Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK


Disusun untuk memenuhi tugas rutin mata kuliah Profesi Kependidikan

Disusun oleh :

Nama : Diya Mirza


NIM : 2233151024
Kelas : C/2023
Mata Kuliah : Profesi Kependidikan
Dosen Pengampu: Sani Susanti, S.Pd., M.Pd.

PENDIDIKAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang
berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu Sani Susanti, S.Pd., M.Pd. sebagai
dosen pengampu mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan penulis. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Medan, 20 Maret 2024

Diya Mirza

NIM : 2233151024

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah……..…………………………………………. 4
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 5
1.4 Tujuan Penulisan Makalah ….…………………………………….......... 5
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pengelolaan Peserta Didik………………….......................... 6
2.2 Tujuan dan Fungsi dari Pengelolaan Peserta Didik ……..……………... 8
2.3 Tahapan dalam Pengelolaan Peserta Didik ……………………….……. 12
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 17
3.2 Saran.......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Keberhasilan didalam penyelenggaraan lembaga pendidikan (sekolah) akan sangat
bergantung kepada manajemen dari komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan
seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga pelaksana, dan sarana
prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian
tujuan lembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak ebih penting dari
komponen lainnya. Salah satu komponen yang sangat menentukan mutu proses belajar
mengajar di sekolah adalah mutu siswa itu sendiri, untuk itu sekolah harus memberikan
perhatian maksimal terhadap pengelolaan para peserta didik.
Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa
pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus
objek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang
diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi
kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian sdari kebermutuan dari lembagaan
pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat dapat tumbuh
dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan
kejiwaan peseta didik.
Kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam
hal pemrioritasan, seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi
akademiknya, disisi lain ia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman
sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-
pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah
bagi peserta didik. Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola
dengan baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang
baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri kesekolah sampai peserta
didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut
4
Dengan pengelolaan peserta didik yang baik sejak ia mulai direkrut sampai ia
menjadi alumni akan memberikan kesempatan dan peluang luas selain siswa dapat
menikmati pelayanan pendidikan dengan baik, juga akan memberikan manfaat bagi
keperluan keberlangsungan institusi sekolah secara berkelanjutan, terutama melaui
pengelolaan alumni setelah mereka menyelesaikan pendidikan di sekolah tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian dari pengelolaan peserta didik?
b. Apa tujuan dan fungsi dari pengelolaan peserta didik?
c. Bagaimana langkah-langkah dalam pengelolaan peserta didik?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


a. Untuk mengetahui tentang arti dari pemgelolaan peserta didik
b. Untuk memahami tentang fungsi dari pengelolaan peserta didik
c. Untuk memahami langkah-langkah dalam pengelolaan peserta didik

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengelolaan Peserta didik


Peserta didik adalah siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan. Munurut UU Sisdiknas, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Jadi bisa diartikan bahwa peserta didik adalah
seseorang yang terdaftar dalam suatu jalur, jenjang, dan jenis lembaga pendidikan tertentu,
yang selalu ingin mengembangkan potensi dirinya baik pada aspek akademik maupun
nonakademik, melalui proses pembelajaran yang diselenggarakan (Hermino, 2013:165-167).

Peserta didik merupakan unsur inti kegiatan pendidikan. Di era persaingan antar lembaga
pendidikan yang begitu ketat seperti sekarang ini, sekolah harus berjuang secara sungguh-
sungguh untuk mendapatkan peserta didik. Bahkan ada ketua yayasan pendidikan yang
mengatakan bahwa mencari peserta didik jauh lebih sulit ketimbang mencari guru baru.
Mananjemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan
meliputi aspek yange lebih luas secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Adapun layanan khusus
peserta didik meliputi layanan bimbingan dan konseling, layanan perpustakaan, layanan
kantin/kafetarian, layanan kesehatan, layanan transformasi sekolah, layanan asrama, dan
layanan ekstrakurikuler, layanan laboratorium, dan keamanan. Pelayanan khusus
diselenggarakan di sekolah dengan maksud untuk memperlancar pelaksanaan pengajaran
dalam rangka pencapain tujuan pendidikan di sekolah. Manajemen layanan khusus adalah
suatu proses kegiatan memberikan pelayanan kebutuhan kepada peserta didik untuk
menunjang kegiatan pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai secara efektif dan
efisien (Putra,2016:1).

6
Kata Pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen yang berarti mengatur atau
mengurus. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pengelolaan memiliki beberapa
pengertian diantaranya adalah: 1) Proses atau cara mengelola, 2) proses melakukan kegiatan
tertentu dengan menggerakkan orang lain, 2) Proses membantu merumuskan kebijakan dan
tujuan organisasi, 4) Proses memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam
pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan.

Pengelolaan juga dapat diartikan sebagai serangkaian usaha yang bertujuan untuk
menggali dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu teoritisi
manajemen terkemuka, Henry Fayol, mendefinisikan pengelolaan sebagai fungsi umum dari
manajemen yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, koordinasi, dan
pengendalian.

Menurut Hanif Rahman (2017: 2) manajemen peserta didik merupakan suatu penataan
dan pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik dari masuknya peserta
didik sampai keluarnya peserta didik tersebut dari suatu lembaga pendidikan. Menurut
Kazenky (dalam Imron, 2011: 6) manajemen peserta didik atau personel administration yang
memussatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan layanan siswa di dalam kelas dan di
luar kelas, seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individu seperti pengembangan
keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolah. Menurut Rohiat
(2009) manajemen kesiswaan sering diartikan sebagai kegiatan-kegiatan yang bersangkutan
dengan masalah kesiswaan disekolah. Dengan tujuan menata proses kesiswaan mulai dari
perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan agar dapat
berlangsung secara efektif dan efisien.
Keberadaan manajemen peserta didik sangat dibutuhkan di lembaga pendidikan
karena siswa merupakan subjek sekaligus objek dalam proses transformasi ilmu dan
keterampilan. Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan akan sangat bergantung pada
pengembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual,social emosional dan kejiwaan peserta
didik, manajemen peserta didik merupakan penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang
berkaitan dengan peserta didik, mulai dari siswa itu masuk sampai dengan keluar dari suatu
sekolah. Manajemen peserta didik tidak semata mencatat data peserta didik, tetapi meliputi

7
aspek yang lebih luas, yaitu membantu upaya pertumbuhan anak melalui proses pendidikan
sekolah (Hermino,2013: 165-167).

2.2 Tujuan dan Fungsi Pengelolaan Peserta Didik


A. Tujuan Pengelolaan Peserta Didik
Menurut Rahmi (2014:528), peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi
kebutuhan mendesak yang perlu diprioritaskan oleh pemerintah dalam mengahadapi era
globalisasi. Dalam hal ini sekolah adalah suatu lembaga pendidikan sebagai tempat
penyelenggaraan proses belajar mengajar untuk membimbing, mendidik, melatih, dan
mengembangkan potensi anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai
tujuan di atas, salah satu yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan belajar oleh anak-anak
Indosesia secara terus menerus dan berkesinambungan disekolah-sekolah atau lembaga
pendidikan formal. Selain itu sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang
berpotensi besar untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangannya. Sekolah tidak
hanya mendidik siswa dalam aspek kognitif saja, tetapi juga mengembangkan aspekaspek
lainnya, termasuk aspek sosial. Sekolah sebagai instusi pendidikan formal telah banyak
mengalami perubahan. Peran kepala sekolah sangat diperlukan dalam hal ini guna mencapai
tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai guru yang mendapat tugas tambahan untuk
mengelola sekolah. Kepala sekolah menjadi orang yang paling betanggung jawab terhadap
kemajuan sekolah.Maka itu, sekolah juga harus memperhatikan kegiatan dalam manajemen
peserta didik untuk menghasilkan peserta didik yang efisien dan sesuai dengan tujuan
pendidikan itu sendiri.
Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di
lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah)
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat meberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan (Tim Dosen.2014:206).
Manajemen peserta didik bertujuan mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan
agar kegiatan pembelajaran di sekolah lancar, tertib dan teratur. Beberapa ahli berpendapat
bahwa tujuan manajemen peserta didik adalah untuk menciptakan kondisi lingkungan sekolah
yang baik serta agar siswa dapat belajar dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran
yang efektif dan efisien. Ada tiga tugas utama dalam bidang manajemen peserta didik untuk

8
mencapai tujuan tersebut yaitu penerimaan peserta didik, kegiatan kemajuan belajar serta
bimbingan dan pembinaan disiplin (Ariska,dkk.2015:828).
Menurut Imron (2011:11-13), tujuan umum MPDBS adalah mengatur kegiatan-kegiatan
peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah.
Lebih lanjut, proses belajar mengajar disekolah dapat berjalan lancer, tertib dan teratur
sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan
secara keseluruhan.
Tujuan khusus MPDBS adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomotor peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum (kecerdasan), bakat dan minat peserta
didik.
3. Menyalurkan aspirasi, harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
4. Dengan terpenuhinya 1, 2, 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat belajar dengan baik dan tercapai cita-cita
mereka.
Menurut Saifuddin (2018:56), tujuan umum manajemen peserta didik adalah mengatur
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses belajar
mengajar di sekolah; lebih lanjut, proses belajar mengajar di seklah dapat berjalan dengan
lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapai tujuan sekolah
dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.

B. Fungsi Pengelolaan Peserta Didik


Menurut Tim Dosen (2014:206), Fungsi manajemen peseta didik adalah sebagai
wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang
berkenaan dengan segi-segi individualitasnya, segi sosial, aspirasi kebutuhan dan segi-segi
potensi peserta didik lainnya. Agar tujuan dari fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai,
ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
Menurut Imron (2011:12-13), fungsi manajemen peseta didik secara umum adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik yang
berkenan dengan segi-segi individualitasnya, solusinya, aspirasinya, kebutuhannya dan
potensi lainnya peserta didik.
Menurut Saifuddin (2018:57-58), fungsi manajemen peserta didik secara umum
adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi-potensi
9
individualitasnya, segi sosialnya, segi aspirasinya, segi kebutuhannya dan segi-segi potensi
peserta didik lainnya. Fungsi manajemen peserta didik secara khusus dirumuskan sebagai
berikut :
1. Fungsi yang berkenaan dengan individualitas peserta didik, ialah agar mereka dapat
mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat. Potensi-potensi
bawaan tersebut meliputi : kemampuan umum (kecerdasan), kemampuan khusu (bakat), dan
kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar peserta
didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua dan keluarganya,
dengan lingkungan sosial masyarakatnya. Fungsi ini berkaitan dengan hakekat peserta didik
sebagai makhluk sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar
peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya. Hobi, kesenangan dan minat peserta
didik demikian patut disalurkan, oleh karena ia juga dapat menunjang terhadap
perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik ialah
agar peserta didik sejahtera dalam hidupnya. Kesejahteraan demikian sangat penting karena
dengan demikian ia akan juga turut memikirkan kesejahteraan sebayanya.
Menurut Sunaengsih (2017:133), secara khusus, manajemen peserta didik berfungsi sebagai
berikut :
a. Fungsi yang berkenaan dengan perkembangan individualitas peserta didik, yaitu agar peserta
didik dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak terhambat,
potensi bawaan tersebut meliputi : kecerdasan, kemampuan khusus dan kemampuan lainnya.
b. Fungsi yang berkenaan dengan perkembangan fungsi sosial peserta didik, ialah peserta didik
dapat mengadakan sosialisasi dengan teman sebayanya, dengan orang tua, keluarga, dengan
lingkungan social sekolahnya dan lingkungan social masyarakat.
c. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik, ialah agar
peserta didik tersalur hobinya, kesenangan dan minatnya karena hal itu dapat menunjang
terhadap perkembangan diri peserta didik secara keseluruhan.
d. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta didik.

Menurut Schraeder (2014:53-56), keempat fungsi umum manajemen termasuk


perencanaan, pengorganisasian,memimpin dan mengendalikan. Leung dan Kleiner (2004)

10
Menyarankan bahwa keempat fungsi ini diperlukan, tetapi tidak cukup dalam mengumumkan
manajemen yang sukses, dengan penekanan kuat padamengadopsi praktik yang mencakup
fokus pada karyawan dalam organisasi.
a. Perencanaan.
Perencanaan biasanya di mana arah organisasi dibentuk berbagai kegiatan termasuk
pengembangan tujuan. Dengan demikian, fungsi perencanaan manajemen mewujudkan
berbagai tingkat pengambilan keputusan. Mengizinkan karyawan untukberpartisipasi
dalam pembuatan keputusan ini dapat menghasilkan gagasan tambahan yang menawarkan
wawasan berharga.
b. Mengatur.
Fungsi pengaturan manajemen terdiri dari berbagai kegiatan
langsung atau tidak langsung terkait dengan alokasi sumber daya dengan cara yang
mendukung pencapaiantujuan dan rencana yang dikembangkan dalam fungsi perencanaan
c. Terkemuka.
kepercayaan tertanam dalam berbagai hateori kepemimpinan.Nilai dan pentingnya
kepercayaan tidak bisa dilebih-lebihkan, terlepas darigaya kepemimpinan atau filosofi
pemimpin.
d. Mengontrol.
Fungsi keempat manajemen, kontrol, termasuk upaya manajerial diarahkan untuk
memantau kinerja organisasi dan karyawan serta kemajuan menuju sasaran Schraeder.

2.3 Tahapan Pengelolaan Peserta Didik


Semua kegiatan di sekolah pada akhirnya ditujukan untuk membantu peserta didik
mengembangkan dirinya. Upaya itu akan optimal jika peserta didik itu secara sendiri
berupanya aktif mengembangkan diri sesuai dengan program-program yang dilakukan
disekolah. Oleh karena itu sangat penting untuk menciptakan kondisi agar peserta didik dapat

11
mengembangkan diri secara optimal. Sebagai pemimpin disekolah, kepala sekolah
memegang peran penting dalam menciptakan kondisi tersebut.
Dengan demikian manajemen peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan data
peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat
digunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.
Ruang lingkup manajemen peserta didik itu meliputi :
A. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru

Ada dua macam sistem yang diguakan dalam penerimaan peserta didik baru yaitu
sebagai berikut :

a. Sistem promosi, merupakan penerimaan peserta didik baru yang sebelumnya tanpa
melakukan seleksi. Mereka yang mendaftar disuatu sekolah, diterima befitu saja. Sistem
yang demikian biasanya berlaku pada sekolah-sekolah yang pendaftarannya kurang dari
jatah atau daya tampung yang ditentukan; dan

b. Sistem seleksi, ini dapat digolongkan memjadi tiga macam, yang pertama, seleksi
berdasarkan daftar nilai ebta murni (DANEM), yang kedua berdasarkan penelusuran bakat
minat dan kemampuan (PMDK), yang ketiga adalah seleksi berdasarkan tes masuk.

B. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru

Menurut Kristiawan,dkk (2017:71), kriteria adalah patokan-patokan yang


menentukan bisa atau tidaknya sesorang untuk diterima sebagai peserta didik. Ada
tiga macam kriteria penerimaan peserta didik yaitu sebagai berikut :

a. Kriteria acuan patokan (standard criterian referenced), merupakan suatu penerimaan peserta
didik baru yang didasarkan atas patokan-patokan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam hal ini sekolah akan membuat patokan bagi calon peserta didik baru., bagi mereka
yang memenuhi patokan yang dibuatnsekolah maka akan dapat diterima disekolah tersebut,
dan bagi mereka yang toidak memenuhi patokan maka tidak akan diterima;

12
b. Kriteria acuan norma (norm criterian referenced), yaitu penerimaan peserta didik yang
didasarkan atas keseluruhan prestasi peserta didik yang mengikuti seleksi. Dalam hal ini
sekolah menetapkan kriteria penerimaan berdasarkan prestasi keseluruhan peserta didik
baru; dan
c. Kriteria berdasrkan daya tampung sekolah. Sekolah terlebih dahulu menentukan berapa jumlah
daya tampung , calaon peserta didik yang akan diterima

C. Analisis kebutuhan peserta didik


Menurut Tim Dosen (2014:207-214), langkah pertama dalam kegiatan manajemen
peserta didik adalah melakukan analisis kebutuhan yaitu penentapan siswa yang dibutuhkan
oleh lembaga pendidikan (sekolah). Kegiatan yang dilakukan dalam langkah ini adalah :
1) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima
Penentuan jumlah peserta didik yang akan diterima perlu dilakukan sebuah lembaga
pendidikan, agar layanan terhadap peserta didik bias dilakukan secara optimal. Besarnya
jumlah peserta didik yang akan diterima harus mempertimbangkan hal-hal berikut :
1) Daya tampung kelas atau jumlah kelas yang tersedia.
Jumlah peserta didik dalam satu kelas (ukuran kelas) berdasarkan kebijakan
pemerintah berkisar antara 40-45 orang. Sedangkan ukuran kelas yang ideal secara teoritik
berjumlah 25-30 peserta didik per satu kelas.
2) Rasio murid dan guru.
Yang dimaksud rasio murid guru adalah perbandingan antara banyaknya peerta didik
dengan guru perfultimer. Secara ideal rasio murid guru adalah 1 : 30.
2) Menyusun program kegiatan kegiatan kesiswaan.
Penyusunan program kegiatan bagi siswa selama mengikuti pendidikan di sekolah harus di
dasarkan pada :
1) Visi dan misi lembaga pendidikan (sekolah) yang bersangkutan
2) Minat dan bakat peserta didik
3) Sarana dan prasarana yang ada
4) Anggaran yang tersedia
13
5) Tenaga kependidikan yang tersedia.

D. Seleksi peserta didik


Seleksi peserta didik adalah kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan
diterima atau tidaknya calon peserta didik menjadi peseta didik di lembaga pendidikan
(sekolah) berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Seleksi peserta didik penting dilakukan terutama bagi lembaga pendidikan (sekolah) yang
calon peserta didiknya melebihi dari daya tampung yang tersedia di lembaga pendidikan
(sekolah) tersebut. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah :
1) Melalui tes atau ujian.
Adapun tes ini meliputi psikotest, tes jasmani, tes kesehatan, tes akademik atau tes
keterampilan.
2) Melalui penulusuran bakat dan kemampuan.
Penulusuran ini biasanya didadarkan pada prestasi yang diraih oleh calon peserta didik dalam
bidang olahraga atau kesenian.
3) Berdasarkan nilai STTB atau nilai UAN.
Dari hasil seleksi terhadap peserta didik dihasilkan kebijakan sekolah yaitu : peserta didik
yang diterima dan peserta didik yang tidak terima. Bahkan bila diperlukan ada kebijakan
peserta didik yang diterima tetapi sebagai cadangan.
Setelah ditetapkan peserta didik yang diterima dan tidak diterima, kemudian
diumumkan. Pengumuman hasil seleksi sebaiknya dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan, supaya tidak menimbulkan keresahan bagi calon peserta didik. Pengumuman ini
bisa dilakukan secara terbuka atau secara tertutup. Secara terbuka biasanya diketahui oleh
semua orang baik yang diterima atau yang tidak diterima. Biasanya hasil seleksi di tempel
ditempat-tempat yang strategis atau melalui media massa. Pengumuman secara tertutup
biasanya melalui surat atau amplop tertutup yang diberikan kepada calon peserta didik,
sehingga yang mengetahui diterima atau tidak diterima hanya calon peserta didik yang
bersangkutan.

14
Bagi calon peserta didik yang diterima diharuskan mendaftar ulang pada lembaga
pendidikan (sekolah) yang menerimanya. Pada waktu daftar ulang, biasanya calon peserta
didik harus melengkapi persyaratan-persyaratan administratif yang berguna bagi pengisian
data peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut.
Langkah pertama untuk menjadi siswa setelah seleksi adalah melewati proses pendaftaran
ulang, hal ini dilakukan dengan harapan calon siswa yang lulus dapat segera mencatat
kesediaannya untuk menjadi calon siswa. Pada saat registrasi ulang kadang ada siswa yang
tidak dating (Ahmar. 2016: 52).

E. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)


Sebelum peserta didik yang telah diterima pada sebuah lembaga pendidikan (sekolah)
mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu ditempatkan dan dikelompokkan dalam
kelompok belajarnya. Pengelompokkan peserta didik yang dilaksanakan pada sekolah-
sekolah sebagian besar didasarkan kepada system kelas.
Menurut William A Jeager dalam mengelompokkan peserta didik dapat didasarkan
kepada:
a. Fungsi integrasi, yaitu pengelompokkan yang didasarkan atas kesamaan-kesamaan yang
ada pada peserta didik. Pengelompokkan ini didasarkan menurut jenis kelamin, umur dan
sebagainya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran bersifat
klasikal.
b. Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokkan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-
perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemampuan dan
sbagainya. Pengelompokkan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran
individual.

F. Pembinaan dan pengembangan peserta didik


Langkah berikutnya dalam manajemen peserta didik adalah melakukan pembinaan dan
pengembangan terhadap peserta didik. Pembinaan dan pengembangan peserta didik
dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macm pengalaman belajar untuk bekal
kehidupannya di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalam
15
belajar ini, peserta didik harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan. Lembaga
pendidikan (sekolah) dalam pembinaan dan pengembangan peserta didik biasanya melakukan
kegiatan yang disebut dengan kegiatan kulikuler dan kegiatan ekstra kulikuler .

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Manajemen peserta didik dapat diartikan sebagai usaha pengaturan terhadap peserta didik.
Mulai dari peserta didik tersebut masuk sekolah sampai dengan mereka lulus. Yang diatur
secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan peserta didik secara tidak langsung.
Pengaturan terhadap segi-segi lain selain peserta didik dimaksudkan untuk memberikan
layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik.
2. Tujuan manajemen peserta didik adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar
kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di
lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut, proses pembelajaran dilembaga tersebut (sekolah)
dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat meberikan kontribusi bagi pencapaian
tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
3. Fungsi manajemen peseta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri se-optimal mungkin, baik yang berkenaan dengan segi-segi
individualitasnya, segi sosial, aspirasi kebutuhan dan segi-segi potensi peserta didik lainnya.
Agar tujuan dari fungsi manajemen peserta didik dapat tercapai, ada beberapa prinsip yang
perlu diperhatikan dalam pelaksanaannya.
4. Langkah-langkah pengelolaan peserta didik antara lain:
a. Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru
b. Kriteria Penerimaan Peserta Didik Baru
c. Analisis kebutuhan peserta didik
d. Rekruitmen peserta didik
e. Seleksi peserta didik
f. Orientasi
g. Penempatan Peserta Didik (Pembagian Kelas)
h. Pembinaan dan pengembangan peserta didik
i. Pencatatan dan pelaporan
j. Kelulusan dan alumni

17
3.1 Saran

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan
materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya kekeliruan
dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun penyusunannya, oleh karena itu
penyusun mengharapakan pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan
bagi penyusun, semoga makalah ini dapat memberi manfaat dalam proses pembelajaran
pengelolaan peserta didik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Abas, R Jati. 2012. Menuju Sekolah Mandiri. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Abubakar, Isa Ado. 2001. Career Guidance, Participation of Students and its Implication for Kano,
Nigeria. The Malaysian Online Journal of Educational Science. Volume 1, Issue 3.
Ahmar, Ansari Saleh. 2016. Steps in Designing Queue and Interview Process using Information
System: A Case of Re-registration of New Students in Universitas Negeri Makassar. The
Asian Journal of Technology Management. Vol. 9 No. 1.
Ariska, Ria Sita. 2015. Manajemen Kesiswaan. Jurnal Manajer Pendidikan. Vol.9. No.6.
Dian, Ana Kameloh. 2017. Manajemen Layanan Peserta Didik Inklusif di Kota Palangka Raya. Jurnal
Studi Agama dan Masyarakat. ISSN: 1829-8257. Vol.13 No.2.
Dickinson,Chris.2001.Classroom Management. Philip Waterhouse:Network Educational
Griffin, Ricky W. 2007. Student Achievement Series Principle Management. New York: Texas A &
University.
Hermino,Agustinus.2013. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan.Jakarta: IKAPI
Imron, Ali. 2011. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indrawan, Irjus. 2015. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Deepubish.
Junaidi. 2015. Pelaksanaan Manajemen Peserta Didik Pada MAN Beringin Kota Sawahlunto. Jurnal
Al-Fiqrah.Vol.3 No.1.
Karagiannis. 1991. Database and Expert Systems Application. New York : Spinger-Verlag Wien
GmbH.
Kristiawan, Muhammad. dkk. 2017. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta : Deepublish.
Michaela, Nita.A dan Goga.I.C. 2015. A Research On The Educational Counseling And Career
Guidance In Romania. ISSN 1857-7881. Vol.2.
Permatasari, B.L.A dan Nur A.F. 2017. Pengaruh Orientasi Tujuan Dan Persepsi Siswa Pada
Kompetensi Guru Terhadap Prokrastinasi Akademik Siswa. Jurnal Psikologi dan Kesehatan
Mental. e-ISSN 2528-5181. Vol. 2(1).
Putra, Adi. 2016. Layanan Khusus Peserta Didik (Kesiswaan). Jurnal of Islamic Education
Management. ISSN: 2461-0674. Vol. 2 No. 2.

19
Rahmi, Nurul. 2014. Persepsi Guru Tentang Manajemen Peserta Didik Sekolah Dasar Negeri
Gugus II Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Jurusan Administrasi Pendidikan FIP
UNP. Vol.2. No.1.
Saifuddin. 2018. Pengelolaan Pembelajaran Teoritis dan Praktis. Yogyakarta : Deepublish.
Schraeder,Mike, dkk. 2014. The Functions of Management as Mechanisms for
Fostering Interpersonal Trust. Journal sfu.ca/abr. vol 5. Pages 50-62.
Sood, Neelam. 2003. Management Of School Education In India. New Delhi : APH Publishing
Corporation.
Sunaengsih, Cucun. dkk. 2017. Pengelolaan Pendidikan. Sumedang: UPI Sumedang Press.
Tim Dosen, Administrasi Pendidikan. 2014. Manajemen Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Ward, Mary Ann and Dode W. 2012. Student Guidance and Development. New York London :
Routledge.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.

20

Anda mungkin juga menyukai