Disusun Oleh :
111.150.046
PLUG 6
LABORATORIUM HIDROGEOLOGI
2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Hidrogeologi
Disusun Oleh:
NIM : 111.150.046
Plug :6
Mengetahui,
Asisten
Hidrogeologi
( )
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat, dan hidayah-
Nya, sehingga pada akhirnya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan
praktikum desain konstruksi sumur dengan baik. Laporan ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas praktikum Hidrogeologi Jurusan Teknik Geologi, Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan demi terselesaikannya laporan resmi ini. Penghargaan dan
terima kasih disampaikan kepada:
DYNASTY HADYAN S.
111.150.046
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagian-Bagian Sumur Bor .......................................................................................... 4
Gambar 2. Log Gamma Ray, Log Spontaneous Potential dan Log Resistivity ............................ 7
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Harga Bahan Desain Konstruksi Sumur ............................................................ 10
Tabel 2. Total Anggaran Desain Konstruksi Sumur Desa Marabunta ........................................ 14
vi
Laboratorium Hidrogeologi 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Memahami gambaran dan syarat dari desain konstruksi sumur yang sesuai dengan
SNI
2. Membuat desain konstuksi sumur yang sesuai dengan SNI
3. Melakukan perhitungan biaya anggaran yang dibutuhkan dalam desain konstruksi
sumur.
BAB II
DASAR TEORI
Desain konstruksi sumur dilakukan dalam dua tahap, yaitu rancangan sumur awal
dan akhir. Rancangan terdiri dari penentuan kedalaman sumur, diameter pipa jambang
(casing), jenis screen, serta ukuran slot dan penentuan posisinya dalam sumur. Selama
periode pengeboran, rancangan awal akan disesuaikan berdasarkan pengamatan aktual
dan temuan-temuan di lokasi tertentu. Rancangan ini kemudian disesuaikan menjadi
rancangan akhir. Selama tahap ini, asumsi rancangan yang digunakan diverifikasi dan
menjadi parameter rancangan yang sebenarnya, seperti debit air, penurunan muka air
(drawdown), kedalaman dan ketebalan lapisan geologi, jenis material setiap lapisan
geologi yang ditemui, dan informasi lain yang relevan. Kemudian kegiatan pembuatan
desain konstruksi sumur sendiri biasanya terdiri dari lima langkah pengerjaan, yaitu: (1)
pengeboran, (2) pemasangan pipa casing dan pipa screen, (3) penempatan paket saringan
atau filter, (4) penuangan semen grouting untuk memberikan perlindungan kontaminasi,
dan (5) pengujian sumur untuk memastikan air bebas dari pasir dan hasil maksimum.
2.2 Akuifer
Akuifer adalah lapisan batuan dibawah permukaan tanah yang mengandung air dan
dapat dirembesi air. Akuifer adalah formasi geologi atau grup formasi yang mengandung
air dan secara signifikan mampu mengalirkan air melalui kondisi alaminya. Batasan lain
yang digunakan adalah reservoir air tanah, lapisan pembawa air. Todd (1955) menyatakan
bahwa akuifer berasal dari Bahasa Latin yaitu aqui dari aqua yang berarti air dan ferre
yang berarti membawa, jadi akuifer adalah lapisan pembawa air.
Suatu akuifer mempunyai dua fungsi penting, yaitu sebagai penyimpan laksana
sebuah waduk dan sebagai penyalur air seperti jaringan pipa. Kedua fungsi itu diemban
oleh pori-pori atau rongga di dalam batuan akuifer itu. Dua sifat yang berhubungan
dengan fungsinya sebagai penyimpan adalah porositas (porosity) dan hasil jenis (specific
yield).
Menurut Krussman dan Ridder (1970) dalam Utaya (1990) bahwa macam-macam
akifer berdasarkan litologinya dibagi menjadi :
a) Akuifer Bebas (Unconfined Aquifer), yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian
terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini
disebut dengan water table (preatik level), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan
hidrostatik sama dengan atmosfer.
b) Akuifer Tertekan (Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruh jumlahnya air yang
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai
tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.
c) Akuifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer), yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh
air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air.
d) Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer), yaitu aquifer yang bagian bawahnya
yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material
berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan
air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan
aquifer semi tertekan.
Kurva SP adalah rekaman beda potensial antara sebuah elektroda yang bergerak
dalam sumur dan sebuah elektroda lain yang ditanam di permukaan tanah. Pada zona
lempung, kurva SP menunjukkan garis lurus yang disebut Shale Base Line (SBL).
Pada formasi yang permeabel kurva SP menjauh dari garis lempung biasa
berkembang positif atau negative tergantung jenis kandungannya. Pada zona permeabel
yang cukup tebal, kurva SP mencapai suatu garis konstan. Pada lapisan permeabel
mengandung air asin, defleksi SP akan berbentuk negatif (ke arah kiri dari garis SBL),
sedangkan pada lapisan permeabel yang mengandung air tawar defleksi SP ke arah positif
(ke arah kanan garis SBL). Pada lapisan permeabel yang mengandung air payau, defleksi
SP mendekati SBL.
batuan, seperti Uranium dan Potassium yang secara menerus memancarkan sinar gamma
berenergi tinggi.
Log GR secara khusus digunakan untuk menentukan jenis lithologi. Pada batuan
yang kedap/impermeabel bersifat radioaktivitas tinggi memiliki harga GR yang tinggi (ke
arah kanan), sedangkan batupasir yang bebas serpih dan batuan karbonat memiliki harga
GR yang rendah (ke arah kiri).
1. Mengidentifikasi lithologi
3. Log resistivity
3. Menentukan porositas
Gambar 2. Log Gamma Ray, Log Spontaneous Potential dan Log Resistivity
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan data log yang diberikan, dapat diketahui bahwa litologi yang ada di
Desa Marabunta adalah batupasir dan batulempung. Kemudian, karena akuifer nya berada
pada batupasir yang di atasnya merupakan batulempung yang bersifat impermebale.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuifer yang ada pada Desa Marabunta adalah akuifer
tertekan.
Hal ini sudah diterapkan pada desain konstruksi sumur di Desa Marabunta, yaitu
dengan mengetahui data stratigrafi dan ketebalan litologi yang bertindak sebagai akuifer
berdasarkan pembacaan data log geofisika.
Screen sendiri memiliki ukuran default (penjualan) yaitu 4 meter, sehingga dalam
pemasangan screen per 4 meter di dalam sumur harus menutupi mimal 75% dari tebal
akuifer (batupasir). Contohnya tebal akuifer adalah 13 meter, maka 75% dari 13 meter
adalah 9.75 meter. Screen yang harus dipasang minimal adalah 9,75 meter. Namun karena
ukuran screen hanya per 4 meter, maka screen yang dipasang adalah 3 buah yaitu 4 meter
x 3 = 12 meter dari tebal akuifer (batupasir).
grouting ini dilakukan sebelum dan sesudah pemasangan screen pada akuifer dan juga
pada pipa sebelum reducer. Tegak atau tidaknya suatu konstruksi sumur, salah satunya
dipengaruhi oleh grouting ini.
Harga per
No. Jenis Alat Satuan
Satuan
Pipa jambang Black Steel diameter 10 tebal 6
1. Meter Rp. 650.000,-
mm lengkap dengan centralizer
2. Reducer dari 10 ke 8 Perbuah Rp. 900.000,-
Pipa Black Steel diameter 8 tebal 4.84 mm
3. Meter Rp. 550.000,-
lengkap dengan centralizer/chasing
Pipa saringan diameter 8 stainless steel wire
Per 4
4. wound continuous slot size 1.5 mm dengan Rp. 1.200.000,-
meter
minimum opening area 30%
5. Gravel pack ukuran 2-10 mm Meter3 Rp. 400.500,-
6. Penyemenan/grouting Meter3 Rp. 450.000,-
7. Bottom cup besi diameter 8 Perbuah Rp. 400.000,-
8. Pipa coloum medium GIP diameter 4 Meter Rp. 300.000,-
Pompa submersible untuk debit 5-10 liter/detik
9. Perbuah Rp. 88.000.000,-
dan head 150-200 m dan power 150 KW
10. Lempung penyekat Meter3 Rp. 400.000,-
11. Cor beton kelas BO Meter3 Rp. 690.000,-
= Rp. 24.115.000,-
2. Reducer 10 ke 8
Reducer dibutuhkan sebanyak satu buah
Harga per satuan = Rp. 900.000,-
Harga total = Rp. 900.000,-
4. Screen
Jumlah screen = 22 buah
Harga per satuan = Rp. 1.200.000,-
Harga total = Rp. 1.200.000.00 x 22
= Rp. 26.400,000,-
5. Gravel Pack
d1 = 10 = 10 x 2.54 = 25.4 cm = 0.254 m
d2 = 8 = 8 x 2.54 = 20.32 cm = 0.2032 m
r1 = 0.254 m / 2 = 0.127 m
r2 = 0.2032 m / 2 = 0.1016 m
V = ( x r12 x t) - ( x r22 x t)
= (3.14 x 0.1272 x 88) (3.14 x 0.10162 x 88)
= 1,604 m3
Harga per m3 = Rp. 400.500,-
Harga total = 1.604 x Rp. 400.500,-
= Rp. 642.402,-
6. Grouting
o Volume grouting pada pipa jambang
D1 = 12 inchi = 12 x 2.54 = 30.48 cm = 0.3048 m
= 0.827 m3
= 0.926 m3
7. Bottom cup 8
Bottom cup yang dibutuhkan sebanyak satu buah
Harga per buah = Rp. 400.000,-
Harga total = Rp. 400.000,-
= Rp. 9.330.000,-
12Nama : Dynasty Hadyan Saputro
Plug : 6
NIM : 111.150.046 12 | P a g e
Laboratorium Hidrogeologi 2017
9. Pompa submersible
Pompa submersible yang dibutuhkan sebanyak satu buah
Harga per satuan = Rp. 88.000.000,-
Harga total = Rp. 88.000.000,-
Total Anggaran
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan interpretasi Log Geofisika (Log GR, Log SP dan Log Resistivity)
untuk keperluan desain konstruksi sumur di Desa Marabunta ditemukan litologi
berupa batupasir dan batulempung.
Akuifer pada lokasi desain konstruksi sumur di Desa Marabunta berada pada
litologi batupasir yang bersifat permeabel dan batu lempung sebagai lapisan
impermeabel.
Keberadaan batulempung yang sifatnya impermeabel di atas batupasir yang
bertindak sebagai akuifer menyebabkan jenis akuifer pada Desa Marabunta adalah
akuifer tertekan
Total Biaya yang dibutuhkan untuk pembuatan konstruksi sumur di Desa
Marabunta adalah Rp.184.113.133,-
Pamsimas. 2015. Perencanaan dan Konstruksi Sumur dan Sumur Bor. Jakarta:
PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat).
Raghunath. H. M. 2006. Hydrology: Principles, Analysis, Design. New Delhi: New Age
International (P) Limited Publishers.