Anda di halaman 1dari 7

GEOFISIKA TAMBANG

1. Bagaimana konsep metode geolistrik, sehingga dapat memodelkan sebuah model bawah
permukaan?? Sebutkan macam-macam konfigurasi metode geolistrik !
Jawab : KONSEP METODE GEOLISTRIK
Prinsip kerja dari metoda tahanan jenis ini adalah arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua buah buah elektoda arus. Beda potensial yang terjadi diukur melalui dua buah elektroda
potensial, dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda tertentu, dapat
ditentukan variasi harga tahanan jenis masing-masing lapisan di bawah titik ukur.
Umumnya, metode ini hanya baik untuk ekplorasi dangkal dengan kedalaman maksimuk
sekitar 100 meter. Jika kedalaman lapisan lebih dari harga tersebut, maka informasi yang diperoleh
kurang akurat, hal ini disebabkan dengan bentangan yang yang besar dengan maksud mendapatkan
penetrasi kedalaman di atas 100 m, maka arus yang mengalir akan semakin lemah dan tidak stabil
akibat perubahan bentangan yang semakin besar.
Metode ini disebut juga dengan metoda mapping, digunakan untuk menentukan distribusi
resistivitas semu secara vertikal per kedalaman. Pengukurannya dilakukan dengan cara memasang
elektroda arus dan potensial pada satu garis lurus dengan spasi tetap, kemudian semua elektroda
dipindahkan atau digeser sepanjang permukaan sesuai dengan arah yang telah ditentukan sebelumnya
(Gambar 10). Untuk setiap posisi elektroda akan didapatkan harga tahanan jenis semu. Dengan
membuat peta kontur tahanan jenis semu akan diperoleh pola kontur yang menggambarkan adanya
tahanan jenis (Loke, 2000). Konfigurasi elektroda yang dipakai pada metoda ini adalah konfigurasi
Wenner maupun konfigurasi Schlumbeger. Sedangkan contoh hasil pengolahan data dapat dilihat pada
gambar 11.
macam-macam konfigurasi metode geolistrik
1. Konfigurasi Schlumberger merupakan konfigurasi empat elektroda dimana terdapat
sepasang elektroda arus yaitu C1-C2 atau A-B dan sepasang elektroda potensial P1-P2 atau
M-N, dimana terdpat titik tengah dimana jarak dari pusat dengan elektroda potensial
disebut l, dan jarak antara pusat dengan elektroda arus disebut L, dimana jarak antar
elektroda potensialnya 2l, dimana (l-x) > Dalam pengukurannya konfigurasi ini biasanya
sering diubah pada jarak antar elektroda arusnya, dan terkadang elektroda potensialnya
tetap.

2. Dalam konfigurasi Wenner yaitu konfigurasi empat elektroda dimana jarak antar
C1P1=P1P2=P2C2=a, dimana kedua pasang elektroda ini dipasang secara simetris
terhadap titik sounding. sebagaimana dapat diketahui dalam mencari nilai k adalah 1 di
bagi dengan jarak 1 per r1, kurang 1 per r2, tutup kurung besar kurang lagi, kurung buka 1
per r3 dikurang 1 per r4 tutup kurung dan diselesaikan secara matematika. Sedangkan jarak
untuk masing-masing elektroda arus terhadap titik sounding adalah a/2, maka jarak masing-
masing elektroda terhadap sound 3a/2. Untuk resistivity mapping maka spasi a tidak
diubah-ubah, sedangkan untuk sounding dilakukan pengubahan jarak elektroda yang
diperbesar secara gradual. Konfigurasi wenner ini terdapat tiga macam yaitu wenner alfa,
beta dan gama yang memiliki sensitivitas yang berbeda pula. Konfigurasi ini memiliki
kemampuan sangat baik dalam resolusi vertikal, untuk CST, dan kesensitivan secara
lateral. Semakin besar bentangan antar elektroda maka semakin besar kesensitifannya.

3. Konfigurasi Wenner-Schlumberger merupakan gabungan antara


konfigurasi Wenner dan Schlumberger. Dalam konfigurasi ini jarak antara elektroda P1-P2
adalah a dan jarak spasi antar C1-P1=P2-C2 yaitu na. Dalam konfigurasi ini, Sehingga
spasi jarak elektrodanya konstan. Dari konfigurasi ini memiliki kelebihan cakupan secara
horizontal, penetrasi kedalaman yang baik. Pada gambar dibawah menunjukkan bahwa
pola sensitivitas, meningkat seiring besarnya n, dan sensitivitasnya menjadi positif, dan
tertinggi pada P1-P2 dan menyebar mendekati C1-C2. Sangat sensitif terhadap perubahan
horizontal oleh sebab itu baik untuk survey kedalaman.

4. Konfigurasi Dipole-Dipole yaitu konfigurasi dimana sepasang elektroda antara arus dan
potensial terpisah, jarak spasi antar elektroda C1-C2 dan P1-P2 adalah a, sedangkan untuk
jarak C1 dan P1 adalah na, atau lebih singkat dinyatakan jarak antar dipole harus lebih
besar.Keunggulan dari konfigurasi ini sangat baik untuk penetrasi kedalaman, dan CST.
Untuk kesensitifan yang tinggi untuk arah horizontal dan sedang untuk arah vertikal, untuk
memperoleh adata maksimal maka harus lebih banyak elektroda namun ini juga
menyebabkan sinyal yang ditangkap rendah, sehingga konfigurasi ini sangat baik
untuk survey mapping horizontal.

5. Konfigurasi Pole-pole adalah konfigurasi dengan salah satu elektroda potensial dan
elektroda arusnya dibentangkan dengan jarak tak hingga, atau C1 dan P2 tak hingga,
dimana jarak antara B-M atau C2-P1 adalah a.

6. Konfigurasi Pole-dipole adalah konfigurasi elektrodanya slah satu dari elektroda potensial
atau P2 dibentangkan pada jarak tak hingga, sedangkan untuk jarak spasi C1-C2 yaitu a
dan jarak spasi C2 dan P1 adalah na.

7. Konfigurasi Square adalah konfigurasi yang menggunakan bentuk kotak dimana jarak
spasi C1-C2, C1-P1 dan P1-P2 adalah a, sedangkan untuk C2-P1 dan C1-P2
adalah . Kesensitifan konfigurasi ini yaitu dalam sounding dan mapping, sangat sensitif
untuk medan anisotropis dibawah permukaan, seperti dip atau strike.
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui masing-masing jenis konfigurasi memiliki
keunggulan dan kelemahan, serta kesensitifan yang berbeda-beda. Seperti di atas, konfigurasi
Schlumberger sensitif untuk arah vertikal dapat berupa mapping dan sounding namun sangat baik
untuk VES. Untuk Wenner baik untuk resolusi vertikal dan CST, dan Wenner-Schlumberger, Dipole-
dipole, pole-pole, pole-dipole sensitivitasnya terhadap vertikal dan horizontal.

Dalam pengaplikasian metode geolistrik untuk eksplorasi air tanah dan bijih besi menunjukkan
kemampuan yang berbeda-beda. Dalam eksplorasi bijih besi lebih baik digunakan jenis
konfigurasi Wenner, yang digunakan dalam penentuan secara lateral untuk menentukan persebaran
bijih besi dibawah permukaan (Resistivity Mapping). Sedangkan untuk eksplorasi air tanah sering
digunakan Wenner dan Wenner Schlumberger yang memiliki resolusi vertikal dan CST,
serta sounding yang baik.

3. Sebutkan langkah-langkah akusisi data dipole-dipole dilapangan yaitu, pembuatan table data
pengukuran dan sketsa jalannya pengambilan data dengan Panjang bentangan kabel 50m, spasi
elektroda ( a adalah 5m, dan n = 1-5 ) !
Jawab :
LANGKAH-LANGKAH AKUISISI
o Siapkan peralatan yang akan digunakan seperti: aki, resistivitymeter,elektroda, palu,
kabel penghubungkan (roll), meteran, dan payung.
o Pasangkan meteran pada daerah yang akan digunakan untuk eksperimen kemudian
dipatok setiap ujungnya
o Dipasangkan eletktroda arus C1, C2 dan elektroda potensial P1,P2 seperti gambar
berikut ini :

o Digunakan spasi sepanjang 5m dengan bentang panjang kabel sepanjang 50m dengan
jumlah n = 1-5. Begitu seterusnya sampai mencapai datum (n) yang ke 5
o selanjutnya, ketika data resistivitas semua telah di dapatkan, maka dapat di
lakukan pengolahan data untuk dimasukkan ke dalam software untuk dilakukan
interpretasi. Software yang di pergunakan adalah “RES2DINV”. Tetapi sebelum itu
datanya terlebih dahulu di olah pada “Microsoft Exel” dan “data.txt” agar dapat di
terjemahkan pada software RES2DINV.
o Langkah pertamayang dilakukan untuk mengolah data agar dapat dimasukkan ke
dalam Res2dinv adalah
o memasukkan data ke dalam Microsoft Excel dan telah di masukkan nilai K dan rho
(ρ).
o etelah itu buka jendela Excel yang baru dan copy-paste data yang akan dimasukkanke
dalam Res2dinv (datum, spasi, dan rho). Pada 6 baris pertama kolom datum, secara
berurutdicantumkan nama konvigurasi yang digunakan, spasi yang digunakan, nomor
jeniskonfigurasi, lalu angka 1 dan 0 sebagai bawaan program. Selain itu pada kolom
yang samanamun diurutan terakhir juga di tuliskan angka nol secara berurutan
sebanyak 5 kali. Simpandata ini dengan menggunakan format .TXT kemudian ubah
ke format .dat
o Data di atas sudah dapat diolah dalam Res2dinv, sehingga langkah berikutnya yang
perlu dilakukan adalah membuka Res2dinv. Untuk memasukkan data dengan format
.dat yangtelah diolah terlebih dahulu, klikFile->Read Data File,kemudian pilih data
yang telahdisimpan dalam format .dat
o Klik OK hingga kotak dialognya selesai. Kemudian untuk menampilkan
pemetaanresistivitas bawah permukaan, pada menu bar klik inversion->carry out
inversion dan savedengan format INV,OK . Otak-atik menu change setting pada menu
bar untuk mendapatkannilai error yang lebih kecil. Untuk menyimpan gambar klik
print-save schreen as BMP file.

4. Sebutkan manfaat metode geolistrik pada pertambangan !


Jawab :
 Mengetahui endapan plaser, stratrigrafi, struktur, penyebaran endapan mineral,
 mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman sekitar
300m,
 mengetahui kemungkinan adanya lapisan akuiver yaitu lapisan batuan yang merupakan
lapisan pembawa air,
 untuk mendeteksi adanya lapisan tambang yang mempunyai kontras resistivitas dengan
lapisan batuan pada bagian atas dan bawahnya,
 untuk mengetahui perkiraan kedalaman bed rock untuk pondasi bangunan, Mengetahui
adanya panas bumi (Geothermal) dibawah Permukaan.

5. Resistivitas batu andesit


andesit : 𝟏, 𝟕 𝒙 𝟏𝟎𝟐 ( 𝒅𝒓𝒚) − 𝟒, 𝟓 𝒙 𝟏𝟎𝟔 (wet)
gambar tersebut merupakan hasil survey geofisika sengan metode resistivitas 2 dimensi
nb: nilai resi stivitas berbeda setiap jurnal.

Anda mungkin juga menyukai