Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEJARAH JEMBATAN AMPERA

Disusun oleh:

Nama : NUR INDAH PURNAMA SARI

Kelas : X.7

Guru Pembimbing : JASTINA,S.Pd.M.Pd

Nip : 197203212005012006

KEMENTRIAN AGAMA RI

KANTOR WILAYAH SUMATERA SELATAN

MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2023/2034


DAFTAR ISI

BAB 1 Pendahuluan ..............................................................................

1.1 Latar belakang ..............................................................

1.2 Permasalahan ...............................................................

1.3 Rumusan masalah ........................................................

1.4 Tujuan ...........................................................................

1.5 Manfaat .........................................................................

BAB 2 Pembahasan ...............................................................................

2.1 Sejarah jembatan Ampera

BAB 3 Penutup.....................................................................................

3.1 Kesimpulan..................................................................

3.2 Saran...........................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYAsehingga
makalahini dapat tersusun hingga selesai .

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materimaupun
pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isimakalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dankritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang,Maret 2024

Nur Indah Purnama Sari


Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar belakang

Jembatan merupakan sebuah struktur yang dibangun melewati suatu

rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan – rintangan tersebut dapat berupa

jurang, lembah, jalanan, rel, sungai, badan air, atau hambatan lainnya. Tujuan

jembatan adalah untuk membuat jalan bagi orang atau kendaraan melewati sebuah

rintangan. Selain itu jembatan juga menjadi alternatif untuk menyambung ruas

jalan sehingga dapat memperpendek jarak.

Indonesia merupakan negara kepulauan, di samping itu banyak juga

daratan - daratan di dalam kepulauan tersebut yang terputus oleh aliran sungai.

maka untuk memaksimalkan perekonomian dibutuhkan sebuah prasarana

transportasi yang berupa jembatan sebagai penghubung, dengan adanya jembatan

ini penduduk yang terisolir dapat dijangkau.

Menurut Direktur Bina Teknik Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga

(November, 2007) jumlah jembatan di seluruh Indonesia mencapai 88 ribu buah

dengan ekivalen sepanjang 1.000 Km. Dari jumlah yang ada tersebut, sebanyak 30

ribu berstatus sebagai jembatan nasional dan jembatan provinsi dengan ekivalen

sepanjang 500 km.

Salah satu jembatan nasional Indonesia adalah Jembatan Ampera.

Jembatan Ampera sampai saat ini masih bisa bertahan untuk menghubungkan

Daerah yang satu dengan yang lain dan sebagai objek wisata, kelangsungan

Perekonomian masyarakat banyak di sekitarnya, dan bahkan digunakan sebagai

Salah satu wisata bangunan. Dengan adanya Jembatan Ampera ini

Kekuatan Jembatan Ampera yang sampai sekarang dapat bertahan lama, guna

Untuk memperlancar perokonomian daerah Palembang sekitarnya.


1

Jembatan ampera yang terletak disungai musi menjadi dua bagian, yaitu
daerah seberang Ulu dan dan daerah Seberang Ilir.

Bagian tengah jembatan dapat diangkat dengan menggunakan peralatan

Mekanis, dua bandul dengan berat sekitar 500 ton pada kedua menaranya.

Kecepatan mengangkatnya sekitar 10 meter per menit dengan total waktu

Yang diperlukan untuk mengangkat penuh jembatan adalah 30 menit. Panjang

Jembatan 1.177 m, memiliki tinggi 63 meter dari permukaan tanah lebar jalan

22 meter tinggi jembatan ini 11,5 m dari atas permukaan air dan panjang

Jembatan yang dapat terangkat adalah 71,90 meter (Ollaf,2018). Namun sejak

Tahun 1970 bagian tengah sudah tidak dapat diangkat lagi. Rancang Bangun

Alat ini terisnpirasi dari struktur Jembatan Ampera.Namun karena kurangnya publikasi,
maka keberadaan kota ini sebagai

Daerah wisata kurang tergali secara maksimal. Kendala lain yang menghadang

Adalah minimnya informasi pariwisata yang dapat diakses secara luas.

Meskipun Dinas kebudayaan dan pariwisata kota Palembang telah berusaha

Mempromosikan melalui web pariwisata tetapi informasi yang diberikan hanya

Dalam bentuk informasi nama-nama wisata dan nama hotel.

Kurang memadainya informasi membuat para wisatawan baik lokal

Maupun asing masih mengalami kendala dalam menemukan jarak lokasi

Wisata, hotel, rumah makan dan fasilitas umum lainnya yang terdekat dari

Loasi wisata tersebut. Sehingga membuat perjalanan wisata para wisatawan

Terhambat.

Oleh karena permasalahan itu maka dibuat sebuah sistem informasi

Geografis agar dapat melakukan pencarian keberadaan lokasi wisata,

1
Ariyanto,Dwi.”SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN PRISTIWA KOTA PALEMBANG”2017
1.2 Permasalahan

Banyak nya transfortasi umum yang lewat menjadikan jembatan


memburuk dan membuat jalan menjadi rusak,cat yang sudah pudar
terlihat dijembatan ampera.

1.3 Rumusan masalah

Masalah yang akan dikaji dalam ini yaitu :

1. Bagaimana menampilkan informasi lokasi wisata, hotel dan restoran.


2. Bagaimana menampilkan rute dan marker menuju lokasi yang akan

Diituju pada sistem informasi geografis pengembangan pariwisata kota

Palembang menggunkan google maps.

1.4 Tujuan

Dari latar belakang di atas tujuan masalah ini adalah

Mengembangkan sistem informasi geografis pariwisata kota palembang yang

Mampu untuk:

1. Menampilkan marking pada setiap lokasi wisata, hotel dan restoran.


2. Menampilkan rute dari dari titik awal ke titik akhir.
3. Memberikan informasi tentang objek wisata, hotel dan restoran.

1.5 Manfaat

Ada pun Manfaat penelitian yang dibangun adalah :

1. Untuk mengetahui sistem geografis diterapkan pada sebuah pariwisata.


2. Sebagai sarana untuk pencarian lokasi wisata.
3. Agar mendapatkan keakuratan lokasi pencarian.
4. Memberikan kemudahan bagi para wisatawan domestik maupun

Wisatawan mancanegara dalam memperoleh informasi wisat


2

BAB 2

Pembahasan

2.1 Sejarah jembatan Ampera

Pada tahun 1930-an, Rumah-rumah rakit, sampan, penes, berbagai bentuk serta

Jenis perahu merupakan hal yang biasa terlihat di Kota Palembang. Sungai memiliki

Peranan yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan hampir seluruh

Masyarakat Palembang. Sungai-sungai tersebut adalah tempat yang mendukung

Perekonomian masyarakat dengan kegiatan jual beli atau perdagangan. Pusat Kota

Palembang memiliki letak yang sangat strategis karena Sungai Musi terhubung

Dengan Sungai Ogan dan Sungai Komering. Sungai-sungai tersebut merupakan

Tempat pertemuan berbagai macam perahu dari wilayah pedalaman, baik dari hulu

Maupun hilir yang kemudian bertemu di pusat kota.

Sebagai induk dari Batanghari Sembilan yang terdiri dari Sungai Ogan,

Lematang, Rawas, Beliti, Rupit, Lakitan, Komering, Kelingi dan Batang Hari Leko,

Sungai Musi merupakan tempat berkumpulnya masyarakat baik dari wilayah kota

Maupun wilayah pedalaman. Sungai Musi mempunyai peran penting sebagai lalu

Lintas masuknya kapal-kapal dari luar menuju kota sebagai pusat pemerintahan.

Terdapat banyak perahu-perahu yang berkumpul di wilayah tersebut karena Kota

Palembang berfungsi sebagai penampung produk-produk dari pedalaman ke

Berbagai pelabuhan.

Banyaknya perahu yang berkumpul menyebabkan adanya komunitas

Pedagang berperahu di Sungai Musi. Komunitas ini Sebagian besar diisi oleh

2
http://eprints.akakom.ac.id/eprint/4900
Pedagang-pedagang dari daerah pedalaman (hulu). Pedagang-pedagang tersebut

Menyusuri sungai-sungai kecil yang bermuara pada Sungai Musi,Awal muncul Ide untuk
membangun Jembatan ini sudah muncul dari zaman

Gemeere Palembang (tahun 1906), dengan membangun jembatan untuk

Mempersatukan kedua wilayah yang terpisah ini yaitu wilayah seberang Ilir dan

Wilayah Seberang Ulu. Tahun 1924 Ide untuk membangun jembatan ini kembali

Timbul atau mengemuka untuk direalisasikan yaitu saat Walikota Palembang

Pimpin oleh Le Cocq de Ville. Walikota Palembang pada masa ini di masa kolonial

Yang sudah memiliki pemikiran untuk membangun sarana transportasi darat

(Jembatan) dengan tujuan untuk menyatukan wilayah seberang Ilir dan wilayah

Seberang Ulu sudah menjadi permasalahan yang utama untuk dilakukan, tetapi

Sampai dengan pimpinan Le Cocq berakhir bahkan sampai dengan Belanda pergi

Dari Indonesia, agenda ini ternyata masih belum juga terlaksana sampai dengan

Masa kemerdekaan Indonesia.6

Pada tanggal 29 Oktober 1956 diadakan rapat untuk membicarakan mengenai

Rancangan pembangunan Jembatan di sungai Musi Palembang tersebut. Tahun

1957 mulai dibentuknya panitia untuk pembangunan Jembatan yang terdiri dari

Direktorat Perang Kodim IV/Sriwijaya Harun Sohar dan Gubernur Sumatera

Selatan HA Bastari dan didampingi juga oleh Walikota Palembang yaitu M. Ali

Amin dan Indra Caya.

Terdapat 3 lokasi yang diusulkan untuk pembangunan Jembatan di atas

Sungai Musi ini. Pertama, lokasi Jembatan Musi dibangun yaitu terletak di

Bendungan 16 Ilir Palembang terus melintasi Sungai Musi ke kawasan Ulu

Terminal 7. Opsi ke dua, Jembatan Ampera akan ditempatkan di kawasan laut

Tangga Takat di kawasan Plaju dari usulan sebagian masyarakat setempat, dan

Memanjang dari Ulu sampai Sungai Musi yang sampai sekarang disebut Jalan Pusri

Atau ke kawasan Kalidoni. Pada opsi ketiga, beberapa di Palembang telah

Mengusulkan lokasi Jembatan Musi di dekat desa 4 Ulu Laut, tepat di seberang Ilier
Di kawasan pasar Sekarnak, sebagai garis lurus di Jalan Temon di kawasan

Ilir. Palembang7.

Dari tiga lokasi ini, Soekarno menetapkan dan mengizinkan lokasi

Pembangunan Jembatan Musi atau AMPERA yaitu pada opsi pertama, atau lokasi

Jembatan Ampera saat ini, yaitu mulai dari kawasan 7/10 Ulu hingga kawasan

Seberang pasar 16 Ilir dan terus menuju lurus jalan Sudirman. Saat Jembatan Musi

Ini dibangun yaitu pada tahun 1960, Soekarno menghitung bahwa setiap
kendaraan

Yang masuk atau keluar Sumatera harus melewati jembatan tersebut, melalui jalan

Trans-Sumatera Timur yang rencananya akan dibangun sewaktu-waktu setelah

Jembatan Musi telah dibangun Jembatan Musi rancang oleh pakar dari Jepang, yang
benar-benar ahli dalam

membangun jembatan di daerah yang berisiko tinggi. Soekarno menginginkan

jembatan itu dapat digunakan selama lebih dari 100 tahun. Soekarno juga ingin

membangun jalan raya di kedua sisi jembatan. Jembatan Ampera di mata Soekarno

lebih indah dibandingkan dengan Jembatan Menara yang ada di Kota London,

Inggris. Dan harus lebih panjang dari Jembatan Golden Gate di San Francisco, AS.

Pada bulan April 1962, pembangunan jembatan diatas Sungai Musi tersebut

dimulai, pembangunan jembatan ini menggunakan Dana Pampasan dari Perang

Jepang.

Upacara peresmian Jembatan Musi berlangsung pada 10 November 1965,

tidak secara langsung oleh Soekarno, melainkan diwakili oleh Brigg Jazid Bastomi,

yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan. Kegagalan Soekarno

untuk datang serta membuka jembatan tersebut disebabkan oleh peristiwa G30S

PKI dan faktor politik lainnya. Sehingga Soekarno memutuskan meminta agar

diwakili Gubernur Sumatera Selatan, yaitu Jazyd Bastomi.

Gubernur Sumatera Selatan dalam sambutannya mengatakan bahwa

masyarakat Sumatera Selatan telah mendapatkan hadiah dari Presiden Soekarno,

yaitu jembatan yang dibangun diatas Sungai Musi yang mahal, tegap nan
indah. Oleh karena itu, Jembatan Musi dinamakan Jembatan Bung Karno untuk

menunjukkan ucapan terima kasih masyarakat Palembang untuk Presiden Soekarno

atas pembangunan jembatan diatas Sungai Musi yang sangat diperlukankan serta

dinantikan oleh masyarakat Palembang. DPRD GR dan semua anggota dewan telah

menyetujui penyebutan Jembatan Bung Karno tersebut.

Pada masa Orde Baru, Jembatan Bung Karno diganti namanya menjadi

Jembatan Ampera, karena dikedua sisi jembatan sering digunakan sebagai tempat

berkumpulnya mahasiswa-mahasiswa yang mewakili amanat penderitaan rakyat.

Karena itulah penamaan Jembatan Bung Karno dianggap tidak tepat, dan pas jika

dijadikan sebagai lambang kesengsaraan masyarakat Sumatera Selatan. Sehingga

sebutan dari jembatan ini diubah yaitu menjadi Jembatan AMPERA (Amanat

Penderitaan Rakyat). Perubahan ini disetujui oleh pemerintah Orde Baru dan

masyarakat Sumatera Selatan. Oleh karena itu, hingga kini, nama Jembatan Ampera

bukan lagi Jembatan Bung Karno melainkan Jembatan Ampera.

Sejak diresmikan, Jembatan Ampera ini menjadi salah satu Simbol yang

menjadi identitas atau ciri khas Kota Palembang. Jembatan yang dibangun pada

tahun 1962, yang memiliki panjang 1.171 meter, lebar 22 meter, tinggi 63 meter,

dan jarak antar menara 75 meter. Setelah selesainya Jembatan Ampera, masyarakat

Ulu harapan besar akan adanya pembangunan yang seimbang di bidang sosial,

budaya dan ekonomi, perkembangannya sangat lambat dan kemajuan masyarakat

Ulu bisa dikatakan kecil. Namun pada bidang ekonomi, sosial dan budaya

masyarakat Ulu ini telah memberikan dampak positif, meskipun kondisi tersebut

baru dimulai setelah tahun 2000-an


3

3
Analisis kebutuhan pengembangan jaringan jalan dikota palembang.2014
BAB 3

PENUTUP

3.1kesimpulan

Pada bulan April 1962, pembangunan jembatan diatas Sungai Musi tersebut

Dimulai, pembangunan jembatan ini menggunakan Dana Pampasan dari Perang

Jepang. Upacara peresmian Jembatan Musi berlangsung pada 10 November 1965,

Tidak secara langsung oleh Soekarno, melainkan diwakili oleh Brigg Jazid Bastomi,

Yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan.

Dinamakan Jembatan Bung Karno untuk menunjukkan ucapan terima kasih

Masyarakat Palembang untuk Presiden Soekarno atas pembangunan jembatan

Sungai Musi yang sangat diperlukankan serta dinantikan oleh masyarakat

Palembang. Pada masa Orde Baru, Jembatan Bung Karno diganti namanya menjadi

Jembatan Ampera. Perubahan ini disetujui oleh pemerintah Orde Baru dan

Masyarakat Sumatera Selatan. Oleh karena itu, hingga kini, nama Jembatan Ampera

Bukan lagi Jembatan Bung Karno melainkan Jembatan Ampera. Sejak diresmikan,

Jembatan Ampera ini menjadi salah satu Simbol yang menjadi identitas atau ciri

Khas Kota Palembang

3.2Saran

Sekian dari makalah ini tentu banyak kekurangan dan kelemahan pengetahuan

Bagi pembaca dapat memberikan kritik dan saran.

Untuk membuat pesempurnaan makalah ini


DAFTAR PUSTAKA

Ariyanto, Dwi. “SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENGEMBANGAN

PARIWISATA KOTA PALEMBANG MENGGUNAKAN GOOGLE

MAPS.” SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN

KOMPUTER STMIK AKAKOM, 2017.

http://eprints.akakom.ac.id/id/eprint/4900.

Arliansyah, Joni, Adi Taruna, Rhaptyalyani, and Astri Yuli Kurnia. “Needs

Analysis of the Bridge Infrastructures Crossing over the Musi River of

Palembang.” Procedia Engineering 125 (2015): 438–44.

https://doi.org/10.1016/j.proeng.2015.11.115.

Arliansyah, Joni, Adi Taruna, Rhaptyalyani Rhaptyalyani, and Aztri Yuli Kurnia.

“ANALISA KEBUTUHAN PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN DI KOTA


PALEMBANG.”2014.

Dalman, Dalman. Menulis Karya Ilmiah. 8th ed. Depok: Rajawali Pers, 2019.

Idris, Muhamad, Eva Dina Chairunisa, Riki Andi Saputro, Ana Mardiana, Rulli

Anisa, Reyvaldy Uyun, and Fatma Dwi. KAJIAN NILAI-NILAI

PLURALISME SEJARAH KEBUDAYAAN PALEMBANG. 1st ed. Klaten:

Penerbit Lakeisha, 2021.

https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=EURPEAAAQBAJ&oi=fn

d&pg=PA225&dq=sejarah+palembang&ots=1runWrXgO5&sig=hi1EJV6H

q2i7I9R1j7bsxsZFj0I&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Anda mungkin juga menyukai