3.009.766,32
14 Pas. Pipa PVC AW 3" 42,75 m' 114.816,57 4.908.408,37
15 Pas. Pipa PVC AW 4" air kotor 98,75 m' 173.569,11 17.139.949,61
16 Pas. Pipa PVC AW 4" Air bekas 112,00 m' 173.569,11 19.439.740,32
17 Pas. Septick tank
a Galian tanah 38,88 m3 83.716,88 3.254.493,52
b Timbun Kembali tanah 16,45 m3 27.905,63 459.040,55
c Lantai beton K 225
- Beton K 225 site mix 2,62 m3 955.423,03 2.506.074,60
- Pembesian U 24 137,87 kg 18.327,13 2.526.737,12
- Bekisting 2,10 m2 176.796,29 370.565,02
d Sloof
- Beton K 225 site mix 0,42 m3 955.423,03 401.850,92
- Pembesian U 24 126,80 kg 18.327,13 2.323.936,78
- Bekisting 5,61 m2 186.704,46 1.047.038,60
e Pas. Dinding hebel 10 cm spesi mortar 33,80 m2 229.711,63 7.764.252,93

Lanjutan rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kanan) dari pekerjaan kusen, pintu,dan jendela sampai pekerjaan
septictank

59
Tabel 4.6 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6
18 Pas. Resapan septictank
a Galian tanah 4,47 m3 83.716,88 373.996,10
b Timbun kembali tanah 1,50 m3 27.905,63 41.785,66
c Pas. Lapisan ijuk / coconut fibre 30,98 m2 14.700,00 455.441,28
d Batu koral 2,70 m3 213.990,00 577.773,00
e Pasir pasang 0,27 m3 177.135,00 47.826,45
19 Meja Washtafel
Meja washtafel double 2,00 unit 2.750.000,00 5.500.000,00
Meja washtafel tunggal 4,00 unit 2.250.000,00 9.000.000,00
20 Cermin meja washtafel 8,00 unit 350.000,00 2.800.000,00
Jumlah IX … 207.454.988,43

X Pekerjaan Instalasi Listrik


1 Pas. Titik instalasi penerangan 160,00 Ttk 332.191,75 53.150.680,00
2 Pas. Titik instalasi stop kontak 110,00 Ttk 354.069,38 38.947.631,25
3 Pas. Titik instalasi stop kontak 3 phase 42,00 Ttk 2.336.167,63 98.119.040,25
4 Pas. Titik instalasi exhaustfan 12,00 Ttk 354.069,38 4.248.832,50
5 Saklar Tunggal 42,00 Bh 136.625,00 5.738.250,00
6 Saklar ganda 20,00 Bh 137.360,00 2.747.200,00
7 Pas. Stop kontak 110,00 Bh 143.135,00 15.744.850,00
8 Pas. Stop kontak 3 phase 4,00 Bh 286.270,00 1.145.080,00
9 Lampu LED Panel philips (inbow) 142,00 Bh 460.000,00 65.320.000,00
10 Lampu spot LED 10,00 Bh 348.606,10 3.486.061,00
11 Lampu hidden line 7.2 watt 240,00 m' 60.347,42 14.483.380,80
Jumlah X … 306.995.005,80

XI Pekerjaan Air Conditioner


1 Pas. AC 1 PK 36,00 Unit 7.472.067,55 268.994.431,63
2 Pas. AC 1.5 PK 4,00 Unit 8.845.501,18 35.382.004,72
3 Pas. AC 2 PK 2,00 Unit 10.911.206,79 21.822.413,58
4 Pas. Exhaustfan 12,00 Bh 4.500.000,00 54.000.000,00
Jumlah XI … 380.198.849,92

XII Pekerjaan Kabel Feeder


1 Pek. Pas. Kabel NYFGBY 4x35mm² 30,00 m' 346.920,00 10.407.600,00
3 Pek. Pas Kabel NYFGBY 4x240 mm2 240,00 m'

XII Pekerjaan Panel listrik

a Panel SDP
1 Pas. Box panel metal uku 60x80x20 -1.25mm 1,00 unit 1.807.470,00 1.807.470,00
2 Pas. MCCB 200-250 A, 3P NS100H - 50 kA 1,00 bh 3.492.510,00 3.492.510,00
3 Pas. MCCB 100-150 A, 3P NS100H - 50 kA 1,00 bh 3.269.070,00 3.269.070,00
4 Pas. MCCB 30-60 A, 3P NS100H - 50 kA 2,00 bh 2.647.050,00 5.294.100,00
5 Pas. MCB 10 Ampere 4,5 kA 1 PHASE 10,00 bh 79.065,00 790.650,00
6 Pas. Busbar 1,00 ls 2.500.000,00 2.500.000,00
7 Pas. Wiringpanel 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00
8 Pas. Pilot lamp. 3,00 bh 100.000,00 300.000,00
9 Pas. CT meter 3,00 bh 400.000,00 1.200.000,00
10 Pas. Ampere meter400 sc 3,00 bh 350.000,00 1.050.000,00
11 Pas. Volt meter + switch selector 1,00 set 300.000,00 300.000,00

b Panel PP Lantai 2
1 Pas. Box panel metal uku 60x80x20 -1.25mm 1,00 unit 1.807.470,00 1.807.470,00
2 Pas. MCCB 100-150 A, 3P NS100H - 50 kA 1,00 bh 3.269.070,00 3.269.070,00
3 Pas. MCCB 30-60 A, 3P NS100H - 50 kA 2,00 bh 2.647.050,00 5.294.100,00
4 Pas. MCB 10 Ampere 4,5 kA 1 PHASE 11,00 bh 79.065,00 869.715,00
5 Pas. Busbar 1,00 ls 2.500.000,00 2.500.000,00
6 Pas. Wiringpanel 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00
7 Pas. Pilot lamp. 3,00 bh 100.000,00 300.000,00
8 Pas. CT meter 3,00 bh 400.000,00 1.200.000,00
9 Pas. Ampere meter150 sc 3,00 bh 350.000,00 1.050.000,00
10 Pas. Volt meter + switch selector 1,00 set 300.000,00 300.000,00

Lanjutan rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kanan) dari pekerjaan resapan septictank sampai pekerjaan panel PP
lantai 2

60
Tabel 4.7 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

c Panel AC Lt 1
1 Pas. Box panel metal uku 40x60x20 -1.25mm 1,00 unit 912.240,00 912.240,00
2 Pas. MCCB 30-60 A, 3P NS100H - 50 kA 1,00 bh 2.647.050,00 2.647.050,00
3 Pas. MCB 10 Ampere 4,5 kA 1 PHASE 25,00 bh 79.065,00 1.976.625,00
4 Pas. Busbar 1,00 ls 2.500.000,00 2.500.000,00
5 Pas. Wiring panel 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00
6 Pas. Pilot lamp. 3,00 bh 100.000,00 300.000,00

d Panel AC Lt 2
1 Pas. Box panel metal uku 40x60x20 -1.25mm 1,00 unit 912.240,00 912.240,00
2 Pas. MCCB 30-60 A, 3P NS100H - 50 kA 1,00 bh 2.647.050,00 2.647.050,00
3 Pas. MCB 10 Ampere 4,5 kA 1 PHASE 25,00 bh 79.065,00 1.976.625,00
4 Pas. Busbar 1,00 ls 2.500.000,00 2.500.000,00
5 Pas. Wiringpanel 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00
6 Pas. Pilot lamp. 3,00 bh 100.000,00 300.000,00

e Sub panel gedung B


1 Panel free standing 60 x 80 x 20 1,00 unit 1.807.470,00 1.807.470,00
2 MCCB 160 A Easypact EZC250H ( 36kA @ 415 V AC ) 1,00 unit 2.384.655,00 2.384.655,00
3 MCB 10 A 4,5kA 1 phase 9,00 unit 79.065,00 711.585,00
4 MCB 10 A 4,5kA 3 phase 4,00 unit 324.765,00 1.299.060,00
5 Pas. Bus bar dan support 1,00 ls 2.500.000,00 2.500.000,00
6 Pas. Wiring panel 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00
7 Pas. Pilot lamp 3,00 bh 100.000,00 300.000,00
8 Pas. CT meter 3,00 bh 400.000,00 1.200.000,00
9 Pas. Ampere meter 400 ac 3,00 bh 350.000,00 1.050.000,00
10 Pas. Volt meter + witch selector 1,00 set 300.000,00 300.000,00
Jumlah XII … 72.318.755,00

XIII Pekerjaan instalasi telekomunikasi


1 Pas. Instalasi internet 6,00 Ttk 1.650.000,00 9.900.000,00
2 Pas. Instalasi publik address 42,00 Ttk 2.500.000,00 105.000.000,00
3 Pas. Instalasi telephone 28,00 Ttk 500.000,00 14.000.000,00
4 Pas. Ceiling speaker 38,00 bh 450.000,00 17.100.000,00
5 Pas. Column speaker 4,00 bh 1.250.000,00 5.000.000,00
6 Pas. Outlet telephone 28,00 bh 250.000,00 7.000.000,00
7 Pas. Akses point 6,00 bh 3.150.000,00 18.900.000,00
8 Pas. Water dispenser SPAM AAU + instalasi 2,00 unit 5.000.000,00 10.000.000,00
Jumlah XIII … 186.900.000,00

XIV Pekerjaan instalasi Air


1 Pas. Pipa PVC AW Ø 1/2" 55,00 M' 22.086,90 1.214.779,50
2 Pas. Pipa PVC AW Ø 1" 100,90 M' 31.629,51 3.191.417,56
3 Pek. Pembuatan Sumur Bor 1,00 Ttk 10.000.000,00 10.000.000,00
4 Pek. Pompa submersible 1,00 Unit 4.500.000,00 4.500.000,00
5 Pas. pipa PVC AW Ø 1 1/2"( dalam sumur ) 45,00 M' 46.411,20 2.088.504,00
6 Pas. pipa PVC AW Ø 1 " (dalam sumur) 45,00 M' 31.629,51 1.423.327,95
7 Pas. pipa PVC AW Ø 1 1/2"(torn) 32,00 M' 46.411,20 1.485.158,40
8 Pas. pipa PVC AW Ø 1 "(torn) 32,00 M' 31.629,51 1.012.144,32
9 Gate Valve Ø 1 " 2,00 Bh 315.736,90 631.473,80
10 Gate Valve Ø 1 1/2" 4,00 Bh 396.266,44 1.585.065,76
11 Kabel NYY 2 x 2,5 mm 52,50 M' 13.965,00 733.162,50
12 Sensor pelampung automatis 2,00 Bh 500.000,00 1.000.000,00
13 Pas. Torn Air kap 2000 ltr ( STAINLESS STEEL ) 2,00 bh 6.720.000,00 13.440.000,00
14 Pek. Menara Water Torn Tinggi = 0,8 Meter 1,00 ls 1.500.000,00 1.500.000,00
Jumlah XIV … 43.805.033,79

Lanjutan rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kanan) dari pekerjaan panel I Ac lantai 1 sampai pekerjaan instalasi air

61
Tabel 4.8 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

XV Sarana dan Prasarana


1 Pek. Lapis Aspal Lapangan Apel dan Parkiran 2.062,98 m2
- Galian tanah utk area parkir baru t=58cm dgn alber 412,60 m3 39.715,50 16.386.489,91
- LPB ( Lapis penetrasi bawah ) t = 20 cm 412,60 m3 355.532,18 146.691.441,71
- LPA ( Lapis penetrasi atas ) t = 15 cm 309,45 m3 379.532,18 117.445.323,68
- ATB t = 6 cm 2.062,98 m2 281.742,83 581.230.948,00
- HRS t = 4 cm 2.062,98 m2 191.309,09 394.667.598,60
- Prime coat 2.062,98 m2 27.301,23 56.321.992,73
- Teak coat 2.062,98 m2 21.071,44 43.470.053,69
2 Pek. Lapis aspal jalan existing
- ATB t = 6 cm 563,11 m2 281.742,83 158.652.204,34
- HRS t = 4 cm 563,11 m2 191.309,09 107.728.063,55
- Prime coat 563,11 m2 27.301,23 15.373.593,46
- Teak coat 563,11 m2 21.071,44 11.865.541,34
- Kanstin 40 x 25 x 15 647,37 m' 149.939,76 97.066.651,08
- Cat kansteen 226,58 m2 78.684,32 17.828.281,42
3 Pek. Saluran Air / Gorong" box culvert 60/60
- Galian tanah 55,70 m3 39.715,50 2.212.153,58
- Urugan pasir 2,79 m3 221.844,15 617.835,96
- lantai kerja 2,79 m3 741.238,04 2.064.347,94
- Box culvert 55,70 m' 2.100.000,00 116.970.000,00
- Timbun tanah kembali 22,84 m3 13.238,50 302.327,66
- Pipa 5 inch taman tepi jalan 83,50 m' 369.099,06 30.819.771,51
4 Pek. Taman
Rumput 140,95 m2 34.742,00 4.896.884,90
5 Shelter Kendaraan 2 Unit 241,20 m2 2.750.000,00 663.300.000,00
6 Marking line parkir 77,97 m2 121.927,85 9.506.714,46
7 Tiang bendera Stainless steel 1,00 unit 15.000.000,00 15.000.000,00
Jumlah XV … 2.610.418.219,51

Jumlah Total A 11.511.120.350,79

B Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kiri)

I Pekerjaan Persiapan
1 Pek. Pengukuran dan bouwplank 142,00 m1 56.704,88 8.052.093,60
2 Pek. Bongkaran bangunan lama 1,00 Ls 90.000.000,00 90.000.000,00
3 Pembersihan dan pembuangan bekas bore pile 1,00 ls 5.000.000,00 5.000.000,00
4 Tebang pohon 15,00 batang 1.200.000,00 18.000.000,00
Jumlah I … 121.052.093,60

II Pekerjaan Tanah Dan Pasir


1 Pek. Galian tanah pondasi kedalaman 1 m 243,04 m³ 83.716,88 20.346.758,59
2 Pek. Galian tanah pondasi boredpile 456,00 m' 200.000,00 91.200.000,00
3 Urugan tanah kembali 81,01 m³ 27.905,63 2.260.750,95
4 Urugan pasir bawah pondasi dan sloof tebal 10 cm 24,43 m³ 221.844,15 5.420.539,96
5 Urugan pasir bawah lantai 71,40 m³ 221.844,15 15.839.672,31
6 Urugan sirtu peninggian lantai T = 70 cm dipadatkan 452,20 m³ 299.049,26 135.230.076,80
Jumlah II … 270.297.798,61

Lanjutan rincian item pekerjaan A, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kanan) dari pekerjaan sarana prasarana sampai pekerjaan tanah dan
pasir item pekerjaan B, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (sayap kiri)

62
Tabel 4.9 : Lanjutan Rincian Anggaran Biaya Proyek Renovasi Berat
Kantor Skadron Taruna Tahap 1
NO. URAIAN PEKERJAAN VOLUME SATUAN HARGA SATUAN JUMLAH HARGA
( Rp ) ( Rp )
1 2 3 4 5 6

III Pekerjaan Struktur Beton


1 Lantai Kerja pile cap dan tie beam 12,22 m³ 741.238,04 9.055.705,12
2 Pek. Beton pondasi boredpile
- Beton K-300 ready mix 41,54 m³ 1.310.295,53 54.429.676,11
- Pembesian U-39 7.194,12 kg 19.661,15 141.444.600,34
3 Pek. Beton pile cap 70 x 150 c 70
- Beton K-300 ready mix 41,90 m³ 1.310.295,53 54.894.831,02
- Pembesian U-39 9.216,90 kg 19.661,15 181.214.876,48
- Begesting 175,56 m² 176.796,29 31.038.356,67
4 Pek. Beton Tie Beam TB 1 30/40
- Beton K-300 ready mix 6,24 m³ 1.310.295,53 8.176.244,08
- Pembesian U-39 1.873,44 kg 19.661,15 36.833.895,17
- Begesting 41,60 m² 186.704,46 7.766.905,43
5 Pek. Beton Tie Beam TB 2 25/40
- Beton K-300 ready mix 28,80 m³ 1.310.295,53 37.736.511,12
- Pembesian U-39 8.647,20 kg 19.661,15 170.013.917,90
- Begesting 230,40 m² 186.704,46 43.016.707,01
6 Pek. Beton lantai 15 cm dasar
- Beton K-300 ready mix 75,60 m³ 1.310.295,53 99.058.341,69
- Pembesian wiremesh m8 ( 1 layer ) 10.613,12 kg 19.661,15 208.666.257,09
- Besi decking ( hak ) Ø 10 mm 240,90 kg 19.661,15 4.736.463,80
7 Pek. Beton Rabat lantai selasar 15 cm
- Beton B-0 13,05 m³ 815.814,63 10.646.380,91

KOLOM LANTAI 1
1 Pek. Beton kolom K1 30/40
- Beton K-300 ready mix 8,32 m³ 1.310.295,53 10.901.658,77
- Pembesian U-39 1.780,52 kg 19.661,15 35.007.075,25
- Begesting 104,20 m² 383.554,13 39.966.340,61
Jumlah III … 1.184.604.744,55
Jumlah Total B 1.575.954.636,76

Lanjutan rincian item pekerjaan B, Pekerjaan Gedung Skadron Taruna


(sayap kiri) dari pekerjaan struktur beton sampai kolom lantai 1

4.1.3 Data Gambar Shop Drawing


Gambar Shop Drawing didapat dari kontraktor pelaksana. Gambar Shop
Drawing merupakan gambar acuan pelaksanaan pekerjaan, dengan adanya
gambar ini pekerjaan akan menjadi lebih mudah dipahami. Berikut merupakan
cuplikan gambar site plan, denah, dan tampak dari gambaran proyek Pekerjaan
Gedung Skadron Tarun Tahap 1.

63
Tahap 1 Strutur saja

Tahap 1 Sampai finish

Gambar 4.1 Site Plan Kantor Skadron Taruna Tahap 1


Site plan di atas terdiri dari 2 gedung untuk Gedung Skadron Taruna
bagian selatan dikerjakan sampai selesai dari struktur, arsitektur, dan MEP.
Untuk Gedung Skadron Taruna bagian Utara dikerjakan hanya sampai dengan
struktur pondasi dan kolom lantai 1, penyelesaian menggunakan anggaran
tahap 2 yang direncakan tahun 2023

Gambar 4.2 Denah Lantai 1 dan 2 Kantor Skadron Taruna Tahap 1


Denah lantai 1 dan 2 gedung Skadron Taruna Tahap 1 merupakan denah
64
ruangan kantor. Untuk ruangan tipikal lantai 1 dan lantai 2 hampir sama.
Memiliki 1 akses tangga.

Gambar 4.3 Tampak Kantor Skadron Taruna Tahap 1


Tampak depan dan belakang gedung Skadron Taruna Tahap 1 terdapat
jendela yang cukup besar untuk sirkulasi ruangan.

4.2 Langkah-Langkah Data Perencanaan Schedule Proyek Renovasi Berat


Kantor Skadron Taruna Tahap 1

Dalam perencanaan schedule diperlukan data terlebih dahulu seperti


Rincian Anggaran Biaya atau RAB, durasi pekerjaan yang diminta dalam
kontrak pekerjaan, metode pelaksanaan yang digunakan. Data tersebut
dimasukkan ke dalam microsoft project. Nama item pekerjaan yang ada dalam
RAB disalin, dan durasi yang direncanakan dianalisis sesuai dengan analisa
permen PU pada RAB.

65
4.3 Pengolahan Data
4.3.1 Perencanaan Schedule

Dalam perencanaan ini menggunakan jumlah tenaga kerja pekerja


berjumlah 30 orang, tukang berjumlah 20 orang, kepala tukang berjumlah 6
orang, operator alat berjumlah 5 orang, dan mandor berjumlah 3 orang. Untuk
daftar alat dan bahan dapat dilihat di tabel bawah ini
Tabel 4.10 : Rincian Sumber Daya Pekerja Dan Bahan
No Nama Sumber Daya Tipe
Materi Harga Satuan
al
Label
1 Pekerja Work Rp107.112,50/day
2 Tukang Work Rp112.750,00/day
3 Kepala Tukang Work Rp124.025,00/day
4 Mandor Work Rp135.300,00/day
5 Operator Work Rp169.125,00/day
6 PU Material m³ Rp156.964,50
7 Kayu Pancang (Dolken) d = 6-8 cm, p = 4m Material Btg Rp18.595,50
8 Paku Material Kg Rp16.747,50
9 Papan Kayu Kelas III Material m³ Rp1.981.633,50
10 Sirtu Material m³ Rp223.839,00
11 PC Material kg Rp1.270,50
12 PP Material m³ Rp194.848,50
13 PB Material kg Rp147,43
14 KR (maksimum 30 mm) Material kg Rp151,59
15 Air Material Liter Rp0,00
16 Beton ready mix K 300 Material m³ Rp950.680,50
17 Sewa pompa Material jam Rp46.777,50
18 Vibrator Material jam Rp159.967,50
19 Besi Beton Ulir Material kg Rp12.243,00
20 Kawat Beton Material kg Rp15.939,00
21 Kayu Kelas III Material m³ Rp1.981.633,50
22 Minyak Bekisting Material liter Rp7.507,50
23 Paku 5 cm - 10 cm Material kg Rp16.747,50
24 Plywood Tebal 9 mm Material Lbr Rp162.855,00
25 Balok Kayu Kelas II Material m³ Rp3.215.404,50
26 Dolken Kayu Galam. Dia (8-10) cm Material Batang Rp18.595,50
27 Formite/penjaga jarak begisting Material buah Rp17.556,00
28 Batu Belah 15 cm / 20 cm Material m³ Rp232.848,00
29 Tanga ladher Material set Rp3.300.000,00
30 HB 60x20x10 Material Buah Rp23.100,00
31 Mortar cement Material zak Rp143.000,00
32 Scafolding Material set Rp39.600,00
33 Bata Merah (5x11x22) Material buah Rp462,00
34 Buis Beton ½ Ø 20 Cm Material buah Rp45.045,00
35 Keramik (60 x 60) cm H Genius Polish Material M² Rp352.000,00
36 Semen Warna Material kg Rp1.963,50
37 Main Truss C-75-75 Material m' Rp29.833,65
38 Roof Bottom.Reng R 33-0,45 Material m' Rp16.978,50
39 Self Drilling Screw Ø 6-20 mm Material Bh Rp462,00
40 Self Drilling Screw Ø 4-16 mm Material Bh Rp346,50

66
Tabel 4.11 : Lanjutan Rincian Sumber Daya Pekerja Dan Bahan
Material
No Nama Sumber Daya Tipe Harga Satuan
Label
41 Dynabolt Ø 12-120 mm Material Bh Rp2.079,00
42 Spandek TCT 0.45 MM Material m² Rp187.110,00
43 Heat Insulation Material m² Rp92.235,00
44 Angkur pengikat atap Material bh Rp7.738,50
45 Nok Spandek TCT 0.5 MM Material m' Rp136.636,50
46 alat bantu baja ringan Material ls Rp15.950,00
47 gambar desain truss Material Rp2.574,00
48 PM 210 Material Zak Rp70.400,00
49 PM 310 Material Zak Rp94.600,00
50 Hollow 4 x 4 cm Material btg Rp58.674,00
51 Hollow 2 x 4 cm Material btg Rp47.701,50
52 Gypsum 9 mm Material lbr Rp113.190,00
53 Skrup gypsum Material bh Rp115,50
54 Penggantung+ramset Material ttk Rp28.528,50
55 Compound UB 888 Material zak Rp104.181,00
56 Textile tape Material roll Rp26.796,00
57 Amplas Material lbr Rp9.009,00
58 Kalsiboard 3.5 mm Material lbr Rp110.880,00
59 Skrup Kalsiboard Material bh Rp115,50
60 Compound Kalsiboard Material zak Rp106.260,00
61 Alumunium metal flasing Material m' Rp37.075,50
62 Skrup Alumunium Material buah Rp693,00
63 Aquaprof Material lt Rp47.817,00
64 Alkali Siller Material ltr Rp56.017,50
65 Cat Tembok interior Jotun Material ltr Rp58.327,50
66 Cat Tembok eksterior Jotun Wheathershield Material ltr Rp103.488,00
67 Cat Penutup 2 x Fuji atau setara Material ltr Rp58.327,50
68 Wallpaper roll kecil Material M² Rp46.084,50
69 Lem Material kg Rp20.482,00
70 Material primer Material kg Rp88.819,50
71 Waterproofing membrane Material m² Rp117.001,50
72 pengetesan waterproof Material m2 Rp4.810,86
73 Beton K 225 site mix Material m³ Rp1.050.965,33
74 Pembesian U 24 Material kg Rp20.159,84
75 ID 196 Material bh Rp850.000,00
76 Kloset Duduk Ex. Toto Material bh Rp3.173.478,00
77 Perlengkapan 6% Hrg Kloset Material ls Rp190.408,68
78 Wastafel Material bh Rp1.551.000,00
79 Perlengkapan Wastafel Material ls Rp465.300,00
80 Urinoar Material bh Rp2.554.200,00
81 Perlengkapan Urinoar Material ls Rp766.260,00
82 Kran Dinding Ex. Toto T23B13V7NB Material bh Rp275.000,00
83 Jet Washer Ex. Toto THX 20 MCRB Material bh Rp330.000,00
84 Sekat urinoir toto atau setara Material bh Rp1.650.000,00
85 Floor drain ex toto Material bh Rp400.400,00
86 Roof drain ex toto Material bh Rp400.400,00
87 Seal Tape Material bh Rp5.197,50
88 Pipa PVC Ø 1/2" Material m' Rp6.468,00
89 Pipa PVC Ø 3/4" Material m' Rp8.893,50

67
Tabel 4.12 : Lanjutan Rincian Sumber Daya Pekerja Dan Bahan
Material
No Nama Sumber Daya Tipe Harga Satuan
Label
90 Pipa PVC Ø 1" Material m' Rp12.358,50
91 Pipa PVC Ø 1,5" Material m' Rp21.483,00
92 Pipa PVC Ø 3" Material m' Rp54.747,00
93 Pipa PVC Ø 4" Material m' Rp91.014,00
94 Perlengkapan 35% Harga Pipa 1/2" Material ls Rp2.716,56
95 Perlengkapan 35% Harga Pipa 3/4" Material ls Rp3.735,27
96 Perlengkapan 35% Harga Pipa 1" Material ls Rp5.190,57
97 Perlengkapan 35% Harga Pipa 1,5" Material ls Rp9.022,86
98 Perlengkapan 35% Harga Pipa 3" Material ls Rp22.993,74
99 Perlengkapan 35% Harga Pipa 4" Material ls Rp38.225,88
100 Ijuk Material m³ Rp16.170,00
101 Koral 3/4 Material m³ Rp235.389,00
102 ID 215 Material set Rp2.750.000,00
103 ID 216 Material set Rp2.250.000,00
104 ID 217 Material Rp350.000,00
105 Kabel NYM 3 x 4 mm² Material m' Rp69.854,40
106 Kabel NYM 3 x 2,5 mm² Material m' Rp16.747,50
107 Conduit Material m' Rp4.389,00
108 Tee Doos Material buah Rp7.507,50
109 One Way Doos Material buah Rp5.659,50
110 Sock Material buah Rp1.386,00
111 Klem Material buah Rp330,00
112 Lasdop Material buah Rp4.273,50
113 Flexible Pipa Material m' Rp3.696,00
114 Paku listrik Material buah Rp220,00
115 Sekrup Material buah Rp231,00
116 Fisher Material buah Rp1.617,00
117 Elbow Material buah Rp2.425,50
118 Outlet box metal Material buah Rp8.316,00
119 ID 223 Material buah Rp136.625,00
120 ID 224 Material buah Rp137.360,00
121 ID 225 Material buah Rp143.135,00
122 ID 226 Material buah Rp286.270,00
123 ID 227 Material buah Rp460.000,00
124 ID 228 Material buah Rp348.606,10
125 ID 229 Material m' Rp60.347,42
126 ID 230 Material buah Rp483.000,00
127 AC Split 1 PK Material unit Rp5.408.132,05
128 AC Split 1½ PK Material unit Rp6.265.973,68
129 AC Split 2 PK Material unit Rp8.331.679,29
130 Pipa Unk. AC Split ½ PK - 1 PK Material m' Rp69.184,50

68
Tabel 4.13 : Lanjutan Rincian Sumber Daya Pekerja Dan Bahan
Material
No Nama Sumber Daya Tipe Harga Satuan
Label

131 Pipa Unk. AC Split 1½ PK - 2 PK Material m' Rp92.515,50


132 Grouding AC Material ttk Rp165.000,00
133 Pas. AC Spilt ½ PK - 1 PK Material unit Rp224.879,00
134 Pas. AC Spilt 1½ PK - 2½ PK Material unit Rp315.084,00
135 Instalasi AC Spilt ½ PK - 1PK Material unit Rp301.340,00
136 Instalasi AC Spilt 1½ PK - 2½ PK Material unit Rp376.761,00
137 ID 235 Material buah Rp4.500.000,00
138 Kabel NYFGBY 4x35mm² Material m' Rp346.920,00
139 ID 245 Material ttk Rp1.650.000,00
140 ID 246 Material ttk Rp2.500.000,00
141 ID 247 Material bh Rp500.000,00
142 ID 248 Material bh Rp450.000,00
143 ID 249 Material bh Rp1.250.000,00
144 ID 250 Material bh Rp250.000,00
145 ID 251 Material bh Rp3.150.000,00
146 ID 252 Material unit Rp5.000.000,00
147 Box panel metal uku 60x80x20 -1.25mm Material unit Rp1.807.470,00
148 MCCB 200-250 A, 3P NS100H - 50 kA Material bh Rp3.492.510,00
149 MCCB 100-150 A, 3P NS100H - 50 kA Material bh Rp3.269.070,00
150 MCCB 30-60 A, 3P NS100H - 50 kA Material bh Rp2.647.050,00
151 MCB 10 Ampere 4,5 kA 1 PHASE Material bh Rp79.065,00
152 Busbar Material ls Rp2.500.000,00
153 Wiringpanel Material ls Rp1.500.000,00
154 Pilot lamp. Material bh Rp100.000,00
155 CT meter Material bh Rp400.000,00
156 Ampere meter400 sc Material bh Rp350.000,00
157 Volt meter + switch selector Material set Rp300.000,00
158 Ampere meter150 sc Material bh Rp385.000,00
159 Box panel metal uku 40x60x20 -1.25mm Material bh Rp912.240,00
160 Panel free standing 60 x 80 x 20 Material unit Rp1.807.470,00
MCCB 160 A Easypact EZC250H ( 36kA
161 Material unit Rp2.384.655,00
@
415 V AC )
162 MCB 10 A 4,5kA 3 phase Material unit Rp324.765,00
163 ID 256 Material ttk Rp10.000.000,00
164 ID 257 Material unit Rp4.500.000,00
165 Gate Valve Ø 1 " Material Bh Rp315.736,90
166 Gate Valve Ø 1 1/2" Material Bh Rp396.266,44
167 Kabel NYY 2 x 2,5 mm Material M' Rp13.965,00
168 ID 265 Material bh Rp500.000,00
169 ID 266 Material unit Rp6.720.000,00
170 ID 267 Material unit Rp1.500.000,00
171 Kanstin 40 x 25 x 15 Material m' Rp149.939,76
172 Cat kansteen Material m2 Rp78.684,32
173 Box culvert Material m' Rp2.100.000,00
174 Pipa 5 inch Material m' Rp369.099,06
175 Rumput Material m2 Rp34.742,00
176 Tiang bendera Stainless steel Material Rp15.000.000,00
177 shelter kendaraan Material m2 Rp2.750.000,00
178 cat aspal marking Material kg Rp114.675,00
179 thiner Material ltr Rp90.750,00

69
Tabel 4.14 : Lanjutan Rincian Sumber Daya Pekerja Dan Bahan

No Nama Sumber Daya Tipe Materi


al Harga Satuan
180 alat bantu marking Material lsLabel Rp4.228,13
181 Kusen dan Pintu utama PU (lengkap asesoris) Material unit Rp20.565.611,44
182 Kusen dan Pintu utama P1 (lengkap asesoris) Material unit Rp9.670.107,00
183 Kusen dan Pintu P2 (lengkap asesoris) Material unit Rp10.364.941,64
184 Kusen dan Pintu P3 (lengkap asesoris) Material unit Rp12.132.293,32
185 Kusen dan Pintu P3A (lengkap asesoris) Material unit Rp12.132.293,32
186 Kusen dan Pintu P4 (lengkap asesoris) Material unit Rp6.941.729,79
187 Kusen dan Pintu P5 (lengkap asesoris) Material unit Rp5.112.256,23
188 Kusen dan Pintu P6 (lengkap asesoris) Material unit Rp6.277.823,68
189 Kusen dan Pintu P7 (lengkap asesoris) Material unit Rp10.440.619,82
190 Kusen dan Jendela J1 (lengkap asesoris) Material unit Rp7.082.063,31
191 Kusen Jendela J2 (lengkap asesoris) Material unit Rp9.885.953,91
192 Kusen Jendela J2A (lengkap asesoris) Material unit Rp6.843.010,39
193 Kusen Jendela J3 (lengkap asesoris) Material unit Rp10.636.209,57
194 Kusen Jendela J4 (lengkap asesoris) Material unit Rp8.803.767,41
Kusen Boven alumunium dan kaca (lengkap
195 Material unit Rp2.256.073,51
196 Motor Grader Material jam Rp335.181,00
197asesoris)
Vibroll Roler Material jam Rp135.019,50
198 Water Tank Material jam Rp315.199,50
199 Exchavator galian Material jam Rp414.645,00
200 Dumptruck galian Material jam Rp244.629,00
201 Buldozer Material jam Rp694.386,00
202 Motor Grader Material jam Rp335.181,00
203 Vibro Compactor Material jam Rp135.019,50
204 Water tank Truck Material jam Rp315.199,50
205 Asphalt Finisher Material jam Rp455.185,50
206 Tandem roller 10-12 ton Material jam Rp333.333,00
207 Pneumatic Tired Roller Material jam Rp288.172,50
208 Asphalt Sprayer Material jam Rp71.841,00
209 Air Compressor Material jam Rp117.117,00
210 Truck penarik Material jam Rp64.795,50
211 Asphalt Esso Material kg Rp19.346,25
212 Base Coarse A Material m³ Rp302.000,00
213 Base Coarse B Material m³ Rp282.000,00
214 ATB Material m² Rp261.180,52
215 HRS Material m² Rp172.520,00
216 Solar Material ltr Rp15.015,00
217 Wiringpanel Material ls Rp1.500.000,00
218 ID 7 Material ls Rp70.000.000,00
219 ID 8 Material ls Rp10.000.000,00
220 ID 9 Material ls Rp5.000.000,00
221 ID 10 dan 301 Material batang Rp1.200.000,00
222 ID 11 Material m2 Rp75.000,00
223 ID 12 Material unit Rp1.500.000,00
224 ID 15 dan 304 Material M' Rp200.000,00
225 ID 147 Material unit Rp3.500.000,00
226 ID 192 Material m' Rp1.000.000,00
227 ID 200 Material bh Rp296.415,00
228 ID 201 Material bh Rp337.470,00
229 ID 202 Material bh Rp1.618.400,00
230 ID 203 Material bh Rp296.415,00
231 ID 299 Material ls Rp90.000.000,00
232 ID 300 Material Rp5.000.000,00

70
Gambar 4.4 Rencana Waktu Proyek Kantor Skadron Taruna Tahap 1

Proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna Tahap 1 dilaksanakan


600 hari kalender dengan libur 2 kali hati raya idul fitri selama 28 hari
sehingga waktu pelaksanaan menjadi 572 hari kerja. Dimulai tanggal 25 Maret
2021 sampai dengan 14 November 2022. Memiliki 2 sub item kegiatan yaitu
kegiatan pekerjaan A sayap kanan selama 572 hari kerja dan kegiatan
pekerjaan B sayap kiri selama 139 hari kerja.

Gambar 4.5 Rencana Waktu Kegiatan Pekerjaan A Sayap Kanan

Untuk kegiatan pekerjaan A sayap kanan memiliki sub item 16 pekerjaan


yang terdiri dari pekerjaan persiapan 32 hari, pekerjaan tanah dan pasir 309
hari, pekerjaan struktur beton 407 hari, pekerjaan pasangan 193 hari, pekerjaan
lantai dan keramik 22 hari, pekerjaan kuda-kuda atap dan plafond 180 hari,
pekerjaan kusen,pintu,dan jendela 46 hari, pekerjaan pengecatan dan
wallpaper 157 hari,
71
pekerjaan sanitasi 207 hari, pekerjaan instalasi listrik 15 hari, pekerjaan AC 8
hari, pekerjaan kabel feeder 5 hari, pekerjaan panel listrik 8 hari, pekerjaan
instalasi telekomunikasi 194 hari, pekerjaan instalasi air 12 hari, dan pekerjaan
sarana dan prasarana 145 hari.

Gambar 4.6 Rencana Waktu Kegiatan Pekerjaan B Sayap Kiri

Untuk kegiatan pekerjaan B sayap kiri memiliki sub item 3 pekerjaan

yang
terdiri dari pekerjaan persiapan 3 hari, pekerjaan tanah dan pasir 99 hari, dan
pekerjaan struktur beton 113 hari.
Adapun Kurva S perencanaan proyek Renovasi Berat Kantor Skadron
Taruna Tahap 1 adalah

Gambar 4.7 Time Schedule Rencana Proyek Renovasi Berat Kantor


Skadron Taruna Tahap 1

Progres rencana rata-rata per minggu adalah 1,19%, progres minimum


0,15% pada minggu ke 88, dan progres maksimum 5,43% pada minggu ke 79,
dengan rincian progres pada tabel berikut ini

72
Tabel 4.15 : Progres Renacana Per Minggu dan Rencana Kumulatif Per
Minggu
Progres Rencana M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20
Progres rencana per minggu (M1 sd M20) 0,3% 0,5% 0,2% 1,6% 0,6% 0,4% 1,2% 0,4% 0,8% 1,1% 0,3% 0,9% 0,9% 0,6% 0,9% 0,4% 0,8% 0,6%
Progres rencana kumulatif per minggu (M1 sd M20) 0,3% 0,8% 1,0% 2,6% 3,2% 3,6% 4,8% 4,8% 4,8% 5,2% 6,0% 7,1% 7,4% 8,3% 9,2% 9,8% 10,7% 11,1% 11,9% 12,5%
M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29 M30 M31 M32 M33 M34 M35 M36 M37 M38 M39 M40
Progres rencana per minggu (M21 sd M40) 2,4% 0,3% 0,3% 1,3% 0,8% 0,4% 0,8% 0,7% 0,8% 1,0% 0,7% 1,3% 1,7% 0,1% 2,0% 3,4% 0,3% 0,6% 1,1% 0,5%
Progres rencana kumulatif per minggu (M21 sd M40) 14,9% 15,2% 15,5% 16,8% 17,6% 18,0% 18,7% 19,4% 20,2% 21,2% 21,9% 23,2% 24,9% 25,0% 27,1% 30,5% 30,8% 31,4% 32,4% 32,9%
M41 M42 M43 M44 M45 M46 M47 M48 M49 M50 M51 M52 M53 M54 M55 M56 M57 M58 M59 M60
Progres rencana per minggu (M41 sd M60) 0,4% 0,4% 0,6% 0,4% 0,7% 0,3% 0,3% 1,8% 0,3% 1,3% 0,3% 0,3% 0,9% 1,0% 4,3% 1,0% 1,1% 0,2%
Progres rencana kumulatif per minggu (M41 sd M60) 33,4% 33,8% 34,4% 34,7% 35,4% 35,7% 35,9% 37,7% 38,1% 39,4% 39,7% 40,0% 40,9% 41,9% 46,2% 47,2% 48,3% 48,5% 48,5% 48,5%
M61 M62 M63 M64 M65 M66 M67 M68 M69 M70 M71 M72 M73 M74 M75 M76 M77 M78 M79 M80
Progres rencana per minggu (M61 sd M80) 0,5% 3,3% 0,2% 1,7% 1,8% 0,7% 2,7% 3,6% 4,3% 3,0% 3,4% 3,7% 0,6% 1,2% 0,4% 1,7% 1,7% 5,4% 0,5% 0,7%
Progres rencana kumulatif per minggu (M61 sd M80) 49,0% 52,3% 52,5% 54,2% 56,0% 56,7% 59,4% 63,0% 67,2% 70,2% 73,6% 77,3% 77,9% 79,1% 79,5% 81,2% 82,9% 88,3% 88,8% 89,5%
M81 M82 M83 M84 M85 M86 M87 M88
Progres rencana per minggu (M81 sd M88) 1,6% 4,1% 1,1% 1,4% 0,3% 0,3% 1,7% 0,1%
Progres rencana kumulatif per minggu (M81 sd M88) 91,1% 95,1% 96,2% 97,6% 97,9% 98,2% 99,9% 100,0%

4.3.2 Identifikasi Lintasan Kritis

Jumlah item pekerjaan yang ada di dalam lintasan kritis ada 134 item
pekerjaan dengan rincian sebagai berikut

Tabel 4.16 : Lintasan Kritis


NO WBS Task Name Duration
RENOVASI BERAT KANTOR SKADRON TARUNA TAHAP I
1 1.A.a.1 Pek. Pengukuran dan bouwplank 1 day
2 1.A.a.2 Pek. Bongkaran bangunan lama 7 days
3 1.A.a.3.1 Mobilisasi alat bore pile 1 day
4 1.A.a.5 Tebang pohon 3 days
5 1.A.a.6 Bongkar canopy bangunan lama kiri dan kanan 3 days
6 1.A.b.1 Pek. Galian tanah pondasi kedalaman 1 m 7 days
7 1.A.b.2 Pek. Galian tanah pondasi boredpile 7 days
8 1.A.b.3 Urugan tanah kembali 2 days
9 1.A.b.4 Urugan pasir bawah pondasi dan sloof tebal 10 cm 1 day
10 1.A.c.1 Lantai Kerja pile cap dan tie beam 1 day
11 1.A.c.2.1 - Beton K-300 ready mix 3 days
12 1.A.c.2.2 - Pembesian U-39 13 days
13 1.A.c.3.1 - Beton K-300 ready mix 3 days
14 1.A.c.3.2 - Pembesian U-39 16 days
15 1.A.c.3.3 - Begesting 10 days
16 1.A.c.4.2 - Pembesian U-39 5 days
17 1.A.c.5.1 - Beton K-300 ready mix 2 days
18 1.A.c.5.2 - Pembesian U-39 12 days
19 1.A.c.5.3 - Begesting 6 days
20 1.A.c.7.1 - Beton B-0 2 days
21 1.A.c.8.1.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
22 1.A.c.8.1.2 - Pembesian U-39 10 days
23 1.A.c.8.1.3 - Begesting 8 days
24 1.A.c.8.2.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
25 1.A.c.8.2.2 - Pembesian U-39 9 days

73
Tabel 4.17 : Lanjutan Lintasan Kritis
NO WBS Task Name Duration
26 1.A.c.8.3.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
27 1.A.c.8.3.2 - Pembesian U-39 9 days
28 1.A.c.8.4.1.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
29 1.A.c.8.4.1.2 - Pembesian U-39 7 days
30 1.A.c.8.4.1.3 - Begesting 11 days
31 1.A.c.8.4.2.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
32 1.A.c.8.4.2.2 - Pembesian U-39 7 days
33 1.A.c.8.4.2.3 - Begesting 6 days
34 1.A.c.8.4.3.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
35 1.A.c.8.4.3.2 - Pembesian U-39 2 days
36 1.A.c.8.4.3.3 - Begesting 2 days
37 1.A.c.9.1.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
38 1.A.c.9.1.3 - Begesting 10 days
39 1.A.c.9.2.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
40 1.A.c.9.2.3 - Begesting 10 days
41 1.A.c.9.4.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
42 1.A.c.9.4.2 - Pembesian U-39 8 days
43 1.A.c.9.4.3 - Begesting 7 days
44 1.A.c.10.1.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
45 1.A.c.10.1.2 - Pembesian U-39 3 days
46 1.A.c.10.1.3 - Begesting 3 days
47 1.A.c.10.2.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
48 1.A.c.10.2.2 - Pembesian U-39 2 days
49 1.A.c.10.2.3 - Begesting 2 days
50 1.A.c.10.3.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
51 1.A.c.10.3.3 - Begesting 1 day
52 1.A.c.10.4.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
53 1.A.c.10.4.3 - Begesting 1 day
54 1.A.c.10.5.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
55 1.A.c.10.5.3 - Begesting 1 day
56 1.A.c.10.6.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
57 1.A.c.10.6.2 - Pembesian U-39 2 days
58 1.A.c.10.6.3 - Begesting 5 days
59 1.A.c.10.7.1 - Beton K-300 site mix 1 day
60 1.A.c.10.7.2 - Pembesian U-39 2 days
61 1.A.c.10.7.3 - Begesting 5 days
62 1.A.c.11.1.1 - Beton K-300 ready mix 3 days
63 1.A.c.11.1.2 - Pembesian U-39 18 days
64 1.A.c.11.1.3 - Begesting 17 days
65 1.A.c.12.1.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
66 1.A.c.12.1.2 - Pembesian U-39 4 days
67 1.A.c.12.1.3 - Begesting 5 days
68 1.A.c.12.4.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
69 1.A.c.12.4.2 - Pembesian U-39 6 days
70 1.A.c.12.4.3 - Begesting 6 days
71 1.A.c.12.5.1 - Beton K-300 ready mix 1 day
72 1.A.c.12.7 Pek. Pondasi batu kali di bawah sloof spesi 1:4 5 days
73 1.A.d.2 Pek. Beton kolom praktis 7 days
74 1.A.d.3 Pek. Beton balok praktis / latiu 10/15 5 days

7
Tabel 4.18 : Lanjutan Lintasan Kritis
NO WBS Task Name Duration
75 1.A.d.4 Pas. Dinding hebel tebal 10 cm lantai 1 spesi mortar 10 days
76 1.A.d.6 Pek. Plesteran 1 : 4 Lantai 1 + kolom 60 days
77 1.A.d.7 Pek. Plesteran 1 : 4 Lantai 2 + kolom 60 days
78 1.A.d.8 Pek. Acian 60 days
79 1.A.d.9 Saluran buis beton setengah U-20 8 days
80 1.A.d.10 Rabatan keliling mutu beton K-125 2 days
81 1.A.e.1 Pas. Granite lantai 60x60cm polish 13 days
82 1.A.e.2 Pas. Plint Granite 10x60cm 9 days
83 1.A.e.4 Pas. Keramik tangga 2 days
84 1.A.e.5 Pas. Granite lantai KM/WC 60x60 cm Unpolish 2 days
85 1.A.e.6 Pas. Granite dinding KM/WC 60x60 cm 7 days
86 1.A.f.1 Pek. Rangka atap baja ringan 17 days
87 1.A.f.2 Pas. Atap Spandek 5 days
88 1.A.f.3 Pas. Nok Spandek 1 day
89 1.A.f.4 Pek. Compound dag 3 days
90 1.A.f.5 Pek. Plafon Gypsum rangka Hollow 4/4 dan 2/4 24 days
91 1.A.f.7 Pas. List plafond alumunium ( shadow line ) 7 days
92 1.A.s.1.1 Galian tanah utk area parkir baru t=58cm dgn alber 2 days
93 1.A.s.1.2 LPB ( Lapis penetrasi bawah ) t = 20 cm 3 days
94 1.A.s.1.3 LPA ( Lapis penetrasi atas ) t = 15 cm 5 days
95 1.A.s.1.4 ATB t = 6 cm 28 days
96 1.A.s.1.5 HRS t = 4 cm 11 days
97 1.A.s.1.6 Prime coat 6 days
98 1.A.s.1.7 Teak coat 24 days
99 1.A.s.2.1 ATB t = 6 cm 7 days
100 1.A.s.2.2 HRS t = 4 cm 3 days
101 1.A.s.2.3 Prime coat 1 day
102 1.A.s.2.5 Kanstin 40 x 25 x 15 4 days
103 1.A.s.2.6 Cat kansteen 1 day
104 1.A.s.3.1 Galian tanah 1 day
105 1.A.s.3.2 Urugan pasir 1 day
106 1.A.s.3.3 lantai kerja 1 day
107 1.A.s.3.4 Box culvert 2 days
108 1.A.s.3.5 Timbun tanah kembali 1 day
109 1.A.s.3.6 Pipa 5 inch taman tepi jalan 2 days
110 1.A.s.5 Shelter Kendaraan 2 Unit 14 days
111 1.B.a.1 Pek. Pengukuran dan bouwplank 1 day
112 1.B.a.2 Pek. Bongkaran bangunan lama 7 days
113 1.B.a.4 Tebang pohon 3 days
114 1.B.b.1 Pek. Galian tanah pondasi kedalaman 1 m 7 days
115 1.B.b.2 Pek. Galian tanah pondasi boredpile 7 days
116 1.B.b.3 Urugan tanah kembali 2 days
117 1.B.b.5 Urugan pasir bawah lantai 8 days
118 1.B.b.6 Urugan sirtu peninggian lantai T = 70 cm dipadatkan 9 days
119 1.B.c.2.1 - Beton K-300 ready mix 3 days
120 1.B.c.2.2 - Pembesian U-39 13 days
121 1.B.c.3.1 - Beton K-300 ready mix 3 days

7
Tabel 4.19 : Lanjutan Lintasan Kritis
NO WBS Task Name Duration
122 1.B.c.3.2 - Pembesian U-39 16 days
123 1.B.c.3.3 - Begesting 10 days
124 1.B.c.4.2 - Pembesian U-39 5 days
125 1.B.c.5.1 - Beton K-300 ready mix 2 days
126 1.B.c.5.2 - Pembesian U-39 12 days
127 1.B.c.5.3 - Begesting 6 days
128 1.B.c.6.1 - Beton K-300 ready mix 4 days
129 1.B.c.6.2 - Pembesian wiremesh m8 ( 1 layer ) 21 days
130 1.B.c.6.3 - Besi decking ( hak ) Ø 10 mm 1 day
131 1.B.c.7.1 - Beton B-0 2 days
132 1.B.c.8.2.5 - Beton K-300 ready mix 1 day
133 1.B.c.8.2.6 - Pembesian U-39 5 days
134 1.B.c.8.2.7 - Begesting 8 days

Untuk semua item pekerjaan pada lintasan kritis perlu diwaspadai agar
tidak mengalami keterlambatan karena apabila mengalami keterlambatan total
durasi pekerjaan akan bertambah dan proyek tidak bisa tepat waktu

4.3.3 Evaluasi Realisasi Jadwal Proyek

Dengan adanya amandemen kontrak pekerjaan yang semula 572 hari


menjadi 462 hari beberapa item pekerjaan mengalami keterlambatan realisasi
progres. Item pekerjaan yang mengalami keterlambatan akibat adanya
amandemen 1 adalah pekerjaan struktur beton semula 301 hari menjadi 319
hari, pekerjaan pasangan semula 149 hari menjadi 167 hari, pekerjaan kuda-
kuda atap dan plafond semula 134 hari menjadi 152 hari, pekerjaan pengecatan
dan wallpaper semula 131 hari menjadi 149 hari, pekerjaan sanitasi semula 168
hari menjadi 186 hari, dan pekerjaan instalasi telekomunikasi semula 155 hari
menjadi 173 hari. Adanya keterlambatan pekerjaan dengan durasi total 480 hari
yang seharusnya 462 hari perlu dilakukan percepatan 18 hari pada item
pekerjaan yang mengalami keterlambatan tersebut. Untuk lebih lengkapnya
terinci pada tabel 4.20 berikut

7
Tabel 4.20 : Evaluasi Realisasi Jadwal Proyek

Durasi Normal Awal


Durasi Normal Amandemen
Durasi 1Keterlambat
No WBS Item Pekerjaan

1 RENOVASI BERAT KANTOR SKADRON TARUNA TAHAP I 572 days 462 days 480 days
1.A A. Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kanan) 572 days 462 days 480 days
1.A.a Pekerjaan Persiapan 32 days 24 days 24 days
1.A.b Pekerjaan Tanah Dan Pasir 309 days 205 days 205 days
1.A.c Pekerjaan Struktur Beton 407 days 301 days 319 days
1.A.d Pekerjaan Pasangan 193 days 149 days 167 days
1.A.e Pekerjaan Lantai Dan Keramik 22 days 22 days 22 days
1.A.fPekerjaan Kuda-kuda, Atap Dan Plafond180 days134 days152 days

1.A.g Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela 46 days 46 days 46 days


1.A.h Pekerjaan Pengecatan dan Wallpaper 157 days 131 days 149 days
1.A.i Pekerjaan Sanitasi 207 days 168 days 186 days
1.A.m Pekerjaan Instalasi Listrik 15 days 15 days 15 days
1.A.n Pekerjaan Air Conditioner 8 days 8 days 8 days
1.A.o Pekerjaan Kabel Feeder 5 days 5 days 5 days
1.A.p Pekerjaan Panel listrik 8 days 8 days 8 days
1.A.qPekerjaan instalasi telekomunikasi194 days155 days173 days

1.A.r Pekerjaan instalasi Air 12 days 12 days 12 days


1.A.s Sarana dan Prasarana 145 days 145 days 145 days
1.B B. Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kiri) 139 days 139 days 139 days
1.B.a Pekerjaan Persiapan 33 days 33 days 33 days
1.B.b Pekerjaan Tanah Dan Pasir 99 days 99 days 99 days
1.B.c Pekerjaan Struktur Beton 113 days 113 days 113 days

4.3.4 Action Plan

Durasi keterlambatan 480 hari yang seharusnya 462 hari sesuai dengan
kontrak amandemen 1, perlu dipercepat 18 hari. Sehingga durasi percepatan
pada pekerjaan struktur beton semula 319 hari menjadi 301 hari, pekerjaan
pasangan semula 167 hari menjadi 149 hari, pekerjaan kuda-kuda atap dan
plafond semula 152 hari menjadi 134 hari, pekerjaan pengecatan dan wallpaper
semula 149 hari menjadi 131 hari, pekerjaan sanitasi semula 186 hari menjadi
168 hari, dan pekerjaan instalasi telekomunikasi semula 173 hari menjadi 155
hari. Untuk lebih lengkapnya terinci pada tabel 4.21 berikut

7
Tabel 4.21 : Durasi Percepatan Action Plan

Durasi
Durasi Normal Durasi Durasi
No WBS Item Pekerjaan Normal
Amandemen 1 Keterlambat Percepatan
Awal

1 RENOVASI BERAT KANTOR SKADRON TARUNA TAHAP I 572 days 462 days 480 days 462 days
1.A A. Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kanan) 572 days 462 days 480 days 462 days
1.A.a Pekerjaan Persiapan 32 days 24 days 24 days 24 days
1.A.b Pekerjaan Tanah Dan Pasir 309 days 205 days 205 days 205 days
1.A.c Pekerjaan Struktur Beton 407 days 301 days 319 days 301 days
1.A.d Pekerjaan Pasangan 193 days 149 days 167 days 149 days
1.A.e Pekerjaan Lantai Dan Keramik 22 days 22 days 22 days 22 days
1.A.f Pekerjaan Kuda-kuda, Atap Dan Plafond 180 days 134 days 152 days 134 days
1.A.g Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela 46 days 46 days 46 days 46 days
1.A.h Pekerjaan Pengecatan dan Wallpaper 157 days 131 days 149 days 131 days
1.A.i Pekerjaan Sanitasi 207 days 168 days 186 days 168 days
1.A.m Pekerjaan Instalasi Listrik 15 days 15 days 15 days 15 days
1.A.n Pekerjaan Air Conditioner 8 days 8 days 8 days 8 days
1.A.o Pekerjaan Kabel Feeder 5 days 5 days 5 days 5 days
1.A.p Pekerjaan Panel listrik 8 days 8 days 8 days 8 days
1.A.q Pekerjaan instalasi telekomunikasi 194 days 155 days 173 days 155 days
1.A.r Pekerjaan instalasi Air 12 days 12 days 12 days 12 days
1.A.s Sarana dan Prasarana 145 days 145 days 145 days 145 days
1.B B. Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kiri) 139 days 139 days 139 days 139 days
1.B.a Pekerjaan Persiapan 33 days 33 days 33 days 33 days
1.B.b Pekerjaan Tanah Dan Pasir 99 days 99 days 99 days 99 days
1.B.c Pekerjaan Struktur Beton 113 days 113 days 113 days 113 days

4.3.5 Perencanaan Durasi Maksimal Percepatan

Identifikasi item pekerjaan (pada lintasan kritis) yang bisa dipercepat


berdasarkan permintaan owner 462 hari yang didapatkan dari 134 item
pekerjaan kritis setelah dilakukan reschedulling maka diperoleh hanya 1 item
pekerjaan saja yaitu pekerjaan acian. Durasi normal 60 hari dipercepat 18 hari
menjadi 42 hari. Jumlah tenaga kerja normal pekerja 13,79 OH, tukang batu
6,90 OH, kepala tukang 0,69 OH dan mandor 0,69 OH menjadi jumlah tenaga
kerja percepatan pekerja 19,70 OH, tukang batu 9,85 OH, kepala tukang 0,99
OH dan mandor 0,99 OH. Penambahan jumlah tenaga kerja pekerja 5,91 OH,
tukang batu 2,96 OH, kepala tukang 0,30 OH dan mandor 0,30 OH. Lebih
rincinya dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut
Tabel 4.22 : Perencanaan Durasi Maksimal Percepatan

Jumlah
Durasi Jumlah Penambah-
Durasi Tenaga
No WBS Item Pekerjaan / Durasi Perce- setelah Tenaga Kerja an Jumlah
Tenaga Kerja Normal perce- Kerja Tenaga
patan Percepa-
patan Normal Kerja(OH)
tan

1.A.d.8 Pek. Acian 60 18 42


Pekerja 60 18 42 13,79 19,70 3,00
Tukang Batu 60 18 42 6,90 9,85 3,00
Kepala Tukang 60 18 42 0,69 0,99 -
Mandor 60 18 42 0,69 0,99 -

7
4.3.6 Perbandingan Durasi Antara Jadwal Perencanaan Awal
Dengan Setelah Dilakukan Reschedulling

Perbandingan durasi antara jadwal perencanaan awal dengan setelah


dilakukan reschedulling dapat dilihat pada tabel 4.23. Pekerjaan acian dengan
durasi normal 60 hari, durasi percepatan 18 hari, dan durasi setelah percepatan
42 hari.
Tabel 4.23 : Perbandingan Durasi Pada Pekerjaan Acian

No WBSItem Pekerjaan /Durasi Durasi Perce-Durasi setelah


Tenaga KerjaNormal patanpercepatan

1.A.d.8 Pek. Acian 60 18 42

Perbandingan durasi yang beda yaitu pada pekerjaan struktur beton


semula, pekerjaan pasangan, pekerjaan kuda-kuda atap dan plafond, pekerjaan
pengecatan dan wallpaper, pekerjaan sanitasi, dan pekerjaan instalasi
telekomunikasi. Untuk lebih lengkapnya terinci pada tabel 4.23 berikut

Tabel 4.24 : Perbandingan Durasi Keseluruhan Pekerjaan

Durasi Normal Durasi Realisasi Durasi Setelah


No WBS Item Pekerjaan
Amandemen 1 Reschedulling

1 RENOVASI BERAT KANTOR SKADRON TARUNA TAHA


PI
462 days 480 days 462 days
1.A A. Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kanan) 462 days 480 days 462 days
1.A.a Pekerjaan Persiapan 24 days 24 days 24 days
1.A.b Pekerjaan Tanah Dan Pasir 205 days 205 days 205 days
1.A.c Pekerjaan Struktur Beton 301 days 319 days 301 days
1.A.d Pekerjaan Pasangan 149 days 167 days 149 days
1.A.e Pekerjaan Lantai Dan Keramik 22 days 22 days 22 days
1.A.f Pekerjaan Kuda-kuda, Atap Dan Plafond 134 days 152 days 134 days
1.A.g Pekerjaan Kusen, Pintu Dan Jendela 46 days 46 days 46 days
1.A.h Pekerjaan Pengecatan dan Wallpaper 131 days 149 days 131 days
1.A.i Pekerjaan Sanitasi 168 days 186 days 168 days
1.A.m Pekerjaan Instalasi Listrik 15 days 15 days 15 days
1.A.n Pekerjaan Air Conditioner 8 days 8 days 8 days
1.A.o Pekerjaan Kabel Feeder 5 days 5 days 5 days
1.A.p Pekerjaan Panel listrik 8 days 8 days 8 days
1.A.q Pekerjaan instalasi telekomunikasi 155 days 173 days 155 days
1.A.r Pekerjaan instalasi Air 12 days 12 days 12 days
1.A.s Sarana dan Prasarana 145 days 145 days 145 days
1.B B. Pekerjaan Gedung Skadron Taruna (Sayap Kiri) 139 days 139 days 139 days
1.B.a Pekerjaan Persiapan 33 days 33 days 33 days
1.B.b Pekerjaan Tanah Dan Pasir 99 days 99 days 99 days
1.B.c Pekerjaan Struktur Beton 113 days 113 days 113 days

7
4.3.7 Durasi Setelah Dilakukan Reschedulling
Pada pekerjaan acian setelah dilakukan reschedulling durasi menjadi 42
hari dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 4.8 Durasi Pekerjaan Acian Setelah Dilakukan Reschedulling

Gambar 4.9 Durasi Pekerjaan Keseluruhan Setelah Dilakukan Reschedulling

Pada pekerjaan keseluruhan setelah dilakukan reschedulling durasi yang


didapat adalah 462 hari dengan rincian pekerjaan A Gedung Skadron (sayap

8
kanan) untuk pekerjaan persiapan 24 hari, pekerjaan tanah dan pasir 205 hari,
pekerjaan struktur beton 301 hari, pekerjaan pasangan 149 hari, pekerjaan
lantai dan keramik 22 hari, pekerjaan kuda-kuda atap dan plafond 134 hari,
pekerjaan kusen pintu dan jendela 46 hari, pekerjaan pengecatan dan wallpaper
131 hari, pekerjaan sanitasi 168 hari, pekerjaan instalasi listrik 15 hari,
pekerjaan air conditioner 8 hari, pekerjaan kabel feeder 5 hari, pekerjaan panel
listrik 8 hari, pekerjaan instalasi telekomunikasi 155 hari, pekerjaan instalasi
air 12 hari, sarana dan prasarana 145 hari. Rincian pekerjaan B Gedung
Skadron (sayap kiri) untuk pekerjaan persiapan 33 hari, pekerjaan tanah dan
pasir 99 hari, pekerjaan struktur beton 113 hari.

4.3.8 Biaya Yang Didapat Setelah Dilakukan Reschedulling


A. Biaya Percepatan Dengan Menambah Jumlah Tenaga Kerja
Biaya percepatan 18 hari dengan menambah jumlah tenaga kerja pada
pekerjaan acian diperlukan tambahan biaya sebesar Rp2.100.000,00
atau tambahan biaya 1,44% dari biaya normal 60 hari. Biaya total
sebesar Rp148.128.959,19. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 4.25 : Biaya Percepatan Dengan Menambah Jumlah Tenaga Kerja
Tambahan Biaya
Penambah-an Tambahan Biaya Akibat
Jumlah Jumlah Tenaga Akibat penambahan
Item Pekerjaan / Durasi Durasi Perce- Durasi setelah Jumlah Harga satuan Total Harga Upah Total Harga Normal Durasi Biaya penambahan jumlah tenaga
No WBS Tenaga Kerja Kerja Percepa- Harga Normal/jam jumlah tenaga kerja
Tenaga Kerja Normal patan perce-patan Tenaga upah/hari Kerja Normal 42 hari 60 Hari Mobilisasi/orang kerja (Slope Biaya untuk 18
Normal tan (Slope Biaya untuk 1
Kerja(OH) hari)
hari)

a b c d e f g h i =c*d*h j = a*d*h k L = f*k m = L/18


1.A.d.8 Pek. Acian 60 18 42
Pekerja 60 18 42 13,79 19,70 3,00 Rp13.389,00 Rp107.112,50 Rp62.050.644,00 Rp 88.643.777,15 Rp 350.000,00 Rp 1.050.000,00 Rp 58.333,33
Tukang Batu 60 18 42 6,90 9,85 3,00 Rp14.094,00 Rp112.750,00 Rp32.658.233,69 Rp 46.654.619,55 Rp 350.000,00 Rp 1.050.000,00 Rp 58.333,33
Kepala Tukang 60 18 42 0,69 0,99 - Rp15.503,00 Rp124.025,00 Rp3.592.405,71 Rp 5.132.008,15 Rp 350.000,00 Rp - Rp -
Mandor 60 18 42 0,69 0,99 - Rp16.913,00 Rp135.300,00 Rp3.918.988,04 Rp 5.598.554,35 Rp 350.000,00 Rp - Rp -
TOTAL Rp 146.028.959,19 Rp 2.100.000,00 Rp 116.666,67
% biaya tambah 1,44%
tenaga kerja

Berdasarkan ketersediaan tenaga kerja di lapangan maka kebutuhan tenaga


kerja tambahan akibat adanya percepatan pada pekerjaan acian pada tanggal 12
November – 23 Desember 2021 adalah sebagai berikut :
a) Pekerja dibutuhkan penambahan 2,34 OH atau 3 OH dengan biaya
tambahan untuk mobilisasi dan demobilisasi Rp 1.050.000,00
b) Tukang dibutuhkan penambahan 2,49 OH atau 3 OH dengan biaya
tambahan untuk mobilisasi dan demobilisasi Rp 1.050.000,00

8
c) Kepala tukang tidak perlu penambahan tenaga kerja
d) Mandor tidak perlu penambahan tenaga kerja
Sehingga total kebutuhan penambahan biaya sebesar Rp 2.100.000,00 atau
1,44% dari biaya normal 60 hari
Tabel 4.26 : Biaya Tenaga Kerja Penambahan 42 Hari

Ketersediaan
Kebutuhan
Penambahan Biaya mobilsasi dan demobilisasi
Tenaga kerja tenaga kerja tenaga kerja Pembulatan tenaga kerja / hari Total biaya
tenaga kerja
lapangan
Kebutuhan tenaga kerja maksimal tanggal 12 November – 23 Desember 2021
Pekerja 32,34 30 2,34 3 Rp 350.000,00 Rp 1.050.000,00
Tukang Batu 22,49 20 2,49 3 Rp 350.000,00 Rp 1.050.000,00
Kepala Tukang 4,02 6 0 0 Rp 350.000,00 Rp -
Mandor 1,50 3 0 0 Rp 350.000,00 Rp -
Total biaya penambahan (42 hari) Rp 2.100.000,00
Total biaya normal 60 hari Rp 146.028.959,19
Prosentase terhadap biaya normal 1,44%

B. Biaya Percepatan Dengan Menambah Jam Kerja/Lembur


Biaya percepatan 18 hari dengan menambah jam kerja/lembur pada
pekerjaan acian diperlukan tambahan biaya sebesar Rp 32.856.798,23
atau tambahan biaya 22,50% dari biaya normal 60 hari. Biaya total
sebesar Rp178.885.757,42 Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut
Tabel 4.27 : Biaya Percepatan Dengan Menambah Jam Kerja/Lembur
Jumlah
Durasi Jumlah Penambah- Tambahan Biaya
Durasi Tenaga Tambahan Biaya Akibat
Item Pekerjaan / Durasi setelah Tenaga an Jumlah Lembur Harga Total harga lembur / Total Harga Lembur
untuk percepatan 18 Harga satuan Total Harga Upah Total Harga Normal + Total Harga Normal Akibat Lembur
No WBS Perce- Kerja Lembur (Slope Biaya
Tenaga Kerja Normal perce- Kerja Tenaga (jam/hari) lembur/jam hari upah/hari Kerja Normal 42 hari Percepatan Lembur Durasi 60 Hari (Slope Biaya untuk 1
patan Percepa- hari untuk 18 hari)
patan Normal Kerja(OH) hari)
tan

a b c d e f=e-d g = f*8 h i = g*h j = c*i k l m = j+l n = a*d*k o = m-n p = o/8


1.A.d.8 Pek. Acian 60 18 42
Pekerja 60 18 42 13,79 19,70 5,91 47,29 Rp23.430,75 Rp 1.108.042,04 Rp 46.537.765,76 Rp107.112,50 Rp62.050.644,00 Rp 108.588.409,76 Rp 88.643.777,15 Rp 19.944.632,62 Rp 1.108.035,15
Tukang Batu 60 18 42 6,90 9,85 2,96 23,65 Rp24.664,50 Rp 583.193,09 Rp 24.494.109,74 Rp112.750,00 Rp32.658.233,69 Rp 57.152.343,43 Rp 46.654.619,55 Rp 10.497.723,88 Rp 583.206,88
Kepala Tukang 60 18 42 0,69 0,99 0,30 2,36 Rp27.130,25 Rp 64.149,58 Rp 2.694.282,56 Rp124.025,00 Rp3.592.405,71 Rp 6.286.688,26 Rp 5.132.008,15 Rp 1.154.680,11 Rp 64.148,89
Mandor 60 18 42 0,69 0,99 0,30 2,36 Rp29.597,75 Rp 69.984,00 Rp 2.939.327,93 Rp135.300,00 Rp3.918.988,04 Rp 6.858.315,97 Rp 5.598.554,35 Rp 1.259.761,62 Rp 69.986,76
Rp 178.885.757,42 Rp 146.028.959,19 Rp 32.856.798,23 Rp 1.825.377,68
% biaya lembur 22,50%

4.3.9 Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Reschedulling


Pada pekerjaan acian total biaya yang diperlukan dengan menambah jumlah
tenaga kerja maka biaya tambahan yang diperlukan sebesar Rp 2.100.000,00 atau
tambahan biaya 1,44% dari biaya normal 60 hari sedangkan dengan menambah jam
kerja / lembur maka biaya tambahan yang diperlukan sebesar Rp 32.856.798,23 atau
tambahan biaya 22,50% dari biaya normal 60 hari

8
Tabel 4.28 : Perbandingan Biaya Setelah Dilakukan Reschedulling

Jumlah Tenaga Kerja


Jumlah
Durasi setelah Tenaga
perce- patan Penambah- Tambahan Biaya Akibat
Durasi Normal Perce- an Jumlah LemburTotal Harga Normal Durasi Tambahan Biaya Akibat penambahan jumlah tenaga
Item Pekerjaan / Durasi
No WBS Tenaga Kerja Lembur (Slope Biaya untuk kerja (Slope Biaya untuk 18
Kerja Tenaga(jam/hari) 60 Hari
patan Normal Percepa- Kerja(OH) 18 hari)
hari)
tan

1.A.d.8 Pek. Acian 60 18 42


Pekerja 60 18 42 13,79 19,70 3,00 47,29 Rp 88.643.777,15 Rp 19.944.632,62 Rp 1.050.000,00
Tukang Batu 60 18 42 6,90 9,85 3,00 23,65 Rp 46.654.619,55 Rp 10.497.723,88 Rp 1.050.000,00
Kepala Tukang 60 18 42 0,69 0,99 - 2,36 Rp 5.132.008,15 Rp 1.154.680,11 Rp -
Mandor 60 18 42 0,69 0,99 - 2,36 Rp 5.598.554,35 Rp 1.259.761,62 Rp -
Rp 146.028.959,19 Rp 32.856.798,23 Rp 2.100.000,00
% biaya tambah
% biaya lembur tenaga kerja
22,50% 1,44%

4.3.10 Pembahasan Dan Rekomendasi

Berdasarkan tabel 4.27 direkomendasikan bahwa percepatan 18 hari yang


paling efisien adalah dengan cara menambah jumlah tenaga kerja pekerja 3 orang
dan tukang batu 3 orang dengan biaya tambahan Rp2.100.000,00 atau tambahan
biaya 1,44% dari biaya normal 60 hari.
Dari data awal diketahui bahwa jumlah tenaga kerja yang tersedia di lapangan
adalah pekerja berjumlah 30 orang, tukang berjumlah 20 orang, kepala tukang
berjumlah 6 orang, operator alat berjumlah 5 orang, dan mandor berjumlah 3 orang.
Pada tabel di bawah ini merupakan jumlah kebutuhan minimal, maksimal,
dan rata-rata selama 462 hari kerja proyek Renovasi Berat Kantor Skadron Taruna
Tahap 1, pada jumlah maksimal melebihi tenaga kerja yang tersedia di lapangan
Tabel 4.29 : Jumlah Kebutuhan Minimal, Maksimal dan Rata- rata
Tenaga Kerja
Kepala
Pekerja Tukang Mandor
Tukang
Min 1,3 0,44 0,18 0,04
Max 32,34 22,49 5,81 2,99
Rata-Rata 19,17 14,24 2,60 1,60

Grafik berikut menujukan total kebutuhan harian tenaga kerja pekerja,


tukang, kepala tukang, mandor selama 462 hari proyek berlangsung

8
Grafik 4.1 Kebutuhan Pekerja Per Hari

Grafik 4.2 Kebutuhan Tukang Per Hari

Grafik 4.3 Kebutuhan Kepala Tukang Per Hari

Grafik 4.4 Kebutuhan Mandor Per Hari


Pada grafik kebutuhan pekerja, tukang, kepala tukang dan mandor per hari
selama 462 hari semua tidak sama ada pasang surutnya sesuai padatnya pekerjaan
pada hari tersebut yang sudah diolah menggunakan microsoft project

Pekerjaan yang dipercepat adalah pekerjaan acian dari 60 hari menjadi 42


hari (dari tanggal 12 November – 23 Desember 2021) dengan kebutuhan tenaga
kerja per hari adalah pekerja 19,70 OH, tukang batu 9,85 OH, kepala tukang

8
0,99 OH dan

8
mandor 0,99 OH. Kebutuhan tenaga kerja maksimal pada tanggal 12 November –
23 Desember 2021 adalah pekerja 32,34 OH, tukang 22,49 OH, kepala tukang 4,02
OH dan mandor 1,5 OH. Dimana berdasarkan ketersediaan tenaga kerja di lapangan
maka kebutuhan tenaga kerja tambahan akibat adanya percepatan pada pekerjaan
acian pada tanggal 12 November – 23 Desember 2021 adalah sebagai berikut :
1. Pekerja kebutuhan maksimal 32,34 OH sedangkan ketersediaan di
lapangan 30 OH, sehingga dibutuhkan penambahan 2,34 OH atau 3 OH
2. Tukang kebutuhan maksimal 22,49 OH sedangkan ketersediaan di
lapangan 20 OH, sehingga dibutuhkan penambahan 2,49 OH atau 3 OH
3. Kepala tukang kebutuhan maksimal 4,02 OH sedangkan ketersediaan di
lapangan 6 OH, maka tidak perlu penambahan tenaga kerja
4. Mandor kebutuhan maksimal 1,5 OH sedangkan ketersediaan di lapangan
3 OH, maka tidak perlu penambahan tenaga kerja

Tabel 4.30 : Total Kebutuhan Tenaga Kerja Harian dari 12 November –


4 Desember 2021
Kepala
Tanggal Hari ke Pekerja Tukang Mandor
Tukang
12/11/2021 219 32,34 22,49 4,02 1,5
13/11/2021 220 32,34 22,49 4,02 1,5
14/11/2021 221 32,34 22,49 4,02 1,5
15/11/2021 222 32,34 22,49 4,02 1,5
16/11/2021 223 32,34 22,49 4,02 1,5
17/11/2021 224 32,34 22,49 4,02 1,5
18/11/2021 225 32,34 22,49 4,02 1,5
19/11/2021 226 32,34 22,49 4,02 1,5
20/11/2021 227 32,34 22,49 4,02 1,5
21/11/2021 228 32,34 22,49 4,02 1,5
22/11/2021 229 32,34 22,49 4,02 1,5
23/11/2021 230 32,34 22,49 4,02 1,5
24/11/2021 231 32,34 22,49 4,02 1,5
25/11/2021 232 32,34 22,49 4,02 1,5
26/11/2021 233 32,34 22,49 4,02 1,5
27/11/2021 234 32,34 22,49 4,02 1,5
28/11/2021 235 32,34 22,49 4,02 1,5
29/11/2021 236 32,34 22,49 4,02 1,5
30/11/2021 237 32,34 12,37 1,49 1,24
01/12/2021 238 32,34 12,37 1,49 1,24
02/12/2021 239 32,34 12,37 1,49 1,24
03/12/2021 240 32,34 12,37 1,49 1,24
04/12/2021 241 32,34 12,37 1,49 1,24

8
Tabel 4.31 : Lanjutan Total Kebutuhan Tenaga Kerja Harian dari 5
Desember – 23 Desember 2021
Kepala
Tanggal Hari ke Pekerja Tukang Mandor
Tukang
05/12/2021 242 32,34 12,37 1,49 1,24
06/12/2021 243 25,7 21,85 0,99 1,79
07/12/2021 244 25,7 21,85 0,99 1,79
08/12/2021 245 25,7 21,85 0,99 1,79
09/12/2021 246 25,7 21,85 0,99 1,79
10/12/2021 247 25,2 20,85 0,99 1,54
11/12/2021 248 25,2 20,85 0,99 1,54
12/12/2021 249 25,2 20,85 0,99 1,54
13/12/2021 250 24,95 20,35 0,99 1,52
14/12/2021 251 24,95 20,35 0,99 1,52
15/12/2021 252 19,7 9,85 0,99 0,99
16/12/2021 253 21,5 13,4 0,99 2,64
17/12/2021 254 19,7 9,85 0,99 0,99
18/12/2021 255 19,7 9,85 0,99 0,99
19/12/2021 256 19,7 9,85 0,99 0,99
20/12/2021 257 19,7 9,85 0,99 0,99
21/12/2021 258 19,7 9,85 0,99 0,99
22/12/2021 259 19,7 9,85 0,99 0,99
23/12/2021 260 19,7 9,85 0,99 0,99

Gambar 4.10 Total Tenaga Kerja Pekerja Pada Tanggal 12 November – 3 November 2021

Gambar diambil dari resource graph aplikasi microsoft project terlihat pada
tanggal 12 November – 3 Desember 2021 jumlah pekerja harian mengalami
overallocated atau kelebihan sumber daya pekerja di lapangan yang seharusnya 30
orang.
8
Gambar 4.11 Total Tenaga Kerja Pekerja Pada Tanggal 3 November – 24 Desember 2021

Gambar diambil dari resource graph aplikasi microsoft project terlihat pada
tanggal 3 Desember – 5 Desember 2021 jumlah pekerja harian mengalami
overallocated atau kelebihan sumber daya pekerja di lapangan yang seharusnya 30
orang.

Gambar 4.12 Total Tenaga Kerja Tukang Pada Tanggal 12 November – 3 November 2021

Gambar diambil dari resource graph aplikasi microsoft project terlihat pada
tanggal 12 November – 29 November 2021 jumlah tukang harian mengalami
overallocated atau kelebihan sumber daya pekerja di lapangan yang seharusnya 20
orang.

8
Gambar 4.13 Total Tenaga Kerja Tukang Pada Tanggal 12 November – 3 Desember 2021

Gambar diambil dari resource graph aplikasi microsoft project terlihat pada
tanggal 6 Desember – 14 Desember 2021 jumlah tukang harian mengalami
overallocated atau kelebihan sumber daya pekerja di lapangan yang seharusnya 20
orang.

8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Hasil Identifikasi item pekerjaan (pada lintasan kritis) yang bisa
dipercepat berdasarkan permintaan owner 462 hari yang didapatkan dari
134 item pekerjaan kritis setelah dilakukan reschedulling maka diperoleh
hanya 1 item pekerjaan saja yaitu pekerjaan acian
2. Dari hasil rencana action plan percepatan berdasarkan permintaan owner
462 hari maka dilakukan percepatan pada item pekerjaan acian dari durasi
normal 60 hari menjadi 42 hari
3. Rencana durasi maksimal percepatan berdasarkan permintaan owner 462
hari yang didapatkan setelah dilakukan reschedulling pada pekerjaan acian
adalah sebesar 18 hari
4. Total durasi setelah realisasi pekerjaan 40% adalah 480 hari dan durasi
reschedulling adalah 462 hari sesuai dengan durasi awal setelah
amandemen sebesar 462 hari dengan percepatan 18 hari
5. Besarnya biaya yang didapat setelah dilakukan rescheduling berdasarkan
rencana action plan percepetan ada 2 alternatif :
1. Dengan menambah jumlah tenaga kerja adalah sebesar
Rp148.128.959,19
2. Dengan menambah jam kerja / lembur adalah sebesar
Rp178.885.757,42
6. Perhitungan perbandingan biaya pekerjaan acian antara rencana anggaran
biaya awal dengan durasi 60 hari dan setelah dilakukan rescheduling 42
hari (percepatan 18 hari) adalah
1. Dengan menambah jumlah tenaga kerja maka biaya tambahan yang
diperlukan sebesar Rp 2.100.000,60 atau tambahan biaya 1,44% dari
biaya normal 60 hari
2. Dengan menambah jam kerja / lembur maka biaya tambahan yang
diperlukan sebesar Rp 32.856.798,23 atau tambahan biaya 22,50%
dari biaya normal 60 hari

9
7. Rekomendasi dari reschedulling dari percepatan 18 hari yang paling
efisien adalah dengan cara menambah jumlah tenaga kerja Dimana
berdasarkan ketersediaan tenaga kerja di lapangan maka kebutuhan tenaga
kerja tambahan akibat adanya percepatan pada pekerjaan acian pada
tanggal 12 November – 23 Desember 2021 adalah sebagai berikut :
e) Pekerja dibutuhkan penambahan 2,34 OH atau 3 OH dengan biaya
tambahan untuk mobilisasi dan demobilisasi Rp 1.050.000,00
f) Tukang dibutuhkan penambahan 2,49 OH atau 3 OH dengan biaya
tambahan untuk mobilisasi dan demobilisasi Rp 1.050.000,00
g) Kepala tukang tidak perlu penambahan tenaga kerja
h) Mandor tidak perlu penambahan tenaga kerja
Sehingga total kebutuhan penambahan biaya sebesar Rp 2.100.000,00 atau
1,44% dari biaya normal 60 hari

5.2 Saran

1. Penambahan jumlah tenaga kerja pada reschedulling percepatan bisa


dilakukan jika jumlah tenaga kerja tambahan masih tersedia, jika tidak ada
maka penambahan waktu kerja / lembur adalah alternatif yang bisa
dilakukan.
2. Dengan mengetahui besarnya penambahan biaya percepatan maka proyek
tidak mengalami over budget, sehingga dapat berjalan dengan aman sesuai
anggaran perencanaan, dan apabila tidak ketahuan penambahan biaya sejak
awal maka pada akhirnya proyek bisa saja berhenti atau rugi.
3. Penelitian ini bisa sebagai acuan kontraktor pelaksana untuk melakukan
percepatan pada pekerjaan acian selama 18 hari sehingga proyek tidak
mengalami keterlambatan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek (Dari Konseptual Sampai


Operasional). Penerbit Erlangga. Jakarta.

Widiasanti, Irika dan Lenggogeni. (2013). Manajemen konstruksi. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Callahan, MT. (1992). Construction project scheduling. New York: McGraw-


Hill.

Anda mungkin juga menyukai