Di susun oleh :
Nama :Risa Pebrianti
Nim :710017115
Kelas : 03
Oleh :
RISA PEBRIANTI
710017115
KELAS 03
Menyetujui,
Dosen pengampu
i
KATA PENGANTAR
Dalam penulisan laporan ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.
Maka dari itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Punulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................ii
KATA PENGANTAR...................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................vi
DAFTAR TABEL.........................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................1
2.1.2 Evapotranspirasi...................................................................14
2.1.3 Infiltrasi.................................................................................14
2.1.5 Limpasan...............................................................................16
iii
2.1.7 Sumber Air Tambang...........................................................19
2.1.1 Pompa...................................................................................21
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................45
BAB V PENUTUP...................................................................................48
5.1 Kesimpulan...................................................................................48
5.2 Saran.............................................................................................48
iv
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................49
LAMPIRAN..................................................................................................50
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
hujan ditambah debit air tanah dan dikurangi dengan debit evapotranspirasi.
Limpasan (run off) adalah semua air hasil presipitasi yang bergerak dari
tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah melalui permukaan
tanah. Limpasan dapat terjadi jika air tersebut masih berlebih walaupun
sebagian sudah menghilang akibat mengalami infiltrasi atau penguapan
langsung. Air tersebut akan kembali mengalir ke sungai, danau, laut, atau
tempat terakumulasi lainnya untuk mengalami daur hidrologi lagi .Air tanah
adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah pada lajur/zona
jenuh air (zone of saturation). Evapotranspirasi merupakan gabungan dari
evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses penguapan air baik di darat
maupun di laut akibat faktor-faktor meteorologi seperti radiasi matahari,
angin, kelembaban, dan suhu lingkungan. Sedangkan transpirasi adalah
proses penguapan pada tumbuh-tumbuhan melalui sel-sel stomata dan lentisel
yang turut berlangsung selama proses fotosintesis dan pernapasan tumbuhan
itu sendiri.
2
Tambang (SPT) pada semseter VI program studi Teknik Pertambangan di
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
(sumber : Rudy Sayoga 1993)
Gambar 2.1 Adit Drainage
5
2. Mine Drainage, adalah suatu penanganan masalah air tambang yang
dilakukan dengan cara mencegah masuknya air limpasan seperti air sungai
dan penanganan air tanah masuk ke dalam lingkungan tambang. Yang
termasuk dalam penyaliran secara mine drainage terdapat dakam beberapa
macam, diantaranya :
a. Siemens Drainage Method
Sistem penyaliran inkonvesional dimana pada kedalaman lubang
bor dimasukan casing yang bertujuan agar air mudah masuk kedalam
pipa dan kedalaman lubang bor lebih dalam dari pada tinggi jenjang.
Dalam penerapannya pada tiap jenjang dari kegiatan penambangan di
buat lubang bor dengan diameter 8.5 inchi dan kedalamannya
dimasukin pipa ukuran 8 inchi dengan ujung bawah pipa tersebut
diberi lubang-lubang. Bagian ujung ini masuk kedalam lapisan akuifer
sehingga air tanah terkumpul pada bagian ini dan selanjutnya dipompa
ke atas dan dibuang keluar daerah penambangan.
6
dan melalui pipa kecil pipa kecil lubang bor dibuat vaccum dengan
pipa.
7
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sistem penyaliran tambang adalah
sebagai berikut :
a. Metode Aritmatik
Dengan menggunakan metode Aritmatik, curah hujan rata-rata
DAS dapat ditentukan dengan menjumlahkan curah hujan dari semua
tempat pengukuran untuk suatu periode tertentu dan membaginya dengan
banyaknya stasiun pengukuran. Metode ini dapat dipakai pada daerah
datar dengan jumlah stasiun hujan relatif banyak, dengan anggapan
bahwa di DAS tersebut sifat hujannya adalah merata (uniform) Secara
sitematis dapat ditulis sebagai berikut:
Di mana :
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun,
n = banyaknya stasiun curah hujan.
8
b. Metode Thiessen Poligon
Dalam metode poligon thiessen, curah hujan rata-rata didapatkan
dengan membbuat poligon yang memotong tegak lurus pada tengah-
tengah garis penghubung dua stasiun hujan. Dengan demikian setiap
stasiun penakar hujan akan terletak pada suatu wilayah poligin tertutup
luas tertentu. Cara ini dipandang lebih baik dari cara rerata aljabar
(Arimatik), Yaitu dengan memmasukan faktor luas areal yang diwakili
oleh setiap stasiun hujan. Jumlah perkalian antara tiap-tiap luas poigon
dengan besar curah hujan di stasiun dalam poligon tersebut dibagi
dengan luas daerah seluruh DAS akan menghasilkan nnilai curah hujan
rata-rata DAS. Prosedur hitungan dari metode ini dilukiskan pada
persamaan-persamaan berikut:
dimana :
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = curah hujan pada setiap stasiun,
A1,A2,...,An = luas yang dibatasi tiap poligon atau luas daerah yan
mewakili stasiun 1,2,...,n.
c. Metode Ishoyet
Metode ini menggunakan pembagian DAS dengan garis-garis
yang menghubungkan tempat-tempat dengan curah hujan yang sama
besar (isohyet). Curah hujan rata-rata di daerah aliran sungai didapatkan
dengan menjumlahkan perkalian antara curah hujan rata-rata di antara
garis-garis isohyet dengan luas daerah yang dibatasi oleh garis batas
DAS dan dua garis isohyet, kemudian dibagi dengan luas seluruh DAS.
Cara ini mempunyai kelemahan yaitu apabila dikerjakan secara manual,
dimana setiap kali harus menggambarkan garis isohyet yang tentunya
hasilnya sangat tergantung pada masing-masin pembuat garis. Unsur
9
subyektivitas ini dapat dihindarkan dengan penggunaan perangkat lunak
komputer yang dapat menghasilkan gambar garis isohyet berdasarkan
sistem intrpolasi grid, sehingga hasilnya akan sama untuk setiap input
data di masing-masing stasiun hujan. Ilustrasi hitungan hujan rerata DAD
dengan menggunakan metode isohyet dapat kita lihat pada Contoh Soal
dan Penyelesaian. Persamaan dalam hitungan hujan rata-rata dengan
metode isohyet dapat kita rumuskan seperti berikut:
dimana :
p = curah hujan rata-rata,
p1,p2,...,pn = besaran curah hujan yang sama pada setiap garis isohyet
At = luas total DAS (A1+A2+...+An)
10
Keterangan :
Xr = Hujan harian maksimum dengan periode ulang tertentu (mm)
X = Curah hujan rata-rata
σx = Standar deviasi curah hujan
σn = Reduced standart deviation, nilai tergantung dari banyaknya data
Yr = Reduced variate, untuk periode hujan tertentu (table 3.2)
i. Hujan Rencana
Dalam perancangan sistem penyaliran untuk air permukaan
pada suatu tambang, hujan rencana merupakan suatu kriteria utama.
Hujan rencana adalah hujan maksimum yang mungkin terjadi selama
umur dari sarana penirisan tersebut. Hujan rencana ini ditentukan
dari hasil analisa frekuensi data curah hujan, dan dinyatakan dalam
curah hujan dengan periode ulang tertentu.
11
hujan pada daerah penelitian. Untuk pengolahan data curah hujan
menjadi intensitas curah hujan dapat digunakan cara statistik dari
pengamatan durasi yang terjadi.
Analisis statistik yang digunakan adalah dengan formula Extreme
value E.J Gumbel. Adapun langkah-langkah analisis dari formula
tersebut adalah sebagai berikut :
∑ ( Xi− X )2
S =
Dimana : S
√ (n−1 ) ……………………Persamaan (2-3)
= Standard deviasi
Xi = Data ke-I,
X = Rata-rata intensitas curah hujan
n = Jumlah data
3. Tentukan koreksi varians (Yt), dengan rumus :
T −1
Yt =
−ln −ln
[ [ ]] T …………………...Persamaan (2-4)
Dimana : Yt = Koreksi varians
T = Periode ulang hujan
12
n+1−m
Yn=
[ [
−ln −ln
n+1 ]] ……………….Persamaan (2-5)
Dimana : Yn = Koreksi rata-rata
n = Jumlah urut data
m = Nomor urut data
∑ Yn
Kemudian tentukan : YN = n ........Persamaan
(2-6)
Dimana : YN = Rata-rata Yn
∑ Yn = Jumlah nilai Yn
n = Jumlah data
5. Tentukan koreksi simpangan (Sn), dengan rumus :
∑ (Yn−YN )2
Sn = √
Dimana : Sn
n−1 ………………………Persamaan (2-7)
= Koreksi simpangan
Yn = Nilai Yn ke-i
YN = Rata-rata nilai Yn
n = Jumlah data
6. Tentukan curah hujan rencana (CHR), dengan rumus :
13
Sedangkan rumus yang dapat digunakan untuk mengolah data curah
hujan harian kedalam satuan jam adalah dengan Rumus Mononobe :
R 24 24 2
I = 24 t( )
. 3
...........................................................Persamaan (2-9)
Dimana : R24 = Intensitas curah hujan dalam satu hari (mm/hari)
t = Durasi hujan (jam)
I = Intensitas curah hujan perjam (mm/jam)
2.1.2 Evapotranspirasi
Peristiwa berubahnya air menjadi uap dan bergerak dari permukaan
tanah ke udara disebut penguapan (evaporasi), sedangkan peristiwa
penguapan dari tumbuhan disebut transpirasi. Apabila proses tersebut
terjadi keduanya disebut evapotranspirasi. Untuk menghitung besarnya
evapotranspirasi sangat sulit dilakukan, sehingga digunakan cara tidak
langsung dengan menggunakan Rumus Turc (Sayoga, 1993) sebagai
berikut:
T RH
x (RS +50)(1+50− )
ETP = 0,4 x (T +15 ) 70 .............Persamaan (2-
10)
Dimana : ETP = Evapotranspirasi potensial rata-rata (mm/tahun)
T = Temperatur rata-rata tahunan (0C)
RH = Kelembaban relatif (%)
2.1.3 Infiltrasi
Infiltrasi adalah proses merembesnya air ke dalam tanah. Kapasitas
infiltrasi air hujan dari permukaan ke dalam tanah sangat bervariasi yang
tergantung pada kondisi tanah pada saat ini. Disamping itu infiltrasi dapat
berubah-ubah sesuai dengan intensitas curah hujan. Kecepatan infiltrasi
semacam ini disebut laju infiltrasi. Sedangkan laju infiltrasi maksimum
14
yang terjadi pada kondisi tertentu disebut kapasitas infiltrasi. Faktor-faktor
yang mempengaruhi infiltrasi antara lain ialah :
1. Dalamnya genangan diatas permukaan tanah dan tebal lapisan jenuh,
kelembaban tanah,
2. Penyumbatan ruang antara padatan didalam tanah oleh bahan yang
halus,
3. Pemampatan oleh manusia atau hewan, struktur tanah, vegetasi dan
udara yang terdapat di dalam tanah.
Dengan rumus untuk menghitung infiltrasinya adalah
Debit minimum rata-rata.........persamaan (2.11)
Luas DTH
15
mengalirnya air, maka luas dihitung dengan menggunakan komputer dan
planimeter atau millimeter blok (Suwandhi, 2004).
2.1.5 Limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir diatas
permukaan tanah menuju sungai, danau atau laut. Aliran itu terjadi karena
curah hujan yang mencapai permukaan bumi tidak dapat terinfiltrasi, baik
yang disebabkan karena intensitas curah hujan atau faktor lain misalnya
kelerengan, bentuk dan kekompakan permukaan tanah serta vegetasi.
Faktor-faktor yang berpengaruh antara lain :
1. Curah Hujan : Banyak curah hujan, intensitas curah hujan dan frekunsi
hujan
2. Tanah : Jenis dan bentuk topografi
3. Tutupan : Kepedatan, jenis dan macam vegetasi,
4. Luas daerah aliran
Untuk memperkirakan debit air limpasan maksimum digunakan rumus
rasional yaitu :
.................Persamaan (2-12)
Q = 0,278 . C . I . A
Keterangan :
Q = debit air (m3/detik)
C = koefesien limpasan
I = intensitas curah hujan (mm/jam)
A = luas penangkap hujan (km2)
16
Tabel 2.2 Nilai Koefisien Limpasan
Keterangan :
Qair hujan = Debit air hujan (m3/detik)
Xr = Curah hujan maksimum (mm/hari)
17
A = Luas bukaan tambang (km2)
18
A =
terbuka adalah air hujan dan hanya pada kondisi dimana kegiatan
tanah juga akan menjadi salah satu sumber air yang masuk kedalam
tambang dan Air yang mengalir dari luar tambang di sebur air limpasan.
Perhitungan debit air tambang berasal dari debit air limpasan ditambah
debit air hujan yang masuk ke lokasi penambangan ditambah debit air
tanah. Jadi besarnya debit air tambang dapat dihitung dengan rumus : Qair
19
S = kemiringan saluran (%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = koefisien kekasaran manning
20
Gambar 2.6 Geometri Penampang saluran
2.1.10 Pompa
Pompa berfungsi untuk memindahkan atau mengeluarkan air dari
tempat yang rendah yaitu air yang ada pada kolam penampungan (sump)
pada lantai kerja penambangan ke tempat yang lebih tinggi (keluar tambang)
(Amin, 2002). Sesuai dengan prinsip kerjanya, pompa dibedakan atas :
a. Reciprocating Pump
Keuntungan jenis ini adalah efisien untuk kapasitas kecil dan
umumnya dapat mengatasi kebutuhan energi (julang) yang tinggi.
Kerugiannya adalah beban yang berat serta perlu perawatan yamg teliti.
Pompa jenis ini kurang sesuai untuk air berlumpur karena katup pompa
21
akan cepat rusak. Oleh karena itu jenis pompa ini kurang sesuai untuk
digunakan di tambamg.
b. Centrifugal Pump
Pompa ini bekerja berdasarkan putaran impeller di dalam pompa.
Air yang masuk akan diputar oleh impeller, akibat gaya sentrifugal yang
terjadi air akan dilemparkan dengan kuat ke arah lubang pengeluaran
pompa. Pompa jenis ini banyak digunakan di tambang, karena dapat
melayani air berlumpur, kapasitasnya besar, dan perawatannya lebih
muda.
c. Axial Pump
Pada pompa aksial, zat cair mengalir pada arah aksial (sejajar
poros) melalui kipas. Umumnya bentuk kipas menyerupai baling-baling
kapal. Pompa ini dapat beroperasi secara vertikal maupun horizontal.
Jenis pompa ini digunakan untuk julang yang rendah.
Dalam pemompaan dikenal istilah julang (head), yaitu energi
yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah air pada kondisi tertentu.
Semakin besar debit air yang dipompa, maka head juga akan semakin
besar. Head total pompa untuk mengalirkan sejumlah air seperti yang
direncanakan dapat ditentukan dari kondisi instalasi yang akan dilayani
oleh pompa tersebut, sehingga julang total pompa dapat dituliskan
sebagai berikut:
H = Hs + Hf1 + Hf2 + Hf3 + Hf4 ............ persamaan (2-16)
Keterangan :
Hs = Head statis
Hf1 = Julang kerugian gesek
Hf2 = Julang kerugian belokan
Hf3 = Julang kerugian katup
Hf4 = Julang kerugian kecepatan
a. Head statis
22
Hs = H2 - H1 ........... persamaan (2-17)
Keterangan :
H2 = Sisi isap
H2 = Sisi keluar
b. Julang kerugian gesek
L V 2^
Hf1 = λ x
. ( )
D 2 xg .............. persamaan ( 2-18)
Keterangan :
λ = koefsisen kerugian gesek
L = panjang pipa (m)
D = diameter dalam pipa (m)
V = kecepatan rata-rata air didalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s)
c. Julang kerugian belokan
Hf2 = [0,131 + 1,847 (D/2R)]3,5 [Ɵ/90]0,5............ persamaan (2.19)
Keterangan :
D = diameter dalam pipa
R = jari – jari lengkung belokan
ϴ = belokan pipa
23
(sumber: Sularso. Haruo Tara, 2000)
e. Julang kerugian kecepatan
Hf4 =V2/2.g ................ persamaan (2-21)
Keterangan :
V = kecepatan rata-rata air didalam pipa (m/s)
g = percepatan gravitasi (9.8 m/s)
24
(Sumber : Gautama, 1999)
Gambar 2.7 Bentuk Kolam Pengendapan ( Tampak Atas)
25
2.1.13 Presentase Pengendapan
Perhitungan presentase pengendapan bertujua untuk mengetahui kolam
pengendapan yang akan dibuat dapat berfungsi untuk mengendapkan
partikel padatan yang terkandung dalam air limpasan tambang. Untuk
perhitugan diperlukan data-data lain persen (%) padatan dan persen (%) air
yang terkandung dalam lumpur.
Waktu yang dibutuhkan partikel untuk mengendap :
h
Tv = ............................................................................ (2.63)
Vt
Kecepatan air di kolam (Vh)
Qtotal
Vh = ...................................................................... (2.64)
A
A = L.t......................................................................... (2.65)
Waktu keluarnya air (Th)
p
Th = ............................................................................. (2.66)
Vh
Keterangan :
h, t : kedalaman saluran masuk dan keluar pengendapan (m)
Vh : kecepatan air di kolam (m/s)
L : lebar kolam pengendapan (m)
P : panjang kolam pengendapan (m)
Dalam proses pengendapan ini, partikel mampu mengendap dengan baik
jika tv< th
Presentase pengendapan dapat dihitung dengan rumus :
th
Presentase pengendapan = x 100 %........................ (2.67)
th+tv
26
Volume total yang berhasil diendapakan :
Vol. Total = Q pompa x t x presentase pengendapan..................................... (2.69)
Keterangan :
Q pompa : debit pompa bedasarkan spesifikasi (m3/jam)
t : waktu padatan yang berhasi mengendap (jam)
27
BAB III
HASIL PENELITIAN
BULAN
TAHUN Jumlah Curah Hujan
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOV DES
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0 0 0 0 113.7 327.4 1301.4 108.45 108.45 0 90.2 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4 0 0 1.5 179.4 100.9 1210.3 100.8583333 100.8583333 0 74.55 17.325
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1 5.6 4.1 29.8 304.6 410.8 2300.9 191.7416667 191.7416667 0 159.55 76.525
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0 1.5 0 224.2 583.8 88.7 1887.6 157.3 157.3 0 133.6 1.125
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5 0 0 11 11.7 454 1890.9 157.575 157.575 0 90.8 4.375
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0 0 0 44.5 201.8 395.2 1515.1 157.3 157.3 0 126.25 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9 5.7 1.8 35.2 259.6 321.2 1432.9 119.4083333 119.4083333 0 65.45 26.1
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0 0 8.2 210.6 278 245.2 1641.8 136.8166667 136.8166667 0 143.75 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2 0 0 28.2 229 460.4 1414.8 117.9 117.9 0 53.65 17.75
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3 0 6.3 103 190.1 579.3 1703.7 141.975 141.975 0 86 32.55
28
Jumlah Curah Hujan
2500
2000
1500
1000
500
0
2015 2014 2013 2012 2011 2010 2009 2008 2007 2005
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0 0 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4 0 0
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1 5.6 4.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0 1.5 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5 0 0
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9 5.7 1.8
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0 0 8.2
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2 0 0
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3 0 6.3
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3
29
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0 0 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4 0 0
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1 5.6 4.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0 1.5 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5 0 0
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9 5.7 1.8
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0 0 8.2
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2 0 0
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3 0 6.3
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3
30
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0 0 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4 0 0
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1 5.6 4.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0 1.5 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5 0 0
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9 5.7 1.8
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0 0 8.2
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2 0 0
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3 0 6.3
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3
31
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3
BULAN
TAHUN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP
2015 183.4 120.6 271.7 66.7 213.9 4 0 0 0
2014 399 226.9 77.7 95.9 22.6 35 71.4 0 0
2013 521.8 275.2 207.6 134.4 184.7 130.2 92.1 5.6 4.1
2012 217.2 366.2 178.5 210 17.5 0 0 1.5 0
2011 370.1 311.3 169.9 279.4 276 2.5 5 0 0
2010 183.2 185.7 239.9 195.5 69.3 0 0 0 0
2009 339.5 157.8 148.3 0 32.9 95 35.9 5.7 1.8
2008 341.8 270.5 190.5 97 0 0 0 0 8.2
2007 71.8 174.7 263.4 126.8 23 35.5 2 0 0
2005 310.3 121.6 224 69 0 58.8 41.3 0 6.3
32
Nilai kuartil yang didapatkan adalah dari perhitungan tugas di
K1 = 0,28125
K2 = 90,5
K3 = 243,38
Dari perhitungan tugas di (lampiran 3 tugas 3)
Variansi S2
Nilai variansi yang didapatkan adalah 71023,30 dari perhitungan tugas di
(lampiran 3 tugas 3)
Standar deviasi S
Nilai standar deviasi yang didapatkan adalah 24,1070 dari perhitungan
tugas di (lampiran 3 tugas 3)
Nilai Maksimum dan Nilai Minimum
Nilai maksimum dan nilai minimumnya adalah
Nilai Maks = 95
Nilai Min = 0,1
dari perhitungan tugas di (lampiran 3 tugas 3)
Skewenes
Nilai skewenes yang didapat adalah 0,5419 dari perhitungan tugas di
(lampiran 3 tugas 3)
Kurtois
Nilai kurtois yang didapat adalah 1,4544 dari perhitungan tugas di
(lampiran 3 tugas 3)
33
Metode Poligon Thiessen
Metode poligon thiessen didapatkan hasil 1287,5 mm (perhitungan pada
lampiran tugas 5)
Metode Isohyet
Metode ishoyet didapatkan hasil 1280,6 mm/jam (perhitungan pada
lampiran tugas 5)
34
Debit air tambang
Debit air tambang yang didapat adalah sump 1 = 6,4292 m3/sekon ,
Sump 2 = 0,8848 m3/sekon dan sump 3 = 0,6101 m3/sekon perhitungan
tugas di (lampiran 8)
35
sump 2 = 10, 441. 204 m3
sump 3 = 19.983.7 m3
2. sump 2
Saluran Persegi Panjang maka didapatkan :
Kemiringan Saluran
S=3%
Luas Penampang
A = 0.3 m2
Keliling Basah
P = 1.6 m
Jari Jari Hidrolik
R = 0.18 m
36
Kecepatan Aliran
V = 4.6 m³/ detik
Debit Saluran
Q = 1.38 m³/ detik
Spesifikasi pompa
Submarble sawage pump 150 v Q 180 -20 -18.5
Volt = 380 V Inch = 6 inch Kapasitas = 180 m³/h Weight = 335 kg 39
Head = 20 m Rpm = 1450 rpm
Kw = 18.15
Mps 300 type = techique = flow rate = 90.14 / Sc
= Maximum Head = 50 m
= Engine drive = Power = 150 Hp 4 cylinder
= averge stread = 800 – 1550 rpm
= Diesel Fuel = 10 – 15 lt/hr
= Tank Capacity = 800 liter
Mps 400 type = techique = flow rate = 135 lt / Sc
= Maximum Head = 90 m
= Engine drive = Power = 250 Hp 6 cylinder
= averge stread = 1000 – 2200 rpm
= Diesel Fuel = 15 – 20 lt/hr
= Tank Capacity = 1200 liter
37
Mps 500 type = techique = flow rate = 175 l/ Sc
= Maximum Head = 100m
= Engine drive = Power = 320 Hp 8 cylinder
= averge stread = 1000 – 2200 rpm
= Diesel Fuel = 22 – 35 lt/hr
= Tank Capacity = 1200 liter
Melti 420 type = techique = flow rate = 300 / Sc
= Maximum Head = 130 m
= Engine drive = engine catterpilar =3412 (700 Hp)
= averge stread = 2000 rpm
= Suction = 250 mm (10”)
= Discharge = 2000 mm (8”)
3.10 Perhitungan Head Total
1. Dik panjang pipa = 236 m
Diamter pipa = 15 inch = 0.381 m
Elevasi inlet = 27 m
Elevasi outlet = 30 m
Q = 0.273 m³ / sekon
V = 2.39 m/s
b. Julang kerugian statis
Δhs = 57 m
c. Julang kerugian gesek dalam pipa
Hs = 0.012 m
d. Belokan pipa
1. R = 0.30
2. Nilai K pada belokan 2 sudut 66°
R = 0.50 m
K = 0.12
3. Nilai K pada belokan 3 sudut 86°
R = 0.40 m
K = 0.13
Hf 1 = 0.08
Hf 2 = 0.03
Hf 3 = 0.03
Total = 0.14
38
e. Julang kecepatan keluar
Hv = 0.29 m
f. Julang katup hisap
Hki = 0.50
g. Julang total pada sump 1
H = 57.942 m
2. Data Hidrolik
Ph = 15.51 kw
3. Efisiensi pompa
Sebersar 70 %
4. Daya pompa
= 259.738 kw
5. Daya poros
= 4346.5 kw
6. waktu yang dibutuhkan = 2.05 jam
39
R = 0.50 m
K = 0.12
3. Nilai K pada belokan 3 sudut 107°
R = 0.282 m
K = 0.13
Hf 1 = 0.35
Hf 2 = 0.45
Hf 3 = 6.039
Total = 6. 119
d. Julang kecepatan keluar
Hv = 0.291 m
e. Julang katup hisap
Hki = 0.561
f. Julang total pada sump 1
H = 38. 923 m
2. Data Hidrolik
Ph = 164.11 kw
3. Efisiensi pompa
Sebersar 60 %
4. Daya pompa
= 157.88 kw
5. Daya poros
= 4932.9 kw
6. waktu yang dibutuhkan
= 30 menit
40
Q = 85.3 m³ / sekon
V = 2.39 m/s
a. Julang kerugian statis
Δhs = 31 m
b. Julang kerugian gesek dalam pipa
Hs = 0.012 m
c. Belokan pipa
1. R = 0.29m
2. Nilai K pada belokan pertama sudut 104°
R = 0.32 m
K = 0.45
3. Nilai K pada belokan 3 sudut 75°
R = 0.51 m
K = 0.18
Hf 1 = 0.016
Hf 2 = 0.0.13
Hf 3 = 0.005
Total = 0.034
d. Julang kecepatan keluar
Hv = 0.391 m
e. Julang katup hisap
Hki = 0.5
f. Julang total pada sump 3
H = 31.837 m
2. Data Hidrolik
Ph = 85.59 kw
3. Efisiensi pompa
Sebersar 65 %
4. Daya pompa
= 4097.3 kw
5. Daya poros
41
= 131.22 kw
6. waktu yang dibutuhkan
= 58.2 menit
42
- Kompartemen 2 = 573 m2
9. Persentase pengendapan
- Kompartemen 1 = 76.50 %
- Kompartemen 2 = 1.54 %
- Kompartemen 3 = 12.76 %
10. Perhitungan padatan
- Kompartemen 1 = 8.736 gr / detik
Volume padatan = 2.200.000 g / cm³
Volume padatan perhari = 6.34 m³/hari
% Solid = 0.001 %
% Air = 99.999 %
- Ko Volume padatan = 2.200.000 g / cm³
Volume padatan perhari = 0.128 m³/hari
% Solid = 0.0011 %
% Air = 99.989 %
- Kompartemen 3 = 7.098 gr / detik
Volume padatan = 2.200.000 g / cm³
Volume padatan perhari = 0.27 m³/hari
% Solid = 0.000011 %
% Air = 99.99989 %
11. Volume Pengukuran
- Kompartemen 1 = 32 hari
- Kompartemen 2 = 39 hari
- Kompartemen 3 = 40 hari
43
Kerapatan partikel padatan = 1.120 gr /cm³
Viskositas air = 1x10‐³
Gravitasi = 9.8 m/s
Kerapatan air = 1000
3. Kecepatan pengendapan
= 0.025 m/s
4. Luas kolam pengendapaan
= 21.84 m²
5. Volume kolam
= 83.36 m³
= 7.14 gr / detik
= 0.025
- Kompartemen 1 = 482 m2
- Kompartemen 2 = 544 m2
- Kompartemen 3 = 808 m2
9. Persentase pengendapan
- Kompartemen 1 = 75.07 %
- Kompartemen 2 = 2.20 %
- Kompartemen 3 = 6.20 %
10 Perhitungan padatan
44
% Solid = 0.0047 %
% Air = 99.9953 %
% Solid = 0.0032 %
% Air = 99.968 %
% Solid = 0.0032 %
% Air = 99.9968 %
- Kompartemen 1 = 10 hari
- Kompartemen 2 = 12 hari
- Kompartemen 3 = 14 hari
45
BAB IV
PEMBAHASAN
46
Berdasarkan pengolahan data yang saya lakukan , dimana curah
hujan rencana sebesar 98 mm/hari, debit air hujan yang masuk pada sump
1 = 0,5887 m3/sekon , Sump 2 = 0,1875 m3/sekon dan sump 3 = 0,0976
m3,intensitas curah hujan sebesar 2,2x10-6 m/s. Pemilihan bentuk saluran
tergantung terhadap lingkungan sekitar dan disesuaikan dengan debit air.
Jadi disini saya merekomendasikan untuk menggunakan saluran paritan
berbentuk persegi. Karena saluran dengan bentuk persegi ini saluran ini
tidak memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk menampung
dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan domestik dengan
debit yang besar. Dalam hal ini saya merancang saluran terbuka berbentuk
persegi berdasarkan debit limpasan : Sump 1 = 4,8359 m3/sekon, sump 2 =
0,5728 m3/sekon , sump 3 = 0,443 m3/sekon. Debit (Q) saluran 1 = 14,15
m3/sekon, debit saluran 2 = 1,38 m3/sekon, dan debit saluran 3 = 0,95
m3/sekon.
1m
1,3 m
47
0.3 m
1m
0,25
m
0,6 m
48
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Berdasarkan pengolahan data yang saya lakukan , dimana curah hujan
rencana sebesar 98 mm/hari, debit air hujan yang masuk pada sump 1 =
0,5887 m3/sekon , Sump 2 = 0,1875 m3/sekon dan sump 3 = 0,0976
m3,intensitas curah hujan sebesar 2,2x10-6 m/s.
2. Bentuk saluran yang digunakan yaitu bentuk menggunakan saluran
paritan berbentuk persegi. Karena saluran dengan bentuk persegi ini
saluran ini tidak memerlukan banyak ruang dan areal. Berfungsi untuk
menampung dan menyalurkan limpasan air hujan serta air buangan
domestik dengan debit yang besar.
3. Rancangan saluran terbuka berbentuk persegi berdasarkan data debit
limpasan : Sump 1 = 4,8359 m3/sekon, sump 2 = 0,5728 m3/sekon , sump
3 = 0,443 m3/sekon. Debit (Q) saluran 1 = 14,15 m3/sekon, debit saluran
2 = 1,38 m3/sekon, dan debit saluran 3 = 0,95 m3/sekon.
4. Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini antara lain (Suripin,
2004) : Untuk mengurangi kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehigga lahan dapat difungsikan secara optimal. Sebagai pengendali air
kepermukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek,
genangan air/banjir.
5.2 Saran
Saran dari penulis, diharapkan dalam mencari data curah hujan sebaiknya
dilakukan jauh-jauh hari agar dapat mengerjakannya tepat waktu.
49
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmudasardanteknik.blogspot.com/2015/09/MetodeDanCaraDalamMenghitu
ngHujanDAS.html
https://pewedhi.wordpress.com/2017/02/28/penentuan-hujan-kawasan-daerah-
aliran-sungai/
http://repository.lppm.unila.ac.id/7519/1/SISTEM%20DRAINASE
%20SALURAN%20TERBUKA.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/103139-ID-none.pdf
50
LAMPIRAN
51
1. Perhitungan Statistik Curah Hujan
52
53
54
2. Perhitungan Curah Hujan Rata-rata Menggunakan 3 Metode , yaitu
Metode Poligon ,Ishoyet, dan Aritmatik
55
56
Peta metode Ishoyet
57
4. Perhitungan Debit Limpasan dan debit air hujan
58
59
60
Peta Autocad debit limpasan da debit air hujan
61
5. Perhitungan Manual Debit Air Tanah
62
63
Peta debit air tanah
64
65
Peta Autocad volume ait tanah
66
7. Perhitungan Total Head
67
68
69
Peta Autocad Head Total
70
8. Perhitungan setlling Pond
71
72
73
74