Anda di halaman 1dari 5

NAMA : KADEK HELIA RAYANI

NIM : 2007511272
ABSEN :7
KELAS : UNO104E C4 EP
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

RMK RPS 5
Ejaan Bahasa Indonesia
1. Pengertian dan Macam-macam Ejaan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) adalah pedoman ejaan bahasa
Indonesia yang terbaru yang menjadi acuan dalam penulisan bahasa
Indonesia. Ejaan bahasa Indonesia yang sebelumnya berlaku dikenal dengan EYD,
yaitu Ejaan Yang Disempurnakan.
Menggunakan bahasa Indonesia yang hanya dianggap sebagai pelengkap dan
sekadar tahu sehingga bahasa yang digunakan bisa melenceng dari peraturan ejaan
bahasa Indonesia yang seharusnya yang telah ditetapkan, kurangnya minat membaca
masyarakat, minimnya informasi tentang penggunaan huruf kapital yang benar sesuai
dengan ejaan bahasa Indonesia, minimnya informasi tentang penggunaan tanda baca yang
benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia, kurangnya motivasi untuk dapat menulis
teks yang penggunaan huruf kapital dan tanda bacanya sesuai dengan ejaan bahasa
Indonesia. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, digunakanlah PUEBI (Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia) yang akan memacu dan memberikan pengunaan bahasa yang
baik dan benar kepada mahasiswa ataupun masyarakat. Sehingga bahasa Indonesia dapat
ditulis sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
Adapun macam-macam ejaan menurut perkembangannya, antara lain:
1) Ejaan Ophujsen (1901).
2) Ejaan Soewandi atau ejaan Republik (1947).
3) Ejaan Pembaharuan Bahasa Indonesia atau Ejaan Prijono-Katoppo (1956).
4) Ejaan Melindo (Melayu Indonesia) (1959).
5) Ejaan Baru Bahasa Indonesia atau Ejaan Bahasa Indonesia LBK
(Lembaga Bahasa dan Kesusastraan) (1966).
6) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972).

2. Sejarah Perkembangan Ejaan


Ejaan bahasa Indonesia sudah mengalami beberapa kali perubahan dan
penyempurnaan. Ejaan bahasa Indonesia petama kali yaitu pada tahun 2015 yang diawali
dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini merupakan perubahaan keempat
dan menggantikan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD). Perkembangan
ejaan bahasa Indonesia sudah dimulai sejak zaman kolonial Belanda, awal kemerdekaan
Indonesia, dan hingga ejaan yang dipakai saat ini.

3. Penulisan Huruf
A. Huruf Besar dan Huruf Kapital
Huruf Kapital disebut juga Huruf Besar, adalah huruf yang berukuran dan
berbentuk khusus atau lebih besar dari huruf biasa, biasanya digunakan sebagai
huruf pertama atau awalan kalimat dari kata pertama dalam kalimat, huruf
pertama nama diri, dan sebagainya yang sesuai dengan aturan ejaan.Seperti yang
sudah dijelaskan tadi penggunaan huruf kapital dalam bahasa Indonesia harus
sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Huruf besar dan huruf kapital digunakan untuk hal-hal berikut:
1) Awal kalimat dan huruf pertama petikan langsung. Contoh: Dia berangkat
ke sekolah. Ibu bertanya,” Mengapa kamu menangis?”
2) Ungkapan yang berhubungan dengan hal keagamaan, kitab suci, nama
Tuhan, termasuk kata gantinya. Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Islam,
Kristen, Alkitab
B. Huruf Miring
Pengertian huruf miring adalah huruf yang tercetak miring atau dalam
terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk
memberikan penekanan pada sebuah kata, bagian kata atau kelompok kata dengan
tujuan berbeda. Di samping itu, berbagai huruf tersebut juga dipakai untuk
menunjukkan sebuah istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Huruf
miring digunakan untuk hal-hal berikut:
1) Menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam
karangan. Contoh: majalah Tempo, harian Kompas. buku Dasar- dasar
Penulisan.
2) Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh: Bab ini tidak membicarakan…, Huruf pertama kata abad ialah a.

4. Penulisan Kata
A. Kata Dasar
Kata dasar adalah kata yang belum memiliki imbuhan, sehingga belum
mengalami perubahan bentuk dan makna. Kata dasar dapat diartikan
sebagai awalan kata yang membentuk kata yang lebih besar. Sebagai contoh kata
dasar diantara yaitu: makan, tidur, baca, tulis, masak, sapu.
B. Kata Turunan
Kata turunan atau kata berimbuhan merupakan kata dasar yang telah diberi
imbuhan, baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), serta
awalan-akhiran (konfiks). Perubahan kata terjadi karena adanya penambahan
imbuhan awalan, akhiran, awalan-akhiran, dan sisipan pada kata dasarnya.
Contohnya yaitu, membaca, menulis, memasak dll.
C. Kata Ulang
Kata ulang merupakan bentuk kata yang diperoleh melalui proses
pengulangan, baik secara keseluruhan, sebagian, maupun perubahan. Kata
ulang dapat dibagi ke dalam beberapa jenis. Pembagian ini didasarkan pada
bentuk kata dan makna yang terbentuk.
D. Gabungan Kata
Menurut Rahma Barokah dalam buku Berfikir Cerdas dengan Bahasa
Indonesia (2021), gabungan kata adalah gabungan morfem dasar yang mana
seluruhnya memiliki status sebagai kata dengan pola fonologis, gramatikal serta
semantis yang khusus, sesuai kaidah bahasa yang bersangkutan.
E. Kata Ganti
Kata ganti adalah salah satu bagian dari kaidah ejaan bahasa
Indonesia. Kata ganti biasa digunakan untuk mengetahui bentuk kalimat atau
objek yang merujuk pada bentuk subjek atau saling berhubungan satu sama lain.
Objek tersebut bisa berupa kata benda yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan.
F. Kata Depan
Kata depandisebut dengan preposisi. Kata depan biasanya terletak di
posisi depan tepat sebelum kata lain. Kata lain yang dimaksud adalah kata benda,
kerja, dan keterangan lain. Kata depan ini akan berfungsi memperkuat
makna kata di belakangnya.
G. Kata Sandang
Kata sandang atau yang disebut dengan artikel merupakan jenis kata tugas
dalam bahasa Indonesia. Menurut Harimurti Kridalaksana Kelas Kata dalam
Bahasa Indonesia (1990) artikula adalah kategori yang mendampingi nomina
dasar, nominal deverbal, pronominal, dan verba pasif dalam konstruksi
eksosentrik.
H. Partikel
Partikel adalah kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak
mempunyai arti leksikal. Arti suatu kata tugas ditentukan oleh kaitannya dengan
kata lain dalam suatu frasa atau kalimat dan tidak bisa digunakan secara lepas
atau berdiri sendiri.
I. Angka dan Lambang Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan dalam
pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk
mewakili suatu bilangan disebut sebagai angka atau lambang bilangan.

5. Penggunaan Tanda Baca


Penggunaan tanda baca adalah untuk menunjukkan struktur sebuah kalimat,
menentukan intonasi, serta jeda pada saat pembacaan. Tanda baca adalah simbol yang
tidak ada hubungannya dengan suara, kata, atau frasa dalam suatu bahasa. Tanda baca itu
sendiri berperan menunjukkan sebuah struktur tulisan, intonasi, dan jeda pada saat
pembacaan. Umumnya, tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan adalah titik
(.), koma (,), titik dua (:), titik koma (;), tanda tanya (?), tanda seru (!), dan tanda petik
("). Aturan tanda baca berbeda antarbahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang.
Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada
pilihan penulis.
6. Unsur Serapan
Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang telah diserap ke
bentuk bahasa dan telah digunakan oleh pemakaiannya secara umum. Cara pemakaian
dan penulisannya dapat disesuaikan dengan kaidah dan ejaan yang berlaku. Proses
penyerapan bahasa Indonesia dapat dilakukan secara umum dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi kata serapan ialah memperkaya kosa kata dan memberikan pengetahuan lebih
tentang bahasa asing kepada pemakai Bahasa Indonesia. Sementara itu, ciri-ciri kata
serapan di antaranya mempunyai makna tunggal, tidak memiliki kata sinonim maupun
antonim di dalam kalimat, dan maknanya tidak berubah adanya suatu perubahan, namun
juga dapat berupa penyesuaian yang diberikan berupa lafal atau ejaan.

Anda mungkin juga menyukai