LANDASAN TEORI
2.1. Pendahuluan
Penjadwalan memiliki pengertian secara khusus sebagai durasi dari waktu
kerja yang dibutuhkan untuk melakukan serangkaian aktivitas kerja yang ada
dalam kegiatan konstruksi (Bennatan, 1995). Penjadwalan juga merupakan proses
penyusunan daftar pekerjaan yang akan dilakukan untuk mencapai atau
mewujudkan suatu tujuan tertentu yang juga memuat tabel waktu pelaksanaannya
(Gould, 1997). Karena penjadwalan proyek merupakan sesuatu yang penting,
sehingga dalam merencanakannya harus realistis berdasarkan data-data dan
informasi tentang proyek.
Pada umumnya, proyek konstruksi membuat master schedule pada awal
pelaksanaan proyek, dimana master schedule tersebut menjadwal pekerjaan
proyek secara umum dari awal proyek hingga selesainya proyek. master schedule
tersebut biasanya digunakan sebagai pengatur dan pengawasan progress di
lapangan. Pada kenyataannya, seringkali jadwal keseluruhan pekerjaan pada
master schedule kurang sesuai dengan kondisi terkini yang ada di lapangan. Hal
ini disebabkan karena adanya perubahan-perubahan informasi yang muncul di
lapangan. Perubahan-perubahan informasi tersebut bisa membuat pekerjaan di
lapangan bisa lebih cepat atau lebih lambat daripada master schedule. Pekerjaan
di lapangan yang lebih lambat dari master schedule dapat menghambat pekerjaan
konstruksi secara keseluruhan, karena keterlambatan pada satu pekerjaan dapat
mengakibatkan terlambatnya pekerjaan yang lainnya.
Hal ini dapat diatasi dengan menerapkan short interval planning pada
proyek konstruksi. Short interval planning menjadwal pekerjaan secara detail
pada jangka waktu tertentu yang relatif singkat. Short interval planning harus
dibuat dengan memperhatikan informasi terkini di lapangan, sehingga Schedule
yang dibuat benar - benar sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pada laporan short
interval planning berisi faktor-faktor bilamana terdapat pekerjaan yang tidak
terselesaikan dari pekerjaan terjadwal. Dengan melihat faktor-faktor tersebut,
diharapkan manajer proyek dapat dapat mengantisipasi agar faktor-faktor tersebut
tidak menyebabkan keterlambatan yang lain.
2.4. CPM
CPM singkatan dari Critical Path Method. Metode ini dikembangkan oleh
ahli matematika dan tim insinyur dari perusahaan DuPont yang bekerja sama
dengan Rand Corporation dalam usahanya untuk mengembangkan sistem kontrol
manajemen. CPM merupakan suatu teknik perencanaan dengan analisis jaringan
(network) berdasarkan logika ketergantungan antar aktivitas yang ada dalam
proyek (Wahana,2006).
b. Rendahnya produktifitas.
c. Kurangnya tenaga kerja.
Produktifitas tenaga kerja yang rendah dan masalah-masalah yang
diakibatkannya telah banyak diselidiki di Negara-negara yang sedang
berkembang, termasuk salah satunya adalah di Indonesia. Sebagian besar tenaga
kerja yang ada di Indonesia tidak terorganisir, direkrut hanya dari teman-teman
atau sanak saudaranya. Mereka biasanya hanyalah petani-petani tidak terlatih dari
daerah pedesaan yang bekerja tidak tetap, dimana mereka tidak bekerja pada
musim panen dan musim tanam. Kebanyakan dari mereka hanya mendapat upah
yang sedikit sehingga kurang termotivasi untuk bekerja lebih giat (Kaming et al,
1997).
Task
completed 20 38 40 48 49 44 46
Tsk Assigned 39 55 49 57 61 60 57
Task
completed 46 56 57 71 66 66 66
Tsk Assigned 57 66 66 77 76 75 82
Task
completed 60 53 65 64 50 55 65
Tsk Assigned 64 62 72 69 56 64 72
Task
completed 69 62 62 66 63 73 59
Tsk Assigned 80 67 83 76 71 80 67
Date 09/08/99
Task
completed 53
Tsk Assigned 65
Kira – kira pada minggu ke sebelas PPC meningkat pada level 85% dan
kemudian stabil pada level tersebut selama durasi proyek berlangsung. Hal ini
belum pernah terjadi sebelumnya dan sangat memuaskan pemilik proyek,
kontraktor utama, dan para subkontraktor. Dengan menggunakan Short Interval
Planning, proyek manajer yang berkerja pada Lean Construction Institute
mengatakan “It’s fun to go to work now!”.
Alasan kegagalan penyelesaian pekerjaan yang terjadi pada Short Interval
Planning mingguan paling banyak disebabkan karena kekurangan tenaga kerja
dan gagal dalam menyelesaikan prasyarat pekerjaan (Contoh : Pada pengerjaan
plat lantai, urutan pekerjaan yang terjadi adalah bekisting – pembesian – Cor.
Syarat pekerjaan cor adalah pembesian sudah selesai, sedangkan syarat pekerjaan
pembesian adalah bekisting sudah selesai. Apabila ada yang gagal diselesaikan
maka berdampak pada keseluruhan pekerjaan plat). Alasan lain yang terjadi