Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN DESAIN KONSTRUKSI SUMUR

Disusun Oleh :

Rigenaji Pambudi

111.160.104

PLUG 10

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


YOGYAKARTA

2018
Laboratorium Hidrogeologi 2018

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Hidrogeologi

“Desain konstruksi Sumur”

Yogyakarta, 02 Oktober 2018

Disusun Oleh:

Nama : Rigenaji Pambudi

NIM : 111.160.104

Plug : 10

Mengetahui,
Asisten
Hidrogeologi

(
)

Nama : Rigenaji Pamvudi Page ii


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah serta karunianya sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini di susun sebagai laporan untuk melaporkan kegiatan
praktikum Hidrogeologi.
Pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Segenap dosen Hidrogeologi, Fakultas Teknologi Mineral, Jurusan Teknik
Geologi UPN ”Veteran” Yogyakarta.
2. Assisten Laboratorium Hidrogeologi yang telah memberikan bimbingan
hingga selesainya laporan ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam praktikum dan menyelesaikan
laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan. Maka dari itu, penyusun sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, agar penyusunan laporan
berikutnya dapat lebih baik dari sebelumnya, karena kesalahan itu milik kita dan
kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT semata.
Penyusun mengharapkan, semoga laporan ini dapat berguna khususnya
bagi diri sendiri dan para pembaca umumnya. Dan sebelumnya praktikan
mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 02 Oktober
2018
Penyusun,

Rigenaji Pambudi.
111.160.104

Nama : Rigenaji Pamvudi Page iii


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

DAFTAR ISI

LAPORAN DESAIN KONSTRUKSI SUMUR ...................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Maksud Dan Tujuan.............................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah ................................................................................... 1
1.4 Alat dan Bahan...................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
DASAR TEORI ................................................................................................... 3
2.1 Desain Konstruksi Sumur ..................................................................... 3
2.2 Akuifer .................................................................................................. 4
2.3 Interpretasi Log Geofisika .................................................................... 9
BAB III ................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN ............................................................................................... 11
3.1 Persyaratan Teknis Desain Konstruksi Sumur.................................... 11
3.2. Daftar Harga ....................................................................................... 13
3.3. Perhitungan Anggaran Biaya .............................................................. 13
BAB IV ................................................................................................................. 19
KESIMPULAN ................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

Nama : Rigenaji Pamvudi Page iv


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.................................................................................................................. 5

Gambar 1.2 ................................................................................................................. 7

Gambar 1.3.................................................................................................................. 8

Gambar 1.4.................................................................................................................. 8

Gambar 1.5 Contoh Gambar log spontaneous & resistivity ....................................... 10

Nama : Rigenaji Pamvudi Page v


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Daftar Harga .................................................................................... 13

Tabel 3.2 Jumlah Anggaran ............................................................................ 17

Nama : Rigenaji Pamvudi Page vi


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan manusia akan air tidak bisa dipungkiri sangat erat
keterkaitannya. Air tanah sangat dibutuhkan dimasa mendatang karena
bertambahnya penduduk airtanah akan sangat dicari.

Kualitas dan kuantitas dari air tanah sangat perlu diperhatikan. Hal
ini dapat dilihat dari pengaruh geologinya. Pengaruh geologi sangat
berperan penting akan hal ini, misalkan saja pengaruh tektonik atau
pengaruh batuannya. Pengaruh tektonik yang terjadi misalnya karena sesar
kekar dll. Untuk pengaruh batuan sendiri misalnya dilihat dari ukuran
butirnya. Untuk mengambil air sendiri harus diperhatikan juga cadangan
yang ada dibawah permukaan, untuk itulah dipelajari desain konstruksi
sumur.

1.2.Maksud Dan Tujuan


Maksud dari tugas ini adalah agar praktikan dapat melakukan
perencanaan pembuatan sumur dan menentukan biayanya. Hal ini
dimaksudkan agar dalam kegiatan lapangan atau kenyataannya praktikan
dapat mengaplikasikan bagaimana pembuatan sumur yang baik dan benar.

Tujuan dari diadakannya praktikum DKS ini yaitu:

1. Dapat melakukan perencanaan terhadap pembuatan sumur


2. Menetukan alat dan bahan dari pembuatan sumur
3. Menentukan biaya pembuatan sumur

1.3 Batasan Masalah


Pada praktikum kali ini untuk melakukan praktek desain konstruksi
sumur terdapat banyak faktor yang harus dihadapi untuk membuatnya.
Faktor faktor inilah yang menjadi tantangan agar para praktikan dapat
menghadapinya ketika melakukan desain untuk sumur sumur yang akan
dibuat. Berikut ini adalah masalah masalahnya:

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 1


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

1. Pemilihan jenis material


2. Biaya yang diperlukan
3. Kondisi lithologi daerah tersebut
4. Kondisi tektonik daerah tersebut

1.4 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan desain konstruksi
sumur:

1. Lembar kerja dengan pemerian cutting dan log sumur geofisika


2. Alat tulis
3. Penggaris
4. Drawing pen
5. Pensil warna
6. HVS
7. kalkulator

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 2


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Desain Konstruksi Sumur

Debit sumur yang direncanakan, dimaksudkan bagi sumur produksi yang


akan dibuat, dimana sebelumnya telah diperoleh data-data potensi airtanah di
lokasi atau di daerah yang bersangkutan. Bagi lokasi yang potensi airtanahnya
belum diketahui, pemboran dan konstruksi sumur yang dilaksanakan umumnya
ditujukan untuk kegiatan eksplorasi berupa sumur uji (test well), sehingga diameter
pipa buta (casing), saringan (screen) dan lubang bor cukup diantisipasi
berdasarkan evaluasi data yang tersedia. Aspek perencanaan debit pemompaan
sumur dalam tahapan desain konstruksi terutama ditinjau atas dasar diameter
pompa selam (submersible pump) yang lazim tersedia di pasaran, di samping
kecepatan maksimum aliran air ke atas yang diijinkan di dalam pipa untuk
memperkecil nilai gesek (friction losses). Untuk dapat merencanakan/desain
konstruksi sumur yang baik, perlu tersedianya beberapa informasi data pemboran,
antara lain :

 Lokasi, kedalaman serta ketebalan akuifer.


 Jenis litologi formasi yang ditembus dan kondisi akuifer.
 Muka airtanah (piezometric level) dan kualitas airtanah.

Hal-hal tersebut dapat diperoleh dari data yang direkam selama pemboran,
berupa:

 Diskripsi contoh pemboran (cutting).


 Rekaman kecepatan laju pemboran.
 Pengujian geofisika lubang bor.
 Analisa ayakan butiran penyusun akuifer.
 Pengamatan muka air tanah selama pemboran.
 Rekaman data circulation losses jika ada.
 Data perubahan warna lumpur pemboran.

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 3


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

 Catatan sejumlah pemakaian campuran lumpur (polymeric) dan rekaman


data pemantauan viskositas dan densitas lumpur bor.
 Pengukuran dan pengujian lubang bor lainnya, jika ada.

Dari hasil evaluasi data-data tersebut, seorang hidrogeologist yang


berpengalaman dapat menentukan rencana konstruksi sumur dalam, yang secara
teknis mutunya dapat dipertanggung jawabkan.

2.2 Akuifer
Akuifer berada dibawah lapisan batuan yang permeabel atau lapisan
batuan yang belum kompak (kerikil, pasir, lanau, lempung) yang dimana
dengan mudah dapat diekstraksi dengan air sumur.
Bahan tanah alami memiliki rentang hubungan hidrolik yang sangat
luas. Di dekat permukaan bumi, sangat sedikit, jika ada, formasi geologi
yang benar-benar kedap air. Pelapukan, rekahan, dan pemecahan telah
mempengaruhi kebanyakan batuan sampai tingkat tertentu. Namun, laju
gerakan air tanah 4epi sangat lambat dalam satuan konduktivitas hidrolik
rendah.
Aquifer adalah unit geologi yang dapat menyimpan dan
mengirimkan air pada tingkat yang cukup cepat untuk memasok jumlah
yang masuk akal ke sumur. Permeabilitas 4epid an4 aquifers berkisar antara
sekitar 10-2 darcy ke atas. Pasir dan kerikil yang tidak terkonsolidasi,
batupasir, batugamping dan dolomit, aliran basal, dan batuan plutonik dan
metamorf yang retak adalah contoh unit batuan yang dikenal sebagai
akuifer.
Aquifer – batuan atau sedimen dalam formasi, kelompok formasi,
atau bagian dari formasi yang jenuh dan cukup 4epid an4 untuk
mentransmisikan jumlah ekonomis air ke sumur dan mata air.
Lapisan pengikat adalah unit geologi yang memiliki sedikit
permeabilitas 4epid an4 atau sedikit – kurang dari sekitar 10-2 darcy. Ini
adalah batas yang sedikit luas dan tidak tergantung pada kondisi 4epid. Di
daerah tanah liat, dengan permeabilitas 4epid an4 10-4 darcy, lumpur 10-2

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 4


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

darcy dapat digunakan untuk memasok air ke sumur kecil. Di sisi lain,
lumpur yang sama dapat dianggap sebagai lapisan pengikat jika ditemukan
di daerah kerikil kasar dengan permeabilitas 5epid an5 dari 100 darcys. Air
tanah bergerak melalui lapisan yang paling membatasi, meski laju
pergerakannya sangat lambat.
Lapisan pembatas kadang-kadang terbagi menjadi aquitards,
aquicludes, dan akuifer. Sebuah aquifuge adalah unit yang benar-benar
kedap air yang tidak akan mengirimkan air apapun. Aquitard adalah lapisan
permeabilitas rendah yang dapat menyimpan tanah dan juga
mentransmisikannya perlahan dari satu akuifer ke yang lain. Lapisan con-
fining bocor juga diterapkan pada unit semacam itu. Kebanyakan penulis
sekarang menggunakan istilah confining layer dan limited confining layer.
Lapisan pengikat dapat menjadi elemen penting dari 5epid aliran
regional, dan lapisan pengurang bocor dapat mengirimkan sejumlah besar
air jika luas penampang melintangnya besar.
Aquifer 5epi dekat dengan permukaan tanah, dengan lapisan
perminyakan permeabilitas 5epid an5 yang terus menerus membentang dari
permukaan tanah sampai ke dasar akuifer. Akuifer semacam itu disebut
aquifer air table atau aquifer yang tidak terkekang. Isi ulang ke akuifer 5epi
dari rembesan ke bawah melalui zona jenuh (gambar 1.1). Pengisian ulang
juga 5epi terjadi melalui aliran air tanah lateral atau rembesan ke atas dari
strata yang mendasarinya.

Gambar 1.1

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 5


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

Beberapa akuifer, yang disebut terbatas, atau artesis, akuifer, diliputi


oleh lapisan pengikat. Isi ulang ke aquifer dapat terjadi baik di daerah
resapan, di mana akuifer keluar, atau dengan kebocoran ke bawah yang
lambat melalui lapisan pengekangan yang bocor (gambar 12). Jika sumur
yang dikencangkan dengan baik ditempatkan melalui lapisan yang
membatasi, air dari akuifer dapat naik jauh di atas bagian atas akuifer
(gambar 13).
Hal ini menunjukkan bahwa air di akuifer berada di bawah tekanan.
Permukaan 6epid an6etric untuk akuifer terbatas itu permukaan perwakilan
dari tingkat yang air akan naik di sumur cased ke akuifer. (Istilah
piezometrik digunakan di masa lalu, tapi sekarang telah diganti dengan
6epid an6etric.) Jika permukaan 6epid an6etric akuifer berada di atas
permukaan tanah, sumur artesis yang mengalir dapat terjadi. Air akan
mengalir dari casing sumur tanpa perlu pompa. Tentu saja, jika pompa
dipasang, jumlah air yang diperoleh dari sumur 6epi meningkat.
Dalam beberapa kasus, lapisan bahan permeabilitas rendah akan
ditemukan sebagai lensa dengan bahan yang lebih mudah menyerap. Air
yang bergerak ke bawah melalui zona tak jenuh akan dicegat oleh lapisan
ini dan akan terakumulasi di atas lensa. Lapisan tanah jenuh akan terbentuk
di atas daerah air utama. Ini disebut akuifer bertengger (gambar 14). Air
bergerak secara lateral di atas lapisan permeabilitas rendah sampai ke 6epid
an kemudian merembes ke bawah menuju meja air utama atau membentuk
mata air. Akuifer yang lengket busuk biasa dalam lapisan luar glasial, di
mana lensa tanah liat yang terbentuk di kolam glasial kecil ada. Mereka juga
sering hadir di daerah vulkanik, di mana zona abu lapuk permeabilitas
rendah dapat terjadi terjepit di antara lapisan basal permeabilitas tinggi.
Akuifer yang tidak beraturan biasanya tidak terlalu besar; Sebagian
besar hanya akan memasok cukup air untuk keperluan rumah tangga.
Beberapa danau bertengger pada sedimen permeabilitas rendah. Kolam
tersebut sangat rentan terhadap tingkat danau yang berfluktuasi secara luas
dengan perubahan jumlah curah hujan. Air tanah yang dibatasi ditemukan

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 6


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

di akuifer tertutup, air tanah yang tidak terbatasi ditemukan di akuifer air,
dan air tanah bertengger ditemukan di akuifer bertengger.

Gambar 1.2

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 7


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 8


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

2.3 Interpretasi Log Geofisika


Jenis-jenis log yang digunakan antara lain :
1. Log spontaneus potensial (SP)
2. Log gamma ray (GR)
3. Log resistivity

1. Log spontaneus potensial (SP)


Kurva SP adalah rekaman beda potensial antara sebuah elektroda yang
bergerak dalam sumur dan sebuah elektroda lain yang ditanam di permukaan
tanah. Pada zona lempung, kurva SP menunjukkan garis lurus yang disebut
“Shale Base Line” (SBL).

Pada formasi yang permeabel kurva SP menjauh dari garis lempung biasa
berkembang positif atau negative tergantung jenis kandungannya. Pada zona
permeabel yang cukup tebal, kurva SP mencapai suatu garis konstan. Pada
lapisan permeabel mengandung air asin, defleksi SP akan berbentuk negatif (ke
arah kiri dari garis SBL), sedangkan pada lapisan permeabel yang mengandung
air tawar defleksi SP ke arah positif (ke arah kanan garis SBL). Pada lapisan
permeabel yang mengandung air payau, defleksi SP mendekati SBL.

Kegunaan dari log SP :


1. Mendeteksi lapisan permeabel
2. Menentukan jenis lithologi
3. Menentukan resistivitas air formasi
4. Menentukan volume serpih pada lapisan permeabel

2. Log gamma ray (GR)


Log GR merupakan suatu catatan terhadap kedalaman dari radioaktivitas
alamiah suatu formasi. Sifat keradioaktivitan tersebut berasal dari peluruhan
unsur-unsur di dalam batuan, seperti Uranium dan Potassium yang secara
menerus memancarkan sinar gamma berenergi tinggi.
Log GR secara khusus digunakan untuk menentukan jenis lithologi. Pada
batuan yang kedap/impermeabel bersifat radioaktivitas tinggi memiliki harga

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 9


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

GR yang tinggi (ke arah kanan), sedangkan batupasir yang bebas serpih dan
batuan karbonat memiliki harga GR yang rendah (ke arah kiri).

Kegunaan log GR antara lain :


1. Mengidentifikasi lithologi
2. Menghitung volume serpih
3. Korelasi antar formasi pada beberapa sumur pemboran

3. Log resistivity
Log resistivity merupakan log elektrik yang digunakan untuk :
1. Mendeterminasi kandungan fluida dalam batuan reservoir (hidrokarbon
atau air).
2. Mengidentifikasi zona permeabel
3. Menentukan porositas

Gambar 1.5 Contoh log SP dan Resistivity

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 10


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Persyaratan Teknis Desain Konstruksi Sumur

3.1.1 Jenis Akuifer


Jika dilihat dari pergerakan kurva yang ada di pemerian tabel
maka akan didapatkan bahwa akuifer yang didapatkan adalah jenis
tertekan. Dilihat dari jenis lithologi yang ada di pemerian tersebut.
Lithologinya berupa pasir, soil dan lempung yang terdapat secara
berlapis. Untuk pemeriannya sendiri dilihat dari kurva log gamma
ray yang berwarna hijau. Penentuan akuifernya tidak bisa diambil
secara sembarangan, penentuan aukuifer berada 2 meter dibawah
MAT.

3.1.2 Penentuan Lubang Sumur


Penentuan Lubang Sumur berdasarkan data yang telah
diambil. Pengambilan data ini bisa berupa Log spontaneous
maupun log gamma ray. Penentuan di ambilnya lapisan air adalah
terdapat pada lapisan tertekan yang kedua. Untuk menentukan
lubang sumurnya sangat bergantung dengan data data yang ada,
untuk itulah tidak bisa diambil penempatan lubang bor yang
sembarangan.

3.1.3 Penentuan Panjang Screen


Penentuan Panjang screen sendiri tidak bisa dilakukan secara
sembarangan. Penentuan screen ini ada aturan yang harus
ditaati.Untuk screen dibuat 75% dari tebal akuifer yang ada dan
untuk gambarnya dubuat per 1mm , tebal 1 screen 4mm

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 11


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

3.1.4 Penentuan Pompa Submersible


Penempatan pompa submersible berada 2 meter dibawah
MAT terendah,hal ini dilakukan karena jika musim hujan datang
maka tinggi MAT berada jauh diatas pompa maka air cadangan yang
ada masih banyak dan melimpah untuk itu tidak perlu melakukan
pengeboran lagi, dan jika hal ini terjadi dimusim kemarau maka
cadangan air berada di MAT diatas pompa namun tidak begitu jauh
hal ini dimaksudkan jika musim kemarau datang air yang berada
diatas pompa masih banyak dan masih bisa digunakan. Untuk itu
penempatan pompa sendiri tidak bisa dilakukan secara sembarangan
agar cadangan air yang ada dibawah permukaan masih tersedia
secara terus menerus pada musim hujan maupun kemarau.

3.1.5 Penentuan Pemasangan Gravel Pack


Ketentuan pemasangan Gravel pack adalah kita harus
mengetahui data data lithologi bawah permukaan. Lithologi tempat
pemasangan gravel pack ini adalah pasir. Pemasangan Gravel pack
dipasang berdasarkan pada pipa jambang sebesar 75% mengikuti
panjang dari screen dengan diameter 2 mm.

3.1.6 Penentuan Pemasangan Grouting


Pemasangan Grouting terletak diluar dari pipa black steel,
lebih rincinya melingkari pipa blacksteel. Pemasangan Grouting ini
dimaksutkan sebagai penguat untuk sumur bor.

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 12


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

3.2. Daftar Harga


Tabel 3.1 Tabel Daftar Harga
No Jenis alat Satuan Harga Satuan (Rp)

Pipa jambang diameter 10" tebal 6


1 Meter Rp 650,000.00
mm lengkapdengan centralizer

2 Reducer dari 10"-8" per buah Rp 900,000.00

Pipa Black steel diameter 8" tebal


3 5.84 mm lengkapdengan Meter Rp 550,000.00
centralizer/casing

Pipa saringan diameter 8"


stainlesstel wire wound continous per 4
4 Rp 1,200,000.00
slot size 1,5 mm dengan minimum meter
opening area 30%

meter
5 Filter pack ukuran 2-10 mm Rp 400,500.00
kubik

meter
6 Penyemenan/ grouting Rp 450,000.00
kubik

7 Bottom cup besi diameter 10" per buah Rp 400,000.00

Pipa Coloumb medium GIP


8 Meter Rp 300,000.00
diameter 4"

Pompa submersible untuk debit 5-


9 10 liter/detikdan head 150-200 m per buah Rp 88,000,000.00
dan power 15 kW

meter
10 Lempung penyekat Rp 400,000.00
kubik

meter
11 Cor beton kelas BO Rp 690,000.00
kubik

Total Biaya

3.3. Perhitungan Anggaran Biaya

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 13


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

1. Pipa Jambang
Panjang Pipa = 41 m
Pipa jambang Harga/meter : Rp 650.000,00
Harga total = Rp.26.650.000,00

2. Reducer
Harga / satuan : Rp 900.000,00
Harga total = Rp 900.000,00

3. Casing/pipa black stell 8” tebal 5,84mm + centralizer


Panjang casing total : 67,2 m
Harga / meter : Rp 550.000,-
Harga total : Rp 36.960.000,00

4. Screen
Panjang total screen 19 Buah
Harga / 4 meter Rp 1.200.000,00
Harga total : Rp 22.800.000,00

5. Gravel pack
d1 = 10” = 10 x 2,54 = 25,4 cm = 0,254 m
d2 = 8 ” = 8 x 2,54 = 20,32 cm = 0,2032 m
r1 = 0,254 m / 2 = 0,127 m
r2 = 0,2032 m / 2 = 0,1016 m
V = (π x r12 x t )- (π x r22 x t)
= (3,14 x 0,1272 x 76) – (3,14 x 0,10162 x 76) = 1,385648842 m3

Harga / m3 = Rp. 400.500,00


Harga total = 1,385648842 x Rp. 400.500,00
= Rp 554.952,00

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 14


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

6. Volume grouting
 Volume grouting pada pipa jambang
D1 = 12 inchi = 12 x 2,54 = 30,48 cm = 0,3048 m
D2 = 10 inchi = 10 x 2,54 = 25,4 cm = 0,254 m
r1 = 0,3048 m / 2 = 0,1524 m
r2 = 0,254 m / 2 = 0,127 m
V = (π x r12 x t) - (π x r22 x t)
= (3,14 x 0,15242 x 41) - (3,14 x 0,1272 x 41)
= 0,91363688 m3
Harga /m3 = Rp 450.000,00
Harga total = Rp 411.136,00

 Volume grouting pada pipa blacksteel


d1 = 10” = 10 x 2,54 = 25,4 cm = 0,254 m
d2 = 8 ” = 8 x 2,54 = 20,32 cm = 0,2032 m
r1= 0,254 m / 2 = 0,127 m
r2= 0,2032 m / 2 = 0,1016 m
V = (π x r12 x t) - (π x r22 x t)
= (3,14 x 0,1272 x 59,2) - (3,14 x 0,10162 x 59,2)
= 1,079347487 m3
Harga /m3 = Rp 450.000,00
Harga total = Rp 485.706,00

Harga/ m3 total : 0,91363688 m3+1,079347487 m3 = 1,992984367 m3


Harga total : Rp 411.136,00 + Rp 485.706,00 = Rp 896.842,00

7. Bottom cup 10“


Yang dibutuhkan satu buah
Harga / buah : Rp 400.000,00
Harga total : Rp 400.000,00

8. Pipa Coloumb medium GIP 4”

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 15


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

Panjang terukur 30,9 m


Harga / meter : Rp 300.000,00
Harga total : Rp 9.270.000,00
9. Pompa submersible
Yang dibutuhkan satu buah
Harga / satuan : Rp 88.000.000,00
Harga total : Rp 88.000.000,00

10. Lempung penyekat


d1 = 10” = 10 x 2,54 = 25,4 cm = 0,254 m
d2 = 8 ” = 8 x 2,54 = 20,32 cm = 0,2032 m
r1= 0,254 m / 2 = 0,127 m
r2= 0,2032 m / 2 = 0,1016 m
t = 8m
Volume = ( 3,14 x 0,10162 x 8) - (3,14 x 0,1272 x 8)
= 0,1458577728 m3
Harga /m3 = Rp 400.000,00
Harga total = Rp 58.343,00

11. Cor beton kelas BO


d1 = 13” = 0,3302m
d2 = 10 ” = 0,254 m
r1= 0,3302 m / 2 = 0,1651 m
r2= 0,254 m / 2 = 0,127 m
t = 1m
Volume = ( 3,14 x 0,16512 x 1) - (3,14 x 0,1272 x 1)
= 0,0349450914 m3
Harga /m3 = Rp 690.000,00
Harga total = Rp 24,112,00

Total biaya yang diperlukan = Rp. 185.704.249,00 (seratus delapan


puluh lima juta tujuh ratus empat ribu dua ratus empat puluh Sembilan
rupiah)

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 16


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

N
Jenis Alat Harga Satuan Jumlah Total
o
Pipa
jambang
diameter
Rp
1 10" tebal 6 41 m Rp.26.650.000,00
650,000.00
mm lengkap
dengan
centralizer
Reducer dari
2 Rp 90,000.00 1 buah Rp 90,000.00
10"-8"
Pipa Black
steel
diameter 8"
tebal 5.84 Rp
3 67,2 meter Rp 36.960.000,00
mm lengkap 550,000.00
dengan
centralizer
/casing
Pipa
saringan
diameter 8"
stainlesstel
wire wound
Rp
4 continous 19 buah Rp 22.800.000,00
1,200,000.00
slot size 1,5
mm dengan
minimum
opening area
30%

Filter pack 1,385648842 m3


Rp
5 ukuran 2-10 Rp 554.952,00
400,500.00
mm

Penyemenan Rp
6 1,992984367 m3 Rp 896.842,00
/ grouting 450,000.00
Bottom cup Rp
7 1 buah Rp 400,000.00
besi 400,000.00

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 17


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

diameter
10"
Pipa
Coloumb Rp
8 30,9 m Rp 9.270.000,00
medium GIP 300,000.00
diameter 4"
Pompa
submersible
untuk debit
5-10 Rp
9 liter/detikda 88,000,000.0 1 buah Rp 88.000.000
n head 150- 0
200 m dan
power 15
kW
Lempung Rp
10 0,1458577728 m3 Rp 58.343,00
penyekat 400,000.00
Cor beton Rp
11 0,0349450914 m3 Rp 24,112,00
kelas BO 690,000.00
Total Biaya Rp. 185.704.249,00
Tabel 3.2 Jumlah Anggaran

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 18


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

BAB IV

KESIMPULAN

Beikut ini adalah kesimpulan yang didapatkan dari hasil pengolahan data
Desain konstruksi sumur:
1. Daerah Abyasatma mempunyai lithologi berupa pasir dan lempung yang
ditinjau dari log gamma ray.
2. MAT pada saat musim penghujan mempunyai ketinggian 20 meter dan
MAT pada saat musim kemarau mempunyai ketinggian 28 meter, hal ini
berpengaruh pada pompa submersible ditempatkan.
3. Didaerah abyasatma termasuk kedalam akuifer tertekan dengan lapisan
penutup berupa lempung.
4. Untuk melakukan pengeboran dapat dilakukan dengan interpretasi geofisika
berupa log spontaneous, log gamma ray maupun log resistivity. Untuk
membuat sumur kita harus mengetahui data data yang diperlukan yaitu data
lithologi, data stratigrafi dan data struktur.
5. Dalam pembuatan sumur harus diketahui biaya pembuatannya, untuk
pembuatan sumur daerah abyasatma memerlukan biaya total yaitu Rp.
185.704.249,0

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 19


NIM : 111160104
Plug : 10
Laboratorium Hidrogeologi 2018

DAFTAR PUSTAKA

Han, Dawei. 2010. Concise Hidrology. Ventus publishing.

Abdrashitova, S.N. 2015. General Hydrogeology. Tsogu:Tyumen.

Bahagiarti, Sari.,Puji Pratiknyo., Purwanto.,Herry Riswandi. 2017. BUKU


PANDUAN PRAKTIKUM HIDROGEOLOGI. Yogyakarta: Laboratorium
Hidrogeologi Program Studi Teknik Geologi Fakutas Teknologi Mineral
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

Nama : Rigenaji Pamvudi Page 20


NIM : 111160104
Plug : 10

Anda mungkin juga menyukai