Acara 3

LAPORAN
PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG
ACARA III
PILOT TUBE DAN MANOMETER U PADA SISTEM
VENTILASI TAMBANG BAWAH TANAH
Disusun Oleh :
Putri Sari Azhari
7100190129
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG
ACARA 3
PILOT TUBE DAN MANOMETER U PADA SISTEM
VENTILASI TAMBANG BAWAH TANAH
Disusun Oleh :
Putri Sari Azhari
7100190129
Disetujui Untuk Laboratorium Tambang Bawah Tanah

Program Studi Teknik Pertambangan
Fakultas Teknologi Mineral
Institut Teknologi Nasional Yogyakarta
2021
Yogyakarta, Agustus 2021

Asisten
Andang Slamet Riyadi, S.T.
Putri Sari Azhari/7100190129 ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Laporan Ventilasi Tambang beserta
aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan Praktikum Ventilasi Tambang ini, maka saya
selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. AA. Inung Arie Adyano, S.T., M.T. selaku dosen matakuliah Ventilasi
Tambang, Program Sudi Teknik Pertambangan, Intituut Teknologi Nasional
Yogyakarta.
2. Andang Slamet Riyadi, S.T , selaku Asisten Laboratorium Ventilasi Tambang
Yang telah memberikan bimbingan dan arahan
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan menharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
kedepan. Akhir kata, semoga laporan in dapat bermanfaat dan memberikan ilmu
bagi penyusun dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Agustus 2021
Penyusun
Putri Sari Azhari
Putri Sari Azhari/7100190129 iii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3
2.1 Konsep Dasar....................................................................................3
2.2 Mine Ventilation Survey...................................................................3
2.3 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara...................................6
2.4 Shock Loss........................................................................................7
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM...........................................................8
3.1 Lokasi dan Waktu Pengamatan.........................................................8

3.2 Peralatan Yang Digunakan................................................................8
3.3 Prosedur Praktikum...........................................................................9
BAB IV HASIL PRAKTIKUM............................................................................10
4.1 Hasil Pengambilan Data....................................................................10
4.1 Hasil Pengolahan Data......................................................................12
Putri Sari Azhari/7100190129 iv

BAB V PEMBAHASN.........................................................................................39
5.1 Analisis Data.....................................................................................39
5.2 Faktor Yang Mempengaruhi.............................................................43
BAB VI PENUTUP...............................................................................................44
6.1 Kesimpulan........................................................................................44
6.2 Saran..................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................45
Putri Sari Azhari/7100190129 v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pitot Tube..........................................................................................4
Gambar 2.2 Dua Pipa L.........................................................................................5
Gambar 2.3 Manometer U.....................................................................................5
Gambar 2.4 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara...................................6
Gambar 2.5 Akibat Bending..................................................................................7
Gambar 2.6 Akibar Perubahan Pada Penampang..................................................7
Gambar 2.7 Akibat Persimpangan (Diverging Circular Branch).........................7
Gambar 3.1 Pitot Tube..........................................................................................8
Gambar 3.2 Manometer U.....................................................................................9
Putri Sari Azhari/7100190129 vi

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengambilan Data Pitot Tube dan Manometer U Jaringan Ventilasi
Seri.........................................................................................................................10
Paralel....................................................................................................................11
Putri Sari Azhari/7100190129 vii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem ventilasi pada kegiatan penambangan bawah tanah merupakan hal yang
sangat penting, berbeda dengan tambang terbuka, pada tambang bawah tanah
ketersediaan udara sangat terbatas. Pada tambang bawah tanah udara yang ada sangat
terbatas ditambah dengan aktivitas penambangan yang menimbulkan debu sehingga
keberadaan ventilasi sangat dibutuhkan dalam sistem penambangan bawah tanah.
Apabila tidak ada ventilasi dalam tambang bawah tanah akan berakibat, sulitnya para
pekerja bernafas dan yang lebih buruk dapat menyebabkan kematian. Dengan adanya
ventilasi yang baik pada tambang bawah tanah maka para pekerja akan merasa
nyaman ketika mereka bekerja.
Pada tambang batubara bawah tanah (underground mine), dapat diasumsikan

terjadi berbagai macam sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di area
tambang bawah tanah. Diantaranya panas dari batuan, panas dari alat yang
digunakan, dan panas dari tubuh pekerja. Ditambah dengan sistem ventilasi yang
kurang baik maka peningkatan suhu di area penambangan bawah tanah tidak dapat
dihindarkan.
Kemudian agar udara yang masuk ke dalam tambang bawah tanah dapat sesuai
dengan kebutuhan udara yang dibutuhkan oleh para pekerja, maka diperlukan
perhitungan jumlah karyawan yang bekerja di dalam tambang bawah tanah,
menghitung luas penampang terowongan, menghitung kecepatan angin, jumlah angin
masuk dan yang keluar dari dalam tambang bawah tanah tersebut. Untuk
menciptakan kondisi kerja yang nyaman bagi pekerja, perlu dilakukan pengkajian
terhadap beberapa parameter yang meliputi; jumlah dan kondisi gas, jumlah peralatan
1
Putri Sari Azhari/7100190129
mesin yang beroperasi serta kondisi suhu dan kelembaban udara sehingga dengan
dilakukan pengkajian terhadap parameter ini, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
udara yang diperlukan untuk kelangsungan operasional.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakan praktikum acara 3 ini adalah
1. Untuk mengetahui cara mengukur kecepatan luas penampang, serta debit

udara
2. Untuk menentukan nilai dari mine velocity head, mine friction head, mine
loss head, mine shock los pada jaringan seri dan parallel
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Dasar Teori
Ventilasi tambang merupakan pengendalian jumlah udara dan arah pergerakan

udara sebagai sarana dari pengendalian kuantitas yang merupakan bagian dari total
air conditioning secara simultan terhadap kualitas, kuantitas, temperatur, dan
kelembaban udara.
Tujuan ventilasi tambang adalah untuk menyediakan udara bersih yang

diperlukan di dalam ruang kerja tambang bawah tanah dan untuk menyediakan suatu
tempat yang berkualitas bagi para pekerja yang berada dibawah tanah serta untuk
memelihara lingkungan yang sehat dan aman.
Ventilasi tambang berfungsi untuk mengontrol kualitas udara tambang,

melarutkan dan membawa keluar pengotor dan gas-gas beracun maupun gas yang
dihasilkan oleh manusia maupun alat agar dapat tercipta udara berkualitas baik dan
mengandung oksigen dalam jumlah yang layak serta menentukan pengaturan
temperatur dan kelembaban udara untuk pernafasan yang sehat bagi manusia
sehingga tercapai keadaan lingkungan kerja yang nyaman di lokasi penambangan.
2.2 Mine Ventilation Survey
Mine Ventilation Survey adalah sebuah prosedur yang teratur, membutuhkan data
mengenai kuantitas distribusi aliran udara, tekanan, dan kualitas udara di sepanjang
jalur udara utama. Tujuan dilakukan survey adalah
3
untuk memastikan semua tempat bekerja di dalam terowongan menerima aliran udara
sesuai yang dibutuhkan secara efisien dan efektif, dan menyesuaikan terhadap
rencana ventilasi agar selalu up to date, dan melakukan verifikasi terhadap arah,
kuantitas, dan pemisahan daripada aliran udara di sepanjang infrastruktur ventilasi,
termasuk jalur keluar pekerja yang tetap dipelihara.
A. Pitot Tube
Pada dasarnya Pitot tube ini terdiri dari dua pipa yang memilki konsentris
dengan bentuk L. Pada pipa bagian ini mempunyai ujung muka yang terbuka sebagai
tempat mengalirnya udara yang masuk. Dan apabila pipa bagian luar tersumbat
ujungnya maka akan terbentuk disekeliling lubang – lubang yang kecil sebagai udara
masuk. Pitot tube merupakan suatu alat yang dapat mengukur suatu tekanan udara
pada aliran dengan kecepatan yang tinggi dan dapat ditemui pada pesawat terbang.
Head yang mangalir pada aliran udara melalui suatu pitot tube akan diukur oleh suatu
manometer yang disambungkan dengan selang plastic. Head yang diukur merupakan
total head, static head serta velocity head.
Gambar 2.1 Alat Pitot Tube
Tekanan Total = Tekanan velocity + Tekanan Statis

Pt = Pv + Ps
4
Maka, Pv = Pt – Ps
Gambar 2.2 Dua Pipa L
B. Manometer
Bentuk manometer U sederhana adalah tabung vertikal U yang diisi dengan

air, kedua kaki dari tabung U dihubungkan dengan titik yang akan diukur perbedaan
tekanannya oleh sebuah tabung plastik, setelah dihubungkan maka cairan akan
mengalir ke tempat yang lebih rendah. Fungsi manometer ialah untuk mengatur
tekanan yang tidak terlalu besar. Selain itu manometer juga dapat mengukur
perbedaan tekanan, tergantung pada berat jenis fluida yang digunakan.
5
Gambar 2.3 Manometer Pipa U
Prinsip kerja manometer adalah sebagai berikut:

1. Merupakan gambaran sederhana manometer tabung U yang diisi cairan
setengahnya,dengan kedua ujung tabung terbuka berisi cairan sama tinggi.
2. Bila tekanan positif diterapkan pada salah satu sisi kaki tabung, cairan ditekan
kebawah pada kaki tabung tersebut dan naik pada sisi tabung yang lainnya.
Perbedaan pada ketinggian, “h”, merupakan penjumlahan hasil pembacaan
diatas dan dibawah angka nol yang menunjukkan adanya tekanan.
3. Bila keadaan vakum diterapkan pada satu sisi kaki tabung, cairan akan
meningkat pada sisi tersebut dan cairan akan turun pada sisi lainnya.
Perbedaan ketinggian “h” merupakan hasil penjumlahan pembacaan diatas
dan dibawah nol yang menunjukkan jumlah tekanan vakum.
2.3 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara
Gambar 2.4 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara
(a) Continuous Traversing

(b) Fixed Point Traversing Pada Terowongan Segi Empat
(c) Fixed Point Traversing Pada Terowongan Bulat
Titik–titik tersebut pada masing– masing bentuk lubang bukaan terowongan

(fixed points traverse) menunjukkan titik–titik yang harus dilakukan pengukuran agar
6
pengukuran laju udara dapat valid dan data dapat dipercaya, dengan menggunakan
alat tabung pitot statis.
2.4 Shock Loss
Ketika jalur udara yang ada, dibutuhkan untuk mengubah arah, tambahan
pusaran udara akan diinisiasikan. Penyebaran dari skala besar Eddy, membutuhkan
energi mekanis dan hambatan dari jalur udara akan meningkat secara signifikan. Ini
terjadi pada belokan, simpangan, perubahan terhadap ukuran jalur udara, halangan,
regulator pada beberapa titik. Beberapa efek dari shock losses tersisa pada faktor-
faktor :
Gambar 2.2 Akibat Bending
Gambar 2.3 Akibat Perubahan pada Penampang
7
Gambar 2.4 Akibat Persimpangan (diverging circular branch
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Lokasi dan Waktu Pengamatan
Praktikum ventilasi tambang acara 2 ini dilaksanakan secara online yaitu

menggunakan zoom meeting yang dilaksanakan pada hari Kamis, 5 Agustus 2021
pada puku 18.30 – selesai
3.2 Peralatan Yang Digunakan
Gambar 3.1 Pitot Tube
8
Gambar 3.2 Manometer U
3.3 Prosedur Praktikum
1. Pertama yaitu menghitung dimensi terowongan seperti diameter dan panjang

2. Menghitung keceptan angin menggunakan anemometer.
3. Mengukur bukaan udara terowongan berapa derajat.
4. Menghitung debit udara menggunakan luas penampang dikali kecepatan
udara.
5. Menghitung panjang ekuivalen dengan menganalisa bentuk dari terowongan
9
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
4.1 Hasil Pengambilan Data

Seri
Shockloss Q
No Section W (m) W (ft) H (m) H (ft) D (m) D (ft) L (m) L (ft) P (ft) V (ft/min) A (ft2) K Hv (in) Hl (in) Hs (in) Ht (in)
Sumber Le (ft3/min)
1 AB 5.29 17.35564304 6.29 20.63648294 - - 8.29 27.19816 bend, obtuse, sharp 15 75.98425 4 358.1594 1432.638 0.5 0.000230333 13.77296 13.77296 13.77319
2 BC 5.79 18.99606299 6.09 19.98031496 - - 9.29 30.479 bend, acute, round 3 77.95276 3.7 379.5473 1404.325 0.4 0.000215706 7.240993 7.240993 7.241209
3 CD 4.59 15.05905512 5.99 19.65223097 - - 11.29 37.04068 bend, acute, sharp 150 69.42257 5.4 295.944 1598.098 0.35 0.000364234 86.11512 86.11512 86.11549
4 DE 5.39 17.68372703 6.19 20.30839895 - - 7.29 23.91732 bend, right, sharp 70 75.98425 4.8 359.1282 1723.815 0.46 0.000337949 40.50016 40.50016 40.5005
5 EF 4.99 16.37139108 5.89 19.32414698 - - 8.79 28.83858 bend, right, sharp 70 71.39108 4.4 316.3632 1391.998 0.36 0.000262897 29.89434 29.89434 29.89461
6 FG 5.09 16.69947507 6.09 19.98031496 - - 9.59 31.46325 contraction, gradual 1 73.35958 4.7 333.6608 1568.206 0.31 0.000305981 9.39935 9.39935 9.399656
7 GH 4.59 15.05905512 6.49 21.29265092 - - 13.29 43.60236 contraction, abrupt 10 72.70341 4.6 320.6472 1474.977 0.35 0.000264307 17.30978 17.30978 17.31005
8 HI 5.29 17.35564304 6.69 21.9488189 - - 10.29 33.75984 bend, acute, round 3 78.60892 3.2 380.9359 1218.995 0.37 0.000147413 5.527032 5.527032 5.527179
9 IJ 4.89 16.04330709 6.59 21.62073491 - - 9.99 32.77559 bend, obtuse, sharp 15 75.32808 3.8 346.8681 1318.099 4.4 0.000192157 126.7696 126.7696 126.7698
Paralel
Shockloss Q
No Section W (m) W (ft) H (m) H (ft) D (m) D (ft) L (m) L (ft) P (ft) V (ft/min) A (ft2) K Hv (in) Hl (in) Hs (in) Ht (in)
Sumber Le (ft3/min)
1 AB - - - - 4.29 14.0748 7.8 25.59055 bend, obtuse, sharp 15 44.19488 4 155.5086 622.0343 0.5 5.69341E-05 9.968714 9.968714 9.968771
2 BC - - - - 4.29 14.0748 9.5 31.16798 bend, acute, round 3 44.19488 3.7 155.5086 575.3817 0.4 4.87143E-05 3.741001 3.741001 3.741049
3 CD - - - - 4.29 14.0748 11 36.08924 bend, acute, sharp 150 44.19488 5.4 155.5086 839.7463 0.35 0.000103762 89.80402 89.80402 89.80412
4 DE - - - - 5.29 17.3556 7 22.96588 bend, right, sharp 70 54.49672 4.8 236.4564 1134.991 0.46 0.000101096 36.16987 36.16987 36.16997
5 DE' 5.29 17.3556 8.5 27.88714 contraction, gradual 1 54.49672 4.4 236.4564 1040.408 0.36 8.49486E-05 2.93459 2.93459 2.934675
6 EF - - - - 5.29 17.3556 9.3 30.51181 bend, right, sharp 70 54.49672 4.7 236.4564 1111.345 0.31 9.69274E-05 24.06836 24.06836 24.06846
7 FG - - - - 5.29 17.3556 13 42.65092 contraction, gradual 1 54.49672 4.6 236.4564 1087.699 0.35 9.28467E-05 4.595446 4.595446 4.595539
8 GH - - - - 5.29 17.3556 10 32.8084 contraction, abrupt 10 54.49672 3.2 236.4564 756.6605 0.37 4.49315E-05 3.358517 3.358517 3.358562
9 HI - - - - 3.29 10.794 9.7 31.82415 bend, acute, round 3 33.89304 3.8 91.46007 347.5483 4.4 3.94056E-05 57.50417 57.50417 57.5042
10 IJ - - - - 3.29 10.794 9.5 31.16798 bend, obtuse, sharp 15 33.89304 3.5 91.46007 320.1102 0.45 3.34293E-05 9.624771 9.624771 9.624804
4.2 Hasil Pengolahan Data

Data Pitot Tube dan Manometer U Jaringan Ventilasi Seri
1. Section AB
10
Diketahui :W = 5.29 m ( 17.35 ft)
H = 6.29 m ( 20.63 ft)
L = 8.29 m ( 27.19 ft)
Le = 15
V = 4 ft/ min
K = 0.5
Ditanya : Nilai Hv , Hl, Hs dan Ht
Dijawab :
 Mencari Keliling
P = 2W + 2H
= (2 x17.35) + (2x 20.63)
= 75.98 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 17.35 x 6.29
= 358.159 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 358.159 x 4
= 1432.64 ft3/min
 Mencari Nilai Hv
Hv =wx¿
= 17.35 x ¿
= 2.30 x 10-4in
 Mencari Nilai Hl
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.5)(7 5.98) ( 27.19+15 ) (1432.64)2
=
5.2 A 3
= 13.773 in
 Mencari Nilai Hs
Hs = ∑Hl = 13.773 in
11
 Mencari Nilai Ht
Ht = Hv + Hs
= 0.000230 + 13.773
= 13.7732
2. Section BC
Diketahui :W = 5.79 m ( 18.99 ft)
H = 6.09 m ( 20.63 ft)
L = 9.29 m ( 30.47 ft)
Le =3
V = 3.7 ft/ min
K = 0.4
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x18.99) + (2x 20.63)
= 77.95 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 18.99 x 20.63
= 379.547 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 379.547 x 3.7
= 1404.33 ft3/min
Hv =wx¿
= 18.99 x ¿
= 2.15 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
12
(0.4)(77.95) ( 9.29+3 ) (1404.33)2
=
5.2379.547 3
= 7.24 in
Hs = ∑Hl = 7.24 in
Ht = Hv + Hs
= 0.000215706 + 7.24
= 7.24 in
3. Section CD
Diketahui :W = 4.59 m ( 15.05 ft)
H = 5.99 m ( 19.65 ft)
L = 11.29 m ( 37.04ft)
Le = 150
V = 5.4 ft/ min
K = 0.35
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x15.05) + (2x 19.65)
= 69.42 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 15.05 x 19.65
= 295.944 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 295.944 x 5.4
= 1598.1 ft3/min
Hv =wx¿
= 15.05 x ¿
13
= 3.64 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.35)(6 9.42) (37.04 +150 ) (1598.1)2
=
5.2295.944 3
= 86.1151 in
Hs = ∑Hl = 86.1151 in
Ht = Hv + Hs
= 0.000364234 + 86.1151
= 86.1155 in
4. Section DE
Diketahui :W = 5.39 m ( 17.68 ft)
H = 6.19 m (20.30 ft)
L = 7.29 m ( 23.91 ft)
Le = 70
V = 4.8 ft/ min
K = 0.46
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x16.77) + (2x 18.73)
= 75.98 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 16.77 x 18.73
= 359.128 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 325.17 x 4.8
= 1723.82 ft3/min
14
Hv =wx¿
= 16.77 x ¿
= 3.37 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.46)(72.32) ( 23+70 ) (1560.82)2
=
5.2 325.173
= 40.50 in
Hs = ∑Hl = 40.50 in
Ht = Hv + Hs
= 0.000337 + 42.1568
= 40.5005 in
5. Section EF
Diketahui :W = 4.99 m ( 16.37 ft)
H = 5.89 m ( 19.32 ft)
L = 8.79 m ( 28.83 ft)
Le = 70
V = 4.4 ft/ min
K = 0.36
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x15.45) + (2x 18.44)
= 71.39 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 15.45 x 18.44
15
= 316.363 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 284.435 x 4.4
= 1392 ft3/min
Hv =wx¿
= 15.45 x ¿
= 2.62 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.36)(67.72) (27.92+70 )( 1251.51)2
=
5.2 284.4353
= 29.89 in
Hs = ∑Hl = 29.89 in
Ht = Hv + Hs
= 0.000262 + 31.2472
= 29.8946 in
6. Section FG
Diketahui :W = 5.09 m ( 16.69 ft)
H = 6.09 m ( 19.98 ft)
L = 9.59 m ( 31.46 ft)
Le =1
V = 4.7 ft/ min
K = 0.34
Dijawab :
P = 2W + 2H
16
= (2 x15.78) + (2x 19.06)
= 73.35 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 15.78 x 19.06
= 333.661 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 300.767 x 4.7
= 1568.21 ft3/min
Hv =wx¿
= 15.78 x ¿
= 3.05 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.31)(69.68) ( 30.55+1 ) (1413.6)2
=
5.2 300.7673
= 9.339 in
Hs = ∑Hl = 9.339 in
Ht = Hv + Hs
= 0.000305 + 9.339
= 9.33966 in
7. Section GH
Diketahui :W = 4.59 m ( 15.05 ft)
H = 6.49 m ( 21.29 ft)
L = 13.29 m ( 43.60 ft)
Le = 10
V = 4.6 ft/ min
K = 0.35
17
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x14.14) + (2x 20.38)
= 72.70 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 14.14 x 20.38
= 320.647 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 288.173 x 4.6
= 1474.98 ft3/min
Hv =wx¿
= 14.14 x ¿
= 2.64 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.35)(69.04) ( 42.68+10 ) (1325.6)2
=
5.2 288.1733
= 17.30 in
Hs = ∑Hl = 17.30 in
Ht = Hv + Hs
= 0.000264 + 17.30
= 17.31 in
8. Section HI
Diketahui :W = 5.29 m ( 17.35 ft)
H = 6.69 m ( 21.94 ft)
L = 10.29 m ( 33.75 ft)
18
Le =3
V = 3.2 ft/ min
K = 0.37
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x17.74) + (2x21.03)
= 78.60 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 17.74 x 21.03
= 380.936 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 373.072 x 3.2
= 1218.99 ft3/min
Hv =wx¿
= 17.74 x ¿
= 14.74 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.37)(77.54) ( 32.84+3 ) (1193.83)2
=
5.2373.0723
= 5.52 in
Hs = ∑Hl = 5.52 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0001474 + 5.52
= 5.52718 in
9. Section IJ
19
Diketahui :W = 4.89 m ( 16.04 ft)
H = 6.59 m ( 21.94 ft)
L = 9.99 m ( 32.77 ft)
Le = 15
V = 3.8 ft/ min
K = 4.4
Dijawab :
P = 2W + 2H
= (2 x15.13) + (2x 20.7)
= 75.32 ft
 Mencari Luas
A =WxH
= 15.13 x 20.7
= 346.868 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 313.191 x 3.8
= 1318.1 ft3/min
Hv =wx¿
= 15.13 x ¿
= 1.921 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(4.4)(71.66) ( 31.86+15 ) (1190.13)2
=
5.2313.1913
= 126.77 in
Hs = ∑Hl = 126.77 in
20
Ht = Hv + Hs
= 0.0001921 + 126.77
= 126.77 in
Data Pitot Tube dan Manometer U Jaringan Ventilasi Paralel
1. Section AB
Diketahui :D = 4.29 m (14.07)
L = 7.8 m (25.6 ft)
Le = 15
V = 4 ft/ min
K = 0.5
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 14.8
= 44.19
 Mencari Luas
D2
A =π
2
14.8 2
= 3.14
2
= 155.509
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 144.509 x 4.5
= 622.034 ft3/min
Hv = D x¿
= 14.8 x ¿
= 5.693 x 10 -5 in
21
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.5)( 46.472) ( 25.6+15 ) (687.786)2
=
5.2171.946 3
= 9.968 in
Hs = ∑Hl = 9.968 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000569 + 9.968
= 9.96877 in
2. Section BC
Diketahui :D = 4.29 m (14.07 ft)
L = 9.54 m (31.17 ft)
Le =3
V = 3.7 ft/ min
K = 0.4
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 15.45
= 44.19 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
15.45 2
= 3.14
2
= 155.509 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 187.381 x 3.7
= 575.382 ft3/min
22
Hv = D x¿
= 15.45 x ¿
= 4.87 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.4)( 48.513) ( 31.17+3 ) (693.11)2
=
5.2187.3813
= 3.741 in
Hs = ∑Hl = 3.741 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000487 + 3.741
= 3.74105 in
3. Section CD
L = 11 m (36.12 ft)
Le = 150
V = 5.4 ft/ min
K = 0.35
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 15.36
= 44.19 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
23
15.36 2
= 3.14
2
= 155.509 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 185.205 x 5.4
= 839.746 ft3/min
Hv = D x¿
= 15.36 x ¿
= 1.037 x 10 -4 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.35)( 48.2304) ( 36.12+150 ) (1000.11)2
=
5.2 185.2053
= 89.804 in
Hs = ∑Hl = 89.804 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0001037 + 89.804
= 89.8041 in
4. Section DE
L = 7 m (36.09 ft)
Le = 70
V = 4.8 ft/ min
K = 0.46
Dijawab :
24
P =πxd
= 3.14 x 17.16
= 54.49 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
17.16 2
= 3.14
2
= 236.456 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 53.8824 x 4.8
= 1134.99 ft3/min
Hv = D x¿
= 17.16 x ¿
= 1.01 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.46)(53.8824) ( 36.09+70 ) (1109.55)2
=
5.2 231.553
= 36.1699 in
Hs = ∑Hl = 36.1699 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000101 + 36.1699
= 36.17 in
5. Section DE’
L = 8.5 m (27.89 ft)
Le =1
V = 4.4 ft/ min
25
K = 0.36
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 17.46
= 54.49 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
17.46 2
= 3.14
2
= 236.456 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 239.309 x 4.4
= 1040.41 ft3/min
Hv = D x¿
= 17.46 x ¿
= 8.49 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.36)(54.8244) ( 27.89+1 ) (1052.96)2
=
5.2239.3093
= 2.9345 in
Hs = ∑Hl = 2.9345 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000849 + 2.9345
= 2.93467 in
6. Section EF
26
L = 9.3 m (30.51 ft)
Le = 70
V = 4.7 ft/ min
K = 0.31
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 17.26
= 54.49 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
17.26 2
= 3.14
2
= 236.456 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 233.857 x 4.7
= 1111.35 ft3/min
Hv = D x¿
= 17.26 x ¿
= 9.69 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.31)(54.1964) (30.51+70 ) (1099.13)2
=
5.2 233.8573
= 24.06 in
Hs = ∑Hl = 24.06 in
27
Ht = Hv + Hs
= 0.0000969 + 24.06
= 24.0685 in
7. Section FG
L = 13 m (42.65 ft)
Le =1
V = 4.6 ft/ min
K = 0.35
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 18.73
= 54.49 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
18.73 2
= 3.14
2
= 236.456 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 275.388 x 4.6
= 1087.7 ft3/min
Hv = D x¿
= 18.73 x ¿
= 0.928 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
28
(0.35)(58.8122) ( 42.65+ 1 ) (1266.79)2
=
5.2275.3883
= 4.59 in
Hs = ∑Hl = 4.59 in
Ht = Hv + Hs
= 0.00000928+4.59
= 4.59554 in
8. Section GH
L = 10 m (32.8 ft)
Le = 10
V = 3.2 ft/ min
K = 0.37
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 19.06
= 54.49 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
19.06 2
= 3.14
2
= 236.456 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 285.178 x 3.2
= 756.66 ft3/min
Hv = D x¿
= 19.06 x ¿
29
= 4.94 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.37)(59.8484) ( 32.8+10 ) (912.568)2
=
5.2 285.1783
= 3.35 in
Hs = ∑Hl = 3.35 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000494 + 3.35
= 3.35856 in
9. Section HI
Diketahui :D = 3.29 m (10.794 ft)
L = 9.7 m (31.83 ft)
Le =3
V = 3.8 ft/ min
K = 4.4
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 12
= 33.893 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
12 2
= 3.14
2
= 91.46 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 116.265 x 4.8
30
= 347.548 ft3/min
Hv = D x¿
= 12 x ¿
= 3.94 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(4.4)(38.2138) ( 31.83+3¿ )(441.809)2
=
5.2116.265 3
= 57.50 in
Hs = ∑Hl = 57.50 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000394 + 57.50
= 57.5042 in
10. Section IJ
Diketahui :D = 3.29 m (10.794 ft)
L = 9.5 m (31.17 ft)
Le = 15
V = 3.5 ft/ min
K = 0.45
Dijawab :
P =πxd
= 3.14 x 11.52
= 33.89 ft
 Mencari Luas
D2
A =π
2
31
11.52 2
= 3.14
2
= 91.46 ft2
 Mencari Nilai Q
Q =AxV
= 104.178 x 3.5
= 320.11 ft3/min
Hv = D x¿
= 11.52 x ¿
3.34 x 10 -5 in
K P ( L+¿ ) Q 2
Hl = Hf + Hx =
5.2 A 3
(0.45)(36.1728) ( 31.17+ 15 ) (364.622)2
=
5.2104.1783
= 9.62 in
Hs = ∑Hl = 9.62 in
Ht = Hv + Hs
= 0.0000334 + 9.62
= 9.6248 in
32
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Analisis Data
Hasil analisis data nya yaitu beberapa data tersebut berpengaruh ke nilai
shock loss, dimana efek dari shock loss tesisa pada factor-faktor seperti akibat
bending yang memiliki 2 jenis jaringan yaitu jaringan seri dan jaringan parallel,
akibat perubahan pada penampang , apakah jariangan tersebut mengalami
pembesaran atau pengecilan serta akibat dari persimpangan (diverging circular
33
branch).Dari hasil perhitungan data diatas maka didapatkan hasil nya yaitu sebagai
berikut :
Pada Jaringan Seri
1. Section AB
Hv = 2.303 x 10-4in
Hl = 13.773 in
Hs = 13.773 in
Ht = 13.7732 in
2. Section BC
Hv = 2.15 x 10-4in
Hl = 7.240 in
Hs = 7.240 in
Ht = 7.241 in
3. Section CD
Hv = 3.64 x 10-4in
Hl = 86.1151 in
Hs = 86.1151 in
Ht = 86.1155 in
4. Section DE
Hv = 3.379 x 10-4in
Hl = 40.5002 in
Hs = 40.5002 in
Ht = 42.5005 in
5. Section EF
Hv = 2.62 x 10-4in
34
Hl = 29.89 in
Hs = 29.89 in
Ht = 29.8946 in
6. Section FG
Hv = 3.05 x 10-4in
Hl = 9.399 in
Hs = 9.399 in
Ht = 9.39966 in
7. Section GH
Hv = 2.64 x 10-4in
Hl = 17.03 in
Hs = 17.03 in
Ht = 17.31 in
8. Section HI
Hv = 1.47 x 10-4in
Hl = 5.52 in
Hs = 5.52 in
Ht = 5.52718 in
9. Section HI
Hv = 1.92 x 10-4in
Hl = 126.77 in
Hs = 126.77 in
Ht = 126.78 in
Pada Jaringan Paralel

1. Section AB
35
Hv = 5.693 x 10 -5 in
Hl = 9.96 in
Hs = 9.96 in
Ht = 9.968 in
2. Section BC
Hv = 4.87 x 10 -5 in
Hl = 3.74 in
Hs = 3.74 in
Ht = 3.74105 in
3. Section CD
Hv = 1.03 x 10 -4 in
Hl = 89.80 in
Hs = 89.80 in
Ht = 89.8041 in
4. Section DE
Hv = 1..019 x 10 -4 in
Hl = 36.169 in
Hs = 36.169 in
Ht = 36.17 in
5. Section DE’
Hv = 8.49 x 10 -5 in
Hl = 2.93 in
Hs = 2.93 in
Ht = 2.93467 in
6. Section EF
Hv = 9.69 x 10 -5 in
36
Hl = 24.06 in
Hs = 24.06 in
Ht = 24.0685 in
7. Section FG
Hv = 9.28 x 10 -5 in
Hl = 4.59 in
Hs = 4.59 in
Ht = 4.59554 in
8. Section GH
Hv = 4.49 x 10 -5 in
Hl = 3.35 in
Hs = 3.35 in
Ht = 3.35856 in
9. Section HI
Hv = 3.94 x 10 -5 in
Hl = 57.50 in
Hs = 57.50 in
Ht = 57.5042 in
10. Section IJ
Hv = 3.34 x 10 -5 in
Hl = 9.62 in
Hs = 9.62 in
Ht = 9.6248 in
5.2 Faktor Yang Mempengaruhi
37
Factor yang dapat mempengaruhi nya yaitu bentuk serta ukuran dari saluran
tersebut dan juga dapat dari sudut bukaan tersebut sehingga berpengaruh pada head
loss dan shock loss. Beberapa efek dari shock loss tersisa pada factor akibat bending,
akibat perubahan pada tambang(, akibat persimpangan (diverging circual branch)
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pada tambang bawah tanah udara yang ada sangat terbatas ditambah dengan
aktivitas penambangan yang menimbulkan debu sehingga keberadaan ventilasi sangat
dibutuhkan dalam sistem penambangan bawah tanah. Apabila tidak ada ventilasi
dalam
38
tambang bawah tanah akan berakibat, sulitnya para pekerja bernafas dan yang lebih
buruk dapat menyebabkan kematian.
Dengan adanya ventilasi yang baik pada tambang bawah tanah maka para
pekerja akan merasa nyaman ketika mereka bekerja. Pada tambang batubara bawah
tanah (underground mine), dapat diasumsikan terjadi berbagai macam sumber panas
yang dapat meningkatkan suhu udara di area tambang bawah tanah. Diantaranya
panas dari batuan, panas dari alat yang digunakan, dan panas dari tubuh pekerja.
6.2 Penutup
Praktikan sangat berharap agar praktikum ventilasi tambang ini dapat

dilaksanakan secara offline di lapangan agar praktikan dapat mengetahui secara
langsung pengukuran data-data tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktikum Komputasi Tambang Institut Teknologi Nasional

Yogyakarta 2019
Materi Praktikum Komputasi Tambang Acara 5
39
R. Yulianti (2014) Prinsip Dasar Ventilasi Tambang, Perpustakaan Universitas
Trisakti, Jakarta
Repositary.trisakti.ac.id
LAMPIRAN
LEMBAR KONSULTASI
Nama : Putri Sari Azhari

NIM : 7100190129
Acara :3
40
Hari / Tanggal : Kamis / 7 Agustus 2021
Sesi / Jam : I / 18.30 – 19.30
Asisten : Andang Slamet Riyadi, S.T.
N
Hari / Tanggal Materi Tanda Tangan Asisten
O
1.
41

Acara 3

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Acara 3

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN

PRAKTIKUM VENTILASI TAMBANG

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

Disetujui Untuk Laboratorium Tambang Bawah Tanah

Yogyakarta, Agustus 2021

Andang Slamet Riyadi, S.T.

Putri Sari Azhari/7100190129 ii

Yogyakarta, Agustus 2021

Putri Sari Azhari

Putri Sari Azhari/7100190129 iii

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

BAB II LANDASAN TEORI...............................................................................3

2.1 Konsep Dasar....................................................................................3

2.2 Mine Ventilation Survey...................................................................3

2.3 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara...................................6

2.4 Shock Loss........................................................................................7

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM...........................................................8

3.1 Lokasi dan Waktu Pengamatan.........................................................8

BAB IV HASIL PRAKTIKUM............................................................................10

4.1 Hasil Pengambilan Data....................................................................10

4.1 Hasil Pengolahan Data......................................................................12

Putri Sari Azhari/7100190129 iv

5.1 Analisis Data.....................................................................................39

5.2 Faktor Yang Mempengaruhi.............................................................43

Putri Sari Azhari/7100190129 v

Gambar 2.1 Pitot Tube..........................................................................................4

Gambar 2.2 Dua Pipa L.........................................................................................5

Gambar 2.3 Manometer U.....................................................................................5

Gambar 2.4 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara...................................6

Gambar 2.5 Akibat Bending..................................................................................7

Gambar 2.6 Akibar Perubahan Pada Penampang..................................................7

Gambar 2.7 Akibat Persimpangan (Diverging Circular Branch).........................7

Gambar 3.1 Pitot Tube..........................................................................................8

Gambar 3.2 Manometer U.....................................................................................9

Putri Sari Azhari/7100190129 vi

Putri Sari Azhari/7100190129 vii

1.1 Latar Belakang

Pada tambang batubara bawah tanah (underground mine), dapat diasumsikan

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dilaksanakan praktikum acara 3 ini adalah

1. Untuk mengetahui cara mengukur kecepatan luas penampang, serta debit

2.1 Dasar Teori

Ventilasi tambang merupakan pengendalian jumlah udara dan arah pergerakan

Tujuan ventilasi tambang adalah untuk menyediakan udara bersih yang

Ventilasi tambang berfungsi untuk mengontrol kualitas udara tambang,

2.2 Mine Ventilation Survey

Gambar 2.1 Alat Pitot Tube

Tekanan Total = Tekanan velocity + Tekanan Statis

Gambar 2.2 Dua Pipa L

Bentuk manometer U sederhana adalah tabung vertikal U yang diisi dengan

Prinsip kerja manometer adalah sebagai berikut:

2.3 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara

Gambar 2.4 Metode Pengukuran Kecepatan Aliran Udara

(a) Continuous Traversing

Titik–titik tersebut pada masing– masing bentuk lubang bukaan terowongan

2.4 Shock Loss

Gambar 2.2 Akibat Bending

Gambar 2.3 Akibat Perubahan pada Penampang

3.1 Lokasi dan Waktu Pengamatan

Praktikum ventilasi tambang acara 2 ini dilaksanakan secara online yaitu

3.2 Peralatan Yang Digunakan

Gambar 3.1 Pitot Tube

3.3 Prosedur Praktikum