Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Dalam makalah ini kami akan membahas tentang
KRIB.
Makalah ini dibuat untuk memperdalam pengetahuan tentang bangunan air khusunya
KRIB dan sekaligus sebagai tugas yang harus dipenuhi oleh Mahasiswa dalam Mata Kuliah
“Rekayasa Sungai”.
Makalah ini dapat terselesaikan atas bimbingan dan bantuan dari dosen-dosen yang
senantiasa mendampingi kami. Untuk itu, kami mengucapkan terma kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bpk. Ir. A. Sakliressy, MT. dan Ny. Warniyati, ST.MT atas bimbingannya.
Kami menyadari sungguh bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Kelompok I
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Bangunan pengaturan sungai adalah bangunan air yang dibangun pada sungai dan
berfungsi : Mengatur aliran air agar tetap stabil dan sebagai pengendalian banjir. Ada
berbagai jenis bangunan pengatur sungai dan salah satunya adalah KRIB.
Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk secara alamiah. Akan tetapi
disamping fungsinya sebagai saluran drainase, dan dengan adanya air yang mengalir
didalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya secara terus menerus sepanjang masa
eksistensinya dan terbentuk lembah sungai. Volume sedimen yang sangat besar yang
sungainya curam, gaya tarik aliran airnya cukup besar. Tetapi setelah lairan sungai
mencapai dataran, maka gaya tarik sangat menurun. Dengan demikian beban yang
terdapat dalam arus sungai berangsur-angsur diendapkan. Karena itu ukuran butir sedimen
yang mengendap di bagian hulu, sungai itu lebih besar dari pada di bagian hilir.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberi gambaran tentang KRIB, bagian-
1.3 Permasalahan
- Pengertian
- Fungsi
- Klasifikasi
- Perencanaan
- Formasi
- Penetapan Tinggi
- Konstruksi, serta
- Pemilihan Tipe pada KRIB
Krib adalah bangunan yang dibuat mulai dari tebing sungai kearah tengah guna mengatur arus
sungai dan tujuan utamanya adalah :
c. mempercepat sedimentasi,
Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan mempunyai
efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya , apabila krib dibangun secara
kurang semestinya, maka tebing diseberangnya dan bagian sungai sebelah hilir akan mengalami
kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan penelaahan dan penelitian yang sangat seksama
sebelum penetapan type suatu krib yang akan dibangun.
Krib adalah bangunan yang dibuat melintang terhadap arus sungai, yang berfungsi untuk
melindungai tebing sungai yang tererosi dengan cara membelokkan aliran sungai (yang biasanya
menyusur pada sisi luar belokan sungai) agar manjauhi tebing sungai dan mengurangi kecepatan
arus sungai (Lihat gambar 1. Bangunan Pelindung Tebing Tidak Langsung (Krib))
Gambar 1. Bangunan Pelindung Tebing Tidak Langsung (Krib)
a) Memperbesar jari-jari belokan alur sungai yang terlalu tajam supaya alignemet sungai
menjadi lebih baik.
b) Mengendalikan erosi tebing sungai dengan mengurangi kecepatan aliran yang menyerang
tebing sungai.
c) Menutup cabang alur sungai (pada braided river), Supaya arus sungai menuju ke alur
yang dingin.
d) Mengkonsentrasikan aliran pada alur yang lebih sempit yang terjadi pada alur sungai
yang terlalu lebar, sehingga alur sungai bisa lebih stabil dan dalam.
e) Memperdalam alur sungai untuk tujuan navigasi.
f) Mengarahkan aliran pada kondisi debit kecil agar menuju dan masuk ke bangunan
pengambilan.
g) Melindungi bangunan-bangunan sungai lainnya yang terancam kestabilannya akibat
erosi, misalnya tembok tepi jembatan, bending dan sebagainya.
2.3 Kalsifikasi KRIB
a. krib permaebel
Pada tipe permaebel, air dapat mengalir melalui krib. Bangunan ini akan melindungi
tebing terhadap gerusan arus sungai dengan cara meredam energi yang terkandung dalam aliran
sepanjang tebing sungai dan bersamaan dengan itu mengendapkan sendimen yang terkandung
dalam aliran. Krib permaebel terbagi dalam beberapa jenis, antara lain jenis tiang pancang,
rangka pyramid dan jenis rangka kotak.
b. Krib impermeabel
Krib dengan konstruksi tipe impermeabel disebut juga krib padat sebab air sungai tidak
dapat mengalir melalui tubuh krib. Bangunan ini digunakan untuk membelokan arah arus sungai
dan karenanya sering terjadi gerusan yang cukup dalam didepan ujung krib atau bagian sungai
disebelah hilirnya. Untuk mencegah gerusan, biasanya pada lokasi yang diperkirakan akan
terjadi gerusan, dipertimbangkan penempatan pelindung dengan konstruksi flesibel seperti
matras atau hamparan pelindung batu sebagai pelengkap dari krib padat. Dari segi konstruksi,
terdapat beberapa jenis krib, impermeabel misalnya bronjong kawat, matras dan pasangan batu.
Krib semi permeabel ini berfungsi ganda yaitu sebagai krib permeabel dan krib padat.
Biasanya bagian yang padat terletak disebelah bawah dan berfungsi pula sebagai pondasi.
Sedang bagian atasnya merupakan konstruksi yang permeabel disesuaikan dengan fungsi dan
kondisi setempat.
Krib yang formasinya tegak lurus atau hampir tegak lurus sungai dapat merintangi arus
dan dinarnakan krib melintang. Sedangkan krib yang formasinya harnpir sejajar arab arus sungai
disebut krib memanjang
(Gambar 1.2) Krib memanjang dengan konstruksi tiang pancang
a. Karena cara pembuatan krib sangat tergantung pada resim sungai, perlu diperoleh data
mengenai pengalaman pembuatan krib pada sungai yang sama atau harnpir sarna,
kemudahan pelaksanaanya dan besarnya pembiyayaan.
b. Untuk mengurangi turbulensi aliran pada sungai yang terlalu lebar, maka permukaan air
sungai normal harus dinaikan dengan krib yang panjang, dengan memperhatikan biaya
pelaksanaan dan pemeliharaannya.
c. Jika krib yang akan dibangun dimaksud pula untuk melindungi tebing sungai terhadap
pukulan air, panjang krib harus dipehitungkan pula terhadap timbulnya pukulan air pada
tebing sungai di seberangnya.
d. Krib tidak berfungsi baik pada sungai keeil dan sempit alumya.
e. Apabila pembuatan krib dimaksudkan untuk menaikan permukaan normal air sungai,
perlu dipertimbangkan kapasitasnya disaat terjadinya debit yang lebih besar atau debit
banjir.
A. Formasi
Terdapat 3 macam formasi krib yaitu :
1. tegak lurus,
B. Struktur
- Stabilitas alur
- Pelindung tebing
- Pengarah aliran
C. Bentuk
Konstruksi / dinding penghalang aliran, berpangkal di salah satu tebing/sisi dan berujung
di alur sungai.
D. Perletakan
- Berbaris searah aliran, disepanjang tebing yang ingin dilindungi atau di sepanjang
alur yang ingin diatur/distabilkan biasanya di sisi luar belokan.
- Orientasi
Tegak atau serong terhadap tebing
Sejajar atau serong terhadap arah aliran
- Jumlah dan jarak antar krib
- Di atas atau di bawah muka air
Muka air rendah, normal, banjir
E. Konsep
- Krib menahan laju aliran, ruang diantara krib tenang (kecepatan aliran kecil)
sedimentasi
- Aliran terdorong ke ujung krib erosi
- Di sepanjang ujung-ujung krib terbentuk alur sungai
F. Design
- Hati-hati dalam penentuan panjang krib
- Tidak ada salahnya untuk menempatkannya secara bertahap
Diawali dengan krib pendek
Dipanjangkan secara bertahap sampai terbentuknya alinemen alur yang
diinginkan
- Hati-hati terhadap ancaman gerusan di ujung krib
Ujung krib menahan kinetic besar, rentan terhadap gerusan local
- Hat-hati terhadap ancaman gerusan tebing di sisi sungai di seberang krib
Aliran terdorong dan berbelok ke sisi seberang sungai.
Umumnya akan lebih menguntungkan apabila evaluasi mereu krib dapat dibuat serendah
mungkin ditinjau dari stabilitas bangaunan terhadap gaya yang mempengaruhinya; sebaiknya
elevasi mereu dibuat 0,50-1,00 meter diatas elevasi rata-rata permukaan air rendah. Dari hasil
pengamatan terhadap tinggi berbagai jenis krib yang telah dibangun dan berfungsi dengan baik,
diperoleh angka perbandingan antara tinggi krib dan kedalaman air banjir (hg/h) sebesar 0,20 -
0,30.
(Gambar 1.3) Hubungan antara tinggi krib dan kedalaman air sungai disaat terjadinya banjir.
a. Krib tiang pancang : adalah contoh krib permeabel dan dapat digunakan baik untuk krib
memanjang maupun krib melintang. Konstruksinya sangat sederhana dan dapat
meningkatkan proses pengendapan serta sangat cocok untuk bagian sungai yang tidak
deras arusnya.
b. Krib rangka : adalah krib yang cocok untuk sungai-sungai yang dasarnya terdiri dari
lapisan batuatau krikil yang sulit dipancang dan krib rangka ini mempunyai kemampuan
bertahan yang lebih besar terhadap arus sungai dibandingkan dengan krib tiang pancang.
(Gambar 1.4) Krib rangka pyramid
c. Krib blok beton : krib blok beton mempunyai kekuatan yang baik dan awet serta sangat
tleksibel dan umumnya dibangun pada bagian sungai yang arusnya deras. Bentuk dan denah krib
serta berat masing-masing blok beton sangat bervariasi tergantung dari kondisi setempat antara
lain dimensi serta kemiringan sungai dan penetapannya didasarkan pada contoh-contoh yang
sudah ada atau pengalaman-pengalaman pada krib-krib sejenis yang pernah dibangun.
Jadi hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah bentuk denah, kemiringan
memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka air, debit, keeepatan arus baban
dasar dan arab pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe krib ditetapkan berdasarkan fungsi
hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang pemah ada dan contoh-contoh bangunan krib-
krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.
Dalam proses penentuaqn tipe kirb diperlukan perhatian khusus pada hal-hal sebagai berikut :
1. Krib permeabel yang rendah dengan konsolidasi pondasi biasanya cukup memadai untuk
melindungi tebing sungai.
2. Krib tidak cocok.untuk sungai-sungai yang sempit alumya atau untuk sungai-sungai
kecil.
(Tabel 1.1) Hubungan antara kemiringan dasar sungai dan krib yang efektif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Krib adalah bangunan air yang secara aktif mengatur arah arus sungai dan
mempunyai efek positif yang besar jika dibangun secara benar. Sebaliknya , apabila
krib dibangun secara kurang semestinya, maka tebing diseberangnya dan bagian
sungai sebelah hilir akan mengalami kerusakan. Karenanya, haruslah dilakukan
penelaahan dan penelitian yang sangat seksama sebelum penetapan type suatu krib
yang akan dibangun.
Klasifikasi Krib :
a. Krib Permeabel
b. Krib Impermeabel
c. Krib semi permeable
d. Krib silang dan memanjang
Formasi Krib :
a. tegak lurus,
b. condong kearah hulu dan
c. condong kearah hilir.
Penetapan tinggi Krib : angka perbandingan antara tinggi krib dan kedalaman air
banjir (hg/h) sebesar 0,20 - 0,30
Konstruksi Krib : Krib tiang pancang, Krib rangka, Krib balok beton
Tipe krib yang cocok untuk suatu lokasi haruslah ditentukan berdasarkan resim
sungai pada lokasi tersebut dengan memperhatikan tujuan pembuatannya, tingkat
kesulitan dan jangka waktu pelaksapannya.
3.2 Saran
Dalam perencanaa Krib hal-hal yang perlu diperhatikan dan dipelajari adalah
bentuk denah, kemiringan memanjang dan bentuk penampung lintang krib, elevasi muka
air, debit, keeepatan arus baban dasar dan arab pergeseran pada sungai. Selanjutnya tipe
krib ditetapkan berdasarkan fungsi hidrolika dari krib, pengalaman-pengalaman yang
pemah ada dan contoh-contoh bangunan krib-krib yang dibuat di waktu-waktu yang lalu.
Brojong (Gabion)
Krib Impermeabel
S. Progo – di hulu Jembatan Srandakan
krib #1 krib #2
krib #3
Krib Permeabel
S. Katingan, Kalteng S. Progro –di Intake Sapon
Krib #1, 2, 3 di tebing barat sebelah hulu jembatan
`
Erosi di tebing barat sebelah hulu jembatan
Erosi di tebing
barat sebelah
hulu jembatan
Krib Sapon
Kali Progo
Krib Permeabel
S. Serayu di Maos
S. Katingan, Kalteng
Krib #1 Lokasi Intake Sapon
Krib #2 2002
Krib #3
DAFTAR PUSTAKA
http//:www.google.com
http//:www.wikipedia.com
PDF- bab9-bangunan_pengatur_sungai
TUGAS
REKAYASA SUNGAI
“KRIB”
DIBUAT OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
Jurusan Teknik Sipil
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU