Anda di halaman 1dari 14

MANAJEMEN HUBUNGAN DENGAN MASYARAKAT

DALAM PERSPEKTIF HADIST


Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Ilmu dan Hadist Tarbawi
Dosen: Dr. H. Maslani, M.Ag

Oleh:
FITRIA HIDAYAT
2190040052

PROGRAM PASCA SARJANA


UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LatarBelakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Menejemen Hubungan dengan Masyarakat ........................................... 3
B. Menejemen Unit Penunjang Hubungan dengan Masyarakat ............... 3
C. Hadist Tentang Menejemen Hubungan dengan Masyarakat ................ 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11
A. Kesimpulan ............................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar.Belakang
Sistem social yang kita jalani mengalami pertumbuhan dan perkembangan
yang makin kompleks.Dalam system social yang makin kompleks itu,subsistem-
subsistem yang berada di dalamnya makin saling mempengaruhi dan saling
terkait.Perubahan pada satu subsistem mengakibatkan perubahan pada keseluruh
system dan juga mengubah subsistem - subsistem lain yang ada di
dalamnya.Perubahan pada subsistem politik berdampak pada subsistem ekonomi
,budaya, dan tentu juga pendidikan.
Perubahan pada lingkungan eksternal organisassi,termasuk organisasi yang
bernama sekolah ,juga mempengaruhi lingkungan internal organisasi.Respons dari
lingkungan internal akan sangat menentukan bagaimana keberlanjutan organisasi
tersebut.Oleh sebab itu perhatian pada lingkungan eksternal menjadi perhatian
pengkaji organisasi .apalagi organisasi pun ,yang tumbuh seumpama organisme
,lingkungan internalnya makin lama makin kompleks.
Dunia pendidikan kita, mengalami begitu banyak perubahan, banyak
kepentingan di luar dunia pendidikan berusaha mempengaruhi proses pendidikan
.Ada kepentingan yang terkait langsung dengan pendidikan,ada juga kepentingan
yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan, ada juga kepentingan yang tidak
ada hubungannya dengan pendidikan tetapi kepentingan lain diluar
pendidikan.Dunia pendidikan hanya dijadikan pijakan untuk menjalankan
kepentingan yang tidak terkait dengan pendidikan.
Di sekolah sekolah akhirnya lebih banyak terdengar kepentingan pihak luar
dibandingkan sekolah menyuarakan kepentingannya ke pihak luar.Arus
komunikasi yang deras justru datang dari luar sekolah ke sekolah ,dibandingkan
sebaliknya atau setidaknya ada arus komunikasi yang sama derasnya antara dan
dari ke sekolah.Perspektif dan sudut pandang sekolah tentang berbagai masalah
pendidikan jarang terdengar.

1
Banyak ungkapan yang terkesan bijak datang dari pengelola sekolah ,yaitu
menanggapi berbagai kritik yang datang itu dengan prestasi.Namun prestasi yang
dimaksudkan ternyata jarang dikomunikasikan sehingga masyarakat luas tidak
mengetahui adanya prestasi .Kabar buruk lebih banyak menyebar dibandingkan
kabar baik yang datang dari dunia pendidikan .Seolah olah praktek komunikasi
yang berlangsung membenarkan adagium bad news is good news .Inilah latar
komunikasi dan social dunia pendidikan yang melahirkan kebutuhan untuk
memperbaharui praktik kehumasan yang dilakukan sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian menejemen hubungan masyarakat?
2. Bagaimana managemen hubungan dengan masyarakat?
3. Apa hadist tentang menejemen hubungan dengan masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian menejemen hubungan masyarakat
2. Untuk mengetahui managemen hubungan dengan masyarakat
3. Untuk mengetahui hadist tentang menejemen hubungan dengan masyarakat

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menejemen Hubungan dengan Masyarakat


1. Pengertian Menejemen Hubungan dengan Masyarakat
Kita bisa menyaksikan bagaimana kompleksitas social ini dalam bidang
pendidikan sekarang.Ada pihak yang merasa metode dan konsep pendidikannya
yang paling benar dan harus dijalankan untuk memperbaiki mutu pendidikan .Ada
pihak yang terus mengawasi pendidikan dan menunjukkan kesalahan proses
pendidikan tanpa pernah memberikan solusi untuk permasalahan yang
ditunjukkannya.Ada juga warga masyarakat yang terus mengeluhkan biaya
pendidikan ,khususnya biaya sekolah,yang makin hari makin mahal.Berbagai
permasalahan dan pandangan tentang pendidikan terus bermunculan setiap
hari.sampai sampai dalam keadaan tertentu ,membuat banyak lembaga pendidikan
seperti berat melangkah untuk melakukan perbaikan pendidikan,Melangkah salah
tidak melangkah salah , begitulah kurang lebih ungkapan untuk melukiskan
kondisi ini.
Kondisi seperti ini tentu membutuhkan pendekatan kehumasan dalam
mengatasinya.Memang kehumasan bukan satu satunya pemberi solusi terhadap
kompleksitas permasalahan pendidikan.Namun humas diharapkan dapat
memainkan peran untuk membantu menyelesikan permasalahan .Humas bisa turut
membantu menangani beberapa permasalahan pendidikan yang kita hadapi
sekarang.
Menurut Hilman manajemen adalah fungsi untuk mencapai tujuan melalui
pelantara kegiatan orang lain serta mengawasi usaha usaha setiap individu guna
mencapai tujuan yang sama.Menurut Dr.Ahuja manajemen adalah pihak –pihak
yang menawarkan atau menyediakan jasa untuk bidang yang berhubungan dengan
manajemen.Sedangkan menurut Renville Siagian manajemen adalah salah satu
bidang usaha yang bergerak dibidang jasa pelayanan yang dikelola oleh tenaga
ahli yang terlatih dan pengalaman.

3
Sedangkan Humas menurut Onong Uchjana (211) adalah fungsi
manajemen dari sikap budi yang berencana dan berkesinambungan yang dengan
itu organisasi –organisasi dan lembaga – lembaga yang bersifat umum dan pribadi
nya berupaya membina pengertian ,simpati dan dukungan dari mereka yang ada
kaitannya atau yang mungkin ada hubungan dengan jalan menilai pendapat umum
diantara mereka untuk mengkorelasikan. Menurut Ruslan (1995:8-9) humas
adalah suatu proses yang kontinyu dari usaha manajemen untuk memperoleh
kemauan baik dan pengertian dari para pelanggannya , konsumen , pegawainya
dan public umumnya.
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia Manajemen Humas adalah proses
penelitian, perencanaan, dan pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang
disponsori oleh organisasi
Kesali(1994:7-8)menunjukkan hal yang serupa yaitu(1)humas adalah
personal relations;(2)humas adalah propaganda;(3)humas adalah
publisitas;(4)humas adalah iklan gratis;(5)humas adalah menjual senyum.
Dari definifi definisi Humas tersebut juga tampak beberapa hal pokok
kehumasan, yaitu:
1.Humas merupakan fungsi manajemen ,sehingga pada manajemen apapun akan
ada humas.
2.Komunikasi terencana antara organisasi dan publik - publiknya.
3.Relasi yang saling memberi manfaat antara organisasi dan publik - publiknya.
4.Relaso organisasi dan public dibangun dan dipelihra melalui komunikasi yang
terencana yang dirancang dengan baik.
5.Publik public organisasi merupakan sumber keberhasilan organisasi.
6.Tujuan kehumasan adalah membangun saling pengertian.

Terkait dengan Humas sebagai fungsi manajemen,Horton(2007:2)menjelaskan


cakupan fungsi tersebut adalah (1)mengantisipasi,menganalisis,dan menafsirkan
opini dan sikap public serta isu isu yang kemungkinan berdampak - baik atau
buruk – terhadap rencana atau kegiatan organisasi;(2)memberikan masukan
kepada semua tingkatan manajemen dalam pengambilan kebijakan atau

4
menjalankan kegiatan.;(3)komunikasi;(4)meneliti,melaksanakan dan
mengevaluasi secara berkelanjutan program program aksi dan komunikasi agar
bisa member informasi kepada public sehingga bisa terbentuk pemahaman yang
diperlukan untuk keberhasilan organisasi;(5)merencakan dan melaksanakan
kegiatan organisasi;dan(6)menetapkan tujuan ,menyusun perencanaan ,menyusun
anggaran,merekrut dan melatih staf dan mengembangkan sarana prasarana yang
diperlukan untuk menjalankan kegiatan humas.
Dalam kajian Stroh(2007:8)ada beberapa dimensi humas yang penting
untuk difahami,karena dimensi dimensi ini terutama berkaitan dengan komunikasi
dan relasi organisasi dengan public publiknya.Dengan mengutip pandangan
sejumlah ahli humas ,Stroh menunjukkan beberapa dimensi tersebut
,yaitu(1)membangun hubungan dengan stakeholder;(2)prilaku dan pengambilan
keputusan manajemen yang membangun trust dari public;(3)reputasi melalui
tanggung jawab social dan pedulian terhadap lingkungan;(4)menjalankan peran
strategi sebagai pembuka dan fasilitator dalam membangun hubungan dengan
public;(5)hubungan yang bersifat komunal;(6)etika dan tanggung jawab
social;(7)hubungan dua arah yang simetris;(8)prilaku yang menjaga
hubungan;(9)mengukur hubungan yang harmonis yang bersifat komunal
;dan(10)pendekatan yang membangun kesamaan dan kedamaian.

B.Manajemen unit penunjang hubungan dengan masyarakat.


Meliputi:
a.Perencanaan
Sebenarmya diawali dengan analisis yang bermakna untuk melakukan kajian
atas lingkungan internal dan eksternal sekolah.kemudian hasil analisis tersebut
merupakan bahan untuk menyusun rencana .biasanya merupakan rencana
jangka panjang untuk trategi tingkat sekolah yang kemudian dijabarkan ke
dalam tujuan – tujuan jangka pendek untuk rencana pada tingkatan operasional
.Dalamperencanaan ini ,Visi sudah dinyatakan dengan tegas,begitu jiga dengan
Misi dan tujuan sekolah .

5
b.Pengimplementasian
Strategi untuk mencapai visi dan tujuan organisasi pada akhirnya harus
dijalankan.Strategi sebagus apapun menjadi tidak berguna ketika tidak
dilaksanakan.
c.Evaluasi
Meskipun evaluasi merupakan bagian dari tahap terakhir dalam proses
manjemen ,namun evaluasi bukan akhir dari segalanya justru evaluasi
merupakan langkah penting untuk menyusun perencanaan strategi berikutnya.

C.Hadist Tentang Menejemen Hubungan dengan Masyarakat


Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda:
ُْ
‫ه‬ ‫َن‬ َّ َ‫َّس‬
‫اَّللُ ع‬ ‫نف‬َ ‫َا‬
‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ‫ُر‬
ِ‫َب‬ ‫ْ ك‬‫ِن‬
‫ة م‬ً‫ب‬ ‫ُر‬
َْ ‫ك‬ ٍ‫ِن‬‫ْم‬
‫مؤ‬ُ ْ ‫َّسَ ع‬
‫َن‬ َ ْ
‫نف‬ ‫من‬ َ
َّ َ
ُ‫اَّلل‬ َ ٍ
‫يسَّر‬ ‫ْس‬
‫ِر‬ ََ
ُ ‫لى‬
‫مع‬ ‫َ ع‬ َ ْ
‫يسَّر‬ ََ
‫من‬ ‫ِ و‬ َ‫َا‬
‫مة‬ ‫ِي‬ ْ
‫الق‬ ِ‫ْم‬ َ ِ‫َب‬
‫يو‬ ‫ْ ك‬
‫ُر‬ ‫ِن‬‫ة م‬ً‫ب‬
َْ‫ُر‬ ‫ك‬
‫ِي‬ َّ ‫ه‬
‫اَّللُ ف‬ َُ‫َر‬‫ًا سَت‬ ‫ِم‬ ُ َ
‫مسْل‬ ‫َر‬‫ْ سَت‬‫من‬ََ
‫ِ و‬‫َة‬ ْ َ
‫اْلخِر‬ ‫َا و‬ ْ‫الد‬
‫ني‬ ُّ ‫ِ ف‬
‫ِي‬ ‫ْه‬
‫لي‬ََ ‫ع‬
‫ِي‬‫د ف‬ ُْ ‫َب‬ ْ ‫ن‬
‫الع‬ َ‫َا‬‫ما ك‬ َ ِ ‫َب‬
‫ْد‬ ْ ِ‫ْن‬
‫الع‬ ‫َو‬‫ِي ع‬ َّ َ
‫اَّللُ ف‬‫ِ و‬ ‫َة‬ ْ َ
‫اْلخِر‬ ‫َا و‬ ‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ
‫اَّللُ َله‬
ُ َّ َ ََّ‫ًا س‬
‫هل‬ ‫ِلم‬ ْ‫ِ ع‬ ‫ِيه‬‫ِسُ ف‬‫َم‬
‫لت‬ْ‫ي‬َ ‫ًا‬
‫ِيق‬‫َر‬‫لكَ ط‬ ََ‫ْ س‬ ََ
‫من‬ ‫ِ و‬‫َخِيه‬
‫ْنِ أ‬‫َو‬ ‫ع‬
ِ‫ُوت‬‫بي‬ُ ْ ‫ِن‬‫ْتٍ م‬‫بي‬َ ‫ِي‬ ‫ٌ ف‬ ‫َو‬
‫ْم‬ ‫َ ق‬‫َع‬‫َم‬
‫ْت‬‫ما اج‬ََ‫ِ و‬‫َّة‬
‫َن‬ ‫الج‬ْ ‫َِلى‬ ‫ًا إ‬‫ِيق‬‫َر‬‫ِ ط‬‫ِه‬ ‫ب‬
ْ
‫ِم‬‫ْه‬
‫لي‬ََ ‫ْ ع‬‫ََلت‬‫نز‬َ ‫ََِّّل‬
‫ْ إ‬‫هم‬َُ
‫ْن‬ َ ‫ه‬
‫بي‬ َ ُ‫َس‬
ُ‫ون‬ ََ
‫دار‬ ََ
‫يت‬ َّ َ
‫اَّللِ و‬ ‫َاب‬‫ِت‬ ‫ن ك‬َ‫لو‬ُْ
‫يت‬َ ِ‫اَّلل‬
َّ
َّ ْ
ُ‫اَّلل‬ ‫هم‬ ‫َر‬
َُ ‫َك‬
‫َذ‬‫ة و‬َُ
‫ِك‬‫َََلئ‬ ْ ْ
‫الم‬ ُْ
‫هم‬‫َّت‬
‫َف‬‫َح‬
‫ة و‬َُ ‫َّح‬
‫ْم‬ ‫ْ الر‬
‫هم‬ُْ
‫َت‬ ‫َش‬
‫ِي‬ ‫َغ‬ َُ
‫ة و‬ ‫السَّك‬
‫ِين‬
ُُ
‫ه‬ َ ِ
‫نسَب‬ ‫ِه‬‫ْ ب‬
‫ِع‬‫يسْر‬
ُ ْ‫ه َلم‬ َُ
ُ‫ل‬‫َم‬‫ِ ع‬
‫ِه‬‫َ ب‬‫َّأ‬
‫بط‬ َ ْ
‫من‬ََ ُ‫د‬
‫ه و‬ َْ
‫ِن‬‫ْ ع‬
‫َن‬‫ِيم‬
‫ف‬
Dari Abu Hurairah Radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahu ’Alaihi
wasallam bersabda: Siapa yang membantu menyelesaikan kesulitan seorang
mukmin dari sebuah kesulitan di antara berbagai kesulitan-kesulitan dunia,
niscaya Allah akan memudahkan salah satu kesulitan di antara berbagai
kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang
kesulitan niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan siapa
yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan aibnya di dunia dan
akhirat. Allah akan selalu menolong hambaNya selama hambaNya itu menolong

6
saudaranya. Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka akan Allah
mudahkan baginya jalan ke surga. Tidaklah sebuah kaum yang berkumpul di salah
satu rumah-rumah Allah (maksudnya masjid, pen) dalam rangka membaca kitab
Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan niscaya akan diturunkan
kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka
dikelilingi para malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk yang ada
di sisiNya. Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh
nasabnya. (HR. Muslim No. 2699, At Tirmidzi No. 1425, Abu Daud No. 1455,
4946, Ibnu Majah No. 225, Ahmad No. 7427, Al Baihaqi No. 1695, 11250, Ibnu
‘Asakir No. 696, Al Baghawi No. 130, Ibnu Hibban No. 84)
Dari kitab tersebut penulis dapat mencantumkan berbagai riwayat hadits yang
diambil dari kutub as-tis’ah, yaitu:1
 Shahih Muslim hadits no. 2699

‫ِي‬‫َب‬
‫ُ أ‬‫بن‬ ْ ِ ‫ْر‬‫بك‬َ ‫بو‬َُ
‫َأ‬‫ و‬،ُّ‫ِي‬ ‫ِيم‬ ‫َّم‬
‫َى الت‬ ‫ْي‬‫يح‬َ ُ‫بن‬ْ ‫َى‬ ‫ْي‬ َ ‫َا‬
‫يح‬ ‫ثن‬َ‫د‬
ََّ
‫ح‬
ُ‫ْظ‬ َّ َ
‫اللف‬ ‫ِيُّ – و‬ ‫دان‬ َْ
‫هم‬ ْ
َ‫ال‬ ََ
ِ‫َل‬
‫ء‬ ْ
‫الع‬ ُ
‫بن‬ْ ‫د‬ َُّ
‫َم‬ َُ
‫مح‬ ‫ و‬،‫ة‬ ََ ‫شَي‬
‫ْب‬
– ‫َا‬ َ‫د‬
‫ثن‬ ََّ
‫ ح‬:ِ‫َان‬ ‫َر‬ ْ َ
‫اْلخ‬ ‫َال‬‫نا وق‬ ََ ‫ْب‬
‫َر‬ ‫َخ‬‫ أ‬:‫َى‬ ‫ْي‬ َ َ
‫يح‬ ‫َال‬‫ ق‬،‫َى‬‫ْي‬‫َح‬
‫لي‬ِ
‫ِي‬‫َب‬
‫ْ أ‬‫َن‬ ‫ ع‬،ٍ‫ِح‬ ‫َال‬‫ِي ص‬ ‫َب‬ ‫ْ أ‬ ‫َن‬‫ ع‬،ِ‫َش‬ ‫ْم‬‫اْلَع‬
ْ ِ‫َن‬ ‫ ع‬،‫ة‬ َ‫ي‬َِ
‫َاو‬ ُ ‫بو‬
‫مع‬ َُ‫أ‬
ْ
‫من‬َ« :َ ‫لم‬ََّ‫َس‬
‫ِ و‬ ‫ْه‬
‫لي‬ََ
‫لى هللاُ ع‬ََّ ُ‫َسُو‬
‫ل هللاِ ص‬ ‫ل ر‬َ‫َا‬‫ ق‬:‫ل‬ َ‫َا‬ ‫ ق‬،‫ة‬ََ
‫ير‬َْ
‫هر‬ُ
‫ْه‬
ُ ‫َّسَ هللاُ ع‬
‫َن‬ ‫نف‬َ ،‫َا‬ ‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ِ‫َب‬‫ُر‬
‫ْ ك‬ ‫ِن‬
‫ة م‬ ً‫ب‬َْ‫ُر‬
‫ِنٍ ك‬‫ْم‬‫مؤ‬ُ ْ ‫َّسَ ع‬
‫َن‬ ‫نف‬َ
‫ِر‬
،ٍ ‫ْس‬
‫مع‬ُ ‫لى‬ ََ‫َ ع‬ َ ْ
‫يسَّر‬ ‫من‬ََ‫ و‬،ِ ‫مة‬َ‫َا‬‫ِي‬ ْ ِ
‫الق‬ ‫ْم‬
‫يو‬ ‫ُر‬
َ ِ‫َب‬ ‫ْ ك‬‫ِن‬
‫ة م‬ ً‫ب‬
َْ‫ُر‬‫ك‬
،‫ًا‬ ُ َ
‫مسْل‬
‫ِم‬ ‫َر‬‫ْ سَت‬
‫من‬ ََ
‫ و‬،ِ ‫َة‬ ْ َ
‫اْلخِر‬ ‫َا و‬ ‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ‫ِي‬ ‫ْه‬
‫ِ ف‬ ََ
‫لي‬ ‫َ هللاُ ع‬ َ
‫يسَّر‬
َ ِ
‫ما‬ ‫ْد‬‫َب‬ ْ ِ‫ْن‬
‫الع‬ ‫َو‬
‫ِي ع‬ ‫َهللاُ ف‬
‫ و‬،ِ ‫َة‬ ْ َ
‫اْلخِر‬ ‫َا و‬‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ‫ه هللاُ ف‬
‫ِي‬ ‫َر‬
َُ ‫سَت‬
2 ‫ِيه‬‫َخ‬‫ْنِ أ‬‫َو‬‫ِي ع‬‫د ف‬ ُْ
‫َب‬ ْ ‫ن‬
‫الع‬ َ‫َا‬ ‫ك‬
 Sunan at-Tirmidzi hadits no. 1425

1
Winsick, al-Mu’jam al-Mufahras, (Leiden: Maktabah Bril, 1936), juz 6, hlm. 505.
2
Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-‘Araby, tt), juz 4, hlm. 2074, hadits no.
2699.

7
‫َشِ‪،‬‬ ‫ْ اْلَع‬
‫ْم‬ ‫َن‬
‫ة‪ ،‬ع‬ ‫انَ‬
‫َ َ‬‫َو‬
‫بو ع‬ ‫َُ‬‫َا أ‬ ‫دَ‬
‫ثن‬ ‫َ‪ :‬ح‬
‫ََّ‬ ‫َال‬‫ة ق‬‫َُ‬‫ْب‬‫َي‬‫ُت‬
‫َا ق‬ ‫دَ‬
‫ثن‬ ‫ََّ‬
‫ح‬
‫ل َّ‬
‫اَّللِ‬ ‫َسُوُ‬‫ل ر‬‫َاَ‬‫َ‪ :‬ق‬‫َال‬ ‫ة ق‬‫ََ‬
‫ير‬ ‫َْ‬
‫هر‬‫ِي ُ‬ ‫َب‬‫ْ أ‬‫َن‬‫ِحٍ‪ ،‬ع‬‫َال‬ ‫ِي ص‬ ‫َب‬‫ْ أ‬‫َن‬‫ع‬
‫ْ‬
‫ِن‬ ‫ة م‬ ‫بً‬ ‫ُر‬
‫َْ‬ ‫ْم‬
‫ِنٍ ك‬ ‫ْ ُ‬
‫مؤ‬ ‫َن‬‫َّسَ ع‬
‫نف‬ ‫ْ َ‬‫من‬‫َ‪َ« :‬‬ ‫َسََّ‬
‫لم‬ ‫ِ و‬‫ْه‬‫لي‬‫ََ‬‫اَّللُ ع‬
‫لى َّ‬ ‫ََّ‬
‫ص‬
‫َة‬
‫ِ‪،‬‬ ‫ُر‬
‫َبِ اْلخِر‬ ‫ْ ك‬‫ِن‬ ‫بً‬
‫ة م‬ ‫ُر‬
‫َْ‬ ‫ه ك‬ ‫ُْ‬
‫َن‬ ‫َّسَ َّ‬
‫اَّللُ ع‬ ‫نف‬‫َا‪َ ،‬‬
‫ني‬‫الدْ‬
‫ُّ‬ ‫ُر‬
‫َبِ‬ ‫ك‬
‫َة‬
‫ِ‪،‬‬ ‫َاْلخِر‬
‫َا و‬‫ني‬‫الدْ‬
‫ُّ‬ ‫ِي‬‫اَّللُ ف‬
‫ه َّ‬ ‫َُ‬‫َر‬
‫ٍ‪ ،‬سَت‬ ‫مسْل‬
‫ِم‬ ‫ََ‬
‫لى ُ‬ ‫َر‬
‫َ ع‬ ‫ْ سَت‬ ‫ََ‬
‫من‬ ‫و‬
‫‪3‬‬
‫ِْ‬
‫د‬ ‫َب‬ ‫َو‬
‫ْنِ الع‬ ‫َ َّ‬
‫اَّللُ ف‬
‫ِي ع‬ ‫و‬
‫‪‬‬ ‫‪Sunan Abi Daud hadits no. 4946‬‬
‫َى‬ ‫َع‬
‫ْن‬ ‫ة ْ‬
‫الم‬ ‫ََ‬
‫ْب‬‫ِي شَي‬‫َب‬
‫َا أ‬ ‫ن‪ ،‬اْ‬
‫بن‬ ‫ْم‬
‫َاُ‬ ‫َع‬
‫ُث‬ ‫ٍ‪ ،‬و‬ ‫ْر‬ ‫بو َ‬
‫بك‬ ‫َُ‬ ‫َا أ‬
‫ثن‬‫دَ‬‫ََّ‬
‫ح‬
‫ٌ‬
‫ِير‬‫َر‬‫َج‬ ‫َاُ‬
‫ن و‬ ‫ْم‬‫ُث‬‫َ‪ :‬ع‬ ‫َال‬‫ة‪ ،‬ق‬ ‫يَ‬
‫َِ‬‫َاو‬
‫مع‬‫بو ُ‬ ‫َُ‬‫َا أ‬ ‫دَ‬
‫ثن‬ ‫ََّ‬ ‫َ َ‬
‫اَّل‪ :‬ح‬ ‫ق‬
‫َا‬ ‫دَ‬
‫ثن‬ ‫ََّ‬ ‫َْ‬
‫لى‪ ،‬ح‬ ‫اْلَع‬
‫ِ ْ‬ ‫َب‬
‫ْد‬ ‫ُ ع‬ ‫ُ ْ‬
‫بن‬ ‫ِل‬ ‫َا و‬
‫َاص‬ ‫دَ‬
‫ثن‬ ‫ََّ‬
‫ِيُّ‪ ،‬ح وح‬ ‫َّاز‬
‫الر‬
‫ٌ‪:‬‬
‫ِل‬ ‫َ و‬
‫َاص‬ ‫َال‬
‫َق‬‫ِحٍ‪ – ،‬و‬ ‫ِي صَال‬ ‫َب‬‫ْ أ‬ ‫َن‬‫َشِ‪ ،‬ع‬ ‫اْلَع‬
‫ْم‬ ‫َنِ ْ‬‫ٌ‪ ،‬ع‬‫َاط‬‫َسْب‬
‫أ‬
‫َب‬
‫ِي‬ ‫ْ أ‬ ‫ُوا – ع‬
‫َن‬ ‫َق‬ ‫َّ َّ‬
‫اتف‬ ‫ثم‬‫ِحٍ ُ‬‫َال‬ ‫ِي ص‬ ‫َب‬‫ْ أ‬‫َن‬‫ُ ع‬ ‫ُدْ‬
‫ِثت‬ ‫َ‪ :‬ح‬‫َال‬‫ق‬
‫َّسَ‬
‫نف‬ ‫ْ َ‬
‫من‬‫َ‪َ« :‬‬‫َال‬
‫َ ق‬‫لم‬‫َسََّ‬
‫ِ و‬‫ْه‬ ‫ََ‬
‫لي‬ ‫ََّ‬
‫لى هللاُ ع‬ ‫َّب‬
‫ِيِ ص‬ ‫َنِ الن‬ ‫ََ‬
‫ة ع‬ ‫َْ‬
‫ير‬ ‫ُ‬
‫هر‬
‫ً‬
‫بة‬ ‫َْ‬‫ُر‬
‫ه ك‬ ‫ُْ‬‫َن‬ ‫َّسَ َّ‬
‫اَّللُ ع‬ ‫نف‬‫َا‪َ ،‬‬ ‫ني‬‫الدْ‬
‫ُّ‬ ‫ُر‬
‫َبِ‬ ‫ْ ك‬‫ِن‬
‫ة م‬‫بً‬‫َْ‬‫ُر‬‫ٍ ك‬‫ِم‬ ‫ْ ُ‬
‫مسْل‬ ‫َن‬
‫ع‬
‫َ َّ‬
‫اَّللُ‬ ‫ٍ‪َ ،‬‬
‫يسَّر‬ ‫ْس‬
‫ِر‬ ‫مع‬‫لى ُ‬‫ََ‬‫َ ع‬‫يسَّر‬‫ْ َ‬‫من‬‫ََ‬
‫ِ‪ ،‬و‬ ‫مة‬‫َاَ‬
‫ِي‬ ‫ِ ْ‬
‫الق‬ ‫ْم‬
‫يو‬‫َبِ َ‬‫ُر‬
‫ْ ك‬‫ِن‬‫م‬
‫َر‬
‫َ‬ ‫ٍ سَت‬ ‫مسْل‬
‫ِم‬ ‫لى ُ‬ ‫ََ‬ ‫َر‬
‫َ ع‬ ‫ْ سَت‬‫من‬ ‫ََ‬
‫ِ‪ ،‬و‬ ‫َة‬ ‫َ ْ‬
‫اْلخِر‬ ‫َا و‬ ‫الدْ‬
‫ني‬ ‫ُّ‬ ‫ِي‬‫ِ ف‬‫ْه‬ ‫ََ‬
‫لي‬ ‫ع‬
‫ْد‬
‫ِ‬ ‫َب‬ ‫ْنِ ْ‬
‫الع‬ ‫َو‬ ‫َ َّ‬
‫اَّللُ ف‬
‫ِي ع‬ ‫َة‬
‫ِ‪ ،‬و‬ ‫َ ْ‬
‫اْلخِر‬ ‫َا و‬ ‫الدْ‬
‫ني‬ ‫ُّ‬ ‫ِ ف‬
‫ِي‬ ‫ْه‬ ‫ََ‬
‫لي‬ ‫اَّللُ ع‬
‫َّ‬
‫د‪َ :‬لم‬
‫ْ‬ ‫َُ‬
‫داو‬‫بو َ‬‫َُ‬
‫َ أ‬ ‫َال‬ ‫ِ» ق‬‫َخِيه‬‫ْنِ أ‬‫َو‬
‫ِي ع‬ ‫د ف‬ ‫ُْ‬‫َب‬ ‫ن ْ‬
‫الع‬ ‫َاَ‬‫ما ك‬ ‫َ‬
‫ٍ‪»4‬‬ ‫ْس‬
‫ِر‬ ‫مع‬‫لى ُ‬‫ََ‬
‫َ ع‬ ‫ْ َ‬
‫يسَّر‬ ‫ََ‬
‫من‬ ‫يَ‬
‫ة «و‬ ‫َِ‬‫َاو‬‫مع‬ ‫َب‬
‫ِي ُ‬ ‫ْ أ‬ ‫َن‬
‫ن ع‬‫َاُ‬‫ْم‬
‫ُث‬ ‫ُر‬
‫ْ ع‬ ‫يْ‬
‫ذك‬ ‫َ‬
‫‪‬‬ ‫‪Syarah‬‬
‫ُْ‬
‫ه‬ ‫َّسَ هللاُ ع‬
‫َن‬ ‫نف‬ ‫َا َ‬
‫ني‬‫الدْ‬
‫ُّ‬ ‫ُر‬
‫َبِ‬ ‫ْ ك‬‫ِن‬
‫ة م‬‫بً‬ ‫ُر‬
‫َْ‬ ‫ْم‬
‫ِنٍ ك‬ ‫ْ ُ‬
‫مؤ‬ ‫َن‬‫َّسَ ع‬
‫نف‬ ‫ْ َ‬
‫من‬‫َ‬
‫ِ‬
‫مة‬‫َاَ‬‫ِي‬ ‫ِ ْ‬
‫الق‬ ‫ْم‬ ‫َبِ َ‬
‫يو‬ ‫ُر‬
‫ْ ك‬‫ِن‬‫ة م‬ ‫بً‬
‫َْ‬‫ُر‬
‫ك‬

‫‪3‬‬
‫‪at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Maktabah wa Mathba’ah Mushtafa al-Halaby, 1975), juz 4, hlm.‬‬
‫‪34, hadits no. 1425.‬‬
‫‪4‬‬
‫‪Abi Dawud, Sunan Abi Dawud, (Beirut : al-Maktabah al-‘Ashriyyah, tt), juz 4, hlm. 287, hadits‬‬
‫‪no. 4946.‬‬

‫‪8‬‬
Barangsiapa yang menolong mengatasi kesulitan mukmin di dunia, Allah SWT
akan menghilangkan kesusahannya di akhirat.

‫َّس‬
Perkataan َ ‫نف‬َbermakna memberi peluang orang untuk bisa bernafas dengan
lega. Kalimat ‫َّسَ كربة‬
‫نف‬ َ berarti membantu orang yang sedang mengalami

kesulitan. Dalam riwayat lain, redaksinya adalah:


ْ
‫ِن‬ ً‫ب‬
‫ة م‬ ‫ُر‬
َْ ُْ
‫ه ك‬ ‫َن‬
‫اَّللُ ع‬
َّ َ ‫َر‬
‫َّج‬ ً‫ب‬
‫ة ف‬ ‫ُر‬
َْ ‫ٍ ك‬
‫ِم‬ ُ ْ
‫مسْل‬ ‫َن‬ ‫َر‬
‫َّج‬
‫َ ع‬ ‫ْ ف‬ ََ
‫من‬ ‫و‬
‫مة‬َ‫َا‬‫ِي‬ ْ ِ
‫الق‬ ‫ْم‬‫يو‬ ‫ُر‬
َ ِ‫َب‬ ‫ك‬
Barangsiapa meringankan penderitaan seorang muslim, Allah SWT akan
meringankan beban dia dari berbagai beban penderitaan di hari Kiamat.5
Perbuatan semacam ini termasuk akhlak yang mulia yang cukup besar pahalanya,
terutama pada hari Kiamat oleh Allah SWT bakal dibebaskan dari segala
kesulitan. Hari Kiamat adalah hari kesulitan yang dialami oleh manusia, kecuali
yang selama hidupnya di dunia sering memberikan bantuan mengatasi kesulitan
sesamanya. Adapun cara mengatasi kesulitan sesama, tergantung pada yang
dibutuhkannya, baik yang bersifat materi atau pun immateri. Menolong orang
yang teraniaya, mengobati orang sakit, memberikan bimbingan atau nasihat pada
yang membutuhkannya, mendengarkan keluhan yang mencurahkan isi hatinya,
juga termasuk pada perbuatan yang bisa memudahkan kesulitan hari Kiamat.6

‫َا‬
‫ني‬ْ‫الد‬
ُّ ‫ِي‬ ‫ْه‬
‫ِ ف‬ ََ
‫لي‬ ‫َ هللاُ ع‬ َ ٍ
‫يسَّر‬ ‫ِر‬‫ْس‬
‫مع‬ ََ
ُ ‫لى‬ ‫َ ع‬ َ ْ
‫يسَّر‬ ‫من‬ََ
‫و‬
‫َة‬
ِ ‫َْلخِر‬
‫و‬
Barangsiapa yang membantu memudahkan orang yang kesulitan, Allah akan
memberikan kemudahan baginya di dunia dan di akhirat.
Memberikan kemudahan bagi yang sedang kesulitan, sebenarnya hampir sama
dengan memberikan peluang seperti pada kalimat sebelumnya. Namun yang
kedua ini lebih khusus pada memperlancar sesamanya dalam menjalankan usaha,

5
ash-Shan’any, Subul as-Salam, (Dar al-Hadits, tt), juz 2, hlm. 638.
6
Q.s An-Nisa ayat 85.

9
baik yang bersifat duniawi, seperti perniagaan, maupun ukhrawi peribadatan dan
kewajiban keagamaan.7Allah SWT berfirman:

‫َع‬
ْ ‫يشْف‬
َ ْ ََ
‫من‬ ‫ها و‬َْ ‫ٌ م‬
‫ِن‬ ‫ِيب‬‫نص‬ ُ‫ْ َل‬
َ ‫ه‬ ‫ُن‬
‫يك‬َ ‫ة‬ًَ
‫َسَن‬
‫ة ح‬ًَ ‫ْ شَف‬
‫َاع‬ ‫يشْف‬
‫َع‬ َ ْ
‫من‬َ
‫ُل‬
ِ ‫لى ك‬ََ
‫اَّللُ ع‬
َّ ‫ن‬ َ‫َا‬
‫َك‬ َْ
‫ها و‬ ‫ٌ م‬
‫ِن‬ ‫ْل‬‫ِف‬
‫ه ك‬ُ‫ْ َل‬‫ُن‬
‫يك‬ ًَ
َ ‫ة‬ ‫ة سَيِئ‬ًَ ‫شَف‬
‫َاع‬
8‫ِي‬
‫مق‬ُ ٍْ‫شَي‬
‫ء‬
Barangsiapa yang memberikan syafa’at yang baik, niscaya ia akan memperoleh
bagian (pahala) daripadanya. Dan barangsiapa yang memberi syafa`at yang
buruk, niscaya ia akan memikul bagian (dosa) daripadanya. Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
Memberikan syafaat yang baik adalah menolong orang lain, memberikan jalan
keluar, dalam mengatasi kesulitan, atau mencegahnya dari berbagai kemadaratan.
Membuka jalan untuk mendapatkan kebaikan, berarti member syafa’at yang baik.
Memberi peluang untuk keburukan, berarti memberi syafaat yang buruk9.

Rasul SAW bersabda:

10ِ
‫ِه‬ ‫َاع‬
‫ِل‬ ‫ف‬ ‫ْر‬
ِ ‫َج‬ ‫ْل‬
‫ُ أ‬ ‫ِث‬ ُ‫ل‬
‫ه م‬ ََ ‫ْر‬
‫ٍ ف‬ ‫َي‬ ََ
‫لى خ‬ ‫َّ ع‬
‫دل‬ َ ْ
‫من‬َ

Barangsiapa yang memberi petunjuk (bimbingan) kepada kebaikan, maka


baginya pahala seperti orang yang berbuat kebaikan itu.

7
ibid
8
Q.S An-Nisa ayat 85.
9
al-Jazairi, Aysar at-Tafasir, (Madinah : Maktabah al-‘Ulum wa al-Hikam, 2003), juz 1, hlm. 516-
517.
10
Muslim , Shahih.., juz 3, hlm. 1506, hadits no. 1893.

10
BAB III
PENUTUP

A. simpulan
Manajemen Humas adalah proses penelitian (analisis), perencanaan, dan
pengevaluasian suatu kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abi Dawud, Sunan Abi Dawud, (Beirut : al-Maktabah al-‘Ashriyyah, tt).


al-Jazairi, Jabir bin Musa, Aysar at-Tafasir, (Madinah : Maktabah al-‘Ulum wa al-
Hikam, 2003).
ash-Shan’any, Subul as-Salam, (Dar al-Hadits, tt).
‘Asqalany, Ibnu Hajar, Bulugh al-Maram min Adillat al-Ahkam, (Riyad: Dar
Athlas, 2000).
at-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Maktabah wa Mathba’ah Mushtafa al-Halaby,
1975)
Fath al-Bari, (Beirut: Dar al-Ma’rifah, 1379 H).
Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, (Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyyah, tt).
Iriantara, Yosal, Menejemen Humas Sekolah( PT Remaja Rosdakarya: Bandung
2013)
Mulyasa, E, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Remaja Rosdakarya:
Bandung, 2013)
Muslim, Shahih Muslim, (Beirut: Dar Ihya at-Turats al-‘Araby, tt).
Nasution, Zulkarnain, Menejemen Humas di Lembaga Pendidikan, (UMM Press:
Malang, 2010)
Rahmat, Abdul, Menejemen Humas Sekolah, ( Ideas Publishing : Yogyakarta,
2013)
Winsick, al-Mu’jam al-Mufahras, (Leiden: Maktabah Bril, 1936).

12

Anda mungkin juga menyukai