Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH HIDROLOGI LANJUT

REMBESAN PADA POROS BENDUNGAN DAN EMBUNG

OLEH:
DANIEL REDU RENGGI
1906100043

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

 LATAR BELAKANG
Rembesan adalah air waduk yang mencari jalannya melalui material yang porus atau
suatu rekahan baik yang ada di dalam tubuh maupun fondasinya. Gaya atau tekanan air
rembesan dapat menimbulkan alur air baru atau alur eksisting hingga bendungan rekah.
Bendungan harus didesain dan dijaga terhadap pengendalian rembesan yang
aman. Jika tidak, bendungan akan mengalami masalah akibat rembesan yang
berlebihan. Rembesan berlebihan mungkin dapat berpengaruh terhadap
keamanan bendungannya sendiri, jika tidak dilakukan tindakan perbaikan yang
tepat. Masalah dasar adalah membedakan bagaimana rembesan berpengaruh
terhadap suatu bendungan dan apa tindakan perbaikannya, bila ada, yang
harus dilakukan untuk menjamin bahwa rembesan tidak membahayakan
keamanan bendungan.
Bendungan harus didesain dan dijaga terhadap pengendalian rembesan yang
aman. Jika tidak, bendungan akan mengalami masalah akibat rembesan yang
berlebihan. Rembesan berlebihan mungkin dapat berpengaruh terhadap
keamanan bendungannya sendiri, jika tidak dilakukan tindakan perbaikan yang
tepat. Masalah dasar adalah membedakan bagaimana rembesan berpengaruh
terhadap suatu bendungan dan apa tindakan perbaikannya, bila ada, yang
harus dilakukan untuk menjamin bahwa rembesan tidak membahayakan
keamanan bendungan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Rembesan terhadap poros bendungan

 Rembesan terhadap tubuh atau pondasi bendungan


Apabila air dari waduk merembes melalui tubuh atau pondasi bendungan urugan yang
terdiri atas material tanah yang dipadatkan, maka tekanan hidroliknya akan didistribusikan
terhadap tegangan pori yang merupakan pengikat antar butiran material. Penelitian ini
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui nilai Faktor Keamanan (FK) bendungan terhadap
bahaya piping. Selain itu juga menentukan rekomendasi rekayasa teknik untuk menambah
nilai FK pada Bendungan Logung.
Ketika tekanan rembesan ke atas, yang terjadi dalam tanah sama dengan ic, maka tanah
berada pada kondisi mengapung. Keadaan semacam ini juga dapat berakibat terangkutnya
butir-butir tanah halus, sehingga terjadi pipa-pipa didalam tanah yang disebut Piping. Pipa-
pipa yang membentuk rongga-rongga dapat mengakibatkan fondasi bangunan mengalami
penurunan, hingga mengganggu stabilitas bangunan (Hardiyatmo, 2010). piping dapat terjadi
di tanggul, pondasi, ataupun tanggul pada pondasi.
Piping yang terjadi di tanggul bendungan disebabkan oleh tiga proses yaitu erosi
belakang, suffusion (terbawanya butiran tanah yang diakibatkan oleh rembesan) dan
kebocoran yang terkonsentrasi.
Erosi belakang terbentuk dari proses dimana erosi diawali dari pintu keluar titik
rembesan dan progresif. Hasil erosi belakang membentuk suatu bagian yang terus menerus
atau biasa disebut dengan piping. Semakin cepat muka air turun ke bawah maka FK lereng
akan semakin berkurang. Hal ini menunjukkan kecepatan penarikan permukaan air adalah
faktor utama yang mempengaruhi stabilitas lereng. Semakin besar kecepatan penarikan level
air maka akan semakin mengurangi stabilitas lereng

 Pemetaan lapangan
Untuk memperoleh pemetaan geologi dari tapak bendungan dan luas genangan
waduknya. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui perlapisan dan struktur geologi yang
ada di Lapangan

 Pemboran dan pengambilan contoh tanah


Penyelidikan bawah tanah diikuti pengambilan contoh tanah perlu dilakukan untuk
memperoleh perlapisan tanah dan jenis tanah/ batuan serta untuk mengetahui alur
rembesan
 Pengujian lapangan
Berbagai pengujian lapangan dapat dilakukan dalam investigasi rembesan, salah
satunya adalah berbagai cara pengujian permeabilitas dari tanah/batuan

B. Rembesan terhadap poros embung


Adanya rembesan yang besar disebabkan pasir yang ada di lokasi embung bersifat
lulus air dengan Solusi yang diusulkan adalah dengan penambahan lapisan kedap air
pada dasar embung yang mampu memperkecil rembesan sehingga debit air yang masuk
mampu mengisi embung. Pada dinding penahan tanah ini, tidak terjadi gaya angkat ke
atas (uplift pressure) dan stabilitas terhadap bahaya piping aman.
Pengendalian air hujan untuk kebutuhan domestik untuk daerah perkotaan dan
pedesaan juga sangat minim. Hal ini membuat potensi pertaniannya maenjadi terhambat
karena kurang maksimalnya ketersediaan kebutuhan air irigasinya. Sehubungan dengan
permasalahan tersebut, alternatif yang dapat dilakukan terhadap air irigasi yaitu dengan
menyimpannya pada sebuah tampungan yakni dengan dibangunnya suatu embung
dengan tujuan utamannya sebagai tempat tampungan air di musim hujan dan digunakan
secara efisien di musim kemarau yang nantinya dapat dimanfaatkan untuk mensuplai
kebutuhan air untuk irigasi di Daerah Irigasi

 Mengurangi/ meminimalkan Rembesan


Metoda ini digunakan untuk mengurangi tinggi tekanan air waduk yang
merembes melalui timbunan. Beberapa cara tersebut adalah seperti di
bawah:
1) Konstruksi bendungan tanah homogin dengan kemiringan yang relatif
sangat landai,
2) Konstruksi zona inti kedap yang miring ke arah hulu,
3) Konstruksi bendungan dengan zona inti sentral di tengah,
4) Konstruksi dinding inti terbuat dari beton atau tanah bentonit yang
plastis,
BAB III
PENUTUP

 KESIMPULAN
Rembesan adalah air waduk yang mencari jalannya melalui material yang porus
atau suatu rekahan baik yang ada di dalam tubuh maupun fondasinya. Gaya atau
tekanan air rembesan dapat menimbulkan alur air baru atau alur eksisting hingga
bendungan rekah.
Faktor yang mempengarui rembesan bendungan
o Erosi
o Stabilitas Lereng
DAFTAR PUSTAKA

https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/04/fd66b_MDL_Perh
itungan_Rembesan.pdf
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3171-12012-1-PB.pdf
:/Users/ASUS/Downloads/28001-57500-1-SM.pdf
https://hathi-pusat.org/ejournalv2/index.php/pit-36/article/view/367
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/28001-57500-1-SM%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai