Anda di halaman 1dari 7

JSI 2 (1) (2013)

Jurnal Sastra Indonesia

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jsi

ANALISIS KONTRASTIF BAHASA INDONESIA DAN BAHASA ARAB


BERDASARKAN KALA, JUMLAH, DAN PERSONA
Miftahur Rohim, Suprapti dan Imam Baehaqie

Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata
Diterima September 2013 bahasa Indonesia dan bahasa Arab berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Metode
Disetujui Oktober 2013
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sinkronis kontrastif. Kemudian, penelitian
Dipublikasikan
ini didasarkan pada tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, (2) tahap analisis data,
November 2013
dan (3) tahap penyajian hasil analisis data. Data penelitian ini adalah kosakata yang
________________ diduga menunjukkan makna kala, jumlah, dan persona dalam bahasa Indonesia dan
Keywords:
bahasa Arab. Hasil penelitian berupa perbedaan bentuk kosakata bahasa Indonesia dan
contrastive analysis, tense,
amount, person bahasa Arab berdasarkan kala, jumlah, dan persona. Pada tataran kala terdapat
__________________ perbedaan kala lampau, kala sekarang, dan kala akan datang. Pada tataran jumlah
terdapat perbedaan jumlah singularis dan jumlah pluralis. Kemudian, pada tataran
persona terdapat perbedaan persona orang pertama, persona orang kedua, dan persona
orang ketiga..

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this research is to descibe the different form of vocabulary both Indonesien language
and Arabic language based on tenses, amount, and person. This research has used synchronic
contrastive. Then, this research based on three steps, they are (1) providing data, (2) data analysis,
and (3) the presentation of data results. Data of this research is vocabulary that will shows the
meaning of tense, amount, and person in Indonesian and Arabic language. The result of this
research, there are different form of their vocabulary both of Indonesian and Arabic language based
on tenses, amount, and person. At level of tenses, there are past tense, present tense, and future
tense. At level of amount, there are amount of singularis and amount of pluralist. Then at level of
person, there are first person, second person, and third person
© 2013 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6315
Gedung B1 Lantai 1 FBS Unnes
Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: mast_oim@yahoo.co.id

1
Miftahur Rohim / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi pada unsur kata. Karena kata mempunyai
sehari-hari. Bahasa yang dipergunakan persoalan yang kompleks baik pada kajian
sebagai alat komunikasi dalam prosesnya morfologi maupun sintaksis.
dihasilkan melalui ujaran secara lisan, dan Kata merupakan satuan bahasa yang
selanjutnya diwujudkan oleh simbol atau mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam
lambang bunyi dalam bentuk bahasa tulisan. bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa
Perkembangan bahasa dalam suatu terkecil yang mengisi salah satu fungsi
peradaban mempunyai kaitan dengan sintaksis (subjek, predikat, objek, atau
fungsinya sebagai alat komunikasi. Semakin keterangan) dalam suatu kalimat. Dalam
sering bahasa itu digunakan dalam bahasa Arab kata adalah susunan huruf yang
komunikasi, maka semakin cepat bahasa itu biasanya terdiri atas tiga huruf dan
berkembang. Tidak menutup kemungkinan mempunyai suatu pengertian. Proses
suatu bahasa hilang karena ditinggalkan pembentukan kata (proses morfologis) pada
penuturnya. Hal itu juga yang masing-masing bahasa mempunyai ciri
memungkinkan bahasa-bahasa baru berbeda-beda. Sama halnya dengan
terbentuk. pembentukan kata dalam bahasa Indonesia
Bahasa dapat mempengaruhi dan bahasa Arab. Oleh karena itu, penelitian
kebudayaan suatu bangsa. Kemampuan tentang perbandingan kosakata dalam
menyampaikan informasi melalui bahasa Indonesia dan bahasa Arab
pemakaian bahasa membuat orang mampu berdasarkan kala, jumlah, dan persona ini
menggunakan pengetahuan nenek dirasa penting untuk dilakukan.
moyangnya dan menyerap pengetahuan Analisis kontrastif dalam kajian ilmu
orang lain serta kebudayaan yang linguistik tentang perbandingan unsur-unsur
lain.Misalnya, bahasa Arab yang terserap ke yang dilihat dari sudut perbedaan dan
dalam bahasa Indonesia. Hal ini merupakan persamaan pada dua bahasa atau lebih yang
bukti bahwa pada zaman dahulu banyak dijadikan objek perbandingan. Pada proses
pedagang dari Arab yang berdagang di perbandingan dalam kajiannya adalah suatu
Indonesia, sehingga mempengaruhi hal yang memungkinkan untuk menemukan
terserapnya bahasa tersebut. persamaan atau pun perbedaan. Kajian
Bahasa Arab merupakan salah satu terhadap bahasa Arab dengan pendekatan
dari berbagai bahasa yang ada di dunia dan linguistik dan mengontraskannya dengan
merupakan salah satu bahasa mayor yang bahasa Indonesia dimaksudkan untuk
digunakan di beberapa negara. Bahasa Arab mendeskripsikan segi perbedaan dan
mencakup sejumlah kosakata yang terdiri persamaan secara berkaidah antara kedua
atas tiga jenis kata, yaitu (1) isim, (2) fi’il, dan bahasa tersebut. Melalui pendekatan
(3) harf. Masing-masing jenis kata tersebut kontrastif ini akan diperoleh kekhasan
memiliki ciri tersendiri. Setiap jenis kata bahasa masing-masing.
dapat diketahui berdasarkan ciri masing- Setiap bahasa memiliki ciri khusus
masing melalui distribusi morfologis, terutama pada struktur dan maknannya.
distribusi sintaktis, dan makna leksikal- Begitu pula dalam bahasa Indonesia
gramatikal sesuai dengan konteksnya (selanjutnya disingkat BI) dan bahasa Arab
masing-masing. (selanjutnya disingkat BA). Kedua bahasa itu
Bahasa tulis mempunyai unsur-unsur memiliki persamaan dan perbedaan struktur
pembentuk bahasa, diantaranya fon, fonem, menurut kaidah masing-masing. Untuk
morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan mengetahui struktur kedua bahasa dapat
wacana. Dalam penelitian ini dikhususkan dibuktikan dengan cara membandingkan

2
Miftahur Rohim / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

kedua bahasa tersebut. Untuk itu peneliti berdasarkan waktu. Kategori temporal
membandingkan BI dan BA. Penelitian ini sendiri dapat dinyatakan pula dengan nomina
difokuskan pada bentuk kosakata BI dan BA temporal seperti jika dalam BI yaitu:
berdasarkan kala, jumlah, dan persona. sekarang, baru-baru ini, kemarin, dst.
Adapun rumusan masalah dalam Kridalaksana (1983:69) menyatakan
penelitian ini adalah (1) apa perbedaan bahwa jumlah adalah kategori gramatikal
bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan yang membeda-bedakan jumlah dalam suatu
kala, (2) apa perbedaan bentuk kosakata BI bahasa. Jumlah paling umum pada
dan BA berdasarkan jumlah, dan (3) apa perbedaan antara singularis dan pluralis.
perbedaan bentuk kosakata BI dan BA Selain itu, Lyons (1995: 276)
berdasarkan persona. mengemukakan bahwa jumlah merupakan
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) kategori nomina, karena dikenal berdasarkan
mendeskripsi perbedaan bentuk kosakata BI orang, binatang, dan barang yang dapat
dan BA berdasarkan kala, (2) mendeskripsi dihitung atau dibilang (satu atau lebih dari
perbedaan bentuk kosakata BI dan BA satu) dan diacu sendiri-sendiri atau secara
berdasarkan jumlah, dan (3) mendeskripsi kelompok dengan nomina.
perbedaan bentuk kosakata BI dan BA Purwo dalam Djajasudarma (1993:
berdasarkan persona. 43) mengemukakan bahwa persona dapat
Teori yang digunakan dalam disebut juga pronomina persona. Sistem
penelitian ini adalah kata, kala, jumlah, pronomina persona meliputi sistem tutur
persona, dan analisis kontrastif. Teori-teori sapa (terms of addres see) dan sistem tutur
tersebut menjadi dasar untuk penelitian acuan (terms of reference). Pembagian
bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan pronomina persona terdiri atas tiga macam,
kala, jumlah, dan persona. yaitu persona pertama (orang yang
Kridalaksana (1983: 76) menyatakan berbicara), persona kedua (orang yang diajak
bahwa kata merupakan satuan bahasa yang bicara), dan persona ketiga (orang yang
dapat berdiri sendiri, terjadi dari morfem dibicarakan). Istilah pronomina persona
tunggal. Dalam tataran morfologi kata disebut juga kata ganti persona.
merupakan satuan terbesar, dibentuk melalui Kridalaksana (1983: 11) menyatakan
proses morfologi, sedangkan dalam tataran bahwa analisis kontrastif merupakan metode
sintaksis kata merupakan satuan terkecil sinkronis dalam analisis bahasa untuk
yang secara hierarkial menjadi komponen menunjukkan persamaan dan perbedaan
pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar antara bahasa-bahasa atau dialek-dialek
(Chaer 1994: 219). untuk mencari prinsip yang dapat diterapkan
Nurhadi (1995: 305) mengatakan dalam masalah praktis, seperti pengajaran
bahwa suatu morfem bebas sudah bahasa dan penerjemahan.
merupakan kata. Seperti dijelaskan bahwa
morfem tidak dapat dibagi lagi menjadi METODE PENELITIAN
unsur yang lebih kecil yang bermakna,
sehingga setiap bentuk bebas yang paling Pendekatan yang digunakan dalam
kecil dan tidak dapat dibagi lagi ke bagian penelitian ini meliputi pendekatan teoretis
kecil lainnya disebut kata. Maka dari itu, dan metodologis. Pendekatan teoretis dalam
kata adalah satu kesatuan yang utuh yang penelitian ini adalah sinkronis kontrastif,
mengandung arti atau makna. sedangkan pendekatan metodologis dalam
Nugraha (2003: 48) menyatakan penelitian ini adalah deskriptif komparatif.
bahwa kala (tense) merupakan salah satu cara Data dalam penelitian ini adalah
untuk menyatakan temporal diektis melalui kosakata yang diduga menunjukkan makna
perubahan kategori gramatikal verba kala, jumlah, dan persona dalam BI dan BA.

3
Miftahur Rohim / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Sumber data penelitian ini adalah kosakata BI dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan
BI dan BA yang diperoleh dari buku persona.
pelajaran, media massa, dan percakapan
dalam BI dan BA. Kosakata tersebut HASIL DAN PEMBAHASAN
terdapat dalam kalimat BI yang selanjutnya
diterjemahkan ke dalam BA. Data yang Berdasarkan hasil analisis data,
sudah diperoleh dibatasi sebanyak 100 ditemukan perbedaan bentuk kosakata BI
kosakata berdasarkan kala, jumlah, dan dan BA berdasarkan kala, jumlah, dan
persona. Pembatasan tersebut karena persona ditinjau dari masing-masing ciri atau
dianggap sudah mewakili BI dan BA. strukturnya.
Penelitian ini dilakukan berdasarkan Pada tataran kala, dalam BI
tiga tahap, yaitu (1) tahap penyediaan data, diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu (1) kala
(2) tahap analisis data, dan (3) tahap lampau, (2) kala sedang, dan (3) kala akan
penyajian hasil analisis data (Sudaryanto datang. Pada masing-masing kala tersebut
1986:57). Tahap pertama, metode dan teknik terdapat tambahan keterangan waktu sudah,
penyediaan data. Teknik pengumpulan data telah, beberapa saat lalu, semalam, sedang, dan
dalam penelitian ini adalah dengan akan yang melekat pada predikat dalam
menggunakan teknik simak dan teknik catat. konteks kalimat. Keterangan waktu tersebut
Teknik simak dilakukan dengan menyimak, digunakan untuk menunjukkan kapan
yaitu menyimak penggunaan kosakata pekerjaan itu berlangsung. Selain
berdasarkan kala, jumlah, dan persona menggunakan tambahan keterangan waktu,
dalam BI dan BA. Teknik simak dalam kala dalam BI juga ada yang langsung
penelitian ini menggunakan teknik Simak menggunakan kosakata yang bermakna
Bebas Libat Cakap (SBLC) yaitu peneliti sudah atau sedang, seperti pada kosakata
tidak terlibat dalam proses pertuturan tertutup, dibelikan ,berlari, bermain, dan
(Sudaryanto 1993: 134). Teknik catat menggunting.
dilakukan dengan pencatatan pada kartu Kala dalam BA meliputi, (1) lampau
data berukuran 15 x 7 cm yang dilanjutkan (fiil madhi), (2)sedang ( fi’il mudhori’), dan (3)
dengan pengklasifikasian dan akan datang (fi’il amr). Dalam BA
pengelompokan data (data terlampir). Tahap keterangan waktu langsung ditunjukkan oleh
kedua, metode dan teknik analisis data. kosakata verbanya, seperti seperti [fa’ala]
Teknik analisis data menggunakan metode ‘telah bekerja’, [yaf’ulu] ‘sedang bekerja’,
agih. Metode agih yaitu metode yang [żahaba] ‘telah pergi’, [yażhabu] ‘sedang
menggunakan alat penentu berasal dari pergi’
bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto Perbandingan kosakata berdasarkan
1993: 15). Tahap ketiga, metode penyajian kala dalam BI dan BA yaitu (1) dalam BI
hasil analisis data. masing-masing kala terdapat tambahan
Penyajian hasil analisis data dalam keterangan waktu sudah, telah, beberapa saat
penelitian ini menggunakan metode lalu, semalam, sedang, dan akan, sedangkan
informal. Metode informal adalah cara dalam BA keterangan waktu tersebut sudah
memaparkan dengan menggunakan kata- tersimpan dalam kosakata yang digunakan,
kata biasa (Sudaryanto 1993: 145). Metode dan (2) dalam BI terdapat kala berupa
informal digunakan untuk mendeskripsikan kosakata yang sudah bermakna sudah atau
hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan sedang, kala dalam BA berupa kosakata yang
dalam penelitian ini. Permasalahan tersebut langsung ditunjukkan oleh kosakata
meliputi wujud perbedaan kosakata dalam verbanya.

4
Miftahur Rohim / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Tabel Perbandingan Bentuk Kosakata


Berdasarkan Kala dalam BI dan BA
Kala BI Kala BA
[V+ [V]
keterangan
lampau, sedang,
atau akan]
[V] [V]
Pada tataran jumlah, dalam BI dibagi ‘dua kaki’, dan [surṭatâni] ‘dua polisi’.
menjadi dua, yaitu jumlah tunggal dan Jumlah pluralis menggunakan kosakata
jamak. Jumlah tunggal langsung ditunjukkan jamaknya dan diberi kata keterangan, seperti
oleh kata bendanya, misalnya meja ‘satu [al-aṭfâlu] ‘anak-anak’, [kullu an-nawâfiżi]
meja’ dan rumah ‘satu rumah’, sedangkan ‘seluruh jendela’, dan [tsalâtsata rukkâbin]
jamak diulang atau diberi keterangan, seperti ‘tiga penumpang’.
teman-teman ‘banyak teman’, dua rumah ‘dua Perbandingan kosakata berdasarkan
rumah’, dan para seniman ‘banyak seniman’. jumlah dalam BI dan BA yaitu (1) dalam BI
Jumlah dalam BA dibagi menjadi tidak terdapat jumlah dualis, sedangkan
tiga, yaitu (1) singularis, (2) dualis, dan (3) dalam BA jumlah dualis digunakan, (2)
pluralis. Jumlah dalam BA terdapat jumlah tunggal dalam BI langsung ditunjukkan oleh
singularis, dualis, dan pluralis. Jumlah kata bendanya, dalam BA juga langsung
singularis menggunakan kosakata ditunjukkan oleh kalimah isim (kata benda),
tunggalnya (mufrad), seperti [as-ṣâdiku] dan (3) jamak dalam BI diulang atau diberi
‘teman’, dan [at-tiflu] ‘anak’. Jumlah dualis keterangan, dalam BA menggunakan
menggunakan kosakata tunggal (mufrad) kosakata jamaknya dan diberi kata
ditambah dengan alif dan nun atau nun dan keterangan.
ya, seperti [kitâbâni] atau [kitâbaini] ‘dua Tabel Perbandingan Bentuk Kosakata
buku’, [muṣâdiqâni] ‘dua teman’, [ar-rijlaini] Berdasarkan Jumlah dalam BI dan BA
Kategori Jumlah BI BA
Singularis [N] [N]
Dualis - [N+ alif dan
nun]
[N+ya dan
nun]
Pluralis [D+D] [Kosakata
[D+keterangan] jamak]
[N+keteranga
n]
Pada tataran persona, dalam BI Seperti halnya BI, persona dalam BA
diklasifikasikan atas tiga, yaitu (1) orang terdiri atas tiga macam, yaitu (1) orang
pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang
ketiga. Seperti, persona pertama dalam BI ketiga. Seperti, persona pertama dalam BA
menggunakan saya/aku dan kami/kita, menggunakan kosakata [anâ] / [tu]
persona kedua dalam BI menggunakan kamu ‘saya/aku’ dan [naḥnu] ‘kami/kita’, persona
dan kalian, dan persona ketiga dalam BI kedua dalam BI menggunakan kosakata
menggunakan dia dan mereka. [anta] ‘kamu’ dan [antum] ‘kalian’, dan

5
Miftahur Rohim / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

persona ketiga dalam BI menggunakan ṣâdiku] ‘teman’, dan [at-tiflu] ‘anak’. Jumlah
[huwa/hiya] ‘dia’ dan [hum] ‘mereka’. dualis menggunakan kosakata tunggal
Perbandingan kosakata berdasarkan (mufrad) ditambah dengan alif dan nun atau
persona dalam BI dan BA yaitu dalam BI nun dan ya, seperti [kitâbâni] atau [kitâbaini]
kosakata persona pertama berbentuk kata ‘dua buku’. Jumlah pluralis menggunakan
bebas, sedangkan dalam BA ada yang kosakata jamaknyadan diberi kata
berupa kosakata terikat. keterangan, seperti [al-aṭfâlu] ‘anak-anak’ dan
Tabel Perbandingan Bentuk Kosakata [kullu an-nawâfiżi] ‘seluruh jendela’. Pada
Berdasarkan Persona dalam BI dan BA tataran persona, bentuk kosakata BI dan BA
Kategori BI BA terdiri atas tiga macam, yaitu (1) orang
Persona pertama, (2) orang kedua, dan (3) orang
Perta saya/ [ana] ketiga, seperti kosakata saya/aku [anâ]/[tu],
ma aku dan dan [naḥnu] kosakata kami dan kita[naḥnu], kamu[anta],
kami/kita kalian[antum], kosakata dia [huwa/hiya], dan
Kedu kamu [anta] mereka[hum].
a dan kalian dan [antum] Penelitian ini belum bisa menjawab
Ketig dia [huwa/ secara tuntas perbedaan bentuk kosakata
a dan mereka hiya] dan dalam BI dan BA. Masih banyak
[hum] permasalahan yang belum tergali, baik untuk
jangkauan data maupun variasi-variasi yang
PENUTUP lain, seperti aspek dan modalitas. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penelitian lain
Berdasarkan hasil analisis data yang lebih mendalam dengan kajian
penelitian yang telah dipaparkan pada bab kontrastif.
IV, simpulan penelitian ini adalah bahwa
bentuk kosakata BI dan BA berdasarkan DAFTAR PUSTAKA
kala, jumlah, dan persona ditinjau dari
masing-masing ciri atau struktur mempunyai Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum.
perbedaan pada proses morfologis pada Jakarta: Rineka Cipta.
masing-masing bahasa. Djajasudarma, Fatimah. 1993. Metode
Pada tataran kala dalam BI terdapat Linguistik: Ancangan Metode Penelitian
tambahan keterangan waktu sudah, telah, dan Kajian. Bandung: Eresko.
beberapa saat lalu,semalam, sedang, dan akan, Kridalaksana, Harimurti. 1983.Kamus
sedangkan dalam BA keterangan waktu Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.
tersebut sudah tersimpan dalam kosakata Lyons, John. 1995. Pengantar Teori Linguistik.
yang digunakan, seperti [fa’ala] ‘sudah Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
bekerja’dan [żahaba] ‘telah pergi’. Pada Utama.
tataran jumlah dalam BI terdapat jumlah Nugraha, Tubagus Chaeru. 2005. Urutan
tunggal dan jamak. Jumlah tunggal langsung Kata Klausa Verbal Deklaratif Bahasa
ditunjukkan oleh kata bendanya, misalnya Arab dan Padanannya dalam Bahasa
meja ‘satu meja’ dan rumah ‘satu rumah’, Indonesia: Kajian Struktur dan
sedangkan jamak diulang atau diberi Semantik. Tesis. Bandung: Program
keterangan, seperti teman-teman ‘banyak Pascasarjana Universitas Padjajaran
teman’, dua rumah ‘dua rumah’, dan para Bandung.
seniman ‘banyak seniman’. Jumlah dalam Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan:
BA terdapat jumlah singularis, dualis, dan Landasan Penyusunan Buku Pelajaran
pluralis. Jumlah singularis menggunakan Bahasa. Semarang: IKIP Semarang
kosakata tunggalnya (mufrad), seperti [as- Press.

6
Miftahur Rohim / Jurnal Sastra Indonesia 2 (1) (2013)

Sudaryanto. 1986. Metode Linguistik: Bagian


Pertama ke Arah Memahami Metode
Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada
Press.
Sudaryanto. 1988. Metode Linguistik: Bagian
Kedua dan Aneka Teknik Pengumpulan
Data. Yogyakarta: Gadjah Mada
Press.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Teknik Analisis
Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana
University Press.Citra
Pustaka.Jakarta: PT Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai