Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH SEMINAR KOTA

Dosen : Ir. Danarti Karsono, MT

Permasalahan Kemacetan Lalu Lintas Dan Banjir Di Daerah


Underpass Gilingan Surakarta

Disusun oleh:
Muhammad Fachruddin (A0216019)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
OKTOBER, 2019
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
Kemacetan dan banjir merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara
berkembang seperti Indonesia dan biasa terjadi di daerah perkotaan yang padat. Kemacetan yang
terjadi hampir setiap saat ini memang membuat lalu-lintas di kota Surakarta terasa begitu tidak
nyaman bagi para pengguna jalan. Hal ini terjadi karena pertumbuhan jalan dan pertambahan
jumlah kendaraan tidak seimbang sehingga membuat lalu-lintas begitu macet. Pembangunan
tata ruang yang salah banyak masyarakat yang tidak lagi mempedulikan lingkungan disekitarnya.
Sehingga banyak masyarakat yang membangun rumah di bantaran sungai dan banyak juga yang
membuang sampah ke sungai. Tidak hanya itu saja penebangan hutan yang tidak terkontrol juga
merupaka penyebab banjir di Surakarta.
Banjir di gilingan sering terjadi dikarnakan saluran air kurang efektif menampung aliran
air. Banjir merupakan permasalahan yang kompleks, yang harus segera ditangani agar akibat
yang ditimbulkannnya tidak banyak merusak dan merugikan masyarakat sekitarnya, Usaha-usaha
untuk mencegah dan mengurangi akibat terjadinya banjir harus segera dilakukan.
1.2 PERMASALAHAN
PERMASALAHAN DAN PERSOALAN
1.2.1 PERMASALAHAN
Rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1.Faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya banjir ?
2.Bagaimana dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya banjir ?
3.Bagaimana cara mencegah terjadinya banjir ?
4.Apa sajakah dampak banjir di underpass Gilingan Surakarta ?
5.Kapan kemacetan lalu lintas terjadi ?
6.Mengapa kemacetan di Gilingan semakin bertambah parah ?
7.Mengapa bus AC & Truk/ Kendaraan berat tidak bisa melewati underpass gilingan ?
1.2.2 PERSOALAN
Mengatasi banjir dan kemacetan lalu lintas di underpass Gilingan demi mewujudkan
kelancaran dan kenyamanan berlalu lintas di jalan raya agar pengguna jalan dapat beraktivitas
dengan lancar, aman, dan nyaman.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN & PERSOALAN
2.1 BANJIR
2.1.1 Pengertian Banjir
Banjir adalah bencana alam yang terjadi secara alami maupun oleh ulah
manusia. Sekarang inibanjir sering terjadi disebabkan ulah manusia yang mulai tidak
menghiraukan keseimbangan alam Banjir merupakan peristiwa tergenang dan
terbenamnya daratan karena volume air yang meningkat. Banjir juga dapat terjadi
karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat curah hujan yang tinggi,
peluapan air sungai, atau pecahnya bendungan sungai.

2.1.2 Penyebab Banjir


• Curah hujan dalam jangka waktu panjang.
• Erosi tanah menyisakan batuan, hingga tidak ada resapan air.
• Buruknya penanganan sampah, hingga sumber saluran-saluran air
tersumbat.
• Pembangunan tempat permukiman dimana tanah kosong diubah
menjadi Perumahan
• Jalan/tempat parkir, hingga daya serap air hujan tidak ada.
• Bendungan dan saluran air rusak.
• Keadaan tanah tertutup semen, paving atau aspal, hingga tidak menyerap
air.
• Pembabatan hutan secara liar (Illegal logging).
• Di daerah bebatuan daya serap air sangat kurang, mengakibatkan banjir
• kiriman atau banjir bandang.

Resapan
terlalu
minim

Saluran
pembuangan
air banjir
2.1.3. Cara-cara Mengatasi Banjir
Beberapa cara untuk mengatasi banjir di underpass gilingan Surakarta diantaranya :
1. Menyediakan Sistem Perparitan yaitu dengan membersihkan parit-parit yang
telah cetek akibat daripada bahan-bahan kumuhan Dengan ini air limpahan dan
hujan dapat dialirkan dengan baik.
2. Projek Pendalaman Sungai. Kebanyakan kejadian banjir berlaku kerana
kecetekan sungai. Jika dahulu sungai mampu mengalirkan sejumlah air yang
banyak dalam sesuatu masa, kini pengaliran telah berkurangan. Ini disebabkan
proses pemendapan dan pembuangan bahan-bahan buangan.
3. Memelihara Hutan. Kegiatan pembalakan di mana penerokaan di kawasan
pinggir sungai digemari menyebabkan tanah terhakis dan runtuh ke sungai.
Keadaan yang sama juga berlaku apabila aktiviti pembalakan yang giat
dilakukan di lereng-lereng bukit.Oleh itu pemeliharaan hutan merupakan cara
yang baik untuk mengatasi masalah banjir. Hutan boleh dijadikan kawasan
tadahan yang mampu menyerap air hujan daripada mengalir terus ke bumi.
4. Mengawal Aktifitas Manusia. Banjir kilat yang berlaku terutamanya di bandar
disebabkan pembuangan samapah dan sisa industri ke sungai dan parit. Bagi
menangani masalah ini.

2.1.4. Dampak dan Kerugian Akibat Banjir


Banjir yang biasanya terjadi di underpass menimbulkan dampak pada lalu lintas
di kawasan yang tergenang banjir akan lumpuh. Sehingga menyebabkan ketiadak
nyamanan akan penggunan jalan dan penduduk di sekitar akibat terjadinya banjir
tersebut. Genangan-genangan air di jalan hingga semeter lebih juga menyebabkan
sejumlah akses dari daerah sekitar pun terganggu.
2.1.5 Waktu dan Asal Terjadinya Kemacetan
Kebanyakan warga Surakarta dan sekitarnya pasti sering mengalami betapa
besarnya perjuangan untuk mencapai tempat kerja,kampus maupun sekolahan bila
keluar rumah lewat dari pukul 07.00 pagi, karena pada saat itu kemacetan sudah
dimulai terjadi. Puncaknya pada jam masuk kerja dan jam pulang kerja. Karena Pada
saat tertentu kendaraan yang melewati underpass banyak yang berasal dari warga
Surakarta sendiri tetapi juga ditambah kendaraan yang berasal dari kota-kota lain
yang jumlah menyamai atau mungkin melebihi kendaraan asal Surakarta itu sendiri.

2.1.6 Faktor-Faktor Penyebab Kemacetan di Underpass


1. Faktor Jalan Raya (Ruang Lalu-lintas Jalan)
Faktor jalan raya adalah factor yang berasal dari kondisi jalan raya itu
sendiri. Buruknya kondisi ruang lalu-lintas jalan serta sempit/terbatasnya ruang
jalan yang menghambat pergerakan pengguna jalan.
Penyebab buruknya kondisi ruang jalan antara lain :
Adanya kerusakan sebagian atau seluruh ruas jalan
2. Faktor Kendaraan
Fakor kendaraan adalah factor-faktor yang berasal dari kondisi kendaraan yang
melintasi jalan raya. Beberapa hal yang menyangkut kondisi kendaraan
dapat berupa jenis, ukuran, kuantitas(jumlah) dan kualitas kendaraan yang
melintas di jalan raya.
Misal: jumlah kendaraan yang beroperasi/melintas melebihi daya tampung
jalan raya, banyaknya jenis kendaraan berukuran besar yang menyebabkan
mudah terjadinya overload di suatu ruas jalan. Saat ini factor kendaraan beroda
empat khusunya untuk mobil pribadi merupakan kontributor terbesar penyebab
kemacetan lalu-lintas di Underpass Gilingan, diikuti sepeda motor angkutan
umum dan sebagai kontributor terbesar kedua dan ketiga. Logikanya, banyak
mobil pribadi yang beroperasi di jalan raya pada suatu saat tertentu secara
bersamaan yang akan menyita lahan(ruang) jalan yang memang sudah sangat
terbatas. Selain itu, pemakai mobil pribadi di Surakarta sangat tidak efisien.
Yang dimaksud dengan tidak efisien adalah jumlah penumpang(termasuk
pengemudi) hanya 1 atau 2 orang di dalam satu mobil.
2.1.7. Bus AC & Truk/ Kendaraan berat tidak bisa melintas
Bus AC & Truk/kendaraan berat tidak bisa melintas karena terbatasnya ketinggian
antara rell kereta api dengan jalan hanya 3.40 meter saja, sedangkan Bus AC /
kendaraan berat memiliki tinggi 4 meter lebih, sehingga jika dipaksakan akan
mengakibatkan kerusakan pada portal / rell diatas maupun kendaraan itu sendiri.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN
Selama ini underpass Gilingan kerap banjir saat di guyur hujan deras sehingga tidak
bisa dilalui kendaraan. Kondisi ini disebabkan posisi ketinggian drainase lebih rendah disbanding
sungai disana dan juga mengingat selama ini Underpass tidak bisa dilalui Bus AC/kendaraan
berat, kendaraan tersebut terpaksa dialihkan melalui Jl.S.Parman dan Jl.Monginsidi. Bahkan
beberapa kasus Bus ber AC nekat melintas dikawasan itu hingga menyebabkan badan Bus
terjebak palang besi tepat sebelum masuk ke Underpass Gilingan.

3.2. SARAN
Berikut ini adalah upaya-upaya untuk mengatasi kemacetan di Underpass Gilingan, antara lain :
 Memperbaiki jalan-jalan yang rusak.
 Mempelebar ruang jalan di ruas-ruas jalan yang masih memungkinkan untuk dilebarkan.
 Membatasi jumlah mobil pribadi yang harus dimiliki.
 Membatasi jumlah maksimum armada angkutan umum per trayek yang boleh beroperasi.
 Dibangunkannya FlyOver untuk meminimalisir kemacetan dan banjir, sehingga bus AC
dan kendaraan berat bisa melintasi jalan tersebut dengan lancar, nyaman dan aman.

Anda mungkin juga menyukai