DALAM PROYEK,
RUMUS-RUMUS
MATEMATIS
PERHITUNGAN
NILAI WAKTU
TENTANG UMUR
PROYEK
01 Manajemen Proyek
03 Aspek-aspek Manajemen
07 Studi Kasus
Manajemen Proyek
Manajemen proyek konstruksi
� adalah
merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan Manajemen Waktu Proyek
�
Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang berguna
sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan.
Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang manajer proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan manajer
proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan dalam
menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu proyek,
seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan oleh tim
proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar
kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Hubungan antara Biaya dan Waktu
�
�
Gambar 2.1 Grafik hubungan waktu-biaya Gambar 2.2 Grafik hubungan waktu dengan biaya
normal dan dipercepat untuk suatu kegiatan total, biaya langsung, dan biaya tidak langsung
Biaya total proyek sama dengan penjumlahan dari biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya total proyek
sangat bergantung pada waktu penyelesaian proyek. Hubungan antara biaya dengan waktu dapat dilihat pada
Gambar 2.1. Titik A pada gambar menunjukan kondisi normal, sedangkan titik B menunjukan kondisi dipercepat. Garis
yang menghubungkan antar titik tersebut disebut kurva waktu dan biaya. Gambar 2.1 memperlihatkan bahwa
semakin besar penambahan jumlah jam kerja (lembur) maka akan semakin cepat waktu penyelesaian proyek, akan
tetapi sebagai konsekuensinya maka terjadi biaya tambahan yang akan dikeluarkan semakin besar. Gambar 2.2
menunjukan hubungan biaya langsung, biaya tak langsung dan total biaya dalam suatu grafik dan terlihat bahwa
optimum didapat dengan mencari total biaya proyek yang terkecil.
Rumus-rumus Matematis Perhitungan
Earned Value Nilai Waktu
�
�
Seperti dijelaskan pada Gambar 2, manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua dimensi saja yaitu hubungan
yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya rencana, dengan manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak
dapat diketahui. Pada Gambar 3, dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun kenyataan bahwa
biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah
sesuai dengan target rencana. Sebaliknya, metode Earned Value Concept memberikan dimensi yang ketiga selain
biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan
atau disebut Earned Value atau Percent Complete.
Ada tiga elemen dasar yang menjadi acuan dalam
menganalisa kinerja dari proyek berdasarkan
konsep earned value. Ketiga elemen tersebut
�
�
adalah:
1. Planned Value (PV) merupakan anggaran biaya
yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja
yang telah disusun terhadap waktu.
2. Actual Cost (AC) adalah representasi dari
keseluruhan pengeluaran yang dikeluarkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode
tertentu. Actual Cost dapat berupa kumulatif
hingga periode perhitungan kinerja atau jumlah
biaya pengeluaran dalam periode waktu
tertentu.
3. Earned Value (EV) adalah nilai yang diterima
dari penyelesaian pekerjaan selama periode Gambar 4 Grafik kurva S Earned Value
waktu tertentu. Earned Value ini dihitung
berdasarkan akumulasi dari pekerjaan-
pekerjaan yang telah diselesaikan.
Dengan menggunakan indikator BCWP dan BCWS selanjutnya dapat dihitung dan
dianalisis kinerja proyek dari sisi waktu meliputi :
�
�
Angka negatif varian jadwal yang menunjukkan bahwa jadwal melebihi dari yang
direncanakan. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai jadwal.
Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana lebih cepat dari yang
direncanakan.
2. Schedule Performance Index (SPI)
Indeks Nilai Keterangan
Faktor efisiensi kinerja dalam menyelesaikan
�
�
>1 Kinerja Proyek
pekerjaan dapat diperlihatkan oleh
perbandingan antara nilai pekerjaan yang secara fisik SPI lebih cepat dari
telah diselesaikan (BCWP) dengan rencana jadwal rencana
pengeluaran biaya yang dikeluarkan berdasar <1 Kinerja Proyek
rencana pekerjaan (BCWS). lebih lambat dari
jadwal rencana
Rumus untuk Schedule Performance Index adalah:
=1 Kinerja Proyek
SPI = BCWP /BCWS (2) sama dengan
Nilai SPI menunjukkan seberapa besar pekerjaan jadwal rencana
yang mampu diselesaikan (relatif terhadap proyek
keseluruhan) terhadap satuan pekerjaan yang
Tabel 2, menunjukkan rincian analisis
direncanakan. Nilai SPI kurang dari 1 menunjukkan
indeks performa.
bahwa kinerja pekerjaan tidak sesuai dengan yang
diharapkan karena tidak mampu mencapai target
pekerjaan yang sudah direncanakan.
3. Prediksi Waktu Penyelesaian Akhir Proyek
Pentingnya menghitung SPI adalah untuk memprediksi secara statistik waktu yang dibutuhkan
�
�
untuk menyelesaikan proyek, dengan memakai BCWP dan BCWS perkiraan waktu penyelesaian
pada akhir proyek dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Data pada penelitian ini diperoleh dari Tim Pelaksana Proyek Pembangunan Gedung Hotel Fave
Kotabaru Yogyakarta yang kami ambil dari salah satu jurnal.
Data Proyek
Nama Proyek : Pembangunan Gedung Hotel FaveKotabaru Yogyakarta
Alamat Proyek : Jl. I Dewa Nyoman Oka, No. 30, Kotabaru, Yogyakarta
Schedule Rencana : 40 Minggu
Biaya (RAB) : Rp. 17.818.600.711,62
Analisa earned value dilakukan pada peninjauan bulan ke -7 yaitu pada minggu ke 25-28. Hasil
�
�
lapran kondisi proyek pada minggu ke-28 dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini:
Gambar 5 Grafik Kurva S Laporan Progres (Sumber: Tim Pelaksana Proyek Hotel
Fave Kotabaru)
1. Perhitungan Budgeted Cost Of Work Scheduled (BCWS)
Perhitungan BCWS pada minggu ke-25 dapat dihitung dengan cara bobot komulatif rencana
�
schedule pada minggu ke-25 dikalikan jumlah anggaran biaya pekerjaan (RAB kontrak).
�
28 58,91 Rp 10.496.173.491,68
2. Perhitungan Budgeted Cost Of Work Performed (BCWP)
Perhitungan BCWP pada minggu ke-25 dapat dihitung dengan cara bobot komulatif aktual
�
(realisasi progres pelaksanaan) pada minggu ke-25 dikalikan jumlah anggaran biaya pekerjaan
�
Untuk hasil perhitungan pada minggu selanjutnya dengan cara yang sama dapat
dilihat pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5 Nilai SV minggu ke 25-28
Minggu Nilai Ket
Ke - SV
minggu 28 proyek terus mengalami keterlambatan dan keterlambatannya meningkat seperti dapat
dilihat pada Gambar 6 berikut ini:
Peningkatan keterlambatan dapat dilihat dari minggu ke minggu dimana nilai SV semakin menurun.
Keadaan ini sangat penting untuk segera dilakukan pengendalian lebih lanjut agar performa proyek
dapat meningkat kembali.
Nilai SPI pada minggu ke-25 dapat dihitung dari nilai BCWP pada minggu ke-25 dibagi dengan
BCWS pada minggu ke-25, sebagai berikut :
�
�
dimana indeks performa pekerjaan mengalami penurunan seperti dapat dilihat pada
�
rerata perbulan sampai proyek selesai diasumsikan sama seperti pada saat
peninjauan bulan ke-7.
Perkiraan waktu untuk pekerjaan total sampai proyek selesai dapat dihitung menggunakan Rumus 4
dengan asumsi keadaan kinerja berlangsung seperti saat evaluasi dilakukan (tidak mengalami
�
�
perubahan yang signifikan).
Hasil prakiraan proyek akan selesai selama 48 minggu. Proyek akan mengalami keterlambatan
sebesar 8 minggu, atau kurang lebih sekitar 2 bulan dari jadwal yang sudah direncanakan yaitu 40
minggu. Untuk mengatasi keterlambatan yang cukup besar ini maka pihak proyek harus segera
melakukan tindakan agar proyek tidak megalami kerugian yang besar.
Diketahui faktor utama keterlambatan pada proyek ini adalah faktor keuangan. Apabila kondisi
keuangan belum stabil alangkah baiknya pryek dapat dihetikan semetara guna mengurangi biaya
tidak langsung yang dikeluarkan. Selanjutnya, setelah kondisi keuangan stabil dapat dimulai kembali
dengan melakukan re-scheduling terlebih dahulu agar proyek dapat berjalan degan baik.
SESI DISKUSI
TERIMAKASIH